PENDAHULUAN
Prancis 29,5%. Insiden gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah
penduduk setiap tahunnya. Angka kejadian gastritis yang dikonfirmasi melalui
endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substansial lebih
tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik.
Mengkonsumsi makanan yang kaya serat seperti sayuran dan buah buahan
membantu melancarkan kerja pencernaan. Makan dalam jumlah kecil tetapi
sering, dan minum air putih untuk membantu menetralkan asam lambung. Dengan
upaya tersebut diharapkan prosentase gastritis menurun.
METODE PENELITIAN
mayoritas terjadi pada ibu rumah tangga dapat disebabkan karena stres yang
dialami.
KESIMPULAN
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh
diet yang tidak benar atau makanan yang berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit. (Brunnee and suddarth 2013).
Gastritis akut adalah lesi mukosa akut berupa erosi atau perdarahan
akibat faktor-faktor agresif atau akibat gangguan sirkulasi akut mukosa
berupa erosi atau perdarahan akibat faktor-faktor agresif atau akibat
gangguan sirkulasi akut mukosa lambung.
1. Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat
,enyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi
menjadi dua garis besar yaitu :
1) Gastritis eksogen akut (biasanya disebabkan oleh faktor –faktor dari
luar, seperti bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada,
steroid, mekanis iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi
terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan
erosi mukosa lambung) ).
2) Gastritis endogen akut adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan
badan.
2. Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter Pylori. Gastritis
kronik dikelompokkan dalam dua tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan
gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini
dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa.
Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia
pernisinosa berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih
lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi Helicobaxter pylori yang
menimbulkan ulkus pada dinding lambung.
1.4 Etiologi
Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada
bagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa
mempunyai panjang berkisar antara 10 inci dan dapat mengembang untuk
menampung makanan atau minuman sebanyak 1 galon. Bila lambung
|8
4. Penggunaan kokain
Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan
pendarahan dan gastritis.
5. Stress fisik
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka
bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan ulkus
peptikum yang dapat menyebabkan pendarahan pada lambung.
6. Kelainan autoimmune
Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem
kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam
dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan
secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan
kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu
produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu
tubuh mengabsorbsi vitamin B12).
7. Crohn’s disease
Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan
peradangan kronis pada dinding saluran cerna, namun kadang-
kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding
lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala
dari Crohn’s disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk
cairan) tampak lebih menyolok daripada gejala-gejala gastritis.
1.5 Patofisiologi
1. Gastritis Akut
Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-Steroidal Anti
Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis. Obat analgesik
anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat
menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin
yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut
hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil.
Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian
yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer. Pemberian
aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung,
sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.
Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang mengandung
nitrat (bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi
serta kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya gastritis. Karena bahan-bahan
tersebut bila terlalu sering kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi
asam lambung berlebih sehingga dapat mengikis lapisan mukosa lambung.
| 13
Gastritis kronis
1. Gastritis Akut
1) Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada
mukosa lambung.
2) Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yangs ering
muncul. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung
| 15
Gastritis akut :
Gastritis kronik :
1) Gastritis superfisialis
Rasa tertekan yang samar pada epigastrium.
Penurunan BB.
Kembung atau rasa penuh pada epigastrium.
Nousea.
Rasa perih sebelum dan sesduah makan.
Terasa pusing.
Vomitus.
2) Gastritis Atropikan
Rasa tertekan pada epigastrium, anoreksia.
Rasa penuh pada perut, nousea.
Keluar angin pada mulut, vomitus.
Mudah tersinggung, gelisah.
Mulut dan tenggorokan terasa kering.
3) Gastritis Hypertropik Kronik
Nyeri pada epigastrium yang tidak selalu berkurang setelah
minum susu.
Nyeri biasanya timbul pada malam hari.
Kadang disertai melena.
1.7 Komplikasi
Pada gastritis akut. Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA)
berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syak hemoragik yang
bisa mengakibatkan kematian. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu
dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperhatikan hampir
sama namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi
| 17
Helicobacter Pylori, sebesar 100% tukak duodenum dan 60-90% pada tukak
lambung. Hal ini dapat ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi.
cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan rongten. Cairan ini akan
melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rongten.
1. Gastritis Akut
1) Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala
menghilang, ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.
2) Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan intravena.
3) Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan
dan netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium
hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton,
antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).
4) Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah
jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan.
5) Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya
perforasi.
6) Antasida
7) Penghambat asam
2. Gastritis Kronis
Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
1) Cytoprotective agents
Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi
jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang
termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol.
Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu
sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat
golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth
subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. Pylori.
1.10 Farmakologi
1. Antasid
Obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan
merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan.
Antasida menetralkan asam lambung sehingga cepat mengobati gejala
antara lain promag, mylanta, dll.
2. Penghambat asam (acid blocker)
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Ny. Er
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Umur : 53 Tahun
d. Agama : Islam
e. Status Perkawinan : Janda
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
g. Pendidikan terakhir :-
h. Alamat : Dusun I, Desa Munjul Astanajapura
i. No.CM : 39558
j. Diagnostik Medis : Gastropati
PENANGGUNG JAWAB
a. Nama : Heru
b. Umur : 34 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan :-
e. Alamat : Dusun I, Desa Munjul Astanajapura
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
Riwayat Penyakit Sekarang
| 23
1) Keluhan utama
Os mengatakan nyeri pada bagian ulu hati seperti tertusuk benda
tumpul dengan skala nyeri 6, kurang nafsu makan, mual dan
muntah setiap setelah makan.
2) Kronologi penyakit saat ini
Os mengatakan ia belum makan dikarenakan puasa, sering makan
makanan yang pedas dan jarang makan buah dan sayur
3) Pengaruh penyakit terhadap pasien
Os tidak dapat beraktivitas seperti biasanya
4) Apa yang diharapkan pasien dari pelayanan kesehatan
Os ingin sembuh kembali dan bisa beraktifitas seperti sedia kala
Riwayat Penyakit Masa Lalu
1) Penyakit masa anak – anak.
Os mengatakan pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya
2) Alergi
Os mengatakan tidak ada riwayat alergi
3) Pengalaman sakit / dirawat sebelumnya
Os mengatakan pernah di rawat di RS 2 tahun yang lalu dengan
diagnose penyakit yang sama.
4) Pengobatan terakhir.
OS mengatakan pernah berobat sebelumnya ke Puskesmas.
Klien
d. AKTIFITAS
1) Apakah klien selalu berolah raga? Jenis OR?
Klien mengatakan ia tidak pernah berolahraga
2) Apakah klien mengguanakan alat bantu dalam beraktifitas?
Klien mengatakan ia mampu melakukan aktifitas tanpa bantuan
alat.
3) Apakah ada gangguan aktifitas?
Klien mengatakan sejak ia menderita penyakit ini ia tidak merasa
nyaman saat beraktifitas disebabkan karena rasa nyeri, mual dan
lemas.
4) Berapa lama melakukan kegiatan perhari? Jam berapa mulai kerja?
OS mengaktakan bahwa ia biasanya memulai aktifitas dari jam
06.00 pagi sampai jam 14.00 sore
5) Apakah klien mampunyai ketrampilan khusus?
Klien mengatakan bahwa ia tidak memiliki keterampilan khusus
6) Bagaimana aktifitas klien saat sakit sekarang ini? Perlu bantuan?
Klien mengatakan bahwa sejak ia sakit aktifitasnya sedikit
terganggu dan ia memerlukan bantuan.
e. ISTIRAHAT
1) Kapan dan berapa lama klien beristirahat?
Pada saat malam hari dan siang hari, ia megakatan bahwa biasanya
lama tidur sebelum ia sakit selama 8-9 jam/hari dengan tidak ada
kesulitan saat tidur. Namun selama sakit klien mengatakan tidur
hanya 6-7 jam/hari dengan perasaan gelisah dan terkadang ia
menangis karena rasa nyeri pada ulu hati yang terkadang membuat
ia merasa sesak.
2) Apa kegiatan untuk mengisi waktu luang?
Klien mengatakan selama ia sakit tidak ada kegiatan lain untuk
| 26
f. TIDUR
1) Bagaimana pola tidur klien? (jam, berapa lam, nyenyak/tidak?)
OS megakatan bahwa biasanya lama tidur sebelum ia sakit selama
8-9 jam/hari dengan tidak ada kesulitan saat tidur. Namun selama
sakit klien mengatakan tidur hanya 6-7 jam/hari dengan perasaan
gelisah dan terkadang ia menangis karena rasa nyeri pada ulu hati
yang terkadang membuat ia merasa sesak.
2) Apakah kondisi saat ini menganggu klien?
Klien mengatakan bahwa kondisinya saat ini sangat menggangu
pola tidurnya.
3) Apakah klien terbiasa mengguanakan obat penenang sebelum
tidur?
Klien mengatakan bahwa ia tidak pernah atau tidak terbiasa
menggunakan obat penenang sebelum tidur.
4) Kegiatan apa yang dilakukan menjelang tidur?
Klien mengatakan sebelum waktu tidur ia hanya menonton TV
5) Bagaimana kebiasaan tidur?
Os mengaku bahwa setiap hari sejak ia selalu tidur sendirian.
6) Apakah klien sering terjaga saat tidur?
Klien mengatakan bahwa sebelum sakit ia selalu tidur nyenyak,
namun saat sakit ia sering terbangun dan merasa gelisah dan
terkadang menangis.
| 27
g. CAIRAN
1) Berapa banyak klien minum perhari? Gelas?
Klien mengatakan bahwa ia biasanya minum 7-8 gelas/hari, namun
selama puasa klien minum hanya 5 gelas/hari
2) Minuman apa yang disukai klien dan yang biasa diminum klien?
Klien mengatakan hanya minum Air mineral
3) Apakah ada minuman yang disukai/ dipantang?
Klien mengakatan tidak ada minuman yang di pantang
4) Apakan klien terbiasa minum alkohol?
Klien mengatakan tidak pernah meminum alkohol
5) Bagainama pola pemenuhan cairan perhari?
Klien mengatakan bahwa biasanya untuk memenuhi cairan perhari
dengan minum air putih, namun setelah ia sakit di rawat
pemenuhan cairannya di bantu dengan cairan infus.
6) Ada program pembatasan cairan?
Klien mengatakan tidak ada program pembatasan konsumsi cairan.
h. NUTRISI
1) Apa yang biasa di makan klien tiap hari?
Klien mengatakan setiap harinya ia memakan makanan yang
mengandung sedikit serat dan ia juga suka memakan makanan
yang pedas.
2) Bagaimana pola pemenuhan nutrisi klien? Berapa kli perhari?
Os mengatakan biasanya makan 3 x/hari, namun selama puasa ia
hanya makan sehari 2x dan terkadang ia sering telat makan.
3) Apakah ada makanan kesukaan, makanan yang dipantang?
Klien mengatakan tidak ada makanan yang dipantang, namun
| 28
Eliminasi Urine:
1) Apakah BAK klien teratur?
Ya, klien mengatakan bahwa ia BAK teratur 3-5x/hari
2) Bagaimana pola , frekuensi, waktu, karakteristik serta perubahan
yang terjadi dalam miksi?
Miksi sehari 3 – 5 kali tidak ada kelainan, urin berwarna kuning
jernih.
3) Bagaimana perubahan pola miksi klien?
Os mengatakan ia tidak mengalami perubahan miksi
4) Apakah ada riwayat pembedahan, apakah mengguankan alat bantu
dalam miksi?
Tidak, Os mengatakan tidak menggunakan alat bantu dalam miksi.
k. KARDIVASKULER
1) Apakah klien cepat lelah?
Klien mengatakan bahwa ia tidak cepat lelah
2) Apakah ada keluhan berdebar – debar? Nyeri dada yang menyebar?
Pusing? Rasa berat didada?
Klien mengatakan tidak ada keluhan
3) Apakah klien mengguankaan alat pacu jantung?
Klien mengatakan tidak menggunakan alat pacu jantung
4) Apakah klien mendapat obat untuk mengatasi gangguan
kardiovaskuler?
Klien mengatakan tidak memiliki kelainan kardiovaskuler dan
tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan kardiovaskuler.
l. PERSONAL HYGIENE
1) Bagaimana pola personal hygiene? Berapa kali mandi, gosok gigi
dll?
OS mengatakan biasanya mandi 2x, gosok gigi sehari 2x dan ganti
pakaian 2x/hari.
2) Berapa hari klien terbiasa cuci rambut?
OS cuci rambut seminggu 4 x
3) Apakah klien memerlukan bantuan dalam melakukan personal
hygiene?
Klien mengatakan bahwa ia biasanya melakukan personal hygiene
sendirian dan tanpa bantuan.
| 31
m. SEX
1) Apakah ada kesulitan dalam hubungan seksual?
Klien mengatakan tidak memiliki keluhan.
2) Apakah penyakit sekarang mempengaruhi / mengguangggu fungsi
seksual?
Ya
3) Jumlah anak.
Klien mengatakan ia memiliki 3 anak
Ya
k) Hal – hal apa yang dapat dilakukan klien saay ini?
Klien berdoa untuk kesembuhannya
2) Hubungan sosial:
a) Apakah klien mempunyai teman dekat?
Ada
b) Siapa yang dipercaya klien?
Anak-anaknya dan semua anggota keluarganya
c) Apakah klien ikut dalam kegiatan masyarakat?
Tidak
d) Apakah pekerjaan klien sekarang? Apakah sesuai kemampuan?
Ibu Rumah Tangga
3) Spiritual.
a) Apakah klien menganut satu agama?
Ya, Klien mengatakan ia menganut agama Islam
b) Saat ini apakah klien mengalami gangguan dalam menjalankan
ibadah?
Ya, klien mengatakan bahwa pada saat ia sholat terkadang
kesulitan saat rukuk dan sujud.
c) Bagaian mana hubungan antara manusia dan Tuhan dalam
agama klien?
Klien ketika sebelum sakit beribadah sesuai dengan anjuran
agamanya
o. PEMERIKSAAN FISIK
1) KEADAAN UMUM
a) Kesadaran: CM GCS:15
b) Kondisi klien secara umum
c) Tanda – tanda vital
TD : 100 / 60mmHg R : 21x / menit
N : 100x/menit S : 36,40 C
SPO² : 99%
d) Pertumbuhan fisik: TB,BB,postur tubuh.
| 33
TB : 155 cm BB : 45 Kg
e) Keadaan kulit: wana, tekstur, kelaianan kulit.
Keadaan kulkit tampak keriput, dan tidak ada kelainan
2) PEMERIKSAAN CEPALO KAUDAL
a) Kepala
1. Rambut
Rambut klien bersih, rambut hitam beruban, bentuk kepala
simetris, tidak ada benjolan maupun lesi, tidak ada kelainan
lain di kepala.
2. Mata
Bentuk kedua bola mata simetris, kelopak mata simetris,
bulu mata ada, konjungtiva anemis, reflek pupil normal,
dibukti dengan cara memakai cahaya penlight didekatkan
pupil mengecil dan saat cahaya dijauhkan pupil kembali
membesar. Pergerakan bola mata pasien normal dibuktikan
dengan cara saat mata pasien mengikuti arah jari pemeriksa.
3. Telinga
Kedua telinga simetris, telinga bersih tidak ada
sekret/kotoran maupun perdarahan, tidak ada lesi maupun
massa, tidak ada peradangan, pendengaran pasien baik,
terbukti saat pemeriksa berbicara pelan / normal klien
mendengar..
4. Hidung
Bentuk tulang hidung simetris, tidak ada pembengkakan,
tidak ada perdarahan maupun sekret / kotoran, tidak ada
massa dan nyeri di daerah hidung, penciuman klien normal,
dibuktikan dengan cara klien dianjurkan mencium
wewangian (parfum, kayu putih, sabun) dan klien
menjawab dengan tepat.
b) Leher
Bentuk leher normal, tidak ada pembengkakan, tidak
ada massa, reflek menelan klien baik, saraf kranial asesori klien
baik, dibuktikan saat klien di minta untuk menengok ke kiri /
kanan kemudian ditahan oleh pemeriksa.
d) Abdomen
Bentuk perut datar, simetris, tidak ada kelainan lain, Nyeri
tekan pada abdomen hypochondria sinistra dan epigastrik,
bising usus klien normal yaitu 9x/menit, perkusi abdomen
sonor. Posisi umbilikal normal, tidak ada peradangan ataupun
keluaran, keadaan umbilikal bersih, tidak ada kelainan lain
pada umbilikal.
g) Ekstermitas
1. Atas
Bentuk kedua tangan simetris, tidak ada kelainan
lain, reflek bisep dan trisep klien normal, terbukti saat
dilakukan ketukan di lekukan sikut dan di sikut
menggunakan reflek hammer adanya gerakan spontan di
ujung ekstermitas. tingkat kekuatan otot klien 4 dari 5
(cukup kuat tetapi tidak dengan kekuatan penuh dan dapat
menahan tahanan)
2. Bawah
Bentuk kedua kaki simetris, tidak ada kelainan lain, reflek
patella normal dibuktikan dilakukan ketukan di lutut
menggunakan reflek hammer adanya gerakan spontan di
| 36
p. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Radiologi
(Tidak Ada)
2) Laboratorium
HB 11,7 gram / dL
Hematokrit 33,8 %
Leukosit 10300/mm³
Trombosit 212000/mm³
Glukosa darah Sewaktu 163 Mg/dL
Kalium 3,8 mEq/L
Natrium 132 mEq/L
3) EEG, ECG, EMG, USG, CT Scan.
Hasil EKG
Tanggal 31 Mei 2019
Sinus Normal
HR 65 bpm
Nyeri Akut
2 Ds ; H. Pylori Ketidakseimbangan
Klien mengatakan tidak nutrisi ; kurang dari
nafsu makan Melekat pada epithel kebutuhan tubuh
Klien mengaku lambung
sebelumnya sering telat
makan. Menghancurkan
lapisan mukosa
Do ; lambung
Mual (+)
Muntah (+) Penurunan barrier
Nyeri abdomen bagian lambung terhadap asam
hypochondria sinistra dan enzim pepsin
dan epigastrik
Lidah tampak kotor Asam lambung dan
enzim pepsin berdifusi
BB = 45 kg
kembali
TB = 155 cm
IMT = 18.7 Inflamasi, erosi
Hb = 11,7 gram / dL mukosa lambung
Mual
Penurunan sensori
untuk makan
Ketidakseimbangan
nurtisi kurang dari
kebutuhan
3 Ds ; H. Pylori Ketidakseimbangan
Klien mengatakan ia volume cairan.
merasa lemas dan Melekat pada epithel
sering muntah apabila lambung
penyakitnya kambuh.
Do ; Menghancurkan
RR 21x/menit lapisan mukosa
Nadi 100x/menit lambung
Turgor kulit kurang
elastic Penurunan barrier
Mukosa bibir kering lambung terhadap asam
Mual (+) dan enzim pepsin
Muntah (+)
Asam lambung dan
Diaphoresis (+)
enzim pepsin berdifusi
Kalium 3,8 mEq/L kembali
Natrium 132 mEq/L
Inflamasi, erosi
mukosa lambung
Mual
Muntah
Ketidakseimbangan
volume cairan
| 39
semifowler.
- Mengajarkan pasien
teknik nonfarmakologi
dengan menarik nafas
panjang untuk
mengurangi nyeri.
- Melakukan terapi
komplementer guided
imagery.
- Berkolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
analgetik jika
diperlukan.
2 Jum’at - Mengkaji faktor Dx. 02
31/05/19 penyebab terjadinya
mual muntah.
- Memberikan klien
makanan yang lembut
dan hangat.
- Menganjurkan klien
makan sedikit tapi
sering
- Menganjurkan klien
untuk tidak berbaring
setelah makan.
- Menganjurkan klien
makan makanan yang
kaya akan vitamin dan
mineral yang berasal
dari sayur dan buah-
buahan, namun hindari
buah-buahan yang
bersifat asam atau
sayur-sayuran yang
banyak mengandung
gas.
- Memonitor berat
badan dan IMT, catat
adanya tanda
penurunan berat
badan dan status IMT
yang signifikan.
| 44
- Mengajarkan pasien
cara menjaga oral
hygiene dengan
bener.
- Berkolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan klien
2.5 Evaluasi
No Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Nama dan Ket
perawat
O;
A;
Masalah belum sepenuhnya
teratasi, tetap monitor status
perkembangan klien.
P;
Lanjutkan intervensi
I;
- Mengatur suasana
lingkungan yang nyaman,
hindari kebisingan dan batasi
jumlah pengunjung.
- Mengkaji tanda vital setiap 8
jam,catat adanya perubahan
yang signifikan.
- Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif, catat
respon verbal dan nonverbal
| 46
dari ketidaknyamanan.
- Menganjurkan klien untuk
meningkatkan istirahat
- Memposisikan pasien
semifowler.
- Mengajarkan pasien teknik
nonfarmakologi dengan
menarik nafas panjang untuk
mengurangi nyeri.
- Melakukan terapi
komplementer guided
imagery.
- Berkolaborasi dengan dokter
untuk pemberian analgetik
jika diperlukan.
E;
Os dan keluarga tampak
kooperatif pada saat dilakukan
tindakan asuhan keperawatan.
R;
Sabtu, S;
01/06/19 Klien mengatakan nyeri ulu hati
sudah berkurang dan nafsu
makannya bertambah.
O;
A;
Masalah sudah teratasi sebagian,
tetap monitor status
perkembangan klien
P;
Lanjutkan intervensi
I;
- Mengatur suasana
lingkungan yang nyaman,
hindari kebisingan dan batasi
jumlah pengunjung.
- Mengkaji tanda vital setiap 8
jam,catat adanya perubahan
yang signifikan.
- Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif, catat
respon verbal dan nonverbal
dari ketidaknyamanan.
- Menganjurkan klien untuk
meningkatkan istirahat
- Memposisikan pasien
semifowler.
- Mengajarkan pasien teknik
nonfarmakologi dengan
menarik nafas panjang untuk
mengurangi nyeri.
- Melakukan terapi
komplementer guided
imagery.
| 48
E;
Os dan keluarga tampak
kooperatif pada saat dilakukan
tindakan asuhan keperawatan.
R;
- Monitor TTV
- Check hasil elektrolit, lapor
hasil elektrolit ke dokter
Sp.PD
- Ondansentron 2x4 gram via
IV
- Omeprazole 2x1 via IV
- Xepazym 3x1
- Rencana pulang besok.
2 Jum’at Ketidakseimbangan S;
31/05/19 nutrisi kurang dari Klien mengatakan kurang nafsu
makan, dan terkadang mual.
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan O;
intake nutrisi tidak
Mual (+)
adekuat. Muntah (+)
Nyeri abdomen bagian
hypochondria sinistra dan
epigastrik
Lidah tampak kotor
Klien masih belum mau
makan dan tidak
menghabiskan porsi
makanan
BB = 45 kg
TB = 155 cm
IMT = 18.7 (underweight)
Hb = 11,7 gram / dL
| 49
A;
Masalah belum sepenuhnya
teratasi, tetap monitor status
perkembangan klien.
P;
Lanjutkan intervensi
I;
- Mengkaji faktor
penyebab terjadinya mual
muntah.
- Memberikan klien makanan
yang lembut dan hangat.
- Menganjurkan klien makan
sedikit tapi sering
- Menganjurkan klien untuk
tidak berbaring setelah
makan.
- Menganjurkan klien makan
makanan yang kaya akan
vitamin dan mineral yang
berasal dari sayur dan buah-
buahan, namun hindari
buah-buahan yang bersifat
asam atau sayur-sayuran
yang banyak mengandung
gas.
- Memonitor berat badan
dan IMT, catat adanya
tanda penurunan berat
badan dan status IMT
yang signifikan.
- Mengajarkan pasien cara
menjaga oral hygiene
dengan bener.
- Berkolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan klien
E;
| 50
R;
Sabtu. S;
01/06/19 Klien mengatakan nafsu
makannya bertambah, dan sudah
mual.
O;
Mual (-)
Muntah (-)
Nyeri abdomen bagian
hypochondria sinistra dan
epigastrik sudah berkurang
Lidah tampak bersih
Klien sudah mau makan
sedikit-sedikit
Klien menghabiskan ½ porsi
makanan
BB = 45 kg
TB = 155 cm
IMT = 18.7 (underweight)
Hb = 12 gram / dL
A;
Masalah sudah teratasi sebagian,
| 51
P;
Lanjutkan intervensi
I;
- Mengkaji faktor
penyebab terjadinya mual
muntah.
- Memberikan klien makanan
yang lembut dan hangat.
- Menganjurkan klien makan
sedikit tapi sering
- Menganjurkan klien untuk
tidak berbaring setelah
makan.
- Menganjurkan klien makan
makanan yang kaya akan
vitamin dan mineral yang
berasal dari sayur dan buah-
buahan, namun hindari
buah-buahan yang bersifat
asam atau sayur-sayuran
yang banyak mengandung
gas.
- Memonitor berat badan
dan IMT, catat adanya
tanda penurunan berat
badan dan status IMT
yang signifikan.
- Mengajarkan pasien cara
menjaga oral hygiene
dengan bener.
- Berkolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan klien
E;
Os dan keluarga tampak
kooperatif pada saat dilakukan
| 52
R;
3 Jum’at Ketidakseimbangan S;
31/05/19 volume cairan kurang Klien mengatakan masih terasa
lemas, dan terkadang muntah.
dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan O;
mual muntah.
TD 100/60 mmHg
Suhu 36.5˚
RR 20x/menit
Nadi 100x/menit
Turgor kulit kurang elastic
Mukosa bibir kering
Mual (+)
Muntah (+)
Diaphoresis (+)
Kalium 3,8 mEq/L
Natrium 132 mEq/L
A;
Masalah belum sepenuhnya
| 53
P;
Lanjutkan intervensi
I;
- Mengkaji faktor
penyebab mual muntah.
- Memenuhi kebutuhan
individual. Menganjurkan
klien untuk minum
(Dewasa : 40-60
cc/kg/jam).
- Memberikan terapi
cairan tambahan melalui
intravena sesuai indikasi
(RL 15tpm).
- Memonitor tanda-tanda
vital, evaluasi turgor kulit,
pengisian kapiler dan
membran mukosa.
- Memonitor hasil
laboratorium uji elektrolit.
- Berkolaborasi dengan
dokter pemberian
ondansentrone dan
ranitidine.
- Mencatat dan
mempertahankan intake
output yang akurat.
E;
Os dan keluarga tampak
kooperatif pada saat dilakukan
tindakan asuhan keperawatan.
R;
IV
- Omeprazole 2x1 via IV
- Xepazym 3x1
- Tetap berikan terapi cairan
infus RL 15tpm,
1500cc/24jam.
Sabtu, S;
01/06/19 Klien mengatakan sudah tidak
lemas.
O;
TD 110/70 mmHg
Suhu 37˚
RR 18x/menit
Nadi 80x/menit
Turgor kulit elastic
Mukosa bibir lembab
Mual (-)
Muntah (-)
Diaphoresis (-)
Kalium 4,0 mEq/L
Natrium 135 mEq/L
A;
Masalah sudah teratasi sebagian,
tetap monitor status
perkembangan klien
P;
Lanjutkan intervensi
I;
- Mengkaji faktor
penyebab mual muntah.
- Memenuhi kebutuhan
individual. Menganjurkan
klien untuk minum
(Dewasa : 40-60
cc/kg/jam).
- Memberikan terapi
| 55
E;
Os dan keluarga tampak
kooperatif pada saat dilakukan
tindakan asuhan keperawatan.
R;
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh
diet yang tidak benar atau makanan yang berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit.
3.2 Saran
Pentingnya menjaga kesehatan dalam sistem pencernaan itu baik,
karena dapat mengganggu kerusakan organ dalam sehingga memberikan
dampak negatif bagi kesehatan tubuh. Menghindari makanan yang asam,
pedas dan minuman yang beralkohol, kafein. Dapat memicu cepatnya terjadi
gastritis karena asam lambung tidak bisa menjaga dinding lambung.
Mengakibatkan nyeri di epigastrium. Maka dari itu jagalah organ organ
penting dan kesehatan dalam tubuh kita ini.
| 57
Daftar Pustaka
Black, J dan Hawks, J. 2014. Buku Ajar Medikal Bedah : Manajemen Klinis
untuk Hasil yang Diharapkan. Dialihbahasakan oleh Nampira R. Jakarta:
Selemba Emban Patria
Brunner & Suddart, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Volume 2. Jakarta. EGC.
Daniel T.P. 2016. Reflection: Gastritis, Lifestyle and Proton Bomb Inhibitor.
Volume 1 Issue 2. Medwin Publisher. ISSN: 2574-8009
Mansjoer, Arif et all. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Perawat Edisi 2.
Jakarta : EGC
Widya, T et al. 2018. Hubungan Pola Makan dan Tingkatan Stress terhadap
Kekambuhan Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Tarok Kota
Payakumbuh Tahun 2017; 7 (2). Jurnal Kesehatan Andalas.
http://jurnal.fk.unand.ac.id