Anda di halaman 1dari 11

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

(NKRI)

OLEH

KELOMPOK 4
1. AHMAD FADLI RAMADHAN (I011201091)
2. MUHAMMAD YASSIR ANAS (I011201098)
3. NUR HAJAR (I011201105)
4. NURAULIA ZHAFIRAH (I011201119)
5. NURMISRAH (I011201084)
6. SYAHRUL RAMADHAN SYUKRI HB (I011201112)

PETERNAKAN C FAKULTAS PETERNAKAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Di dalam makalah
ini, kami telah berusaha menguraikan sebaik mungkin semua hal yang berkaitan dengan
upaya mempertahankan NKRI.
Besar harapan kami agar pembaca mampu memahami lebih jauh tentang berbagai hal
yang berkaitan dengan hal tersebut. Akan tetapi, kami menyadari bahwa di dalam makalah
ini, masih terdapat banyak kekurangan yang tentunya mengakibatkan makalah ini masih
dikatakan jauh dari sempurna. Maka dari itu, kami harapkan pembaca dapat memaklumi serta
memberi kritik dan saran yang membangun demi terwujudnya makalah yang lebih baik di
masa yang akan datang.

Makassar, 20 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Manfaat ................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

A. Konsep NKRI.......................................................................................................... 2
B. Realita Kehidupan NKRI ........................................................................................ 2
C. Masalah Yang Di Alami NKRI............................................................................... 4
D. Solusi Untuk Menjaga Keutuhan NKRI ................................................................. 5

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 7

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 7
B. Saran ....................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 8


