SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh G
Oleh:
Ana Gustinawati
NIM:
108016100039
Yang mengesahkan:
Pembimbing I Pembimbing II
Bai0 £fana Susti. M.Sc. NIP. 19700209 2 00fJ3 2 001 S. Rosvidatnn S. Si M.A.
. 19750924 200604 2 001
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Pengaruh media Film Animasi terhadap
Pemahaman Konsep Siswa” (Kuasi Eksperimen di di SMA Negeri 2
Cibinong, yang berlokasi di Jalan Karadenan No. S Cibinong, Bogor 16913),
dia,ukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, oleh Ana Gustinawati 108016100039, dan telah dinyatakan lulus
dalam Ujian Munaqasah pada tanggal
8 April 2014 dihadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Biologi.
Jakarta, 22 April 2014
Tanggal Tand Ta
Ketua Panitia Ujian Munaqasah
Baiq Hana Susanti, M.Sc.
NIP: 19700209 200003 2 001
Penguji I.
Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd.
NIP: 19681228 200303 1 004
Penguji II.
Mciry Fadilah Noor, M.Si.
NIP: 19800516 200710 2 001
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Jurusan
Pendidikan IPA/ Pendidikan Biologi
Jalan Albarokah 03/05 Cilebut Timur Sukaraja Bogor
Aiamat
FC7E7ACF080849659
ABSTRAK
i
ABSTRACT
Segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW, pembawa kebenaran.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat akdemis
untuk menyelesaikan studi S1 Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul “Pengaruh Media
Film Animasi terhadapPemahaman Konsep Siswa”.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan,
do’a dan partisipasi dari berbagai pihak. Penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena, MA., Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahannya dalam penulisan skripsi ini.
4. Ibu Eny S. Rosyidatun, S.Si, M.A., Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti dalam penulisan
skripsi ini.
5. Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu mencurahkan kasih sayangnya,
memanjatkan do’a yang tiada henti serta memberi semangat kepada peneliti.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan kebahagiaan untuk mereka.
6. Drs. Hidayat, MM., Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Cibinong, yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian dan
memberikan bantuannya selama penelitian.
7. Ibu Yanti, S.Pd., Guru bidang studi Biologi SMA Negeri 2 Cibinong, yang
telah memberikan arahan dan motivasi kepada peneliti selama melakukan
penelitian.
8. Kakak dan Adikku tersayang (Sella Nurmaya Sari, Fajar Faqihuddin,
Muhammad Jauhari, Muhammad Taufiqurrohman) yang sabar menuntun dan
memotivasi peneliti dalam penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas do’a dan
dukungannya.
9. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2008 yang memotivasi
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Endang, Lidya, Yuli, Tika, Liah, Fitri, Rizal, Ruhyat, Iqbal, Lala terimakasih
atas semangat dan dukungannya.
11. Rekan-rekan mahasiswa KAHFI, Maro, ka Yani, Lusi, Lita, Iin, Arifin,
Hendra, ka Heru, ka Umam. Terimakasih atas semangat dan dukungannya.
12. Sahabat-sahabat kosan, teh Sofi, teh Epi, Gita, Rahma. Terimkasih atas
semangat dan dukungannya.
13. Sahabat-sahabat terbaik, Nini, Nurma, dan Lulu terima kasih untuk do’a dan
semangatnya selama ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak terlepas dari keterbatasan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Amin.
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ Viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ........................................................ 4
D. Rumusan Masalah ............................................................. 5
E. Tujuan dan Manfat Penelitian ........................................... 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi muncul sejak lama, karena adanya kebutuhan dari manusia.
Manusia membuat suatu produk atau alat yang dapat digunakan untuk
1
mengefisienkan dan memudahkan pekerjaan mereka. Seiring berkembangnya
peradaban manusia, teknologipun ikut berkembang. Perkembangan teknologi ini
berdampak pada bermunculannya berbagai jenis kegiatan berbasis teknologi,
termasuk dalam dunia pendidikan yang salah satunya adalah media pembelajaran
sebagai alat bantu tercapainya tujuan pendidikan.
Pendidikan tentu saja merupakan salah satu faktor penentu berkembang atau
tidaknya suatu negara. Saat ini, kualitas pendidikan indonesia masih sangat
rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil survei yang diadakan oleh The Political and
Economic Risk Consultancy bahwa kualitas pendidikan Indonesia sangat rendah
dibandingkan negar-negara lain di Asia, bahkan lebih rendah dari Vietnam. Hal
itu ditunjang oleh data yang dikeluarkan oleh indeks pengembangan sumber daya
manusia (Human development index) bahwa pendidikan Indonesia menempati
urutan ke-111 dari 175 negara yang terukur.2
Disinilah peran media pembelajaran sebagai salah satu produk teknologi
diperlukan. Media pembelajaran digunakan agar proses belajar mengajar menjadi
lebih berkesan dan bermakna sehingga membantu tercapainya sasaran dan tujuan
pendidikan.
Untuk mengembangkan suatu proses pendidikan, diperlukan strategi
perencanaan pembangunan pendidikan yang tepat, sehingga mampu bersaing
dengan negara-negara lain. Mengingat bahwa pendidikan itu sendiri adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.3
1
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. 2, h. 50.
2
Ibid., h. 92.
3
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2010, Cet. 8, h. 3.
1
2
4
A. Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 1, h. 1.
5
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. 7, h.67.
3
6
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada
Press, 2008),
7
Cet. 1, h. 116.
Muslih Aris Handayani, Studi Peran Film dalam Dunia Pendidikan, INSANIA, Vol. 11,
2006, h. 176-186,
(http://ejournal.stainpurwokerto.ac.id/index.php/insania/article/download/144/141).
8
Muhammad Rahmattullah, Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi
terhadap Hasil Belajar, 2012, h. 178-186, (http://ejournal.unesa.ac.id/article/4272/19/article.pdf).
4
Konsep sistem pertahanan tubuh ditinjau dari struktur dan fungsi sulit
dipahami oleh siswa, karena didalamnya terkandung konsep yang sifatnya abstrak
dan sulit dijelaskan. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa siswa memerlukan
bantuan media yang dapat mengantarkan konsep abstrak tadi menjadi terlihat
lebih konkret. Konsep sistem pertahanan tubuh yang disampaikan dengan media
film animasi diharapkan dapat mengantarkan konsep tersebut menjadi konsep
yang lebih konkret sehingga siswa terbantu dalam hal pemahaman.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis tertarik
mengadakan penelitian yang berjudul “pengaruh media film animasi terhadap
pemahaman konsep siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh”.
B. Identifikasi Masalah
1. Guru yang belum maksimal menjalankan fungsinya sebagai fasilitator
dikelas.
2. Pemahaman konsep siswa yang masih rendah.
3. Kurangnya minat belajar siswa yang disebabkan media kurang menarik.
4. Konsep sistem pertahanan tubuh merupakan konsep yang bersifat
abstrak.
C. Pembatasan Masalah
Masalah penelitian ini dibatasi pada:
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Cibinong Bogor
semester genap tahun pelajaran 2013/2014.
2. Konsep biologi sangat luas cakupannya maka penelitian ini dibatasi pada
konsep “sistem pertahanan tubuh”.
3. Media pembelajaran sedang mengalami perkembangan yang pesat maka
penelitian ini dibatasi pada penggunaan media audiovisual berupa film
animasi.
4. Materi biologi membutuhkan pemahaman tingkat tinggi, maka dari itu
penilaian konsep penelitian dilakukan berdasarkan tingkat pemahaman.
5
D. Rumusan Masalah
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah ”bagaimanakah pengaruh
media film animasi terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep sistem
pertahanan tubuh?”
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Media Pembelajaran
Piaget dalam Dimyati berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh
individu yang berinteraksi terus menerus dengan lingkungan yang senantiasa
berubah, sehingga dari interaksi tersebut individu yang bersangkutan mengalami
1
fungsi intelek yang makin berkembang. Dari interaksi-interaksi antara
pengalaman baru dengan pengalaman yang sudah ada sebelumnya diharapkan
menghasilkan suatu perubahan-perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik.
Sehingga dapat dikatakan bahwa belajar atau pemerolehan pengetahuan
adalah proses berkembangnya fungsi intelek dan perubahan pada sikap individu
yang didapatkan karena adanya suatu interaksi antara pengalaman lama dengan
pengalaman baru dalam suatu lingkungan tertentu.
Pemerolehan pengetahuan dan informasi seseorang akan diterima melalui
alat indera. Dale, dalam Daryanto mengemukakan bahwa sekitar 82% daya serap
seseorang diperoleh melalui indera penglihatan, 11% melalui indera pendengaran,
dan 7% melalui indera lain di sekitarnya.2
Hal diatas mengindikasikan bahwa, kebanyakan individu memiliki daya
serap paling dominan atas alat indera visual yaitu mata, disusul dengan alat indera
pendengaran dan selanjutnya alat indera yang lain. Meskipun jika suatu proses
belajar hanya melibatkan penggunaan alat indera penglihatan saja yang sudah
mencapai 82% daya serap suatu individu, namun suatu proses belajar yang
melibatkan lebih dari satu keterlibatan alat indera tentunya akan memberikan hasil
yang lebih menguntungkan karena bisa jadi daya serap individu tersebut dapat
mencapai 90% atau lebih. Sehingga, guru sebagai salah satu pengatur lingkungan
1
Dimyati dan Mudiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2012), Cet. 4,
h. 13.
2
Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2012),
Cet. 2, h. 14.
6
6
7
siswa dikelas harus berupaya untuk menampilkan stimulus yang dapat diproses dengan berbagai
Dalam usaha memanfaatkan media, Dale dalam Sadiman mengklasifikasikan pengalaman menuru
3
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Cet. 4, h. 8.
8
Dengan kata lain, semakin atas ke puncak kerucut maka semakin abstrak
media penyampai pesan tersebut. Namun urutan kerucut pengalaman Dale ini
bukan berarti proses belajar harus dimulai dari pengalam langsung (konkret) atau
lambang kata (abstrak) terlebih dahulu, melainkan dimulai dengan jenis yang
paling dibutuhkan dan paling sesuai dengan situasi belajar yang bersangkutan.
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah
berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar” atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan.4 Kata tengah berarti berada diantara dua
sisi dan bisa juga disebut sebagai penghubung atau suatu jembatan yakni
suatu hal yang dapat menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari sisi
ke sisi lainnya.
Secara khusus, Briggs dalam indriana menyatakan bahwa, media dalam
proses belajar cenderung pada alat-alat fisik yang dapat menyampaikan
materi pelajaran untuk menstimulus daya pikir siswa agar ikut berpartisipasi
melakukan proses pembelajaran.5 Media tersebut berarti merupakan alat-alat
grafis, photogafis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, atau
menyususun kembali informasi visual atau verbal yang didalamnya
mengandung materi pelajaran yang akan disampaikan.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikatakan media pembelajaran
adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan oleh pendidik
untuk memudahkan informasi dan pesan (materi pelajaran) tersampaikan
dengan baik ke peserta didik, sehingga peserta didik merasa terbantu dan
terstimulus untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif dan efisien.
4
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2011), Cet. 5, h.
65. 5
Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran: Mengenal, Merancang, dan
Mempraktikkannya, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), h.14.
9
Pengirim Penerima
PesanMedia
Pesan Pesan
6
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,
2008), 7Cet. 4, h. 206.
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. 2, h. 121.
10
8
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran: Manual dan Digital,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet. 2, h. 12.
11
kegiatan belajar, sebab tidak hanya menguraikan uraian guru, tetapi juga
aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dll.9
Selain mengenai fungsi, banyak juga pakar yang menjabarkan manfaat
media. Diantaranya sebagai berikut:
1. Membuat konkret berbagai konsep yang abstrak. Berbagai konsep abstrak
dan sulit dijelaskan kepada siswa, dapat disederhanakan melalui media.
2. Menghadirkan berbagai objek yang berbahaya dan sukar didapat ke dalam
lingkungan. Objek tersebut dapat digantikan dengan alat peraga dan
media belajar lain.
3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil.
4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.
Manfaat lain yang didapatkan dari media adalah media dapat
menyajikan pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis., mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera., mengatasi sikap pasif anak
didik,. dan meminimalisir perbedaan pengalaman pada anak didik.10
Selain itu, Kemp dan Dayton dalam Hamzah mengemukakan bahwa
media pembelajaran dapat memberikan kontribusi lain dalam proses belajar
mengajar.11 Kontribusi tersebut, diantarnya yaitu penyampaian pesan dapat
lebih terstandar, pembelajaran menjadi lebih menarik, dan interaktif, waktu
pelaksanaan pembelajaran bisa diperpendek, kualitas pembelajaran dapat
ditingkatkan, proses pembelajaran dapat dilakukan kapanpun, dan
dimanapun, meningkatkan sikap positif siswwa terhadap materi pelajaran,
dan peran guru mengalami perubahan kearah positif.
Dari berbagai uraian yang dikemukakan oleh ahli diatas, disimpulkan
beberapa fungsi dan manfaat dari penggunaan media pembelajaran di dalam
proses belajar mengajar, yaitu media dapat memperjelas pesan yang
disampaikan baik pesan konkret maupun abstrak karena teratasinya
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera sehingga media mampu
9
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2011), Cet. 10, h. 2.
10
Sadiman, dkk., op. cit., h. 17.
11
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, op. cit., h. 124.
12
12
Indriana, op. cit., h. 54.
13
A. Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 1,
h. 29.
13
Media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau
jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama, misal radio dan
televisi. Kedua, media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang adan
tempat. Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat
yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan
ruang tertutup dan gelap.14
Pengelompokkan media juga dikemukakan oleh Anderson dalam
Sanjaya, yaitu sebagai berikut:15
Tabel 2.1 Klasifikasi Media
14
Fathurrohman dan Sutikno, op. cit., h. 68.
15
Sanjaya, op. cit., h. 213.
14
d. Pemilihan Media
Ketepatan pemilihan media tentu saja sangat penting karena setiap
media memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan
media yang sesuai akan berdampak positif terhadap proses belajar mengajar,
tapi jika media yang dipilih adalah media yang tidak sesuai, bisa jadi media
tersebut malah menjadi penghalang terjadinya proses belajar mengajar.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan terhadap pemilihan
prioritas pengadaan media pembelajaran diantaranya adalah adanya
relevansi pengadaan media pendidikan edukatif, adanya kelayakan
pengadaan media, dan adanya kemudahan dalam pengadaan media yang
bersangkutan.16
Berdasarkan ketiga faktor diatas, maka dalam memberikan prioritas
pengadaan media pendidikan perlu diadakan pengukuran untuk ketiga faktor
tersebut sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan di sekolah.
16
Harjanto, Perencanaan Pengajaran,(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 238.
15
17
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), Cet. 5, h. 202.
18
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), Cet. 4, h. 126.
16
19
20
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, op. cit., h. 4.
Sanjaya, op. cit., h. 224.
17
21
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, op. cit., h. 64.
22
Chabib Syafrudin & Wahyu Pujiyono, Pembuatan Film Animasi Pendek “Dahsyatnya
Sedekah” Berbasis Multimedia Menggunakan Teknik 2D Hybrid Animation dengan Pemanfaatan
Graphic, Jurnal Sarjana Teknik Informatika, Vol. 1, 2013, 387-398.
(http://journal.uad.ac.id/index.php/JSTIF/article/view/1783).
23
Daryanto, op. cit., h. 85.
18
24
Tim Pustaka Familia, Warna Warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya,
(Yogyakarta: Kansius, 2010), cet. Ke-5, h. 182.
25
Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Cipayung: Gaung Persada
Press, 2008), cet. Ke-1, h. 116.
19
26
Arsyad, op. cit., h. 49.
20
yaitu usaha untuk menggerakkan sesuatu yang tidak bisa bergerak sendiri. 27
Animasi juga adalah suatu tampilan yang menggabungkan media teks, grafis, dan
audio dalam suatu aktivitas pergerakan. Neo & Neo dalam Munir menyebutkan
bahwa animasi merupakan salah satu teknologi yang dapat menjadikan gambar
yang diam menjadi seolah-olah hidup, dapat bergerak, beraksi, dan berkata-kata.28
Dengan begitu, animasi berarti merupakan hasil proses dari penggabungan
berbagai objek/grafis diam. Objek atau gambar tersebut digerakan melalui
perubahan yang sedikit demi sedikit dan diluncurkan dengan kecepatan tinggi dan
ditambahkan audio sehingga gambar tersebut terkesan dapat beraksi, hidup,
bergerak dan dapt berkata-kata.
Proses-proses biologi yang kompleks dapat dengan mudah dijelaskan
kepada siswa. Pada proses belajar mengajar, siswa sering dihadapkan pada materi
yang abstrak dan diluar pengalaman sehari-hari sehingga materi pelajaran sulit
diterima dan dipahami oleh siswa. Keistimewaan yang dimiliki oleh animasi
intinya untuk memvisualisasikan konsep abstrak yang sulit dipraktekkan di kelas.
Berikut tabel kelebihan dan kelemahan media animasi:
Tabel 2.3 Karakteristik Media Animasi
Kelebihan Kelemahan
Membawa bersama butiran informasi Pengembangannya memerlukan
kedalam satu bentuk dasar yang adanya ahli profesional, tidak
dipertontonkan; sembarang orang dapat
Memberikan penekanan, karena membuatnya;
butiran yang berubah dan bergerak Pengembangannya memerlukan
dapat menarik perhatian penonton waktu yang cukup lama;
melihat topik dan merangsang Memerlukan memori dan ruang
pengguna untuk melaksanakan suatu penyimpanan yang lebih;
tindakan; Memerlukan peralatan yang
Menyediakan jembatan visual dan khusus untuk presentasi
penarik perhatian pengguna secara kualitas.
27
N. Imamah, Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis
Kontruktivisme Dipadukan dengan Video Animasi Materi Sistem Kehidupan Tumbuhan,
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 1, 2012, h. 32-36,
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2010/2124).
28
Munir, Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008),
cet. Ke-1, h. 18.
21
Kelebihan Kelemahan
tidak disadari dari topik-topik yang
disediakan;
Peserta didik akan lebih cepat
belajar, dan memiliki sikap terhadap
pembelajaran yang lebih baik;
Pembelajaran interaktif dengan live-
action animasi, simulasi, video,
audio, grafik, umpan balik, saran
ahli;
Fleksibelitas dan keselamatan
Menghilangkan frustasi;
Praktis;
Konsisten;
Menarik perhatian.
sarkan kelebihan dan kelemahannya. Secara garis besar, media animasi memiliki kelebihan yang berkaitan dengan kemam
an bagia-bagian tertentu dalam suatu
konsep dengan perubahan gerakan. Selain itu media animasi juga menarik karna
mampu menjadi jembatan visual bagi konsep-konsep abstrak dengan
fleksibelitasnya. Sedangkan kelemahan media animasi secara garis besar, lebih
ditekankan pada proses pembuatannya yang hanya dapat dibuat oleh tenaga ahli/
professional dengan alat khusus dan waktu pembuatan yang lama.
Harrison dan Hummell dalam Rahmatulloh menyatakan bahwa media film
animasi mampu memperkaya pengalaman dan kompetensi siswa pada beragam
materi ajar. Agina juga dalam Rahmatulloh menjelaskan bahwa pemanfaatan film
animasi dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses dan
hasil belajar.29 Film animasi sebagai satu kesatuan, menurut Bogiages dan Hitt
29
Muhammad Rahmattullah, Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi
terhadap Hasil Belajar, 2013, h. 178-186, (http://ejournal.unesa.ac.id/article/4272/19/article.pdf).
22
3. Pemahaman Konsep
Aspek penting dalam proses belajar mengajar adalah untuk mencapai suatu
tujuan. Salah satu tujuan dari proses belajar mengajar adalah agar siswa mampu
memahami akan sesuatu berdasarkan pengalaman dalam belajarnya. Setiap siswa
memiliki pemahaman yang berbeda mengenai hal-hal yang ada dilingkungannya,
termasuk yang ada disekolah seperti materi pelajaran. Dalam materi biologi,
seringkali siswa kurang memahami konsep dasar secara mendalam. Padahal setiap
konsep memiliki keterkaitan dengan konsep-konsep selanjutnya. Maka dari itu,
setiap konsep pelajaran, memiliki nilai penting untuk dipahami.
Menurut Yulaelawaty dalam Made, pemahaman merupakan suatu perangkat
standar program pendidikan yang mereflesikan kompetensi sehingga dapat
31
mengantarkan siswa untuk menjadi kompeten dalam bidang kehidupan.
Pemahaman itu sendiri adalah kemampuan untuk menangkap pengertian dari
sesuatu, sehingga dapat ditunjukkan dalam bentuk menerjemahan sesuatu.32
Mengajar dengan sukses mengusahakan agar isi mata pelajaran bemakna
bagi kehidupan anak sehingga dapat membentuk pribadinya. Salah satu cara
mencapainya adalah dengan penanaman pemahaman yang baik karena, salah satu
hasil belajar yang efektif adalah tercapainya pemahaman. Karena itulah
30
Fahma Sukmaniar, Ngadino, dan Karsono, Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi
dengan Menggunakan Media Pembelajaran Animasi, 2013,
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2010/2124).
31
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. 7, h.67.
32
Harjanto, op. cit.,h. 60.
23
pemahaman yang didapatkan setiap peserta didik sangatlah penting dalam suatu
proses pendidikan.
Seseorang dikatakan memahami sesuatu ketika ia mampu membentuk arti
dari sebuah pesan pembelajaran, baik berupa lisan, tulisan, grafis atau gambar.
Dengan rincian mampu menjelaskan, membandingkan, meramalkan, meringkas,
mengelompokkan, dan membuat contoh.33
Hal itu berarti, seseorang yang memahami sesuatu cenderung dapat
menjelaskan kembali suatu hal tertentu dan bahkan bukan hanya dapat
menjelaskan kembali, seseorang yang memiliki pemahaman yang baik cenderung
dapat menyelesaikan suatu masalah atas suatu konflik tertentu berdasarkan
analisis masalah yang dipahaminya.
Edgar menyatakan bahwa memahami atau comprehend itu sendiri berarti
memahami teks, konteks, jamak, tunggal, maupun bagian-bagiannya yang lain
34
secara intelektual. Hal itu berkenaan dengan salah satu dari tiga tujuan
pendidikan menurut Bloom, yakni pada tujuan pendidikan ranah kognitif. Seperti
yang disebutkan oleh Sofyan bahwa kemampuan intelektual merupakan bagian
dari domain kognitif. Ranah kognitif merupakan kemampuan menyatakan
kembali dan kemampuan intelektual.35
Maka dari itu aspek pemahaman menurut Bloom berarti mengacu pada
kemampuan untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui
atau diingat dan memaknai arti dari bahan maupun materi yang dipelajari. Pada
umumnya, unsur pemahaman ini menyangkut kemampuan menyangkut makna
suatu konsep dengan kata-kata sendiri.
Dari uraian diatas, berarti pemahaman bukanlah hanya sekedar tau
melainkan suatu kemampuan seseorang menafsirkan dan menginterpretasikan
sesuatu. Misal, menjelaskan suatu kalimat yang ia baca atau dengar dengan
bahasanya sendiri tanpa mengubah kandungan makna.
33
Dewi Salma Prawidilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 2,
h. 95.
34
Edgar Morin, Tujuh Materi Penting bagi Dunia Pendidikan, (Yogyakarta: Kansius,
2009), Cet. 5, h. 104.
35
Ahmad S., Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.14.
24
36
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 372010), Cet. 5, h. 24.
Prawidilaga, op. cit., h. 85.
25
yang memiliki atribut yang sama.38 Konsep juga adalah suatu gagasan abstrak
yang digeneralisasi dari contoh-contoh khusus.39
Berdasarkan pengertian diatas, konsep dapat diartikan sebagai suatu
pemikiran orang atau sekelompok orang mengenai pengkategorian atas abstraksi
objek, kejadian dan kegiatan tertentu yang dapat mewakili satu stimulus dan
dinyatakan dengan suatu definisi sehingga melahirkan produk ilmu pengetahuan
berupa prinsip, hukum, dan teori.
Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Karena konsep
merupakan batu pembangun pikir individu bagi proses mental yang lebih tinggi
untuk memecahkan suatu masalah tertentu berdasarkan aturan-aturan yang
diperolehnya.40 Belajar konsep timbul karena adanya suatu kesanggupan manusia
dalam merepresentasi internalkan tentang dunia sekitarnya dengan menggunakan
bahasa.
Semakin sering siswa membentuk kesalingterkaitan antar dalam suatu
konsep, maka semakin mudah mereka mengingat, memahami, dan
menerapkannya. Ketika mereka membentuk banyak hubungan logis diantara
berbagai konsep dan prinsip, mereka akan mendapatkan pemahaman konseptual.
Ada 4 dasar untuk mendefinisikan perkataan yang menunjuk suatu konsep,
yaitu berdasarkan:
1. Sifat-sifat yang dapat diukur atau dapat diamati, misal semangka dan
pepaya, sama-sama segar buahnya, namun berbeda warna an kulitnya.
2. Sinonim, antonim, dan makna semantik lain, misal “sopan” diartikan
sebagai beradab, tidak kasar, baik budi.
3. Hubungan-hubungan logis dan aksioma/ definisi dari sudut ini tidak secara
langsung menunjuk sifat-sifat tertentu, misal garis dibatasi sebagai jaraj
terekat antara dua titik.
38
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h.
63.
39
Robert. E. Slavin, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Indeks, 2008),
h. 298.
40
Dahar, op. cit., h. 62.
26
41
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), 42
Cet. 5, h. 140.
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. 8, h. 72.
27
43
Dahar, op. cit.,h. 70.
44
Selvina Reza Devita, Riyadi, Yulianti, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Concept Mapping terhadap Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan Fisik, 2013,
(http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/download/2804/1922 ).
28
Dari uraian tersebut maka secara garis besar dapat dikatakan bahwa
pemahaman konsep adalah proses, cara, perbuatan mengerti atau mengetahui
secara detail mengenai konsep yang tercermin dalam meningkatnya suatu hasil
belajar siswa. Dengan memahami suatu konsep, ia dapat mengkategorikan dunia
sekitarnya menurut konsep itu.
Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman
konsep dalam suatu pembelajaran sangatlah penting. Karena, paham atau tidaknya
individu atas konsep dasar dalam suatu kajian awal mempunyai dampak pada
pemahaman konsep pada kajian selanjutnya, yang dalam hal ini, pemahaman
konsep dapat diukur dengan tes kognitif pada siswa. Maka dari itu, dampak
pemahaman yang didapatkan siswa pada konsep yang bersangkutan tentu saja
akan berimbas pada tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran yang
dilaksanakan.
45
Animesh K. Mohapatra dan Reena Mohapatra, Effect of Animations in Constructing and
Reconstructing Students’ Knowledge of Cell Division (Mitosis), 2013, h. 358-362,
(http://episteme4.hbcse.tifr.res.in/proceedings/strand-iii-curriculum-and-pedagogical studies-in-
stme/mohapatra-mohapatra).
29
nilai tertentu terutama mengenai wawasan dalam suatu peristiwa dinamis, hal ini
dibuktikan dengan siswa yang belajar dengan 3 atau lebih penyajian animasi
menghasilkan skor rata-rata 84,4% dibandingkan dengan siswa yang belajar
dengan 3 atau lebih penyajian grafis yaitu menghasilkan peningkatan kelas
71,3%.46
Penelitian yang dilakukan oleh King-Dow Su dengan judul an integrated
science course designed with information technologies to enhance university
student’s learning performance menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan media teknologi informasi komunikasi dapat membantu siswa
memperoleh pemahaman yang lebih baik dalam konsep ilmu yang ditargetkan dan
memberikan sikap positif terhadap pembelajaran sains, hal ini dibuktikan dengan
peningkatan kinerja sebesar 43,27% dan survei sikap enam subskala menunjukkan
sikap positif terhadap pelajaran ilmu pengetahuan dengan respon > 3,50 untuk
semua sikap.47
Penelitian yang dilakukan oleh Danton H. O’Day dengan judul the value of
animation in biology teaching: a study of long-term memory retention
menunjukkan bahwa penggunaan animasi dalam pembelajaran biologi kompleks
dapat meningkatkan pemahaman biologi siswa dan memberikan dampak memori
jangka panjang yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar tanpa
menggunakan animasi. Hal ini dibuktikan dengan siswa yang belajar dengan
animasi menunjukkan skor rata-rata 77,9% dengan penurunan skor (setelah tes
memori) menjadi 43%, sedangkan siswa yang belajar tanpa animasi mendapatkan
skor rata-rata 58,1% dengan penurunan skor (setelah tes memori) menjadi
35,8%.48
46
Danton H. O’Day, Animated Cell Biology: A Quick and Easy Method for Making
Effective, High Quality Teaching Animations, Vol. 5, 2006, h. 255-263,
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1618697).
47
King-Dow Su, An Integrated Science Course Designed with Information Technologies to
Enhance University Student’s Learning Performance, ScienceDirect, Vol. 51, 2008, h. 1365-1374,
(http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0360131508000171).
48
Danton H. O’Day, The Value of Animations in Biology Teaching: A Study of Long-Term
Memory Retention, Vol 6, 2007, h. 217-223,
(http://www.lifescied.org/content/6/3/217.full.pdf+html).
30
49
Yosi Rotbain, Gili Marbach-Ad dan Ruth Stavy, Using a Computer Animation to Teach
High School Molecular Biology. J Sci Educ Technol, Vol. 17, 2008, h. 49-58,
(http://link.springer.com/article/10.1007/s10956-007-9080-4?no-access=true).
50
Sapto Haryoko, Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif
Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi@Elektro, Vol. 5, 2009, h. 1-10,
(http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/download/972/781).
31
mengalami peningkatan yang lebih tinggi yakni 0,34 (sedang), sedangkan pada
kelas kontrol hanya terjadi peningkatan 0,10 (rendah).51
C. Kerangka Berpikir
Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi demikian pesat sehingga
berengaruh pada munculnya berbagai jenis kegiatan berbasis pada teknologi
terutama teknologi yang dimanfaatkan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan.
Penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan sudah dimulai sejak lama. Media
pembelajaran sebagai salah satu produk teknologi, mengalami kemajuan seiring
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknolgi. Teknologi dapat
membantu mencapai sasaran dan tujuan pendidikan sehingga proses belajar
mengajar akan lebih berkesan dan bermakna.
Salah satu masalah dalam pembelajaran sains adalah kesulitan dalam
memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Kebanyakan siswa hanya menghafal
daripada memahami. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya minat siswa pada
saat pembelajaran yang disebabkan kurang menariknya media belajar. Maka dari
itu, penggunaan media yang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran
memiliki fungsi yang sangat penting dalam menentukan tercapai atau tidaknya
suatu tujuan pembelajaran.
Salah satu media yang sedang berkembang saat ini adalah media
audiovisual. Penggunaan media audiovisual yaitu, suatu alat perantara/ penyampai
pesan yang terdiri dari suara dan gambar. Media audiovisual juga berkemampuan
untuk memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.
Salah satu media audiovisual yang dapat digunakan adalah dengan
pemanfaatan media film animasi, hal itu disebabkan karena film animasi dapat
menjelaskan konsep yang sifatnya abstrak menjadi lebih konkrit, memberikan
jembatan visual bagi siswa serta dapat diulang jika perlu.
Pada berbagai jenjang pendidikan mulai dari pendidikan menengah (SMP,
SMA) sampai pada jenjang perguruan tinggi terdapat konsep-konsep biologi yang
51
Muhammad Rahmattullah, Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi
terhadap Hasil Belajar, 2013, h. 178-186, (http://ejournal.unesa.ac.id/article/4272/19/article.pdf).
32
bersifat abstrak dan sulit dipahami oleh pembelajar, maka diperlukan kreativitas
guru untuk menyajikan pembelajaran sehingga lebih mudah dipahami oleh
pembelajar.
Kehadiran media animasi dalam pembelajaran Biologi sangat mendukung
proses penyampaian berbagai informasi dari guru ke siswa. Film animasi juga
diketahui dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan berpikir siswa, hal itu
disebabkan film animasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi belajar. 52
Dengan demikian, pemanfaatan media film animasi diduga berpengaruh terhadap
pemahaman konsep siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasakan kajian teoritis dan penyusunan kerangka pikir, maka hipotesis
penelitian ini adalah : “Terdapat pengaruh media film animasi terhadap
pemahaman konsep siswa”.
52
Miri Barak, Tamar Ashkar, Yehudit J. Dori, Teaching Science via Animated Movies: Its
Effect on Students' Learning Outcomes and Motivation, 2013, h. 1-6,
(http://www.sciencedirect.com/science/journal/03601315/56/3).
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Keterangan:
X1 : Perlakuan dengan media film animasi
X2 : Perlakuan tanpa media film animasi
Y1 : Pemberian pretest
Y2 : Pemberian posttest
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Cet. 14, h. 123.
33
34
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:
1. Variabel bebas : media film animasi
2. Variabel terikat : pemahaman konsep siswa
2
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2009), Cet. 5, h. 84.
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Cet. 14, h. 174.
35
Teknik
Sumber Instrumen
Data tentang Pengumpulan
Data Penelitian
Data
dengan penggunaan media
film animasi dan media
powerpoint
Guru
Pengamatan terhadap Observer Pedoman
ketelaksanaan rencana mengisi lembar pengamatan
pelaksanaan pembelajaran observasi
Siswa
Hasil pengamatan objektif Siswa mengisi Lembar
siswa saat menggunakan lembar angket angket
media film animasi dalam
proses
Instrumen belajar
Penelitian
lain:
53* 55 56 51* 52 54 6
JUMLAH
15 14 6 8 7 6 56
SOAL
Ket:
* = Soal yang valid
4
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 15, h. 84.
37
ksperimen dan kelompok kontrol. Penskoran dilakukan dengan mengkonversi skor ke dalam standar 100. Observer dalam p
uru
3. Lembar angket
Angket merupakan seperangkat pernyataan yang diberikan kepada
5
responden untuk mengungkapkan pendapat, keadaan dan kesan.
Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui bagaimana
respon siswa (kelompok eksperimen) terhadap media yang
disuguhkan dengan cara memilih kriteria SS (sangat setuju), S
(setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju).
