0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian keselamatan dan kesehatan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja perawat, serta resiko dan bahaya dalam intervensi keperawatan. Secara khusus membahas lima kategori bahaya yang dihadapi perawat, serta langkah-langkah untuk mencegah dan meminimalkan resiko dalam perencanaan dan pelaksanaan tindakan keperawatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian keselamatan dan kesehatan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja perawat, serta resiko dan bahaya dalam intervensi keperawatan. Secara khusus membahas lima kategori bahaya yang dihadapi perawat, serta langkah-langkah untuk mencegah dan meminimalkan resiko dalam perencanaan dan pelaksanaan tindakan keperawatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian keselamatan dan kesehatan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja perawat, serta resiko dan bahaya dalam intervensi keperawatan. Secara khusus membahas lima kategori bahaya yang dihadapi perawat, serta langkah-langkah untuk mencegah dan meminimalkan resiko dalam perencanaan dan pelaksanaan tindakan keperawatan.
Kesehatan kerja merupakan suatu unsur kesehatan yang berkaitan dengan
lingkungan kerja dan pekerjaan, yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja. Sedangkan, keselamatan kerja merupakan suatu sarana utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian berupa luka atau cidera, cacat atau kematian, kerugianharta benda, kerusakan peralatan atau mesin dan kerusakan lingkungan secara luas. Pada hakekatnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu usaha untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari berbagai risiko kecelakaan dan bahaya, baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Disamping itu, keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan dapat menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. (Indragiri, 2018)
Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012
tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) pada lampiran 1 pedoman penerapan SMK3 wajib melaksanakan perencanaan K3 yang didalamnya berisi identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko. Identifikasi Bahaya (Hazards Identification), Penilaian Risiko (Risk Assessment) dan Pengendalian Risiko (Risk Control) atau yang disingkat HIRARC merupakan suatu elemen pokok dalam sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berkaitan dengan upaya pencegahan dan pengendalian bahaya. Keseluruhan proses dari HIRARC yang disebut juga dengan manajemen risiko (risk management), kemudian akan menghasilkan dokumen HIRARC yang sangat berguna untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013, satu pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja didunia mengalami penyakit akibat kerja (PAK). Diperkirakan 2,3 juta pekerja meninggal setiap tahun akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK). Lebih dari 160 juta pekerja menderita penyakit akibat kerja dan 313 juta pekerja mengalami kecelakaan tidak fatal per tahunnya. (Indragiri, 2018)
Kesehatan kerja dirumah sakit mempunyai resiko . Sumber bahaya yang
ada di Rumah Sakit harus diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan tingkat risiko, yang merupakan tolak ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja. Pada hakekatnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu usaha untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari berbagai risiko kecelakaan dan bahaya, baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Disamping itu, keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan dapat menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat mempunyai potensi bahaya berupa bahaya fisik, biologi, dan ergonomi. Bahaya fisik didapatkan pada pekerjaan yang menggunakan alat yang tajam, seperti memasang infus dan menjahit luka. untuk mengurangi atau menghilangkan bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan di tempat kerja. (Indragiri, 2018)
2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perawat
Perawat merupakan salah satu tenaga medis yang memberikan
pelayanan kesehatan. Kesehatan dan keselamatan perawat perlu mendapatkan perhatian lebih dibandingkan komponen pelayanan kesehatan lainnya karena tiap harinya mereka bertemu langsung dengan pasien dan bahaya-bahaya yang ada di rumah sakit. Untuk mengetahui bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan perawat dilakukan suatu identifikasi. Identifikasi bahaya yang didapatkan dari hasil studi literatur dan studi lapangan dengan wawancara, dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu biological hazard, chemical hazard, physical hazard, pshychological hazard dan environmental and mechanical/ biomechanical hazard. Potensi bahaya dirumah sakit , selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang memengaruhi situasi dan kondisi di RS , yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cedera lainya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anestesi, gangguan psikososial dan ergonomi. . (Putri, 2017)
Semua potensi bahaya tersebut diatas, jelas mengancam jiwa dan
kehidupan bagi para karyawan di RS, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan RS. Sebuah rumah sakit terpapar pada banyak bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan bahaya langsung bagi tenaga kerja rumah sakit sehubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan mereka, dan ini dapat memiliki konsekuensi yang luas untuk kualitas dan efisiensi perawatan rumah sakit. Program K3 telah menjadi respon organisasi utama untuk mengidentifikasi bahaya ini dan secara proaktif meminimalkan dampaknya terhadap tenaga kerja rumah sakit. Perawat adalah tenaga kesehatan yang paling dominan, dan mereka yang memiliki kontak paling lama dengan pasien, sehingga pekerjaan mereka berpotensi sangat berbahaya. . (Putri, 2017)
Praktik perawat di lingkungan yang mengandung bahaya biologis, kimia,
fisik, dan psikologis. Faktor-faktor ini menempatkan perawat pada risiko kelelahan kerja, stres, penyakit dan cedera terkait pekerjaan, pajanan patogen melalui darah, pajanan penyakit menular, dan gangguan muskuloskeletal. Dengan demikian, pemberi kerja keperawatan dan perawat individu bertanggung jawab untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya ini di tempat kerja sedapat mungkin. Implementasi K3 untuk perawat berfungsi untuk menciptakan layanan kesehatan yang aman tidak hanya untuk pasien, tetapi juga untuk perawat itu sendiri. (Putri, 2017)
2.3 Resiko dan Hazard dalam Intervensi Keperawatan
Menurut Prayitno, dkk (2017) kesalahan saat merencanakan pengkajian.
Misalnya jika perawat salah dalam mengkaji, maka perawat akan salah dalam memberikan proses perawatan/pengobatan yang pada akhirnya akan mengakibatnya kesehatan pasien malah semakin terganggu. Hal lainnya yang dapat terjadi yaitu jika perawat salah dalam merencanakan tindakan keperawatan maka perawatnya juga akan mendapatkan bahaya seperti misalnya tertularnya penyakit dari pasien karena kurangnya perlindungan diri terhadap perawatnya. (Prayitno, 2017)
Adapun upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard dalam
tahap Intervensi asuhan keperawatan di antaranya :
a) Identifikasi sumber bahaya yang mungkin dapat terjadi saat
menyusun rencana keperawatan
b) Lakukan penilaian faktor risiko dengan jalan melakukan penilaian
bahaya potensial yang menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan kerja saat menyusun perencanaan keperawatan
c) Kendalikan faktor risiko yang mungkin terjadi saat menyusun
rencana tindakan keperawatan. Hal ini dapat dilakukan dengan menghilangkan bahaya, mengganti sumber risiko dengan sarana atau peralatan lain yang lebih memiliki tingkat risiko yang lebih rendah
d) Ketika menyusun rencana keperawatan perawat hendak
berpedoman pada pedoman rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan yang ada e) Perawat juga diharapkan untuk mampu mempertimbangkan alokasi waktu pencapaian dari rencana keperawatan yang disusun untuk menjadi indikator evaluasi keperawatan. (Ernawati, 2017)
Sumber :
Ernawati, N., & Nurlelawati, E. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pelaksanaan Penerapan K3 Pada Tenaga Kesehatan di RSIA Permata Sarana Husada Periode Februari 2015. Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, 3(1). Indragiri, Suzana.,Triesda Yuttya.2018.Manajemen Risiko K3 Menggunakan Hazard Identification Risk Assement and Risk Control (HIRARC).Jurnal Kesehatan Vol 9 (1)
Prayitno, dkk. (2017). Resiko dan Hazard dalam PengkajianI. Di akses
pada tanggal 24 Oktober 2018
Putri, T. E. R. (2017). Resiko da Hazard dalam Implementasi. Di akses