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), juga dikenal dengan nama
Nusantara yang artinya negara kepulauan. Wilayah NKRI meliputi wilayah kepulauan
yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Letak wilayah NKRI berada di antara:
- Dua benua, yaitu benua Asia dan benua Australia; serta
- Dua samudra. yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik.
Indonesia terletak di benua Asia tepatnya di Asia Tenggara. Wilayah Indonesia berada
di antara:
- 6° lintang utara (LU) – 11° lintang selatan (LS), dan
- 95° bujur timur (BT) – 141° bujur timur (BT)
Karna letak wilayah Indonesia di sekitar khatulistiwa, maka Indonesia
memiliki iklim tropis dan rnerniliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah NKRI berjumlah 17.504 terdiri
dari pulau besar dan kecil. Beberapa di antaranya, yaitu 6000 pulau tidak
berpenghuni. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 m² di antara Samudra
Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia 1.922.570 km² dan luas
perairannya 3.257.483 km².
Perkernbangan jumlah provinsi Indonesia dari tahun ke tahun terus bertambah.
Pada awal kemerdekaan, Indonesia terdiri dari 8 provinsi hingga sekarang telah
terbentuk 33 provinsi. Tujuan perkernbangan jumlah provinsi dan kabupaten adalah
untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep NKRI?
2. Bagaimana realita kehidupan NKRI?
3. Masalah apa yang dialami NKRI?
4. Bagaimana solusi untuk menjaga keutuhan NKRI?
C. Manfaat
1. Mengetahui konsep NKRI
2. Mengetahui realita kehidupan NKRI
3. Mengetahui masalah yang di alami NKRI
4. Mengetahui solusi untuk menjaga keutuhan NKRI
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep NKRI
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kesatuan
berbentuk republik dengan sistem desentralisasi (pasal 18 UUD 1945), di mana
pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya di luar bidang pemerintahan
yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat Pasal 18 UUD
45 menyebutkan :
1. Negara Kesatuan Republik Indonesia terbagi atas daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan
kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.
2. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dengan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan.
3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD yang
anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
4. Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan
daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokrasi.
5. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah
pusat.
6. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-
peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
7. Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam undang-
undang.
B. Realita Kehidupan NKRI
Berdasarkan perjalanan sejarah Bangsa Indonesia, pada saat digulirkannya
tanam paksa (Culture Stelsel) tahun 1615 oleh pihak Belanda telah menyebabkan
hancurnya struktur tanah yang dimiliki pribumi, dimana tanah sebagai modal dasar
pribumi dalam menjalankan segala aktivitasnya. Dengan adanya tanam paksa yang
diterapkan telah mengubah jenis tanaman pribumi dengan jenis tanaman yang
didatangkan dari Eropa yang notabene tidak di kuasai oleh pribumi, hal ini
menyebabkan pribumi tidak lagi mampu mengelola tanah yang dimilikinya dan tidak
mengerti jenis tanaman yang berasal dari Eropa, sehingga pribumi pada saat itu
terbodohkan, termiskinkan, terbelakang dan tertindas. Hal inilah kemudian yang di
manfaatkan oleh pihak Belanda untuk membangun pemerintahan yang dinamakan
Hindia-Belanda guna mengatur kehidupan pribumi yang semakin tertindas, yang pada
akhirnya terjadilah sistem kerja rodi untuk mengeksplorasi hasil bumi yang ada di
Indonesia.
Pada awal tahun 1900 pemerintah Hindia-Belanda menerapkan kebijakan
politik ethis sebagai bentuk balas budi kepada pribumi dengan mengadakan suatu
sistem pendidikan di wilayah Indonesia. Akan tetapi karena biaya yang dibebankan
untuk mendapatkan pendidikan ini terlalu mahal, maknanya tidak semua pribumi
mampu menikmati pendidikan yang diterapkan di Indonesia. Dari sinilah terbangun
strata sosial di dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Adapun bentuk strata sosial
tersebut telah memposisikan pribumi sebagai kaum mayoritas berada pada kelas
terbawah, kelas di atasnya adalah ningrat-ningratnya pribumi dan para pendatang dari
Asia Timur (Cina, India, Arab dan sebagainya), kemudian kelas teratas adalah orang-
orang Eropa dan kulit putih lainnya. Hal ini menjadikan pribumi sebagai kaum
mayoritas semakin terbodohkan, termiskinkan, terbelakang dan tertindas. Sehingga
pada tahun 1908, Dr. Soetomoe membangun pendidikan bagi kaum pribumi secara
informal dan gratis dengan nama Budi Utomo sebagai bentuk kepedulian terhadap
pribumi yang semakin tertindas. Pada akhirnya pendidikan pribumi tersebut
diteruskan oleh Ki Hajar Dewantara dengan mendirikan Taman Siswa pada tahun
1920 secara formal, pendidikan pribumi yang di jalankan oleh Dr. Soetomoe dan Ki
Hajar Dewantara telah membangkitkan jiwa-jiwa kebangsaan dan persatuan untuk
melakukan perlawanan kepada Belanda, yang pada akhirnya mengakumulasi lahirnya
Bangsa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 melalui momen Sumpah Pemuda
pada kongres Pemuda II di Jakarta yang berasal dari Jong-jong atau pemuda-pemuda
dari berbagai kepulauan di Indonesia yang memiliki komitmen untuk mengangkat
harkat dan martabat hidup orang-orang Indonesia (pribumi).
Bangsa Indonesia yang terlahir pada tanggal 28 Oktober 1928 kemudian bahu
membahu mengadakan perlawanan kepada pihak Belanda untuk merebut
kemerdekaan Indonesia dan barulah 17 tahun kurang 2 bulan kurang 11 hari atau
tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945 atas berkat rahmat Allah SWT Bangsa
Indonesia dapat mencapai kemerdekaannya dalam bentuk Teks Proklamasi yang
dibacakan oleh Dwi-Tunggal Soekarno-Hatta. Keesokan harinya, tepatnya pada
tanggal 18 Agustus 1945 Bangsa Indonesia membentuk suatu Negara Republik
Indonesia dengan disahkannya konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 sebagai aturan
dasar di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
C. Masalah Yang Di Alami NKRI
1. Illegal Fishing
Illegal fishing adalah kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh suatu
negara tertentu atau kapal asing di perairan yang bukan merupakan yuridiksinya
tanpa izin dari negara yang memiliki yuridiksi atau kegiatan penangkapan ikan
tersebut bertentangan dengan hukum dan peraturan negara itu.
Kegiatan illegal fishing yang paling sering terjadi di wilayah pengelolaan
perikanan Indonesia adalah pencurian ikan oleh kapal-kapal ikan asing (KIA)
yang berasal dari beberapa negara tetangga (neighboring countries). Walaupun
sulit untuk memetakan dan mengestimasi tingkat illegal fishing yang terjadi di
WPP-RI, namun dari hasil pengawasan yang dilakukan selama ini, (2005-2010)
dapat disimpulkan bahwa illegal fishing oleh KIA sebagian besar terjadi di ZEE
(Exlusive Economic Zone) dan juga cukup banyak terjadi di perairan kepulauan
(archipelagic state). Pada umumnya, jenis alat tangkap yang digunakan oleh KIA
atau kapal asing illegal di perairan Indonesia adalah alat-alat tangkap produktif
seperti purse seine dan trawl. Kegiatan illegal fishing juga dilakukan oleh kapal
ikan Indonesia (KII).
2. Korupsi
Indonesia adalah negara yang sangat akrab dengan korupsi. Bahkan sejak
zaman kerajaan nusantara menguasai Indonesia, korupsi telah tumbuh dan
mendarah daging. Kasus-kasus korupsi di Indonesia adalah masalah yang besar.
Meski demikian, permasalahan ini tidak kunjung selesai. Bahkan seiring
berkembangnya waktu, kasus korupsi semakin meningkat dan tidak jelas
penyelesainnya.
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sebuah lembaga yang dibentuk oleh
pemerintah juga nampak kesulitan. Korupsi besar adalah korupsi yang sangat
terstruktur. Banyak pihak yang terkait di dalamnya. Itulah mengapa permasalahan
ini tidak bisa diselesaikan secepat mungkin.
3. Kasus Pelanggaran HAM
Sederetan kasus pelanggaran HAM ternyata juga banyak bermunculan di
Indonesia. Masalah ini hadir sejak puluhan tahun yang lalu. Namun pemerintah
saat ini bahkan pendahulunya tidak mampu menuntaskannya. Alasan para
pemimpin biasanya mereka berfokus pada masalah ekonomi. Namun bualan
seperti ini sebenarnya hanyalah alasan agar terhindar dari tanggung jawab
konstitusional untuk menuntaskan pelanggaran HAM.
Beberapa kasus besar pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia dan tidak
kunjung diselesaikan adalah kasus pembunuhan massal 1965, saat itu anggota PKI
dibantai habis-habisan. Selain itu kasus-kasus yang terjadi di tahun 1998 seperti
penembakan Mahasiswa Trisakti dan kasus Semanggi. Kasus lain yang wajib
diselesaikan adalah pelanggaran HAM di Timor Leste dan kasus penembak
misterius.
4. Masalah SARA yang Terus Bermunculan
Indonesia adalah negara yang memiliki banyak sekali suku bangsa. Selain itu
negara ini juga memiliki 6 agama resmi dijalankan secara berdampingan. Itulah
Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi semboyan Indonesia. Sayangnya dalam
beberapa hal, keberagaman ini justru menjadi masalah yang sangat besar. Bahkan
bisa memicu suatu bentrokan hingga perang.
Masalah terbaru adalah kasus pembakaran Masjid di Tolikara dan pembakaran
Gereja di Singkil. Masalah seperti ini harusnya bisa diselesaikan dengan baik.
Dengan begitu di kemudian hari tidak akan bermunculan kasus yang sama.
5. Hukum yang Bisa Dijual dan Dibeli
Hukum adalah sesuatu yang sangat penting di semua negara termasuk di
Indonesia. Namun sayangnya permasalahan hukum di Indonesia begitu pelik
hingga masyarakat tidak percaya lagi dengan pengadilan. Banyak sekali kasus-
kasus yang janggal hingga memenangkan pihak yang seharusnya salah. Hukum di
Indonesia sudah seperti barang dagangan yang bisa dibeli dan juga dijual.
Banyak sekali mafia hukum di Indonesia saat ini. Masalah ini terus memburuk
dari tahun ke tahun. Sayangnya pemerintah seperti tidak mau menoleh. Mereka
menganggap jika hukum di Indonesia telah berjalan dengan baik. Namun
sesungguhnya banyak sekali kecurangan dan ketidakadilan yang justru dilakukan
oleh mereka yang katanya menegakkan keadilan.
D. Solusi Untuk Menjaga Keutuhan NKRI
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan latar belakang budaya
yang berbeda-beda. Perbedaan suku bangsa ini biasa menjadi sumber konflik yang
dapat menyebabkan perpecahan di tubuh NKRI. Keanekaragaman itu seharusnya
dapat menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk menangkal semua gangguan atau
ancaman yang ingin memecah belah persatan bangsa.
Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI:
1. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
2. Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan,
kedaulatan Negara dan mempererat persatuan bangsa.
3. Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang
ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah
kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.
4. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa,
bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-
Undang Dasar 1945, dan Sang saka merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan
dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
5. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat
mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik
alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat.
Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan,
solidaritas, kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar bersama. Memiliki
wawasan nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang harus
dipatuhi, ditaati dan dipelihara oleh semua komponen masyarakat. Ketentuan-
ketentuan itu antara lain pancasila sebagai landasan idiil, dan UUD 1945 sebagai
landasan konstitusional. Ketentuan lainnya dapat berupa peraturan-peraturan yang
berlaku di daerah yang mengatur kehidupan bermasyarakat.
6. Mentaati peraturan agar kehidupan berbangsa dang bernegara berjalan dengan
tertib dan aman. Jika peraturan saling dilanggar, akan terjadi kekacauan yang
dapat menimbulkan perpecahan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
NKRI adalah negara kesatuan berbentuk republik dengan sistem desentralisasi
berdasarkan otonomi daerah seluas-luasnya di luar urusan pusat . Negara ada untuk
membantu manusia mewujudkan tujuan dan cita-citanya. Penyelenggaraan negara
harus membawa manfaat bagi manusia. Tugas manusia adalah bertanggungjawab atas
kepentingan bersama warganya. Negara harus melindungi hak-hak warganya dan
menetapkan kewajiban-kewajibannya sebagai warga negara. Ia juga harus
menciptakan kehidupan bersama yang dilandasi oleh semangat cinta kasih, keadilan,
dan perdamaian. Warga negara mempunyai hak dan kewajiban, antara hak dan
kewajiban harus berjalan seimbang. Misalnya, kewajiban membela negara dari segala
ancaman dan gangguan baik dari dalam maupun luar negeri.
Sebagai penerus bangsa hendaknya kita lebih menjaga dan mencintai negara
kita. Ada pun beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan hal tersebut
misalnya meningkatkan kebanggaan dan rasa memiliki bangsa Indonesia dalam diri
setiap warga negara, membangun saling pengertian dan pengahargaan antarsesama
warga yang memiliki latar belakang kepentingan yang berbeda dan etnik yang
berbeda, para pemimpin negara sebaiknya menjalankan roda pemerintahan secara
efektif dan efisien, dan memperkuat unsur-unsur yang menjadi alat pertahanan Negara
seperti TNI.

B. Saran
Upaya untuk mempertahankan NKRI bisa ditempuh dengan cara mengetahui
kebudayaan di Indonesia. Dengan adanya pengetahuan budaya Indonesia, kita dapat
menyaring budaya-budaya asing yang masuk ke dalam negara Indonesia, sehingga
tidak timbul perpecahan antar daerah karena budaya yang ada. Selain itu, sikap dan
perilaku kita juga dapat mencerminkan bahwa kita sedang mempertahankan keutuhan
NKRI ini. Salah satunya dengan cara mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila, bukan hanya sekedar memahami saja.
DAFTAR PUSTAKA

Anam, Hairul. “ASWAJA Dan NKRI: Upaya Mempertahankan NKRI melalui Aswaja.”
ISLAMUNA: Jurnal Studi Islam 1, no. 2 (2014

Azmi. “Demokrasi dalam Negara berdasarkan Hukum Pancasila dan Masyarakat Islam.”
AL QALAM 33, no. 02 (2016): 1–25.

Buku Putih Pertahanan Negara : “Mempertahankan Tanah air Memasuki Abad 21,
Indonesia” Dephan, 2003, Jakarta.

Diana, Rashda. “Al-Mawardi dan Konsep Kenegaraan dalam Islam.” TSAQAFAH 13, no. 1
(31 Mei 2017)

Mukhlis, Febri Hijroh. “Teologi Pancasila: Teologi Kerukunan Umat Beragama.” FIKRAH
4, no. 2 (31 Desember 2016)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Biro
Hukum Setjen Dephan, 2002, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai