Anda di halaman 1dari 8

DEDUKSI DAN INDUKSI

NAMA : UNTORO HERI SAPUTRO


NIM : 2120312013
A. Deduksi
• Deduksi merupakan proses pengambilan kesimpulan sebagai akibat dari
alasan-alasan yang diajukan berdasarkan hasil analisis data.
• Proses pengambilan kesimpulan dengan cara deduksi didasari oleh alasan-
alasan yang benar dan valid.
• Proses pengambilan kesimpulan berdasarkan alasan-alasan yang valid atau
dengan menguji hipotesis dengan menggunakan data empiris disebut proses
deduksi (deduction) dan metodenya disebut metode deduktif (deductive
method) dan penelitiannya disebut penelitian deduktif (deductive research).
• Proses deduksi selalu digunakan pada penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif (scientific).
• Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti
penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum,
menemukan yang khusus dari yang umum.
• Deduksi adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang
umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagiannya yang khusus. 
• Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan
pola berpikir yang dinamakan silogismus.
• Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah
kesimpulan. Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir
yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. 
• Kesimpulan yang sah pada suatu penalaran deduktif selalu
merupakan akibat yang bersifat keharusan dari pertnyaan-
pertanyaan yang lebih dahulu diajukan. Pembahasan mengenai
logika deduktif itu sangat luas dan meliputi salah satu di antara
persoalan-persoalan yang menarik.
• Guna memenuhi dan  membatasi maksud logika deduktif bagian
terkenal sebagai logika Aristoteles.
• Cabang lokal ini membicarakan pernyataan-pernyataan yang dapat
dijadikan bentuk ‘S’ adalah ‘P’, misalnya, “manusia (adalah)
mengenal mati. Tampaklah pada kita bahwa ‘S’ merupakan huruf
pertama perkataan ‘Subjek’ dan ‘P’ merupakan huruf pertama
perkataan ‘Predikat’. Dari pernyataan-pernyataan semacam itu, kita
dapat memilah empat cara pokok untuk mengatakan sesuatu dari
setiap atau sementara subjek yang dapat diterapi simbol ‘S’.
• Setiap              S adalah P Contoh Penalaran Deduksi
• Setiap              S bukan/tidaklah P Premis 1: Semua manusia pasti mati
Premis 2: Sokrates adalah manusia
• Sementara       S adalah P
Kesimpulan: Socrates pasti mati
• Sementara       S bukan/tidaklah P.

Premis pertama menyatakan bahwa semua benda


yang diklasifikasikan sebagai “manusia” memiliki
atribut “pasti mati”. Premis kedua menyatakan
bahwa “Sokrates” diklasifikasikan sebagai Contoh-contoh lain:
Premis 1: Semua kambing berkaki empat
“manusia” – anggota dari himpunan “manusia”. Premis 2: Hewan itu adalah kambing.
Kesimpulannya kemudian menyatakan bahwa Kesimpulan: Hewan itu berkaki empat.
“Sokrates” “pasti mati” karena ia mewarisi atribut
ini dari klasifikasi sebagai “manusia”.
Premis 1: y = 3x + 5
Premis 2: x=2
Kesimpulan: y = 11
B. Induksi
• Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus
untuk menemukan hukum. (Kamus umum bahasa Indonesia hal. 444 W.J.S.
Poerwadarminta, Balai pustaka, 2006)
• Induksi adalah ilmu eksakta mengumpulkan data – data dalam jumlah tertentu, dan atas
dasar itu menyusun suatu ucapan umum. Observasi dan eksperimen dilakukan untuk
mengenai gejala-gejala dengan tepat dan saksama, sedang hipotesis dan induksi membuat
rumusan dari hukum-hukumnya.
• Metode berpikir induktif dimana cara berpikir dilakukan dengan cara menarik suatu
kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Untuk itu,
penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang
mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang
diakhiri dengan pernyataan yang  bersifat umum.
Contoh dari induksi :
• Kuda sumba punya jantung
• Kuda Australia punya sebuah jantung
• Kuda amerika punya sebuah jantung

• Jadi, setiap kuda punya sebuah jantung


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai