disusun oleh :
ALMEIZAR
10536481814
2020
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah
Saya menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini saya menghaturkan rasa
hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu
dalam pembuatan makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, saya telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, saya dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalahini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Aamiien...
penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II Pembahasan 3
B. Barisan Aritmatika 4
C. Deret Aritmatika 6
D. Barisan Geometri 6
E. Deret Geometri 7
A. Kesimpulan 8
B. Saran 9
Daftar Pustaka 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
baik tanaman, batu, hewan dan lain-lain yang memiliki barisan bilangan tertentu.
Sebagai contoh adalah tanaman bunga matahari, dalam susunan biji bunga
matahari(kwaci) jika hitung banyaknya kwaci dari dalam sampai luar, maka
jumlahnya akan tampak suatu barisan bilangan tertentu. Selain itu tidak hanya
jumlah kwaci saja yang memiliki barisan bilangan, kita juga melihat susunan
daun pada bunga, segmen-segmen pada buah nanas atau biji cemara.
barisan bilangan ini di kenal sebagai barisan fibinacci. Setiap bilangan atau angka
dalam barisan ini merupakan jumlah dari dua bilangan sebelumnya, barisan
teka-teki barisan bilangan Fibonacci dalam kayranya yang berjudul Liber Abaci.
dan pemahaman pembaca untuk menentukan suku ke-n barisan aritmatika dan
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk penulis
geometri.
dan geometri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Barisan adalah susunan yang di bentuk menurut aturan dan pola tertentu.
Contoh :
F ( n )=2.1+2=4
n=3 → f (3 )=2.3+2=8
Jadi, contoh di atas akan membentuk pola tertentu. Susunan bilangan tersebut
merupakan contoh suatu barisan. Untuk barisan di atas diketahui bahwa suku ke-
1 adalah 4, suku ke-2 adalah 6 dan suku ke-3 adalah 8, jadi suku ke-n = 2n+2.
(5,8,11,14,17…) adalah barisan yang suku ke-n nya mempunyai pola 3n+2,
2. Metode kedua dengan menuliskan rumus untuk suku ke-n dari barisnya.
tentukan sebagai fungsi dari n suku pertama. Contoh; untuk barisan bilangan
3
finacci dengan U 1=1 , U 2=2 dan U n +1=U 2 +U 2 untuk n ≥ 2. Dengan kata lain,
barisan yang setiap suku sesudah suku ke-2 merupakan jumlah dari dua suku
maka mempunyai definisi untuk kesamaan dua barisan. Dua barisan U n dan V n
untuk barisan tak terhingga (U n) kita akan memperhatikan jumlah dari semua
U 1 +U 2 +U 3 +…+ U n
Contoh :
1 1 1 1
, , ,… ,
2 3 4 n
Maka susuna bilangan ini merupakan barisan dengan suku umum (seku ke-n)
1
adalah , sedangkan bentuk jumlahan bilangan-bilangan ini adalah :
n
1 1 1 1
+ + +
2 3 4 n
1
Adalah suatu deret tak hingga, dengan suku ke-n adalah dan jumlah n buah
n
1 1 1 1
Sn= + + +
2 3 4 n
4
1
Jadi deret ini di peroleh suku ke-15 adalah dan jumlah 15 buah suku pertama.
15
B. Barisan Aritmatika
Barisam aritmatika atau barisan hitung adalah barisan bilangan yang nilai
suku berikutnya di peroleh dari suku sebelumnya ditambah dengan bilangan yang
tetap (tertentu) dimana bilangan yang tetap tersebut beda dan dialmbangkan b.
Contoh :
U 1 ,U 2 , U 3, U 4 , … U n
selisih dua suku yang berurutan selalu tetap, selisih tersebut dinamakan beda dan
Contoh:
a. Barisan 2,4,6,8,…
b =2
U 1=a
U 2=a+b
U 3=a+2 b
U 4 =a+ 3b
5
Dengan suku ke-n adalah U n + ( n−1 ) b karena U 1=a, maka bentuk umum suku
ke-n adalah :
U n =n+ ( n−1 ) b
C. Deret aritmatika
Deret aritmatka atau deret hitung dalam bidang matematika adalah urutan
sebelumnya dengan suatu bilangan beda tertentu. Pada deret aritmatka kita akan
menghitung jumlah setiap suku pada barisan tersebut. Symbol deret aritmatika +.
deret aritmatika yang mempunyai beda lebihdari nol atau positif, maka
mempunyai beda kurang dari nol atau negative, maka deretnya disebut deret
aritmatika turun.
D. Barisan geometri
diperoleh dari perkalian suku sebelumnya dengan bilangaan yang tetap (tertentu)
yang tidak sama dengan nol. Bilangan tetap tersebut disebut pembanding (rasio).
Jika suku pertama, U 1 dari deret geometri dinyatakan dengan a dan rasio (r),
maka di peoleh :
U 3=r . U 2 →U 3 =r . ar=ar 2
6
U 4 =r . U 3 → U 4 =r . ar 2=ar 3
Dan seterusnya..
a , ar , ar 2 , ar 3 , … ar n−1
E. Deret Geometri
Deret geometri atau deret ukur adalah jumlah dari barisan bilangan atau
jumlah dari seluruh suku yang ada. Deret dilambangkan dengan huruf S.
disebut deret geometri naik. Dan jika U n +1< U n maka, deretnya disebut deret
geometrri turun.
Jika suku ke-n dari barisan geomtri dirumuskan a n=ar n−1, maka deret
Jika jumlah n buah suku pertama deret geometri dinyatakan dengan Sn maka
rumus Sn adalah :
a (1−r n ) a ( r n−1 )
Sn= , r ≠1 , r <1 atau Sn = ,r ≠ 1, r >1
1−r r−1
Dengan :
a : suku pertama
r : rasio
n : nomor suku.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dilambangkan dengan b.
tertentu.
n
Rumus : Sn= .(a+U n)
2
d. Deret geometri adalah jumlah dari bilangan atau jumlah dari seluruh suku
yang ada.
8
a (1−r n ) a ( r n−1 )
Rumus : Sn= , r ≠1 , r <1 atau Sn = ,r ≠ 1, r >1
1−r r−1
b. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
penulis berharap adanya saran dan masukan yang membangun untuk perbaikan
makalah ini. Semoga makalah dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas
9
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/wayansudiarta129/barisan-dan-deret-bilangan-mat-smp-
ix-pert
http://www.slideshare.net/anisahlovealvian/barisan-dan-deret-12865774
10