PENDAHULUAN
pabrik amoniak dan teknologi ACES 21 milik Toyo Energy Corporation dan
PUSRI sebagai Co Licensor untuk pabrik Urea. Kapasitas pabrik amoniak 2000
ton/hari (660.000 ton amoniak/tahun) dan kapasitas pabrik Urea 2.750 ton
Urea/hari (907.500 ton/tahun), dan pada tahun 2016 pabrik PUSRI-II dihentikan
operasinya karena dipandang tidak efisiensi lagi. Selain memproduksi pupuk
Urea, PT PUSRI mulai mengembangkan produk pupuk NPK Fusion, yang mulai
beroperasi pada September 2014 dengan kapasitas produksi 100.000 ton/tahun
dan apabila dimodifikasi bisa mencapai 180.000 ton/tahun. Pada November 2015
mulai dilakukan start-up dan comissioning pabrik dan produk pupuk NPK mulai
dikomersialkan pada 1 Februari 2016.
Berikut ini adalah pembangunan dan spesifikasi pabrik PUSRI Palembang:
1. PUSRI I
Studi kelayakan ekonomi : Gass Bell & Associates
Pelaksanaan konstruksi : Morrioson Knudsen of Asia Inc. (AS)
Penandatanganan kontrak : 01 Maret 1961
Mulai konstruksi : Oktober 1961
Selesai konstruksi : Agustus 1963
Produksi pertama : 16 Oktober 1963
Biaya : US $ 33 Juta
Sumber dana : Exim Bank (Japan)
Kapasitas terpasang : Amoniak180 ton/hari
Urea 300 ton/hari
Proses pembuatan : Amoniak-Gidler
Urea-MTC Total Recycle B (Jepang)
Kebutuhan gas alam : 12.500 MMSCF
Sumber gas alam : Stanvac
2. PUSRI II
Studi kelayakan ekonomi : John Van der Valk
Pelaksanaan konstruksi : Kellog Overseas Corp. (AS)
Toyo Engineering Corp. (Jepang)
Penandatanganan kontrak : 07 Agustus 1972
5
3. PUSRI III
Studi kelayakan ekonomi : PT PUSRI Palembang
Pelaksanaan konstruksi : Kellog Overseas Corp. (AS)
Toyo Engineering Corp. (Jepang)
Penandatanganan kontrak : 07 Agustus 1974
Mulai konstruksi : 21Mei 1975
Selesai konstruksi : November 1976
Produksi pertama : Desember 1976
Biaya : US $ 192 Juta
Sumber dana : Bank Dunia
Pemerintah RI
Kapasitas terpasang : Amoniak1000 ton/hari
Urea 1.725 ton/hari
Proses pembuatan : Amoniak-Kellog
Urea-MTC Total Recycle C-Improved (TRCI)
Kebutuhan gas alam : 50.000 MMSCF
Sumber gas alam : Pertamina Pendopo-Prabumulih
6
4. PUSRI IV
Studi kelayakan ekonomi : PT PUSRI Palembang
Pelaksanaan konstruksi : Kellog Overseas Corp. (AS)
Toyo Engineering Corp. (Jepang)
Penandatanganan kontrak : 07 Agustus 1975
Mulai konstruksi : 25Oktober 1975
Selesai konstruksi : Juli 1977
Produksi pertama : Oktober 1977
Biaya : US $ 186 Juta
Sumber dana : Dana Pembangunan Saudi Arabia
Kapasitas terpasang : Amoniak 1000 ton/hari
Urea 1.725 ton/hari
Proses pembuatan : Amoniak-Kellog
Urea-MTC Total Recycle C-Improved (TRCI)
Kebutuhan gas alam : 50.000 MMSCF
Sumber gas alam : Pertamina Pendopo-Prabumulih
5. PUSRI IB
Studi kelayakan ekonomi : PT PUSRI Palembang
Pelaksanaan konstruksi : PT Rekayasa Industri (Indonesia)
Penandatanganan kontrak : 14 November 1989
Mulai konstruksi : Agustus 1990
Selesai konstruksi : Desember 1992
Produksi pertama : Desember 1994
Biaya : US $ 247,5 Juta
Sumber dana : PT PUSRI Palembang
Pemerintah RI
Bank Exim Jepang
Kapasitas terpasang : Amoniak 1350 ton/hari
Urea 1.725 ton/hari
Proses pembuatan : Amoniak-Kellog
7
Urea-ACES
Kebutuhan gas alam : 55.000 MMSCF
Sumber gas alam : Pertamina Pendopo-Prabumulih
6. PUSRI IIB
Studi kelayakan ekonomi : PT PUSRI Palembang
Pelaksanaan konstruksi : Konsorsium PT Rekayasa Industri-Toyo
Engineering Corp. (Jepang)
Penandatanganan kontrak : 14 Desember 2012
Mulai konstruksi : 08 April 2013
Selesai konstruksi : November 2015
Produksi pertama : 3 November 2016
Biaya : US $ 600 Juta
Sumber dana : PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
PT Bank BNI Tbk
PT Bank Mandiri Tbk
Bank Jabar-Banten
Bank Sumsel Babel
Pemerintah RI
Kapasitas terpasang : Amoniak 2000 ton/hari
Urea 2.750 ton/hari
Proses pembuatan : Amoniak-KBR Purifier
Urea-ACES 21
Kebutuhan gas alam : 62 MMSCFD
Sumber gas alam : PT Pertamina EP, PT Medco Energi Internasional,
dan PT Pertamina Gas
yang memiliki kekayaan alam yaitu gas alam (Natural Gas) yang merupakan
bahan baku utama dalam pembuatan pupuk dan tersedia dalam jumlah yang cukup
banyak. Gass Bell & Associate dari Amerika Serikat memberikan rekomendasi
berdasarkan studi kelayakan untuk membangun pabrik Urea di Palembang,
dengan kapasitas 100.000 ton/tahun.
Sebelumnya pemilihan lokasi sudah dilakukan dari tahun 1956.
Beberapa lokasi yang disarankan oleh Biro Perancangan Negara adalah
Kertapati, Sungai Selayur, Bagus Kuning dan Karanganyar. Namun,
pemilihan finalnya jatuh di daerah Sungai Selayur. Beberapa faktor teknis
dan ekonomi yang menunjang studi kelayakan pembangunan PT PUSRI
Palembang di wilayah perkampungan Sungai Selayur adalah :
1. Keadaan geografis Sumatera Selatan yang memiliki kekayaan gas alam sebagai
bahan baku utama pembuatan pupuk dalam jumlah yang cukup banyak. Selain
itu lokasi pabrik yang juga dekat dengan sumber bahan baku gas alam, yaitu
berasal dari Pertamina Prabumulih dan Pendopo yang terletak sekitar 100-150
km dari pabrik.
2. Dekat dengan Sungai Musi yang tidak pernah kering sepanjang tahun,
merupakan salah satu sarana penting untuk sumber air dan sebagai sarana
transportasi.
3. Dekat dengan lokasi batubara Tambang Bukit Asam. Batubara dapat dijadikan
sebagai bahan bakar yang sangat potensial selain gas alam.
4. Dekat dengan sarana pelabuhan dan kereta api.
5. Lokasi PT PUSRI Palembang ini kondusif dan nyaman sebagai kawasan
industri karena tidak terletak di pusat kota namun jarak menuju pusat kota
masih terjangkau.
6. Lakasi PT PUSRI Palembang dekat dengan ibukota provinsi mempermudah
perolehan sumber daya manusia pekerja dan kemampuan pengurusan
administrasi pemerintahan.
Untuk mengetahui lokasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dan lokasi Pabrik
PUSRI-IIBdapat dilihat pada Gambar 2.. Luas tanah yang digunakan untuk
lokasi pabrik 20,4723 hektar, luas tanah perumahan karyawan seluas 26,7095
hektar dan lokasi yang digunakan sebagai cadangan disiapkan tanah seluas
9
Gedung
Lini II
Gedung Kopersasi/KUD
PT Pupuk Sriwidjaja
Lini III penyalur
UPP
Pengencer
Keterangan: an
Pupuk Kantong
Pupuk Curah Petani
Petani
2. Tujuh buah kapal pengangkut curah dan satu unit kapal sewa berdaya muat
masing-masing 66.500 ton, yaitu MV PUSRI Indonesia, MV Abusamah, MV
Sumantri Brojonegoro, MV Mochtar Prabumangkunegara, MV Julianto Mulio
Diharjo, MV Ibrahim Zahier, dan MV Otong Kosasih.
3. Empat unit pengantongan pupuk di Belawan, Cilacap, Surabaya, dan
Banyuwangi, serta 1 UPP (Unit Pengantongan Pupuk) sewa di Semarang.
4. Gerbong kereta api sebanyak 595 buah.
5. Gudang persediaan pupuk sebanyak 107 unit dan gudang sewa sebanyak 261
unit.
6. Pemasaran PUSRI daerah (PPD) sebanyak 25 unit di ibukota provinsi.
7. Pemasaran PUSRI Kabupaten (PPK) sebanyak 180 kantor di ibukota
kabupaten.
8. Empat unit Kantor Perwakilan PUSRI di produsen pupuk lain, yaitu:
a. PT Pupuk Kujang
b. PT Pupuk Iskandar Muda
c. PT Petrokimia Gresik
d. PT Pupuk Kalimantan Timur
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR SDM
OPERASI KOMERSIL TEKBANG & UMUM
MANAGER ARMADA
MANAGER
& USAHA
PEMELIHARAAN &
MEKANIKAL
MANAGER
PERENCANAAN &
PENGENDALIAN TURN
AROUND
1. Direktur Utama
Direktur Utama membawahi Kepala Satuan Pengawasan Intern, Sekretaris
Perusahaan, Direktur Produksi, Direktur Komersial (Keuangan dan Pemasaran),
Direktur Teknik Dan Pengembangan, Direktur SDM dan Umum, serta Kepala
Hukum Korporat.
2. Direktur Produksi
Direktur Produksi membawahi General Manager Pemeliharaan, General
Manager Operasi, General ManagerPengendalian Pabrik, Keselamatan Kerja dan
Lingkungan. Direktur produksi membawahi departemen produksi yang terbagi
seperti berikut:
a. Departemen Operasi
Departemen ini dipimpin oleh seorang general manager dan bagian shift
serta superintendent yang masing-masing bertugas mengkoordinir jalannya
operasi. Ass.Manager yang membawahi tiga superintendent yaitu :
SuperintendentOperasi Amoniak
Superintendent Operasi Urea
Superintendent Operasi Utilitas
Superintendent operasi dibantu oleh seorang Ass. Superintendent
operasi dan membawahi langsung foremen senior, koordinator operator,
dan operator lapangan.
b. Departemen Pemeliharaan
Departemen pemeliharaan bertugas memelihara dalam memperbaiki pabrik
dan alat-alat pabrik yang berhubungan dengan operasi pabrik. Departemen
pemeliharaan dipimpin oleh seorang general manager Pemeliharaan, yang
membawahi manager pemeliharaan mekanikal, manager pemeliharaan listrik dan
instrumen, manager pembengkelan, manager jaminan dan pemeliharaan kualitas,
dan manager perencanaan dan pengendalian Turn Around.
c. Departemen Pengendalian Pabrik Keselamtan Kerja dan Lingkungan
Departemen pengendalian pabrik keselamtan kerja dan lingkungan bertugas
membantu divisi operasi dalam pengamatan operasi persiapan pengendalian
20
Plant Manager