Makalah KLP Keluarga 1
Makalah KLP Keluarga 1
KELAS 3B
Disusun Oleh :
Penyusun
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
`BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. TUJUAN.......................................................................................................1
BAB II KONSEP DASAR......................................................................................2
A. KONSEP KELUARGA................................................................................2
1. Definisi Keluarga......................................................................................2
2. Ciri-Ciri Keluarga......................................................................................2
3. Tipe atau Bentuk Keluarga........................................................................3
4. Tujuan Dasar Keluarga..............................................................................6
5. Tahap Perkembangan Keluarga.................................................................6
6. Fungsi Keluarga......................................................................................11
7. Tugas Kesehatan Keluarga......................................................................13
8. Tingkat Kemandirian...............................................................................14
9. Peran Keluarga........................................................................................15
C. Masalah Penyakit .......................................................................................18
1. Definisi Perokok Aktif dan pasif ............................................................18
2. Bahaya Merokok.....................................................................................18
BAB III ASKEP ...................................................................................................23
BAB V PENUTUP.................................................................................................50
Kesimpulan …………………………………………………………………….67
Saran…………………………………………………………………………68
Daftar Pustaka........................................................................................................69
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi dengan nilai modernisasi telah merubah tatanan perilaku dan nilai
suatu bangsa, mengerus dan mematikan nilai-nilai kearifan lokal suatu daerah
(localy wisdom), terutama nilai dan pranata keluarga dengan anak remaja. Remaja
menganggap nilai kearifan lokal terlalu mengikat, tradisional, dan ketinggalan
zaman. Kondisi ini berdampak pada kualitas hidup remajadengan mengakibatkan
semakin lunturnya nilai budaya bangsa dan budaya kearifan lokal keluarga.
Keluarga sebagai pranata sosial pertama berperan dalam menanamkan nilai
kearifan dalam pengasuhan anak. Keperawatan keluarga sebagai bentuk layanan
primer keluarga di komunitas dapat memberikan metode asuhan dalam
memfasilitasi perkembangan keluarga yang sehat melalui penanaman
danpelestarian nilai kearifan lokal dalam pranata keluarga. Oleh karena itu,
diperlukan suatu invensi metode baru dalam pemberian asuhan keperawatan
keluarga dalam mencapai keluarga yang sehat, mandiri, dan produktif dalam
mencapai siklus perkembangannya sesuai karakter bangsa.
Tata nilai budaya bangsa perlu dipotong dengan karakter dan menatalitas
remaja dalam tatanan pranata keluarga sebai produksi yang kukuh dalam
membangun. Pembangunan generasi muda yang sehat, produktif dan berkarakter
dan mampu berkompetisi global (global advantage) tidak terlepas dari peran serta
keluarga. Komunikasi dalam keluarga akan membentuk sikap dan perilaku
remaja, sehingga keluarga sebagai lembaga sosial memiliki peran dan fungsi
mempertahankan nilai kearifan lokal melalui pelaksanaan struktur, proses, fungsi
keluarga dalam mencapai tugas (Susanto, dkk., 2019).
B. Tujuan
2. Tujuan Khusus
berikut:
Lendah, Kulonprogo
Jatirejo
BAB II
KONSEP DASAR
A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga
2. Ciri-Ciri Keluarga
6. Fungsi Keluarga
9. Peran Keluarga
Tidak mudah untuk mendefinisikan remaja secara tepat, karena banyak sekali
sudut pandang yang dapat digunakan dalam mendefinisikan remaja. Kata “remaja”
berasal dari bahasa Latin adolescene berarti to grow atau to grow maturity. Banyak
tokoh yang memberikan definisi remaja, seperti DeBrun mendefinisikan remaja
sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak- kanak dan dewasa.
Papalia dan Olds tidak memberikan pengertian remaja secara eksplisit melainkan
secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence). Menurut Papalia dan
Olds, masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan
dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada
usia akhir belasan tahun atau awal dua puluh tahun. Sedangkan Anna Freud,
berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi
perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan
juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orang tua dan cita-cita mereka, di
mana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.
1. Usia 11 tahun adalah usia di mana pada umumnya tanda-tanda sekunder mulai nampak.
2. Pada masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil baligh, baik menurut adat
maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-
anak.
3. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti
tercapainya identitas ego (menurut Ericson), tercapainya fase genital dari perkembangan
psikose9ksual (menurut Freud), dan tercapainya puncak perkembangan kognitif (menurut
Piaget), maupun moral (menurut Kohlberg).
4. Batas usia 24 tahun adalah merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang
bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orangtua,
belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orangtua.
5. Dalam definisi tersebut, status perkawinan sangat menentukan apakah individu masih
digolongkan sebagai remaja ataukah tidak (Putro, 2017).
Delapan Tahap perkemabangan psikosial menurut Erikson (dalam Hall dan Lindze, 2004)
adalah sebagai berikut :
1. Kepercayaan dasar versus kecurigaan dasar (0-1 tahun)
2. Otonomi versus rasa bersalah (1-3 tahun)
3. Inisiatif versus rasa bersalah (3-5 tahun)
4. Kerajinan versus inferioritas (5-11 tahun)
5. Ikatan identitas versus kebingungan peran (12-18 tahun)
6. Intimasi versus isolasi (18-35 tahun)
7. Generativity versus stagnasi (35-55 tahun)
8. Integritas ego versus keputusasaan (lebih dari 55 tahun) (Agus, 2018).
Ciri-ciri Remaja
Seperti halnya pada semua periode yang penting, sela rentang kehidupan masa remaja
mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelumnya dan
sesudahnya. Masa remaja ini, selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orang
tuanya. Menurut Sidik Jatmika, kesulitan itu berangkat dari fenomena remaja sendiri dengan
beberapa perilaku khusus, yakni:
1. Remaja mulai menyampaikan kebebasannya dan haknya untuk mengemukakan
pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini dapat menciptakan ketegangan dan
perselisihan, dan bias menjauhkan remaja dari keluarganya.
2. Remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman-temannya daripada ketika mereka masih
kanak-kanak. Ini berarti bahwa pengaruh orang tua semakin lemah. Anak remaja
berperilaku dan mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan bertentangan dengan
perilaku dan kesenangan keluarga. Contoh-contoh yang umum adalah dalam hal mode
pakaian, potongan rambut, kesenangan musik yang kesemuanya harus mutakhir.
3. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya maupun
seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai muncul bisa menakutkan, membingungkan
dan menjadi sumber perasaan salah dan frustrasi.
4. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri (over confidence) dan ini bersama-sama
dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan sulit menerima nasihat dan
pengarahan oangtua (Putro, 2017).
Selanjutnya, Sidik Jatmika, menjelaskan adanya kesulitan yang sering dialami kaum
remaja yang betapapun menjemukan bagi mereka dan orangtua, medrupakan bagian yang
normal dari perkembangan remaja itu sendiri. Beberapa kesulitan atau bahaya yang mungkin
dialami kaum remaja antara lain:
1. Variasi kondisi kejiwaan. Suatu saat mungkin ia terlihat pendiam, cemberut, dan
mengasingkan diri, tetapi pada saat yang lain terlihat sebaliknya, periang, berseri-seri
dan yakin. Perilaku yang sulit ditebak dan berubah-ubah ini bukanlah sesuatu yang
abnormal.hal ini hanyalah perlu diprihatinkan dan menjadi kewaspadaan bersama
manakala telah menjerumuskan remaja dalam kesulitan-kesulitan di sekolah atau
kesulitan dengan teman-temannya
2. Rasa ingin tahu seksual dan coba-coba. Hal ini merupakan sesuatu yang normal dan
sehat. Rasa ingin tahu seksual dan bangkitnya rasa birahi adalah normal dan sehat.
Ingat, perilaku tertarik pada seks sendiri juga merupakan ciri yang normal pada
perkembangan masa remaja. Rasa ingin tahu seksual dan birahi jelas menimbulkan
bentuk-bentuk perilaku seksual.
3. Membolos.
4. Perilaku anti sosial, seperti suka mengganggu, berbohong, kejam dan menunjukkan
perilaku agresif. Sebabnya mungkin bermacam-macam dan banyak tergantung pada
budayanya. Akan tetapi, penyebab yang mendasar adalah pengaruh buruk teman, dan
pendisiplinan yang salah dari orang tua, terutama bila terlalu keras atau terlalu lunak –
dan sering tidak ada sama sekali.
5. Penyalahgunaan obat bius.
6. Psikosis, bentuk psikosis yang paling dikenal orang adalah skizofrenia (setengah gila
hingga gila beneran).
Dari berbagai penjelasan di atas, dapatlah dipahami tentang berbagai ciri yang menjadi
kekhususan remaja. Ciri-ciri tersebut adalah :
1. Masa remaja sebagai periode yang penting Pada periode remaja, baik akibat langsung
maupun akibat jangka panjang tetaplah penting. Perkembangan fisik yang begitu cepat
disertai dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada masa awal remaja.
Semua perkembangan ini menimbulkan perlunya penyesuaian mental serta perlunya
membentuk sikap, nilai, dan minat baru.
2. Masa remaja sebagai periode peralihan Pada fase ini, remaja bukan lagi seorang anak
dan bukan juga orang dewasa. Kalau remaja berperilaku seperti anak-anak, ia akan
diajari untuk bertindak sesuai dengan umurnya. Kalau remaja berusaha berperilaku
sebagaimana orang dewasa, remaja seringkali dituduh terlalu besar ukurannya dan
dimarahi karena mencoba bertindak seperti orang dewasa. Di lain pihak, status remaja
yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk
mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai, dan sifat yang
paling sesuai bagi dirinya.
3. Masa remaja sebagai periode perubahan Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku
selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja,
ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga
berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun, maka perubahan sikap dan perilaku
juga menurun.
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah Setiap periode perkembangan mempunyai
masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah masa remaja sering menjadi persoalan yang
sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Ketidakmampuan mereka
untuk mengatasi sendiri masalahnya menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja
akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan
mereka.
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas Pada tahun-tahun awal masa remaja,
penyesuaian diri terhadap kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki dan
perempuan. Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi
dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti sebelumnya. Status
remaja yang mendua ini menimbulkan suatu dilema yang menyebabkan remaja
mengalami “krisis identitas” atau masalah-masalah identitas-ego pada remaja.
6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan Anggapan stereotip budaya
bahwa remaja suka berbuat semaunya sendiri atau “semau gue”, yang tidak dapat
dipercaya dan cenderung berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus
membimbing dan mengawasi kehidupan remaja yang takut bertanggung jawab dan
bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik Masa remaja cenderung memandang
kehidupan melalui kacamata berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan
orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih
dalam hal harapan dan cita-cita. Harapan dan cita-cita yang tidak realistik ini, tidak
hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya, menyebabkan
meningginya emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja. Remaja akan sakit hati
dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai
tujuan yang telah ditetapkannya sendiri.
8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Semakin mendekatnya usia kematangan
yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan
untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan
bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai
memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok,
minum- minuman keras, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks
bebas yang cukup meresahkan. Mereka menganggap bahwa perilaku yang seperti ini
akan memberikan citra yang sesuai dengan yang diharapkan mereka (Putro, 2017).
B. MASALAH KESEHATAN
2. Bahaya merokok
Menurut Andriyani,(2011) dalam asap rokok terdapat 4.000 zat kimia berbahaya. Tar
misalnya bersifat karsiogenik dan dapat merangsang tumbhnya kanker, dapun karbon monosida
yang dapat meurunkan kemampuan tubuh dalam menurunkan oksigen. Rokok merusak hamper
seluruh tubuh organ manusiadan dapat menimbulkan berbagai macan penyakit. Dampak buruk
merokok biasanya akan timbul dalm jangka waktu lama. Pria atau wanita yang merokok akan
menghadapi dampak buruk merokok yang sama saja yaitu kematian. Selain itu bagi wanita dapat
mengganggu fungsi reproduksi. Berikut ini penyakit yang diakibatkan rokok :
1. Radang paru-paru
2. Kanker paru-paru
3. Bronchitis kronis
4. Kemandulan
5. Impoten
BAB III
ASKEP
A. Kasus
Di desa Jatirejo, Lendah Kulonprogo terdapat satu keluarga yaitu keluarga bapak
A. Keluarga Bapak A merupakan keluarga inti. Bapak A dan Ny. T memiliki 2 anak,
anak pertama laki-laki usia 16 tahun dan anak ke dua An. A usia 5 tahun, anak pertama
dengan sering memiliki kebiasaan kurang baik yaitu merokok dan suka membantah
orangtuanya. Keluarga Tn. A semua beragama islam dan bersuku jawa. Tahap
perkembangan keluarga Tn. A merupakan tahap perkembangan dengan anak remaja .
Dimana anak kedua yaitu An. A usia 5 tahun dan masih tinggal dengan Tn. A dan Ny.
T.
Saat ini semua keadaan keluarga sehat kecuali An. F mengalami masalah sering
merokok sejak usia sekolah. Penyebab dari merokok tersebut pada An. F karena sering
bergaul dengan kawan-kawan tongkrongannya ketika saat jam istahat sekolah. Ny. T
sebagai ibu sudah berusaha menasihati An.F untuk tidak sering-sering merokok karena
merokok sangat berbahay bagi kesehatan terutama untuk jangka panjang karena di
dalam rokok memiliki kandungan yang sangat berbahaya. Keluarga Tn. A merupakan
keluarga yang saling menghormati satu sama lain kecuali An. F.
Dari hasil pemeriksaan fisik pada An. F yaitu TB : 165 cm, BB :60 kg, LLA : 50
cm, S : 36ºC, N : 80x/menit, RR : 20x/menit. Keadaan masih sering merokok sehari bisa
menghabiskan 1 bungkus rokok.
B. Pengkajian
I. Data Umur
1. Nama Kepala Keluarga: Tn. A
2. Umur : 40 tahun
3. Agama : Islam
4. Suku bangsa : Jawa
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Buruh pabrik
7. Alamat : Desa Jati Rejo, Lendah Kulonprogo
8. Komposisi Anggota Keluarga :
Genogram
Tn. A
Ny. T
Keterangan Genogram :
An. A
An.
Keluarga Bapak A merupakan keluarga besar. Bapak A memilik 2 saudara
F
dalam keluarganya. Tn. A adalah anak nomor 2 (dua). Kedua orang tua Bapak A sudah
meninggal. Untuk Keluarga dari Ny. T merupakan keluarga besar dan Ny. T memiliki
3 saudara. Dan Ny. T adalah anak ketiga atau anak terakhir. Bapak A dan Ny. T
memiliki 2 anak, anak pertama Laki-laki usia 22 tahun dengan masalah sering merokok
dan anak ke dua An. A usia 5.
9. Status Imunisasi Anggota Keluarga Balita
Ket :
RT
RT : Ruang Tamu
R. TV : Ruang TV
R.TV K1 K1 : Kamar 1
K2 : Kamar 2
K3 : Kamar 3
K3 K2 D : Dapur
KM : Kamar mandi
D
KM
g. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
1. Keadaan kesehatan
Keluarga Tn.A tidak memiliki masalah keluarga hanya saja anak An. F
mengalami kecandungan merokok.
2. Kebersihan perorangan
- Tn. A : tampak rapi dan bersih, mandi rutin dua kali sehari menggunakan
sabun, keramas tiga kali perminggu dengan menggunakan shampoo dan
sikat gigi dua kali sehari.
- Ny. T : tampak rapi dan bersih, tampak rapi dan bersih, mandi rutin
dua kali sehari menggunakan sabun, keramas tiga kali perminggu dengan
menggunakan shampoo dan sikat gigi dua kali sehari.
- An. F : tampak rapi dan bersih, tampak rapi dan bersih, mandi rutin
dua kali sehari menggunakan sabun, keramas tiga kali perminggu dengan
menggunakan shampoo dan sikat gigi dua kali sehari.
- An. A : tampak rapi dan bersih, tampak rapi dan bersih, mandi rutin
dua kali sehari menggunakan sabun, keramas tiga kali perminggu dengan
menggunakan shampoo dan.
3. Penyakit yang pernah diderita
Keluarga Tn. A tidak pernah mengalami penyakit yang serius mungkin
hanya flu, demam biasa.
4. Penyakit keturunan
Tidak ada penyakit keturunan dikeluarga Tn. A.
5. Penyakit kronis/menular
Keluarga Tn. A tidak memiliki penyakit menular maupun penyakit yang
sudah lama diderita.
6. Kecacatan
Semua anggota keluarga Tn. A normal tidak ada yang cacat.
7. Pola makan
- Tn. A
Makan 3-4 kali sehari dengan nasi, sayur ditambah lauk
tempe/tahu/telur/daging. Minum air putih 3-4 gelas perhari memiliki
kebiasaan minum teh pada pagi dan sore hari.
- Ny. T
Makan 2-3 kali sehari dengan nasi, sayur ditambah lauk
tempe/tahu/telur/daging. Minum air putih 4-5 gelas perhari memiliki
kebiasaan minum teh pada pagi dan sore hari.
- An. F
Makan 2-3 kali sehari dengan nasi, sayur ditambah lauk
tempe/tahu/telur/daging. Minum air putih 5-6 gelas perhari
- An. A
Makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur ditambah lauk
tempe/tahu/telur/daging. Minum air putih 4-5 gelas perhari memiliki
kebiasaan minum yang manis-manis suka mengkonsumsi permen dan
cokelat.
8. Pola istirahat
- Tn. A
Tn. A mengatakan tidak pernah tidur siang karena harus bekerja dan untuk
tidur malam sekitar 6-7 jam tidur nyenyak.
- Ny. T
Ny. T mengatakan tidak pernah tidur siang karena harus jualan dan untuk
tidur malam sekitar 6-7 jam tidur nyenyak.
- An. F
An. F mengatakan tidur siang kurang lebih 1 jam dan tidur malah kurang
lebih 6-7 jam tidur nyenyak.
- An. A
An. A jarang tidur siang karena sering main dengan teman-temannya dan
untuk tidur malam sekitar 8-9 jam tidur nyenyak.
b. Fungsi Psikologis
1. Keadaan emosi
An. A sering bertengkar dengan kakaknya yaitu An. F karena masalah yang
kecil tetapi cepat baikannya, Dalam hal ini Remaja F masih kurang bisa
mengontrol emosi
2. Kebiasaan buruk
An. F masih sering merokok dan bisa menghabiskan rokok satu bungkus
satu hari, jikad bweri nasehat untuk berhenti merokok tidak mau.
3. Pengambilan keputusan
Keluarga Tn. A pengambilan keputusan oleh Tn. A dengan diskusi
4. Ketergantungan obat/bahan
An. F tidak memiliki ketergantungan obat yang di konsumsi, tetapi An. F
memiliki ketergantungan merokok
5. Mencari pelayanan kesehatan
Keluarga Tn. A mengatakan bahwa ada keluarga yang sakit dibawa ke
puskesmas.
c. Fungsi Sosial
1. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga Tn. A
- Tn. A : SMA
- Ny. T : SMA
- An F : SMA
- An. A : PAUD
2. Hubungan inter keluarga
Keluarga Tn. A memiliki hubungan yang baik dengan masing-masing
anggota keluarganya.
3. Hubungan dengan orang lain
Keluarga Tn. A memiliki hubungan yang baik dengan tetangga disekitar
rumahnya.
4. Kegiatan organisasi social
Keluarga Tn. A aktif dalam organisasi dimasyarakat seperti dasa wiswa,
perkumpulan arisan dll.
d. Fungsi Spiritual
1. Ketaatan beribadah
Keluarga Tn. Semua beragama islam menjalankan sholat dengan rutin.
Ibadah sholat lima waktu dilakukan di rumah kadang dimasjid An.A dalam
beribadah masih dipandu orang tuanya.
2. Keyakinan kesehatan
Keluarga Tn.A mengatakan bahwa semoga keluarga dalam keadaan sehat,
sakit adalah ujian yang harus dihadapi dengan kesabaran.
e. Fungsi Kultural
1. Pengambilan keputusan
Keluarga Tn.A mengatakan dalam mengambil keputusan didalam
keluarganya adalah Tn. A
2. Adat yang berpengaruh terhadap kesehatan
Keluarga Tn. A tidak ada adat yang mempengaruhi kesehatan dalam
keluarganya.
3. Tabu
Tidak ada hal yang tabu didalam keluarga Tn.A
f. Fungsi Reproduksi
keluarga Tn. A memiliki 2 orang anak yaitu laki-laki. Anak Laki-laki usia 16
tahun dan anak laki-laki 5 tahun. Ny. T mengatakan menggunakan KB pil
sampai sekarang.
g. Fungsi Ekonomi
1. Tulang punggung
Dikeluarga Tn. A yang berperan sebagai tulang punggung adalag Tn.A
dengan dibantu istrinya yaitu Ny. T dengan berjualan.
2. Penghasilan/pendapatan keluarga
- Tn. A pekerjaannya buruh dengan penghasilan 2.000.000/ bulan
- Ny.A bekerja sebagai pedagang dengan penghasilan 1.000.000/bulan
Penghasilan /bulan keluarga Tn. A Rp 3.000.000
3. Status ekonomi keluarga
Keluarga Tn. A tergolong keluarga ekonomi menengah keatas.
N Data Masalah
o
1 DS : Kesiapan Menigkatkan
Remaja F mengatakan : Manajemen Kesehatan
a. Antusias dan senang mahasiswa akan pada Remaja F yang
memberikan penyuluhan memiliki masalah
b. Remaja F sudah mulai mengurangi merokoknya perokok aktif
DO
a. An. F dan keluarga begitu antusias untuk
menambah pengatahuan
2 DS : Perilaku kesehatan
Remaja . F mengatkan : cenderung beresiko
a. Sehari dapat menghabiskan 1 bungkus rokok kepada remaja F yang
b. Tidak pernah olah raga memiliki masalah
c. Sering begadang perokok aktif
Do :
a. Aroma keringat remaja F berbau rokok
b. Remaja F terlihat lesu
c. Terdapat kantung mata
3. DS : Kesiapan meningkatkan
Remaja F mengatakan : komunikasi
a. Tidak banyak berbicara pada orang tuanya berhubungan dengan
Orangtua Remaja F mengatakan : remaja f yang memiliki
a. Jarang berkomunikasi masalah merokok aktif
b. Setiap dinasehati anaknya selalu membantah
Do :
a. Remaja F terlihat pendiam
b. Keluarga dan remaja F mau meningkatkan
komunikasi yang lembih intensif
Ketidak Efektifan Pemliharaan Kesehatan pada remaja F berhubungan dengan maslah merokok aktif
Dx : Ketidak Efektifan Pemliharaan Kesehatan pada remaja F berhubungan dengan masalah kesehatan merokok aktif
Rencana Keperawatan
Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan pada keluarga Tn. A dengan An. F dengan kasus merokok
Dx : Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan pada keluarga Tn. A dengan An. F dengan kasus merokok
Dx : Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan pada keluarga Tn. A dengan An. F dengan kasus merokok
Dx : Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan pada keluarga Tn. A dengan An. F dengan kasus merokok
Dx : Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan pada keluarga Tn. A dengan An. F dengan kasus merokok
Dx : Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan pada keluarga Tn. A dengan An. F dengan kasus merokok
Diagnosa Keperawatan : Kesiapan meningkatkan komunikasi berhubungan dengan remaja f yang memiliki masalah merokok aktif
(ganjar)
Dx : Kesiapan meningkatkan komunikasi pada remaja F berhubungan dengan masalah kesehatan merokok aktif
S:
Remaja F mengatkan :
1.ingin ibunya tidak cerewet
2.orangtuanya sering berbicara dengan nada tinggi
Orang tua remaja F mengatakan :
1.anaknya tidak pernah mendengarkan nasehati
2.jarang berbicara pada
3.suka membatah jika dinasehati
4.paham maafaat yang di dapatkan
5.akan mencoba berbicara pada remaja F denga
lembut tetapi tegas
O:
1.klien dan keluarga terlihat kurang akrab saat
berkomunikasi
2.raut wajah klien terlihat berbeda saat dinasehati
ibu kklien
3.klien paham apa yang dijielaskan perawat tentang
cara berkomunikasi
A: keluarga mampu mengenal maslah kesehatan
teratasi
P:
Lanjtkan intervensi
1.Review kembali tentang tugas kesehatan keluarga
mampu memodifikasi lingkungan
2. Review kembali tentang tugas kesehatan
keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
3. Review kembali tentang tugas kesehatan
keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
sakit
4. Review kembali tentang tugas kesehatan
keluarga mampu mengambil keputusan
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan
(Ganjar)
O:
1.klien terlihat paham
2.orang tua dari remaja F mengetahui apa yang di
inginkan putranya
3.klien sangat kooperatif dan bersemangat
(ganjar)
S:
Remaja F mengatakan :
1.senang dinasehati saat sedang santai bersama atau
setelah makan malan
2.tidak suka dinsehati saat pulang main atau saat
ingin pergi main
3.tidak suka dimarai saat ada teman
O:
1.klien terlihat paham
2.orang tua dank lien dapat menejlaskan kembali
pembhasaan pagi tadi
3.klien sangat kooperatif dan bersemangat
A: keluarga mampu mengambil keputusan teratasi
P:
Lanjtkan intervensi
1.Review kembali tentang tugas kesehatan keluarga
mampu memodifikasi lingkungan
2. Review kembali tentang tugas kesehatan
keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
3. Review kembali tentang tugas kesehatan
keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
sakit
4. Review kembali tentang tugas kesehatan
keluarga mampu mengambil keputusan
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan
(Ganjar)
S:
1.klien mengatakan dapat mengunakan orang ketiga
sebgai pelatara
2.dapat memulai percakapan dengan bercerita
terlebih dulu
O:
1.klien mampu memahami apa yang disampikan
perawat
2.klien dan keluarga sangat besemangat
3.klien masih bisa mengingat apa yang di bhas tadi
P:
Lanjtkan intervensi
1.Review kembali tentang tugas kesehatan keluarga
mampu memodifikasi lingkungan
2. Review kembali tentang tugas kesehatan
keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
3. Review kembali tentang tugas kesehatan
keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
sakit
4. Review kembali tentang tugas kesehatan
keluarga mampu mengambil keputusan
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan
(ganjar)
(ganjar)
O:
1.klien dan keluarga paham apa yang di
sammpaikan perawat
2.ibu klien paham apa yang diinginkan anaknya
Klien dan keluarga sanga koperatif
A:
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan dapat
teratasi
P:
Lanjtkan intervensi
1.Review kembali tentang tugas kesehatan keluarga
mampu memodifikasi lingkungan
2. Review kembali tentang tugas kesehatan
keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
3. Review kembali tentang tugas kesehatan
keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
sakit
4. Review kembali tentang tugas kesehatan
keluarga mampu mengambil keputusan
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan
(ganjar)
Hari tanggal tahun Hari tanggal tahun
Jam Jam
O:
1.klien mampuu mengulang kembali pelayanan
kesehatan yang bisa didapatkan
2.klien dan keluarga sangat koperatif
3.klien dan keluarga terlihat paham
(ganjar)
S:
Klien mengatakan
1.dapat mendapatkan pelayanan kesehatan dari
puskesmas, dokter, atauu perawat
2.ibu klien mengatakan akan membimbing putranya
dengan bantuan pelayanan kesehatan yang ada
3.ibu klien mengatakan akan lebih memperhatikan
remaja F
4.klien dan keluarga sangat senang dalam
penyuluhan ini
O:
1.klien mampuu mengulang kembali pelayanan
kesehatan yang bisa didapatkan
2.klien dan keluarga sangat koperatif
3.klien dan keluarga terlihat paham
P:
Lanjtkan intervensi
1.Review kembali tentang tugas kesehatan keluarga
mampu memodifikasi lingkungan
2. Review kembali tentang tugas kesehatan
keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
3. Review kembali tentang tugas kesehatan
keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
sakit
4. Review kembali tentang tugas kesehatan
keluarga mampu mengambil keputusan
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan
(ganjar)
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan keperawatan keluarga Tn. A dengan masalah kecanduan merokok pada An. F
mengunakan pendekatan pemecahan masalah yang systematis melalui proses keperawtan yang
dimulai dengan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada bab ini kami akan
membahas kasus yang telah di uraikan pada bab sebelumnya yang di kaitkan dengan teori
pendekatan keperawatan. Adapun tujuan dari pembahasan ini yaitu melihat kasus yang nyata
dengan teori dan hambatan pada asuhan keperawatan keluarga. Pembahasan setiap proses
sebagai berikut :
A. Proses Keperawatan
proses keperawatan adalah sekumpulan tindakan yang dipilih secara matang
dalam usaha memperbaiki status kesehatan keluarga atau pasien serta menambah
kemampuan merka mengantasi masalah kesehatan. Keperawatan keluarga secara umum
terdiri dari pengkajian, perencanaan, intervensi, dan implementasi serta evaluasi. Dasar
proses keperawatan adalah menggunakan cara ilmiah dalam menyelidiki dan
menganalisis data sehingga mencapai kesimpulan yang logis dalam menyelsaikan
masalah secara rasional (Harnilawati,2013). Sedangkan menurut Marilyn Friedman
dalam Ali (2010) proses keperawatan keluarga yang digunakan akan berbeda-beda
tergantung siapa yang akan menjadi fokus keperawatan. Dalam praktik ketika dirumah
perawat keluarga bekerja dengan keluarga dan setiap anggotanya. Oleh karena itu,
perawat keluarga akan mengunakan dua tingkat proses keperawatan yaitu dengan tingkat
individu atau tingkat keluarga. Berdasarkan proses keperawatan yang bertingkat tersebut,
langkah-langkah proses keperawatan keluarga yaitu :
1. Pengkajian, yang terdiri atas pengkajian keluarga dan individu
2. Perumusan diagnosa keperawatan
3. Rencana asuhan keperawatan
4. Intervensi
5. Evaluasi keperawatan
Berikut ini kami sampaikan tindakan keperawatan yang kami lakukan pada keluarga Tn.
A dengan Remaja F dengan masalah kesehatan kasus kecanduan merokok :
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dimulai dari proses
pengumpulan data atauinformasi tengtang data yang dibinanya. Tahap pengkajian
merupakan pross yang sistematis dalam mengumpulkan data dari berbagai sumber
untuk evaluasi dan identifikasi masalah kesehatan pada keluarga. Dasar pemikiran
dan pengkajian adalah suatu perbandingan , ukuran, atau penilaian pada keluarga
dengan menggunakan nilai norma, nilai perinsip, aturan, harapan, dan konsep yang
berkaitan dengan permasalahan (Harnilawati, 2013)
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga tentang masalah
kesehatan yang actual atau potensial, ebagai dasar seleksi intervensi kkeperawatan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan kewenangan
perawat (Harnilawati, 2013). Berikut diagnosa yang kami ambil :
a. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
Diagnosa ini kami jadikan prioritas berdasakan yang pertama berdasarakan
penilaian skoring yang paling tinggi yakni 4. Sifat masalah adalah actual,
kemungkinan di ubag adalah mudah, kemungkinan di cegah adalah cukup, dan
menonjolnya masalah adalah tidak perlu. Hal ini di perkuat dengan keluarga An.
F mengetahui kebiasaan merokok pada An. F dan ibu selalu menyuruh An. F
untuk berhenti merkok. An. F mempunyai keinginan untuk berhenti merokok dan
merubah gaya hidupnya.
b. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
Diangnosa ini kamii ambil berdasarkan hasil skoring yaitu 4. Sifat masalah adalah
actual, kemungkinan di ubah adallah mudah, kemungkinan di cegah segera, hal
ini diperkuat dengan An. F sudah mengurangi merokok dan ingin mengetahui cara
berhenti merokok orang tua dan keluarga An. F jugas sangat mendukung.
3. Intervensi
Intervensi keluarga merupakan kumpulan tindakan yang direncanakan perawat
untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan atau
masalah keperawatan yang telah di identifikasi. Rencana keperawatan yang
berkualitas akan menjamin keberhasilan dalam mencapai tujuan serta menyelesaikan
masalah (Harmoko, 2012). Berikut ini adalah intervensi bedasarkan diagnosa prioritas
:
a. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
Kami bertujuan dalam kunjungan degan waktu ..X 30 menit agar masalah
dapat diatasi dengan waktu yang di tentukan. Dalam proses ini keluarga sangat
koperatif dan bisa menyerap ilmu yang di berikan dengan baik. Diharapkan
setelah kunjungan ..X 30 menit masalah Perilaku kesehatan Cenderung Berisiko
dapat teratasi, serta keluarga dan pasien dapaat kooperatif. Hal yang kami lakukan
adalah :
a) Mengenal masalah kesehatan : bertujuan untuk mengetahu masalah kesehatan
apa saja pada perilaku kesehtan berisiko terutama perokok aktif
b) Mengambil keputusan : bertujuan memberikan pengarahan dan kesempatan
pada keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat dalam menyelsaikan
masalah ini
c) Memberikan perawatan : bertujuan untuk memberikan perawatan sesuai
dengan kebutuhan klien
d) Memodifikasi lingkungan : bertujuan agar perawat dan keluarga dapat bekerja
sama memodifikasi lingkungan yang mempengaruhi perilaku kesehatan
cenderung berisiko pada klien
e) Memanfaatkan fasilitas kesehatan : bertujuan memberikan pengarahan
terhadap klien maupun keluarga fasilita kesehatan apa yang dapat mereka
dapatkan agar mendapat perawatan dan konseling dari tenaga kesehatan baik
dokter maupun perawat.
d. Kami bertujuan dengan waktu ….30 menit agar masalah dapat diatasi sesuai
dengan waktu yang ditentukan dalam proses ini keluarga sangat kooperatf mampu
mengulang semua materi yang diberikan. Diharapkan setelah kunjungan masalah
kesiapan meningkatkan komunikasi kepada keluarga Tn.A dapat teratasi. Berikut
hal yang kami lakukan:;
a. Mengenaal masalah kesehtaan yang bertujuan agar keluarga Tn.A mengerti
dan mengetahui apa yang menjadi masalah komunikasi saat ini
b. Mengambil keputusan bertujuan agara keluarga Tn.A mampu mengambbil
keputusan terhadap masalah yang di alami.
c. Memeberikan perawatan bertujuan untuk memberikan perawatan sesuai
kebutuhan klien.
d. Memodifikasi lingkungan bertujuan keluarga mencipatkan lingkungan yang
hangat agar memberikan situasi yang nyaman saat berkomunikasi kepada
anak remaja
e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan : bertujuan memberikan pengarahan
terhadap klien maupun keluarga fasilita kesehatan apa yang dapat mereka
dapatkan agar mendapat perawatan dan konseling dari tenaga kesehatan baik
dokter maupun perawat.
4. Implementasi
Implementasi tahap plementasi atau tindakan adalah perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini perawat yang
mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara
integrase semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan di rumah
(Ariga,2020). Dalam implementasi ini kami menuliskan tindakan keperawatan yang
terlaksana, tindakan keperawatan ini dapat terlaksana karena keluarga mau kooperatif
dengan tindakan keperawatan yang kami berikan. Berikut tindakan keperawatan
yang kami berikan dan dapat terlaksana :
a. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
a) Mengenal maslah kesehatan
Kami telah melakukan pendidikan kesehatan terhadap pasien dan keluarga
tentang zat berbahaya dalam rokok dan mengidentifikasi perilaku kesehatan
yang cenderung berisiko.
b) Mengambil keputusan
Membantu klien mengidentifikasi tentang pilihan alternative yang dapat
dilakukan untuk menghindari merokok
c) merawat anggota keluarga yang sakit
kami disini telah melakukan penyuluhan terhadap keluraga pasien tentang
bagaiamana cara memberikan dukungan pada pasien untuuk berhenti merokok.
Penyuluhan yang kami lakukan pada klien sendiri yaitu mengganti memakan
permen saat timul rasa ingin merokok.
d) Memodifikasi lingkungan
Kami disini telah mendiskusikan bagaiman cara keluarga memodifikasi
lingkungan pada klien dengan mengunakan tehnik komunikasi pada remaja
e) Memanfaatkan pelayanan kesehatan
Kami disini telah mendiskusikan kepada keluarga pelayanan kesehatan apa saja
yang bisa keluarga dapatkan
b. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
a) Mengatur strategi pengelolaan stres diri
Kami telah memberikan pengetahuan tentang makanan dan perilaku hidup
sehat guna untuk menunjang kesehatan keluarga lebih baik lagi
b) Mengetahui manfaat olahraga teratur bagi kesehatan
Kami telah mengarahkan keluarga pada keyakinan dan nilai-nilai hidup sehat
yang dapat menjauhkan diri dari berbagai jenis penyakit pada anggota keluarga
c) Melakukan skrining diri
Kami telah mengajak keluarga untuk mendukung salah satu anggota keluarga
yang memiliki gangguan kesehatan akibat bahayanya merokok
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah menkaji respon pasien setelah dilakukan intervensi
keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah diberikan (Deswani
dalam Februanti 2019). Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus
dilakukan untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana
rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana keperawatan atau menghentikan
(Manurung dalam Februanti 2019). Berikut ini adalah evaluasi dari tindakan
keperawatan yang kami lakukan :
a. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
Kami menganggap masalah perilaku kesehatan cenderung berisiko dapat
teratasi keluarga teratasi, pasien dan keluarga sangat koperatif mengikuti seluruh
tindakan keperawatan. Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali zat
berbahaya yang terkandung dalam rokok, klien dan keluarga dapat menyebutkan
kembali masalah kesehatan yang sering terjadi pada perokok, klien dan keluarga
mampu menjelaskan kembali cara menghindari merekok, klien dan keluarga juga
mampu menyebutkan kembali fasilitas kesehatan yang bisa didapatkan.
b. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
Pemeliharaan kesehatan harus terus dijaga supaya terhindar dari berbagai
jenis penyakit. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan dan pengobatan.
Pencegahannya itu sendiri dapat dilakukan dengan cara berolahraga secara teratur
dan dengan cara mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat setiap hari
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan asuhan keperawatan keluarga harus terus ditingkatkan dan di jaga agar terus
bertambahnya kepercayaaan masyarakat pada terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.
Pelayanan asuhan keluarga pada keluarga yang mempunyai anak remaja harus lebih di
perhatikan karena remaja bersifat unik, pendekatan dengan tehnik kusus juga harus
diterapkan agar remaja merasa nyaman dan mau menceritakan masalah yang di hadapi.
Perawat harus melibatkan keluarga dan menjalin komunikasi yang baik terhadap keluarga
agar lebih mudah menggali informasi yang di butuhkan dan keluarga bisa membantu dalam
asuhan keperawatan.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Dalam mencari data atau sumber harus mencari data yang terbaru agar lebih
mendukung asuhan keperawatan yang akan diberikan. Dalam menerapkan asuhan
keperawatan mahasiswa harus mencari sumber yang akurat bisa melalui jurnal dan e-
book, mahasiswa juga harus lebih menunjukan sikap care pada keluarga agar keluarga
merasa percaya dan nyaman.
2. Bagi keluarga
Diharapkan keluarga terus koperatif untuk membantu mahasiswa/perawat dalam
memberikan asuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Notoadmojo, S. (2010). Promosi Kesehatan dan Perolaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Putro, K. Z. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja. Jurnal aplikasi
Ilmu-ilmu Agama, 25-32.
Susanto, H. L. (2019). Penggunaan Kearifan Lokal dalam Perawatan Keluarga dengan Anak
Remaja. Jember: KHD Production.
Ariga, Reni Asmara. 2020. Buku Ajar Implementasi Manajemen Pelayanan Kesehatan Dalam
Keperawatan. Yogyakarta Deepublish
Februanti, Sofia. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Kanker Servik. Yogyakarta : Deepublish
Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Harnilawati. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan : Pustaka As
Salam
Fredman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan Praktik Edisi ke-5.
Jakarta : EGC
Jhonson L. 2010. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika Padila. 2012. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika