Disusun Oleh :
Kelompok 2
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum,wr. wb.
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang dimana berkat
rahmat dan nikmat-Nya saya bisa mendapat ilmu didalam proses pembuatan
makalah ini. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Kegawatdaruratan Maternal Neonatal.
Segala kekurangan dan kesalahan dalam laporan ini mohon untuk dapat
dimaafkan, karena kemampuan kami sebagai penulis masih terbatas dan masih
dalam proses belajar. Untuk itu kami sangat menyambut segala komentar dan
saran yang dapat menjadi motivasi kami kedepannya untuk menulis yang lebih
baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kasus 2...............................................................................................7
B. Diagnosis........................................................................................... 7
C. Analisis Kasus....................................................................................7
D. Faktor Predisposisi.............................................................................7
E. Tindakan............................................................................................ 8
A. Simpulan ........................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................. 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa neonatal merupakan masa kritis untuk bayi karena bayi dalam masa
transisi dari kehidupan intra uteri ke ekstra uteri. Awalnya semua
kebutuhan bayi dalam kandungan sudah terpenuhi dari ibunya melalui
placenta. Namun saat bayi dilahirkan dan berada diluar Rahim terpapar
dengan udara bebas, secara otomatis semua fungsi organ bayi harus
mampu bekerja sendiri baik jantung, pernafasan, ginjal dan lain-lain harus
menyesuaikan untuk memenuhi kebutuhan.
Saat itu bayi harus beradaptasi dengan lingkungannya. Kondisi demikian,
memungkinkan ancaman baik dari individu dan lingkungan yang dapat
memunculkan permasalahan terkait dengan kehidupan bayi sehingga
menjadi permasalahan kegawatdaruratan neonatal. Permasalahan
kegawatdaruratan neonatal bisa berdampak meningkatnya Angka
Kematian Bayi (AKB) yang sangat membutuhkan ketrampilan
menyelamatkan nasib anak bangsa. Upaya yang dapat dilakukan dengan
cara meningkatkan pengetahuan agar dapat memberikan layanan tepat dan
tepat.
Bayi yang dilahirkan seorang ibu tidak selamanya dapat lahir secara baik,
namun dimungkinkan dapat lahir dengan masalah diantaranya adalah lahir
dengan megap-megap atau bayi mengalami asfiksia hal ini dapat dilakukan
penilaian pada menit pertama kehidupannya. Selanjutnya, bila bayi
mengalami masalah harus segera mendapatkan pertolongan yang akan
dilakukan evaluasi dalam 5 menit berikutnya dan tetap mendapatkan
pemantauan ketat. Hal ini terkait dengan batang otak yang akan mati bila
tidak terjadi oksigenasi dalam 10 menit. Dengan demikian tindakan
penilaian awal sampai penatalaksanaan sangat membutuhkan tidakan tepat
dan benar. Untuk itu tenaga dari penolong harus terampil guna membantu
bayi asfiksia lepas dari ancaman kematian
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
kulit sianosis, pucat,
tonus otot menurun,
tidak ada respon terhadap refleks rangsangan
E. Penyulit Asfiksia Neonatorum
Meliputi berbagai organ yaitu:
1) Otak: hipoksik iskemik ensefalopi, edema serebri, palsi serebralis
2) Jantung dan paru: hipertensi pulmonal persisten pada neonates,
perdarahan paru, edema paru
3) Gastrointestinal: enterocolitis nekrotikans
4) Ginjal: tubular nekrosis akut, SIADH
5) Hematologi: DIC
F. Klasifikasi Asfiksia Neonatorum
Klasifikasi asfiksia berdasarkan nilai APGAR:
1) Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3
2) Asfiksia sedang dengan nilai APGAR 4-6
3) Normal dengan nilai APGAR 7-10
4
Menurut Vidia dan Pongki (2016:364) klasifikasi asfiksia terdiri dari :
1) Bayi normal atau tidak asfiksia : Skor APGAR 8-10. Bayi normal
tidak memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen secara
terkendali.
2) Asfiksia Ringan : Skor APGAR 5-7. Bayi dianggap sehat, dan
tidak memerlukan tindakan istimewa, tidak memerlukan pemberian
oksigen dan tindakan resusitasi.
3) Asfiksia Sedang : Skor APGAR 3-4. Pada Pemeriksaan fisik akan
terlihat frekuensi jantung lebih dari 100 kali/menit, tonus otot
kurang baik atau baik, sianosis, refleks iritabilitas tidak ada dan
memerlukan tindakan resusitasi serta pemberian oksigen sampai
bayi dapat bernafas normal.
Asfiksia Berat : Skor APGAR 0-3. Memerlukan resusitasi segera secara
aktif dan pemberian oksigen terkendali, karena selalu disertai asidosis,
maka perlu diberikan natrikus dikalbonas 7,5% dengan dosis 2,4 ml/kg
berat badan, dan cairan glukosa 40% 1-2 ml/kg berat badan, diberikan
lewat vena umbilikus. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung
kurang dari 100 kali/menit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan kadang-
kadang pucat, refleks iritabilitas tidak ada.
G. Penatalaksanaan
Penilaian
Sebelum bayi lahir:
Apakah kehamilan cukup bulan?
Apakah air ketuban jernih, tidak tercampur meconium?
Setelah bayi lahir:
Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak mengap-mengap?
Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
Jika bayi tidak cukup bulan dan atau tidak bernapas atau mengap-mengap:
Potong tali pusat
Langkah awal:
- Jaga bayi tetap hangat
- Atur posisi bayi
5
- Isap lender
- Reposisi
Jika bayi tidak bernapas/bernapas megap-megap:
VENTILASI
Pasang sungkup, perhatikan lekatan
Ventilasi 2x dengan tekanan 30cm air
Jika dada mengembang lakukan ventilasi 20x dengan tekanan
20cm air selama 30 detik
Jika bayi tidak bernafas atau bernafas megap megap:
ulangi ventilasi sebanyak 20x selama 30 detik
hentikan ventilasi dan nilai kembali nafas tiap 30 detik
jika bayi tidak bernapas spontan sesudah 2 menit
resusitasi,siapkan,rujukan,nilai denyut jantung
Rujuk
Call For Help
Perhatikan ABC (Airway, Breathing, Circulation)
Tentukan tingkat kegawatdaruratan
Saat bayi dirujuk
Konseling
Lanjutkan resusitasi
Pemantauan tanda bahaya
Perawatan tali pusat
Pencegahan hipotermi
Pemberian vitamin K
Pemberian salep/tetes mata
Pencatatan dan pelaporan
6
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
A. Kasus 2
Ny. K datang ke bpm bd y, jam 05 pagi mengaku sedang hamil anak 3,
taksiran persalinan 6 minggu lagi. Mengeluh perutnya terasa mules sejak
kemarin. Jam 8 malam keluar air - air Gerakan janin dirasa agak
berkurang. Bayi lahir jam 07.30, tidak segera menangis
B. Diagnosis
Bayi baru lahir Usia 0 jam belum cukup bulan dengan asfiksia berat.
C. Analisis Kasus
1) Kehamilan Preterm
Dalam kasus disebutkan bahwa TP ibu adalah 6 minggu lagi,
sehingga dapat disimpulkan jika ibu melahirkan bayinya jam 07.30
dengan UK 34 minggu
2) Ketuban Pecah Dini
Dalam data tersebut jam 8 malam sudah keluar air-air . Ibu
mengalami ketuban pecah dini. Ibu melahirkan 12 jam setelah
ketuban pecah Sedangkan batas maksimal untuk ibu dengan KPD
adalah 8 jam.
3) Bayi lahir tidak menangis
Bayi mengalami asfiksa, kemungkinan akibat adanya infeksi
neotaturum yang merupakan salah satu dampak dari terjadinya
KPD
D. Factor predisposisi
a) Kehamilan Preterm
Ketika bayi lahir kurang bulan kemungkinan parunya tidak
berfungsi dengan baik ini dapat terjadi karena kurangnya
kemampuan organ bayi dalam menjalankan fungsinya, seperti
pengembangan paru. Normalnya, perkembangan paru-paru janin
baru sempurna pada usia kandungan di atas 36 minggu. Bayi yang
dilahirkan prematur sebelum paru-parunya terbentuk sempurna
7
bisa terlambat menangis atau tidak menangis saat dilahirkan,
karena paru-parunya tidak bisa mengembang dengan baik.
b) Ketuban Pecah Dini
Memungkinkan bakteri masuk melalui jalan lahir dan menginfeksi
janin. Ketika kandungan terinfeksi, ini bisa sangat berbahaya buat
pertumbuhan, perkembangan bahkan nyawa bayi. Akibat ketuban
pecah dini selanjutnya adalah risiko bayi lahir prematur.
c) Kekurangan Oksigen
Disebabkan oleh adanya gangguan aliran darah dari ibu ke janin
seperti kelainan pada tali pusat seperti tali pusat menumbung atau
meilit pada leher atau juga kompresi tali pusat antara janin dan
jalan lahir
E. Tindakan
Penilaian
Sebelum bayi lahir:
Apakah kehamilan cukup bulan?
Apakah air ketuban jernih, tidak tercampur meconium?
Setelah bayi lahir:
Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak mengap-mengap?
Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
Jika bayi tidak cukup bulan dan atau tidak bernapas atau mengap-mengap:
Potong tali pusat
Langkah awal:
- Jaga bayi tetap hangat
- Atur posisi bayi
- Isap lender
- Reposisi
Jika bayi tidak bernapas/bernapas megap-megap:
VENTILASI
Pasang sungkup, perhatikan lekatan
Ventilasi 2x dengan tekanan 30cm air
8
Jika dada mengembang lakukan ventilasi 20x dengan tekanan
20cm air selama 30 detik
Jika bayi tidak bernafas atau bernafas megap megap:
ulangi ventilasi sebanyak 20x selama 30 detik
hentikan ventilasi dan nilai kembali nafas tiap 30 detik
jika bayi tidak bernapas spontan sesudah 2 menit
resusitasi,siapkan,rujukan,nilai denyut jantung
Rujuk
Call For Help
Perhatikan ABC (Airway, Breathing, Circulation)
Tentukan tingkat kegawatdaruratan
Saat bayi dirujuk
Konseling
Lanjutkan resusitasi
Pemantauan tanda bahaya
Perawatan tali pusat
Pencegahan hipotermi
Pemberian vitamin K
Pemberian salep/tetes mata
Pencatatan dan pelaporan
9
BAB IV
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN NEONATAL
A. Identitas Bayi
Jenis Kelamin : Lk
2 Umur 30 29
6 Golongan Darah O A
8 Perkawinan ke- 1 1
10
11 No. Telp/Hp 08121000897987 0812338653839
C. Riwayat Kehamilan
GPA : G3P3A0
BB Lahir : 2500 gr
PB Lahir : 45 cm
Presentasi : kepala
Warna : jernih
11
Lilitan : tidak ada
Resusitasi : dilakukan
Pemberian O2 : dilakukan
Keadaan Umum
Pernafasan
Spontan/tidak : tidak
Teratur/tidak : tidak
Menangis/tidak : tidak
F. Intake Cairan
G. Eliminasi
12
b. Warna : tidak ada
H. Istirahat/Tidur
A. ANTROPOMETRI
Panjang Badan : 45 cm
B. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
b) Mata
Letak : simetris
13
Konjungtiva : belum diperiksa
c) Hidung
Secret : terlihat
d) Mulut
e) Telinga
Kebersihan : baik
f) Leher
g) Dada
14
Bentuk dada : normal
h) Abdomen
i) Ekstremitas Atas
j) Ekstremitas Bawah
Genetalia
k) Laki-laki
Testis : terlihat
l) Perempuan
15
Lubang Uretra : tidak terlihat
m) Kelainan Punggung
n) Anus
Berlubang/tidak : berlubang
o) Sistem Syaraf
C. DATA PENUNJANG
Laboratorium
Rh : tidak dilakukan
16
III. ASSESMENT (A)
Evaluasi: pasien dan keluarga mengerti dan tahu tentang keadaan bayinya
17
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
19