1. PENALARAN Pengertian Penalaran Penalaran adalah suatu bentuk proses berpikir yang khusus untuk mengambil kesimpulan (keputusan). Tidak semua proses berpikir penalaran. - Proses berpikir : Dimulai dari memperoleh informasi, baik pengamatan indra (data empiric) atau sumber informasi (referensi) Berdasar informasi, dapat dihasilkan sejumlah pengertian dan bisa dijadikan sebuah pernyataan (proposisi). - Penalaran : Membuat kesimpulan (pernyataan baru) berdasar proposisi/ pernyataan yang sudah diketahui. Proses Penalaran Proses penalaran meliputi aktivitas : - Mencari proposisi-2 (pernyataan-2) untuk disusun menjadi premis (penyataan yang menjadi dasar penyimpulan) Proposisi masih netral, sedangkan premis sudah dijadikan dasar mengambil kesimpulan. - Menilai hubungan proposisi-proposisi di dalam premis. - Menentukan kesimpulan atas dasar hubungan premis – premis. Contoh Bentuk Penalaran : - PREMIS-2 disusun berdasar fakta empiric, misalnya sbb: 1. Besi (LOGAM 1) dipanasi dan memuai 2. Alumunium (LOGAM 2) dipanasi dan memuai 3. Emas (LOGAM 3) dipanasi dan memuai - KESIMPULAN : Semua logam yang dipanasi memuai. Dasar kesimpulan juga harus benar.
Jadi PENALARAN : Proses berpikir yang berdasarkan premis yang benar untuk menarik kesimpulan yang benar pula.
2. PENALARAN DEDUKSI atau DEDUKTIF
Penalaran Deduksi Suatu penalaran yang berpangkal dari KAIDAH UMUM untuk menyusun suatu KEJADIAN KHUSUS. DEDUKSI hanya benar jika kaidah umum yang dipakai sebagai pangkal tolak itu benar. Penalaran deduktif biasanya menggunakan cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang disebut SILOGISME. SILOGISME adalah cara menarik kesimpulan dengan cara membandingkan suatu permasalahan (PREMIS MINOR) dengan suatu pendapat tertentu yang sudah diakui kebenarannya (PREMIS MAYOR). Contoh Silogisme (Penalaran deduktif) : 1) Premis mayor : Semua tumbuhan melakukan fotosintesis Premis minor : Padi adalah tumbuhan Kesimpulan : Padi melakukan fotosintesis
2) Premis mayor : Semua orang berprestasi mendapat penghargaan
Premis minor : Toni berprestasi METODE ILMIAH BAB III. PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF Kesimpulan : Toni mendapat penghargaan
3) Premis mayor : Semua manusia tidak lepas dari kesalahan
Premis minor : Semua cendekiawan adalah manusia Kesimpulan : Semua cendekiawan tidak lepas dari kesalahan Kelemahan Penalaran Deduktif : Deduksi tidak menghasilkan pendapat/ teori baru karena selalu terangkum dalam kaidah umum yang telah ada, sehingga DEDUKSI KURANG SUBUR BAGI PENGEMBANGAN ILMU. Kelebihan Penalaran Deduktif : Kebenaran dalam deduksi lebih pasti, sudah dibuktikan oleh berbagai pihak.
3. PENALARAN INDUKSI atau INDUKTIF
Penalaran Induksi : Suatu penalaran yang berpangkal pada sejumlah fakta untuk menyusun suatu kaidah yang berlaku umum. Contoh : - Mangga 1 (Golek) : berbunga pada Bulan Juli. - Mangga 2 (Arum Manis) : berbungan pada Bulan Juli. - Mangga 3 ( Gadung) : berbunga pada Bulan Juli. Kesimpulan : Semua (varietas) manga berbungan pada Bulan Juli. Di sini terjadi generalisasi (dari khusus ke umum) Ciri – ciri Induksi : - Premis – premis induksi berupa proporsi empirik (nyata berdasar data). - Konklusi induksi lebih luas daripada premisnya. Kelemahan Induktif : - Dalam Induksi, tidak ada konklusi yang mempunyai kebenaran yang pasti (kurang dapat dipercaya) karena penalaran induktif menggunakan fakta yang terbatas (tidak mungkin menggunakan semua fakta). - Kepastian kebenaran induktif tergantung jumlah fakta. Kelebihan Induktif : Induksi lebih SUBUR DALAM PENGEMBANGAN ILMU karena mendasarkan pada fakta empiric berupa temuan – temuan baru dan dapat menghasilkan pengetahuan baru atau hal – hal baru (tidak selalu mendasarkan teori – teori yang telah ada). METODE ILMIAH BAB III. PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF 4. PENALARAN ILMIAH (DAUR DEDUKTIF – INDUKTIF) Dalam memperoleh/ mengembangkan pengetahuan ilmiah (Ilmu), digunakan DAUR PENALARAN DEDUKTIF – INDUKTIF. Penalaran yang menggabungkan induksi dan deduksi ini sering disebut PENALARAN ILMIAH. Penggabungan penalaran deduktiif dan induktif lebih menguntungkan perkembangan ilmu pengetahuan, - Kekurang-pastian kebenaran dalam induksi dapat diisi dengan kelebih- pastian kebenaran dalam deduksi, - Kekurang-suburan deduksi dapat diisi dengan kelebih-suburan induksi.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita