Anda di halaman 1dari 2

A.

IBU HAMIL
a. Kondisi ideal untuk ibu hamil sehat (layak hamil):
1) Usia antara 20 – 35 tahun
b. Pemeriksaan kehamilan selama masa pandemi:
1) Pemeriksaan kehamilan pertama oleh dokter untuk skrining faktor resiko, buat
janji agar tidak menunggu lama.
2) Tunda pemeriksaan kehamilan trimester 2 (dapat melalui tele konsultasi klinis)
kecuali ada tanda bahaya.
a) Pastikan gerak janin diawali usia kehamilan 20 minggu.
b) Setelah usia kehamilan 28 minggu, hitung gerakan janin (minimal 10 gerakan
per 2 jam)
3) Pemeriksaan kehamilan trimester 3 harus dilakukan 1 bulan sebelum taksiran
persalinan.
c. Manfaatkan Buku KIA sebagai media KIE manfaatkan media komunikasi untuk
konsultasi
d. Ibu hamil, keluarga dan kader berperan aktif dalam memantau tanda bahaya
kehamilan.
e. Buat janji jika ada keluhan /kondisi yang membutuhkan pemeriksaan dan
penanganan.

B. IBU BERSALIN
a. Rujukan persalinan terencana untuk ibu hamil berisiko. Saat merujuk pasien, sesuai
prosedur pencegahan COVID-19.
b. Segera ke Fasilitas Kesehatan jika sudah ada tanda-tanda persalinan. Ibu dengan
status ODP, PDP, atau terkonfirmasi COVID-19 bersalin di RS rujukan COVID-19. Ibu
lainnya bersalin di fasyankes sesuai kondisi kebidanan
c. Penggunaan face shield pada neonatus menjadi alternatif untuk pencegahan
penularan covid-19 pada neonatus.
d. Lakukan KB pasca salin sesuai prosedur, diutamakan menggunakan MKJP.
e. Menjamin ketersediaan masker bagi ibu bersalin, nakes menggunakan APD.

C. IBU NIFAS
a. Harus memahami tanda bahaya di masa nifas. Jika ada resiko/tanda bahaya,
periksakan ke tenaga kesehatan.
b. Jadwal Kunjungan Nifas:
1) KF 1 dilakukan di Fasyankes
2) KF 2, 3, 4 dilakukan dengan metode kunjungan rumah atau pemantauan dengan
media online
c. Pelayanan KB tetap sesuai jadwal dengan membuat perjanjian dengan petugas

D. IBU MENYUSUI
Upaya pencegahan penularan COVID 19. Adapun Konseling menyusui meliputi:
a. Menyusui langsung hanya untuk ibu dengan status ODP dengan pencegahan Covid-
19 secara umum
1) Cuci tangan sebelum menyentuh bayi, payudara, atau pompa ASI
2) Gunakan masker saat menyusui
b. Ibu dengan status PDP/Terkonfirmasi Covid 19, sementara memberikan ASI perah,
sampai dinyatakan negatif
1) Cuci tangan sebelum menyentuh bayi, payudara, pompa ASI, atau botol
2) Gunakan masker saat memerah ASI
3) Bersihkan pompa ASI setiap kali dipakai

E. BAYI BARU LAHIR


a. Perawatan bayi baru lahir termasuk imunisasi tetap diberikan.
b. Melaksanakan SHK (Skrining Hipotiroid Kongenital): Pengambilan sampel SHK
dilakukan setelah 24 jam sebelum ibu dan bayi pulang dari fasyankes (idealnya pada
48-72 jam setelah lahir)
c. Jadwal Kunjungan Neonatus:
1) KN 1 dilakukan di Fasyankes,
2) KN 2 dan 3 dilakukan dengan metode kunjungan rumah atau pemantauan dengan
media online
d. Segera ke fasyankes bila ada tanda bahaya pada bayi baru lahir

F. BAYI DAN BALITA


a. Wilayah PSBB/ COVID positif:
1) Pelayanan balita di posyandu ditiadakan
2) Pemantauan tumbuh kembang mandiri di rumah dengan buku KIA, (kunjungan
rumah untuk balita berisiko)
3) Pelayanan imunisasi di faskes dengan janji temu
b. Wilayah tidak PSBB atau tidak ada COVID positif:
1) Pemerintah Daerah menentukan bisa/tidaknya Pelayanan posyandu
2) Jika bisa maka diterapkan pencegahan infeksi dan physical distancing
3) Jika tidak maka pelayanan balita seperti pada wilayah PSBB

Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. 2020. Revisi 2:


Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, Dan Bayi Baru Lahir Di Era
Adaptasi Kebiasaan Baru. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai