Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MOMENTUM LINIER

Nama : Fadli Surya Gumilar


NIM : 2000019002
Prodi/Kelas : Teknik Industri / A

LABORATORIUM FISIKA
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2020
MOMENTUM LINIER

A. Tujuan Percobaan
1. Memahami proses terjadinya tumbukkan
2. Menentukan kecepatan benda setelah terjadi tumbukkan
3. Memamahi dan menentukan selisih energi kinetik sebelum dan sesudah terjadi tumbukkan

B. Alat dan Bahan


1. Dua buah bola biliar sama besar
2. Satu buah bola kecil
3. Wadah berbentuk cekung
4. Timbangan
5. Lintasan
6. Penggaris

C. Dasar Teori
Momentum linier (untuk selanjutnya disebut momentum) suatu benda didefinisikan
sebagai hasil kali massa dengan kecepatannya. Pada praktikum ini, akan dilakukan percobaan
dan analisis mengenai momentum linier.

1. Momentum
Momentum merupakan besaran vektor, sehingga penjumlahan momentum mengikuti
aturan penjumlahan vektor. Arah momentum sama dengan arah kecepatan, dan besar
momentum dapat ditentukan menggunakan persamaan 1.
p =mv …………………………………………………………………(1)
dimana:
p : momentum(kg.m/s
m : massa benda(kg)
v : kecepatan (m/s)
Berdasarkan persamaan 1, dapat diketahui sebuah hubungan antara momentum, massa
dan kecepatan benda. Semakin besar massa benda dan kecepatan yang dimiliki, maka nilai
momentum yang bekerja juga akan semakin besar. Analogi sederhananya adalah jika
sebuah mobil yang begerak dengan kecepatan tinggi mempunyai momentum yang lebih
besar dibandingkan dengan mobil yang lambat, dimana kedua mobil memiliki massa yang
sama. Sebuah truk yang berat akan mempunyai momentum yang lebih besar jika
dibandingkan dengan sebuah mobil kecil yang berjalan dengan kecepatan yang sama.
Semakin besar momentum yang dimiliki suatu benda, maka semakin sulit untuk
menghentikannya, dan semakin besar efek yang diakibatkannya jika diberhentikan dengan
tabrakkan atau tumbukan. Untuk merubah momentum suatu benda (baik untuk menaikkan
atau menurunkan sampai benda berhenti ataupun merubah arah geraknya) dibutuhkan
sebuah gaya.
Berkaitan dengan Hukum II Newton yang berkaitan dengan gerak suatu benda,
menyatakan bahwa kecepatan perubahan momentum suatu benda sama dengan gaya total
yang diberikan padanya. Pernyataan diatas dapat dirumuskan dengan persamaan 2.

…………………………………………………………..………(2)
Jika ∆p adalah hasil perubahan momentum yang terjadi selama selang waktu ∆t, maka
persamaan di atas dapat dinyatakan dalam persamaan 3.

……………………………. (3)

2. Impuls
Impuls (I) didefinisikan sebagai hasil kali gaya dengan selang waktu gaya itu bekerja
pada suatu benda. Impuls menyebabkan perubahan momentum, sehingga besar dan
arahnya sama dengan besar dan arah perubahan momentum. Persamaan 4 dapat digunakan
untuk menentukan besaran Impuls yang bekerja.

I = F∆t =∆p = m(v-v0) …………………………………………………..(4)

Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa “pada peristiwa tumbukan, jumlah


momentum benda-benda sebelum dan sesudah tumbukan adalah tetap, asalkan tidak ada
gaya luar yang bekerja pada benda-benda itu”. Misalnya saja dua buah bola bilyar masing-
masing memiliki massa m1 dan m2. Keduanya bergerak saling mendekati dengan kecepatan
masing-masing v1 dab v2. Jika diasumsikan gaya eksternal total sistem dua bola ini adalah
nol (∑F1 = 0), artinya gaya yang signifikan hanyalah gaya yang diberikan tiap bola ke bola
lainnya ketika terjadi tumbukan. Maka impuls untuk masing-masing bola ditunjukkan oleh
persamaan 5 dan persamaan 6.

I1 = F1 ∆t = ∆p1 = m1 (v1‘-v1) …………………………………………………. (5)


I2 = F2 ∆t = ∆p2 = m2 (v2‘-v2) …………………………………………………. (6)
Pada saat kedua bola itu bertumbukan, maka ada gaya-gaya yang bekerja pada kedua bola
dan aplikasi Hukum III Newton, ditunjukkan oleh persamaan 7.
Faksi = -Freaksi
F12 = -F21
F1∆t = -F2∆t
m1 (v1‘-v1) = -m2 (v2‘-v2)
m1v1‘ – m1v1 = -m2v2‘ + m2v2
m1v1 + m2v2 = m1v1‘ + m2v2‘

∑Psebelum tumbukan = ∑Psetelah tumbukan


atau
m1 (v1’-v1) = m2 (v2‘-v2) …………………………………….…………………(7)

D. Data Percobaan
l = (90.1 ± 0.025 ) cm
Tabel 1. Data Percobaan
No m1 (g) m2 (g) m3 (g)
1. 199,5 202,7 63,8
2. 199,7 202,9 63,9
3. 199,5 202,8 63,9
4. 199,6 202,7 63,6
5. 199,5 202,7 63,7

Tabel 2. Data Percobaan Berdasarkan Video 1


Sebelum Tumbukan Setelah Tumbukan
No
V1 (m/s) V2 (m/s) V’1 (m/s) V’2 (m/s)
1 0,614 -0,600 -0,422 0,504
2 0,636 -0,583 -0,480 0,584
3 0,680 -0,602 -0,458 0,584
4 0,644 -0,588 -0,400 0,467
5 0,550 -0,519 -0,351 0,442
Tabel 3. Data Percobaan Berdasarkan Video 2
Sebelum Tumbukan Setelah Tumbukan
No
V1 (m/s) V3 (m/s) V’1 (m/s) V’3 (m/s)
1 0,694 -0,591 0,193 0,951
2 0,712 -0,595 0,271 1,130
3 0,707 -0,628 0,498 1,087
4 0,710 -0,634 0,111 1,017
5 0,712 -0,606 0,144 1,013

Keterangan:
M1 : massa bola 1
V1 : kecepatan sebelum tumbukan bola 1
V’1 : kecepatan setelah tumbukan bola 1
M2 : massa bola 2
V2 : kecepatan sebelum tumbukan bola 2
V’2 : kecepatan setelah tumbukan bola 2
M3 : massa bola 3
V3 : kecepatan sebelum tumbukan bola 3
V’3 : kecepatan setelah tumbukan bola 3

E. Analisis Data dan Pembahasan


Perhitungan Massa Bola (Satuan Internasional)
Tabel 4. Massa Bola 1 (m1)
No. m (kg) m − m (kg) ( m − m) 2 (𝒌𝒈𝟐 )
1 0,1995 -0,00006 3,60 x 10-9
2 0,1997 0,00014 1,96 x 10-8
3 0,1995 -0,00006 3,60 x 10-9
4 0,1996 0,00004 1,60 x 10-9
5 0,1995 -0,00006 3,60 x 10-9
∑ 0,9978 0,00000 3,20 x 10-8

𝛴𝑚 𝟎,𝟗𝟗𝟕𝟖
𝑚= = = 0,1996 𝑘𝑔
𝑛 5
𝛴(𝑚−𝑚)2 −𝟖
𝟑,𝟐𝟎 𝐱 𝟏𝟎
𝑆𝑚̄ = √ =√ 20 = 4,00 𝑥 10−5 = 0,00004 𝑘𝑔
𝑛(𝑛−1)

Jadi, m = (0,1996 + 0,00004)kg

Tabel 5. Massa Bola 2 (m2)


No. m (kg) m − m (kg) ( m − m) 2 (𝒌𝒈𝟐 )
1 0,2027 -0,00006 3,60 x 10-9
2 0,2029 0,00014 1,96 x 10-8
3 0,2028 0,00004 1,60 x 10-9
4 0,2027 -0,00006 3,60 x 10-9
5 0,2027 -0,00006 3,60 x 10-9
∑ 1,0138 0,00000 3,20 x 10-8

𝛴𝑚 𝟏,𝟎𝟏𝟑𝟖
𝑚= = = 0,2028 𝑘𝑔
𝑛 5

𝛴(𝑚−𝑚)2 𝟑,𝟐𝟎 𝒙 𝟏𝟎 −𝟖
𝑆𝑚̄ = √ =√ 20 = 4,00 𝑥 10−5 = 0,00004 𝑘𝑔
𝑛(𝑛−1)

Jadi, m = (0,2028 + 0,00004) kg

Tabel 6. Massa Bola 3 (m3)


No. m (kg) m − m (kg) ( m − m) 2 (𝒌𝒈𝟐 )
1 0,0638 0,00002 4,00 x 10-10
2 0,0639 0,00012 1,44 x 10-8
3 0,0639 0,00012 1,44 x 10-8
4 0,0636 -0,00018 3,24 x 10-8
5 0,0637 -0,00008 6,40 x 10-9
∑ 0,3189 0,00000 6,80 x 10-8

𝛴𝑚 𝟎,𝟑𝟏𝟖𝟗
𝑚= = = 0,0638 𝑘𝑔
𝑛 5

𝛴(𝑚−𝑚)2 −𝟖
𝟔,𝟖𝟎 𝐱 𝟏𝟎
𝑆𝑚̄ = √ =√ 20 = 6,00 𝑥 10−5 = 0,00006 𝑘𝑔
𝑛(𝑛−1)

Jadi, m = (0,0638 + 0,00006) kg


Analisis Kecepatan untuk Video 1
Tabel 7. Kecepatan Bola 1 Sebelum Tumbukan
(𝒗𝟏 − 𝒗𝟏 )𝟐
No. 𝒗𝟏 (m/s) 𝒗𝟏 − 𝒗𝟏 (m/s)
(𝒎𝟐 /𝒔𝟐 )
1. 0,614 -0,0108 1,17 x 10-4
2. 0,636 0,0112 1,25 x 10-4
3. 0,680 0,0552 3,05 x 10-3
4. 0,644 0,0192 3,69 x 10-4
5. 0,550 -0,0748 5,60 x 10-3
∑ 3,124 0,0000 9,25 x 10-3

𝛴𝑣1 𝟑.𝟏𝟐𝟒
𝑣1 = = = 0,625 𝑚/𝑠
𝑣 5

𝛴(𝑣1 −𝑣1 )𝟐 𝟗,𝟐𝟓 𝐱 𝟏𝟎 −𝟑


𝑆𝑣̄ = √ =√ 20 = 2,15 𝑥 10−2 = 0,02151 𝑚/𝑠
𝑛(𝑛−1)

Jadi, 𝑣1 = (0.625 + 0,02151) m/s

Tabel 8. Kecepatan Bola 2 Sebelum Tumbukan


(𝒗𝟐 − 𝒗𝟐 )𝟐
No. 𝒗𝟐 (m/s) 𝒗𝟐 − 𝒗𝟐 (m/s)
(𝒎𝟐 /𝒔𝟐 )
1. -0,600 -0,0216 4,67 x 10-4
2. -0,583 -0,0046 2,12 x 10-5
3. -0,602 -0,0236 5,57 x 10-4
4. -0,588 -0,0096 9,22 x 10-5
5. -0,519 0,0594 3,53 x 10-3
∑ -2,892 0,0000 4,67 x 10-3

𝛴𝑣2 −𝟐,𝟖𝟗𝟐
𝑣2 = = = −0,578 𝑚/𝑠
𝑣 5

𝛴(𝑣2 −𝑣2 )𝟐 𝟒,𝟔𝟕 𝐱 𝟏𝟎 −𝟑


𝑆𝑣̄ = √ =√ 20 = 1,53 𝑥 10−2 = 0,01527 𝑚/𝑠
𝑛(𝑛−1)

Jadi, 𝑣2 = (0,578 + 0,01527) m/s


Tabel 9. Kecepatan Bola 1 Setelah Tumbukan

No. 𝒗′𝟏 (m/s) (𝒗′𝟏 − 𝒗′𝟏 )𝟐


𝒗′𝟏 − 𝒗′𝟏 (m/s)
(𝒎𝟐 /𝒔𝟐 )
1. -0,422 0,0002 4,00 x 10-8
2. -0,480 -0,0578 3,34 x 10-3
3. -0,458 -0,0358 1,28 x 10-3
4. -0,400 0,0222 4,93 x 10-4
5. -0,351 0,0712 5,07 x 10-3
∑ -2,111 0,0000 1,02 x 10-2

𝛴𝑣′1 −𝟐,𝟏𝟏𝟏
𝑣′1 = = = −0.422 𝑚/𝑠
𝑣 5

𝛴(𝑣′1 −𝑣′1 )𝟐 𝟏,𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎 −𝟐


𝑆𝑣̄ = √ =√ 20 = 2,26 𝑥 10−2 = 0,02257 𝑚/𝑠
𝑛(𝑛−1)

Jadi, 𝑣′1 = (−0.422 + 0,02257) m/s

Tabel 10. Kecepatan Bola 2 Setelah Tumbukan

No. 𝒗′𝟐 (m/s) (𝒗′𝟐 − 𝒗′𝟐 )𝟐


𝒗′𝟐 − 𝒗′𝟐 (m/s)
(𝒎𝟐 /𝒔𝟐 )
1. 0,504 -0,0122 1,49 x 10-4
2. 0,584 0,0678 4,60 x 10-3
3. 0,584 0,0678 4,60 x 10-3
4. 0,467 -0,0492 2,42 x 10-3
5. 0,442 -0,0742 5,51 x 10-3
∑ 2,581 0,0000 1,73 x 10-2

𝛴𝑣′2 𝟐,𝟓𝟖𝟏
𝑣′2 = = = 0.516 𝑚/𝑠 (𝑣′2 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛)
𝑣 5

𝛴(𝑣′2 −𝑣′2 )𝟐 𝟏,𝟕𝟑 𝒙 𝟏𝟎 −𝟐


𝑆𝑣̄ = √ =√ 20 = 2,94 𝑥 10−2 = 0,02938 𝑚/𝑠
𝑛(𝑛−1)

Jadi, 𝑣′2 = (0.516 + 0,02938) m/s

Menentukan Kecepatan Benda Setelah Tumbukan


Pawal = Pakhir
P1 + P2 = P’1 + P’2
m1v1 + m2 v2 = m1 v’1 + m2 v’2
𝑚1 (𝑣1 −𝑣 ′ 1 ) + 𝑚2 𝑣2 [0,1996 𝑥 (0,625−(−0,422))]+[0,2028 𝑥 (−0,578)]
𝑣 ′ 2 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = =
𝑚2 0,2028

= 0,452 m/s

jadi secara perhitungan v’2 = 0.452 m/s


dan secara percobaan v’2 = 0,516 m/s

v percobaan − v perhitungan 0,516−0,452
% ralat relatif =  100% = | | 𝑥100% = 14,18%
v perhitungan 0,452

Pembuktian Energi Kinetik


Setelah diketahui m dan v maka harga energi kinetik dapat diketahui menggunakan
1
persamaan EK = mv2
2

m1 v1 EK1 m2 v2 EK 2 v'1 EK'1 v' 2 EK ' 2

0,1996 0,625 0,0390 0,2028 -0,578 0,0339 -0,422 0,0178 0,516 0,0270

Energi Kinetik (digunakan untuk menentukan jenis tumbukan)


EK1 + EK2 = EK’1 + EK’2
1 1 1 1
m1v1 + m2 v 2 = m1v'1 + m2 v' 2
2 2 2 2

2 2 2 2
1 1
( 0,1996 𝑥 0,6252 ) + ( 0,2028 𝑥 (−0,5782 ))
2 2
1 1
= ( 0,1996 𝑥 (−0,4222 )) + ( 0,2028 𝑥 0,5162 )
2 2
0,0390 + 0,0339 = 0,0178 + 0,0270
0,0729 Joule = 0,0448 Joule

Energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan, tidak sama besar.

Koefisien restitusi yang bekerja adalah:

𝑣1′ − 𝑣2′ −0,422 − 0,516 −0,938


𝑒=| |=| |=| | = 0,780
𝑣1 − 𝑣2 0,625 − (−0,578) 1,203
Terjadi Tumbukan Lenting Sebagian.
Analisis Kecepatan untuk Video 2
Tabel 11. Kecepatan Bola 1 Sebelum Tumbukan
(𝒗𝟏 − 𝒗𝟏 )𝟐
No. 𝒗𝟏 (m/s) 𝒗𝟏 − 𝒗𝟏 (m/s)
(𝒎𝟐 /𝒔𝟐 )
1. 0,694 -0,0130 1,69 x 10-4
2. 0,712 0,0050 2,50 x 10-5
3. 0,707 0,0000 0,00 x 100
4. 0,710 0,0030 9,00 x 10-6
5. 0,712 0,0050 2,50 x 10-5
∑ 3,535 0,0000 2,28 x 10-4

𝛴𝑣1 𝟑,𝟓𝟑𝟓
𝑣1 = = = 0,707 m/s
𝑣 5

𝛴(𝑣1 −𝑣1 )𝟐 𝟐,𝟐𝟖 𝐱 𝟏𝟎 −𝟒


𝑆𝑣̄ = √ =√ 20 = 3,38 𝑥 10−3 = 0,00338 𝑚/𝑠
𝑛(𝑛−1)

Jadi, 𝑣1 = (0,707 + 0,00338) m/s

Tabel 12. Kecepatan Bola 3 Sebelum Tumbukan


(𝒗𝟑 − 𝒗𝟑 )𝟐
No. 𝒗𝟑 (m/s) 𝒗𝟑 − 𝒗𝟑 (m/s)
(𝒎𝟐 /𝒔𝟐 )
1. -0,591 0,0198 3,92 x 10-4
2. -0,595 0,0158 2,50 x 10-4
3. -0,628 -0,0172 2,96 x 10-4
4. -0,634 -0,0232 5,38 x 10-4
5. -0,606 0,0048 2,30 x 10-5
∑ -3,054 0,0000 1,50 x 10-3

𝛴𝑣3 −𝟑,𝟎𝟓𝟒
𝑣3 = = = -0.611 m/s
𝑣 5

𝛴(𝑣3 −𝑣3 )𝟐 𝟏,𝟓𝟎 𝒙 𝟏𝟎 −𝟑


𝑆𝑣̄ = √ =√ 20 = 8,66 𝑥 10−3 = 0,00866 𝑚/𝑠
𝑛(𝑛−1)

Jadi, 𝑣3 = (-0,611 +0,00866) m/s


Tabel 13. Kecepatan Bola 1 Setelah Tumbukan

No. 𝒗′𝟏 (m/s) (𝒗′𝟏 − 𝒗′𝟏 )𝟐


𝒗′𝟏 − 𝒗′𝟏 (m/s)
(𝒎𝟐 /𝒔𝟐 )
1. 0,193 -0,0504 2,54 x 10-3
2. 0,271 0,0276 7,62 x 10-4
3. 0,498 0,2546 6,48 x 10-2
4. 0,111 -0,1324 1,75 x 10-2
5. 0,144 -0,0994 9,88 x 10-3
∑ 1,217 0,0000 9,55 x 10-2

𝛴𝑣′1 𝟏,𝟐𝟏𝟕
𝑣′1 = = = 0,243 𝑚/𝑠
𝑣 5

𝛴(𝑣′1 −𝑣′1 )𝟐 𝟗,𝟓𝟓 𝒙 𝟏𝟎 −𝟐


𝑆𝑣̄ = √ =√ 20 = 6,91 𝑥 102 = 0,06911 𝑚/𝑠
𝑛(𝑛−1)

Jadi, 𝑣′1 = (0.243 +0,06911) m/s

Tabel 14. Kecepatan Bola 3 Setelah Tumbukan

No. 𝒗′𝟑 (m/s) (𝒗′𝟑 − 𝒗′𝟑 )𝟐


𝒗′𝟑 − 𝒗′𝟑 (m/s)
(𝒎𝟐 /𝒔𝟐 )
1. 0,951 -0,0886 7,85 x 10-3
2. 1,130 0,0904 8,17 x 10-3
3. 1,087 0,0474 2,25 x 10-3
4. 1,017 -0,0226 5,11 x 10-4
5. 1,013 -0,0266 7,08 x 10-4
∑ 5,198 0,0000 1,95 x 10-2

𝛴𝑣′3 𝟓,𝟏𝟗𝟖
𝑣′3 = = = 1,040 𝑚/𝑠 (𝑣′3 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛)
𝑣 5

𝛴(𝑣′3 −𝑣′3 )𝟐 𝟏,𝟗𝟓 𝐱 𝟏𝟎 −𝟐


𝑆𝑣̄ = √ =√ 20 = 3,12 𝑥 10−2 = 0,03121 𝑚/𝑠
𝑛(𝑛−1)

Jadi, 𝑣′3 = (1,040 +0,03121) m/s

Menentukan kecepatan benda b setelah tumbukan


Pawal = Pakhir
P1 + P3 = P’1 + P’3
m1v1 + m3 v3 = m1 v’1 + m3 v’3
𝑚1 (𝑣1 − 𝑣 ′1 ) + 𝑚3 𝑣3
𝑣 ′ 3 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 =
𝑚3
[0,1996 𝑥 (0,707 − 0,243)] + [0,0638 𝑥 (−0,611)]
= = 0,840 𝑚/𝑠
0,0638
jadi secara perhitungan v’3 = 0,840 m/s
dan secara percobaan v’3 =1,040 m/s

v percobaan − v perhitungan 1,040−0,840
% ralat relatif =  100% = | | 𝑥100% = 23,80%
v perhitungan 0,840

Pembuktian Energi Kinetik


Setelah diketahui m dan v maka energy kinetic dapat diketahui menggunakan persamaan
1
EK = mv2
2

m1 v1 EK1 𝑚3 𝑣3 𝐸𝐾3 v'1 EK'1 𝑣′3 𝐸𝐾′3

0,1996 0,707 0,0499 0,0638 -0,611 0,0119 0,243 0,0059 1,040 0,0345

Energi Kinetik (digunakan untuk menentukan jenis tumbukan)


EK1 + EK3 = EK’1 + EK’3
1 1 1 2 1 2
𝑚1 𝑣1 2 + 𝑚3 𝑣3 2 = 𝑚1 𝑣′1 + 𝑚3 𝑣′3
2 2 2 2
1 1
( 0,1996 𝑥 0,7072 ) + ( 0,0638 𝑥 (−0,6112 ))
2 2
1 1
= ( 0,1996 𝑥 (0,2432 )) + ( 0,0638 𝑥 1,0402 )
2 2
0,0499 + 0,0119 = 0,0059 + 0,0345
0,0618 Joule = 0,0404 Joule

Energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan, tidak sama besar.

Koefisien restitusi yang bekerja adalah:

𝑣1′ − 𝑣3′ 0,243 − 1,040 −0,797


𝑒=| |=| |=| | = 0,605
𝑣1 − 𝑣3 0,707 − (−0,611) 1,318
Terjadi Tumbukan Lenting Sebagian.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan 2 buah percobaan untuk mengamati tumbukan yang
terjadi antara 2 buah bola. Percobaan pertama dilakukan menggunakan bola 1 dengan massa
0,1996 kg dan bola 2 dengan massa 0,2028 kg. Mula-mula bola 1 bergerak dengan kecepatan
terukur 0,625 m/s sedangkan bola 2 bergerak dengan terukur kecepatan 0,578 m/s (arah
berlawanan dengan bola 1). Kedua bola tersebut bergerak saling mendekat hingga terjadi
tumbukan. Setelah terjadi tumbukan, kecepatan terukur bola 1 berubah menjadi 0,422 m/s
(berlawanan arah dengan bola 2) sedangkan bola 2 memiliki kecepatan terukur sebesar 0,516
m/s.
Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum, nilai momentum sebelum dan sesudah
terjadi tumbukan adalah sama besar. Dengan menggunakan prinsip momentum, impuls dan
Hukum III Newton, diperoleh nilai kecepatan bola 2 setelah tumbukan (v2’) terhitung sebesar
0,452 m/s. Dengan demikin, terdapat ralat relatif sebesar 14,18%. Ralat ini terjadi sebagai
respon atas kesalahan yang terjadi ketika dilakukan percobaan, baik kesalahan acak (random
error) seperti ketelitian praktikan membaca hasil percobaan maupun kesalahan sistematis
(systematic error) seperti kalibrasi alat.
Selain itu, praktikan juga mengamati tumbukan yang terjadi antara bola 1 dengan bola 2
menggunakan nilai energi kinetik dan koefisien restitusi sebagai parameter. Berdasarkan
analisis data yang dilakukan, diperoleh harga energi kinetik sebelum tumbukan sebesar 0,0729
Joule. Sedangkan energi kinetik setelah tumbukkan adalah 0,0448 Joule. Adapun, koefisien
restitusinya adalah 0,780 (0 ≤ e ≤ 1). Dengan demikian, tumbukan yang terjadi adalah
tumbukan lenting sebagian.
Pada percobaan kedua, digunakan bola 1 dengan massa 0,1996 kg dan bola 3 dengan
massa 0,0638 kg. Mula-mula bola 1 bergerak dengan kecepatan terukur 0,707 m/s sedangkan
bola 3 bergerak dengan terukur kecepatan 0,611 m/s (arah berlawanan dengan bola 1). Kedua
bola tersebut bergerak saling mendekat hingga terjadi tumbukan. Setelah terjadi tumbukan,
kecepatan terukur bola 1 berubah menjadi 0,243 m/s (searah dengan bola 3) sedangkan bola
3 memiliki kecepatan terukur sebesar 1,040 m/s.
Dengan menggunakan prinsip momentum, impuls dan Hukum III Newton, diperoleh nilai
kecepatan bola 3 setelah tumbukan (v3’) terhitung sebesar 0,840 m/s. Dengan demikin,
terdapat ralat relatif sebesar 23,80%.
Praktikan juga mengamati tumbukan yang terjadi antara bola 1 dengan bola 3
menggunakan nilai energi kinetik dan koefisien restitusi sebagai parameter. Berdasarkan
analisis data yang dilakukan, diperoleh harga energi kinetik sebelum tumbukan sebesar 0,0618
Joule. Sedangkan energi kinetik setelah tumbukkan adalah 0,0404 Joule. Adapun, koefisien
restitusinya adalah 0,605 (0 ≤ e ≤ 1). Dengan demikian, tumbukan yang terjadi adalah
tumbukan lenting sebagian.

F. Kesimpulan
Berdasarkan data percobaan dan analisis data yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pada percobaan pertama, setelah terjadi tumbukan, kecepatan terukur bola 1 adalah 0,422
m/s (berlawanan arah dengan bola 2) sedangkan bola 2 memiliki kecepatan terukur
sebesar 0,516 m/s.
2. Nilai kecepatan bola 2 setelah tumbukan (v2’) terhitung sebesar 0,452 m/s.
3. Ralat relatif pada percobaan pertama adalah 4,18%.
4. Ralat relatif terjadi akibat kesalahan ketika dilakukan percobaan, baik kesalahan acak
(random error) seperti ketelitian praktikan membaca hasil percobaan maupun kesalahan
sistematis (systematic error) seperti kalibrasi alat.
5. Energi kinetik sebelum tumbukan sebesar 0,0729 Joule. Sedangkan energi kinetik setelah
tumbukkan adalah 0,0448 Joule. Adapun, koefisien restitusinya adalah 0,780 (0 ≤ e ≤ 1).
6. Tumbukan yang terjadi adalah tumbukan lenting sebagian.
7. Pada percobaan kedua, setelah terjadi tumbukan, kecepatan terukur bola 1 adalah 0,243
m/s (searah dengan bola 3) sedangkan kecepatan terukur bola 3 sebesar 1,040 m/s.
8. Nilai kecepatan bola 3 setelah tumbukan (v3’) terhitung sebesar 0,840 m/s.
9. Ralat relatif pada percobaan kedua adalah 23,80%.
10. Energi kinetik sebelum tumbukan sebesar 0,0618 Joule. Sedangkan energi kinetik setelah
tumbukkan adalah 0,0404 Joule. Adapun, koefisien restitusinya adalah 0,605 (0 ≤ e ≤ 1).
11. Tumbukan yang terjadi adalah tumbukan lenting sebagian.
G. Daftar Pustaka
Tipler, Paul A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik – Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai