Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

“ MEMBUAT NASKAH ANTARA KONSELOR, KLIEN, DAN OBSERVER”

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas MK Komunikasi Kebidanan

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 9:

1. NURFITRIANA PO713211201076

2. NUR SAHIRAH PO713211201079

3. NURHALIZA RAKHMAN PO713211201081

TINGKAT IB/D.III KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2021/2022


NASKAH I
Judul : “KURANGNYA RASA PERCAYA DIRI”

Konselor : Nurhaliza Rakhman

Klien : Nurfitriana

Observasi/pengamat : Nur

sahirah

Nur fitriana : “Assalamu‟alaikum wr.wb” (mengetuk pintu)

Nurhaliza Rakhman : “Wa‟alaikumsalam wr.wb. (sambil membukakan pintu, kemudian berjabat


tangan dengan ramah), Silahkan Duduk ”.

Nur Fitriana : “ Terima kasih."

Nurhaliza Rakhman : “Wah, saya senang sekali dengan kedatangan anda di sini. Sebelumnya,
Nama Anda siapa? Asalnya Dari Mana? Dan Umur Anda Berapa?

Nur Fitriana : “Nama Saya Fitri, Asal Saya dari Makassar dan sekarang saya berumur
19 tahun."

Nurhaliza Rakhman : “Baik, Tampaknya Melihat dari raut wajah Anda seperti ada sesuatu
penting yang perlu di bicarakan saat ini .”

Nur fitriana : “Ya, Betul, saat ini saya sedang menghadapi banyak permasalahan yang
sulit bagi saya”.

Nurhaliza Rakhman :“Apa kiranya permasalahan tersebut? dapatkah anda menceritakannya


kepada saya?”.

Nur Fitriana : “Tentu saja.., begini... Saya mengikuti suatu organinasi, pada setiap
pertemuan atau rapat yang diadakan oleh ketua organisai untuk
membahas suatu masalah atau suatu program kerja. Saya sering kali ingin
mengungkapkan pendapat saya tentang program kerja ataupun cara
penyelesaiannya namun saya takut pendapat saya salah ataupun tidak
diterima oleh ketua rapat. Jadi dalam setiap rapat saya hanya bisa
mendengar dan melaksanakan tugas – tugas yang diberikan sesuai
pendapat orang lain. Apa yang harus saya lakukan Ibu? “

Nurhaliza Rakhman : “Mengenai hal itu, Bagaimana anda memepersiapkan segala sesuatunya
tentang pendapat Anda secara matang?”
Nur fitriana :“Ketika ketua organisasi memberitahu ada rapat tentang suatu hal, saya
selalu memepersiapakan jalan keluar atau suatu program sebelum rapat
dimulai”.

Nurhaliza Rakhman :“Bagus kalau begitu, tapi kenapa Anda tidak mengungkapkan
pendapatnya pada saat rapat?

Nur Fitriana : “Saya merasa malu, gelisah dan takut ketika mau mengungkapkan
pendapat saya Ibu…”.

Nurhaliza Rakhman : “Lalu kenapa Anda masuk organisasi tersebut? Apa tujuan Anda
sebernarnya? ”.

Nur Fitriana : “Saya masuk keorganisasi tersebut…karena saya ingin mencari banyak
pengalaman dan teman dalam hidup saya, untuk menjadikan suatu
pelajaran kedepannya agar bisa lebih baik. ”

Nurhalizan Rakhman : “Apakah itu benar-benar merupakan tujuan anda..? “Kalau begitu bagus,
tapi kalau saudara terus diam didalam organisasi itu dalam arti tidak
berkembang hanya mengikuti arus yang ada, Anda tidak akan
mendapatkan apapun!

Nur Fitriana : “Tentu saja….! “Namun saya bingung harus dari mana memulainya?.
Setiap saya ingin berpendapat pasti akan muncul rasa cemas dan takut
terhadap pendapat sya yang mau di ungkapkan.”

Nurhaliza Rakhman : “ Baiklah,…! bagaimana dengan langkah awal terlebih dahulu, „coba
mulai dari sekarang disetiap kegiatan sehari – hari , Anda bisa
mempraktekkan di rumah dalam mengambil keputusan dengan waktu
singkat dan berlatih berbicara atau mengemukakan pendapat ke teman
dekat ataupun keluarga terlebih dahulu. Itu akan membantu anda
meningkatkan rasa percaya diri‟.

Nur Fitriana : “Namun jika saya salah berbicara dalam pengambilan keputusan dengan
waktu singkat bagaimana?” dan jika keputusan saya salah dan berakibat
yang tidak baik bagaimana? ”.

Nurhaliza Rakhman :”Setiap orang pasti melakukan kesalahan, bahkan melakukan kesalahan
sampai beberapa kalipun sangat sering dan pasti setiap pengambilan
keputusan ada akibatnya entah itu baik ataupun buruk, Jadi tidak usah
takut dalam hal itu, karena itu merupakan hal yang wajar saja.”

Nur Fitriana : “Baik Ibu,,,! “saya akan mencoba langkah awal yang di sarankan oleh
Ibu tadi”.
Nurhaliza Rakhman : “Yaaa,,,! “silahkan mencoba. semoga berhasil dan bisa menumbuhkan
rasa percaya diri anda

Nur Fitriana : “Iya ibu, terima kasih atas sarannya, saya akan lakukan itu baik ke
teman dekat saya ataupun keluarga.

Nurhaliza Rakhman : “Iya sama – sama ”.

Nur Fitriana : Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih banyak (sambil berdiri
untuk pamitan

Nurhaliza Rakhman : Iya Ibu, sama-sama (berdiri dan kemudian berjabat tangan)

“hati-hati dijalan ya” ( Sembari Tersenyum)

Nur Sahirah : Setelah melihat percakapan di atas, saya selaku observer melihat
Penyambutan Nurhaliza Rakhman selaku konselor terhadap kliennya
(Nur Fitriana) sangat baik dan sopan. Tutur kata dari konselornya
(Nurhaliza Rakhman) tertata dengan bagus dan baku sehingga mudah di
pahami oleh klien. Masukan dan saran yang di berikan konselor terhadap
kliennya sangat bijak.

NASKAH II

Judul : “KONSULTASI IBU HAMIL MUAL MUNTAH DENGAN BIDAN”

Konselor : Nur Sahirah

Klien : Nurhaliza Rakhman

Observasi/pengamat : Nurfitriana

Nurhaliza Rakhman : “Assalamualaikum...”

Nur Sahirah : “Waalaikumsalam ibu, silahkan

masuk” Nurhaliza Rakhman : “Iya ibu”

Nur Sahirah : “Silahkan duduk ibu”

Nurhaliza Rakhman : “Selamat pagi bu bidan”

Nur Sahirah : “Pagi, ada yang bisa saya bantu ibu?”

Nurhaliza Rakhman : “Iya bu bidan”


Nur Sahirah : “Sebelum itu boleh saya tahu namanya ibu? Dan dari mana ibu
berasal?”

Nurhaliza Rakhman : “Saya Nurhaliza saya berasal dari makassar ibu”

Nur Sahirah : “Usia ibu berapa?”

Nurhaliza Rakhman : “Umur saya 27 tahun”

Nur Sahirah : “Pekerjaan ibu apa?”

Nurhaliza Rakhman : “Saya sebagai ibu rumah tangga bidan”

Nur Sahirah : “lalu apa yang ibu rasakan sekarang?”

Nurhaliza Rakhman : “Begini bu saya hamil sudah 3 bulan dan saya selalu mual-mual dan
muntah, dan saya sudah pernah dirawat selama 2 minggu.

Nur Sahirah :” Lalu apakah ada perubahan bu?”

Nurhaliza Rakhman : “Ada bu, dan kata dokter ketika saya diizinkan pulang kalau keadaan
saya jauh lebih baik. Mual dan muntah yang saya rasakan memang sudah
mulai berkurang bu tapi saya khawatir bu karena sampai sekarang karena
mual dan muntah itu belum berhenti, apa tidak berefek pada janin saya
bu?”

Nur Sahirah : “Setelah dirawat kemarin, apakah setelah mual dan muntah ibu merasa
lansung lemas dan tidak kuat berdiri?”

Nurhaliza Rakhman : “Tidak bu hanya saja saya tidak nafsu makan”

Nur Sahirah : “Apakah ada keluhan lain yang ibu rasakan sehingga ibu merasa tidak
nyaman?”

Nurhaliza Rakhman : “Tidak bu”

Nur Sahirah : “Ibu mual dan muntah merupakan hal yang wajar pada usia kehamilan
0-3 bulan. Karena kehamilan menyebabkan banyak perubahan dalam
sistem tubuh ibu, tapi ibu jangan khawatir karena ini merupakan hal yang
wajar, jika kemarin ibu mengalami mual dan muntah itu dikarenakan ada
penolakan yang berlebihan oleh tubuh ibu, karena kehamilan merupakan
benda asing bagi tubuh ibu oleh karena itu terjadi penolakan oleh sistem
tubuh ibu. Tapi respon itu merupakan hal yang wajar jadi ibu jangan
terlalu cemas karena ibu melewati tahap yang wajar pada saat ini.”

Nurhaliza Rakhman : “Lalu mengapa mual dan muntah saya belum berhenti bu?”
Nur Sahirah : “Mual dan muntah itu akan berangsur angsur berhenti bu karena tubuh
ibu akan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dalam tubuh
ibu. Tapi ibu dapat melakukan hal-hal yang bisa mengurangi rasa mual
dan muntah ibu.”

Nurhaliza Rakhman :”Apa itu bu?”

Nur Sahirah : “Kalau ibu makan jangan dengan porsi yang banyak tapi lebih baik
dalam porsi sedikit-sedikit namun sering atau ibu bisa makan biskuit atau
roti bakar sesaat sebelum ibu bangun dalam tempat tidur dipagi hari,
kalau bisa ibu hindari makanan yang berminyak dan memiliki bau khas
karena itu bisa memicu timbulnya rasa mual, lalu setelah ibu selesai
makan ibu duduk secara tegak karena dapat mencegah timbulnya rasa
ingin muntah dan ibu jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi karena
akan terasa oyong, mual dan muntah.”

Nurhaliza Rakhman :” Oh..Begitu yah bu Bidan”

Nur Sahirah : “Iya Ibu”

Nurhaliza Rakhman :” Terima kasih atas informasinya”

Nur Sahirah : “Iya, sama-sama Ibu”

Nurhaliza Rakhman :” Saya Pamit dulu, Assalamu‟alaikum bu Bidan”

Nur Sahirah : “Wa‟alaikum Salam”

Nurfitrina : “Saat melakukan konseling sebaiknya kita fokus ke masalah yang


pasien tanyakan, dan sebaiknya kita sebagai konselor memberi jawaban
atas pertanyaan yang diinginkan pasien, konselor juga memberi
pengertian terlebih dahulu mengenai masalahnya agar nantinya pasien
mengerti mengapa hal tersebut terjadi dan selanjutnya pasien bisa
mengajukan pertanyaan lanjutan dari hal tersebut, selain jawaban
konselor juga bisa memberikan nasehat.”
Dalam percakapan diatas yang bertindak sebagai:

1. Konselor

Konselor atau pembimbing adalah seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan
konseling/penyuluhan. Berlatar belakang pendidikan minimal sarjana strata 1 (S1) dari
jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), Bimbingan Konseling (BK), atau
Bimbingan Penyuluhan (BP). Yang berperan sebagai konselor adalah NUR SAHIRAH

2. Konseli

Konseli adalah seseorang yang mempunyai masalah dan meminta bantuan kepada seorang
konselor untuk mengatasi masalah tersebut. Konseli setidak-tidaknya sedang mengalami
sesuatu yang ingin dia sampaikan kepada orang lain. Klien menanggung semacam beban,
uneg-uneg, atau mengalami suatu kekurangan yang ingin diisi; atau ada suatu yang ingin
dan/atau perlu dikembangkan pada dirinya. Yang berperan sebagai konseli adalah
NURHALIZA RAKHMAN

3. Observer

Pengamatan atau observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud
merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan
pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-
informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Yang berperan sebagai
Observer adalah NUR FITRIANA

NASKAH III

Judul : KONSULTASI PASIEN PENYAKIT ASAM LAMBUNG DENGAN DOKTER

Konselor : Nurfitriana

Klien : Nur Sahirah

Observasi/pengamat : Nurhaliza Rakhman

Nur Sahirah : “Assalamualaikum Dok”

Nur Fitriana : “Walaikumussalam ibu, Silahkan duduk Bu”

Nur Sahirah : “Terima Kasih Dok”

Nur Fitriana : “Ada yang bisa saya bantu ibu?”

Nur Sahirah : “Iya Dok”


Nur Fitriana : “Sebelum itu boleh saya tahu namanya ibu? Dan dari mana ibu
berasal?”

Nur Sahirah : “Saya Nursahirah, saya berasal dari makassar Dok”

Nur Fitriana : “Usia ibu berapa?”

Nur Sahirah : “Umur saya 22 tahun”

Nur Fitriana : “Pekerjaan ibu apa?”

Nur Sahirah : “Saya sebagai Guru SD, Dok”

Nur Fitriana : “Baik, lalu apa yang ibu rasakan sekarang?”

Nur Sahirah : “Begini Saya sering merasakan sakit pada lambung”

Nur Fitriana : “Ibu makan setiap jam berapa?”

Nur Sahirah :”Saya makannya tidak teratur dok, Kerena apabila sudah fokus
melakukan suatu pekerjaan.Saya tidak memperdulikan makan,biasanya
saya makan jam 11 atau jam 1 siang setelah pekerjaannya sudah selesai.”

Nur Fitriana : “Ohh Begitu..”

Nur Sahirah : “Iya Dok..”

Nur Fitriana : “Ibu makan 3 kali sehari?”

Nur Sahirah : “Terkadang kalau saya tidak sibuk saya makan 3 kali sehari tapi kalau
saya sangat sibuk saya biasanya cuman 2 kali sehari bahkan 1 kali sehari
saja dokter”

Nur Fitriana : “Saat sakit di lambung biasanya ibu obati dengan apa?”

Nur Sahirah : “Berbaring dok..”

Nur Fitriana : “Ohh iya bu,Begini Ibu,Itu gejala sakit maag.Ibu Harus Makan sebelum
beraktivitas.Walaupun Sedikit,baik itu makanan ringan seperti roti,kue
bolu,donat untuk dijadikan penjanggal perut.ibu juga perlu makan obat
untuk nyeri sakitnya hilang”

Nur Sahirah : “Iya, Apa itu obatnya dok?”

Nur Fitriana : “Tunggu ya bu, Saya tuliskan resep obatnya”

Nur Sahirah : “Iya dok”


Nur Fitriana : “Ibu beli di Apotek Obat Polysilane”

Nurhaliza Rakhman : “Setiap pasien pasti selalu mengingingkan pelayanan terbaik yang
diberikan oleh dokter. Saya memantau dri kejauhan melihat dokter yang
ramah dalam melayani pasien serta memberikan penjelasan yang sangat
baik kepada pasiennya. Namun sebaiknya ketika menjadi seorang dokter
alangkah lebih baiknya ketika memeriksa pasiennya terlebih dahulu bukan
cuman tanya-menanya. Ketika sudah diperiksa baru bisa diketahui
penyakitnya. Karena jangan sampai ada masalah atau infeksi di bagian
lambung yang tidak diketahui.”

Anda mungkin juga menyukai