Anda di halaman 1dari 15

TATA TULIS DAN KOMUNIKASI ILMIAH

TUGAS KELOMPOK 6

INDUCTIVE AND DEDUCTIVE REASONING


MUHAMMAD TEZZA PUTRA ALIEF_1ID03_31421676
SYAFANISA TSABITAH_1ID03_31421453
PUTRI IMELDA AYU UTAMI_1ID03_31421188
ARPA ERFINES_1ID03_30421213
ADAM FATHURAHMAN_1ID03_30421025
FARHAN ILHAMDI_1ID03_ 30421474

DOSEN : Dr. Tri Wahyu Retno Ningsih

PRODI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
1. Menerjemahkan teks ke dalam Bahasa Indonesia :

Perkenalan :

-Sebuah proses (pemikiran)/(berpikir) tentang sesuatu, (dengan pemikiran logis)/(dengan


cara berpikir yang logis), sehingga dapat menarik sebuah kesimpulan, dikenal juga sebagai
Penalaran. Ini merupakan sebuah aktivitas harian yang kita lakukan untuk membuat sebuah
keputusan, yang mana melibatkan sebuah pembangunan dari pemikiran dan mengubah
mereka menjadi proposisi untuk memberikan penalaran tentang mengapa kita memilih
untuk suatu alternatif diantara yang lain. Penalaran (logis) dapat dibagi menjadi dua—
penalaran induktif atau penalaran deduktif.

-Penalaran induksi mengikuti sebuah aliran atau perilaku tertentu untuk membuat
kesimpulan

-Sebaliknya, penalaran deduksi menggunakan informasi yang ada, fakta atau premis untuk
mencapai sebuah kesimpulan. Kedua penalaran ini tepatnya berlawanan satu sama lain.
Tetap, mereka sering disandingkan karena kurangnya informasi yang memadai. Dalam
artikel ini, kami akan memberitahu anda perbedaan dasar antara penalaran induktif dan
deduktif, yang mana akan membantu anda untuk lebih memahaminya.

Isi: Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif

• Perkenalan.

• Definisi.

• Grafik perbandingan.

• Perbedaan utama.

• Kesimpulan.
Definisi Penalaran Induktif :

• Dalam penelitian, penalaran induktif menyinggung proses logis, di mana contoh-contoh


spesifik atau situasi yang diamati atau dianalisis untuk menetapkan prinsip-prinsip umum.
Dalam proses ini, kelipatan proposisi diyakini memberikan bukti yang kuat, untuk kebenaran
kesimpulan. Ini digunakan untuk mengembangkan pemahaman, atas dasar mengamati
keteraturan, untuk memastikan bagaimana sesuatu bekerja.
• Ini adalah argumen yang tidak pasti; yang menggambarkan sejauh mana kesimpulan yang
ditarik atas dasar premis, kredibel.
• Dalam penalaran induktif, ada kemungkinan-kemungkinan tertentu bahwa kesimpulan
yang ditarik bisa salah, genap jika semua asumsi itu benar. Penalarannya didasarkan pada
pengalaman dan pengamatan bahwa mendukung kebenaran kesimpulan yang tampak.
Selanjutnya, argumennya bisa kuat atau lemah, karena hanya menggambarkan
kemungkinan inferensi, untuk menjadi kenyataan.

Definisi Penalaran Deduktif :


• Penalaran deduktif berarti bentuk logika di mana kesimpulan spesifik diambil dari
beberapa tempat (pernyataan umum). Ini menetapkan hubungan antara proposisi dan
kesimpulan. Ketika semua pernyataan yang diusulkan benar, maka aturan deduksi
diterapkan. Dan hasil yang diperoleh pasti benar.

• Logika deduktif didasarkan pada hukum dasar penalaran, yaitu jika X maka Y. Ini berarti
langsung aplikasi informasi atau fakta yang tersedia, untuk menghasilkan informasi atau
fakta baru. Dalam hal ini, peneliti memperhitungkan teori dan menghasilkan hipotesis, yang
dapat diuji, setelah bahwa pengamatan dicatat, yang mengarah ke data tertentu, yang tidak
lain adalah Konfirmasi validitas.
Grafik Perbandingan :
DASAR UNTUK PERBANDINGAN PENALARAN INDUKTIF PENALARAN DEDUKTIF
Pengertian Penalaran Induktif berkonotasi Penalaran deduktif adalah
argumen dimana premis memberikan bentuk dasar penalaran yang
alasan untuk mendukung kemungkinan valid, di mana premis
kebenaran dugaan. memberikan jaminan
kebenaran dugaan.
Pendekatan Pendekatan bottom-up Pendekatan top-down
Titik awal Kesimpulan Premis
Berdasarkan Pola atau kecenderungan Fakta, kebenaran, dan aturan
Proses Observasi > Pola > Hipotesis Tentatif > Teori > Hipotesis > Observasi >
Teori Konfirmasi
Penjelasan Mungkin atau mungkin tidak kuat Mungkin atau mungkin tidak
benar
Struktur Dari khusus ke umum Dari umum ke khusus
Menarik kesimpulan dengan Kemungkinan Kepastian

Kunci Perbedaan Antara Penalaran Induktif dan Penalaran


Deduktif :

• Poin-poin yang diberikan di bawah ini, menjelaskan perbedaan antara penalaran induktif
dan deduktif secara rinci:

• Argumen di mana premis memberikan alasan untuk mendukung kemungkinan kebenaran


dugaan adalah penalaran induktif. Bentuk dasar dari penalaran yang valid, di mana proposisi
memberikan jaminan kebenaran dugaan, adalah penalaran deduktif.

• Sementara penalaran induktif menggunakan pendekatan bottom-up, penalaran deduktif


menggunakan pendekatan top down.

• Titik awal penalaran induktif adalah kesimpulan. Di sisi lain, penalaran deduktif dimulai
dengan premis.

• Dasar penalaran induktif adalah perilaku atau pola. Sebaliknya, penalaran deduktif
bergantung pada fakta dan aturan.

• Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan kecil, yang menentukan pola dan
mengembangkan teori dengan bekerja pada isu-isu terkait dan menetapkan hipotesis.
Sebaliknya, penalaran deduktif dimulai dengan pernyataan umum, yaitu teori yang beralih
ke hipotesis, dan kemudian beberapa bukti atau pengamatan diperiksa untuk mencapai
kesimpulan akhir.

Dilanjutkan :
• Dalam penalaran induktif, argumen yang mendukung kesimpulan, mungkin kuat atau
tidak. Pada sebaliknya, dalam penalaran deduktif, argumen dapat dibuktikan valid atau tidak
valid.
• Penalaran induktif bergerak dari khusus ke umum. Tidak seperti, penalaran deduktif
bergerak dari umum ke khusus.
• Dalam penalaran induktif, kesimpulan yang ditarik bersifat probabilistik. Sebagai lawan,
dalam penalaran deduktif, generalisasi yang dibuat tentu benar, jika premisnya benar.

Kesimpulan :

Singkatnya, penalaran induktif dan deduktif adalah dua jenis logika, yang digunakan dalam
bidang penelitian untuk mengembangkan hipotesis, sehingga sampai pada suatu
kesimpulan, berdasarkan informasi, yang diyakini kebenarannya. Penalaran induktif
mempertimbangkan kejadian-kejadian untuk membuat generalisasi. Sebaliknya, penalaran
deduktif mengambil pernyataan-pernyataan umum sebagai dasar untuk sampai pada
kesimpulan tertentu.

2. Menentukan istilah-istilah khusus dalam teks :


1. Process of thinking = Proses berfikir.
2. Rational manner = Cara rasional.
3. Valid conclusion = Kesimpulan yang valid.
4. Reasoning = Penalaran.
5. Make decision = Pengambilan keputusan.
6. Logics = Logis/logika.
7. Exactly opposite = Tepat berlawanan/persis berlawanan/berbanding.
8. Juxtaposed = Disandingkan/berdampingan.
9. Aduquate = Memadai.
10. Proposition = Proposisi/dalil/saran.
11. Behaviour = Perilaku.
12. Facts = Fakta.
13. Premises = Dasar pemikiran, alasan.
14. Conversly = Sebaliknya.
15. Deductive reasoning = Penalaran deduktif.
16. Make inferences = Inferensi/kesimpulan.
17. Observed or Analysed = Observasi atau analisis.
18. Construction of thoughts and converting = Konstruksi pemikiran dan konversi.
19. A particular alternative = Alternatif tertentu.
20. Reasoning (logic) = Penalaran (logika).
21. Inductive reasoning = Penalaran induktif.
22. Research = Penelitian.
23. Alludes = Menyinggung.
24. Instances = Contoh.
25. Hypothesis = Dugaan.

3. Cari definisi dari istilah tersebut beserta sumbernya :


1. Process of thinking :
Definisi : Proses berpikir adalah proses berpikir ilmiah atau mengembangkan pemikiran yang
tersusun secara sistematis berdasarkan pengetahuan ilmiah yang ada. Salam (1997) mengartikan
tentang berfikir ilmiah, yaitu proses atau aktivitas seseorang untuk menemukan atau memperoleh
pengetahuan.

Sumber : http://digital.library.ump.ac.id/1070/2/Bab%201.pdf

2. Rational manner :

Definisi : Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu di dasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara
yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.

Sumber : http://digital.library.ump.ac.id/1070/2/Bab%201.pdf

3. Valid conclusion :

Definisi : Argumen deduktif yang valid adalah argumen deduktif yang kesimpulannya secara niscaya
mengikuti dari premis-premisnya. Dengan kata lain, sebuah argumen jika premis-premisnya benar
mustahillah kesimpulannya salah.

Sumber : https://sarifudin.com/020001/karya-tulis-ilmiah/51-ki0801/98-3-6-bagaimana-cara-
menentukan-validitad-sebuah-argumen-dalam-penalaran-deduktif

4. Reasoning :

Definisi : Penalaran (reasoning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti,
fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir
yang sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan kesimpulan
itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas).

Sumber : https://mardiya.wordpress.com/2010/11/29/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah-
oleh-mardiya/

5. Make decision :

Definisi : Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari
proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa
alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan
final.Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau tindakan.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Pengambilan_keputusan

6. Logics :

Definisi : Logika adalah suatu cara yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran dan
mencegah kesesatan berpikir.

Sumber : http://opac.iainkediri.ac.id/opac/index.php?p=show_detail&id=7191

7. Exactly opposite :

Definisi : Berbanding v 1 ada bandingnya; ada imbangannya.


Sumber : https://kbbi.web.id/berbanding

8. Juxtaposed :

Definisi : Berdampingan/ber·dam·ping·an/ v 1 berdekatan; berhampiran: soal dan jawabnya ditulis


~; 2 bersama-sama (ada, hidup).

Sumber : https://kbbi.web.id/damping

9. Aduquate :
Definisi : Memadai/me·ma·dai/ v memenuhi (syarat, keinginan) dan sebagainya; mencukupi: ganti
rugi yang diberikannya dianggap belum ~;

Sumber : : https://kbbi.web.id/pada-2

10. Proposition :

Definisi : Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh
dan utuh. Hal ini berarti suatu kalimat harus dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar
tidaknya. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau
salah.

Sumber : https://raharja.ac.id/2020/11/06/proposisi/

11. Behaviour :

Definisi : Secara opsional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap
rangsangan dari luar subjek tersebut. Perilaku dapat diartikan sebagai suatu aksi reaksi organisme
terhadap lingkungannya.

Sumber : http://eprints.umpo.ac.id/4056/3/BAB%202.pdf

12. Facts :

Definisi : Fakta adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang benar-benar ada atau benar-benar terjadi
(Kosasih, 2007:4). Selain itu, fakta ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau
data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan.

Sumber : https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-fakta-dan-opini/

13. Premises :

Definisi : Premis adalah hal yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan; dasar pemikiran;
alasan. Selain itu, bisa dimaknai juga premis adalah kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar
penarikan kesimpulan di dalam logika.

Sumber : https://hot.liputan6.com/read/4666924/premis-adalah-dasar-pemikiran-kenali-
penggunaannya-dalam-logika-matematika

14. Conversly :
Definisi : perubahan keadaan yang berlawanan dengan keadaan.

Sumber : https://jagokata.com/arti-kata/sebaliknya.html

15. Deductive reasoning :


Definisi : proses mental di mana serangkaian konsep yang beralasan dan terstruktur untuk mencapai
kesimpulan.
Sumber : https://apayangdimaksud.com/penalaran-deduktif/#:~:text=Penalaran%20deduktif
%20adalah%20proses%20mental%20di%20mana%20serangkaian,untuk%20mencapai
%20kesimpulan%20dari%20premis%20yang%20dinyatakan%20sebelumnya.

16. Make inferences :


Definisi : pernyataan atau proposisi (kalimat yang disampaikan) yang diambil dari beberapa
pernyataan (ide pemikiran) dengan beberapa aturan inferensi (yang berlaku).

Sumber : https://penelitianilmiah.com/pengertian-kesimpulan/#:~:text=Kesimpulan%20adalah
%20pernyataan%20atau%20proposisi%20%28kalimat%20yang%20disampaikan%29,lain%20bahwa
%20kesimpulan%20adalah%20hasil%20dari%20suatu%20pembicaraan

17. Observed or Analysed :


Definisi : studi yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis tentang fenomena acara sosial serta
berbagai fenomena psikis melalui pengamatan dan pencatatan.

Sumber : https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-observasi/#:~:text=Observasi%20adalah
%20studi%20yang%20dilakukan%20dengan%20sengaja%20dan,sederhana%20adalah%20proses
%20penelitian%20dalam%20pandangan%20situasi%20penelitian.

18. Consctruction of thoughts and converting :

Definisi : Konstruksi adalah suatu konsep, yakni abstraksi sebagai generalisasi dari hal-hal yang
khusus, yang dapat diamati dan diukur. Pemikiran sesuatu yang diterima seseorang dan dipakai
sebagai pedoman sebagaimana diterima dari masyarakat sekeliling. Konversi adalah perubahan dari
satu sistem pengetahuan ke sistem yang lain. Konstruksi pemikiran dan konversi ialah suatu konsep
yang dapat diamati dan diterima seseorang dan konsep yang terdiri dari perubahan satu sistem
pengetahuan ke sistem yang lain.

Sumber : https://kbbi.web.id/

19. A particular alternative :

Definisi: Alternatif tertentu adalah pilihan diantara dua atau beberapa kemungkinan tertentu.

Sumber : https://kbbi.web.id

20. Reasoning (logic) :

Definisi : Penalaran logis adalah penalaran yang sesuai dengan aturan-aturan logika

Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/81530-ID-analisi-kemampuan-penalaran-
logis-mahas.pdf

21. Inductive reasoning :

Definisi : Penalaran induktif didefinisikan sebagai penarikan kesimpulan berdasarkan pengamatan


terhadap data terbatas/khusus.

Sumber : http://repository.uin-suska.ac.id/13877/8/7.%20BAB%20II_2018869PMT

22. Research :
Definisi: Riset atau penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan
dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan,
dan merevisi fakta-fakta. 

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian

23. Alludes :

Definisi: menyentuh; menjamah; menyenggol; menyakiti (melukai) hati (perasaan): kata-katanya


menyinggung perasaan.

Sumber: https://id.wiktionary.org/wiki/menyinggung

24. Instances :

Definisi: Sebuah contoh adalah suatu demonstrasi dengan tujuan memberitahu seseorang tentang


bagaimana sebuah tugas atau pekerjaan dilakukan. Dalam memberi contoh, sering dipakai
singkatan e.g.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Contoh

25. Hypothesis :

Definisi: Hipotesis adalah jawaban sementara terjadap masalah yang masih harus dibuktikan
kebenarannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara,yang akan
diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis

4. Masing-masing istilah diberikan contoh kasus (Premis mayor, premis minor,


kesimpulan) :

1. Process of thinking :
Contoh kasus :

 Premis mayor : Proses berpikir ilmiah merupakan salah satu contoh metode ilmiah.
 Premis minor : Dinda sedang mempelajari metode ilmiah.
 Kesimpulan : Oleh karena itu, Dinda akan mempelajari proses berpikir ilmiah.

2. Rational manner :

Contoh kasus :
 Premis mayor : Salah satu contoh cara dari metode ilmiah adalah cara rasional.
 Premis minor : Sistematis dan empiris merupakan contoh dari cara metode ilmiah.
 Kesimpulan : Oleh karena itu, sistematis, empiris, dan rasional merupakan cara-cara
metode ilmiah.

3. Valid conclusion :

Contoh kasus :

 Premis mayor : Penalaran deduktif harus memiliki kesimpulan yang valid.


 Premis minor : Ahmad sedang membuat penalaran deduktif.
 Kesimpulan : Oleh karena itu, Ahmad harus memiliki kesimpulan yang valid untuk
membuat penalaran deduktif.

4. Reasoning :

Contoh kasus :

 Premis mayor : Berpikir logis merupakan salah satu contoh ciri-ciri penalaran.
 Premis minor : Menurut ahli berpikir analitis merupakan ciri-ciri penalaran.
 Kesimpulan : Maka, berpikir logis dan analitis merupakan ciri-ciri penalaran.

5. Make decision :

Contoh kasus :

 Premis mayor : Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal yang penting saat
membuat karya ilmiah.
 Premis minor : Ali merupakan orang yang sulit untuk mengambil keputusan.
 Kesimpulan : Oleh karena itu, Ali akan sulit untuk membuat karya ilmiah.

6. Logics :

Contoh kasus :

 Premis mayor : Berpikir logis adalah hal penting untuk membuat karya ilmiah.
 Premis minor : Suatu karya ilmiah harus memiliki kesimpulan yang valid.
 Kesimpulan : Oleh karena itu, untuk membuat karya ilmiah yang berkesimpulan valid
harus berpikir secara logis.

7. Exactly opposite :

Contoh kasus :

 Premis mayor : Pengeluaran hendaknya berbanding dengan pendapatan.


 Premis minor : Pendapatan adalah hasil bekerja
 Kesimpulan : Oleh karena itu, agar pengeluaran berbanding dengan pendapatan, perlu
untuk bekerja lebih.

8. Juxtaposed :

Contoh kasus :
 Premis mayor : Rakyat dan TNI harus selalu berdampingan menghadapi bahaya dari
luar.
 Premis minor : Terorisme merupakan bahaya dari luar.
 Kesimpulan : Oleh karena itu, rakyat dan TNI harus selalu berdampingan agar tidak ada
terorisme

9. Aduquate :

Contoh kasus :

 Premis mayor : Istilah ilmiah yang diberikan kurang memadai.


 Premis minor : Sedikit jurnal membahas istilah ilmiah.
 Kesimpulan : Oleh karena itu, istilah ilmiah yang kurang memadai dikarenakan hanya
ada sedikit jurnal yang membahas.

10. Proposition :

Contoh kasus :
 Premis mayor : Al-Qur’an merupakan sumber dalil.
 Premis minor : Novel adalah karya sastra fiksi yang dijadikan buku.
 Kesimpulan : Oleh karena itu, novel bukan sumber dalil.

11. Behaviour :

Contoh kasus :
 Premis mayor : Perilaku yang baik itu patut dicontoh.
 Premis minor : Mencuri merupakan tindakan kriminal.
 Kesimpulan : Oleh karena itu, pencurian tidak patut dicontoh.

12. Facts :

Contoh kasus :
 Premis mayor : Fakta adalah peristiwa yang benar-benar terjadi.
 Premis minor : Gosip itu hanya informasi yang dibuat-buat saja.
 Kesimpulan : Maka, gosip itu bukanlah suatu fakta.

13. Premises :

Contoh kasus :
 Premis mayor : Alasan itu cukup masuk akal.
 Premis minor : Semua yang dikatakan budi adalah alasan.
 Kesimpulan : Oleh karena itu, alasan yang dikatakan Budi cukup masuk akal.

14. Conversly :

Contoh Kasus :

 Premis Mayor : Berutang adalah meminjam uang milik orang lain, sebaliknya
berpiutang adalah meminjam kan uang kepada orang lain.
 Premis Minor : Orang yg berutang biasanya mudah lupa akan yg berpiutang,
sebaliknya yg berpiutang tidak lupa akan orang yg berutang kepadanya;
 Kesimpulan : Oleh karena itu, orang yang berpiutang akan merasa dirugikan dan
sebaliknya yang berutang akan lupa pada yang berpiutang.

15. Deductive reasoning :

Contoh Kasus :

 Premis Mayor : Semua makhluk adalah ciptaan Tuhan.


 Premis Minor : Manusia adalah makhluk hidup.
 Kesimpulan : Oleh karena itu, manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan.

16. Make inferences:

Contoh Kasus :

 Premis mayor : Saya rasa kesimpulan kamu dibenarkan.


 Premis Minor : Itulah kesimpulan pembicaraan saat ini.
 Kesimpulan : Singkatnya, kesimpulan kecil dari ini adalah diskusi bagus.

17. Observed or Analysed :

Contoh Kasus :

 Premis Mayor : Jujur padamu, aku selalu semangat melakukan observasi.


 Premis Minor : Aku melakukan observasi.
 Kesimpulan : Oleh karna itu, Aku semangat melakukan observasi.

`18. Construction of thoughts and converting :

Contoh kasus :
 Premis mayor :Pemikiran Ali sangat mendukung tentang di bentuknya bendahara kelas.
 Premis minor : Kesya terpilih sebagai bendahara kelas.
 Kesimpulan : Oleh karena itu, Ali menyetujui bahwa Kesya adalah bendahara kelas.

19. A particular alternative :

Contoh kasus :

 Premis mayor : Pada bulan lalu Alex mendapat pilihan main film atau syuting sinetron di
TV.
 Premis minor : Alex lebih memilih main film.
 Kesimpulan : Maka Alex tidak syuting sinetron di TV..

20. Reasoning (logic) :

Contoh kasus :

 Premis mayor : Seseorang yang mempelajari tentang penalaran logika dapat mengetahui
tentang aturan-aturan logika.
 Premis minor : Siti tidak memahami aturan-aturan logika .
 Kesimpulan : Oleh karena itu Siti harus lebih dulu mengetahui tentang penalaran logika.

21. Inductive Reasoning :

Contoh kasus :

 Premis mayor : Penalaran induktif merupakan penalaran yang memakai analogi.


 Premis minor : Penalaran deduktif merupakan penalaran yang memakai silogisme.
 Kesimpulan : Oleh karena itu, penalaran induktif tidak memakai silogisme.

22. Research :

Contoh kasus :

 Premis mayor: Melakukan penelitian harus konsentrasi.


 Premis minor: Beberapa mahasiswa sedang berkonsentrasi.
 Kesimpulan: Maka, beberapa mahasiswa sedang melakukan penelitian.
23. Alludes :

Contoh kasus :

 Premis mayor: Menyinggung harus mempunyai alasan yang tepat.


 Premis minor: Mahasiswa menyinggung pemerintah.
 Kesimpulan: Oleh karena itu, mahasiswa harus mempunyai alasan yang tepat saat
menyinggung pemerintah.

24. Instances :

Contoh kasus :

 Premis mayor: Contoh perilaku yang baik harus diterapkan.


 Premis minor: Guru berperilaku baik pada muridnya.
 Kesimpulan: Maka, murid menerapkan perilaku baik yang dicontohkan gurunya.

25. Hypothesis :

Contoh kasus :
 Premis mayor: Sebuah kebakaran besar diduga berasal dari percikan api.
 Premis minor: Aokiji sedang bermain percikan api.
 Kesimpulan: Oleh karena itu, Aokiji tidak diduga penyebab kebakaran besar terjadi.

Anda mungkin juga menyukai