Anda di halaman 1dari 16

‘’MAKALAH SEJARAH DAN GENERASI CT SCAN”

OLEH :
MHD Gusrianda
1610070140017

PROGRAM STUDI DIII RADIOLOGI


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadhirat Allah SWT yang telah memberikan
keluasan waktu dan kesehatan kepada kami untuk dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah “CT-SCAN” yang diberikan oleh Bapak Untoro Heri Saputro S.Tr.Rad. Jenis
tugas yang diberikan adalah Makalah tentang Sejarah dan Generasi CT-Scan.
Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh karena
itu, terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-
mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari pengetahuan dan pengalaman
kami masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi dan
bermanfaat bagi semua orang, khususnya bagi para mahasiswa dan umum

Pekanbaru, 12 Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………... i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................I-1
1.2.Rumusan Masalah .............................................................................................I-1
1.3.Tujuan ...............................................................................................................I-1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Perkembangan CT-Scan.....................................................................II-2
2.2. Generasi CT-Scan............................................................................................II-4
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.................................................................................................. III-12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Computer Tomography (CT) Scanner merupakan alat diagnostik dengan
teknik radiografi yang menghasilkan gambar potongan tubuh secara melintang
berdasarkan penyerapan sinar-x pada irisan tubuh yang ditampilkan pada layar
monitor tv hitam putih.
Computer Tomography (CT) biasa juga disebut Computed axialtomography
(CAT), computer-assisted tomography, atau (body sectionroentgenography) yang
merupakan suatu proses yang menggunakan digital processing untuk
menghasilkan suatu gambaran internal tiga dimensi suatuobyek dari satu
rangkaian sinar x yang menghasilkan gambar dua dimensi. Kata " tomography"
diperoleh dari Yunani tomos ( irisan) dan graphia ( gambarkan). Alat ini pada
umumnya digunakan dalam dunia kedokteran sebagai alat diagnostik dan sebagai
pemandu untuk interventional prosedur. Kadang-Kadang material seperti barium
atau intravenou iodinated contrast di masukkan ke tubuh pasien yang berguna
dalam mempermudah proses scanning seperti untuk melihat isi perut atau bagian
tubuh yang sukar untuk di gambarkan dengan cara scanning. Penggunaan contrast
material dapat juga membantu khususnya guna memperoleh informasi fungsional
tentang jaringan/tisue pada tubuh pasien.

1.2 Rumus Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Mengidentifikasi perkembangan CT-Scan
2. Mengidentifikasi Generasi Perkembangan CT-Scan

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Perkembangan CT-Scan
2. Untuk mengidentifikasi generasi perkembangan ST-Scan

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan CT-Scan


Awal perkembangan CT-Scan bermula dari tanggal 11 Agustus 1895, yaitu
dengan ditemukannya radiasi sinar-x oleh seorang ahli fisika berkebangsaan
Jerman yang bernama Wilhem Conrad Rontgen (1845-1923) yang langsung
dinobatkan sebagai pemenang penghargaan Nobel pada saat itu.
Sinar-x adalah merupakan gelombang electromagnet yang mempunyai
panjang gelombang berkisar antara 10 nm – 100 pm. Adapun Sinar-x mempunyai
sifat-sifat yaitu memiliki daya tembus yang besar, Dapat diserap oleh materi
(tergantung nomor atomnya), memiliki efek fotografi (dapat menghitamkan film),
dapat menimbulkan efek fluorosensi (memendarkan fosfor), dapat dibelokkan /
dihamburkan (difraksi sinar-x), dan dapat menimbulkan ionisasi.
Sinar-x memungkinkan orang pertama kali untuk melihat struktur daritubuh
manusia bagian dalam tanpa melakukan operasi / pembedahan. Namun sinar-x
pada masa ini juga memiliki keterbatasan, yaitu, gambar yang dihasilkan
merupakan superimposisi (overlap) dari obyek yang diamati dan juga tidak dapat
menggambarkan jaringan lunak. Selain itu ada juga masalah lainnya yaitu, pada
teknik radiografi konvensional, jika dua buah obyek yang memiliki besar yang
berbeda, dapat tampak sama besar jika hanya dilhat dari satu sudut pandang saja
dan masalah lainnya, jika dua buah obyek yang berbeda ukuran dan terletak
dalam satu garis lurus sinar-x, maka organ yang kecil tidak dapat terlihat, karena
tertutup obyek yang lebih besar.
Pada tahun 1920, dikembangkan suatu teknik yang berusaha memisahkan
gambaran overlapping dari suatu organ yang diperiksa yang dinamakan
Tomografi. Teknik yang dikembangkan adalah dengan menggerakkan tabung
sinar-x dan film dalam kaset secara bersamaan, dan menggunakan fulcrum
sebagai titik focus dari organ yang akan diperiksa. Organ yang ada di bagian atas
dan bawah obyek yang diperiksa akan tampak blur (samar) sedangkan objek yang
diperiksa akan tampak lebih jelas. Teknik Tomografi ini digunakan pertama kali
pada tahun 1935.
Namun demikian teknik ini masih mempunyai beberapa kekurangan, yaitu
hanya area tertentu saja yang berada pada bidang focus yang dapat terlihat jelas,

4
dan bidang-bidang lainnya yang tidak berada pada bidang focus tidak dapat
terlihat dengan jelas. Sedangkan dunia ilmu pengetahuan terus berkembang
dengan pesat. Ilmu kedokteran modern membutuhkan gambaran yang mampu
menampilkan organ dengan lebih jelas tidak hanya pada organ yang diperiksa,
melainkan juga organ lain disekitarnya.
Pada tahun 1972, Godfrey N. Hounsfield dan J. Ambrose yang bekerja di
Central Research Lab of EMI, Ltd di Inggris menghasilkan Gambar klinis
pertama dengan CT-Scan (Computed Tomography Scan). Dan merupakan tanda
awal dari dimulainya era baru perkembangan diagnostic imajing
Pada tahun 1974, enam puluh unit CT terpasang. Awalnya pemeriksaan yang
dilakukan hanya terbatas pada CT kepala saja. Dan pada tahun 1975
diperkenalkan pertama kali sebuah Whole Body scanner (CT-Scan seluruh tubuh)
yang digunakan untuk penunjang klinis. Pada tahun 1979, Hounsfield dan
Cormack dianugerahi hadiah nobel.
Pada tahun 1989, W.A. Kalender dan P. Vock melakukan pemeriksaan klinis
pertama dengan menggunakan Spiral CT. Dan pada tahun 1998 mulailah
diperkenalkan alat Multi Slice CT (MSCT) dengan 4 slice. Pada tahun 2000
dikembangkan PET/CT system, kemudian di tahun 2001 telah dikembangkan CT
Scan 16 slice. Pada tahun 2004 dikembangkan teknik CT Scan 64 slice dan telah
lebih dari 40000 instalasi CT untuk aplikasi klinik.
Teknik pencitraan CT sama sekali berbeda dengan teknik pencitraan
radiologi biasa (konvensional). Computed Tomography atau CT adalah sebuah
proses radiologi untuk menghasilkan gambaran dari potongan melintang (trans-
axial) tubuh pasien. Dua buah karakteristik baru yang ada pada gambar yang
dihasilkan pada CT adalah peralatan digital yang menghasilkan gambaran digital
dan gambar irisan mempresentasikan volume / informasi 3 Dimensi.
Namun pencitraan CT Scan juga masih mengalami kendala terhadap organ –
organ yang mempunyai densitas hampir sama. Misalnya adalah kasus tumor pada
jaringan, dimana gambaran tumor sulit dibedakan dengan jaringan sekitarnya.
Demikian juga pencitraan system peredaran darah, system urinaria (saluran
kencing), dan masih banyak lagi kasus – kasus pemeriksaan CT Scan yang sulit
divisualisasikan secara baik dengan pemeriksaan CT Scan. Untuk mengatasi hal
tersebut, maka mulailah dilakukan penelitian untuk memperoleh hasil pencitraan
CT Scan yang dapat membedakan suatu organ yang diperiksa dengan organ lain

5
disekitarnya dengan menambahkan suatu zat yang dianggap mampu
memvisualisasikan organ – organ yang mempunyai densitas hampir sama. Zat
tersebut dinamakan “Contrast Media” atau Bahan Kontras.

2.2 Generasi CT-Scan


Nama lain dari Computed Tomography yaitu : Computerized aided
tomography (gambaran yang asli), Reconstructive tomography (Gambar tidak
langsung jadi, harus direkonstruksi terlebih dahulu melalui komputer), Computed
Transmission Tomography (eksposi dengan kV yang rendah menghasilkan
gambaran yang kurang baik. Sehingga untuk mendapatkan gambaran yang lebih
baik, sinar-X yang dihasilkan harus banyak untuk mendapatkan kV yang tinggi),
Computerized Axial Tomography (biasanya dikerjakan untuk melihat potongan-
potongan jaringan otak. Posisi axial merupakan posisi yang populer dan paling
baik. Karena sejajar dengan basis cranii), Computerized Transverse Axial
Tomography yaitu CT yang dapat memotong secara transversal.
Berdasarkan perkembangan teknologi, CT mengalami beberapa
perkembangan sesuai dengan kemajuan teknologi. Pesawat CT scan ditemukan
pada tahun 1970 oleh Allan Carmack (fisikawan nuklir) dan Geoffrey Hounsfield
(engineer). Dimana mereka menemukan dengan memproses sejumlah penyerapan
sinar-X pada pertemuan baris dan kolom dari matrix jaringan tubuh, sehingga
dengan teknik tersebut dapat dihasilkan citra lapisan tubuh. CT awalnya
digunakan untuk pemeriksaan jaringan otak yang mengkomersilkan atau
memasarkan di Atkinson Morleys’s Hospital tahun 1971. CT pertama yaitu EMI
CT Unit. Mempunyai ciri yaitu pemutarannya masih bersamaan dengan gantry
dan meja kontrol seperti meja kontrol pada konvensional. Saat ini CT tersebut
masih disimpan di Museum Jerman
Dalam Perkembangan CT Scan sangat pesat. Dimulai dari generasi I yang
hanya memiliki satu detector dan menggunakan berkas Pencil Beam, sampai yang
sekarang ini sudah menggunakan Multi Slice Detector (MSCT) dan Dual Source
CT (DSCT). Secara CT dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Generasi Pertama
Pesawat CT Scan pertama kali dirancang bangun pada tahun 1971 atas
dasar tindak lanjut ide teori Dr. Hounsfield dengan prinsip kerja pesawat
teknik tomografi. Dimana lingkup kerja pesawat CT Scan hanya terbatas

6
pada pengambilan gambar-gambar diagnosa kepala secara scanner, sehingga
pesawat CT Scan waktu itu disebut CT Head Scanner. Ciri-ciri CT Scan
generasi pertama diantaranya :
a. X-ray tube yang digunakan masih menghasilkan pencil beam.
b. Detector yang digunakan single detector untuk mendapatkan gambaran
per-slicenya.
c. Pixel yang dihasilkan dalam bentuk pixel recon matrix memiliki ukuran
80 x 80 pixel recon matrix, 13 mm slice thickness 33 mA, 120 KV.
d. Scanning time yang bisa dilakukan pesawat adalah 4 s/d 5 menit.
e. Kerja x-ray tube secara continous radiation.
f. Proyeksi gambar scanning secara paralel untuk tiap kali rotasi.
g. Prinsip kerja pesawat menggunakan prinsip kerja teknik tomografi
h. Secara translation dan rotation yang bergantian dan berlainan arah antara
x-ray tube dengan detector.
i. Secara translation dan rotation yang bergantian dan berlainan arah antara
x-ray tube dengan detector
j. Perintis : EMI, London, 1977
k. X-ray : pencil beam
l. Gerakan : translate – rotate
m. Detektor : single detector
n. Rotasi : 180 derajat
o. Waktu : 4,5 – 5,5 menit / scan slice
p. Applikasi : head scan
berikut Gambaran pergerakan tabung dan detektor pada generasi pertama :

Gambar CT Scan Generasi pertama

7
2. Generasi kedua
CT Scan generasi kedua muncul pada tahun 1975, dimana pesawat CT
Scan II merupakan evolution CT Scan generasi pertama, pada pesawat CT
Scan II mempunyai fasilitas komponen yang lebih lengkap, terutama dalam
pemakaian komponen detector. Pada CT Scan II, sistem detector yang
dipakai adalah multidetector, sehingga sensitifitas pesawat tersebut terhadap
berkas radiasi x-ray yang terpancar dari sumber sinar-x lebih tinggi jika
dibandingkan dengan pesawat CT Scan yang menggunakan single detector.
CT Scan generasi kedua juga memiliki ciri-ciri khusus diantaranya :
a. X-ray tube yang digunakan dapat menghasilkan fan beam.
b. Banyaknya detector yang dipakai biasanya lebih dari 30 detector.
c. Lama waktu Scanning ± 20 s/d 90 second.
d. Menghasilkan x-ray secara continous radiation.
e. Sudah bisa digunakan untuk Scan hampir seluruh tubuh.
f. berikut Gambaran pergerakan tabung dan detektor pada generasi kedua :

Gambar CT Scan Generasi Kedua

3. Generasi Ketiga
Berdasarkan hasil rekontruksi gambaran diagnosa yang dihasilkan, CT
Scan III mampu menampilkan tampilan gambaran diagnostik suatu objek
dengan kemampuan resolusi yang lebih baik daripada gambaran diagnostik
yang dihasilkan pada generasi CT Scan sebelumnya. CT Scan III muncul
sekitar tahun 1977 setelah CT Scan II muncul. Kemunculan pesawat CT Scan
III merupakan imbas dari kemajuan teknologi komputer dalam merekontruksi
gambar-gambar medik dengan resolusi citra yang baik. Hal ini ditandai
dengan semakin kompleksnya sistem pesawat pada CT Scan III. Sehingga

8
pencitraan medik pada gambaran diagnostik tampak lebih sempurna. CT
Scan III mempunyai ciri-ciri khusus sebagai berikut :
a. Sinar-x yang dihasilkan oleh x-ray tube adalah fan beam geometri.
b. Detector yang digunakan sebagai pendeteksi sinyal radiasi x-ray lebih
banyak daripada CT Scan I dan II, yakni jumlahnya sebanyak 380 s/d
768 element.
c. Dapat menghasilkan sinar-x yang bersifat pulsed radiation atau
continous radiation (tergantung dari rancangan pesawat tersebut).
d. Sistem pergerakkan kerja rotanx dan detector tidak secara linier,
melainkan secara rotasi dengan kecepatan tinggi (high speed).
e. Exposure time yang relatif cepat ± 500 ms (Somatom Plus 4, Siemens)
s/d 1,4 second (Somatom DR Siemens).
f. Dapat digunakan untuk mendiagnosa seluruh tubuh.
Berikut gambaran gerakan tabung dan detector pada alat CT Scan generasi
kedua :

Gambar CT Scan Generasi ketiga

4. Generasi keempat
Pesawat CT Scan generasi IV muncul pada tahun 1977 setelah munulnya
CT Scan III. Pesawat CT Scan IV merupakan suatu modifikasi dari CT Scan
III. Karena semua cara kerja yang diaplikasikan pada pesawat CT Scan IV
adalah dasar prinsip kerja pesawat CT Scan III. Meskipun berdasarkan
kedetailan penyampaian informasi secara digital, CT Scan IV sedikit lebih
akurat daripada CT Scan III. Hal ini disebabkan karena pada CT Scan IV
dimodifikasi dengan stationary detector. Pengembangan dari generasi III
yaitu :

9
a. X-ray : wide fan beam
b. Gerakan : stationary-rotate system
c. Detektor : multi detector (424-2400)
d. Slip ring detector
e. Rotasi : 360 derajat
f. Waktu : <10 detik / scan slice
g. App : whole body scanner
CT Scan generasi ini detektornya berbentuk seperti cincin yang
dinamakan ring. Sehingga hanya tabungnya saja yang berputar 360 derajat
dan detektornya statis (diam). Waktu yang diperlukan untuk satu kali
scanning selama 1 – 5s. berikut gambaran pergerakan tabung sinar-x dan
detector :

Gambar CT Scan Generasi keempat

5. Generasi kelima
CT Scan V muncul tidak layaknya seperti CT Scan generasi sebelumnya.
Pada CT Scan generasi I, II, III, dan IV hadir dengan prinsip aplikasi
fungsional dan peranan x-ray sebagai media pembentuk gambaran
diagnostik. Akan tetapi, pesawat CT Scan V muncul tanpa menggunakan
peranan x-ray sebagai media untuk menampilkan tampilan diagnosa.
Pada Electron Beam Technique tidak menggunakan tabung sinar-x, tapi
menggunakan electron gun yang memproduksi pancaran electron
berkekuatan 130 KV. Pancaran electron difokuskan oleh electro-magnetic
coil menuju fokal spot pada ring tungsten. Proses penumbukkan electron
pada tungsten menghasilkan energy sinar-x. Sinar-x akan keluar melewati
kolimator yang membentuknya menjadi pancaran fan beam. Kemudian
sinar-x akan mengenai obyek dan hasil atenuasinya akan mengenai solid state

10
detector dan selanjutnya prosesnya sama dengan prinsip kerja CT Scan yang
lain. Perbedaannya hanya pada pembangkit sinar-x nya bukan menggunakan
tabung sinar-x tetapi menggunakan electron gun

Gambar CT Scan Generasi kelima

6. Generasi keenam (Spiral / Helical CT)


Akuisisi data dilakukan dengan meja bergerak sementara tabung sinar-x
berputar, sehingga gerakan tabung sinar-x membentuk pola spiral terhadap
pasien ketika dilakukan akuisisi data. Pola spiral ini diterapkan pada
konfigurasi rancangan CT generasi ketiga dan keempat. Pengembangan dari
generasi III dan IV yaitu :
a. X-ray : wide fan beam
b. Gerakan : stationary-rotate system
c. scanning (spiral CT)
d. Detektor : multi detector (424-2400)
e. slip ring detector
f. Rotasi : 360 derajat
g. Waktu : <10 detik / scan slice
h. App : whole body scanner (multi slice, 3D, 4D)
Berikut gambaran pergerakan tabung sinar-x, detector dan meja pasien :

11
Gambar CT Scan Generasi keenam

7. Generasi ketujuh (Multi Array Detector CT / Multi Slice CT)


Dengan menggunakan multi array detector, maka apabila kolimator
dibuka lebih lebar maka akan dapat diperoleh data proyeksi lebih banyak dan
juga diperoleh irisan yang lebih tebal sehingga penggunaan energy sinar-x
menjadi lebih efisien. Berikut gambar :

Gambar CT Scan Generasi ketujuh

8. Generasi kedelapan (Dual Source CT)


Dual Source CT (DSCT) menggunakan dua buah tabung sinar-x dan
terhubung pada dua buah detector. Masing-masing tabung sinar-x
menggunakan tegangan yang berbeda. Yang satu menggunakan tegangan
tinggi (biasanya sekitar 140 KV) dan tabung yang lainnya menggunakan
tegangan rendah (sekitar 80 KV). DSCT berguna untuk menentukan jenis
bahan atau zat.

12
Gambar CT Scan Generasi kedelapan

13
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Dari perkembangan teknologi CT Scan dapat diperoleh indicator
perkembangannya sebagai berikut :
1. Makin compact / ringkas komponennya
2. Makin cepat scanning time nya
3. Makin halus resolusinya
4. Makin banyak slice nya
5. Makin luas dimensinya
6. Makin banyak manfatnya
7. Makin kecil bahayanya.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://zonaradiology.blogspot.com/2013/10/perkembangan-ct-scan-generasi-i-sekarang.html
https://nadyaulfahh.blogspot.com/2013/11/sejarah-perkembangan-ct-scan.html

15

Anda mungkin juga menyukai