Jika
seluruh leaves adalah jawaban dan seluruh node yg turun
adalah pertanyaan, maka ada max 2n untuk jawaban dan n
TREES,LATTICES DAN GRAF pertanyaan
Tree :struktur data hirarki yg berisi node/vertices/objek
yg menyimpan informasi/pengetahuan dan
link/edges/cabang yg menghubungkan node STATE SPACE
9 Disebut juga dg tipe jaringan semantik khusus 9 State adalah kumpulan karakteristik yg dapat digunakan
9 Merupakan kasus khusus yg disebut graf untuk menentukan status.
9 Suatu graf dapat mempunyai nol atau lebih link, dan tidak 9 State Space adalah rangkaian pernyataan yg menunjukkan
ada perbedaan antara root dan child transisi antara state dimana objek dieksprerimen
9 Root : node tertinggi, leaves : terendah
LULUS Persyaratan
D3 Deduction
¾ Pemberian alasan logikal dimana kesimpulan harus mengikuti
SKS = 160 Lulus
premis
IPK >=2.0 Induction
¾ Inferensi dari khusus ke umum
Intuition
KURSUS WORK ¾ Tidak ada teori yg menjamin. Jawabannya hanya muncul,
SHOP
mungkin dengan penentuan pola yg ada secara tidak
disadari.
Heuristic
¾ Aturan yg didasarkan pada pengalaman
Generate & Test
¾ Trial dan error. Digunakan dgn perencanaan.
Abduction
¾ Pemberian alasan kembali dari kesimpulan yg benar ke
premis .
Default Anyone who can program is intelligent
¾ Diasumsikan pengetahuan umum sebagai default John can program
Autoepistemic
¾ Self-knowledge ∴John is intelligent
Nonmonotonic
¾ Pengetahuan yg sebelumnya mungkin tdk benar jika bukti Dalam bentuk IF-THEN
baru didapatkan IF Anyone who can program is intelligent And
Analogy John can program
¾ Kesimpulan yg berdasarkan pada persamaan untuk situasi yg THEN John is intelligent
lainnya.
Silogisme klasik disebut categorical syllogism.
Yang paling sering dipakai : deductive logic, unruk menentukan Premis dan kesimpulan ditentukan sebagai statement
validitas “argument”. categorical dari 4 bentuk berikut :
Silogisme merupakan satu type argumen logika. FORM SCHEMA
Contoh : A All S is P
Premise : Anyone who can program is intelligent E No S is P
Premise : John can program I Some S is P
O Some S is not P
Conclusion : Therefore, John is intelligent S : Subjek kesimpulan disebut minor term
P : Predikat kesimpulan disebut major term
Premise
9 Digunakan sebagai bukti untuk mendukung sutu kesimpulan. Major premise : All M is P
9 Disebut juga antecedent Minor premise : All S is M
Kesimpulan/Conclusion Concluusion : All S is P
9 Disebut juga consequent
Karakteristik logika deduktif adalah kesimpulan benar harus Silogisme diatas disebut standard form dimana major dan
mengikuti dari premis yg benar minor premis diidentifikasi.
Categorical Silogisme Untuk membuktikan validitas argumen silogisme, ada metode
¾ A dan I disebut “affirmative in quality” , subjek yang dinamakan “decision prosedure” yaitu dengan
dimasukkan kedalam jenis predikat menggunakan diagram venn.
¾ E dan O disebut “negative in quality”, subjek tidak masuk
Contoh :
dalam jenis predikat
All M is P
¾ IS = capula = menghubungkan, menunjukkan bentuk tense
All S is M type AAA-1
dari kata kerja “tobe”
∴ All S is P
¾ Middle term (M)
¾ All dan No : universal quantifier, Some :particular S P S P
quantifier
¾ Mood silogisme ditentukan dengan 3 huruf yg memberikan
bentuk premis pokok, minor premis, dan kesimpulan.
M M
Figure Figure 2 Figure Figure 4
1 3
Major Premise MP PM MP PM
Minor Premise SM SM MS MS
S P
Contoh :
All M is P
All S is M type AAA-1 M
∴ All S is P
CÆY
(Y Æ D) ∧ (D Æ Y) SOAL :
C All men are mortal (p)
∴D Socrates is a man (q)
Therefore, Socrates is mortal ∴r
Buktikan !….. Buktikan valid atau tidak ?….
FIRST ORDER PREDICATE LOGIC Solusi :
Kategori silogisme dengan menggunakan predikat logik 1. (∀x) (H(x) Æ M(x))
2. H(s)
TIPE SKEMA REPRESENTASI 3. ∴M(s)
PREDIKAT 4. H(s) Æ M(s)
A All S is P (∀x) (S(x) Æ P(x)) 5. M(s)
E No S is P (∀x) (S(x) Æ ~P(x))
I Some S is P (∃x) (S(x) ∧ P(x)) LOGIC SYSTEMS = WFFS = WFF
O Some S is not P (∃x) (S(x) ∧ ~P(x)) 9 Koleksi objek seperti baris, aksioma, pernyataan dsb
9 Tujuan :
Rule Hukum Universal Instantion menunjukkan individual yg 1. Menentukan bentuk argumen (WFFS=Well Formed
mungkin digantikan dg universal yaitu simbol φ yg berarti Formulas)
fungsi proposisional Contoh All S is P
(∀x) φ(x) x= variabel yg mengatur seluruh individual 2. Menunjukkan baris inference yg valid
∴φ(a) a= individual khusus 3. Mengembangkan sendiri dg menemukan baris baru dari
inference shg memperluas rentangan argumen yg dapat
Contoh : Socrates is human dibuktikan
(∀x) H (x) 9 Aksioma :fakta sederhana atau assertion yg tidak dapat
∴H (Socrates) dibuktikan dari dalam sistem
dimana H(x) : fungsi proposissional dg x adalah human 9 System formal yang diperlukan :
1. Alfabet simbol
Contoh lain 2. String finite dari simbol tertentu, wffs
All men are mortal 3. Aksioma, definisi system
Socrates is a man 4. Baris inference, yang memungkinkan wff, A untuk
∴Socrates is mortal dikurangi sebagai kesimpulan dari set finite Γ wff lain
dimana H=man, M=mortal, s=socrates dimana Γ = {A1,A2,…An}. Wffs harus berupa aksioma
atau teori lain dari sistem logis
RESOLUSI Dengan klausa Horn menjadi :
9 Diperkenalkan oleh Robinson (1965) A1, A2, ………. AN Æ B
9 Merupakan baris inference yg utama dalam prolog Dalam prolog :
9 Prolog menggunakan notasi “quantifier-free” B :- A1, A2, … AN
9 Prolog didasarkan pada logika predikat first-order Untuk membuktikan teori benar dengan metode klasik
9 Sebelum resolusi diterapkan, wff harus berada dalam “reductio ad absurdum” metode kontradiksi.
keadaan normal (bentuk standar) yaitu hanya Tujuan resolusi adalah meng-infer klause baru “revolvent” dari
menggunakan V , ∧ , ~ 2 clause yang disebut parent clauses
Contoh
Mis wff (A V B) ∧ (~B V C) disebut bentuk normal konjungtif AVB
A V B dan ~B V C A V ~B
∴∀A
Ekspresi clausal umumnyya dituliskan dalam bentuk khusus yg dapat ditulis sbb
disebut kowalski : (A V B) ∧ (A V ~B)
A1, A2, ………. AN Æ B1, B2, ….BM ingat distribusi :
Dalam notasi predikat standar : p V (q∧ r) ≡ (p V q) ∧ (p V r)
A1 ∧ A2 ∧ ………. AN Æ B1 V B2 V, ….BM sehingga
Bentuk disjungsinya menggunakan (A V B) ∧ (A V ~B) ≡ A V (B∧ ~B) ≡ A (resolvent)
(p Æ q) ≡ ~p v q ingat (B∧ ~B) ≡ nil/null
menjadi :
A1 ∧ A2∧ V ………. AN Æ B1 V B2 V, ….BM
≡ ~(A1 ∧ A2 ∧ ………. AN ) V (B1 V B2 V, ….BM )
≡ ~A1 V ~A2 V ………. ~AN V B1 V B2 V, …. BM INGAT De
Morgan ~(p ∧ q) ≡ ~p v ~q
SISTEM RESOLUSI DAN DEDUKSI Latihan :
BÆE
Refutation adalah salah satu type pembuktian yang salah E ∧ E
Contoh A Æ B E ∧ S ÆF
BÆC F ∧ G ÆR
CÆD R ∧ T ÆC
∴AÆD B ∧ S ∧ G ∧ T ÆC
A Æ B, B Æ C, C Æ D ├ A Æ B
Buktikan bahwa kesimpulan adalah teori resolusi RESOLUSI DAN LOGIKA PREDIKAT FIRT ORDER
refulasi Sebelum resolusi dapat diterapkan, wff harus diletakkan
Solusi : dalam bentuk casual
Gunakan (p Æ q) ≡ ~p v q untuk semua premise dan Contoh :
kesimpulan, kemudian negasikan untuk kesimpulannya, Some programmers hate all failures
sehingga menjadi No programmer hates any success
(~A V B) ∧ (~B V C) ∧ (~C V D) ∧ A ∧ ~D ∴ No failure is a success
Pohon resolusi refutation
P(x) = x is a progammer
F(x) = x is a failure
S(x) = x is a success
H(x,y) = x hates y
Perbedaan :
Inference Start Tujuan
FORWARD Fakta Kesimpulan yg
harus mengikuti