Anda di halaman 1dari 3

METODE ILMIAH

BAB III. PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF


1. PENALARAN
 Pengertian Penalaran
Penalaran adalah suatu bentuk proses berpikir yang khusus untuk mengambil
kesimpulan (keputusan).
Tidak semua proses berpikir penalaran.
- Proses berpikir :
 Dimulai dari memperoleh informasi, baik pengamatan indra (data
empiric) atau sumber informasi (referensi)
 Berdasar informasi, dapat dihasilkan sejumlah pengertian dan bisa
dijadikan sebuah pernyataan (proposisi).
- Penalaran :
 Membuat kesimpulan (pernyataan baru) berdasar proposisi/
pernyataan yang sudah diketahui.
 Proses Penalaran
Proses penalaran meliputi aktivitas :
- Mencari proposisi-2 (pernyataan-2) untuk disusun menjadi premis
(penyataan yang menjadi dasar penyimpulan)
Proposisi masih netral, sedangkan premis sudah dijadikan dasar
mengambil kesimpulan.
- Menilai hubungan proposisi-proposisi di dalam premis.
- Menentukan kesimpulan atas dasar hubungan premis – premis.
 Contoh Bentuk Penalaran :
- PREMIS-2 disusun berdasar fakta empiric, misalnya sbb:
1. Besi (LOGAM 1) dipanasi dan memuai
2. Alumunium (LOGAM 2) dipanasi dan memuai
3. Emas (LOGAM 3) dipanasi dan memuai
- KESIMPULAN : Semua logam yang dipanasi memuai.
Dasar kesimpulan juga harus benar.

Jadi PENALARAN : Proses berpikir yang berdasarkan premis yang benar untuk
menarik kesimpulan yang benar pula.

2. PENALARAN DEDUKSI atau DEDUKTIF


 Penalaran Deduksi
Suatu penalaran yang berpangkal dari KAIDAH UMUM untuk menyusun
suatu KEJADIAN KHUSUS.
 DEDUKSI hanya benar jika kaidah umum yang dipakai sebagai pangkal
tolak itu benar.
 Penalaran deduktif biasanya menggunakan cara berpikir untuk menarik
kesimpulan yang disebut SILOGISME.
 SILOGISME adalah cara menarik kesimpulan dengan cara membandingkan
suatu permasalahan (PREMIS MINOR) dengan suatu pendapat tertentu
yang sudah diakui kebenarannya (PREMIS MAYOR).
 Contoh Silogisme (Penalaran deduktif) :
1) Premis mayor : Semua tumbuhan melakukan fotosintesis
Premis minor : Padi adalah tumbuhan
Kesimpulan : Padi melakukan fotosintesis

2) Premis mayor : Semua orang berprestasi mendapat penghargaan


Premis minor : Toni berprestasi
METODE ILMIAH
BAB III. PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF
Kesimpulan : Toni mendapat penghargaan

3) Premis mayor : Semua manusia tidak lepas dari kesalahan


Premis minor : Semua cendekiawan adalah manusia
Kesimpulan : Semua cendekiawan tidak lepas dari kesalahan
 Kelemahan Penalaran Deduktif :
Deduksi tidak menghasilkan pendapat/ teori baru karena selalu terangkum
dalam kaidah umum yang telah ada, sehingga DEDUKSI KURANG SUBUR
BAGI PENGEMBANGAN ILMU.
 Kelebihan Penalaran Deduktif :
Kebenaran dalam deduksi lebih pasti, sudah dibuktikan oleh berbagai pihak.

3. PENALARAN INDUKSI atau INDUKTIF


 Penalaran Induksi :
Suatu penalaran yang berpangkal pada sejumlah fakta untuk menyusun suatu
kaidah yang berlaku umum.
 Contoh :
- Mangga 1 (Golek) : berbunga pada Bulan Juli.
- Mangga 2 (Arum Manis) : berbungan pada Bulan Juli.
- Mangga 3 ( Gadung) : berbunga pada Bulan Juli.
Kesimpulan : Semua (varietas) manga berbungan pada Bulan
Juli.
 Di sini terjadi generalisasi (dari khusus ke umum)
 Ciri – ciri Induksi :
- Premis – premis induksi berupa proporsi empirik (nyata berdasar data).
- Konklusi induksi lebih luas daripada premisnya.
 Kelemahan Induktif :
- Dalam Induksi, tidak ada konklusi yang mempunyai kebenaran yang pasti
(kurang dapat dipercaya) karena penalaran induktif menggunakan fakta
yang terbatas (tidak mungkin menggunakan semua fakta).
- Kepastian kebenaran induktif tergantung jumlah fakta.
 Kelebihan Induktif :
Induksi lebih SUBUR DALAM PENGEMBANGAN ILMU karena
mendasarkan pada fakta empiric berupa temuan – temuan baru dan dapat
menghasilkan pengetahuan baru atau hal – hal baru (tidak selalu mendasarkan
teori – teori yang telah ada).
METODE ILMIAH
BAB III. PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF
4. PENALARAN ILMIAH (DAUR DEDUKTIF – INDUKTIF)
 Dalam memperoleh/ mengembangkan pengetahuan ilmiah (Ilmu), digunakan
DAUR PENALARAN DEDUKTIF – INDUKTIF.
 Penalaran yang menggabungkan induksi dan deduksi ini sering disebut
PENALARAN ILMIAH.
 Penggabungan penalaran deduktiif dan induktif lebih menguntungkan
perkembangan ilmu pengetahuan,
- Kekurang-pastian kebenaran dalam induksi dapat diisi dengan kelebih-
pastian kebenaran dalam deduksi,
- Kekurang-suburan deduksi dapat diisi dengan kelebih-suburan induksi.

JANGAN LUPA KERJAIN TUGASNYA♥

Anda mungkin juga menyukai