Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulisan makalah ini.
kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di
karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan.
1|Un i v e rs i t a s K o m p u t e r I n d o n e s i a
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................2
BAB I ........................................................................................................................3
PENDAHULUAN ......................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................. Error! Bookmark not defined.
1.2 Perumusan Masalah ............................................ Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan ............................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II.......................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................4
2.1. Kalimat pengaruh bahasa Asing dan Daerah .......................................................4
2.1.1. Pengaruh bahasa Asing ...............................................................................4
2.1.2. Pengaruh bahasa daerah ............................................................................5
2.2. Kalimat Taksa atau Ambigu..........................................................................7
2.3. Kalimat Nirlogis ...............................................................................................9
BAB III.................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 11
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 12
2|Un i v e rs i t a s K o m p u t e r I n d o n e s i a
BAB I
PENDAHULUAN
Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi manusia, baik secara terlisan
maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa. Setelah dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari, yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status, bahasa tidak
dapat ditinggalkan. Ia selalu mengikuti kehidupan manusia sehari-hari, baik sebagai
manusia anggota suku maupun anggota bangsa. Semuanya itu dituangkan dalam
bentuk kebijaksanaan pemerintah yang bersangkutan. Dinegara kebijaksanaan
nasional yang
berisi perencanaan, pengarahan, dan ketentuan yang dapat dipakai sebagai dasar
bagi pemecahan keseluruhan masalah bahasa.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia.
2. Mengetahui dan memahami kalimat taksa atau ambigu.
3. Mengetahui dan memahami kalimat logis dan non logis.
3|Un i v e rs i t a s K o m p u t e r I n d o n e s i a
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kalimat pengaruh bahasa Asing dan Daerah
Menurut Hartman dan Stonk dalam Chair (1998: 160) interferensi terjadi akibat
terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau
dialek kedua.
Jendra (1995: 187) menyatakan bahwa interferensi sebagai gejala penyusupan sistem
suatu bahasa kedalam bahasa lain.
Menurut Jendra (1991: 105) ada tiga unsur pokok pembangun interferensi, yaitu:
1. Bahasa sumber atau bahasa donor adalah bahasa yang menyusup unsur-unsurnya
atau sistemnya ke dalam bahasa lain.
4. Bahasa penerima atau bahasa resipien adalah bahasa yang menerima atau yang
disisipi oleh bahasa sumber;
5. Adanya unsur bahasa yang terserap (importasi) atau unsur serapan.
4|Un i v e rs i t a s K o m p u t e r I n d o n e s i a
Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat
berikut:
Ketidaktepatan penggunaan di mana, yang mana, hal mana, di atas mana dari
mana, dengan siapa, kepada siapa,di dalam mana dalam Konteks Bahasa Indonesia”
Sebetulnya kata ganti penghubung yang telah disebutkan di awal tadi bukanlah asli
struktur bahasa Indonesia, namun merupakan struktur bahasa asing yakni bahasa Belanda.
Penggunaan di mana, yangmana, hal mana, di atas mana dari mana, dengan siapa, kepada
siapa,di dalam mana merupakan pengaruh inferensi bahasa Belanda waar, welke, waarop,
waarvan, met wie, aan wie. Inferansi yang dimaksud di sini ialah penerapan dua sistem
secara serempak pada suatu sistem bahasa.
5|Un i v e rs i t a s K o m p u t e r I n d o n e s i a
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keanekaragaman budaya dan bahasa
daerah merupakan keunikan tersendiri bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan yang
harus dilestarikan. Dengan keanekaragaman ini akan mencirikan Indonesia sebagai
negara yang kaya akan kebudayaannya. Berbedannya bahasa di tiap-tiap daerah
menandakan identitas dan ciri khas masing-masing daerah. Masyarakat yang merantau ke
ibukota Jakarta mungkin lebih senang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
daerah dengan orang berasal dari daerah yang sama, salah satunya dikarenakan agar
menambah keakraban diantara mereka. Tidak jarang pula orang mempelajari sedikit atau
hanya bisa-bisaan untuk berbahasa daerah yang tidak dikuasainya agar terjadi suasana
yang lebih akrab. Beberapa kata dari bahasa daerah juga diserap menjadi Bahasa
Indonesia yang baku, antara lain kata nyeri (Sunda) dan kiat (Minangkabau).
2. Dampak Negatif:
Pada bahasa-bahasa daerah di Indonesia juga terdapat beberapa kata yang sama dalam
tulisan dan pelafalan tetapi memiliki makna yang berbeda, berikut beberapa contohnya:
6|Un i v e rs i t a s K o m p u t e r I n d o n e s i a
5. Maen dalam bahasa Indonesia bermakna bermain.
Maen dalam bahasa Batak bermakna gadis.
.
Melalui beberapa contoh itu ternyata penggunaan bahasa daerah memiliki tafsiran
yang berbeda dengan bahasa lain. Jika hal tersebut digunakan dalam situasi formal seperti
seminar, lokakarya, simposium, proses belajar mengajar yang pesertanya beragam
daerahnya akan memiliki tafsiran makna yang beragam. Oleh karena itu, penggunaan
bahasa daerah haruslah pada waktu, tempat, situasi, dan kondisi yang tepat.
Ambiguitas ( kata benda ) nerasal dari bahasa inggris ya itu ambiguity yang
berarti suatu konstruksi yang dapat ditafsirkan lebih dari satu arti. Hal ini mengakibatkan
terjadinya lebih dari satu makna ini dapat terjadi saat pembicaraan lisan ataupun dalam
keadaan tertulis.
Menurut KBBI Ambiguitas /am·bi·gu·i·tas/ n 1 sifat atau hal yg bermakna dua;
kemungkinan yg mempunyai dua pengertian; 2 ketidaktentuan; ke-tidakjelasan; 3
kemungkinan adanya makna atau penafsiran yg lebih dr satu atas suatu karya sastra; 4
Ling kemungkinan adanya makna lebih dr satu dl sebuah kata, gabungan kata, atau
kalimat; ketaksaan.
Ambigu menurut kamus besar bahasa indonesia yaitu bermakna lebih dr satu
(sehingga kadang-kadang menimbulkan keraguan, kekaburan, ketidakjelasan, dsb); atau
bermakna ganda.
7|Un i v e rs i t a s K o m p u t e r I n d o n e s i a
Ambiguitas ini terdiri dari 3 bentuk yaitu :
1. Ambiguitas Fonetik
2. Ambiguitas Gramatikal
3. Ambiguitas Leksikal
- Orang tua bisa memiliki dua makna yang berbeda. Yang pertama adalah orang
tua seseorang yakni Ayah dan Ibu, Mama dan Papa, Abi dan Umi, Bapak dan
Emak. Atau makna kedua adalah orang yang dituakan. Untuk mengetahui makna
sebenarnya, perlu mengetahui konteks kalimat atau keutuhan kalimat. Misalnya :
- Orang tua Hafid bernama Maenmunah dan Baskoro.
- Orang tua itu masih bekerja karena anak-anaknya tidak menafkahinya secara
materi.
-
3. Ambiguitas Leksikal
Terjadi karena setiap kata dalam bahasa memiliki makna lebih dari satu. Tidak heran kita
sering keliru menafsirkan suatu kata. Makanya makna dari suatu kata bisa berbeda
tergantung dari kalimat bersangkutan. Contoh :
8|Un i v e rs i t a s K o m p u t e r I n d o n e s i a
Mayat diloncati oleh kucing hidup.
Mayat diloncati kucing kemudian hidup.
9|Un i v e rs i t a s K o m p u t e r I n d o n e s i a
Contoh lain, dalam surat undangan biasanya ada kalimat seperti ini: "...atas kehadirannya
kami haturkan terima kasih..."
Atas kehadirannya -> atas kehadiran Bapak/Ibu/Saudara.... (Karena yang
diundang 'kan bukan "nya" (orang ketiga), tapi "orang kedua" (yang
menerima/membaca undangan)
Kami haturkan -> kami sampaikan. Kata "hatur" tidak ada dalam Kamus Bahasa
Indonesia. Hatur itu bahas daerah, Sunda. Hatur Nuhun = menyampaikan terima
kasih, ngahaturkeun = menyampaikan.
10 | U n i v e r s i t a s K o m p u t e r I n d o n e s i a
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ambiguitas (kata benda) berasal dari bahasa Inggris yaitu ambiguity yang berarti suatu
konstruksi yang dapat ditafsirkan lebih dari satu arti. Ambiguitas sering juga disebut
ketaksaan yang dapat diartikan atau ditafsirkan memiliki lebih dari satu makna. Hal ini
mengakibatkan terjadinya lebih dari satu makna ini dapat terjadi saat pembicaraan lisan
ataupun dalam keadaan tertulis.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kalimat Logis adalah perkataan yang masuk
akal. Kalimat artinya perkataan. Logis artinya sesuai dengan logika, benar menurut
penalaran, atau masuk akal. Sedangkan kalimat non logis adalah perkataan yang tidak
masuk akal.
11 | U n i v e r s i t a s K o m p u t e r I n d o n e s i a
Daftar Pustaka
* http://www.bimbie.com/ambiguitas-makna.htm
* kafeilmu.com/kalimat-ambigu-ambiguitas/
* http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/
* http://www.academia.edu/
Kontribusi Kelompok
( Tika Andri )
Kalimat Nirlogis
( Feby )
( Dede )
Kalimat Taksa atau Ambigu
( Encep )
Kalimat pengaruh bahasa Asing Daerah
( Fajar )
Kalimat pengaruh bahasa Asing dan Daerah
12 | U n i v e r s i t a s K o m p u t e r I n d o n e s i a