FARMAKOLOGI
Obat nabati
Yg digunakan : rebusan/ekstrak →khasiat berbeda (asal tanaman,
waktu panen, cara pembuatannya →kurang memuaskan.
Isolasi zat aktif dalam tanaman
mis : morfin dari Papaver somniferum.
digoksin dari Digitalis lanata.
vinkristin & vinblastin dari Vinea rosea.
Vs
Farmakokinetika
Ilmu yang mempelajari apa yang dialami
molekul obat setelah
diaplikasikan/dimasukkan ke dalam tubuh
Interaksi
Obat dengan
Reseptor
Farmakokinetika
1. Absorpsi
2. Distribusi
3. Biotransformasi/
Metabolisme obat
4. Eliminasi
Farmakodinamika
1. Efek Terapi
2. Efek samping & Toksisitas
Pharmacodynamic & Pharmacokinetic
FARMAKOKINETIKA
Tahap I: Absorbsi
Absorpsi:pergerakan partikel obat dari tempat
pemberian menuju darah.
Faktor yang mempengaruhi Absorpsi Obat:
◦ Laju Disolusi:
◦ Area Permukaan Absorpsi
◦ Aliran Darah
◦ Solubilitas Lemak
◦ Partisi pH
Jalan masuk obat
ke dalam tubuh
Saluran pencernaan/Oral
Suntikan:
◦ intravena (iv)
◦ subkutan (sc)
◦ intra muskular (im)
Inhalasi
Kulit topikal
Membran mukosa
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Absorpsi Obat
Jalur masuk sawar biologis
Bentuk formula
Dosis
Sifat Fisiko Kimia Obat
Lanjutan sifat fisiko kimiawi obat....
Pemberian obat p.o. diabsorpsi dari saluran lambung usus dg
fenomena sbb:
1. molekul utuh/tak terionisasi → mudah diabsorpsi
2. Lambung (pH = 2 / asam kuat)
a. Obat asam lemah (asetosal, barbiturat), sedikit terionisasi
→ absorpsi baik.
b. Obat basa lemah (amfetamin, alkaloid), banyak terionisasi
→ absorpsi sedikit.
3. Usus halus (pH = 6,6 – 7,6) = kebalikannya
a. Obat basa lemah → absorpsi baik.
b. Obat asam kuat/basa kuat → mudah terionisasi →
absorpsi lambat.
c. Zat lipofil mudah larut dalam cairan usus lebih mudah
diabsorpsi daripada zat sukar larut → perbedaan
konsentrasi di ke-2 sisi membran tinggi.
Ketersediaan Hayati
(Bioavailability)
Senyawa in-
Obat (aktif)
aktif
Obat
(Prodrug) senyawa
Senyawa aktif
Inaktif In-aktif
Metabolisme biasanya menghasilkan metabolit yang
lebih polar sehingga menfasilitasi ekskresi obat
melalui ginjal.
Metabolisme mengkonversi kandungan toksik
menjadi metabolit yang kurang toksik untuk
penghentian aksi obat (detoksifikasi)
Metabolisme juga dapat meningkatkan toksisisitas
Metabolisme dapat mengaktivasi obat
Metabolisme dapat menginaktivasi obat
Metabolisme Obat oleh Hati dilakukan
oleh sistem enzim mikrosomonal hepatik
yang sering disebut enzim sitokrom P-450
Fase Metabolisme Proses
Fase I Oksidasi
Reduksi
Hidrolisis
Fase II Konjungasi: asetilasi,
glukuronidasi, sulfatasi
Metabolisme Obat
36
Fase I
(Reaksi Fungsionalisasi)
Mengubah parent compound menjadi
metabolit yang lebih polar dengan
menambahkan atau “unmasking” gugus-gugus
fungsional (-OH, -SH, -NH2, -COOH, dsb.)
Enzim-enzim yang terlibat terutama enzim-
enzim mikrosomal yang terdapat di ER sel-
sel hepar
Fase I
(Reaksi Fungsionalisasi)
3/12/2021 38
Tipikal Reaksi Fase I
Reduksi-Oksidasi (termasuk
hidroksilasi)
Hidrasi/Hidrolisis
3/12/2021 39
Fase II
(Reaksi biosintetik)
◦ Build up molecules with larger molecular weight and
more hydrophillic properties
◦ Prepares molecules for excretion
◦ Detoxify (Inactivate) but occasionally make the
metabolites genotoxic
◦ Enzymes involved are mainly located in the cytosol,
except the glucuronidation enzyme which is also
microsomal enzyme
◦ Phase I usually precedes phase II reactions, but there
are exceptions (Isoniazid)
Metabolisme Fasa II
Reaksi Konjugasi
◦ Glukuronidasi oleh UDP-Glukuronosiltransferase
terhadap gugus-gugus: -OH, -COOH, -NH2, -SH
◦ Glikosidasi oleh UDP-Glukosiltransferase terhadap
gugus-gugus: -OH, -COOH, -SH
◦ Sulfasi oleh Sulfotransferase terhadap gugus-gugus:
-OH -NH2, -SO2NH2
◦ Metilasi oleh metiltransferase terhadap gugus-gugus:
-NH2, -OH
Lanjutan ……
Metabolisme Fasa II
1. Konsentrasi obat
• Kecepatan biotransformasi bertambah bila konsentrasi obat
meningkat.
• Jika konsentrasi obat berada pd titik tertinggi maka semua molekul
enzim yg mengkatalisis biotransformasi ditempati terus-menerus
oleh molekul obat sehingga kecepatan biotransformasi menjadi
konstan.
2. Fungsi hati
• Gangguan fungsi hati, biotransformasi dapat menjadi lebih cepat /
lebih lambat sehingga efek obat lebih lemah / lebih kuat dari yg
diharapkan.
3. Usia
- Bayi baru lahir (neonati), semua enzim hati belum terbentuk
sempurna → biotransformasi lebih lambat (terutama pembentukan
glukuronida).
◦ adapula obat yg metabolismenya > cepat pada anak daripada orang
dewasa, shg dosisnya dinaikkan seperlunya berdasarkan ukuran
kadar plasma.
cont: fenitoin (antiepileptic), fenobarbital,karbamazepin, valproat,
etosuksimid.
◦ lansia / geriatric
kemunduran pada banyak proses fisiologi (fungsi ginjal, filtrasi
glomeruli, jumlah total air tubuh & albumin serum <<<, enzim
hepatic <<<) shg menyebabkan terhambatnya biotransformasi shg
berefek kumulasi & keracunan.
cont: digoxin, propranolol, fenilbutazon , kecuali fenitoin yg
dimetabolisme lebih cepat shg efeknya singkat.
4. variasi genetic
Ginjal urin
Saluran pencernaan faeces
Saluran pernafasan
Kelenjar keringat
3/12/2021 49
Ekskresi: proses pembersihan obat dari tubuh
dimana terjadi perpindahan obat dari sirkulasi
sistemik menuju ke organ ekskresi
Obat dan metabolitnya dapat keluar dari
tubuh lewat urin, empedu, keringat, air liur, ASI
dan hasil ekspirasi.
Organ yang paling penting untuk eliminasi/
ekskresi obat adalah ginjal
Ginjal
Ekskresi Obat lewat Ginjal
Ekskresi obat lewat paru biasanya terjadi pada obat yang berwujud gas dan
volatil (mudah menguap).
Banyak obat anastesi yang diekskresikan dari hasil ekspirasi
FARMAKODINAMIK
mempelajari efek yg terjadi pada manusia/respon yg
terjadi terhadap pemberian obat (obat
mempengaruhi organisme).
ex : parasetamol → analgetik/antipiretik
Efek obat timbul karena interaksi antara molekul
obat dg reseptor pd sel organisme.
Hasil interaksi : perubahan biokimia & fisiologi pd
jaringan, organ / sistem organisme.
Obat pd umumnya memodifikasi fungsi tubuh yg
sudah ada, mis : stimulasi / depresi.
Obat tidak membuat fungsi / efek baru.
Interaksi obat-reseptor →hipotesis : gembok & anak
kunci.
mekanisme kerja obat
1. secara fisis
ex : diuretic osmosis (manitol & sorbitol) & laksansia
osmotik (Mg & Na-sulfat).
Mekanisme kerja laksansia osmotik : diabsorpsi sangat
lambat oleh usus → proses osmosis → menarik air
disekitarnya → volume isi usus >> besar → rangsangan
mekanis pada dinding usus → peristaltik >> → feses keluar
2. secara kimiawi
ex : antasida lambung (Na-bikarbonat, Al & Mg-hidroksida)
mengikat kelebihan asam lambung melalui reaksi netralisasi
kimiawi.
zat-zat khelasi (chelator), mengikat ion-ion logam berat (Cu,
Hg, Pb, Zn) pada molekulnya dg ikatan kimiawi khusus →
membentuk kompleks shg tidak toksik &mudah diekskresi.
mis : EDTA (Na-edetat) & penisilamin
Lanj…
3.mengganggu proses metabolisme
ex : probenesid (obat encok) menyaingi penisilin dan
derivatnya pada sekresi tubular → ekskresi penisilin lambat
→ efek diperpanjang.
Antibiotik mengganggu pembentukan dinding sel, sintesa
protein / metabolisme DNA/RNA bakteri.
4. kompetisi
untuk reseptor spesifik & enzim
RESEPTOR
Adalah molekul (protein) di permukaan / di dalam sitoplasma
sel yg mengenal & mengikat molekul spesifik, menghasilkan
efek khusus pada sel.