Menurut Sobry Sutikno ada empat prinsip yang mendasari
pemilihan media pembelajaran, maka dari itu indikator angket yang
digunakan dalam penelitian ini mengenai respon siswa terhadap media
belajar film animasi pada konsep sistem pertahanan tubuh adalah:
Tabel 3.5. Indikator Angket Siswa
Nomor
Dimensi Elemen pernyataan Jumlah
Positif Negatif
1) Menentukan a. Sesuai dengan
1, 9 5, 13 4
media dengan tujuan dan
tepat. Media bahan
dipilih sesuai pembelajaran
dengan tujuan b. Membantu 17, 25 21, 29 4
5
Ahmad S., Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 34.
42
Nomor
Dimensi Elemen pernyataan Jumlah
Positif Negatif
diperhitungkan b. Sesuai dengan 18, 26 22, 30 4
sesuai dengan tingkat
tingkat kemampuan/
kematangan/kem pemahaman/
ampuan peserta kematangan
didik daya pikir
peserta didik
3) Menyajikan a. Teknik dan 3, 11 7, 15 4
media dengan metode
tepat, teknik dan penyajian
metode media tepat
penggunaan digunakan
media dalam b. Penyajian 4, 12 8, 16 4
pengajaran harus media sesuai
disesuaikan dengan bahan,
dengan tujuan, sarana belajar
bahan, metode, yang ada
waktu, dan
sarana
4). Menempatkan a. Media yang 19 23 2
atau disajikan,
memperlihatkan diperlihatkan
media pada pada waktu,
waktu, tempat tempat dan
dan situasi yang situasi yang
tepat tepat
b. media yang 20, 27 24, 28 4
digunakan
43
Nomor
Dimensi Elemen pernyataan Jumlah
Positif Negatif
dapat
meningkatkan
motivasi
belajar
Jumlah 30
alitasnya melalui suatu langkah yang disebut uji coba. Dari hasil uji coba perangkat tes dipilih butir soal yang memenuhi val
G.
suatu instrumen.6 Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
26, 31, 32, 33, 37, 38, 42, 43, 45, 47, 48, 49, 51, dan 53. Dan hanya 25
butir soal yang digunakan sebagai soal pretest dan posttes, yaitu nomor
1, 2, 3, 8, 10, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 31, 32, 33, 38, 45, 47,
48, 49, 51, dan 53 dikarenakan indikator yang sudah terwakili.
4. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam
mengukur apa yang diukurnya7, Suatu tes dapat dikatakan mempunyai
taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel
akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Adapun untuk mengetahui reabilitas soal, peneliti menggunakan
program anates. Berikut langkah-langkah menghitung validitas
menggunakan program anates:
7
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2009), Cet. 5, h. 120.
45
Keterangan :
P = Proporsi (Indeks Kesukaran)
B = Jumlah siswa yang menjawab benar
JS = Jumlah peserta tes/ siswa
Kriteria indeks kesukaran dapat diklasifikasikan dengan ketentuan
berikut9:
Jika P = 0-0,30------sukar
Jika P = 0,31-0,70-----sedang
Jika P = 0,71-1,00-----mudah
8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosydakarya,
9
2006), Cet. 1, h. 137.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),Cet.
X, h. 210.
46
(Ba - Bb)
D=
0,5 N
Keterangan:
D = Daya pembeda soal
Ba = Jumlah yang menjawab benar, pada kelompok atas
Bb = Jumlah yang menjawab benar, pada kelompok bawah
N = jumlah peserta tes
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda soal dengan
menggunakan ANATES diperoleh hasil daya beda terendah sebesar -
0,25 yang termasuk kategori Drop dan daya beda tertinggi sebesar 0,63
yang termasuk kategori baik sekali.
10
Ahmad S., Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 104.
47
b. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan
yaitu uji liliefors12, dengan rumus:
Lo = F (Zi) – S (Zi)
Keterangan:
Lo = Harga mutlak terbesar
F (Zi) = Peluang angka baku
S (Zi) = Proporsi angka baku.
11
David E. Meltzer, The Relationship Between Mathematic Preparation and Conceptual
Learning Gain in Physic: Possible-Hidden Variable “In Diagnostic Pretest Scores”.
(http://physic.iastate.edu/per/docs/addenum_on_normalited.gain.pdf). Diakses 11 maret 2013.
12
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h.466.
48
c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data ini adalah untuk mengatahui kesamaan antara
dua keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan melihat
keadaan kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan
adalah Uji F, dengan rumus13:
13
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h.466.
49
Keterangan:
F = Uji Fisher
S12= Variansi Terbesar
S22 = Variansi terkecil
d. Uji Hipotesis
Menganalisis data pretest dan posttest secara statistik untuk
mengetahui apakah kenaikkan hasil belajar biologi tersebut signifikan
atau tidak. Dalam hal ini digunakan Uji-t karena data tersebut
berdistribusi normal dengan taraf signifikansi α = 0,05.
50
1 2
t hitung
11
dsg
n1n 2
Dengan dsg
( n1 1)V 1 ( n 2 1)V 2
n1 n 2 2
Keterangan:
N1: Jumlah sampel kelompok eksperimen N2: Jumlah sampel kelompok kontrol
V1: Varians data kelompok eksperimen V2: Varians data kelompok kontrol Dsg: Standar deviasi gabungan
X1: Nilai rata-rata kelompok eksperimen X2: Nilai rata-rata kelompok kontrol Adapun kriteria t tabel, jika:
thitung< ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
14
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),Cet.
X, h. 242.
51
15
Ahmad S., Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 36.
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini dikumpulkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif berupa tes (pretest dan posttest) bentuk pilihan ganda
sejumlah 25 soal yang diberikan kepada dua kelompok, yakni kelompok
eksperimen menggunakan media film animasi sebanyak 32 siswa dan kelompok
kontrol menggunakan media power point sebanyak 30 siswa, kemudian data
kualitatif berupa lembar observasi dan angket. Berikut ini adalah hasil pretest dan
posttest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:
1
Lampiran 5, h. 120.
52
53
Skor tertinggi 64 berada pada interval 62 sampai 66 dengan jumlah 1 siswa atau
sebesar 3,13%.
Hasil perhitungan pretest pada kelompok kontrol dengan sampel 30 siswa
didapatkan skor terendah yakni 28. Skor 28 berada pada interval 28 sampai 34
dengan jumlah 5 siswa atau sebesar 16,67%. Skor tertinggi 68 berada pada
interval 63 sampai 69 dengan jumlah 1 siswa atau sebesar 3,33%.
Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi pretest kelompok eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pretest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Nilai Nilai
NO
Interval Tengah F f (%) Interval Tengah F f (%)
(X) (X)
1 32-36 34 9 28,13 28-34 31 5 16,67
2 37-41 39 6 18,75 35-41 38 12 40
3 42-46 44 5 15,63 42-48 45 6 20
4 47-51 49 6 18,75 49-55 52 3 10
5 52-56 54 5 15,63 56-62 59 3 10
6 57-61 59 0 0 63-69 66 1 3,33
7 62-66 64 1 3,13
Jumlah 32 100% Jumlah 30 100%
2
Lampiran 6, h. 128.
54
Kelompok
Data
Eksperimen Kontrol
Modus 72 60,88
Median 70,73 60,67
Simpangan baku 8,77 7,59
Jumlah siswa 32 30
Berdasarkan hasil perhitungan N gain pada tabel 4.5 di atas, diperoleh nilai
rata-rata kelompok eksperimen sebesar 0,47 dan kelompok kontrol sebesar 0,38.
Pada kelompok eksperimen terdapat 3 siswa atau sebesar 9,38% dengan kategori
tinggi, 27 siswa atau sebesar 84,38% dengan kategori sedang, dan 2 siswa atau
sebesar 6,25% dengan kategori rendah, sedangkan pada kelompok kontrol
terdapat 0 siswa atau sebesar 0% dengan kategori tinggi, 19 siswa atau sebesar
63,33% dengan kategori sedang, dan 11 siswa atau sebesar 36,67% dengan
kategori rendah. Terdapat perbedaan N gain yang diperoleh dari kedua kelompok
sampel, yaitu nilai tertinggi yang diperoleh dari persentase pada kelompok
eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol yakni 9,38%
berbanding 0%.
56
3
Lampiran 10, h. 150.
57
0,162 dengan n = 30. Karena Lo kedua kelompok tersebut lebih kecil dari Lt
maka Ho yang menyatakan bahwa populasi berdistribusi normal diterima4.
b. Uji Homogenitas
Setelah kedua kelompok sampel dinyatakan berdistribusi normal,
selanjutnya dicari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai
homogenitas didapat dengan menggunakan uji Fisher. Kriteria yang
digunakan adalah Ho diterima jika Fhit < Ftab (homogen) dan Ho ditolak jika
Fhit > dari Ftab (tidak homogen), diukur pada taraf signifikan dan tingkat
kepercayaan tertentu. Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua
kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7.
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05), baik pada
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Dari tabel 4.7 dapat
disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel penelitian berasal dari populasi
yang homogen karena memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel .5
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Varians Taraf
Hasil
Signifikasi Fhit Ftab Kesimpulan
Data Eksperimen Kontrol (α)
Pretest 65,22 86,03 0,05 1,32 1,84 Data
Posttest 76,89 57,65 0,05 1,33 1,84 Homogen
4
Lampiran 7, h. 136.
5
Lampiran 8, h. 144.
58
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
pada hasil pretest dan posttest siswa dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Hasil perhitungan uji hipotesis pretest posttest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol tertera pada tabel 4.8 dan dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan rata-rata skor pretest kelompok kontrol dan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest
kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok kontrol.6
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Data Kelompok N Mean Thitung Ttabel Kesimpulan
Eksperimen 32 43,37 Ho diterima
Pretest 0,325 2
Kontrol 30 42,66 Ha ditolak
Eksperimen 32 71,35 Ho ditolak
Posttest 2,57 2
Kontrol 30 66 Ha diterima
Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh data pretest thitung = 0,325 dan ttabel
= 2 atau thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf signifikan
5% atau dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan rata- rata skor
pretest kelompok kontrol. Sehingga menunjukkan bahwa kelompok
eksperimn dan kontrol memiliki kemampuan awal yang sama.
Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh data posttest thitung = 2,57 dan ttabel
= 2 atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikan
5% atau dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan rata- rata skor posttest
kelompok kontrol. Sehingga menunjukkan bahwa kelompok eksperimen
memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik.
6
Lampiran 9, h. 146.
59
2. Hasil Observasi
Observasi terhadap guru dilakukan untuk melihat keterlaksanaan
kegiatan guru dalam melakukan tahap pembelajaran. Observasi ini dilakukan
di kelas eksperimen dan kontrol pada pertemuan ke-1 dan ke-2. Data hasil
observasi kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.11.
Persentase pertemuan pertama pada kelompok eksperimen adalah 88,8% dan
pada kelompok kontrol 94,4%. Persentase pertemuan kedua pada kelompok
eksperimen adalah 100% dan pada kelompok kontrol 100%.7
Tabel 4.9 Hasil Observasi
Kelompok Eksperimen dan
Kontrol
7
Lampiran 11, h. 152.
60
3. Hasil Angket
Penyebaran angket pada siswa dimaksudkan untuk mengetahui informasi
mengenai media belajar film animasi yang disuguhkan. Angket yang dibuat
meliputi 4 prinsip pemilihan media pembelajaran menurut Sobri Sutikno,
yaitu menentukan media dengan tepat, media dipilih sesuai dengan tujuan dan
bahan pelajaran yang diajarkan; menetapkan dan mempertimbangkan subjek
dengan tepat, penggunaan media diperhitungkan sesuai dengan tingkat
kematangan/kemampuan peserta didik; menyajikan media dengan tepat,
teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan
dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana; menempatkan atau
memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.
Berdasarkan angket dengan empat alternatif jawaban yang disebar
kepada 32 siswa kelas XI IPA 5, dalam mata pelajaran biologi pada konsep
sistem pertahanan tubuh diperoleh8 :
Tabel 4.10. Frekuensi Jawaban Angket Siswa Secara Keseluruhan
1 5 22 2 3 32
2 2 26 4 0 32
3 3 22 6 1 32
4 5 14 11 2 32
5 1 4 20 7 32
6 0 5 18 9 32
7 1 3 21 7 32
8 5 9 14 4 32
8
Lampiran 12, h. 160.
61
Secara rinci, hasil persentase frekuensi jawaban siswa dalam tabel berikut:
Tabel 4.11. Hasil Persentase Frekuensi Jawaban Angket Siswa Secara Keseluruhan
C. Pembahasan
Hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan media film animasi pada
kelompok eksperimen mampu memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap
peningkatan pemahaman belajar siswa dari pretest ke posttest bila dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Hal itu terjadi karena penggunaan media animasi dapat
memberikan pembelajaran bermakna sehingga membuat pemahaman siswa lebih
meningkat. Hal itu sejalan dengan hasil sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Animesh K. Mohapatra dan Reena Mohapatra dengan judul effect of animation in
reconstructing students’ knowledge of cell division (mitosis) 9 yang menunjukkan
bahwa penggunaan media animasi dapat memberikan pembelajaran bermakna.
Lebih besarnya penguasaan konsep kelompok eksperimen juga disebabkan
karena dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media film animasi,
proses-proses biologis yang kompleks dapat lebih mudah dijelaskan pada siswa
dengan cara analogi maupun dengan mengkonkretkan proses-proses yang abstrak
sehingga membantu siswa dalam hal visualisasi yang kuat, serta dorongan minat
belajar siswa.
Hal tersebut sejalan dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yosi
Rotbain, Gili Marbach-Ad d dan Ruth Stavy dengan judul using a computer
10
animation to teach high school molecular biology yang menyatakan bahwa
media animasi mampu membantu pemahaman siswa dalam hal visualisasi,
penggambaran konsep abstrak, serta memberikan dorongan dalam hal minat
belajar .
Seperti yang dinyatakan oleh Munadhi, bahwa media film animasi memang
memiliki kelebihan-kelebihan yang terkait dengan optimalisasi pembelajaran.
9
Animesh K. Mohapatra dan Reena Mohapatra, Effect Of Animation In Reconstructing Students’
Knowledge Of Cell Division (mitosis. Proceedings of epiSTEME 4, India. H. 358-362
10
Yosi Rotbain, Gili Marbach-Ad d dan Ruth Stavy, Usinng A Computer Animation To Teach
High School Molecular Biology. J Sci Educ Technol (2008) 17:49-58. DOI 10.1007/s10956-007-
9080-4
64
11
Misalnya, pesan yang disampaikan menjadi cepat dan mudah diingat siswa.
Muhammad Rahmatullah dalam sebuah penelitian yang berjudul pengaruh
12
pemanfaatan media pembelajaran film animasi terhadap hasil belajar juga
menyatakan bahwa film animasi mampu memperkaya pengalaman dan
kompetensi siswa dalam beragam materi ajar, juga mampu menyediakan
tampilan-tampilan visual yang lebih kuat dari berbagai fenomena abstrak,
meningkatkan minat dan pemahaman, serta meningkatkan proses dan kualitas
hasil belajar. Sehingga pembelajaran konsep sistem pertahanan yang kompleks
dapat dengan mudah dijelaskan pada siswa.
Tahap penggunan media dikedua kelompok memiliki proses yang sejalan.
Keduanya menggunakan pendekatan kontruktivisme dengan metode diskusi dan
tanya jawab. Namun, berbeda dengan siswa yang belajar dengan menggunakan
media film animasi, media power point dianggap hanya menenakankan pada
pengenalan visual saja.13 Sedangkan media film animasi, ia masuk pada golongan
media audiovisual yang berarti menekankan keterlibatan indera visual dan audio
sekaligus. Dengan kata lain, penekanan dua sensor indera sekaligus dalam proses
pembelajaran akan memberikan dampak yang lebih positif dibanding dengan
menekankan pada satu jenis indera saja.
Pada pertemuan pertama kelompok eksperimen, mulanya guru memberikan
sedikit ulasan mengenai konsep sistem pertahanan tubuh. Lalu siswa diarahkan
untuk membentuk lima kelompok diskusi. Setelah itu, siswa diberikan penjelasan
materi dan dengan bantuan penyajian media film animasi mengenai konsep sistem
pertahanan tubuh, lalu setelah media film animasi tersebut disajikan, masing-
masing kelompok dibagikan lembar LKS untuk didiskusikan dan dipresentasikan.
Setelah seluruh kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka, selanjutnya
diadakan tanya jawab untuk menanggapi dan memperkuat pemahaman siswa.
Pada pertemuan kedua kelompok eksperimen, mulanya guru memberikan sedikit
ulasan mengenai konsep sistem pertahanan tubuh, selanjutnya siswa diarahkan
11
Munadi, yudhi, Media Pembelajaran, (Ciputat: Gaung persada Press, 2008), h. 116.
12
Muhammad Rahmatullah, Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi terhadap
Hasil Belajar. Edisi khusus no. 1, Agustus 2011 ISSN 1412-565X
13
Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: Satu Nusa, 2012), Cet. 2, h. 157.
65
membentuk lima kelompok. Setelah itu, siswa diberikan penjelasan materi dan
dengan bantuan penyajian media film animasi mengenai konsep sistem
pertahanan tubuh, lalu setelah film animasi disajikan, guru dan siswa melakukan
evaluasi dengan menggunakan kuis course review horray, yang selanjutnya soal-
soal dalam kuis tersebut dibahas dan didiskusikan secara bersama untuk
memperkuat pemahaman siswa.
Pada pertemuan pertama kelompok kontrol, mulanya guru memberikan
sedikit ulasan mengenai konsep sistem pertahanan tubuh dan mengarahkan siswa
membentuk 5 kelompok diskusi. Setelah itu, siswa diberikan penjelasan materi
dengan menggunakan media power point yang ditampilkan, selanjutnya masing-
masing kelompok diberikan lembar LKS untuk didiskusikan dan dipresentasikan.
Setelah seluruh kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka, selanjutnya
diadakan tanya jawab untuk menanggapi dan memperkuat pemahaman siswa.
Pada pertemuan kedua kelompok kontrol, mulanya guru memberikan sedikit
ulasan mengenai konsep sistem pertahanan tubuh, selanjutnya siswa diarahkan
membentuk lima kelompok. Setelah itu, siswa diberikan penjelasan materi dengan
menggunakan media power point yang ditampilkan. Lalu setelah media power
point ditampilkan, guru dan siswa melakukan evaluasi dengan menggunakan kuis
course review horray, yang selanjutnya soal-soal dalam kuis tersebut dibahas dan
didiskusikan secara bersama untuk memperkuat pemahaman siswa.
Berkaitan dengan kelebihan media film animasi, film animasi mengandung
media audiovisual sekaligus yang mampu menarik perhatian siswa. menurut teori
tingkat pengolahan, dalam faktor yang meningkatkan daya ingat jangka panjang,
disebutkan bahwa makin banyak perhatian yang diberikan pada bagian-bagian
tertentu, makin banyak pengolahan mental yang dilakukan atas bagian tertentu,
maka makin besar pula kemungkinan bagian-bagian tertentu tersebut diingat. 14
Hal itulah yang menjadi salah satu faktor film animasi mampu memberikan
dampak positif yang lebih kuat. Diketahui selanjutnya, film juga yang melibatkan
14
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT indeks, 2008), h.231.
66
legenda tokoh, yang ternyata juga mampu meningkatkan retensi memori jangka
panjang.15
Peningkatan siswa didukung juga oleh hasil analisis lembar observasi dan
angket. Berdasarkan hasil observasi terhadap guru mengenai keterlaksanaan
kegiatan guru dalam melakukan tahap pembelajaran, menunjukkan bahwa
pengajar telah melakukan tahapan kegiatan pembelajaran dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi yang dihubungkan dengan hasil belajar siswa, terlihat
adanya perubahan tingkat pemahaman konsep yang lebih baik. Hal ini terlihat dari
perolehan data posttest yang secara signifikan meningkat.
Berdasarkan perhitungan angket, dari keempat prinsip pemilihan media,
secara keseluruhan mendapatkan kategori yang tinggi. Baik pada prinsip pertama,
kedua, ketiga maupun keempat. Berikut penjabaran respon siswa mengenai angket
yang disebar:
Prinsip pertama yaitu, menentukan media dengan tepat atau media dipilih
sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan. Dengan kata lain,
pemilihan media yang tepat akan akan mempengaruhi sampai atau tidaknya
informasi dari pendidik kepada peserta didik. Berdasarkan hasil perhitungan yang
didapat, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa media film
animasi yang disuguhkan merupakan media belajar yang tepat, sesuai dengan
bahan dan tujuan pembelajaran sehingga dapat membantu memahami konsep
yang diajarkan.
Prinsip yang kedua yaitu, menetapkan dan mempertimbangkan subjek
dengan tepat, penggunaan media diperhitungkan sesuai dengan tingkat
kematangan/ kemampuan peserta didik. Berdasarkan hasil perhitungan yang
didapat, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa media film
animasi yang disuguhkan membuat proses belajar mengajar menjadi lebih
menarik dan menyenangkan dengan alur cerita yang dapat dipahami dengan baik.
Hal itu berarti media film animasi yang disuguhkan sesuai dengan tingkat
kematangan berpikir peserta didik.
15
Danton H. O’Day, The Value of Animations in Biology Teaching: A Study of Long-
Term Memory Retention. CBE—Life Sciences Education. Vol. 6, 217–223, Fall 2007. h. 217-223.
67
Prinsip yang ketiga, yaitu menyajikan media dengan tepat, teknik dan metode
penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan,
metode, waktu, dan sarana; Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat,
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa media film animasi
yang disuguhkan merupakan media yang teknik penyajiannya mudah digunakan,
tepat guna dan sesuai bahan dan sarana belajar yang ada.
Prinsip yang ke empat, yaitu menempatkan atau memperlihatkan media pada
waktu, tempat dan situasi yang tepat; Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat,
menunjukkan sebagian besar siswa menyatakan bahwa media film animasi yang
disuguhkan diperlihatkan pada waktu, tempat dan situasi yang tepat sehingga
menambah motivasi belajar. Berdasarkan perhitungan yang didapat, maka hasil
angket menunjukkan kategori tinggi sehingga berkolerasi positif dengan hasil
posttest pada kelompok eksperimen.
Film animasi sebagai media pembelajaran memiliki banyak kelebihan.
Disamping film animasi mampu merekam suatu proses, lebih mengkonkretkan
konsep yang abstrak, dapat diputar ulang jika dibutuhkan, film animasi juga
memiliki nilai hiburan tersendiri bagi peserta didik. Sehingga siswa merasa
tertarik dan materi yang disampaikan dapat terekam dan dipahami dengan baik
oleh siswa. Maka, berdasarkan olah data dan pembahasan yang didapat,
disimpulkan bahwa penggunaan media film animasi berpengaruh terhadap
pemahaman konsep siswa pada konsep sistem mekanisme pertahanan tubuh.
68
BAB V
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh media film animasi terhadap pemahaman konsep siswa
pada konsep sistem pertahanan tubuh. Hal ini ditunjukkan oleh uji statistik
menggunakan uji-t yakni thitung (2,57) > ttabel (2,00), pada taraf signifikan
yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Pengaruh perlakuan juga dapat
dilihat dari rata-rata nilai pottest antar kelompok yakni, kelompok
eksperimen sebesar 71,35 dan kelompok kontrol sebesar 66,00. Selain itu,
pengaruh dari perlakuan juga ditunjukkan oleh rata-rata N-Gain untuk
kelompok eksperimen 0,47 dan kelompok kontrol 0,38.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka dapat diberikan
saran sebagai berikut:
1. Penggunaan media film animasi dapat dijadikan alternatif media
pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah, karena dapat
memberikan hasil belajar yang baik, memberikan variasi
pembelajaran, juga bernilai hiburan tersendiri bagi siswa.
2. Diharapkan adanya pengembangan lebih lanjut mengenai kualitas
media film animasi, baik menyangkut rancangan tampilan film
animasi itu sendiri maupun kualitas materi yang dibutuhkan siswa
didalamnya.
68
69
DAFTAR PUSTAKA
Sadiman, Arief S., Rahardjo, R., Haryono. Anung., dan Rahardjito. Media
Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta:
Rajawali, 2010.
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta,
2010.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana,
Cet. 4, 2008.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta, Cet. 5, 2010.
Slavin, Robert. E. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks,
2008.
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN
Jenjang Sekolah : XI IPA
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
Alokasi Waktu : 90 menit
Jumlah Soal 56
Bentuk Soal : Tes Objektif Pilihan ganda
Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu. Kelainan dan atau penyakit
yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar : 5.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit
penyakit
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Menyebutkan 4
dan menjelaskan
Sistem pembuluh limfa - 4 (1*, 2*, 3*,
1*, 6 2*, 4 5 7 3*, 8* 9 9 8*)
limfatik dan organ-organ
limfoid
Sistem Menjelaskan 4
- 12, 14 10*, 16 15* 17* 13* 11 8 4
pertaha fungsi sistem (10*, 15*,
66
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Jumlah 56 28 25
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
Sistem limfatik Pembuluh limfa 1. Ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan C C1 1 1
Organ limfoid tubuh dinamakan …
a. Vaksinasi
b. Embriologi
c. Immunologi
d. Virology
e. Zoologi
2. Sel darah putih memegang peranan penting dalam A C2 2 2
sistem pertahanan tubuh. Karena ....
a. Beberapa sel darah putih berperan dalam proses
fagositosis
b. Sel darah putih mengandung HB untuk mengikat
68
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
oksigen
c. Sel darah putih berperan dalam proses pembekuan
darah pada luka
d. Sel darah putih mengandung pigmen empedu
e. Sel darah putih dapat mengembalikan sisa
metabolisme ke ginjal untuk disekresikan
3. Pernyataan yang tidak benar tentang fungsi sistem E C5 3 3
limfatik adalah ....
a. Mengalirkan cairan nterstitial
b. Menghasilkan imunitas
c. Mentransfer lemak hasil penyerapan makanan ke
darah
d. Memfasilitasi reaksi imun
e. Mendistribusikan hormon-hormon untuk mengatur
fungsi sel-sel tubuh
4. Tonsil merupakan salah satu organ pertahanan tubuh A C2 4 -
yang berfungsi ....
a. Melawan infeksi pada saluran pernafasan bagian
atas
b. Sebagai tempat pembuatan limfosit
c. Memproduksi hormon yang berfungsi dalam
pematangan sel limfosit T
d. Menghasilkan cairan limfa yang mengalir dalam
pembuluh limfatik
e. Mengandung sel-sel limfosit dan makrofag
69
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
5. Manakah dibawah ini yang bukan termasuk organ D C3 5 -
limfoid?
1) Tonsil 5) hati
2) Limpa 6) ginjal
3) Timus 7) nodus limfa
4) Sumsum tulang merah
a. 1 dan 2 d. 5 dan 6
b. 3 dan 4 e. 6 dan 7
c. 4 dan 5
6. Timus ditunjukkan oleh bagian nomor .... E C1 6 -
1
2
3
5
4
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3
70
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
7. Seorang siswa menemukan organ limfoid dengan ciri- A C4 7 -
ciri berikut:
1) Memiliki dua lobus yang pada tiap lobusnya
terdiri atas korteks dan medulla
2) Terletak dibagian atas tulang dada
3) Bertugas memproduksi hormon yang berungsi
dalam pematangan sel limfosit T
Organ yang dimaksud adalah ....
a. Timus
b. Tonsil
c. Limpa
d. Nodus limfa
e. Sumsum tulang
8. Dibawah ini, merupakan ciri-ciri organ: E C5 8 4
1) Tempat ppembentukkan limfosit
2) Terdapat didalam tulang pipih
3) Terdapat pada epifise tulang pipa pada orang
dewasa
Organ yang dimaksud adalah ....
a. Hati
b. Tonsil
c. Limpa
d. Paru-paru
e. Sumsum tulang
71
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
9. Dibawah ini merupakan pernyataan mengenai E C6 9 -
limpa. Kecuali ....
a. Berbentuk oval
b. Panjangnya sekitar 12cm
c. Terletak diantara perut dan diafragma
d. Mengandung dua bagian, yang disebut pulpa
putih dan pulpa merah
e. Terdiri dari korteks dan medulla
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
d. Membunuh jaringan tubuh yang sehat
e. Menghancurkan patogen yang ada di udara
12. Alergen Zat asing seperti virus, protein asing, C C1 12 -
mikroorganisme dan bakteri yang masuk kedalam
tubuh disebut …
a. Antibodi
b. Imunitas
c. Antigen
d. Leukosit
e. Vaksin
13. Perhatikan komponen dibawah ini! D C5 13 6
1) Makrofag 4) Alergen
2) Limfosit 5) Antigen
3) Sel pengenal antigen
Komponen yang tidak termasuk ke dalam sistem
imun adalah ....
a. 1 dan 4 c. 3 dan 4 e. 1 dan 5
b. 2 dan 5 d. 4 dan 5
14. Antibodi yang dapat menawarkan racun disebut .... B C1 14 -
a. Presipitin
b. Antitoksin
c. Lisin
d. Toksoid
e. Vaksin
15. Dalam suatu praktikum di lab, ada seorang siswa D C3 15 7
73
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
teluka karena teriris silet. Apa yang sebaiknya
segera ia lakukan?
a. Menutup luka dengan plester luka
b. Membalut luka dengan perban
c. Menghentikan darah dengan menekan
daerah sekitar luka
d. Membersihkan luka dengan alkohol
e. Menghisap aliran darah yang keluar
16. Tubuh kita tidak mudah terkena patogen yang B C2 16 -
masuk bersama makanan karena ....
a. Adanya tonsil di pangkal mulut
b. Lambung menghasilkan HCL dan enzim
pencerna protein
c. Air ludah mengandung ptialin
d. Patogen hancur melalui pencernaan mekanis
e. Patogen dalam makanan akan diserang oleh
limfosit
17. Apabila kita terkena luka, seringkali luka tersebut A C4 17 8
membengkak atau menjadi radang. Sebenarnya, hal
apa yang menyebabkan terjadi demikian ....
a. Terjadinya peningkatan aliran darah
b. Hilangnya kemampuan pertahanan dalam
tubuh
c. Terjadinya infeksi berlebihan
d. Terhambatnya pertumbuhan dan
74
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
perkembangan patogen
e. Didalam tubuh terjadi kompetisi antara
bakteri tidak berbahaya dengan virus yang
masuk
Komponen dan 18. Pernyataan yang tidak benar mengenai sistem E C6 18 9
respon imun pertahanan tubuh lapisan pertama yakni …
nonspesifik dan a. Mukosa berperan untuk menyekresi lendir yang
spesifik kental dan lengket untuk memerangkap patogen
b. Mukosa berperan menghalangi patogen pada
saluran pencernaan, pernafasan dan genitouriner
c. Kelenjar minyak dan keringat pada kulit
menyekresikan zat yang asam
d. Lambung menghasilkan larutan HCL yang
dapat membunuh mikroba
e. Jenis sel darah putih tertentu mampu menelan
patogen yang masuk dalam tubuh
19. Kelenjar ludah dan kelenjar air mata turut berperan A C2 19 10
dalam sistem pertahanan tubuh karena ....
a. Menyekresi cairan yang mengandung enzim
lisozim yang dapat mencerna bakteri
b. Menyekresi lendir yang kental dan lengket
untuk memerangkap mikroba
c. Menghasilkan larutan HCL yang dapat
membunuh mikroba
d. Menghasilkan larutan garam yang dapat
75
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
membunuh mikroba
e. Tersusun dari epitelium yang berlapis keratin
20. Berikut ini merupakan pertahanan secara kimiawi E C1 20 11
oleh tubuh, kecuali ....
a. Kelenjar minyak
b. Keringat
c. Air ludah
d. Air mata
e. Antibodi
21. Kulit dapat berperan sebagai sistem pertahanan E C5 21 12
tubuh karena alasan berikut, kecuali ....
a. Kulit tersusun atas lapisan epitelium berlapis
keratin sehingga sulit ditembus oleh mikroba
b. Hasil sekresi kulit bersifat asam sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri
c. Keratin pada kulit tahan terhadap racun dan
enzim bakteri
d. Kulit menyekresi minyak yang dapat
menghambat bakteri
e. Kulit memiliki kelenjar penghasil antibodi yang
dapat melawan mikroba
22. Inflamasi/ peradangan merupakan respon imun non B C4 22 13
spesifik yang disebabkan ....
a. Arteri prakapiler menyempit, venula
pascakapiler berdilatasi
76
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
b. Arteri prakapiler berdilatasi, venula
pascakapiler menyempit
c. Arteri prakapiler menyempit, venula
pascakapiler menyempiti
d. Arteri prakapiler berdilatasi, venula
pascakapiler berdilatasi
e. Pembuluh darah mengembang
23. Berikut ini adalah beberapa respon pertahanan: C C3 23 14
1) Inflamasi
2) Antibodi
3) Antibiotik
4) Fagositosis
Respon imun yang bersifat non spesifik adalah ....
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
e. 3 dan 4
24. Zat yang menyebabkan alergi disebut .... C C1 24 -
a. Antigen
b. Antibodi
c. Alergen
d. Protein
e. Toksin
25. Sel natural killer memiliki sifat-sifat berikut ini, E C2 25 -
77
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
kecuali ....
a. Termasuk sel darah putih
b. Diaktifkan oleh interferon
c. Termasuk sistem imunitas bawaan
d. Mampu membunuh sel-sel kanker
e. Mampu memfagosit mikroba patogen
26. Seorang siswa mengamati suatu “komponen” E C4 26 15
didalam lab. Komponen tersebut merupakan hasil
tumbuh dari monosit. Ia berumur panjang dan
mampu menjulurkan kaki-kaki semu yang dapat
ditempelkan pada polisakarida mikroba dan
memakannya. Komponen yang diamati oleh siswa
adalah ....
a. Interferon
b. Sel natural killer
c. Leukosit
d. Neutrofil
e. Makrofag
27. Perpanjangan makrofag yang dapat menangkap E C1 27 -
bakteri pada proses fagositosis disebut ....
a. Interferon
b. Fagosit
c. Limfosit
d. Glikoprotein
e. Pseudopodia
78
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
28. Berikut ini merupakan ciri respon imun nonspesifik: A C5 28 -
1) Timbul warna kemerahan
2) Timbul panas
3) Terjadi pembengkakan
4) Timbul rasa sakit
Ciri-ciri respon imun yang dimaksud adalah ....
a. Terjadinya inflamasi
b. Mulai bekerjanya Natural Killer
c. Mulai aktifnya protein antimikroba
d. Mulai aktifnya limfosit dan antibodi
e. Terjadinya kegagalan respon pertahanan
29. Monosit, neutrofil, eosinofil, basofil dan limfosit A C3 29 -
merupakan sel darah putih yang berfungsi sebagai
pertahanan tubuh terhadap patogen. Manakah
diantara kelima komponen tersebut yang
berkemampuan khusus untuk memfagositosis?
a. Monosit dan neutrofil
b. Eusinofil dan basofil
c. Makrofag dan eosinofil
d. Eosinofil dan limfosit
e. Limfosit dan monosit
30. Jika tubuh terserang penyakit maka tubuh akan E C1 30 -
melawannya dengan membentuk . . . .
a. Antigen
b. Interferon
79
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
c. Limfosit
d. Monosit
e. Antibodi
31. Limfosit dapat mengalami pematangan menjadi .... A C1 31 16
a. Sel B dan sel T
b. Eosinofil dan neutrofil
c. Monosit dan makrofag
d. Sel-sel fagosit
e. Antibodi dan antitoksin
32. Limfosit berperan dalam kekebalan tubuh dengan A C2 32 17
cara .....
a. Menghasilkan antibodi yang sesuai dengan
antigen yang dilawannya
b. Memakan kuman penyakit atau benda-benda
asing yang ada di dalam tubuh
c. Menghasilkan zat asam yang dapat
menyebabkan terjadinya lisis sel bakteri atau
virus
d. Menghancurkan kuman dan benda asing dengan
menggunakan sekret dari lisosom
e. Menghasilkan enzim yang akan menguraikan
kuman dan benda asing yang ada di dalam
tubuh
33. Apabila tubuh terinfeksi virus cacar kemudian A C2 33 18
sembuh, untuk jangka waktu tertentu orang tersebut
80
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
akan mengalami kekebalan terhadap penyakit cacar
air. Kekebalan ini disebabkan karena didalam tubuh
sudah terbentuk ....
a. Sel limfosit T memori
b. Sel limfosit T pembantu
c. Sel limfosit T pembunuh
d. Sel limfosit T supresor
e. Antibodi
34. Ketika seseorang terkena suatu virus, tubuh tidak A C4 34 -
selalu mengalami sakit yang meluas (parah) dan
berlangsung lama. Hal itu disebabkan karena ....
a. Bagian tubuh maupun sel yang terkena virus
mengeluarkan interferon
b. Terbentuk kompleks antibodi-antigen di dalam
tubuh
c. Tubuh mempertahankan keseimbangan cairan
tubuh
d. Virus yang masuk kedalam tubuh merupakan
virus yang lemah
e. Lambung menghasilkan HCL dan enzim
pencerna protein
81
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
35. Diketahui ciri-ciri respon imun nonspesifik dan C C6 35 -
spesifik:
1) Respon timbul terhadap jaringan tubuh yang
rusak (terluka) dan bukan terhadap penyebab
kerusakan itu sendiri
2) Memastikan pertahanan tubuh tidak berbalik
melawan jaringan tubuh sendiri
3) Timbul dari dua sistem yang saling
bekerjasama (imunitas diperantarai antibodi
& diperantarai sel)
4) Respon berupa inflamasi dan fagositosis
Perbandingan ciri-ciri respon nonspesifik dengan spesifik
adalah?
a. 1,2 dengan 3, 4 d. 2,3 dengan 1,4
b. 1, 3 dengan 2, 4 e. 3,4 dengan 1,2
c. 1, 4 dengan 2, 3
36. Pernyataan yang tidak benar mengenai aksi A C5 36 -
antibodi terhadap antigen adalah ....
a. Mengingat antigen yang spesifik dan akan
merespon dengan cepat bila terkena infeksi
yang kedua
b. Menyebabkan antigen saling melekat
(aglutinasi)
c. Menstimulus fagositosis oleh neutrofil
d. Berperan sebagai antitoksin dan
82
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
menyebabkan pengendapan toksin bakteri
e. Menetralisasi antigen yang masuk
37. Suatu sel diketahui berperan dalam respon imun E C1 37 -
spesifik yang diperantarai sel dan berfungsi
menurunkan serta menghentikan respon imun yang
teraktivasi. Sel yang dimaksud adalah ....
a. Sel B Plasma
b. Sel B pembelah
c. Sel T Pembantu
d. Sel T Penmbunuh
e. Sel T Supresor
38. Berikut yang bukan merupakan tipe-tipe B C1 38 19
immunoglobulin pada manusia adalah ....
a. IgA
b. IgX
c. IgG
d. IgD
e. IgE
39. Dalam reaksi alergi, ig E .... C C2 39 -
a. Melekat pada sel patogen dan menandainya
untuk kemudian dilumpuhkan
b. Membuat lubang pada membran sel patogen
c. Berikatan pada permukaan mastosit, dan
menginduksinya untuk menghasilkan histamin
d. Memicu limfosit untuk menghasilkan antibodi
83
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
e. Memicu sekresi antibodi ke dalam saluran
pencernaan dan saluran pernafasan
40. Jenis antibodi yang memegang peranan penting A C1 40 -
pada pertahanan tubuh terhadap masuknya
mikroorganisme melalui permukaan yang dilapisi
selaput lendir, seperti hidung, mata, paru-paru dan
usus merupakan antibodi jenis ....
a. IgM
b. IgA
c. IgD
d. IgE
e. IgG
41. Antibodi pertama yang disekresikan sebagai respon A C1 41 -
kekebalan tubuh....
a. IgM
b. IgA
c. IgD
d. IgE
e. IgG
42. Sel T penolong berfungsi untuk.... C C2 42 -
a. Membunuh sel yang terinfeksi
b. Mengurangi produksi antibodi
c. Mengontol komponen imun spesifik lain
d. Mengingat informasi antigen yang pernah
masuk ke dalam tubuh
84
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
e. Reseptor antigen
43. Interferon berfungsi untuk .... -
a. Menghsilkan imunoglobin D C2 43
b. Menghasilkan antibodi
c. Menghasilkan antigen
d. Mencegah replikasi virus
e. Mencegah infeksi bakteri
Macam-macam 44. Di dalam ASI pertama terdapat antibodi yang C C4 44 -
pertahanan berguna untuk kekebalan bayi, ASI tesebut
tubuh (aktif dan merupakan contoh dari . . . .
pasif) a. Kekebalan aktif alami
b. Kekebalan aktif buatan
c. Kekebalan pasif alami
d. Kekebalan pasif buatan
e. Vaksinasi
45. Berikut pernyataan yang benar mengenai vaksin E C3 45 20
adalah ....
a. Merupakan antibodi yang siap diinjeksikan
kedalam tubuh D -
b. Sama seperti antibodi monoklonal
c. Memiliki waktu perlindungan aktif yang
singkat
d. Dapat memberantas semua penyakit yang
diakibatkan virus
e. Merupakan modifikasi bakteri/ virus yang
85
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
dilemahkan dan dapat merangsang kekebalan D 21
tubuh
D 22
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
48. Seorang anak disuntikkan vaksin tetanus sehingga A C6 48 -
tubuhnya mengembangkan sistem kekebalan dengan
cara memproduksi antibodi khusus untuk melawan
tetanus. Dari peristiwa tersebut dapat disimpulkan
bahwa tubuh anak tersebut mengalami proses ....
a. Kekebalan aktif alami
b. Kekebalan aktif buatan
c. Kekebalan pasif alami
d. Kekebalan pasif buatan
e. Netralisasi
49. Beberapa penyakit: C C5 49 22
1) Tipus 4) Bronkitis
2) Campak 5) Gondongan
3) Malaria 6) Cacar Air
Penyakit yang dapat menimbulkan kekebalan aktif alami
ialah ....
a. 1, 3, 5
b. 2, 4, 6
c. 2, 5, 6
d. 1, 2, 3
e. 3, 5, 6
50. Ketika seseorang mengalami cacar dan sembuh, A C4 50 23
orang tersebut dalam jangka waktu tertentu akan
mengalami kebal terhadap cacar. Hal tersebut
87
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
merupakan bagian dari pertahanan tubuh ....
a. Kekebalan aktif alami
b. Kekebalan aktif buatan
c. Kekebalan pasif alami
d. Kekebalan pasif buatan
e. Imunitas
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
d. 1 dan 4
e. 4 dan 5
No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
c. Virus
d. Substansi asing
e. Protein asing
Sumber:
Aryulina, Diah. Dkk., Esis Biologi 2, SMA dan MA untuk kelas XI, (Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2007)
Cambell Reece, Mitchell., Biologi. (Jakarta: Erlangga, 2004).
Saktiyono, Seribu Pena BIOLOGI untuk SMA/ MA Kelas XI. (Jakarta: Erlangga, 2008).
90
INSTRUMEN SOAL
MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA
NAMA:
KELAS:
Pilihlah Satu Jawaban yang Paling Benar dengan Memberi Tanda Silang (x)
pada Huruf a, b, c, d, atau e!
Lampiran 2
Tingkat
Butir Butir Daya Beda Validitas
Kesukaran Keterangan
Baru Asli Indeks Kategori Indeks Kategori Indeks Kategori
1 1 0,25 Kurang 0,93 Mudah 0,48 Valid Digunakan
2 2 0,25 Kurang 0,83 Mudah 0,36 Valid Digunakan
3 3 0,38 Baik 0,80 Mudah 0,42 Valid Digunakan
4 8 0,13 Kurang 0,77 Mudah 0,30 Valid Digunakan
5 10 0,50 Baik 0,67 Sedang 0,48 Valid Digunakan
6 13 0,25 Kurang 0,77 Mudah 0,29 Valid Digunakan
7 15 0,25 Kurang 0,27 Sedang 0,28 Valid Digunakan
8 17 0,38 Baik 0,20 Sukar 0,50 Valid Digunakan
9 18 0,38 Baik 0,23 Sukar 0,39 Valid Digunakan
10 19 0,38 Baik 0,80 Mudah 0,34 Valid Digunakan
11 20 0,38 Baik 0,63 Sedang 0,27 Valid Digunakan
12 21 0,38 Baik 0,40 Sedang 0,36 Valid Digunakan
13 22 0,13 Kurang 0,33 Sedang 0,30 Valid Digunakan
14 23 0,50 Baik 0,77 Mudah 0,35 Valid Digunakan
15 26 0,13 Kurang 0,13 Sukar 0,46 Valid Digunakan
16 31 0,38 Baik 0,77 Mudah 0,30 Valid Digunakan
17 32 0,38 Baik 0,30 Sedang 0,33 Valid Digunakan
18 33 0,13 Kurang 0,90 Mudah 0,30 Valid Digunakan
- 37 0,63 Baik 0,50 Sedang 0,54 Valid Tidak
Digunakan
19 38 0,38 Baik 0,73 Sedang 0,29 Valid Digunakan
- 42 0,38 Baik 0,70 Sedang 0,25 Valid Tidak
Digunakan
- 43 0,00 Kurang 0,23 Sukar 0,35 Valid Tidak
Digunakan
20 45 0,00 Kurang 0,23 Sukar 0,29 Valid Digunakan
21 47 0,25 Kurang 0,17 Sukar 0,40 Valid Digunakan
22 48 0,50 Baik 0,80 Mudah 0,38 Valid Digunakan
23 49 0,13 Kurang 0,93 Mudah 0,28 Valid Digunakan
24 51 0,13 Kurang 0,50 Sedang 0,28 Valid Digunakan
25 53 0,38 Baik 0,70 Sedang 0,27 Valid Digunakan
101
INSTRUMEN SOAL
SOAL PRETEST-POSTEST
Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
Nama :
Kelas XI
Mata Pelajaran : Biologi
Alokasi Waktu : 90 menit
Pertemuan ke- : I
Petunjuk .
Berilah Tando C/‹ecDisf (9) pada Kolom Sesuai dengan Pengamatan yang Anda Lakukan,
Terlaksana
NO Tahapan Pembelajaran Kegiatan Gum
Ya Tidak
1 Kegiatan awal
Pembiikaan • Membuka pembelajaran
dengan memberi salam
• Mengecek kesiapan dan kehadiran
siswa
• Mengulas secara sekilas materi
sebelumnya
Motivasi Mengaitkan materi dengan contoh
sehari-hari
Apersepsi Merespon jawaban siswa dan
mengaitkan pada materi yang akan
dipelajari
Menyebutkan tujuan Menyebutkan kompetensi yang akan
pembelajaran dicapai
2 Kegiatan inti
Elaborasi Mengajukan pertanyaan pada siswa
Ekspiorasi • Membimblflg sisWd dalam
membentuk kelompok
• Memberikan pengarahan pada
siswa mengenai hal yang harus
dilakukan
dalam kelompoknya masing- masing
Terlaksana
NO Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru
Ya Tidak
• Menyajikan film animasi
• Memberikatl LKS dan membimbing
siswa untuk mendiskusikannya
• Meminta perwakilan siswa untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya
• Mcnanggapi hasil telaah siswa
dan memberikan informasi yang
sebenamya
Konfirmasi • Meluruskan kesalahan pemahaman
dan memberikan penguatan terhadap
materi
• Memberikan kesempatan pada
siswa untuk bertanya tentang hal
yang
bel'am dimengerti
3 Kegiatan akhir
Kesimpulan • Meminta siswa menyimpulkan
pembelajaran mengenai materi yang
bersangkutan
• Menguatkan kesimpulan siswa
• Meminta pengumpulan
lembar jawaban LKS
• Memberikan pcnghargaan kepada
kelompok dengan kinerja baik
• Memberi salam
Bogor, 2013
Observer
108
Pelunjuk .
Berilah Tanda ChecMist (d) pada Kolom Sesuai dengon Pengatnalan yang Anda Lakukan.
Terlaksana
NO Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru
Ya Tidak
1 Kegiatan awal
Pembukaan • Membuka pembelajaran dengan
memberi salam
• Mengecek kesiapan dan kehadiran
siswa
• Mergulas secam sekilas
materi sebelumnya
Motivasi Mengaitkan materi dengan contoh
sehari-hari
Apersepsi Merespon jawaban siswa dan
mengaitkan pada materi yang akan
dipelajari
Menyebutkan tujuan Menyebutkan kompetensi yang akan
pembeiajaran dicapai
2 Kegiatan iriti
Elaborasi Mengajukan pertanyaan pada siswa
Eksplorasi • Membimbing siswa dalam
membentuk kelompok
• Memberikan pengarahan pada siswa
mengenai ha1 yang harus dilakukan
dalam kelompoknya masing- masing
109
Terlaksana
NO Tahapan Pembelajaran Kegiatan Gum
Ya Tidak
• Menyajikan film animasi
• Memberikan LKS dan membimbing
siswa untuk mendiskusikannya
• Meminta perwakilan siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusinya
• Menanggapi hasil telaah siswa dan
memberikan informasi yang
sebenamya
Konfirmasi • Meluruskan kesalahan pemahaman
oan memberikan penguatan terhadap
materi
» Memberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya tentang hal yang
belum dimengerti
3 Kegiatan akhir
Kesimpulan < MBlTliRta siswa menyimpulkan
pembelajaran mengenai materi
yang bersangkutan
• Menguatkan kesimpular siswa
• Meminta pengumpulan lembar
jawaban LKS
• Memberikan penghargaan kepada
kelompok dengan kineja baik
• Memberi salam
Bogor, 2013
Observer”
110
Pertemuan ke- : I
Petunjuk .“
Berilah Tanâa Checklisf (k) pada Kolom Sesuai dengan Pengamatan yang Anda Lakukan.
Terlaksana
NO Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru
Ya Tidak
1 Kegiatan awal
Pembukaan • Membuka pembelajaian dengan
memberi salam
• Mengecek kesiapan dan kehadiran
siswa
• Mengulas secara sekilas materi
sebelumi ya
Motivasi Mengaitkan materi dengan contoh
sehari-hari
Apersepsi Merespon jawaban siswa dan
mengaitkan pada materi yang akan
dipelajari
Menyebutkan tujuan Menyebutkan kompetensi yang akan
peiribelajaran dicapai
2 Kegiatan inti
Elaborasi Mengajukan pertanyaan pada siswa
Eksplorasi • Membimbing siswa dalam
membentuk kelompok
• Memberikan pengarahan pada siswa
mengenai hal yang hams dilakukan
dalam kelompoknya masing- masing
111
Terlaksana
TO Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru
Ya Tidak
• Menjelaskan materi dari power point
yang ditampilkan
• Memberikan LKS dan membimbing
siswa untuk mendiskusikannya
• Meminta perwakilan siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusinya
• Menanggapi hasil telaah siswa dan
memberikan informasi yang
sebenamya
Konfirmasi • bleluruskan kesalahan pemahaman
dan memberikan penguatan terhadap
materi
• Memberikan kesempatan pada
siswa untuk bertanya tentang hal
yang belum dimengerti
3 Kegiatan akhir
Kesimpulan • Meminta siswa menyimpulkan
pembelajaran men.genai materi yang
bersangkutan
• Menguatkan kesimpulan siswa
• Meminta pengumpulan lembar
jawaban LKS
• Memberikan penghargaan kepada
!:elompok dengan kinerja baik
• Memberi salam
Bogor, $1 km 2013
Observer
Terlaksana
NO Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru
Ya Tidak
• Menjelaskan materi dari power
point
yang ditampilkan
• Memberikan LKS dan membimbing
siswa untuk mendiskusikannya
• Meminta perwakitan siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusinya
• Meaanggapi hasil telaah siswa
dan memberikan informasi
yang 5ebenarnya
Konfirmasi • Meluruskan kesalahan. pemahaman
dan memberikan penguatan terhadap
materi
• Memberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya tentang hal yang
belum dimengerti
3 Kegiatan akhir
Kesimpulan • Meminta siswa ienyirnpulkan
pembelajaran mengenai materi yang
bersangkutan
• Menguatkan kesimpulan siswa
• Meminta pengu.vpulan lembar
jawaban LKS
• Memberikan penghargaan kepada
kelompok dengan kinerja baik
• Memberi salam
Lampiran 4
KISI-KISI INSRUMEN PENGARUH MEDIA FILM ANIMASI
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA
Menurut Sobry Sutikno ada empat prinsip yang mendasari pemilihan media
pembelajaran, yaitu:
1. Menentukan media dengan tepat. Media dipilih sesuai dengan tujuan dan
bahan pelajaran yang diajarkan;
2. Menetapkan dan mempertimbangkan subjek dengan tepat, penggunaan media
diperhitungkan sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan peserta didik;
3. Menyajikan media dengan tepat, tenik dan metode penggunaan media dalam
pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan
sarana;
4. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi
yang tepat.
Nomor
pernyataan
Dimensi Elemen Jumlah
Positif Negatif
1) Menentukan media a. Sesuai dengan
1, 9 5, 13 4
dengan tepat. Media tujuan dan bahan
dipilih sesuai pembelajaran
dengan tujuan dan b. Membantu
bahan pelajaran memahami konsep
yang diajarkan pembahasan
17, 25 21, 29 4
Nomor
pernyataan
Dimensi Elemen Jumlah
Positif Negatif
mempertimbangkan ketertarikan
subjek dengan tepat, peserta didik
penggunaan media terhadap media
diperhitungkan yang bersangkutan
sesuai dengan b. Sesuai dengan 18, 26 22, 30 4
tingkat tingkat
kematangan/kemam kemampuan/
puan peserta didik pemahaman/
kematangan daya
pikir peserta didik
3) Menyajikan media a. Teknik dan metode 3, 11 7, 15 4
dengan tepat, teknik penyajian media
dan metode tepat digunakan
penggunaan media b. Penyajian media 4, 12 8, 16 4
dalam pengajaran sesuai dengan
harus disesuaikan bahan, sarana
dengan tujuan, belajar yang ada
bahan, metode,
waktu, dan sarana
4) Menempatkan atau a. Media yang 19 23 2
memperlihatkan disajikan,
media pada waktu, diperlihatkan pada
tempat dan situasi waktu, tempat dan
yang tepat situasi yang tepat
b. media yang 20, 27 24, 28 4
digunakan dapat
116
Nomor
pernyataan
Dimensi Elemen Jumlah
Positif Negatif
meningkatkan
motivasi belajar
Jumlah
30
ANGKET TENTANG PENGARUH MEDIA FILM ANIMASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA
. Petunjuk Pengisian
A Siswa
a. Identitas
Jawaban
No Pernyataan
SS S TS ST
Jawaban
No Pernyataan
SS S TS ST
Jawaban
No Pernyataan
SS S TS ST
15
Cara penayangan film terlihat rumit
Jawaban
No Pernyataan
SS S TS ST
Lampiran 5
= 64-32
= 32
6. Jumlah interval kelas (k) = 1+ 3,3 log n
= 1+ 3,3 log 32
= 1+ 3,3 (1,505)
= 5,966
=6
R
7. Panjang interval kelas (i) =
k
32
= 6
= 5,333
= 5
121
Keterangan :
f:Frekuensi yang mengandung median x:Titik tengah
fx:Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
fx N
Mx =
Keterangan:
Mx : Mean
122
∑fx: Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing- masing interval dengan titik tengah
N: Number of cases
= fx
Mx N
1388
=
32
= 43,375
½N - fx
Mdn= b
i
fi
Keterangan:
Mdn:Median
41,5 16 - 12 5
=
5
= 41,5 + 4
= 45,5
f
M0 = a
i
f a f b
123
Keterangan: M0:
:
Modus
Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
:frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fa fb :frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i :Panjang interval kelas
f
M0= a
i
f a f b
31,5
5 7
=
56
= 31,5 + 3,181
= 34,681
SD= 8,076
44 68 40 48 40 32
40 56 32 40 40 36
44 52 44 60 56 32
44 48 28 32 52 40
40 52 40 40 36 40
Nilai terbesar = 68
Nilai terkecil = 28
Rentang data (R) = nilai terbesar- nilai terkecil
= 68-28
= 40
6. Jumlah interval kelas (k) = 1+ 3,3 log n
= 1+ 3,3 log 30
= 1+ 3,3 (1,477)
= 5,874
R
7. Panjang interval kelas (i) =
k
40
= 5,874
= 6,809
= 7
125
Keterangan : f:
x:Frekuensi yang mengandung median Titik tengah
fx:Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
Hasil dari pengkuadratan titik tengah
Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
x2 :
fkb :
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median
9. Perhitungan nilai mean
Rumus mean metode panjang
fx N
Mx =
Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
N : Number of cases
126
= fx
Mx N
1280
=
30
= 42,66
½N - fx
Mdn= b
i
fi
Keterangan:
Mdn:Median
:Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median N:Number of Cases
fxb:Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi:Frekuensi dari interval yang mengandung median
= 41,5
15 - 7
7
6
= 41,5 + 9,33
= 50,833
f
M0 = a
i
f a f b
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
127
f
M0 = a
i
f a f b
34 ,5
5 7
=
56
= 34,5 + 3,18
= 37, 68
Lampiran 6
56 64 64 84 72 72
60 68 76 64 68 64
68 68 80 64 68 80
72 68 76 64 84 92
72 68 80 72 86 60
56 72
3. Nilai terbesar = 92
4. Nilai terkecil = 56
5. Rentang data (R) = nilai terbesar- nilai terkecil
= 92 – 56
= 36
6. Jumlah interval kelas (k) = 1+ 3,3 log n
= 1+ 3,3 log 32
= 1+ 3,3 (1,505)
= 5,966
=6
R
7. Panjang interval kelas (i) =
k
36
= 6
= 6
129
Keterangan : f:
x:
Frekuensi yang mengandung median Titik tengah
fx:
Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
:Hasil dari pengkuadratan titik tengah
x2
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median
9. Perhitungan nilai mean
Rumus mean metode panjang
= fx N
Mx
Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
N : Number of cases
130
= fx
Mx N
2283 , 4
=
32
= 71,35
½N - fxb
Mdn= i
fi
Keterangan:
Mdn:Median
:Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median N:Number of Cases
fxb:Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median fi:Frekuensi dari in
i:Panjang interval kelas
½N - fx
Mdn = b i
fi
67,5 16 - 9 6
=
13
= 67,5+3,23
= 70,73
f
M0 = a
i
f a f b
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
131
f
M0= a
i
f a f b
67 ,5
6 6
=
62
67,5 + 4,5
=
72
=
52 76 72 64 76 52
76 68 60 72 52 56
72 64 64 68 80 72
68 68 64 68 56 64
72 68 52 60 68 64
Nilai terbesar = 80
Nilai terkecil = 52
Rentang data (R) = nilai terbesar- nilai terkecil
= 80 - 52
= 28
6. Jumlah interval kelas (k) = 1+ 3,3 log n
= 1+ 3,3 log 30
= 1+ 3,3 (1,477)
= 5,874
R
7. Panjang interval kelas (i) =
k
28
= 5,874
= 4,766
= 5
133
Keterangan :
f:Frekuensi yang mengandung median x:Titik tengah
fx:Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
= fx N
Mx
Keterangan:
Mx : Mean
134
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
N: Number of cases
= fx
Mx N
1980
=
30
= 66
½N - fx
Mdn= b
i
fi
Keterangan:
Mdn:Median
= 61,5
15 - 16
5
6
= 61,5 - 0,833
= 60,677
f
M0 = a
i
f a f b
135
Keterangan: M0:
:
Modus
Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
:frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fa fb :frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i :Panjang interval kelas
f
M0 = a
i
f a f b
56 ,5
7 5
=
71
56,5 + 4,375
=
60,875
=
Lampiran 7
UJI NORMALITAS DATA PRETEST
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Data Pretest Kelas Eksperimen
xi-
No xi zi luas zi fzi szi I fzi-szi I
mean
1 32 -11,375 -1,41 0,4207 0,079 0,031 0,048
2 32 -11,375 -1,41 0,4207 0,079 0,063 0,017
3 32 -11,375 -1,41 0,4207 0,079 0,094 -0,014
4 36 -7,375 -0,91 0,3186 0,181 0,125 0,056
5 36 -7,375 -0,91 0,3186 0,181 0,156 0,025
6 36 -7,375 -0,91 0,3186 0,181 0,188 -0,006
7 36 -7,375 -0,91 0,3186 0,181 0,219 -0,037
8 36 -7,375 -0,91 0,3186 0,181 0,250 -0,069
9 36 -7,375 -0,91 0,3186 0,181 0,281 -0,100
10 40 -3,375 -0,42 0,1628 0,337 0,313 0,025
11 40 -3,375 -0,42 0,1628 0,337 0,344 -0,007
12 40 -3,375 -0,42 0,1628 0,337 0,375 -0,038
13 40 -3,375 -0,42 0,1628 0,337 0,406 -0,069
14 40 -3,375 -0,42 0,1628 0,337 0,438 -0,100
15 40 -3,375 -0,42 0,1628 0,337 0,469 -0,132
16 44 0,625 0,08 0,0319 0,532 0,500 0,032
17 44 0,625 0,08 0,0319 0,532 0,531 0,001
18 44 0,625 0,08 0,0319 0,532 0,563 -0,031
19 44 0,625 0,08 0,0319 0,532 0,594 -0,062
20 44 0,625 0,08 0,0319 0,532 0,625 -0,093
21 48 4,625 0,57 0,2157 0,716 0,656 0,059
22 48 4,625 0,57 0,2157 0,716 0,688 0,028
23 48 4,625 0,57 0,2157 0,716 0,719 -0,003
24 48 4,625 0,57 0,2157 0,716 0,750 -0,034
25 48 4,625 0,57 0,2157 0,716 0,781 -0,066
26 48 4,625 0,57 0,2157 0,716 0,813 -0,097
27 52 8,625 1,07 0,3577 0,858 0,844 0,014
28 52 8,625 1,07 0,3577 0,858 0,875 -0,017
29 52 8,625 1,07 0,3577 0,858 0,906 -0,049
30 52 8,625 1,07 0,3577 0,858 0,938 -0,080
31 56 12,625 1,56 0,4406 0,941 0,969 -0,028
32 64 20,625 2,55 0,4946 0,995 1,000 -0,005
137
Lhitung < Ltabel (0,059 < 0,157), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kelas eksperimen berdistribusi normal.
138
xi-
No xi zi luas zi fzi szi I fzi-szi I
mean
1 28 -14,66 -1,58 0,4429 0,057 0,033 0,024
2 32 -10,66 -1,15 0,3749 0,125 0,067 0,058
3 32 -10,66 -1,15 0,3749 0,125 0,100 0,025
4 32 -10,66 -1,15 0,3749 0,125 0,133 -0,008
5 32 -10,66 -1,15 0,3749 0,125 0,167 -0,042
6 36 -6,66 -0,72 0,2642 0,236 0,200 0,036
7 36 -6,66 -0,72 0,2642 0,236 0,233 0,002
8 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,267 0,119
9 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,300 0,086
10 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,333 0,053
11 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,367 0,019
12 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,400 -0,014
13 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,433 -0,047
14 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,467 -0,081
15 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,500 -0,114
16 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,533 -0,147
17 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,567 -0,181
18 44 1,34 0,14 0,0557 0,556 0,600 -0,044
19 44 1,34 0,14 0,0557 0,556 0,633 -0,078
20 44 1,34 0,14 0,0557 0,556 0,667 -0,111
21 44 1,34 0,14 0,0557 0,556 0,700 -0,144
22 48 5,34 0,58 0,219 0,719 0,733 -0,014
23 48 5,34 0,58 0,219 0,719 0,767 -0,048
24 52 9,34 1,01 0,3438 0,844 0,800 0,044
25 52 9,34 1,01 0,3438 0,844 0,833 0,010
26 52 9,34 1,01 0,3438 0,844 0,867 -0,023
27 56 13,34 1,44 0,4251 0,925 0,900 0,025
28 56 13,34 1,44 0,4251 0,925 0,933 -0,008
29 60 17,34 1,87 0,4693 0,969 0,967 0,003
30 68 25,34 2,73 0,4968 0,997 1,000 -0,003
139
Lhitung < Ltabel (0,119 < 0,1617), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kelas kontrol berdistribusi normal.
140
Lhitung < Ltabel (0,019 < 0,157), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kelas eksperimen berdistribusi normal.
142
Lhitung < Ltabel (0,103 < 0,1617), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kelas kontrol berdistribusi normal.
144
Lampiran 8
x 43,38 42,66
SD 8,08 9,28
Varians 65,22 86,03
2
S1 variansterbesar variansterkecil
1. F hitung = 2
=
= variansterbesar variansterkecil
S2
86,03
=
65,22
= 1,319
= 1,32
db penyebut = n-1
= 30-1
= 29
Ftabel adalah 1,84
Fhitung < Ftabel (1,32 < 1,84), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua
kelas memiliki varians yang homogen.
145
x 71,35 66
SD 8,77 7,56
Varians 76,89 57,65
2
S1 variansterbesar variansterkecil
3. F hitung = 2
=
= variansterbesar variansterkecil
S2
76,89
=
57,65
= 1,333
= 1,3
db penyebut = n-1
= 30-1
= 29
Ftabel adalah 1,84
Fhitung < Ftabel (1,3 < 1,84), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kedua
kelas memiliki varians yang homogen.
146
Lampiran 9
UJI HIPOTESIS
Rumus uji t
Keterangan:
X1 : Rata-rata data kelompok 1
Data Pretest
1. Menentukkan thitung
( n 1 - 1)V 1 (n 2 - 1)V 2
dsg = n 1 n 2- 2
(31)65,235 (29)86,023
= 60
4516 ,952
= 60
= 75 ,282
= 8,676
147
X 1- X 2
t =
11
dsg
n 1n 2
43,375 - 42,66
=
11
8,68
3230
0 ,715
= 8,680 ,03 0 ,03
0 ,715
= 8,680 ,06
=0 ,715
8,68 ( 0 ,253 )
0 ,715
= 2,2
= 0,325
2. Menentukkan ttabel
dk = n1 + n2 – 2
= 32 + 30 – 2
= 60
ttabel pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 2,00.
thitung < ttabel (0,325 < 2,00), sehingga Ho diterima. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa sebelum
menggunakan media film animasi dalam pembelajaran sistem pertahanan pada
kelas eksperimen.
148
Data Posttest
1. Menentukkan thitung
( n 1 - 1)V 1 (n 2 - 1)V 2
dsg = n 1 n 2- 2
(31)76,908 ( 29 )57,667
= 60
4056 ,391
= 60
= 67 ,6
= 8,22
X 1- X 2
t =
11
dsg
n 1n 2
71,35 - 66
=
11
8,22
3230
5 ,35
= 8,220 ,06
5,35
= 8,22 (0,253)
5,35
=
2 ,079
= 2,57
149
thitung>ttabel (2,57 > 2,00), sehingga Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ter
pembelajaran sistem pertahanan manusia terhadap pemahaman konsep siswa.
