Anda di halaman 1dari 13

Deduktif

Deduktif
• Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa
prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat
umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan
cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus
atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut
dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit
(Suradjiyo, dkk:2005)
• Pengertian logika deduktif adalah ‘sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip
penyimpulan yang sah berdasarkan bentuknya (form) serta kesimpulan yang
dihasilkan sebagai kemestian yang diturunkan dari pangkal pikiran yang jernih atau
sehat’. Atau logika deduktif adalah ‘suatu ilmu yang mempelajari asas-asas
atau hokum-hukum dalam berfikirm hukum-hukum tersebut harus ditaati supaya
pola berfikirnya benar dan mencapai kebenaran’ (Sudiarja, dkk., 2006; Copi, I.M.
1978).
• Cara berpikir deduktif ialah cara berpikir yang dimulai dari hal yang bersifat umum,
kemudian dirunut kepada hal yang bersifat khusus dan dibuat suatu pernyataan
kesimpulan atasnya. Sementara itu, cara berpikir induktif ialah cara berpikir yang
dimulai dari data-data atau fakta yang bersifat khusus, kemudian diambil suatu
kesimpulan yang bersifat umum sehingga menjadi sebuah pengetahuan baru (Izhar,
2016)
Penalaran Deduktif
PENGERTIAN LOGIKA HUKUM
Penalaran
DEDUKTIF
deduktif menggunakan informasi, premis atau peraturan umum yang
berlaku untuk mencapai kesimpulan yang telah terbukti. Di sisi lain, logika atau
penalaran induktif melibatkan generalisasi berdasarkan perilaku yang diamati pada
kasus tertentu. Argumen deduktif bisa valid atau tidak valid. Tapi logika induktif
memungkinkan kesimpulan itu salah, bahkan jika premis yang mendasarinya benar.
Jadi argumen induktif bisa kuat atau lemah. Alasan deduktif menerapkan aturan
umum untuk membuat kesimpulan tentang kasus tertentu. Alasan induktif men
gamati pola dalam kasus tertentu untuk menyimpulkan kesimpulan tentang
peraturan umum. Penalaran deduktif (logika atas-bawah) kontras dengan penalaran
induktif (logika bawah- atas), dan umumnya dimulai dengan satu atau lebih
pernyataan umum atau premis untuk mencapai kesimpulan logis.

Contoh
1/2/2020 4

Semua manusia fana. John adalah seorang pria. Oleh karena itu John adalah fana.
Ini adalah contoh penalaran deduktif yang valid. Di sisi lain, inilah contoh
penalaran induktif: Kebanyakan pria dengan tangan kanan. John adalah seorang
pria. Karena itu, John harus dengan tangan kanan. Kekuatan argumen induktif ini
bergantung pada persentase orang kidal dalam populasi. Bagaimanapun, kesimpul
annya mungkin berakhir tidak valid karena penalaran induktif tidak menjamin
validitas kesimpulan.
Perbedaan Logika Hukum Deduktif dan Induktif

Deduktif Induktif
Penalaran deduktif, juga Pemikiran induktif, juga
disebut logika deduktif, disebut logika induksi atau
Pengenalan adalah proses penalaran dari bottom-up, membangun atau
satu atau lebih pernyataan mengevaluasi proposisi umum
umum mengenai apa yang yang berasal dari
diketahui untuk mencapai contoh-contoh spesifik.
kesimpulan logis secara pasti.

Argumen dalam logika Argumen dalam penalaran


deduktif bisa valid atau tidak induktif bisa kuat atau
valid. Argumen tidak valid lemah. Argumen lemah selalu
Argumen
selalu tidak masuk akal. tidak masuk akal. Argumen k
Argumen yang valid hanya uat hanya meyakinkan jika
terdengar jika premis yang premis-premisnya didasarkan
mereka tempatkan itu benar. pada kebenaran.

Kesimpulan dapat dibuktikan Kesimpulan mungkin salah meskipun


Validitas dari
valid jika premis argumennya kuat dan premisnya
Kesimpulan
tersebut diketahui benar. benar.
PERBEDAAN PENALARAN DEDUKTIF DENGAN PENALARAN
INDUKTIF

SEGI PERBEDAAN DEDUKTIF INDUKTIF

Cara Kerja Menerapkan aturan umum Mengamati pola khusus tertentu


untuk membuat kesimpulan. untuk menarik kesimpulan tentang
peraturan umum.

• Valid : • Kuat :
jika premis yang jika premisnya
Argumen ditempatkan adalah didasarkan pada
benar kebenaran
• Tidak Valid : • Lemah :
Tidak masuk akal Tidak masuk akal

Validitas Dapat dibuktikan valid apabila Kesimpulan bisa saja salah,


Kesimpulan premis diketahui benar. meskipun argumen kuat dan
premis benar.

Corak • Silogisme Kategorial • Generalisasi


• Silogisme Hipotesis • Analogi
Berpikir
• Silogismes Alternatif • Sebab-Akibat
PERBEDAAN PENALARAN DEDUKTIF
INDUKTIF

Penalaran Deduktif Penalaran Induktif


Mulai dari yang mudah ke konkrit Mulai dari yang sulit ke abstrak

Konsep/prinsip yang dituju diberikan Konsep/prinSIPyang dituju diberikan pada


terakhir permulaan

Definisi tidak mengikat Definisi mengikat


Tujuan dapat dijelaskan baik Tujuan kurang dapat dijelaskan baik
Siswa terlibat dalam mendapatkan Siswa terlibat dalam mendapatkan konsep/
konsep/prinsip prinsip

Siswa lebih bermotivasi mengikuti proses Siswa kurang bermotivasi mengikuti proses
pembelajaran pembelajaran

Fakta/data diamati berulang - ulang Definisi diperhatikan dan disebut berulang -


ulang
Macam macam Deduktif
1. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif.
Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan
sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah
rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.

Contoh

Semua Planet Mengitari Matahari


Bumi adalah Planet
Jadi, bumi mengitari matahari (konklusi / kesimpulan)
SILOGISME KATEGORIAL
• Yang dimaksud dengan kategorial adalah silogisme yang terjadi dari
tiga
• proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi
merupakan
• simpulan. Premis yang bersifat umum disebut premis mayor dan
premis
• yang bersifat khusus disebut premis minor. Dalam simpulan ter
dapat
• subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term minor dan p
redikat
simpulan disebut term mayor.
• Contoh:
• Semua manusia bijaksana. Semua polisi adalah bijaksana.
• Jadi, semua polisi bijaksana.
• Untuk menghasilkan simpulan harus ada term penengah sebagai
• penghubung antara premis mayor dan premis minor. Term penengah
adalah
silogisme diatas ialah manusia.
• Term penengah hanya terdapat pada premis, tidak terdapat pada
simpulan.
SILOGISME
HIPOTESIS
• Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas
premis mayor yang berproposisikondisional hipotesis.
• Jika premis minornya membernarkan anteseden, simpulannya
membenarkan konsekuen. Kalau premis minornya menolak anteseden,
simpulan juga menolak konsekuen.
• Contoh:
• Jika besi dipanaskan, besi akan memuai.
• Besi dipanaskan.Jadi, besi memuai.
• Jika besi tidak dipanaskan, besi tidak akan memuai. Besi tidak
dipanaskan.
• Jadi, besi tidak akan memuai.
SILOGISME ALTERNTIF

• Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas pr


emis mayor berupa proposisi
• alternatif. Kalau premis minornya membenarkan salah satu
alternatif, simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
• Contoh:
• Dia adalah seorang kiai atau profesor. Dia seorang
kiai.
• Jadi, dia bukan seorang profesor.
• Dia adalah seorang kiai atau profesor.
• Dia bukan seorang kiai.Jadi, dia seorang profesor.
2. Entimen

Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat


dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak
diucapkan karena sudah sama- sama diketahui.

Contoh :

Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari Pada


malam hari tidak ada matahari
Pada malam haritidakmungkinada proses fotosintesis
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai