Anda di halaman 1dari 8

Nama : Tiopani Br silaen

Nmp: 2043700372

STUDI KASUS CHF, STEMI dan NSTEMI

Seorang pasien pria berusia 65 tahun dengan tinggi badan 160 cm dan berat badan 66 kg di rawat
di rumah sakit karena keluhan sesak pada dada sebelah kiri

Riwayat Penyakit Sebelumnya ; Hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan


hiperkolesterolemia/dyslipidemia sejak 10 tahun yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang : Adanya keluhan nyeri dada sebelah kiri.

Riwayat Penyakit keluarga: Ayah meninggal karena stroke, Ibu meninggal karena komplikasi
jantung

Obat yang sedang digunakan; Captopril 12,5 mg 2 kali sehari, Amlodipin 5 mg 1 kali sehari,
simvastatin 20 mg 1 kali sehari

Pemeriksaan Vital Sign

Tekanan Darah ; 170/90 mmHg

T (suhu) ; 37 C

Nadi ; 85/menit

Pernafasan ; 22/menit

Pemeriksaan Laboratorium
Leukosit ; 8.000/mm3

HB ; 11 mg/dl

K+ : 4,6 meq/L

Na+ :
140 meq/L

LDL : 150 mg/dl

Total Kolesterol ; 250 mg/dl

Trigliserida : 170 mg/dl

HDL : 55 mg/dl

Dokter berdiskusi dengan Apoteker untuk pemberian obat:

1. Cairan (RL)
2. Antihipertensi
3. Vasodilator
4. Antikoagulan/antiplatelet
5. Antikolesterol
6. Pertimbangan untuk pemberian inotropic positif

Dokter menilai pasien sudah mengalami gangguan jantung tingkat II

Pertanyaan

1. Jelaskan penyebab penyebab sesak nafas pasien?


2. Jelaskan perbedaan CHF, STEMI dan NSTEMI!
3. Jelaskan perbedaan gangguan jantung grade I, II dan III!
4. Jelaskan patofisiologi penyakit diatas!
5. Jelaskan obat-obat apa saja yang akan diberikan oleh dokter setelah berdiskusi
dengan Apoteker!
6. Jelaskan indikasi, Efek samping, mekanisme aksi dari masing2 obat diatas!
7. Dilhat dari keadaan pasien dan nilai lab pasien, apakah perlu penggantian
pemberhentian obat yang ada?
8. Jika dokter meresepkan aspilet? Apa saja perhatian khusus untuk obat tersebut?
9. Dari nilai lab diatas manakah yang tidak normal?
10. Jelaskan konseling yang harus diberikan pada pasien diatas!
11. Jelaskan S-O-A-P untuk pasien di atas!
12. Cantumkan referensi dari guideline terbaru!

JAWABAN

1. Penyebab pasien sesak napas


Di karenakan CHF Adalah adalah ketidakmampuan otot jantung memompakan sejumlah
darah untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. CHF adalah sebuah kondisi dari
kardiovaskuler dimana jantung tidak bisa memompa darah secara adekuat untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme dari jaringan tubuh sesak nafas, kelelahan,
kelemahan, pusing dan oedema kaki
2. Perbedaan CHF, STEMI dan NSTEMI
CHF Adalah adalah ketidakmampuan otot jantung memompakan sejumlah darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. CHF adalah sebuah kondisi dari kardiovaskuler
dimana jantung tidak bisa memompa darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme dari jaringan tubuh
STEMI Adalah kejadian oklusi mendadak di arteri koroner epikardial dengan gambaran
EKG elevasi segmen ST
NSTEMI Adalah sindroma klinik yang disebabkan oleh oklusi parsial atau emboli distal
arteri koroner,tanpa elevasi segmen ST pada gambaran EKG.
3. Perbedaan juntung grade I,II dan III

Stadium A Kelas I
Memiliki risiko tinggi untuk berkembang Tidak terdapat batasan dalam melakukan
menjadi gagal jantung. Tidak terdapat aktifitas fisik. Aktifitas fisik sehari-hari tidak
gangguan struktural atau fungsional menimbulkan kelelahan, palpitasi atau
jantung, tidak terdapat tanda atau gejala sesak nafas
Stadium B Kelas II
Telah terbentuk penyakit struktur jantung Terdapat batasan aktifitas ringan. Tidak
yang berhubungan dengan perkembangan terdapat keluhan saat istrahat, namun
gagal jantung, tidak terdapat tanda atau aktifitas fisik sehari-hari menimbulkan
gejala kelelahan, palpitasi atau sesak nafas
Stadium C Kelas III
Gagal jantung yang simtomatik Terdapat batasan aktifitas bermakna. Tidak
berhubungan dengan penyakit struktural terdapat keluhan saat istrahat, tetapi
jantung yang mendasari aktfitas fisik ringan menyebabkan
kelelahan, palpitasi atau sesak
4. PATOFISIOLOGI
A, patofisiologi chf
Congestive Heart Failure (CHF) adalah ketidakmampuan otot jantung memompakan
sejumlah darah untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. CHF adalah sebuah
kondisi dari kardiovaskuler dimana jantung tidak bisa memompa darah secara adekuat
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme dari jaringan tubuh, Beberapa faktor resiko
gagal jantung adalah kebiasaan merokok, kurang aktivitas fisik, perubahan pola diet,
kelebihan berat badan, hiperlipidemia, diabetes, hipertensi, usia, jenis kelamin dan
keturunan. Berdasarkan penelitian diketahui penyebab utama CHF adalah hipertensi
dan penyakit arteri koronaria, CHF merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung
dan merupakan penyebab peningkatan morbiditas dan mortalitas pasien jantung.
Berdasarkan data World Health Organisations (WHO) risiko kematian akibat gagal
jantung berkisar antara 5-10% pertahun pada gagal jantung ringan yang akan meningkat
menjadi 30-40% pada gagal jantung berat .
B, patofisiologi stiemi
Adalah kejadian oklusi mendadak di arteri koroner epikardial dengan gambaran EKG
elevasi segmen ,Nyeri dada: o Substernal o Lama > 20 menit o Disertai keringat dingin o
Dapat menjalar ke lengan kiri, punggung, rahang, ulu hati - Terdapat salah satu atau
lebih faktor risiko: kencing manis, kolesterol, darah tinggi, keturunan Pemeriksaan Fisik
Secara umum dalam batas normal kecuali disertai komplikasi dan atau komorbiditi
C, patofisiologi nstemi
Adalah sindroma klinik yang disebabkan oleh oklusi parsial atau emboli distal arteri
koroner,tanpa elevasi segmen ST pada gambaran EKG. - Nyeri dada substernal - Lama
lebih dari 20 menit - Keringat dingin - Dapat disertai penjalaran kelengan kiri, punggung,
rahang dan ulu hati - Terdapat salah satu atau lebih faktor risiko: kencing manis,
kolesterol, darah tinggi, keturunan,Fisik Umumnya dalam batas normal, kecuali ada
komplikasi dan atau komorbidit
5. obat-obat apa saja yang akan diberikan oleh dokter setelah berdiskusi dengan
Apoteker!
6. indikasi, Efek samping, mekanisme aksi dari masing2 obat diatas!
Capttropil
Indikasi
hipertensi ringan sampai sedang (sendiri atau dengan terapi tiazid) dan hipertensi berat
yang resisten terhadap pengobatan lain; gagal jantung kongestif (tambahan); setelah
infark miokard; nefropati diabetik (mikroalbuminuri lebih dari 30 mg/hari) pada diabetes
tergantung insulin.
Mekanisme
mekanisme kerja antagonis efek dari sistem renin-angiotensin-aldosteron
(SRAA). Farmakodinamik dan farmakokinetik captopril akan dijelaskan secara
lengkap di bawah.
Efek samping
 Mual dan muntah.
 Sakit perut.
 Pusing atau limbung.
 Batuk kering.
 Gangguan pada indera pengecap.
 Ruam kulit.
 Sakit dada.
 Hipotensi.
 Rambut rontok.
 Sulit tidur.
 Mulut kering.
 Konstipasi (sembelit) atau diare.
 Iritasi saluran pencernaan.

Amlodipine

Indikasi

Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan hipertensi dan dapat


digunakan sebagai obat tunggal untuk mengontrol tekanan darah
pada kebanyakan pasien. Pasien-pasien yang tidak cukup dikontrol
hanya dengan satu obat antihipertensi mungkin mendapat keuntungan
tambahan dari diberikannya amlodipine, yang digunakan dalam
kombinasi dengan diuretik thiazide, obat penghambat beta
adrenoceptor, atau penghambat ACE.

Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan awal iskemia myocardial,


baik disebabkan oleh obstruksi tetap (angina stabil) dan/atau
vasospasm/ vasoconstriction (Prinzmetal’s atau variant angina) dari
vasculature koroner.

Amlodipine dapat digunakan jika suatu paparan klinis menyarankan


komponen vasospastic/vasoconstrictive, tetapi hal ini hanya dapat
dilakukan jika vasospastic/vasoconstrictive, belum pernah ditetapkan.
Amlodipine dapat digunakan secara tunggal sebagai monoterapi, atau
dalam kombinasi dengan obat-obat antiangina lain pada pasien yang
mengidap angina, yang menolak terhadap nitrat atau dosis yang
memadai dari beta blocker.

Mekanisme

Amlodipine merupakan suatu penghambat influx ion kalsium (slow


channel blocker atau antagonis ion kalsium) dan menghambat influx
transmembran dari ion-ion kalsium ke dalam jantung dan otot halus
vaskular. Mekanisme kerja antihipertensi dari amlodipine didasarkan pada
efek relaksan langsung pada otot-otot halus vaskular. Mekanisme yang
pasti tentang bagaimana amlodipine meredakan angina belum
sepenuhnya ditetapkan tetapi amlodipine menurunkan beban ischemic
total melalui dua cara, yaitu:

 Amlodipine memperlebar arteriola periferal dan dengan demikian,


menurunkan hambatan periferal total (afterload) terhadap kerja
jantung. Karena kecepatan jantung tetap stabil, beban jantung
menjadi berkurang sehingga menurunkan konsumsi energi
myocardial dan oksigen.
 Mekanisme kerja amlodipine kemungkinan juga menyangkut
dilatasi dari arteri koroner utama dan arteriola koroner, baik dalam
keadaan normal maupun ischemic. Dilatasi ini meningkatkan
pengiriman oksigen myocardial pada pasien-pasien yang
mengidap kejang arteri koroner (Prinzmetal’s atau variant angina).

Efek samping

Amlodipine ditoleransi dengan baik. Pada pasien-pasien yang


mengidap hipertensi atau angina, efek samping yang paling umum
terobservasi adalah sakit kepala, edema, fatigue, mengantuk, mual,
nyeri perut, kemerahan, palpitation, dan pusing. Efek samping yang
paling sedikit terobservasi secara umum, yaitu asthenia, dispepsia,
dyspnea, gingival hyperplasia, kejang otot, pruritus, myalgia, ruam,
gangguan penglihatan, dan jarang terjadi eritema multiforme.

Seperti calcium channel blockers lainnya, efek samping berikutnya


jarang dilaporkan dan tidak dapat dikenali dari penyakit dasar:
myocardial infarction, arrhythmia (termasuk tachycardia ventrikular
dan fibrilasi atrial), dan nyeri dada.

Simvastatin

Indikasi

indikasi khusus pada pasien dengan penyakit jantung koroner dan


hiperkolesterolemia, antara lain untuk menurunkan angka kematian total
dan akibat infark miokard akut, menurunkan kejadian infark miokard
nonfatal, menurunkan risiko kejadian prosedur revaskularisasi, dan
menurunkan risiko stroke serta TIA (transient ischemic attack).

Mekanisme

merupakan obat golongan statin yang menghambat aktivitas enzim 3-


hidroksi-3-metilglutaril koenzim A reduktase (HMG CoA) di hati. Inhibisi
enzim HMG CoA ini akan menyebabkan penurunan kadar kolesterol total
dan meningkatkan pembentukan reseptor LDL di permukaan sel hepatosit
sehingga terjadi peningkatan transport LDL dari pembuluh darah ke sel
hati.

Efek samping

efek samping yang perlu diwaspadai pada penggunaan simvastatin adalah risiko
miopati dan rabdomiolisis. Dokter juga harus memperhatikan interaksi obat
simvastatin, khususnya yang meningkatkan risiko efek samping simvastatin
seperti pada penggunaan bersama dengan obat golongan fibrat dan antibiotik
makrolida

7. Dilhat dari keadaan pasien dan nilai lab pasien, apakah perlu penggantian
pemberhentian obat yang ada?
8. Jika dokter meresepkan aspilet? Apa saja perhatian khusus untuk obat tersebut?
Efek samping berikut tidak selalu muncul dan jarang terjadi, namun segera
hubungi dokter atau ahli medis serta dapatkan pertolongan medis jika Anda
mengalami:
Perut terasa sakit, panas atau kram, sembelit, diare, masalah pencernaan
Feses berwarna terlalu gelap atau terlalu terang
Urine berwarna gelap atau berdarah, urine berkurang
Tidak sadarkan diri, mudah mengantuk, pingsan, mudah lelah dan lemas
Sakit pada dada, sesak napas, napas terengah-engah, jantung berdetak tak
menentu
Kebingungan, berpikir sesuatu yang buruk akan terjadi, gugup dan cemas, selalu
merasa panik,
Demam,
Sakit kepala
Mudah merasa haus
Kehilangan selera makan
Sakit pinggang, kram otot dan tremor, kejang
Mual dan muntah,
Tangan, kaki, atau bibir mati rasa
Ruam kulit, bengkak pada bagian tubuh tertentu seperti jari, wajah, dan kaki
bagian bawah, luka dan memar yang tidak biasa

9. Dari nilai lab diatas manakah yang tidak normal?


10. Jelaskan konseling yang harus diberikan pada pasien diatas!
11. Jelaskan S-O-A-P untuk pasien di atas!
12. Cantumkan referensi dari guideline terbaru!
https://wwwinaheart.co.id
https://www.alomedika.com
https://indofarma.id

13.

Anda mungkin juga menyukai