150
Lampiran 10
Tabel N-Gain Kelas Eksperimen
EKSPERIMEN
No Nama Pretest Posttest N-gain Kategori
1 A 44 56 0,21 rendah
2 B 40 64 0,40 sedang
3 C 32 64 0,47 sedang
4 D 48 84 0,69 sedang
5 E 40 72 0,53 sedang
6 F 40 72 0,53 sedang
7 G 56 60 0,09 rendah
8 H 52 68 0,33 sedang
9 I 40 76 0,60 sedang
10 J 48 64 0,31 sedang
11 K 32 68 0,53 sedang
12 L 36 64 0,44 sedang
13 M 44 68 0,43 sedang
14 N 44 68 0,43 sedang
15 O 36 80 0,69 sedang
16 P 48 64 0,31 sedang
17 Q 52 68 0,33 sedang
18 R 52 80 0,58 sedang
19 S 36 72 0,56 sedang
20 T 48 68 0,38 sedang
21 U 64 76 0,33 sedang
22 V 44 64 0,36 sedang
23 W 48 84 0,69 sedang
24 X 36 92 0,88 tinggi
25 Y 48 72 0,46 sedang
26 Z 52 68 0,33 sedang
27 AA 32 80 0,71 tinggi
28 BB 40 72 0,53 sedang
29 CC 40 86 0,77 tinggi
30 DD 36 60 0,38 sedang
31 EE 36 56 0,31 sedang
32 FF 44 72 0,50 sedang
0,47 sedang
151
KONTROL
No Nama Pretest Posttest N-gain Kategori
1 A 44 52 0,14 rendah
2 B 68 76 0,25 rendah
3 C 40 72 0,53 sedang
4 D 48 68 0,38 sedang
5 E 40 72 0,53 sedang
6 F 32 76 0,65 sedang
7 G 40 68 0,47 sedang
8 H 56 64 0,18 rendah
9 I 32 68 0,53 sedang
10 J 40 68 0,47 sedang
11 K 40 72 0,53 sedang
12 L 36 60 0,38 sedang
13 M 44 64 0,36 sedang
14 N 52 64 0,25 rendah
15 O 44 52 0,14 rendah
16 P 60 64 0,10 rendah
17 Q 56 72 0,36 sedang
18 R 32 68 0,53 sedang
19 S 44 68 0,43 sedang
20 T 48 60 0,23 rendah
21 U 28 76 0,67 sedang
22 V 32 52 0,29 rendah
23 W 52 80 0,58 sedang
24 X 40 56 0,27 rendah
25 Y 40 68 0,47 sedang
26 Z 52 52 0,00 rendah
27 AA 40 56 0,27 rendah
28 BB 40 72 0,53 sedang
29 CC 36 64 0,44 sedang
30 DD 40 64 0,40 sedang
0,38 sedang
152
Lampiran 11
Pembukaan Membuka √ √
pembelajaran
dengan memberi
√
salam
Mengecek kesiapan √
dan kehadiran siswa √
Mengulas secara √
sekilas materi
sebelumnya
Motivasi Mengaitkan materi √ √
dengan contoh
sehari-hari
Menyebutkan Menyebutkan √ √
tujuan kompetensi yang
pembelajaran akan dicapai
siswa untuk
mempresentasikan √
hasil diskusinya
Menanggapi hasil
telaah siswa dan
memberikan
informasi yang
155
sebenarnya
Konfirmasi Meluruskan √ √
kesalahan
pemahaman dan
memberikan
penguatan terhadap
materi
Memberikan √ √
kesempatan pada
siswa untuk
bertanya tentang hal
yang belum
dimengerti
3 Kegiatan akhir 5X100 = 100% 5X100 = 100%
5 5
Memberikan
penghargaan √
kepada kelompok
dengan kinerja √
baik
Memberi salam
Pembukaan Membuka √ √
pembelajaran
dengan memberi
salam √ √
Mengecek
kesiapan dan √
kehadiran siswa
Mengulas secara √
sekilas materi
sebelumnya
Motivasi Mengaitkan materi √ √
dengan contoh sehari-
hari
157
Menyebutkan Menyebutkan √ √
tujuan kompetensi yang akan
pembelajaran dicapai
Elaborasi Mengajukan √ √
pertanyaan pada siswa
Eksplorasi Membimbing √ √
siswa dalam
membentuk
kelompok √ √
Memberikan
pengarahan pada
siswa mengenai
hal yang harus
dilakukan dalam √ √
kelompoknya
masing- masing √ √
Menjelaskan
materi dari power
point yang √ √
ditampilkan
158
Memberikan LKS
dan membimbing √ √
siswa untuk
mendiskusikannya
Meminta
perwakilan siswa
untuk
mempresentasikan
hasil diskusinya
Menanggapi hasil
telaah siswa dan
memberikan
informasi yang
sebenarnya
Konfirmasi Meluruskan √ √
kesalahan
pemahaman dan
memberikan
penguatan terhadap √ √
materi
Memberikan
kesempatan pada
siswa untuk
bertanya tentang
hal yang belum
dimengerti
5 5
LAMPIRAN 12
SMAN 2 CIBINONG
BUTIR SOAL
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 TS S S TS TS TS TS SS S S S SS TS TS TS SS S S S S TS TS S TS S S TS S TS TS
2 ts s s ts ts ts ts ss s s s ss ts ts ts ss s s s s ts ts s ts s s ts s ts ts
3 S S S TS TS TS TS S S S S S TS TS TS S TS S S S TS TS TS TS S S TS S TS TS
4 s s s ts ts ts ts s s s s s ts ts ts s ts s s s ts ts ts ts s s ts s ts ts
5 S TS STS TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S S TS S
6 s s s s ts ts ts ts s s ss ss ts ts ts ts s s ss ss ts ts sts sts ss s ss ss ts ts
7 S SS S SS TS S TS TS S S S SS TS SS TS STS S S S SS TS TS TS STSSTS S STS SS TS TS
8 s s s s sts sts sts sts s ss s ss sts ts sts ts s s s ss ts ts ts ts ss ss ss s ts sts
9 S S S TS TS TS S S S S S S S S S S S S S S S TS TS TS S S S S TS TS
10 s s s s s s s s s s s s ts ts ts ts s s s s ts ts ts ts s s s ss ts ts
11 S S S TS TS TS TS S S S S S TS TS TS S TS S S S TS TS TS TS S S TS S TS TS
12 s s s ts ts ts ts s s s s s ts ts ts s ts s s s ts ts ts ts s s ts s ts ts
13 S S TS S TS TS TS TS S S S S TS STS TS STS S S S S TS TS TS TS S S TS SS TS TS
14 s s s ts ts ts ts s s s s s ts ts ts s ts s s s ts ts ts ts s s ts s ts ts
15 S S S TS TS TS TS S S S S S TS TS TS S TS S S S TS TS TS TS S S TS S TS TS
16 s s s ts ts ts ts s s s s s ts ts ts s ts s s s ts ts ts ts s s ts s ts ts
17 SS S TS STS TS S SS TS TS TS S S TS S TS TS SS S S S TS TS S TS S S STS S TS STS
18 sts ts ts ss sts sts sts ss s s s s ts ts ts ss s s s s sts ts ts ts s s ts s sts ts
19 STS TS TS SS STSSTSSTS SS S S S S TS TS TS SS S S S S STS TS TS TS S S TS S STS TS
20 sts ts ts ss sts sts sts ss s s s s ts ts ts ss s s s s sts ts ts ts s s ts s sts ts
161
BUTIR SOAL
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
21 SS S TS STS TS S TS STS S SS S S TS STS TS S S S S S S S S S TS TS TS S TS STS
22 s s s s ts ts ts ts s s s s ts sts ts ts s s s s s ts ts ts s s ts s ts ts
23 S S S S S TS TS TS S SS SS SS TS STS TS TS S S S SS S TS TS SS S TS SS SS TS TS
24 ss s ss s sts sts sts ts s ss ss s ts sts ts sts ss s s ss ts sts ts sts ss s sts ss sts ts
25 S S S S TS STS TS TS S S S S TS STS TS TS S S S S S TS TS TS S S TS S TS TS
26 s ss ss ss ss sts ts ts ss ss ss ss ts ss ts ss s s ss ss s ts ts ts s s sts ss ts ts
27 S S S S S S TS TS TS S TS TS TS S S S S S S SS S S TS TS S S STS S S TS
28 s s s s ts sts sts sts s s ss ss sts sts ts sts ss ss ss ss ts ts ts sts ss ts ss s ts sts
29 SS S S S STS TS TS TS S S SS S TS STS TS STS SS SS S S TS TS TS TS SS SS STS S TS TS
30 s s s s ts ts sts ts s ss ss s ts sts ts sts s s s s ts sts ts sts s ss ts s ts s
31 SS S SS S STSSTS TS STS S SS S S TS STSSTS TS SS SS S SS TS TS STS TS SS S TS SS TS STS
32 s s s s ts ts ts ts s s s s ts ts ts ts s s s s ts ts ts ts s s ts ts s s
162
Butir 3 Butir 4
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 3 10 sangat setuju 5 16,666667
setuju 22 73,333333 setuju 14 46,666667
tidak setuju 6 20 tidak setuju 11 36,666667
sangat tidak setuju 1 3,3333333 sangat tidak setuju 2 6,6666667
32 106,66667 32 106,66667
Butir 5 Butir 6
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 1 3,3333333 sangat setuju 0 0
setuju 4 13,333333 setuju 5 16,666667
tidak setuju 20 66,666667 tidak setuju 18 60
sangat tidak setuju 7 23,333333 sangat tidak setuju 9 30
32 106,66667 Jumlah 32 106,66667
Butir 7 Butir 8
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 1 3,3333333 sangat setuju 5 16,666667
setuju 3 10 setuju 9 30
tidak setuju 21 70 tidak setuju 14 46,666667
sangat tidak setuju 7 23,333333 sangat tidak setuju 4 13,333333
32 106,66667 32 106,66667
Butir 9 Butir 10
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 1 3,3333333 sangat setuju 7 23,333333
setuju 29 96,666667 setuju 23 76,666667
tidak setuju 2 6,6666667 tidak setuju 2 6,6666667
sangat tidak setuju 0 0 sangat tidak setuju 0 0
32 106,66667 32 106,66667
163
Butir 13 Butir 14
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 0 0 sangat setuju 2 6,6666667
setuju 2 6,6666667 Setuju 3 10
tidak setuju 28 93,333333 tidak setuju 17 56,666667
sangat tidak setuju 2 6,6666667 sangat tidak setuju 10 33,333333
32 106,66667 32 106,66667
Butir 15 Butir 16
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 0 0 sangat setuju 6 20
setuju 3 10 setuju 12 40
tidak setuju 27 90 tidak setuju 8 26,666667
sangat tidak setuju 2 6,6666667 sangat tidak setuju 6 20
32 106,66667 Jumlah 32 106,66667
Butir 17 Butir 18
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 5 16,666667 sangat setuju 3 10
setuju 20 66,666667 setuju 28 93,333333
tidak setuju 7 23,333333 tidak setuju 1 3,3333333
sangat tidak setuju 0 0 sangat tidak setuju 0 0
32 106,66667 32 106,66667
Butir 19 Butir 20
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 3 10 sangat setuju 7 23,333333
setuju 29 96,666667 setuju 25 83,333333
tidak setuju 0 0 tidak setuju 0 0
sangat tidak setuju 0 0 sangat tidak setuju 0 0
32 106,66667 32 106,66667
164
Butir 23 Butir 24
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 0 0 sangat setuju 1 3,3333333
setuju 6 20 setuju 1 3,3333333
tidak setuju 24 80 tidak setuju 25 83,333333
sangat tidak setuju 2 6,6666667 sangat tidak setuju 5 16,666667
32 106,66667 32 106,66667
Butir 25 Butir 26
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 6 20 sangat setuju 3 10
setuju 24 80 setuju 25 83,333333
tidak setuju 1 3,3333333 tidak setuju 4 13,333333
sangat tidak setuju 1 3,3333333 sangat tidak setuju 0 0
32 106,66667 Jumlah 32 106,66667
Butir 27 Butir 28
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 3 10 sangat setuju 7 23,333333
setuju 3 10 setuju 25 83,333333
tidak setuju 20 66,666667 tidak setuju 0 0
sangat tidak setuju 6 20 sangat tidak setuju 0 0
32 106,66667 32 106,66667
Butir 29 Butir 30
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 0 0 sangat setuju 0 0
setuju 1 3,3333333 setuju 2 6,6666667
tidak setuju 24 80 tidak setuju 26 86,666667
sangat tidak setuju 7 23,333333 sangat tidak setuju 4 13,333333
32 106,66667 32 106,66667
165
LAMPIRAN 13
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN)
Nama Sekolah : SMA N 2 CIBINONG
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pelajaran : Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
Kelas / Semester : XI / II
Pertemuan Ke- : 1&2
Alokasi waktu : 2 x 45 (2 kali pertemuan)
Media : Film Animasi (Youtube)
I. Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu. Kelainan dan atau penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
II. Kompetensi Dasar : 5.8. menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit
III. Indikator
Indikator pertemuan pertama:
Menyebutkan dan menjelaskan pembuluh limfa dan organ-organ limfoid
Menjelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh
Menyebutkan komponen dan respon imun nonspesifik dan spesifik
Indikator pertemuan kedua:
Menjelaskan macam-macam pertahanan tubuh (kekebalan aktif dan pasif)
Menyebutkan kelainan yang dapat terjadi pada sistem pertahanan tubuh
166
alami
kekebalan aktif
> jangka waktu kebal
lebih panjang buatan
ex: vaksinasi
macam pertahanan tubuh
alami
ex: ASI
kekebalan pasif
> menerima dr luar
> sementara buatan
ex: serum
168
Kesalahan mekanisme sistem pertahanan akan mengakibatkan tubuh terkena penyakit infeksi. Immunodefisiensi (penurunan
kemampuan imun) contohnya pada AIDS dan autoimunitas (tubuh membuat antibodi yang menyerang sel tubuh normal) contohnya pada
penyakit lupus.
VII. Skenario
Pembelajaran
Pertemuan pertama
Waktu
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter
(menit)
Awal (10 Pembukaan Memberi salam Menjawab salam Perhatian, menyimak orang 1’ – 5’
menit) Mengecek kesiapan Mengkondisikan diri yang sedang berbicara
siswa untuk memulai
Mengulas secara pembelajaran
sekilas materi
sebelumnya
Motivasi Mengaitkan materi Menyimak dan Perhatian dan menghargai 5’ – 10’
dengan contoh sehari-hari menjawab peranyaan
(mengapa kita dapat yang diajukan guru
terserang penyakit? Hal
169
Waktu
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter
(menit)
apa saja yang bisa terjadi
ketika kita sakit? Apakah
kamu pernah menyadari
bahwa naiknya suhu
tubuh adalah merupakan
mekanisme pertahanan
tubuh?)
Apersepsi Merespon jawaban siswa Menyimak pemaparan Perhatian
dan mengaitkan pada guru
materi yang akan
dipelajari.
Memberikan Menyebutkan kompetensi Mendengarkan
tujuan yang akan dicapai. penjelasan guru
Pembelajara
n
Inti Elaborasi Mengajukan Merespon pertanyaan Perhatian, melalui 10’ – 25’
(70 pertanyaan pada guru dengan berusaha mendengarkan, menghormati,
menit) siswa, yaitu: menjawab dari buku memperhatikan dan menyimak
Apa yang dimaksud sumber yang ada guru yang sedang berbicara
170
Waktu
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter
(menit)
dengan sistem
pertahanan tubuh?
Waktu
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter
(menit)
pertahanan tubuh dan
mekanisme sistem
pertahanan tubuh
(imun nonspesifik dan
spesifik)
Membagikan lembar Mendiskusikan Bekerjasama 50’– 75’
LKS untuk lembar LKS Menghargai pendapat orang
didiskusikan lain
Meminta perwakilan Mempresentasikan
siswa untuk hasil diskusi
mempresentasikan
hasil diskusinya
Menanggapi hasil Mencermati
telaah siswa dan tanggapan guru dan
memberikan menyimak
informasi yang informasi yang
sebenarnya. diberikan guru.
Konfirmasi Meluruskan Mencermati dan Perhatian dan keberanian 75’ – 80’
kesalahan pemahaman berusaha memahami dalam mengemukakan pendapat
172
Waktu
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter
(menit)
dan memberikan penjelasan guru. dan mengajukan pertanyaan.
penguatan terhadap
materi sistem
pertahanan tubuh.
Memberikan
kesempatan pada
siswa untuk bertanya
tentang hal yang
belum dimengerti
Akhir Kesimpulan Meminta siswa Menyimpulkan Perhatian 80’ – 90’
(10 menyimpulkan dan memperhatikan
menit) pembelajaran
mengenai materi yang
bersangkutan (fungsi
dan mekanisme
pertahanan tubuh)
Menguatkan
kesimpulan siswa
Meminta Mengumpulkan Tanggung jawab terhadap
173
Waktu
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter
(menit)
pengumpulan lembar LKS yang telah penyelesaian tugas yang
jawaban LKS dievaluasi bersama telah diberikan
Pertemuan kedua
Eksplorasi Membimbing siswa Mengkondisikan diri Disiplin dalam mengikuti 25’ – 35’
dalam pembentukkan untuk duduk tiap pengarahan dari guru.
kelompok. kelompok
Memberikan Memperhatikan Perhatian
pengarahan pada pengarahan dari guru
siswa mengenai hal
yang harus dilakukan
dalam kelompoknya
masing- masing.
Menjelaskan dengan Memperhatikan film 35’ – 50’
menyajikan film yang disajikan
animasi yang berisi
materi materi sistem
pertahanan manusia
mengenai macam
kekebalan tubuh dan
kelainan yang dapat
terjadi pada sistem
176
pertahanan tubuh
Menyiapkan ppt Duduk tiap Ketelitian, kerjasama 50’ – 75’
course review horray kelompok dengan kelompok dan
Bersiap menjawab tanggung jawab, keaktifan
pertanyaan- diri terlibat dalam
pertanyaan yang menjawab pertanyaa-
disediakan pertanyaan yang disediakan.
Konfirmasi Membahas satu Menyimak guru Perhatian 75’ – 85’
persatu pertanyaan
yang disiapkan
Memberikan
kesempatan pada
siswa untuk bertanya
tentang hal yang
belum dimengerti
Akhir Kesimpulan Meminta siswa Menyimak Mendengar 85’ -90’
(10 menyimpulkan kesimpulan yang
menit) pembelajaran dijelaskan temannya
mengenai macam
sistem kekebalan dan
177
kelainannya
Menguatkan
kesimpulan yang
dibuat siswa
Memberikan tugas baca Menyimak guru
tentang pembahasan
selanjutnya
VIII. Penilaian
1. Penilaian pertemua pertama
a. Penilaian kelompok
I N F E K S I Q I S N Y A K U
R B A M A A N T I G E N K I T
E N G I N M F W L I S I N B U
S I O L K O L I S I S A L I P
E S S K A R A S K R I P S I U
P Y I Y N F M A K R O F A G L
T R T A X O A L U C K U W I C
O X N N C L S S I P P O H S R
R A D A N G I M U N I T A S A
A F I K E I U O I M P I A A N
H I S T A M I N W I L D N L G
P S E U D O P O D I A R M O T
R I P M U K U S U C C E S T A
N C R A E G O I D O I T N C U
L I M F O S I T I M U S F I A
No Tes course review horrey Kriteria skor No Tes course review horrey Kriteria Skor
1 Tepat 4 14 Tepat 4
1 14
Sel T memori diproduksi untuk ....
2 Tepat 4 15 Tepat 4
2 15
Ig G
Sumsum tulang
180
No Tes course review horrey Kriteria skor No Tes course review horrey Kriteria Skor
3 Tepat 4 16 Tepat 4
3 16
4 Tepat 4 17 Tepat 4
4 17
limfosit
Menghancurkan benda asing
yang masuk dengan cara
menelannya
b. Penilaian individu
Jenis instrumen
Butir soal : 25 soal
Mengetahui,
Bogor,3/... Si......2012
Pamong
182
Lampiran 14
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (KELAS KONTROL)
Nama Sekolah : SMA N 2 CIBINONG
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pelajaran : Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
Kelas / Semester : XI / II
Pertemuan Ke- : 1&2
Alokasi waktu : 2 x 45 (2 kali pertemuan)
Media : PowerPoint
IX. Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu. Kelainan dan atau penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
X. Kompetensi Dasar : 5.8. menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit
XI. Indikator
Indikator pertemuan pertama:
Menyebutkan dan menjelaskan pembuluh limfa dan organ-organ limfoid
Menjelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh
Menyebutkan komponen dan respon imun nonspesifik dan spesifik
Indikator pertemuan kedua:
Menjelaskan macam-macam pertahanan tubuh (kekebalan aktif dan pasif)
Menyebutkan kelainan yang dapat terjadi pada sistem pertahanan tubuh
XII. Tujuan pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran peserta didik mampu:
Menjelaskan fungsi dan mekanisme sistem pertahanan tubuh
183
Sistem pertahanan tubuh tersusun dari sel dan jaringan yang membentuk suatu imunitas/ kekebalan tubuh terhadap infeksi atau penyakit.
Sel dan jaringan tersebut terdiri atas pembuluh limfatik, jaringan dan organ limfatik (sumsum tulang merah, kelenjar timus, nodus limfe,
limpa, nodulus limfatikus). Sistem ini memiliki beberapa fungsi, diantaranya penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam tubuh, untuk
keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah tua, dan sebagai pendeteksi adanya abnormal,
termutasi, atau ganas serta menghancurkannya.
Sistem pertahanan tubuh terdiri atas tiga lapisan pertahanan yakni 1) kulit dan membran mukosa; 2) sel fagosit dan protein antimikroba; 3)
sistem kekebalan limfosit dan antibodi.
Gambaran umum 3 lapis pertahanan tubuh:
Mekanisme pertahanan nonspesifik Mekanisme pertahanan spesifik
Garis pertahanan pertama (eksternal) Garis pertahanan kedua (internal) Garis pertahanan ketiga
K Sel darah putih fagositik Antibodi (diperantarai
ulit Protein antimikroba antibodi)
Membran mukosa Respon peradangan/ inflamasi Limfosit (diperantarai sel)
Sekresi dari kulit dan
184
membran mukosa
Ada dua macam pertahanan tubuh terhadap antigen yang masuk, yaitu kekebalan aktif dan pasif. Kekebalan aktif adalah kekebalan tubuh yang
dihasilkan karena limfosit teraktivasi oleh antigen yang terdapat dipermukaan patogen yang masuk kedalam tubuh. Sedangkan kekebalan pasif
adalah kekebalan yang timbul ketika seseorang menjadi kebal sementara terhadap suatu antigen karena menerima antibodi dari orang lain.
Gambaran umum macam pertahanan tubuh:
alami
kekebalan aktif
> jangka waktu kebal
lebih panjang buatan
ex: vaksinasi
macam pertahanan tubuh
alami
ex: ASI
kekebalan pasif
> menerima dr luar
> sementara buatan
ex: serum
Kesalahan mekanisme sistem pertahanan akan mengakibatkan tubuh terkena penyakit infeksi. Immunodefisiensi (penurunan kemampuan imun)
contohnya pada AIDS dan autoimunitas (tubuh membuat antibodi yang menyerang sel tubuh normal) contohnya pada penyakit lupus.
185
XV. Skenario
Pembelajaran Pertemuan
pertama
Eksplorasi Membimbing siswa dalam Mengkondisikan diri Disiplin dalam 25’ – 35’
pembentukkan kelompok. untuk duduk tiap mengikuti pengarahan
kelompok dari guru.
Memberikan pengarahan Memperhatikan
pada siswa mengenai hal pengarahan dari guru
yang harus dilakukan
dalam kelompoknya
187
Pertemuan kedua
Motivasi Mengaitkan materi dengan Menyimak dan menjawab Perhatian dan 5’ – 10’
contoh sehari-hari (bersin peranyaan yang diajukan menghargai
adalah salah satu respon guru
pertahanan tubuh, mengapa
demikian? Bagaimana
pertahanan tubuh kita sapat
bekerja?)
Apersepsi Merespon jawaban siswa dan Menyimak pemaparan guru
mengaitkan pada materi yang
akan dipelajari
Eksplorasi Membimbing siswa dan Mengkondisikan diri Disiplin dalam 25’ – 50’
pengarahan siswa dalam untuk duduk tiap mengikuti pengarahan
pembentukkan kelompok kelompok dari guru
Menjelaskan materi Memperhatikan Perhatian
dengan power point yang pengarahan dari guru
ditampilkan, mengenai Menyimak penjelasan
macam kekebalan tubuh dari guru
dan kelainan yang dapat
terjadi pada sistem
pertahanan tubuh
Melakukan evaluasi Menjawab pertanyaan Kerjasama dengan 50’ – 75’
dengan course yang tertera kelompok, tanggung
review horrey Mencermati tanggapan jawab, keaktifan diri
guru dan menyimak terlibat dalam
informasi yang diberikan mendiskusikan
guru. jawaban
Menghargai orang
lain
192
XVI. Penilaian
3. Penilaian pertemua pertama
b. Penilaian kelompok
No Tes course review horrey Kriteria skor No Tes course review horrey Kriteria Skor
1 Tepat 4 14 Tepat 4
1 14
Ilmu yang mempelajari sistem imun atau
kekebalan tubuh dinamakan …
Sistem pertahanan tubuh yakni
…
Immunologi
Kemampuan mempertahankan
tubuh dari penyakit
2 Tepat 4 15 Tepat 4
2
Limfosit B berbentuk dan
Protein jenis X berperan dalam dimatangkan di ....
respon alergi…
Sumsum tulang
Ig G
196
No Tes course review horrey Kriteria skor No Tes course review horrey Kriteria Skor
3 Tepat 4 16 Tepat 4
16
Ilmu yang mempelajari Sebutkan dua contoh yang
sistem imun atau berfungsi sebagai imunitas
kekebalan tubuh
nonspesifik !
dinamakan …
4 Tepat 4 17 Tepat 4
4 17
limfosit
Menghancurkan benda asing
yang masuk dengan cara
menelannya
d. Penilaian individu
Jenis instrumen
Mengetahui,
Pamong
198
Lampiran 15
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Kelompok :
.............. ..............
.............. ..............
.............. ..............
Tujuan Pembelajaran :
Menjelaskan fungsi dan mekanisme sistem pertahanan tubuh
Membedakan macam respon imun tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit
Materi:
Selamat Mengerjakan
Gambaran umum 3 lapis pertahanan tubuh:
Mekanisme pertahanan nonspesifik Mekanisme
pertahanan spesifik
Garis pertahanan pertama Garis pertahanan Garis pertahanan
(eksternal) kedua (internal) ketiga
Kulit Sel darah putih Antibodi
Me fagositik (diperantar
mbran mukosa Protein ai antibodi)
Sekresi antimikroba Limfosit
dari kulit dan Respon (diperantarai sel)
membran mukosa peradangan/
inflamasi
p antigen yang masuk, yaitu kekebalan aktif dan pasif. Kekebalan aktif adalah kekebalan tubuh yang dihasilkan karena limfos
angkan kekebalan pasif adalah
kekebalan aktif
> jangka waktu kebal lebih panjang
buatan
ex: vaksinasi
macam pertahanan tubuh
alami
ex: ASI
kekebalan pasif
> menerima dr luar
> sementara buatan
ex: serum
Kesalahan mekanisme sistem pertahanan akan mengakibatkan tubuh terkena penyakit infeksi. Im
Soal:
I.Sebutkan organ-organ limfoid dan berikan penjelasannya!
........................................................................................................................
........................................................................................................................
II. Buatlah tabel fungsi dan komponen dari pertahanan tubuh nonspesifik!
........................................................................................................................
........................................................................................................................
III. Jelaskan pertahanan tubuh lapisan ketiga dan berikan contoh kasus dalam
kehidupan sehari-hari yang kamu temui!
........................................................................................................................
........................................................................................................................
IV. Temukanlah 14 istilah pada sistem pertahanan di bawah ini, dan jelaskan 3
diantaranya! (Kanan ke kiri, Atas ke bawah)
........................................................................................................................
........................................................................................................................
I N F E K S I Q I S N Y A K U
R B A M A A N T I G E N K I T
E N G I N M F W L I S I N B U
S I O L K O L I S I S A L I P
E S S K A R A S K R I P S I U
P Y I Y N F M A K R O F A G L
T R T A X O A L U C K U W I C
O X N N C L S S I P P O H S R
R A D A N G I M U N I T A S A
A F I K E I U O I M P I A A N
H I S T A M I N W I L D N L G
P S E U D O P O D I A R M O T
R I P M U K U S U C C E S T A
N C R A E G O I D O I T N C U
L I M F O S I T I M U S F I A
202
Lampiran 16
EVALUASI
Slide 1 Slide 2
23 5 16 18 19
24 15 17 8 9
Slide 3 Slide 4
Ig G
Kemampuan mempertahankan
tubuh dari penyakit
Slide
Slide
5
6
immunologi
203
Slide 7 Slide 8
Slide 9 Slide 10
Kolostrum
Patogen
Slide 11 Slide 12
Slide 13 Slide 14
Slide 15 Slide 16
Suatu sindrom yang menyebabkan penurunan Sel T memori diproduksi untuk ....
sistem kekebalan tubuh adalah ....
AIDS
‘mengingat’ informasi antigen yang telah (pernah) masuk ke dalam tubuh
Slide 17 Slide 18
Slide 19 Slide 20
Sel fagosit berfungsi untuk ... Sebutkan 3 cara antibodi menghancurka patogen!
Slide 21 Slide 22
Slide 23 Slide 24
Respon kekebalan tubuh dapat AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus ....
dilakukan atas dua cara, yaitu adalah
....
Slide 25 Slide 26
Alergi merupakan sensitivitas yang berlebihan terhadap suatu hal. NamaZat yang
lain menyebabkan
alergi adalah .... a
Anaphylaxis
Alergen
Slide 27
Suatu keadaan sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi untuk menyerang sel tubuh yang lain, adalah .
Autoimun
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA No, DokumenFITT-FR-AKD-066 01 APRIL 2013
Tgi. Te/oii No.01Revisi:
FITK FORM (FR)
adalah hchar mahasis‹•'i pada Fckdltas Ilmu Tarbiy‘ah dan Keguruan h!lM ”Siurif
1. 1 iduj ul\illuh .I.lb.I i t.' hi. cl iubungnn dengan paid} clcsai‹i skri g5i d I*h4i1 j uJul ”f*cnpy
ruh 1 I c‹li:‹ l””iIm t N ini:isi tcrll:td4 t› I*rm.mli:Inn:tn Konsct› .ñi:;t› .i.“ '”• in, i:i>i›‹› u Icr>chu;
n›cmrrlukan r›hsei • asi perih2l \'aIidasi media. UTcl\ kanje itu. kami nicmclJon k0scdiaan
Ba{?ak/lbu untuk menerima mahasiswi tersebut dan memberikan baniuan.
a.n. Dekan
Kat›ig.Tata Usaha
9rs. Ja faart.
NJP: 19580417. 199203. 1. 001
Tcnibusnii:
f3ekaii Eakutias ltniii Tarbi) ah dan kenuruan
LEMBAR PENGESAHAN
UJI KELAYAKAN FILM ANIMASI
Oleh
Ana Gustinawati
NIM: 108016100039
Ciputat, 2013
Mengesahkan:
SURAT KETERANP›AN
NO : 421 / 515 - Dikmen / 2013
Demikian, surat keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Dikeluarkan di : Cibinong
--Rada tanggal 15 Juni 2013
UJI REFERENSI
108016100039
Judul Skripsi: Pengaruh Media Film Animasi terhadap Pemahaman Konsep Siswa
Paraf pembimbing
No Referensi
I II
BAB I
1 Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo,
Telmologi Komunikasi dari Informasi
Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 201
I), Cet. 2, h. 50.
2 Ibid., h 92
21 Ibid., h. 68.
22 Sanjaya, op. cil., h 212
Uno dan Lamatenggo, op. cit., h. 123
24 Sanjaya, op. cit., h. 213.
25 Munadi, op. cix., h. 50.
26 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajai
an @"
Bet dasarkmi I*eIidekalmi Si.Elem, (Jakarta
PT. Bumi Aksara, 2005), Cet. 5, h. 202.
27 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain,
Straiegi Belajar MengaJar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Cet. 4, h. 126.
28 Indriana, of›. cif., h.28.
38 Ibid., h. 50.
(http://jurna1.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsol
o/article/download/2804/1922 ).
Animesh K. Mohapatra dan Reena
Mohapatra, Effect of Animations
in Coitstructing and
Reconstructing Students Knowledge of Cell
Division itosis), 2013, h.
358-362,
( h t t p : / / e p i s t e m e 4 . h b c s e . t i f r . r e s in/proceedings
/strand-iii-curriculum-and-pedagogical
studies-in-stme/mohapatra-mohapatra).
b4 Danton H. O’Day, Animated Cell Biology: A
Quick and Easy Mef6od/or taking Effective,
High Quality Teaching Animations, Vol. 5,
2006, h. 255-263,
(http://www ncbi.n1m.nih.gov/pmc/articles/P
MC1618697).
65 King-Dow Su, An Integrated Science Course
Designed with Inrormation Technologies to
Enhance University Student’s LearninS
Performance, ScienceDirect, Vol 51, 2008,
h
1365-1374,
(http://www.sciencedirect.com/science/article
/pii/S0360l3l508000l71).
66 Danton H. O’Day, 77ie Value ofAnimations in
Biology Teaching. A Study of Long-Term
Memory Refention, Vol 6, 2007, h. 217-223,
(http.//www.lifescied.org/content/6/3/217.full
pdf+html).
67 Yosi Rotbain, Gili Marbach-Ad dan Ruth
Stavy, Using a Computer Animation to
Teach High School Molecular Biology. 7
Sci zc Techriol, Vol 17, 2008,
h 49-58, (http.//link
springer com/article/10 1007/sl09 56-007-
9080-4?no-accessmrue).
68 Sapto Haryoko, Efektivitas Pemanfaatan
Media Audio-Visual Sebagai Alternatif
Optimalisasi Model PembelajaranJurrial
Eduka.six lektro, Vol 5, 2009, h. l-10,
(http://journal.uny, ac.id/index php/jee/anicle/
download/972/781)
69 Muhammad Rahmattullah, Pengariih
Pemanfaalmi Media Pembvlafaran
Film
Paraf pembimbing
Referensi
I @
Animasi terhadap Hasil Befq/nr, 2013, h.
178-186,
(http://ejournal.unesa.ac.id/article/4272/19/art
ic1e.pdf).
70 Miri Barak, Tamar Ashkar, Yehudit J. Dori,
I’caching Science via Animated Movies. Its
I ffect on Students’ Learning Outcomes and
Motivation, 20\3, h. I-6,
(http://www.sciencedirect.com/science/jouma
1/03601315/56/3).
3 /6id., h. 174.
Yang mengesahkan:
Bai I-tana Su anti, M.Sc N&. 19700209 00003 2 001 Eny S. Rosyidatun, S. Si, M. A.
N&. 19750924 200604 2 001