Anda di halaman 1dari 15

erpikir Integral

BERPIKIR
INDUKTIF DAN awangyacoub@yahoo.co.id

DEDUKTIF
Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan
indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep
dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
penalaran berdasar proposisi yang dijadikan dasar
penyimpulan premis (antesedens) hasil
kesimpulannya
konklusi (consequence)
proposisi yang dijadikan dasar
penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens)
hasil kesimpulannya disebut dengan
konklusi

Hubungan antara premis dan konklusi


disebut konsekuens (consequence)
Ciri Penalaran
Penalaran adalah proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.

1. Ciri pertama adalah proses berpikir logis,


dimana berpikir logis diartikan sebagai
kegiatan berpikir menurut pola tertentu
atau dengan kata lain menurut logika
tertentu.
2. Ciri yang kedua adalah sifat analitik dari
BERPIKIR INDUKTIF
Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau
peristiwa khusus untuk menentukan hukum atau kesimpulan yang umum dari
berbagai kasus yang bersifat individual.
Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-
pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam
menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum
(filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)
Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan
bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan
difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum
diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
INDUKSI
Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau
peristiwa khusus untuk menemukan hukum. (Kamus umum bahasa Indonesia
hal. 444 W.J.S. Poerwadarminta, Balai pustaka, 2006)
Induksi adalah ilmu eksakta mengumpulkan data – data dalam jumlah tertentu,
dan atas dasar itu menyusun suatu ucapan umum. Observasi dan eksperimen
dilakukan untuk mengenai gejala-gejala dengan tepat dan saksama, sedang
hipotesis dan induksi membuat rumusan dari hukum-hukumnya.
Metode berpikir induktif dimana cara berpikir dilakukan dengan cara menarik
suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat
individual. Untuk itu, penalaran secara induktif dimulai dengan
mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang
khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan
pernyataan yang bersifat umum.
CONTOH DARI INDUKSI :

Kuda sumba punya jantung


Kuda Australia punya sebuah jantung
Kuda amerika punya sebuah jantung….
Jadi, setiap kuda punya sebuah jantung
BERPIKIR DEDUKTIF

Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti


penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum,
menemukan yang khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara
berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat
umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan
kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir
yang dinamakan silogismus.
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan
hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan
dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Penalaran deduktif menghubungkan premis-premis dengan
kesimpulan. Jika semua premi benar, istilah jelas, dan aturan
logika deduktif ditaati, maka kesimpulan ini tentu benar.
Contoh penalaran deduksi :
Premis 1: Semua manusia pasti mati
Premis 2: Sokrates adalah manusia
Kesimpulan: Socrates pasti mati

Premis pertama menyatakan bahwa semua benda yang diklasifikasikan sebagai “manusia” memiliki atribut “pasti mati”. Premis kedua
menyatakan bahwa “Sokrates” diklasifikasikan sebagai “manusia” – anggota dari himpunan “manusia”. Kesimpulannya kemudian
menyatakan bahwa “Sokrates” “pasti mati” karena ia mewarisi atribut ini dari klasifikasi sebagai “manusia”.
Premis 1: Semua manusia pasti mati
Premis 2: Sokrates adalah manusia
Kesimpulan: Socrates pasti mati

Premis pertama menyatakan bahwa semua benda yang diklasifikasikan sebagai “manusia” memiliki atribut “pasti mati”. Premis kedua
menyatakan bahwa “Sokrates” diklasifikasikan sebagai “manusia” – anggota dari himpunan “manusia”. Kesimpulannya kemudian
menyatakan bahwa “Sokrates” “pasti mati” karena ia mewarisi atribut ini dari klasifikasi sebagai “manusia”.
Contoh-contoh lain:
Premis 1: Semua kambing berkaki empat
Premis 2: Hewan itu adalah kambing.
Kesimpulan: Hewan itu berkaki empat.
Premis 1: y = 3x + 5
Premis 2: x=2
Kesimpulan: y = 11
DEDUKSI
Deduksi berarti penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum atau penemuan yang khusus dari yang
umum. Dengan demikian, metode deduksi (atau penalaran deduktif ,logika deduktif, deduksi logis
atau logika “atas-bawah”) adalah proses penalaran dari satu atau lebih pernyataan umum (premis)
untuk mencapai kesimpulan logis tertentu. Metode deduksi akan membuktikan suatu kebenaran baru
berasal dari kebenaran-kebenaran yang sudah ada dan diketahui sebelumnya (berkesinambungan).
Metode deduksi umumnya dipakai pada bidang matematika untuk membuat turunan-turunan rumus
yang lebih simpel.
PENALARAN ILMIAH PADA HAKIKATNYA
MERUPAKAN GABUNGAN DARI PENALARAN
DEDUKTIF DAN INDUKTIF.
Dimana lebih lanjut penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme dan penalaran induktif
dengan empirisme. Secara rasional ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan
kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai fakta
dengan yang tidak. Karena itu sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua penjelasan
rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara, Penjelasan sementara ini biasanya
disebut hipotesis.
Hipotesis ini pada dasarnya disusun secara deduktif dengan mengambil premis-premis dari
pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya, kemudian pada tahap pengujian hipotesis
proses induksi mulai memegang peranan di mana dikumpulkan fakta-fakta empiris untuk
menilai apakah suatu hipotesis di dukung fakta atau tidak. Sehingga kemudian hipotesis tersebut
dapat diterima atau ditolak.
Maka dapat disimpulkan bahwa penalaran deduktif dan penalaanr induktif diperlukan dalam
proses pencarian pengetahuan yang benar
METODE BERPIKIR INDUKSI
Induksi didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan (atau pembentukan
hipotesis) yang didasarkan pada satu atau dua fakta atau bukti-bukti. Pendekatan
induksi sangat berbeda dengan deduksi. Tidak ada hubungan yang kuat antara alasan
dan konklusi. Proses pembentukan hipotesis dan pengambilan kesimpulan berdasarkan
data yang diobservasi dan dikumpulkan terlebih dahulu disebut proses induksi
(induction process) dan metodenya disebut metode induktif (inductive method) dan
penelitiannya disebut penellitian induktif (inductive research). Dengan demikian
pendekatan induksi mengumpulkan data terlebih dahulu baru hipotesis dibuat jika
diinginkan atau konklusi langsung diambil jika hipotesis tidak digunakan. Proses
induksi selalu digunakan pada penelitian dengan pendekatan kualitatif (naturalis).
Penalaran induksi merupakan proses berpikir yang berdasarkan kesimpulan umum pada
kondisi khusus. Kesimpulan menjelaskan fakta sedangkan faktanya mendukung
kesimpulan.
Induksi adalah pengambilan kesimpulan secara umum dengan berdasarkan pengetahuan
yang diperoleh dari fakta-fakta khusus. Metode berpikir induktif adalah metode yang
digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang
disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum
CONTOH. METODE BERPIKIR
INDUKSI
Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
Jika dipanaskan, logam memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Hukum dan
Teori

Induksi Deduksi

Fakta dari Ramalan dan


observasi Penjelasan
SUMBER :
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_deduksi
http://adzriair.blogspot.com/2013/12/metode-berpikir-deduksi-dan-induksi.html
http://nurmaliaandriani95.blogspot.com/2013/06/logika-deduksi-dan-induksi.html

Anda mungkin juga menyukai