Pencegahan Dan Pengobatan Infeksi Virus
Pencegahan Dan Pengobatan Infeksi Virus
Disusun oleh :
Diaz Rizky
Yuziwanti Panggabean
Infeksi virus kadang sulit dibedakan dengan infeksi bakteri. Bila kondisi tersebut terjadi,
dokter dapat menjalankan kultur, yaitu pengambilan sampel darah atau urine pasien, guna
diperiksa di laboratorium. Pada beberapa kasus, dokter juga dapat menjalankan biopsi,
yaitu pengambilan sampel jaringan tubuh yang terinfeksi untuk diteliti di bawah
mikroskop.
Selain pemberian vaksin, dokter juga dapat memberikan immunoglobulin, bagian dari
plasma darah yang mengandung antibodi untuk melawan penyakit. Terapi ini berguna
bagi pasien yang mengalami gangguan kekebalan tubuh. Sejumlah infeksi virus yang
dapat dicegah dengan pemberian immunoglobulin, antara lain adalah HIV, hepatitis A,
hepatitis B, hepatitis C, influenza, rabies, dan infeksi Varicella zoster.
Immunoglobulin didapatkan dari darah pendonor yang sudah dipastikan sehat,
terutama dari infeksi seperti hepatitis dan HIV/AIDS. Immunoglobulin kemudian akan
disuntikkan ke otot atau pembuluh darah pasien. Dosis immunoglobulin yang diberikan
tergantung kepada berat badan pasien. Lazimnya, dosis berkisar antara 400-600 miligram
per kilogram berat badan (mg/kg) dalam satu bulan
Pada umumnya, pasien memerlukan suntik immunoglobulin tiap 3-4 minggu. Hal
ini karena darah memecah immunoglobulin selama periode tersebut, sehingga pasien
perlu disuntik kembali agar sistem kekebalan tubuhnya terus melawan infeksi.
Langkah lain untuk mencegah infeksi virus, di antaranya adalah:
1. Selalu mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum atau setelah beraktivitas
2. Mengonsumsi makanan yang sudah dimasak hingga matang
3. Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi dan benda yang terkontaminasi
virus
4. Menghindari gigitan serangga, seperti nyamuk
5. Menutup mulut dan hidung dengan tangan atau tisu bila batuk atau bersin
6. Melakukan hubungan seks yang aman, misalnya dengan mengenakan kondom dan
setia terhadap satu pasangan.