Anda di halaman 1dari 238

Pengaruh Media Film Animasi terhadap

Pemahaman Konsep Siswa


(Kuasi Eksperimen di SMA N 2 Cibinong)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh G

Oleh:
Ana Gustinawati
NIM:
108016100039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengaruh Media Film Animasi terhadap Pemahaman


Konsep Siswa disusuo oleh Ana Gustinawati, NIM. 108016100039, Program
Studi Pendidikan Biologi, Junisan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai
karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai
ketentuan yang ditetapkan fakultas.

Jakarta, Januari 2014

Yang mengesahkan:

Pembimbing I Pembimbing II

Bai0 £fana Susti. M.Sc. NIP. 19700209 2 00fJ3 2 001 S. Rosvidatnn S. Si M.A.
. 19750924 200604 2 001
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Pengaruh media Film Animasi terhadap
Pemahaman Konsep Siswa” (Kuasi Eksperimen di di SMA Negeri 2
Cibinong, yang berlokasi di Jalan Karadenan No. S Cibinong, Bogor 16913),
dia,ukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, oleh Ana Gustinawati 108016100039, dan telah dinyatakan lulus
dalam Ujian Munaqasah pada tanggal
8 April 2014 dihadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Biologi.
Jakarta, 22 April 2014

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tand Ta
Ketua Panitia Ujian Munaqasah
Baiq Hana Susanti, M.Sc.
NIP: 19700209 200003 2 001
Penguji I.
Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd.
NIP: 19681228 200303 1 004
Penguji II.
Mciry Fadilah Noor, M.Si.
NIP: 19800516 200710 2 001

Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Dra. Nurl na, MA., Ph. D.

NIP: 19591020 198603 2 001


SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAil

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama Ana Gustinawati
108016100039

Jurusan
Pendidikan IPA/ Pendidikan Biologi
Jalan Albarokah 03/05 Cilebut Timur Sukaraja Bogor
Aiamat

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA


Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Media Film Aniniasi terhadap
Pemahaman Konsep Siswa adalah benar hasil karya sendiri dibimbing dosen:
1. Baiq Hana Susanti, M.Sc.
NIP: 19700209 200003 2 001
Jurusan/ Program Studi: Pendidikan IPA/ Pendidikan Biology
2 Eny S. Rosyidatun, S.Si, M.A.
NIP 19750924 200604 2 001
Jurusan/ Program Studi: Pendidikan IPA/ Pendidikan Biologi

Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan


saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini
bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, lanuari 2014


yang menyatakan

FC7E7ACF080849659
ABSTRAK

Ana Gustinawati., 108016100039. Pengaruh Media Film Animasi terhadap


Pemahaman Konsep Siswa (Kuasi Eksperimen di SMA N 2 Cibinong).
Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media film animasi


terhadap pemahaman konsep siswa. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2
Cibinong. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen, dengan
rancangan penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Sampel penelitian
yang pertama berjumlah 32 siswa untuk kelas eksperimen dengan menggunakan
media belajar film animasi. Sampel yang kedua berjumlah 30 siswa untuk kelas
kontrol dengan menggunakan media belajar power point. Analisis data kedua
kelompok menggunakan uji-t diperoleh hasil thitung 2,57 dan ttabel 2,00, pada taraf
signifikan 5% maka thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
media film animasi terhadap pemahaman konsep siswa.

Kata kunci: Media Film Animasi, Pemahaman Konsep Mekanisme Sistem


Pertahanan Tubuh

i
ABSTRACT

Ana Gustinawati., 108016100039. The Influence of an Animation Film Media


Toward the Students’ Understanding of Concepts (Quasi Experiment in SMA N
2 Cibinong). BA Thesis, Biology Education Study Program, Department of
Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

The research is aimed to know the influence of an animation film media


toward the students’ understanding of concepts. This research was conducted at
SMA N 2 Cibinong. The research method was quasy experimental with Pretest-
Protest Control Group Design as the research design. Sampling was taken with
Purposive Sampling technique. The research sample were 32 students for
experiment class by using animation film media and 30 students for control class
by using power point media. The result of the processing data taken from both
group are 2.57 for ttest and 2.00 for ttable at 5% significance level. Therefore, ttest
> ttable. This shows that there is influence of an animation film media toward the
students’ understanding of concepts.

Keywords: Animated Film Media, Understanding the Concept


KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW, pembawa kebenaran.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat akdemis
untuk menyelesaikan studi S1 Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul “Pengaruh Media
Film Animasi terhadapPemahaman Konsep Siswa”.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan,
do’a dan partisipasi dari berbagai pihak. Penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena, MA., Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahannya dalam penulisan skripsi ini.
4. Ibu Eny S. Rosyidatun, S.Si, M.A., Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti dalam penulisan
skripsi ini.
5. Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu mencurahkan kasih sayangnya,
memanjatkan do’a yang tiada henti serta memberi semangat kepada peneliti.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan kebahagiaan untuk mereka.
6. Drs. Hidayat, MM., Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Cibinong, yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian dan
memberikan bantuannya selama penelitian.
7. Ibu Yanti, S.Pd., Guru bidang studi Biologi SMA Negeri 2 Cibinong, yang
telah memberikan arahan dan motivasi kepada peneliti selama melakukan
penelitian.
8. Kakak dan Adikku tersayang (Sella Nurmaya Sari, Fajar Faqihuddin,
Muhammad Jauhari, Muhammad Taufiqurrohman) yang sabar menuntun dan
memotivasi peneliti dalam penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas do’a dan
dukungannya.
9. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2008 yang memotivasi
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Endang, Lidya, Yuli, Tika, Liah, Fitri, Rizal, Ruhyat, Iqbal, Lala terimakasih
atas semangat dan dukungannya.
11. Rekan-rekan mahasiswa KAHFI, Maro, ka Yani, Lusi, Lita, Iin, Arifin,
Hendra, ka Heru, ka Umam. Terimakasih atas semangat dan dukungannya.
12. Sahabat-sahabat kosan, teh Sofi, teh Epi, Gita, Rahma. Terimkasih atas
semangat dan dukungannya.
13. Sahabat-sahabat terbaik, Nini, Nurma, dan Lulu terima kasih untuk do’a dan
semangatnya selama ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak terlepas dari keterbatasan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Amin.

Jakarta, Januari 2014


DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ Viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ........................................................ 4
D. Rumusan Masalah ............................................................. 5
E. Tujuan dan Manfat Penelitian ........................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS


A. Deskripsi Teoritik ............................................................. 6
1) Media Pembelajaran ................................................... 6
a. Pengertian Media ................................................ 8
b. Fungsi dan Manfaat Media ................................. 10
c. Jenis dan Klasifikasi Media ................................ 12
d. Pemilihan Media ................................................. 14
2) Film Animasi ............................................................. 17
3) Pemahaman Konsep ................................................... 22
B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................... 28
C. Kerangka Berpikir ............................................................. 31
D. Hipotesis Penelitian ........................................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 33
B. Metode dan Desain Penelitian ........................................... 33
C. Populasi dan Sampel ......................................................... 34
D. Variabel Penelitian ……... ................................................ 34
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 34
F. Instrumen Penelitian …… ................................................ 35
G. Kontrol terhadap Validitas Internal ................................... 43
H. Teknik Analisis Data ......................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ................................................................. 52
1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ..... 52
2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 53
3. Hasil Normal Gain Kelompok Eksperimen dan 55
Kontrol .................................................................... 55
B. Analisis Data ..................................................................... 56
1. Uji Prasyarat Analisis Data ........................................ 56
2. Hasil Observasi .......................................................... 59
3. Hasil Angket .............................................................. 60
C. Pembahasan ....................................................................... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ....................................................................... 68
B. Saran .................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 69


LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 72
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Media ..................................................................... 13


Tabel 2.2 Karakteristik Media Film.......................................................... 18
Tabel 2.3 Karakteristik Media Animasi.................................................... 20
Tabel 3.1 Desain Penelitian Pretest Posttest Control Group Design ...... 33
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data........................................................ 34
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ...................................... 36
Tabel 3.4 Indikator Lembar Observasi Guru ........................................... 37
Tabel 3.5 Indikator Angket Siswa …........................................................ 41
Tabel 4.1 Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .................... 52
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pretest...................................................... 53
Tabel 4.3 Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .................. 53
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Posttest..................................................... 54
Tabel 4.5 Hasil Uji Normal Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol.... 55
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest Posttest ...................................... 56
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest Posttest ................................... 57
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Pretest Posttest.......................................... 58
Tabel 4.9 Hasil Observasi Kelompok Eksperimen & Kontrol.................. 59
Tabel 4.10 Frekuensi Jawaban Angket Siswa Keseluruhan...................... 60
Tabel 4.11 Hasil Persentase Frekuensi Angket Siswa Keseluruhan......... 62
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Soal ...................................................... 65


Lampiran 2 Rekapitulasi Analisis Butir Soal ........................................... 100
Lampiran 3 Lembar Observasi Guru ........................................................ 106
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Angket ................................................... 114
Lampiran 5 Perhitungan Data Pretest ...................................................... 120
Lampiran 6 Perhitungan Data Posttest ..................................................... 128
Lampiran 7 Perhitungan Uji Normalitas .................................................. 136
Lampiran 8 Perhitungan Uji Homogenitas .............................................. 144
Lampiran 9 Perhitungan Uji Hipotesis .................................................... 146
Lampiran 10 Perhitungan Uji Normal Gain.............................................. 150
Lampiran 11 Perhitungan Hasil Observasi ............................................... 152
Lampiran 12 Perhitungan Hasil Angket ................................................... 160
Lampiran 13 RPP Kelompok Eksperimen ............................................... 165
Lampiran 14 RPP Kelompok Kontrol ...................................................... 182
Lampiran 15 LKS Pertemuan Pertama ..................................................... 198
Lampiran 16 LKS Pertemuan Kedua ....................................................... 202
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi muncul sejak lama, karena adanya kebutuhan dari manusia.
Manusia membuat suatu produk atau alat yang dapat digunakan untuk
1
mengefisienkan dan memudahkan pekerjaan mereka. Seiring berkembangnya
peradaban manusia, teknologipun ikut berkembang. Perkembangan teknologi ini
berdampak pada bermunculannya berbagai jenis kegiatan berbasis teknologi,
termasuk dalam dunia pendidikan yang salah satunya adalah media pembelajaran
sebagai alat bantu tercapainya tujuan pendidikan.
Pendidikan tentu saja merupakan salah satu faktor penentu berkembang atau
tidaknya suatu negara. Saat ini, kualitas pendidikan indonesia masih sangat
rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil survei yang diadakan oleh The Political and
Economic Risk Consultancy bahwa kualitas pendidikan Indonesia sangat rendah
dibandingkan negar-negara lain di Asia, bahkan lebih rendah dari Vietnam. Hal
itu ditunjang oleh data yang dikeluarkan oleh indeks pengembangan sumber daya
manusia (Human development index) bahwa pendidikan Indonesia menempati
urutan ke-111 dari 175 negara yang terukur.2
Disinilah peran media pembelajaran sebagai salah satu produk teknologi
diperlukan. Media pembelajaran digunakan agar proses belajar mengajar menjadi
lebih berkesan dan bermakna sehingga membantu tercapainya sasaran dan tujuan
pendidikan.
Untuk mengembangkan suatu proses pendidikan, diperlukan strategi
perencanaan pembangunan pendidikan yang tepat, sehingga mampu bersaing
dengan negara-negara lain. Mengingat bahwa pendidikan itu sendiri adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.3

1
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. 2, h. 50.
2
Ibid., h. 92.
3
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2010, Cet. 8, h. 3.

1
2

Disinilah guru sebagai fasilitator di dalam kelas, dihadapkan pada persoalan


tentang bagaimana cara menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa agar
materi tersebut dengan mudah dapat diterima dan dipahami oleh siswa. Salah satu
faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam menyampaikan materi
pelajaran adalah cara penyampaian materi dan pemilihan media pembelajaran
yang tepat. Untuk itu, guru harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
cukup tentang media pembelajaran.
Belajar itu sendiri adalah berubahnya tingkah laku seseorang, yang
disebabkan karena adanya interaksi seseorang tersebut dengan lingkungannya.4
Dalam hal ini, lingkungan tersebut antara lain terdiri atas murid, guru, petugas
perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pembelajaran dan berbagai
sumber belajar dan fasilitas. Lingkungan tersebut berpengaruh pada motivasi
belajar siswa. Pemberian motivasi merupakan hal yang penting, sebab adanya
motivasi yang kuat menunjukkan adanya minat untuk mencapai tujuan belajar.
Mata pelajaran biologi merupakan bagian dari bidang sains yang menuntut
kompetensi belajar pada ranah pemahaman tingkat tinggi. Namun, kebanyakan
siswa cenderung hanya menghafal daripada memahami. Padahal pemahaman awal
siswa merupakan modal dasar bagi penguasaan materi selanjutnya. 5 Hal tersebut
disebabkan karena kurangnya minat siswa pada saat melakukan proses
pembelajaran. Media yang kurang menarik menyebabkan siswa cepat bosan dan
jenuh, maka dari itu penggunaan media yang tepat dalam menyampaikan materi
pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting dalam menentukan tercapai
atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, media telah dikenal sebagai alat bantu
mengajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh pengajar, namun kerap kali
terabaikan oleh berbagai hambatan, termasuk terbatasnya pengetahuan guru dalam
memanfaatkan berbagai sumber media yang ada.

4
A. Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 1, h. 1.
5
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. 7, h.67.
3

Salah satu media pembelajaran berbasis teknologi yang sedang berkembang


saat ini adalah media audio visual. Media audio visual adalah suatu alat
penyampai informasi yang terdiri dari audio/suara dan visual/gambar.
Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkret,
baik dalam konsep maupun fakta. Pada berbagai jenjang pendidikan, terdapat
konsep-konsep biologi yang bersifat abstrak dan sulit dipahami oleh pembelajar
karena itu, media pembelajaran memiliki andil dalam meningkatkan pengalaman
belajar ke arah yang lebih konkret sehingga siswa dapat lebih terbantu untuk
memahami materi pembelajaran yang sifatnya abstrak tersebut. Maka dari itu
diperlukan kreativitas guru untuk menyajikan media pembelajaran yang tepat.
Salah satu jenis media audio visual yang dapat dimanfaatkan adalah film
animasi. Film merupakan alat komunikasi yang sangat membantu proses
pembelajaran efektif, karena apa yang dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga,
akan lebih cepat dan mudah diingat dari pada apa yang hanya dibaca saja atau
didengar saja.6 Penggunaan film dalam dunia pendidikan dirasa sangat penting,
karena melalui film proses pembelajaran akan berlangsung lebih jelas dan
menyenangkan karena mampu menarik minat siswa serta dapat mempersuasif
7
siswa terhadap materi yang bersangkutan. Sejalan dengan hal tersebut, film
animasi mampu memperkaya pengalaman dan kompetensi siswa pada beragam
materi ajar dikarenakan film animasi mampu menyediakan tampilan-tampilan
visual yang lebih kuat dari berbagai fenomena dan informasi-informasi abstrak
8
yang sangat berperan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Artinya, belajar dengan melibatkan dua indra sekaligus, dalam hal ini indra
penglihatan dan indera pendengaran akan memberikan keuntungan yang lebih
optimal jika hanya dibandingkan dengan satu jenis indera saja.

6
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada
Press, 2008),
7
Cet. 1, h. 116.
Muslih Aris Handayani, Studi Peran Film dalam Dunia Pendidikan, INSANIA, Vol. 11,
2006, h. 176-186,
(http://ejournal.stainpurwokerto.ac.id/index.php/insania/article/download/144/141).
8
Muhammad Rahmattullah, Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi
terhadap Hasil Belajar, 2012, h. 178-186, (http://ejournal.unesa.ac.id/article/4272/19/article.pdf).
4

Konsep sistem pertahanan tubuh ditinjau dari struktur dan fungsi sulit
dipahami oleh siswa, karena didalamnya terkandung konsep yang sifatnya abstrak
dan sulit dijelaskan. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa siswa memerlukan
bantuan media yang dapat mengantarkan konsep abstrak tadi menjadi terlihat
lebih konkret. Konsep sistem pertahanan tubuh yang disampaikan dengan media
film animasi diharapkan dapat mengantarkan konsep tersebut menjadi konsep
yang lebih konkret sehingga siswa terbantu dalam hal pemahaman.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis tertarik
mengadakan penelitian yang berjudul “pengaruh media film animasi terhadap
pemahaman konsep siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh”.

B. Identifikasi Masalah
1. Guru yang belum maksimal menjalankan fungsinya sebagai fasilitator
dikelas.
2. Pemahaman konsep siswa yang masih rendah.
3. Kurangnya minat belajar siswa yang disebabkan media kurang menarik.
4. Konsep sistem pertahanan tubuh merupakan konsep yang bersifat
abstrak.

C. Pembatasan Masalah
Masalah penelitian ini dibatasi pada:
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Cibinong Bogor
semester genap tahun pelajaran 2013/2014.
2. Konsep biologi sangat luas cakupannya maka penelitian ini dibatasi pada
konsep “sistem pertahanan tubuh”.
3. Media pembelajaran sedang mengalami perkembangan yang pesat maka
penelitian ini dibatasi pada penggunaan media audiovisual berupa film
animasi.
4. Materi biologi membutuhkan pemahaman tingkat tinggi, maka dari itu
penilaian konsep penelitian dilakukan berdasarkan tingkat pemahaman.
5

D. Rumusan Masalah
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah ”bagaimanakah pengaruh
media film animasi terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep sistem
pertahanan tubuh?”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media film animasi
terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep mekanisme pertahanan tubuh
pada kelas XI SMA Negeri 2 Cibinong Bogor. Adapun manfaat penelitian ini
adalah:
1. Bagi Peneliti
a. Bertambahnya wawasan tentang pengaruh media film animasi bagi
pemahaman siswa
b. Hasil penelitian maupun beberapa keterbatasan yang dihadapi dapat
dijadikan salah satu rujukan untuk pengembangan media
pembelajaran lebih lanjut.
2. Bagi Dunia Pendidikan
a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam
pengembangan media pembelajaran sains di SMA
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran mengenai pengembangan media pembelajaran sebagai
wahana pendidikan siswa SMA
c. Sebagai bahan pertimbangan sebagai pendekatan media pembelajaran
IPA yang dapat mempermudah siswa memahami materi pembelajaran
sehingga pemahaman konsep yang dipahami dapat lebih kuat.
6

BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik
1. Media Pembelajaran
Piaget dalam Dimyati berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh
individu yang berinteraksi terus menerus dengan lingkungan yang senantiasa
berubah, sehingga dari interaksi tersebut individu yang bersangkutan mengalami
1
fungsi intelek yang makin berkembang. Dari interaksi-interaksi antara
pengalaman baru dengan pengalaman yang sudah ada sebelumnya diharapkan
menghasilkan suatu perubahan-perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik.
Sehingga dapat dikatakan bahwa belajar atau pemerolehan pengetahuan
adalah proses berkembangnya fungsi intelek dan perubahan pada sikap individu
yang didapatkan karena adanya suatu interaksi antara pengalaman lama dengan
pengalaman baru dalam suatu lingkungan tertentu.
Pemerolehan pengetahuan dan informasi seseorang akan diterima melalui
alat indera. Dale, dalam Daryanto mengemukakan bahwa sekitar 82% daya serap
seseorang diperoleh melalui indera penglihatan, 11% melalui indera pendengaran,
dan 7% melalui indera lain di sekitarnya.2
Hal diatas mengindikasikan bahwa, kebanyakan individu memiliki daya
serap paling dominan atas alat indera visual yaitu mata, disusul dengan alat indera
pendengaran dan selanjutnya alat indera yang lain. Meskipun jika suatu proses
belajar hanya melibatkan penggunaan alat indera penglihatan saja yang sudah
mencapai 82% daya serap suatu individu, namun suatu proses belajar yang
melibatkan lebih dari satu keterlibatan alat indera tentunya akan memberikan hasil
yang lebih menguntungkan karena bisa jadi daya serap individu tersebut dapat
mencapai 90% atau lebih. Sehingga, guru sebagai salah satu pengatur lingkungan

1
Dimyati dan Mudiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2012), Cet. 4,
h. 13.
2
Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2012),
Cet. 2, h. 14.
6
6
7

siswa dikelas harus berupaya untuk menampilkan stimulus yang dapat diproses dengan berbagai
Dalam usaha memanfaatkan media, Dale dalam Sadiman mengklasifikasikan pengalaman menuru

Gambar 2.1 : kerucut pengalaman Edgar Dale

Seperti yang terlihat pada gambar diatas, bahwa kerucut pengalaman


tersebut bukanlah disusun berdasarkan tingkat kesulitan, melainkan berdasarkan
tingkat keabstrakan atau jumlah alat indera yang terlibat pada saat proses
penerimaan pesan. Pengalaman langsung pada tingkat paling bawah akan
memberikan kesan paling utuh dan konkret, karena melibatkan indera
penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba sekaligus. Sedangkan
lambang kata pada tingkat paling atas, memiliki tingkat keabstrakan paling tinggi
karena alat indera yang terlibat untuk menafsirkan lambang kata tersebut semakin
terbatas, yakni indera penglihatan atau pendengaran saja.

3
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Cet. 4, h. 8.
8

Dengan kata lain, semakin atas ke puncak kerucut maka semakin abstrak
media penyampai pesan tersebut. Namun urutan kerucut pengalaman Dale ini
bukan berarti proses belajar harus dimulai dari pengalam langsung (konkret) atau
lambang kata (abstrak) terlebih dahulu, melainkan dimulai dengan jenis yang
paling dibutuhkan dan paling sesuai dengan situasi belajar yang bersangkutan.

a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah
berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar” atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan.4 Kata tengah berarti berada diantara dua
sisi dan bisa juga disebut sebagai penghubung atau suatu jembatan yakni
suatu hal yang dapat menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari sisi
ke sisi lainnya.
Secara khusus, Briggs dalam indriana menyatakan bahwa, media dalam
proses belajar cenderung pada alat-alat fisik yang dapat menyampaikan
materi pelajaran untuk menstimulus daya pikir siswa agar ikut berpartisipasi
melakukan proses pembelajaran.5 Media tersebut berarti merupakan alat-alat
grafis, photogafis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, atau
menyususun kembali informasi visual atau verbal yang didalamnya
mengandung materi pelajaran yang akan disampaikan.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikatakan media pembelajaran
adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan oleh pendidik
untuk memudahkan informasi dan pesan (materi pelajaran) tersampaikan
dengan baik ke peserta didik, sehingga peserta didik merasa terbantu dan
terstimulus untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif dan efisien.

4
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2011), Cet. 5, h.
65. 5
Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran: Mengenal, Merancang, dan
Mempraktikkannya, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), h.14.
9

Bagan komunikasi ditambah dengan unsur media, dapat dilihat pada


gambar dibawah:6

Pengirim Penerima
PesanMedia
Pesan Pesan

Gambar 2.1: proses komunikasi dengan media

Dalam bagan konteks komunikasi diatas, berarti media berfungsi


sebagai alat untuk membantu guru dalam menyampaikan pesan kepada murid
yang bersangkutan, sehingga pesan tersebut dapat diterima dengan baik dan
sempurna. Guru sebagai pengirim pesan menuangkan ide berupa simbol-
simbol tertentu yang berisi materi pembelajaran, yang selanjutnya siswa
diharapkan dapat menafsirkan simbol tersebut sebagai materi pembelajaran
yang memang hendak disampaikan.
Beberapa pakar membuat batasan-batasan tertentu tentang media,
diantaranya dikemukakan oleh Association of Education and Communication
Technology (AECT) Amerika. Menurut AECT, media adalah segala bentuk
7
dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi.
Sedangkan National Education Association (NEA) membatasi bahwa media
merupakan segala bentuk komunikasi, baik cetak maupun audiovisual beserta
peralatannya.
Secara umum, media pengajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ciri fiksatif; Ciri fiksatif menggambarkan kemampuan media dalam
merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu
peristiwa atau objek. Dengan cara ini, media memungkinan merekam
suatu kejadian atau objek pada suatu kejadian tertentu ditanportasikan
tanpa mengenal waktu.

6
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,
2008), 7Cet. 4, h. 206.
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. 2, h. 121.
10

2. Ciri manipulatif; Ciri manipulatif memungkinkan adanya suatu proses


transformasi kejadian atau objek. Misalnya adalah suatu kejadian yang
memakan waktu berhari-hari dapat dijadikan hanya beberapa menit saja
kepada siswa.
3. Ciri distributif; ciri distributif memungkinkan suatu kejadian atau objek
didistribusikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut
didistribusikan kepada sejumlah siswa dengan stimulus pengalaman
yang relatif sama mengenai kejadian tersebut.8
b. Fungsi dan Manfaat Media
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar tentu
saja berdampak baik bagi siswa, karena dapat membangkitkan minat dan
memberikan stimulus lebih pada kegiatan belajar. Selain itu, bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya, dan metode mengajar menjadi lebih
bervariasi.
Belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks
dan tidak terlihat. Maka dari itu media memiliki andil untuk menjelaskan hal-
hal yang abstrak dan menunjukkan hal-hal yang tersembunyi. Ketidakjelasan
dan kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai
perantara.
Media harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan
memberikan kebutuhan perorangan siswa mengingat banyak sekali fungsi dan
manfaat media pembelajaran. Diantaranya, manfaat media menurut Nana
adalah (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar., (2) bahan pengajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami maknanya oleh para siswa, dan
memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik., (3) metode
mengajar akan lebih bervariasi dan; (4) siswa lebih banyak melakukan

8
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran: Manual dan Digital,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet. 2, h. 12.
11

kegiatan belajar, sebab tidak hanya menguraikan uraian guru, tetapi juga
aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dll.9
Selain mengenai fungsi, banyak juga pakar yang menjabarkan manfaat
media. Diantaranya sebagai berikut:
1. Membuat konkret berbagai konsep yang abstrak. Berbagai konsep abstrak
dan sulit dijelaskan kepada siswa, dapat disederhanakan melalui media.
2. Menghadirkan berbagai objek yang berbahaya dan sukar didapat ke dalam
lingkungan. Objek tersebut dapat digantikan dengan alat peraga dan
media belajar lain.
3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil.
4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.
Manfaat lain yang didapatkan dari media adalah media dapat
menyajikan pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis., mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera., mengatasi sikap pasif anak
didik,. dan meminimalisir perbedaan pengalaman pada anak didik.10
Selain itu, Kemp dan Dayton dalam Hamzah mengemukakan bahwa
media pembelajaran dapat memberikan kontribusi lain dalam proses belajar
mengajar.11 Kontribusi tersebut, diantarnya yaitu penyampaian pesan dapat
lebih terstandar, pembelajaran menjadi lebih menarik, dan interaktif, waktu
pelaksanaan pembelajaran bisa diperpendek, kualitas pembelajaran dapat
ditingkatkan, proses pembelajaran dapat dilakukan kapanpun, dan
dimanapun, meningkatkan sikap positif siswwa terhadap materi pelajaran,
dan peran guru mengalami perubahan kearah positif.
Dari berbagai uraian yang dikemukakan oleh ahli diatas, disimpulkan
beberapa fungsi dan manfaat dari penggunaan media pembelajaran di dalam
proses belajar mengajar, yaitu media dapat memperjelas pesan yang
disampaikan baik pesan konkret maupun abstrak karena teratasinya
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera sehingga media mampu

9
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2011), Cet. 10, h. 2.
10
Sadiman, dkk., op. cit., h. 17.
11
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, op. cit., h. 124.
12

membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa serta memberikan


kesamaan pengalaman belajar antar siswa yang bersangkutan.

c. Jenis dan Klasifikasi Media


Jenis dan klasifikasi media sangat banyak ragamnya dan dapat dilihat
dari berbagai sudut. Namun, secara umum media pengajaran dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Mengutamakan kegiatan membaca simbol visual.
2. Bersifat audio visual, proyeksi, nonproyeksi, dan berbentuk tiga dimensi.
3. Menggunakan teknik atau mesin.
4. Merupakan kumpulan benda-benda atau bahan-bahan.
5. Merupakan contoh dari kelakuan guru.12
Media berdasarkan perkembangan teknologi, dikelompokan menjadi
empat, yakni (1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio-
visual, (3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer (4) media hasil
gabungan media cetak dan komputer. Teknologi cetak adalah cara untuk
menghasilkan atau menyampaikan materi. Teknologi audio-visual cara
menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin
audio dan visual-visual pengajaran melalui audio-visual jelas pelajar, seperti
mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar.
Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang bebasis
micro-prosessor. Perbedaan antara media yang dihasilkan oleh teknologi
berbasis komputer dengan yang dihasilkan dari dua teknologi lainnya adalah
karena informasi/ materi disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk
cetakan atau visual. Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan
menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk
media yang dikendalikan oleh komputer.13 Media dilihat dari daya liputnya,
dibagi menjadi 2 (dua), yaitu pertama media dengan daya liput luas/ serentak.

12
Indriana, op. cit., h. 54.
13
A. Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 1,
h. 29.
13

Media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau
jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama, misal radio dan
televisi. Kedua, media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang adan
tempat. Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat
yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan
ruang tertutup dan gelap.14
Pengelompokkan media juga dikemukakan oleh Anderson dalam
Sanjaya, yaitu sebagai berikut:15
Tabel 2.1 Klasifikasi Media

Kelompok Media Media Intruksional


Audio Pita audio, piringan audio, radio
Cetak Buku teks terprogram, buku pegangan,
buku tugas
Audio-cetak Buku latihan dilengkapi kaset, gambar/
poster
Proyeksi visual diam Film bingkai (slide), film rangkai
(berisi pesan verbal)
Proyeksi visual diam dengan audio Film bingkai (slide) bersuara, film
rangkai suara
Visual gerak Film bisu dengan judul
Visual gerak dengan audio Film suara, video
Benda Benda nyata, model tiruan
Komputer Media berbasis komputer

Media audio merupakan alat perantara yang isi pesannya hanya


diterima melalui indera pendengaran saja. Media audio dalam pembelajaran
berarti berupa suara-suara ataupun bunyi yang berkaitan dengan materi
pembelajaran. Media ini bisa berupa pita audio, piringan audio, radio.

14
Fathurrohman dan Sutikno, op. cit., h. 68.
15
Sanjaya, op. cit., h. 213.
14

Media cetak merupakan media dengan teknologi paling tua dalam


pembelajaran, karena proses pembuatannya yang bekerja atas dasar prinsip
mekanis. Media cetak dalam pembelajaran berarti berupa alat perantara
penyampai pesan dalam bentuk salinan cetak, seperti buku teks terprogram,
buku pegangan, buku tugas, grafik dan foto.
Media audio-cetak merupakan alat perantara yang memiliki dua ciri
sekaligus, yaitu berupa audio/ suara. Media audio-cetak dalam pembelajaran
berarti alat perantara penyampai materi yang mengandung suara dan salinan
cetak. Contoh media ini bisa berupa buku latihan yang dilengkapi dengan
kaset.
Berdasarkan pemahaman dari banyaknya pengkategorian diatas,
klasifikasi tersebut dimaksudkan untuk membuat guru lebih mudah memilih
dan menemukan media yang paling sesuai dengan kebutuhan dari tujuan
pembelajaran agar media yang akan digunakan dapat tepat guna.

d. Pemilihan Media
Ketepatan pemilihan media tentu saja sangat penting karena setiap
media memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan
media yang sesuai akan berdampak positif terhadap proses belajar mengajar,
tapi jika media yang dipilih adalah media yang tidak sesuai, bisa jadi media
tersebut malah menjadi penghalang terjadinya proses belajar mengajar.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan terhadap pemilihan
prioritas pengadaan media pembelajaran diantaranya adalah adanya
relevansi pengadaan media pendidikan edukatif, adanya kelayakan
pengadaan media, dan adanya kemudahan dalam pengadaan media yang
bersangkutan.16
Berdasarkan ketiga faktor diatas, maka dalam memberikan prioritas
pengadaan media pendidikan perlu diadakan pengukuran untuk ketiga faktor
tersebut sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan di sekolah.

16
Harjanto, Perencanaan Pengajaran,(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 238.
15

Selain faktor diatas disebutkan dalam Hamalik, ada dua pendekatan


yang bisa dilakukan dalam usaha memilih media, yakni:
1. Dengan cara memilih media yang telah tersedia di pasaran yang dapat
dibeli guru dan langsung dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
2. Memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan,
khususnya yang berkenaan dengan tujuan yang telah dirumuskan
secara khusus dan bahan pelajaran yang hendak disampaikan.17
Sudirman dalam Djamarah mengemukakan beberapa prinsip
pemilihan media. Prinsip tersebut dibagi menjadi 3 kategori, sebagai
berikut:
1. Tujuan pemilihan. Media yang dipilih, harus jelas tujuannya. Apakah
digunakan untuk sasaran TK, SD, SMP atau SMA. Apakah digunakan
untuk pembelajaran atau digunakan untuk informasi yang sifatnya
umum saja.
2. Karakteristik media pengajaran. Setiap media memiliki karakteristik
tertentu. Dengan mengenal karakteristik media pengajaran, akan
memudahkan guru melihat mana yang lebih sesuai untuk digunakan.
Disamping itu, pengenalan karakteristik akan memungkinkan guru
menggunakan media pengajaran secara bervariasi.
3. Alternatif pilihan. Setelah dilihat tujuan dan karakteristiknya, jika
ternyata media yang memungkinkan terdiri dari banyak pilihan, maka
guru bisa memilih dengan membandingkan mana media yang paling
memberikan keuntungan.18
Selain prinsip di atas, ada pula beberapa faktor lain yang menentukan
tepat atau tidaknya sesuatu dijadikan media pembelajaran. Faktor-faktor
tersebut adalah:

17
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), Cet. 5, h. 202.
18
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), Cet. 4, h. 126.
16

1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; hal itu berarti media


pengajaran dipilih atas suatu tujuan instruksional yang telah
ditetapkan
2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran;
3. Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan
mudah diperoleh atau setidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu
mengajar.
4. Keterampilan guru dalam menggunakannya; pada poin ini, nilai dan
manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak
penggunaannya oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa
dengan lingkungannya.
5. Tersedianya waktu untuk menggunakannya;
6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa.19
Ada juga prinsip yang menggunakan pola, yang dirumuskan dalam
satu kata yaitu ACTION, yang merupakan akronim dari acces, cost,
20
technology, interactivity, organization, dan novelty. Access menjadi
pertimbangan pertama dalam pemilihan media, yaitu apakah media tersebut
tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan. Cost, mahalnya biaya harus
dihitung dengan aspek manfaatnya. Technology, dalam hal ini kita
mempertimbangkan apakah media tersebut tersedia, dan mudah digunakan.
Interactivity, yaitu dapat menimbulkan interaksi dua arah atau tidak,
walaupun perlu juga kesesuaian dengan tujuan pembelajaran yang
bersangkutan. Organization, adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah
kepala sekolah mendukung atau tidak. Novelty, yaitu kebaruan media yang
dipilih. Media yang lebih baru biasanya akan lebih baik dan menarik bagi
siswa.
Prinsip-prinsip pemilihan media diatas dimaksudkan agar media
pembelajaran yang digunakan dapat sesuai sasaran sehingga benar
membantu proses belajar dan mengajar dikelas, mengingat bahwa setiap

19
20
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, op. cit., h. 4.
Sanjaya, op. cit., h. 224.
17

media memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Walaupun


terdiri dari banyak prinsip, diharapkan guru dapat membandingkan dan
bijak dalam menentukan media yang akan digunakan. Sehingga, guru dapat
memperkecil celah kelemahan dari media yang bersangkutan.
2. Film Animasi
Film merupakan serangkaian gambar-gambar didalam frame. Setiap frame
diluncurkan dengan cepat dan bergantian sehingga seolah-oleh terlihat hidup dan
21
bergerak dan memberikan visualisasi yang kontinue. Film merupakan media
yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar,
mengingat bahwa film mengandung suara dan gambar sekaligus.
Film animasi berasal dari dua disiplin ilmu. Film berakar pada dunia
fotografi dan animasi berakar pada dunia gambar. 22 Chabib & Wahyu menyatakan
bahwa, film digunakan untuk mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan, dan
kenyataan. Dalam hal ini berarti film digunakan untuk mengkomunikasikan atau
menyampaikan materi pelajaran.
Ide awal pembuatan film adalah ketika serangkaian gambar diam berurutan,
diletakan rapat-rapat dan ditunjukkan berganti-ganti dengan kecepatan tinggi
maka orang yang melihatnya akan merasa bahwa film itu bergerak dan hidup.
Saat ini, teknologi perkembangan sudah sangat pesat dan serba digital sehingga
memudahkan praktisi pendidikan untuk lebih kreatif dan inovatif lagi dalam
pembuatan media film untuk pembelajaran.
Film pembelajaran itu sendiri merupakan perpaduan antara pemaparan
23
imajinatif, faktual dan teknis. Dikatakan imajinatif karena pembuatan film
memerlukan daya khayal. Dikatakan faktual karena imajinasi tersebut berisi
informasi-informasi materi pelajaan yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Dan dikatakan teknis karena pembuatan film harus berdasarkan karakteristik
peserta didik dan kompetensi dasar yang harus dicapai.

21
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, op. cit., h. 64.
22
Chabib Syafrudin & Wahyu Pujiyono, Pembuatan Film Animasi Pendek “Dahsyatnya
Sedekah” Berbasis Multimedia Menggunakan Teknik 2D Hybrid Animation dengan Pemanfaatan
Graphic, Jurnal Sarjana Teknik Informatika, Vol. 1, 2013, 387-398.
(http://journal.uad.ac.id/index.php/JSTIF/article/view/1783).
23
Daryanto, op. cit., h. 85.
18

Media film sangat mempunyai kemungkinan untuk memacu dan memberi


stimulant pada daya apresiasi anak didik. Kisah-kisah yang ditampilkan melalui
24
film dapat membantu anak memahami dan merespon kehidupan sekitarnya.
Media film disajikan sebagai media pengajaran untuk mengambil pesan dari alur
cerita sesuai dengan tema dan subjek pelajaran yang diajarkan, sehingga anak
didik akan mudah memahami dan mengambil pelajaran dari film yang ditonton.
Manfaat dan karakteristik lain, menurut Munadhi dapat dilihat di tabel
berikut:25
Tabel 2.2 Karakteristik Media Film
Kelebihan Kelemahan
 Mengatasi keterbatasan jarak dan  Terlalu menekankan pentingnya
waktu; materi ketimbang proses
 Film dapat diulangi bila perlu, pengembangan materi;
untuk menambah kejelasan;  Penggunaan film dianggap
 Pesan yang disampaikan cepat dan menggunakan biaya yang tinggi;
mudah diterima;
 Mengembangkan imajinasi peserta
didik;
 Memperjelas hal-hal yang abstrak
dan menggambarkan gambaran
yang lebih realistis;
 Menumbuhkan minat dan motivasi
belajar;

Kemampuan media film dalam mengatasi keterbatasan jarak dan waktu


maksudnya adalah film mampu mendatangkan suatu peristiwa yang terjadi di
lokasi yang jauh atau berbeda dari lokasi yang kita diami. Film juga mampu
memanipulasi suatu peristiwa yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu
minggu menjadi satu atau dua menit. Media film dapat juga dapat diulangi jika
perlu. Terutama pada proses yang menggambarkan suatu langkah atau urutan
peristiwa yang harus diingat, misal proses fotosintesis.

24
Tim Pustaka Familia, Warna Warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya,
(Yogyakarta: Kansius, 2010), cet. Ke-5, h. 182.
25
Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Cipayung: Gaung Persada
Press, 2008), cet. Ke-1, h. 116.
19

Selain karakteristik media film yang diatas, Arsyad juga menjabarkan


beberapa kelebihan dan kelemahan media film, diantaranya:26
1. Melengkapi pengalaman dasar siswa ketika mereka membaca, berdiskusi,
dan berpraktik. Misal, penglaman menyaksikan cara kerja denyut jantung.
2. Menggambarkan suatu proses dan dapat disaksikan berulang-ulang.
3. Meningkatkan motivasi dan segi afektif lain.
4. Film dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.
5. Dapat menyajikan peristiwa berbahaya yang jika dilihat secara langsung.
6. Bisa digunakan untuk kelompok besar maupun kelompok kecil.
7. Dengan kemampuan dan tekniknya, film yang dalam kecepatan normal
membutuhkan waktu seminggu dapat dilihat dengan beberapa menit saja.
Misal, proses mekarnya bunga.
Disamping kelebihan-kelebihannya, Arsyad juga menjabarkan beberapa
kelemahan media film, diantaranya:
1. Umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak.
2. Pada waktu film dipertunjukkan dan gambar bergerak terus-menerus, tidak
semua siswa dapat mengikuti informasi yang ingin disampaikan tersebut.
3. Film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar
yang diinginkan, kecuali film tersebut memang dirancang khusus untuk
media belajar.
Film juga sangat mempunyai kemungkinan untuk memacu dan memberi
stimulan pada daya apresiasi anak. Kisah-kisah yang ditampilkan melalui film
dapat membantu anak memahami dan merespon kehidupan sekitarnya. Selain itu,
media film juga memberikan hiburan tersendiri bagi anak didik sehingga mereka
merasa tidak bosan saat mengikuti sesi pembelajaran tersebut, namun mereka
akan mendapatkan pesan yang diajarkan dari media film ini.
Animasi berasal dari bahasa latin, yaitu “anima” yang berarti jiwa, hidup,
semangat. Selain itu, kata animasi juga berasal dari kata animation yang berasal
dari kata dasar to anime di dalam kamus Indonesia Inggris yang berarti
menghidupkan. Animasi dalam arti menghidupkan disebut oleh N. Imamah, yaitu

26
Arsyad, op. cit., h. 49.
20

yaitu usaha untuk menggerakkan sesuatu yang tidak bisa bergerak sendiri. 27
Animasi juga adalah suatu tampilan yang menggabungkan media teks, grafis, dan
audio dalam suatu aktivitas pergerakan. Neo & Neo dalam Munir menyebutkan
bahwa animasi merupakan salah satu teknologi yang dapat menjadikan gambar
yang diam menjadi seolah-olah hidup, dapat bergerak, beraksi, dan berkata-kata.28
Dengan begitu, animasi berarti merupakan hasil proses dari penggabungan
berbagai objek/grafis diam. Objek atau gambar tersebut digerakan melalui
perubahan yang sedikit demi sedikit dan diluncurkan dengan kecepatan tinggi dan
ditambahkan audio sehingga gambar tersebut terkesan dapat beraksi, hidup,
bergerak dan dapt berkata-kata.
Proses-proses biologi yang kompleks dapat dengan mudah dijelaskan
kepada siswa. Pada proses belajar mengajar, siswa sering dihadapkan pada materi
yang abstrak dan diluar pengalaman sehari-hari sehingga materi pelajaran sulit
diterima dan dipahami oleh siswa. Keistimewaan yang dimiliki oleh animasi
intinya untuk memvisualisasikan konsep abstrak yang sulit dipraktekkan di kelas.
Berikut tabel kelebihan dan kelemahan media animasi:
Tabel 2.3 Karakteristik Media Animasi
Kelebihan Kelemahan
 Membawa bersama butiran informasi  Pengembangannya memerlukan
kedalam satu bentuk dasar yang adanya ahli profesional, tidak
dipertontonkan; sembarang orang dapat
 Memberikan penekanan, karena membuatnya;
butiran yang berubah dan bergerak  Pengembangannya memerlukan
dapat menarik perhatian penonton waktu yang cukup lama;
melihat topik dan merangsang  Memerlukan memori dan ruang
pengguna untuk melaksanakan suatu penyimpanan yang lebih;
tindakan;  Memerlukan peralatan yang
 Menyediakan jembatan visual dan khusus untuk presentasi
penarik perhatian pengguna secara kualitas.

27
N. Imamah, Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis
Kontruktivisme Dipadukan dengan Video Animasi Materi Sistem Kehidupan Tumbuhan,
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 1, 2012, h. 32-36,
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2010/2124).
28
Munir, Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008),
cet. Ke-1, h. 18.
21

Kelebihan Kelemahan
tidak disadari dari topik-topik yang
disediakan;
 Peserta didik akan lebih cepat
belajar, dan memiliki sikap terhadap
pembelajaran yang lebih baik;
 Pembelajaran interaktif dengan live-
action animasi, simulasi, video,
audio, grafik, umpan balik, saran
ahli;
 Fleksibelitas dan keselamatan
 Menghilangkan frustasi;
 Praktis;
 Konsisten;
 Menarik perhatian.
sarkan kelebihan dan kelemahannya. Secara garis besar, media animasi memiliki kelebihan yang berkaitan dengan kemam
an bagia-bagian tertentu dalam suatu

konsep dengan perubahan gerakan. Selain itu media animasi juga menarik karna
mampu menjadi jembatan visual bagi konsep-konsep abstrak dengan
fleksibelitasnya. Sedangkan kelemahan media animasi secara garis besar, lebih
ditekankan pada proses pembuatannya yang hanya dapat dibuat oleh tenaga ahli/
professional dengan alat khusus dan waktu pembuatan yang lama.
Harrison dan Hummell dalam Rahmatulloh menyatakan bahwa media film
animasi mampu memperkaya pengalaman dan kompetensi siswa pada beragam
materi ajar. Agina juga dalam Rahmatulloh menjelaskan bahwa pemanfaatan film
animasi dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses dan
hasil belajar.29 Film animasi sebagai satu kesatuan, menurut Bogiages dan Hitt

29
Muhammad Rahmattullah, Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi
terhadap Hasil Belajar, 2013, h. 178-186, (http://ejournal.unesa.ac.id/article/4272/19/article.pdf).
22

dalam Sukmaniar juga mampu meningkatkan minat, pemahaman, dan


keterampilan dalam kerja kelompok.30
Dengan begitu, berarti media film animasi adalah suatu alat bantu
pengajaran yang dapat memudahkan terbantunya siswa menerima pesan yang
disampaikan. Terutama, karena media film animasi memiliki beberapa kelebihan
dalam merekam suatu prosses juga memiliki nilai hiburan tersendiri bagi peserta
didik.

3. Pemahaman Konsep
Aspek penting dalam proses belajar mengajar adalah untuk mencapai suatu
tujuan. Salah satu tujuan dari proses belajar mengajar adalah agar siswa mampu
memahami akan sesuatu berdasarkan pengalaman dalam belajarnya. Setiap siswa
memiliki pemahaman yang berbeda mengenai hal-hal yang ada dilingkungannya,
termasuk yang ada disekolah seperti materi pelajaran. Dalam materi biologi,
seringkali siswa kurang memahami konsep dasar secara mendalam. Padahal setiap
konsep memiliki keterkaitan dengan konsep-konsep selanjutnya. Maka dari itu,
setiap konsep pelajaran, memiliki nilai penting untuk dipahami.
Menurut Yulaelawaty dalam Made, pemahaman merupakan suatu perangkat
standar program pendidikan yang mereflesikan kompetensi sehingga dapat
31
mengantarkan siswa untuk menjadi kompeten dalam bidang kehidupan.
Pemahaman itu sendiri adalah kemampuan untuk menangkap pengertian dari
sesuatu, sehingga dapat ditunjukkan dalam bentuk menerjemahan sesuatu.32
Mengajar dengan sukses mengusahakan agar isi mata pelajaran bemakna
bagi kehidupan anak sehingga dapat membentuk pribadinya. Salah satu cara
mencapainya adalah dengan penanaman pemahaman yang baik karena, salah satu
hasil belajar yang efektif adalah tercapainya pemahaman. Karena itulah

30
Fahma Sukmaniar, Ngadino, dan Karsono, Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi
dengan Menggunakan Media Pembelajaran Animasi, 2013,
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2010/2124).
31
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. 7, h.67.
32
Harjanto, op. cit.,h. 60.
23

pemahaman yang didapatkan setiap peserta didik sangatlah penting dalam suatu
proses pendidikan.
Seseorang dikatakan memahami sesuatu ketika ia mampu membentuk arti
dari sebuah pesan pembelajaran, baik berupa lisan, tulisan, grafis atau gambar.
Dengan rincian mampu menjelaskan, membandingkan, meramalkan, meringkas,
mengelompokkan, dan membuat contoh.33
Hal itu berarti, seseorang yang memahami sesuatu cenderung dapat
menjelaskan kembali suatu hal tertentu dan bahkan bukan hanya dapat
menjelaskan kembali, seseorang yang memiliki pemahaman yang baik cenderung
dapat menyelesaikan suatu masalah atas suatu konflik tertentu berdasarkan
analisis masalah yang dipahaminya.
Edgar menyatakan bahwa memahami atau comprehend itu sendiri berarti
memahami teks, konteks, jamak, tunggal, maupun bagian-bagiannya yang lain
34
secara intelektual. Hal itu berkenaan dengan salah satu dari tiga tujuan
pendidikan menurut Bloom, yakni pada tujuan pendidikan ranah kognitif. Seperti
yang disebutkan oleh Sofyan bahwa kemampuan intelektual merupakan bagian
dari domain kognitif. Ranah kognitif merupakan kemampuan menyatakan
kembali dan kemampuan intelektual.35
Maka dari itu aspek pemahaman menurut Bloom berarti mengacu pada
kemampuan untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui
atau diingat dan memaknai arti dari bahan maupun materi yang dipelajari. Pada
umumnya, unsur pemahaman ini menyangkut kemampuan menyangkut makna
suatu konsep dengan kata-kata sendiri.
Dari uraian diatas, berarti pemahaman bukanlah hanya sekedar tau
melainkan suatu kemampuan seseorang menafsirkan dan menginterpretasikan
sesuatu. Misal, menjelaskan suatu kalimat yang ia baca atau dengar dengan
bahasanya sendiri tanpa mengubah kandungan makna.

33
Dewi Salma Prawidilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 2,
h. 95.
34
Edgar Morin, Tujuh Materi Penting bagi Dunia Pendidikan, (Yogyakarta: Kansius,
2009), Cet. 5, h. 104.
35
Ahmad S., Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.14.
24

Pemahaman dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori, yaitu:


1. Pemahaman terjemahan. Pemahaman tingkat terjemahan merupakan tingkat
terendah, yaitu terjemahan dalam arti yang sebenarnya. Misalnya
menerjemahkan kalimat, mengartikan Pancasila, menerjemahkan sandi.
2. Pemahaman penafsiran. Pemahaman penafsiran merupakan tingkat yang
kedua, yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan bagian yang
berikutnya, atau membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok.
Misalnya, menafsirkan grafik.
3. Pemahaman ekstrapolasi. Pemahaman ekstrapolasi merupakan tingkat yang
tertinggi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat sesuatu
dibalik yang tersirat, membuat ramalan tentang konsekuensi, atau dapat
memperluas persepsinya dalam arti waktu, dimensi, kasus, dan
masalahnya.36
Salah satu kompetensi yang dapat ditunjukkan peserta didik dalam
melakukan prosedur tepat dipengaruhi oleh bagaimana pemahamannya mengenai
suatu konsep. Dengan demikian pemahaman merupakan suatu faktor penting
dalam pembelajaran Biologi. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk
membuktikan bahwa ia memahami hubungan antar konsep-konsep biologi
tersebut.
Konsep adalah suatu buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang
yang dinyatakan dalam suatu definisi tertentu sehingga melahirkan produk ilmu
pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori. Menurut Kempt dalam
Prawidilaga, konsep adalah kategori atau ragam yang menunjukkan suatu
37
kemiripan gagasan, kejadian, objek atau kebendaan. Menurut Rosser dalam
Ratna, konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek, kejadian,

36
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 372010), Cet. 5, h. 24.
Prawidilaga, op. cit., h. 85.
25

yang memiliki atribut yang sama.38 Konsep juga adalah suatu gagasan abstrak
yang digeneralisasi dari contoh-contoh khusus.39
Berdasarkan pengertian diatas, konsep dapat diartikan sebagai suatu
pemikiran orang atau sekelompok orang mengenai pengkategorian atas abstraksi
objek, kejadian dan kegiatan tertentu yang dapat mewakili satu stimulus dan
dinyatakan dengan suatu definisi sehingga melahirkan produk ilmu pengetahuan
berupa prinsip, hukum, dan teori.
Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Karena konsep
merupakan batu pembangun pikir individu bagi proses mental yang lebih tinggi
untuk memecahkan suatu masalah tertentu berdasarkan aturan-aturan yang
diperolehnya.40 Belajar konsep timbul karena adanya suatu kesanggupan manusia
dalam merepresentasi internalkan tentang dunia sekitarnya dengan menggunakan
bahasa.
Semakin sering siswa membentuk kesalingterkaitan antar dalam suatu
konsep, maka semakin mudah mereka mengingat, memahami, dan
menerapkannya. Ketika mereka membentuk banyak hubungan logis diantara
berbagai konsep dan prinsip, mereka akan mendapatkan pemahaman konseptual.
Ada 4 dasar untuk mendefinisikan perkataan yang menunjuk suatu konsep,
yaitu berdasarkan:
1. Sifat-sifat yang dapat diukur atau dapat diamati, misal semangka dan
pepaya, sama-sama segar buahnya, namun berbeda warna an kulitnya.
2. Sinonim, antonim, dan makna semantik lain, misal “sopan” diartikan
sebagai beradab, tidak kasar, baik budi.
3. Hubungan-hubungan logis dan aksioma/ definisi dari sudut ini tidak secara
langsung menunjuk sifat-sifat tertentu, misal garis dibatasi sebagai jaraj
terekat antara dua titik.

38
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h.
63.
39
Robert. E. Slavin, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Indeks, 2008),
h. 298.
40
Dahar, op. cit., h. 62.
26

4. Manfaat atau gunanya, misal pulpen untuk menulis, pisau untuk


memotong.41
Suatu konsep memiliki banyak hubungan dengan konsep lain. Flavell dalam
Sagala menyarankan bahwa pemahaman konsep sebaiknya dibedakan dalam tujuh
dimensi, yaitu:
1. Atribut. Setiap konsep memiliki atribut yang berbeda. Contohnya konsep
meja, meja harus memiliki suatu permukaan yang datar dan sambungan-
sambungan yang mengarah kebawah sehingga permukaan tersebut terangkat
keatas. Atribut bisa berupa bentuk, fisik, tinggi, fungsi, warna dll.
2. Struktur. Struktur menyangkut cara terkaitnya atribut-atribut itu.
3. Keabstrakan. Konsep-konsep dapat dilihat dan konkret atau konsep itu
terdiri atas konsep-konsep lain. Contoh: suatu segitiga dapat dilihat,
sedangkan keinginan tidak dapat dilihat.
4. Keinklusifan. Ini ditunjukkan pada seberapa banyak contoh yang terlibat
dalam konsep itu. Bagi anak kecil, konsep kucing hanya ditujukan pada
hewan tertentu, yaitu kucing tertentu. Bila anak tersebut telah mengenal
beberapa kucing lain, konsep kucing akan menjadi lebih luas dan lebih
banyak contohnya.
5. Keumuman. Bila diklasifikasikan, konsep dapat berbeda posisi superordinat
dan subordinatnya. Konsep wortel adalah subordinat bagi konsep sayur,
konsep sayur merupakan subordinat dari konsep tanaman yang dapat
dimakan. Semakin umum suatu konsep, semakin banyak asosiasi yang dapat
dibuat dengan konsep lainnya.
6. Ketepatan. Ketepatan suatu konsep menyangkut apakah ada sekumpulan
aturan yang membedakan contoh dan non contoh suatu konsep.
7. Kekuatan. Kekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang setuju
bahwa konsep tersebut penting.42

41
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), 42
Cet. 5, h. 140.
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. 8, h. 72.
27

Konsep berkembang melalui satu seri tingkatan. Tingkatan-tingkatan itu


mulai dengan hanya mampu menunjukkan contoh suatu konsep hingga dapat
sepenuhnya menjelaskan atribut-atribut konsep. Menurut Klausmeier dalam
Ratna, menyebutkan bahwa ada empat tingkatan pencapaian konsep, yaitu:
1. Tingkat konkret. Seseorang dikatakan telah mencapai tingkat konkret
apabila ia mampu mengenal suatu benda yang telah dihadapinya. Ia harus
dapat memperlihatkan benda tersebut dan dapat membedakan benda-benda
itu dari stimulus-stimulus yang ada disekitarnya.
2. Tingkat identitas. Seseorang dikatakan mencapai tingkat identitas ketika ia
sudah mampu mengeneralisasikan dua atau lebih dari bentuk yang identik
dari benda yang sama adalah anggota dari kelas yang sama.
3. Tingkat klasifikasi. Seseorang dikatakan mencapai tingkat klasifikasi ketika
ia dapat mengenal persamaan dari dua contoh yang berbeda dari kelas yang
sama.
4. Tingkat formal. Seseorang dikatakan mencapai tingkat formal ketika ia
mampu menentukan atribut-atribut yang membatasi konsep. Seperti mampu
memberi nama konsep itu, mendefinisikan konsep tersebut dalam atribut-
atribut kriterianya, mendriskriminasi dan memberi nama atribut-atribut yang
membatasi, dan mengevaluasi atau memberikan secara verbal contoh dan
noncontoh konsep.43
Trianto dalam Selvina dkk, menyatakan bahwa pemahaman konsep
merupakan pemahaman siswa terhadap fakta-fakta yang saling terkait, yang
identik dengan kemampuan menangkap makna dari konsep yang dipaparkan dan
mampu menggunakan pengetahuan tersebut dengan situasi yang berbeda. 44 Hal
tersebut berarti bahwa kemampuan dalam memahami suatu konsep abstrak dapat
mendorong anak atau seseorang untuk berpikir lebih mendalam, karena konsep
akan muncul dalam berbagai konteks, sehingga pemahaman suatu konsep yang
ada akan saling berkaitan dengan konsep yang lainnya.

43
Dahar, op. cit.,h. 70.
44
Selvina Reza Devita, Riyadi, Yulianti, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Concept Mapping terhadap Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan Fisik, 2013,
(http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/download/2804/1922 ).
28

Dari uraian tersebut maka secara garis besar dapat dikatakan bahwa
pemahaman konsep adalah proses, cara, perbuatan mengerti atau mengetahui
secara detail mengenai konsep yang tercermin dalam meningkatnya suatu hasil
belajar siswa. Dengan memahami suatu konsep, ia dapat mengkategorikan dunia
sekitarnya menurut konsep itu.
Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman
konsep dalam suatu pembelajaran sangatlah penting. Karena, paham atau tidaknya
individu atas konsep dasar dalam suatu kajian awal mempunyai dampak pada
pemahaman konsep pada kajian selanjutnya, yang dalam hal ini, pemahaman
konsep dapat diukur dengan tes kognitif pada siswa. Maka dari itu, dampak
pemahaman yang didapatkan siswa pada konsep yang bersangkutan tentu saja
akan berimbas pada tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran yang
dilaksanakan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Penelitian yang dilakukan oleh Animesh K. Mohapatra and Reena
Mohapatra dengan judul effect of animations in constructing and reconstructing
students’ knowledge of cell division (mitosis) menunjukkan bahwa penggunaan
animasi dalam pembelajaran biologi dalam hal ini mengenai mitosis dapat
memberikan pembelajaran bermakna sehingga pemahaman siswa lebih
meningkat. Hal ini dibuktikan dengan siswa yang belajar dengan animasi
menunjukkan skor rata-rata 88% lebih tinggi dari kelompok kontrol dengan skor
rata-rata 69% mengenai struktur kromosom dan skor rata-rata 80% lebih tinggi
dari kelompok kontrol dengan skor rata-rata 63% mengenai proses mitosis.45
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Danton H. O’Day dengan judul
animated cell biology a quick and easy method for making effective, high quality
teaching animations menunjukkan bahwa penggunakan media animasi dalam
proses pembelajaran biologi sel dapat membantu siswa mendapatkan efek dan

45
Animesh K. Mohapatra dan Reena Mohapatra, Effect of Animations in Constructing and
Reconstructing Students’ Knowledge of Cell Division (Mitosis), 2013, h. 358-362,
(http://episteme4.hbcse.tifr.res.in/proceedings/strand-iii-curriculum-and-pedagogical studies-in-
stme/mohapatra-mohapatra).
29

nilai tertentu terutama mengenai wawasan dalam suatu peristiwa dinamis, hal ini
dibuktikan dengan siswa yang belajar dengan 3 atau lebih penyajian animasi
menghasilkan skor rata-rata 84,4% dibandingkan dengan siswa yang belajar
dengan 3 atau lebih penyajian grafis yaitu menghasilkan peningkatan kelas
71,3%.46
Penelitian yang dilakukan oleh King-Dow Su dengan judul an integrated
science course designed with information technologies to enhance university
student’s learning performance menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan media teknologi informasi komunikasi dapat membantu siswa
memperoleh pemahaman yang lebih baik dalam konsep ilmu yang ditargetkan dan
memberikan sikap positif terhadap pembelajaran sains, hal ini dibuktikan dengan
peningkatan kinerja sebesar 43,27% dan survei sikap enam subskala menunjukkan
sikap positif terhadap pelajaran ilmu pengetahuan dengan respon > 3,50 untuk
semua sikap.47
Penelitian yang dilakukan oleh Danton H. O’Day dengan judul the value of
animation in biology teaching: a study of long-term memory retention
menunjukkan bahwa penggunaan animasi dalam pembelajaran biologi kompleks
dapat meningkatkan pemahaman biologi siswa dan memberikan dampak memori
jangka panjang yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar tanpa
menggunakan animasi. Hal ini dibuktikan dengan siswa yang belajar dengan
animasi menunjukkan skor rata-rata 77,9% dengan penurunan skor (setelah tes
memori) menjadi 43%, sedangkan siswa yang belajar tanpa animasi mendapatkan
skor rata-rata 58,1% dengan penurunan skor (setelah tes memori) menjadi
35,8%.48

46
Danton H. O’Day, Animated Cell Biology: A Quick and Easy Method for Making
Effective, High Quality Teaching Animations, Vol. 5, 2006, h. 255-263,
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1618697).
47
King-Dow Su, An Integrated Science Course Designed with Information Technologies to
Enhance University Student’s Learning Performance, ScienceDirect, Vol. 51, 2008, h. 1365-1374,
(http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0360131508000171).
48
Danton H. O’Day, The Value of Animations in Biology Teaching: A Study of Long-Term
Memory Retention, Vol 6, 2007, h. 217-223,
(http://www.lifescied.org/content/6/3/217.full.pdf+html).
30

Penelitian yang dilakukan oleh Yosi Rotbain, Gili Marbach-Ad d anRuth


Stavy dengan judul using a computer animation to teach high school molecular
biology menunjukkan bahwa penggunaan animasi komputer dalam pembelajaran
biologi dalam hal ini mengenai genetika molekuler dengan konsep yang abstrak
dan proses menunjukkan bahwa nilai rata-rata posttest dari kelompok eksperimen
secara signifikan lebih tinggi 73% dari rata-rata skor kelompok kontrol 61%
dalam konten pengetahuan. Hal itu berarti bahwa penggunaan animasi secara
signifikan dapat meningkatkan pemahaman siswa.49
Penelitian yang dilakukan oleh Sapto Haryoko, dengan judul Efektifitas
Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi Model
Pembelajaran menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang
signifikan antara kelas eksperimen (media audiovisual) dibanding dengan kelas
kontrol (konvensional). Hal itu ditunjukkan oleh peningkatan hasil belajar pada
kedua kelas tersebut. Kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih tinggi
yakni sebesar 16,25, sedangkan pada kelas kontrol hanya terjadi peningkatan
sebesar 9,25. Hal itu menunjukkan bahwa penggunaan media audiovisual
memberikan efek yang lebih baik.50
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Rahmatullah, dengan judul
pengaruh pemanfaatan media film animasi terhadap hasil belajar menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan signifikan hasil belajar siswa antara kelas yang
menggunakan (kelas eksperimen) dan tidak menggunakan (kelas kontrol) media
pembelajaran film animasi setelah perlakuan (post test), rata-rata hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Hal itu ditunjukkan
oleh peningkatan hasil belajar pada kedua kelas tersebut. Kelas eksperimen

49
Yosi Rotbain, Gili Marbach-Ad dan Ruth Stavy, Using a Computer Animation to Teach
High School Molecular Biology. J Sci Educ Technol, Vol. 17, 2008, h. 49-58,
(http://link.springer.com/article/10.1007/s10956-007-9080-4?no-access=true).
50
Sapto Haryoko, Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif
Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi@Elektro, Vol. 5, 2009, h. 1-10,
(http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/download/972/781).
31

mengalami peningkatan yang lebih tinggi yakni 0,34 (sedang), sedangkan pada
kelas kontrol hanya terjadi peningkatan 0,10 (rendah).51

C. Kerangka Berpikir
Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi demikian pesat sehingga
berengaruh pada munculnya berbagai jenis kegiatan berbasis pada teknologi
terutama teknologi yang dimanfaatkan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan.
Penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan sudah dimulai sejak lama. Media
pembelajaran sebagai salah satu produk teknologi, mengalami kemajuan seiring
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknolgi. Teknologi dapat
membantu mencapai sasaran dan tujuan pendidikan sehingga proses belajar
mengajar akan lebih berkesan dan bermakna.
Salah satu masalah dalam pembelajaran sains adalah kesulitan dalam
memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Kebanyakan siswa hanya menghafal
daripada memahami. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya minat siswa pada
saat pembelajaran yang disebabkan kurang menariknya media belajar. Maka dari
itu, penggunaan media yang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran
memiliki fungsi yang sangat penting dalam menentukan tercapai atau tidaknya
suatu tujuan pembelajaran.
Salah satu media yang sedang berkembang saat ini adalah media
audiovisual. Penggunaan media audiovisual yaitu, suatu alat perantara/ penyampai
pesan yang terdiri dari suara dan gambar. Media audiovisual juga berkemampuan
untuk memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.
Salah satu media audiovisual yang dapat digunakan adalah dengan
pemanfaatan media film animasi, hal itu disebabkan karena film animasi dapat
menjelaskan konsep yang sifatnya abstrak menjadi lebih konkrit, memberikan
jembatan visual bagi siswa serta dapat diulang jika perlu.
Pada berbagai jenjang pendidikan mulai dari pendidikan menengah (SMP,
SMA) sampai pada jenjang perguruan tinggi terdapat konsep-konsep biologi yang

51
Muhammad Rahmattullah, Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi
terhadap Hasil Belajar, 2013, h. 178-186, (http://ejournal.unesa.ac.id/article/4272/19/article.pdf).
32

bersifat abstrak dan sulit dipahami oleh pembelajar, maka diperlukan kreativitas
guru untuk menyajikan pembelajaran sehingga lebih mudah dipahami oleh
pembelajar.
Kehadiran media animasi dalam pembelajaran Biologi sangat mendukung
proses penyampaian berbagai informasi dari guru ke siswa. Film animasi juga
diketahui dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan berpikir siswa, hal itu
disebabkan film animasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi belajar. 52
Dengan demikian, pemanfaatan media film animasi diduga berpengaruh terhadap
pemahaman konsep siswa.

D. Hipotesis Penelitian
Berdasakan kajian teoritis dan penyusunan kerangka pikir, maka hipotesis
penelitian ini adalah : “Terdapat pengaruh media film animasi terhadap
pemahaman konsep siswa”.

52
Miri Barak, Tamar Ashkar, Yehudit J. Dori, Teaching Science via Animated Movies: Its
Effect on Students' Learning Outcomes and Motivation, 2013, h. 1-6,
(http://www.sciencedirect.com/science/journal/03601315/56/3).
33

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Cibinong, yang
berlokasi di Jalan Karadenan No. 5 Cibinong, Bogor 16913. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Mei semester genap tahun ajaran 2013/2014.

B. Metode dan Desain Penelitian


Metode dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment
1
(eksperimen semu) . Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh media
pembelajaran. Sampel dibagi dua bagian yaitu kelompok eksperimen yang
diberikan perlakuan media film animasi dan kelompok kontrol dengan
tanpa perlakuan media film animasi. Oleh karena itu, rancangan penelitian
yang digunakan adalah : desain kelompok pretest-posttest (pretest-posttest
group design). Adapun desain penelitian dapat di lihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Pretest-Posttest Control Group Design
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
Eksperimen YI X1 Y2
Kontrol Y1 X2 Y2

Keterangan:
X1 : Perlakuan dengan media film animasi
X2 : Perlakuan tanpa media film animasi
Y1 : Pemberian pretest
Y2 : Pemberian posttest

1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Cet. 14, h. 123.

33
34

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah kumpulan dari sejumlah elemen. 2 Dalam penelitian
ini, yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA N 2
Cibinong. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 3 Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling karena
dalam pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Sampel pada
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI 5 yang terdiri atas 32 siswa,
sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI 6 yang terdiri dari 30 siswa,
sebagai kelompok kontrol.

D. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:
1. Variabel bebas : media film animasi
2. Variabel terikat : pemahaman konsep siswa

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes dan non tes.
Untuk tes berupa tes objektif pilihan ganda (pretest-posttest), sedangkan
non tes berupa lembar observasi guru dan lembar angket. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik
Sumber Instrumen
Data tentang Pengumpulan
Data Penelitian
Data
Siswa Pemahaman konsep pada Siswa Soal pretest-
siswa sebelum dan sesudah melaksanakan posttest
dilakukan perlakuan pretest-posttest pilihan ganda

2
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2009), Cet. 5, h. 84.
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Cet. 14, h. 174.
35

Teknik
Sumber Instrumen
Data tentang Pengumpulan
Data Penelitian
Data
dengan penggunaan media
film animasi dan media
powerpoint
Guru
Pengamatan terhadap Observer Pedoman
ketelaksanaan rencana mengisi lembar pengamatan
pelaksanaan pembelajaran observasi
Siswa
Hasil pengamatan objektif Siswa mengisi Lembar
siswa saat menggunakan lembar angket angket
media film animasi dalam
proses
Instrumen belajar
Penelitian

F. Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data antara

lain:

1. Tes hasil belajar


Tes ini merupakan tes objektif pilihan ganda dengan 5 alternatif
pilihan jawaban pada setiap butir, yaitu a, b, c, d dan e. Materi tes
yang diberikan adalah mengenai sistem pertahanan tubuh manusia.
Tes ini berisi 25 butir soal, yang diberikan dua kali terhadap siswa. tes
pertama diberikan sebelum siswa memasuki pembelajaran (pretest)
dan tes kedua diberikan setelah siswa melakukan pembelajaran
(posttest).
36

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar


Sub- Aspek Kognitif Jumlah
konsep Soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Sistem
1*, 6 2*, 4 5 7 3*, 8* 9 9
limfatik
12, 14 10*, 16 15* 17* 13* 11 8
19*,
20*, 25,
24, 27, 32*,
30, 33*, 22*,
23*, 29 21*, 28 18*, 35 26*
31*, 36 37*, 26,34
38*, 39,
Sistem 40, 41 42*,
pertahanan 43*
tubuh

47* 46 45* 44, 50 49* 48* 7

53* 55 56 51* 52 54 6

JUMLAH
15 14 6 8 7 6 56
SOAL

Ket:
* = Soal yang valid

2. Lembar observasi guru

Observasi atau pengamatan merupakan alat penilaian proses yang


dapat mengungkapkan proses keterlaksanaannya suatu kegiatan yang
dapat diamati.4 Dalam penelitian ini, lembar observasi dibuat untuk
mengamati sejauh mana guru melakukan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang sudah dirancang. Lembar observasi ini dibuat

4
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 15, h. 84.
37

ksperimen dan kelompok kontrol. Penskoran dilakukan dengan mengkonversi skor ke dalam standar 100. Observer dalam p
uru

Kegiatan Guru Pertemuan


N Tahapan Kegiatan Guru
(Kelompok 1 2
O Pembelajaran (Kelompok Kontrol)
Eksperimen) ya tdk ya tdk
1 Kegiatan awal
Pembukaan  Membuka 3. Membuka
pembelajaran pembelajaran
dengan memberi dengan memberi
salam salam
 Mengecek 4. Mengecek
kesiapan dan kesiapan dan
kehadiran siswa kehadiran siswa
 Mengulas secara 5. Mengulas secara
sekilas materi sekilas materi
sebelumnya sebelumnya

Motivasi Mengaitkan Mengaitkan materi


materi dengan dengan contoh
contoh sehari- sehari-hari
hari
Apersepsi Merespon Merespon jawaban
jawaban siswa siswa dan
dan mengaitkan mengaitkan pada
pada materi materi yang akan
yang akan dipelajari
dipelajari
38

Kegiatan Guru Pertemuan


N Tahapan Kegiatan Guru
(Kelompok 1 2
O Pembelajaran (Kelompok Kontrol)
Eksperimen) ya tdk ya tdk
Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan
tujuan kompetensi kompetensi yang
pembelajaran yang akan akan dicapai
dicapai
2 Kegiatan inti
Elaborasi Mengajukan Mengajukan
pertanyaan pada pertanyaan pada
siswa siswa
Eksplorasi  Membimbing c. Membimbing
siswa dalam siswa dalam
membentuk membentuk
kelompok kelompok
 Memberikan d. Memberikan
pengarahan pengarahan pada
pada siswa siswa mengenai
mengenai hal hal yang harus
yang harus dilakukan dalam
dilakukan dalam kelompoknya
kelompoknya masing- masing
masing- masing e. Menjelaskan
 Menyajikan materi dengan
film animasi power point yang
 Memberikan ditampilkan
LKS dan f. Memberikan LKS
membimbing dan membimbing
siswa untuk siswa untuk
mendiskusikan mendiskusikan
39

Kegiatan Guru Pertemuan


N Tahapan Kegiatan Guru
(Kelompok 1 2
O Pembelajaran (Kelompok Kontrol)
Eksperimen) ya tdk ya tdk
nya nya
 Meminta g. Meminta
perwakilan perwakilan siswa
siswa untuk untuk
mempresentasik mempresentasikan
an hasil hasil diskusinya
diskusinya h. Menanggapi hasil
 Menanggapi telaah siswa dan
hasil telaah memberikan
siswa dan informasi yang
memberikan sebenarnya
informasi yang
sebenarnya
Konfirmasi d. Meluruskan f. Meluruskan
kesalahan kesalahan
pemahaman dan pemahaman dan
memberikan memberikan
penguatan penguatan
terhadap materi terhadap materi
e. Memberikan g. Memberikan
kesempatan kesempatan pada
pada siswa siswa untuk
untuk bertanya bertanya tentang
tentang hal yang hal yang belum
belum dimengerti
dimengerti
40

Kegiatan Guru Pertemuan


N Tahapan Kegiatan Guru
(Kelompok 1 2
O Pembelajaran (Kelompok Kontrol)
Eksperimen) ya tdk ya tdk
3 Kegiatan akhir
Kesimpulan F. Meminta siswa K. Meminta siswa
menyimpulkan menyimpulkan
pembelajaran pembelajaran
mengenai materi mengenai materi
yang yang bersangkutan
bersangkutan L. Menguatkan
G. Menguatkan kesimpulan siswa
kesimpulan M. Meminta
siswa pengumpulan
H. Meminta lembar jawaban
pengumpulan LKS
lembar jawaban N. Memberikan
LKS penghargaan
I. Memberikan kepada kelompok
penghargaan dengan kinerja
kepada baik
kelompok O. Memberi salam
dengan kinerja
baik
J. Memberi salam
41

3. Lembar angket
Angket merupakan seperangkat pernyataan yang diberikan kepada
5
responden untuk mengungkapkan pendapat, keadaan dan kesan.
Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui bagaimana
respon siswa (kelompok eksperimen) terhadap media yang
disuguhkan dengan cara memilih kriteria SS (sangat setuju), S
(setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju).
Menurut Sobry Sutikno ada empat prinsip yang mendasari
pemilihan media pembelajaran, maka dari itu indikator angket yang
digunakan dalam penelitian ini mengenai respon siswa terhadap media
belajar film animasi pada konsep sistem pertahanan tubuh adalah:
Tabel 3.5. Indikator Angket Siswa
Nomor
Dimensi Elemen pernyataan Jumlah
Positif Negatif
1) Menentukan a. Sesuai dengan
1, 9 5, 13 4
media dengan tujuan dan
tepat. Media bahan
dipilih sesuai pembelajaran
dengan tujuan b. Membantu 17, 25 21, 29 4

dan bahan memahami


pelajaran yang konsep
diajarkan pembahasan
2) Menetapkan dan a. Sesuai dengan 2, 10 6, 14 4
mempertimbang ketertarikan
kan subjek peserta didik
dengan tepat, terhadap
penggunaan media yang
media bersangkutan

5
Ahmad S., Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 34.
42

Nomor
Dimensi Elemen pernyataan Jumlah
Positif Negatif
diperhitungkan b. Sesuai dengan 18, 26 22, 30 4
sesuai dengan tingkat
tingkat kemampuan/
kematangan/kem pemahaman/
ampuan peserta kematangan
didik daya pikir
peserta didik
3) Menyajikan a. Teknik dan 3, 11 7, 15 4
media dengan metode
tepat, teknik dan penyajian
metode media tepat
penggunaan digunakan
media dalam b. Penyajian 4, 12 8, 16 4
pengajaran harus media sesuai
disesuaikan dengan bahan,
dengan tujuan, sarana belajar
bahan, metode, yang ada
waktu, dan
sarana
4). Menempatkan a. Media yang 19 23 2
atau disajikan,
memperlihatkan diperlihatkan
media pada pada waktu,
waktu, tempat tempat dan
dan situasi yang situasi yang
tepat tepat
b. media yang 20, 27 24, 28 4
digunakan
43

Nomor
Dimensi Elemen pernyataan Jumlah
Positif Negatif
dapat
meningkatkan
motivasi
belajar

Jumlah 30
alitasnya melalui suatu langkah yang disebut uji coba. Dari hasil uji coba perangkat tes dipilih butir soal yang memenuhi val
G.
suatu instrumen.6 Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan. Perhitungan validitas instrumen


dilakukan dengan menggunakan program anates.
Berikut langkah-langkah menghitung validitas menggunakan
program anates:
a) Pilih program anates untuk soal pilihan ganda.
b) Pilih buat data mentah, kemudian tentukan jumlah subjek dan
jumlah soal.
c) Masukkan skor soal pada skor ideal.
d) Kemudian kembali ke menu utama dan klik olah semua data
atau pilih validitas.
Berdasarkan perhitungan anates dari 56 soal yang diberikan terdapat
28 soal yang valid yaitu 1, 2, 3, 8, 10, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,

Cipta, 2010), Cet. 14, h. 211.


44
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), Cet. 14, h. 211.


44

26, 31, 32, 33, 37, 38, 42, 43, 45, 47, 48, 49, 51, dan 53. Dan hanya 25
butir soal yang digunakan sebagai soal pretest dan posttes, yaitu nomor
1, 2, 3, 8, 10, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 31, 32, 33, 38, 45, 47,
48, 49, 51, dan 53 dikarenakan indikator yang sudah terwakili.

2. Uji Validitas Lembar Observasi


Lembar observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana guru
melakukan rencana pelaksanaan pembelajaran dikelas, dengan panduan
RPP yang sudah dirancang. Uji validitas untuk lembar observasi
menggunakan validitas lembar isi oleh praktisi pendidikan (dosen).

3. Uji Validitas Lembar Angket


Lembar angket digunakan untuk mengetahui bagaimana respon
siswa (kelompok eksperimen), baik pendapat, keadaaan, dan kesan
terhadap media yang disuguhkan. Uji validitas untuk lembar angket
menggunakan validitas lembar isi oleh praktisi pendidikan (dosen).

4. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam
mengukur apa yang diukurnya7, Suatu tes dapat dikatakan mempunyai
taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel
akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Adapun untuk mengetahui reabilitas soal, peneliti menggunakan
program anates. Berikut langkah-langkah menghitung validitas
menggunakan program anates:

7
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2009), Cet. 5, h. 120.
45

a) Pilih program anates untuk soal pilihan ganda.


b) Pilih buat data mentah, kemudian tentukan jumlah subjek dan
jumlah soal.
c) Masukkan skor soal pada skor ideal.
d) Kemudian kembali ke menu utama dan klik olah semua data
atau pilih validitas.
Berdasarkan hasil perhitungan, hasil uji coba instrumen memiliki
nilai reliabilitas sebesar 0,67 dengan kategori reliabilitas tinggi.

5. Tingkat Kesukaran Soal (Difficulty Index)


Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
8
terlalu sukar. Hasil perhitungannya merupakan hasil perbandingan
antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang
mengikuti tes.

Rumus yang digunakan adalah :


B
P=
JS

Keterangan :
P = Proporsi (Indeks Kesukaran)
B = Jumlah siswa yang menjawab benar
JS = Jumlah peserta tes/ siswa
Kriteria indeks kesukaran dapat diklasifikasikan dengan ketentuan
berikut9:
Jika P = 0-0,30------sukar
Jika P = 0,31-0,70-----sedang
Jika P = 0,71-1,00-----mudah
8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosydakarya,
9
2006), Cet. 1, h. 137.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),Cet.
X, h. 210.
46

Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran dengan menggunakan


ANATES, diperoleh soal dengan kategori sangat sukar berjumlah 3 soal
yaitu nomor 26, 36, dan 54. Sedangkan soal dengan kategori sukar
berjumlah 11 soal yaitu nomor 4, 15, 16, 17, 18, 25, 32, 40, 43, 45, dan
47. Sedangkan untuk kategori sedang berjumlah 14 soal yaitu 6, 10, 11,
20, 21, 22, 27, 34, 37, 39, 41, 42, 51, dan 53. Sedangkan untuk soal
dengan kategori mudah berjumlah 21 soal yaitu nomor 2, 3, 5, 7, 8, 9,
12, 13, 14, 19, 23, 24, 28, 29, 30, 31, 38, 44, 48, 50, dan 55.

6. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk


membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang
10
pandai. Daya beda yang baik adalah D > 0,3. Rumus untuk
menentukan daya beda adalah:

(Ba - Bb)
D=
0,5 N

Keterangan:
D = Daya pembeda soal
Ba = Jumlah yang menjawab benar, pada kelompok atas
Bb = Jumlah yang menjawab benar, pada kelompok bawah
N = jumlah peserta tes
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda soal dengan
menggunakan ANATES diperoleh hasil daya beda terendah sebesar -
0,25 yang termasuk kategori Drop dan daya beda tertinggi sebesar 0,63
yang termasuk kategori baik sekali.

10
Ahmad S., Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 104.
47

H. Teknik Analisis Data


1. Pengujian prasyarat penelitian
a. Uji Normal gain (N-gain)
N-Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain
menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa
setelah pembelajaran dilakukan untuk menghindari hasil kesimpulan
yang akan menimbulkan bias penelitian. Karena pada nilai pretest
kedua kelompok penelitian sudah berbeda maka digunakan uji normal
gain dengan rumus11:

Dengan kategorisasi perolehan:


tinggi : N-gain ≥ 0.70
sedang : 0.30 ≤ N-gain < 0.70
rendah : N-gain <0,30

b. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan
yaitu uji liliefors12, dengan rumus:
Lo = F (Zi) – S (Zi)
Keterangan:
Lo = Harga mutlak terbesar
F (Zi) = Peluang angka baku
S (Zi) = Proporsi angka baku.

11
David E. Meltzer, The Relationship Between Mathematic Preparation and Conceptual
Learning Gain in Physic: Possible-Hidden Variable “In Diagnostic Pretest Scores”.
(http://physic.iastate.edu/per/docs/addenum_on_normalited.gain.pdf). Diakses 11 maret 2013.
12
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h.466.
48

Untuk mengetahui besar Lo, mulanya data sampel diurutkan dari


data terkecil hingga data terbesar. Kemudian tentukan nilai Zi dengan
rumus Zi = ((xi-x):s) dengan keterangan Zi adalah skor baku, xi adalah
skor data, x adalah nilai rata-rata, dan s adalah simpangan baku.
Selanjutnya, tentukan besar peluang untuk masing–masing nilai Zi dan
sebut dengan F (Zi) dengan aturan, jika Zi > 0, maka F (Zi) = 0,57 (nilai
tabel) dan jika Zi > 0, maka F (Zi) = 1 – (0,5 + nilai tabel). Jika besar
peluang sudah ditentukan, selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2, Z3,…, Zn
yang lebih kecil atau sama dengan Z1, jika proporsi ini dinyatakan oleh
S(Zi), maka rumus yang digunakan adalah S(Zi) = (( banyaknya Z1, Z2,
Z3, …..,Zn: n)). Kemudian nilai selisih F (Zi) – S (Zi) dihitung dan
tentukan harga mutlaknya. Nilai terbesar antara harga–harga mutlak
selisih tersebutlah yang dinamakan nilai Lo.
Untuk memberikan interpretasi Lo, caranya adalah dengan
membandingkan dengan Lt. Lt adalah harga yang diambil dari tabel
harga kritis Uji Liliefors. Selanjutnya, langkah terakhir adalah
mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah
didapat. Apabila Lo < Lt, maka sampel berasal dari distribusi normal.
Dengan kriteria pengujian:
Jika L hit < L tab, berarti data berdistribusi normal
Jika L hit > L tab, berarti data berdistribusi tidak normal

c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data ini adalah untuk mengatahui kesamaan antara
dua keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan melihat
keadaan kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan
adalah Uji F, dengan rumus13:

13
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h.466.
49

Keterangan:
F = Uji Fisher
S12= Variansi Terbesar
S22 = Variansi terkecil

Untuk mendapatkan nilai F, mulanya hitung terlebih dahulu nilai


Standar deviasi pada data, lalu nilai standar deviasi tersebut
dikuadratkan untuk mendapatkan nilai varians. Setelah mendapatkan
nilai varians, selanjutnya nilai varians dimasukkan dalam rumus Uji
Fisher yaitu F = (, dengan keterangan adalah nilai varians terbesar dan
adalah nilai varians terkecil. Nilai yang didapatkan dari perhitungan
diatas adalah nilai homogenitas berdasarkan Uji Fisher. Selanjutnya,
langkah terakhir adalah mengambil kesimpulan berdasarkan nilai uji
yang didapat.
Dengan kriteria pengujian:
Jika F Hitung > F Tabel maka Ho diterima, berarti varians kedua
populasi homogen.
Jika F Hitung < F Tabel maka Ho ditolak, berarti varians kedua
populasi tidak homogen
Untuk taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan pembilang dk =
nb–1 serta penyebut dk = nk-1, dengan nb merupakan ukuran sampel
yang variansnya besar dan nk merupakan sampel yang variansnya kecil.

d. Uji Hipotesis
Menganalisis data pretest dan posttest secara statistik untuk
mengetahui apakah kenaikkan hasil belajar biologi tersebut signifikan
atau tidak. Dalam hal ini digunakan Uji-t karena data tersebut
berdistribusi normal dengan taraf signifikansi α = 0,05.
50

 1  2
t hitung 
11
dsg
n1n 2
Dengan dsg

( n1  1)V 1  ( n 2  1)V 2
n1  n 2  2

Keterangan:
N1: Jumlah sampel kelompok eksperimen N2: Jumlah sampel kelompok kontrol
V1: Varians data kelompok eksperimen V2: Varians data kelompok kontrol Dsg: Standar deviasi gabungan
X1: Nilai rata-rata kelompok eksperimen X2: Nilai rata-rata kelompok kontrol Adapun kriteria t tabel, jika:
thitung< ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

e. Teknik Analisis Lembar Observasi


Lembar observasi digunakan untuk mengetahui gambaran
keterlaksanaan proses pembelajaran. Adapun analisisnya dengan cara
menjumlahkan indikator yang teramati, selanjutnya dihitung dengan
mengkonversi skor ke dalam standar 100 dengan rumus:14
Skor yang diperoleh
Presentase = X 100%
Skor ideal yang diharapkan

f. Teknik Analisis Lembar Angket


Lembar angket berisi seperangkat pertanyaan yang harus direspon
siswa dengan memilih SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju),

14
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),Cet.
X, h. 242.
51

dan STS (sangat tidak setuju). Pemberian skor menggunakan skala


15
likert. Untuk pernyataan positif, SS, S, TS, dan STS diberi skor
berturut-turut 4, 3, 2, dan 1. Untuk pernyataan negatif, SS, S, TS, dan
STS diberi skor berturut-turut 1, 2, 3, dan 4. Adapun analisis
perdimensi, digunakan rumus:
Skor yang diperoleh
Presentase = X 100%
Skor ideal yang diharapkan

2. Uji Hipotesis Statistik


Hipotesis statistik digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang
telah dirumuskan. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Ho : μA = μB
Ha : μA > μB
Keterangan :
Ho = tidak terdapat pengaruh penggunaan media film animasi
terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep sistem pertahanan
tubuh.
Ha = terdapat pengaruh penggunaan media film animasi terhadap
pemahaman konsep siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh.
μA = rata-rata skor hasil belajar siswa dengan menggunakan media
film animasi.
μB = rata-rata skor hasil belajar siswa dengan menggunakan media
power point.

15
Ahmad S., Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 36.
52

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini dikumpulkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif berupa tes (pretest dan posttest) bentuk pilihan ganda
sejumlah 25 soal yang diberikan kepada dua kelompok, yakni kelompok
eksperimen menggunakan media film animasi sebanyak 32 siswa dan kelompok
kontrol menggunakan media power point sebanyak 30 siswa, kemudian data
kualitatif berupa lembar observasi dan angket. Berikut ini adalah hasil pretest dan
posttest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:

1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol


Berdasarkan hasil pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol sebelum
diberikan perlakuan yang berbeda diperoleh data sebagai berikut1:
Tabel 4.1. Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelompok
Data
Eksperimen Kontrol
Nilai tertinggi 64 68
Nilai terendah 32 28
Rata-rata 43,37 42,66
Modus 34,68 37,68
Median 45,5 50,83
Simpangan baku 8,08 9,28
Jumlah siswa 32 30

Berdasarkan hasil perhitungan pretest diketahui bahwa pada kelompok


eksperimen dengan sampel 32 siswa didapatkan skor terendah yakni 32. Skor 32
berada pada interval 32 sampai 36 dengan jumlah 9 siswa atau sebesar 28,13%.

1
Lampiran 5, h. 120.

52
53

Skor tertinggi 64 berada pada interval 62 sampai 66 dengan jumlah 1 siswa atau
sebesar 3,13%.
Hasil perhitungan pretest pada kelompok kontrol dengan sampel 30 siswa
didapatkan skor terendah yakni 28. Skor 28 berada pada interval 28 sampai 34
dengan jumlah 5 siswa atau sebesar 16,67%. Skor tertinggi 68 berada pada
interval 63 sampai 69 dengan jumlah 1 siswa atau sebesar 3,33%.
Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi pretest kelompok eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pretest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Nilai Nilai
NO
Interval Tengah F f (%) Interval Tengah F f (%)
(X) (X)
1 32-36 34 9 28,13 28-34 31 5 16,67
2 37-41 39 6 18,75 35-41 38 12 40
3 42-46 44 5 15,63 42-48 45 6 20
4 47-51 49 6 18,75 49-55 52 3 10
5 52-56 54 5 15,63 56-62 59 3 10
6 57-61 59 0 0 63-69 66 1 3,33
7 62-66 64 1 3,13
Jumlah 32 100% Jumlah 30 100%

2. Hasil Posttestt Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol


Berdasarkan hasil posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol setelah
diberikan perlakuan yang berbeda diperoleh data sebagai berikut2:
Tabel 4.3. Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelompok
Data
Eksperimen Kontrol
Nilai tertinggi 92 80
Nilai terendah 56 52
Rata-rata 71,35 66

2
Lampiran 6, h. 128.
54

Kelompok
Data
Eksperimen Kontrol
Modus 72 60,88
Median 70,73 60,67
Simpangan baku 8,77 7,59
Jumlah siswa 32 30

Berdasarkan hasil perhitungan posttest diketahui bahwa pada kelompok


eksperimen dengan sampel 32 siswa didapatkan skor terendah yakni 56. Skor 56
berada pada interval 56 sampai 61 dengan jumlah 4 siswa atau sebesar 12,5%.
Skor tertinggi 92 berada pada interval 92 sampai 97 dengan jumlah 1 siswa atau
sebesar 3,12%.
Hasil perhitungan posttest pada kelompok kontrol dengan sampel 30 siswa
didapatkan skor terendah yakni 52. Skor 52 berada pada interval 52 sampai 56
dengan jumlah 6 siswa atau sebesar 20%. Skor tertinggi 80 berada pada interval
77 sampai 81 dengan jumlah 1 siswa atau sebesar 3,33%.
Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi posttest kelompok eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Nilai Nilai
NO
Interval Tengah F f (%) Interval Tengah F f (%)
(X) (X)
1 56-61 58,5 4 12,5 52-56 54 6 20
2 62-67 64,5 6 18,75 57-61 59 2 6,67
3 68-73 70,3 13 40,62 62-66 64 6 20
4 74-79 76,5 2 6,25 67-71 69 7 23,33
5 80-85 82,5 5 15,63 72-76 74 8 26.67
6 86-91 88,5 1 3,12 77-81 79 1 3,33
7 92-97 94,5 1 3,12
Jumlah 32 100% Jumlah 30 100%
55

Tabel diatas menunjukkan bahwa kedua kelompok mengalami peningkatan


hasil belajar. Tetapi jika dibandingkan, kelompok eksperimen mengalami
peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.

3. Hasil Normal Gain Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol


Perhitungan N gain dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan
pemahaman konsep siswa. Hasil perhitungan N gain pada kelompok eksperimen
dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normal
Gain Kelompok Eksperimen dan
Kontrol

Frekuensi Persentase (%)


Kategori
Eksperimen Kontrol
Tinggi 9,38 0
Sedang 84,38 63,33
Rendah 6,25 36,67
Rata-rata 0,47 0,38
Kategori Sedang sedang

Berdasarkan hasil perhitungan N gain pada tabel 4.5 di atas, diperoleh nilai
rata-rata kelompok eksperimen sebesar 0,47 dan kelompok kontrol sebesar 0,38.
Pada kelompok eksperimen terdapat 3 siswa atau sebesar 9,38% dengan kategori
tinggi, 27 siswa atau sebesar 84,38% dengan kategori sedang, dan 2 siswa atau
sebesar 6,25% dengan kategori rendah, sedangkan pada kelompok kontrol
terdapat 0 siswa atau sebesar 0% dengan kategori tinggi, 19 siswa atau sebesar
63,33% dengan kategori sedang, dan 11 siswa atau sebesar 36,67% dengan
kategori rendah. Terdapat perbedaan N gain yang diperoleh dari kedua kelompok
sampel, yaitu nilai tertinggi yang diperoleh dari persentase pada kelompok
eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol yakni 9,38%
berbanding 0%.
56

Dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat


pemahaman konsep biologi antara kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol.3
B. Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis Data
a. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, hasil uji normalitas didapat dengan menggunakan
uji Lilifors. Uji normlitas digunakan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berdistribusi
normal bila memenuhi kriteria Lhitung (Lo) < Ltabel (Lt) pada taraf signifikan
dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji normalitas pretest dan posttest
kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6.
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05), baik pada
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Dari tabel 4.6 dapat
disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel penelitian berdistribusi normal
karena memenuhi kriteria Lhitung (Lo) < Ltabel (Lt).
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Eksperimen Kontrol
Data Kesimpulan
Pretest Posttest Pretest Posttest
N 32 32 30 30 Data
Lhitung (Lo) 0,059 0,019 0,119 0,103 Berdistribusi
Ltabel (Lt) 0,157 0,157 0,162 0,162 Normal

Penentuan nilai Lo ditentukan dengan cara mengambil nilai terbesar dari


harga-harga mutlak. Dari perhitungan tersebut diperoleh Lo pretest
kelompok eksperimen = 0,059 dan Lo pretest kelompok kontrol = 0,11,
sedangkan Lt diambil dari harga kritis Liliefors dan diperoleh bahwa Lt
kelompok eksperimen = 0,157 dengan n = 32 dan Lt kelompok kontrol =

3
Lampiran 10, h. 150.
57

0,162 dengan n = 30. Karena Lo kedua kelompok tersebut lebih kecil dari Lt
maka Ho yang menyatakan bahwa populasi berdistribusi normal diterima4.

b. Uji Homogenitas
Setelah kedua kelompok sampel dinyatakan berdistribusi normal,
selanjutnya dicari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai
homogenitas didapat dengan menggunakan uji Fisher. Kriteria yang
digunakan adalah Ho diterima jika Fhit < Ftab (homogen) dan Ho ditolak jika
Fhit > dari Ftab (tidak homogen), diukur pada taraf signifikan dan tingkat
kepercayaan tertentu. Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua
kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7.
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05), baik pada
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Dari tabel 4.7 dapat
disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel penelitian berasal dari populasi
yang homogen karena memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel .5
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Varians Taraf
Hasil
Signifikasi Fhit Ftab Kesimpulan
Data Eksperimen Kontrol (α)
Pretest 65,22 86,03 0,05 1,32 1,84 Data
Posttest 76,89 57,65 0,05 1,33 1,84 Homogen

Dari hasil perhitungan pretest, diperoleh Fhit = 1,32 sedangkan Ftab =


1,84 pada taraf signifikan 5% untuk derajat bebas penyebut 29 dan pembilang
31 karena Fhit < Ftab, maka Ho diterima yang berarti sampel hasil pretest
kelompok eksperimen dan kontrol homogen.
Dari hasil perhitungan posttest, diperoleh Fhit = 1,33 sedangkan Ftab =
1,84 pada taraf signifikan 5% untuk derajat bebas penyebut 29 dan
pembilang 31, karena Fhit < Ftab, maka Ho diterima yang berarti sampel
hasil posttest kelompok eksperimen dan kontrol homogen.

4
Lampiran 7, h. 136.
5
Lampiran 8, h. 144.
58

c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
pada hasil pretest dan posttest siswa dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Hasil perhitungan uji hipotesis pretest posttest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol tertera pada tabel 4.8 dan dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan rata-rata skor pretest kelompok kontrol dan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest
kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok kontrol.6
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Data Kelompok N Mean Thitung Ttabel Kesimpulan
Eksperimen 32 43,37 Ho diterima
Pretest 0,325 2
Kontrol 30 42,66 Ha ditolak
Eksperimen 32 71,35 Ho ditolak
Posttest 2,57 2
Kontrol 30 66 Ha diterima

Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh data pretest thitung = 0,325 dan ttabel
= 2 atau thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf signifikan
5% atau dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan rata- rata skor
pretest kelompok kontrol. Sehingga menunjukkan bahwa kelompok
eksperimn dan kontrol memiliki kemampuan awal yang sama.
Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh data posttest thitung = 2,57 dan ttabel
= 2 atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikan
5% atau dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan rata- rata skor posttest
kelompok kontrol. Sehingga menunjukkan bahwa kelompok eksperimen
memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik.

6
Lampiran 9, h. 146.
59

2. Hasil Observasi
Observasi terhadap guru dilakukan untuk melihat keterlaksanaan
kegiatan guru dalam melakukan tahap pembelajaran. Observasi ini dilakukan
di kelas eksperimen dan kontrol pada pertemuan ke-1 dan ke-2. Data hasil
observasi kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.11.
Persentase pertemuan pertama pada kelompok eksperimen adalah 88,8% dan
pada kelompok kontrol 94,4%. Persentase pertemuan kedua pada kelompok
eksperimen adalah 100% dan pada kelompok kontrol 100%.7
Tabel 4.9 Hasil Observasi
Kelompok Eksperimen dan
Kontrol

Kelompok eksperimen Kelompok Kontrol


N Tahap
O Pembelajaran Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan
1 2 1 2
1 Kegiatan Awal 66,40% 100% 83,30% 100%
2 Kegiatan Inti 100% 100% 100% 100%
3 Kegiatan Akhir 100% 100% 100% 100%
Rata-rata 88,8% 100% 94,43% 100%

Berdasarkan data hasil observasi yang dilakukan terlihat jelas bahwa


proses pembelajaran berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Pada saat observasi, terlihat pengajar telah
melakukan tahapan dengan baik. Hasil persentase pada pertemuan pertama
kelompok eksperimen adalah sebesar 88,8%, karena pada kegiatan awal tidak
mengulas secara sekilas materi sebelumnya dan tidak menyebutkan
kompetensi yang akan dicapai dan kelompok kontrol 94,43%, karena juga
pada kegiatan awal tidak menyebutkan kompetensi yang akan dicapai
sedangkan hasil persentase pada pertemuan kedua, baik kelompok
eksperimen maupun kontrol sebesar 100%.

7
Lampiran 11, h. 152.
60

Berdasarkan hasil observasi yang dihubungkan dengan hasil belajar


siswa, terlihat adanya perubahan yang signifikan hal ini terlihat dari
perolehan data posttest. Hal inipun menunjukkan adanya pemahaman yang
baik pada siswa mengenai konsep sistem pertahanan tubuh.

3. Hasil Angket
Penyebaran angket pada siswa dimaksudkan untuk mengetahui informasi
mengenai media belajar film animasi yang disuguhkan. Angket yang dibuat
meliputi 4 prinsip pemilihan media pembelajaran menurut Sobri Sutikno,
yaitu menentukan media dengan tepat, media dipilih sesuai dengan tujuan dan
bahan pelajaran yang diajarkan; menetapkan dan mempertimbangkan subjek
dengan tepat, penggunaan media diperhitungkan sesuai dengan tingkat
kematangan/kemampuan peserta didik; menyajikan media dengan tepat,
teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan
dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana; menempatkan atau
memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.
Berdasarkan angket dengan empat alternatif jawaban yang disebar
kepada 32 siswa kelas XI IPA 5, dalam mata pelajaran biologi pada konsep
sistem pertahanan tubuh diperoleh8 :
Tabel 4.10. Frekuensi Jawaban Angket Siswa Secara Keseluruhan

Butir Frekuensi Jawaban Siswa Jumlah


Pernyataan SS S TS STS Siswa

1 5 22 2 3 32
2 2 26 4 0 32
3 3 22 6 1 32
4 5 14 11 2 32
5 1 4 20 7 32
6 0 5 18 9 32
7 1 3 21 7 32
8 5 9 14 4 32

8
Lampiran 12, h. 160.
61

Butir Frekuensi Jawaban Siswa Jumlah


Pernyataan SS S TS STS Siswa
9 1 29 2 0 32
10 7 23 2 0 32
11 7 24 1 0 32
12 8 22 2 0 32
13 0 2 28 2 32
14 2 3 17 10 32
15 0 3 27 2 32
16 6 12 8 6 32
17 5 20 7 0 32
18 3 28 1 0 32
19 3 29 0 0 32
20 7 25 0 0 32
21 0 8 21 3 32
22 0 2 28 2 32
23 0 6 24 2 32
24 1 1 25 5 32
25 6 24 1 1 32
26 3 25 4 0 32
27 3 3 20 6 32
28 7 25 0 0 32
29 0 1 24 7 32
30 0 2 26 4 32
62

Secara rinci, hasil persentase frekuensi jawaban siswa dalam tabel berikut:
Tabel 4.11. Hasil Persentase Frekuensi Jawaban Angket Siswa Secara Keseluruhan

No Dimensi Persentase Kategori


1 Menentukan media dengan = 767 X 100 Tinggi
tepat, media dipilih sesuai 1024
dengan tujuan dan bahan = 74,9%
pelajaran yang diajarkan
2 Menetapkan dan = 781 X 100 Tinggi
mempertimbangkan subjek 1024
dengan tepat, penggunaan = 76,3%
media diperhitungkan sesuai
dengan tingkat
kematangan/kemampuan
peserta didik
3 Menyajikan media dengan = 733 X 100 Tinggi
tepat, teknik dan metode 1024
penggunaan media dalam = 71,6%
pengajaran harus disesuaikan
dengan tujuan, bahan,
metode, waktu, dan sarana
4 Menempatkan atau = 588 X 100 Tinggi
memperlihatkan media pada 768
waktu, tempat dan situasi = 76,6%
yang tepat

Data hasil angket dengan empat prinsip pemilihan media, dapat


dijabarkan sebagai berikut:
Prinsip pertama menentukan media dengan tepat, media dipilih sesuai
dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan. Dari hasil perhitungan
persentase data diperoleh 74,9%. Prinsip kedua menetapkan dan
mempertimbangkan subjek dengan tepat, penggunaan media diperhitungkan
sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan peserta didik. Dari hasil
perhitungan persentase data diperoleh 76,3%. Prinsip ketiga menyajikan
media dengan tepat, teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran
harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana. Dari
hasil perhitungan persentase data diperoleh 71,6%. Dan prinsip keempat
63

menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi


yang tepat. Dari hasil perhitungan persentase data diperoleh 76,6%.

C. Pembahasan
Hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan media film animasi pada
kelompok eksperimen mampu memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap
peningkatan pemahaman belajar siswa dari pretest ke posttest bila dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Hal itu terjadi karena penggunaan media animasi dapat
memberikan pembelajaran bermakna sehingga membuat pemahaman siswa lebih
meningkat. Hal itu sejalan dengan hasil sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Animesh K. Mohapatra dan Reena Mohapatra dengan judul effect of animation in
reconstructing students’ knowledge of cell division (mitosis) 9 yang menunjukkan
bahwa penggunaan media animasi dapat memberikan pembelajaran bermakna.
Lebih besarnya penguasaan konsep kelompok eksperimen juga disebabkan
karena dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media film animasi,
proses-proses biologis yang kompleks dapat lebih mudah dijelaskan pada siswa
dengan cara analogi maupun dengan mengkonkretkan proses-proses yang abstrak
sehingga membantu siswa dalam hal visualisasi yang kuat, serta dorongan minat
belajar siswa.
Hal tersebut sejalan dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yosi
Rotbain, Gili Marbach-Ad d dan Ruth Stavy dengan judul using a computer
10
animation to teach high school molecular biology yang menyatakan bahwa
media animasi mampu membantu pemahaman siswa dalam hal visualisasi,
penggambaran konsep abstrak, serta memberikan dorongan dalam hal minat
belajar .
Seperti yang dinyatakan oleh Munadhi, bahwa media film animasi memang
memiliki kelebihan-kelebihan yang terkait dengan optimalisasi pembelajaran.

9
Animesh K. Mohapatra dan Reena Mohapatra, Effect Of Animation In Reconstructing Students’
Knowledge Of Cell Division (mitosis. Proceedings of epiSTEME 4, India. H. 358-362
10
Yosi Rotbain, Gili Marbach-Ad d dan Ruth Stavy, Usinng A Computer Animation To Teach
High School Molecular Biology. J Sci Educ Technol (2008) 17:49-58. DOI 10.1007/s10956-007-
9080-4
64

11
Misalnya, pesan yang disampaikan menjadi cepat dan mudah diingat siswa.
Muhammad Rahmatullah dalam sebuah penelitian yang berjudul pengaruh
12
pemanfaatan media pembelajaran film animasi terhadap hasil belajar juga
menyatakan bahwa film animasi mampu memperkaya pengalaman dan
kompetensi siswa dalam beragam materi ajar, juga mampu menyediakan
tampilan-tampilan visual yang lebih kuat dari berbagai fenomena abstrak,
meningkatkan minat dan pemahaman, serta meningkatkan proses dan kualitas
hasil belajar. Sehingga pembelajaran konsep sistem pertahanan yang kompleks
dapat dengan mudah dijelaskan pada siswa.
Tahap penggunan media dikedua kelompok memiliki proses yang sejalan.
Keduanya menggunakan pendekatan kontruktivisme dengan metode diskusi dan
tanya jawab. Namun, berbeda dengan siswa yang belajar dengan menggunakan
media film animasi, media power point dianggap hanya menenakankan pada
pengenalan visual saja.13 Sedangkan media film animasi, ia masuk pada golongan
media audiovisual yang berarti menekankan keterlibatan indera visual dan audio
sekaligus. Dengan kata lain, penekanan dua sensor indera sekaligus dalam proses
pembelajaran akan memberikan dampak yang lebih positif dibanding dengan
menekankan pada satu jenis indera saja.
Pada pertemuan pertama kelompok eksperimen, mulanya guru memberikan
sedikit ulasan mengenai konsep sistem pertahanan tubuh. Lalu siswa diarahkan
untuk membentuk lima kelompok diskusi. Setelah itu, siswa diberikan penjelasan
materi dan dengan bantuan penyajian media film animasi mengenai konsep sistem
pertahanan tubuh, lalu setelah media film animasi tersebut disajikan, masing-
masing kelompok dibagikan lembar LKS untuk didiskusikan dan dipresentasikan.
Setelah seluruh kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka, selanjutnya
diadakan tanya jawab untuk menanggapi dan memperkuat pemahaman siswa.
Pada pertemuan kedua kelompok eksperimen, mulanya guru memberikan sedikit
ulasan mengenai konsep sistem pertahanan tubuh, selanjutnya siswa diarahkan

11
Munadi, yudhi, Media Pembelajaran, (Ciputat: Gaung persada Press, 2008), h. 116.
12
Muhammad Rahmatullah, Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi terhadap
Hasil Belajar. Edisi khusus no. 1, Agustus 2011 ISSN 1412-565X
13
Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: Satu Nusa, 2012), Cet. 2, h. 157.
65

membentuk lima kelompok. Setelah itu, siswa diberikan penjelasan materi dan
dengan bantuan penyajian media film animasi mengenai konsep sistem
pertahanan tubuh, lalu setelah film animasi disajikan, guru dan siswa melakukan
evaluasi dengan menggunakan kuis course review horray, yang selanjutnya soal-
soal dalam kuis tersebut dibahas dan didiskusikan secara bersama untuk
memperkuat pemahaman siswa.
Pada pertemuan pertama kelompok kontrol, mulanya guru memberikan
sedikit ulasan mengenai konsep sistem pertahanan tubuh dan mengarahkan siswa
membentuk 5 kelompok diskusi. Setelah itu, siswa diberikan penjelasan materi
dengan menggunakan media power point yang ditampilkan, selanjutnya masing-
masing kelompok diberikan lembar LKS untuk didiskusikan dan dipresentasikan.
Setelah seluruh kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka, selanjutnya
diadakan tanya jawab untuk menanggapi dan memperkuat pemahaman siswa.
Pada pertemuan kedua kelompok kontrol, mulanya guru memberikan sedikit
ulasan mengenai konsep sistem pertahanan tubuh, selanjutnya siswa diarahkan
membentuk lima kelompok. Setelah itu, siswa diberikan penjelasan materi dengan
menggunakan media power point yang ditampilkan. Lalu setelah media power
point ditampilkan, guru dan siswa melakukan evaluasi dengan menggunakan kuis
course review horray, yang selanjutnya soal-soal dalam kuis tersebut dibahas dan
didiskusikan secara bersama untuk memperkuat pemahaman siswa.
Berkaitan dengan kelebihan media film animasi, film animasi mengandung
media audiovisual sekaligus yang mampu menarik perhatian siswa. menurut teori
tingkat pengolahan, dalam faktor yang meningkatkan daya ingat jangka panjang,
disebutkan bahwa makin banyak perhatian yang diberikan pada bagian-bagian
tertentu, makin banyak pengolahan mental yang dilakukan atas bagian tertentu,
maka makin besar pula kemungkinan bagian-bagian tertentu tersebut diingat. 14
Hal itulah yang menjadi salah satu faktor film animasi mampu memberikan
dampak positif yang lebih kuat. Diketahui selanjutnya, film juga yang melibatkan

14
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT indeks, 2008), h.231.
66

legenda tokoh, yang ternyata juga mampu meningkatkan retensi memori jangka
panjang.15
Peningkatan siswa didukung juga oleh hasil analisis lembar observasi dan
angket. Berdasarkan hasil observasi terhadap guru mengenai keterlaksanaan
kegiatan guru dalam melakukan tahap pembelajaran, menunjukkan bahwa
pengajar telah melakukan tahapan kegiatan pembelajaran dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi yang dihubungkan dengan hasil belajar siswa, terlihat
adanya perubahan tingkat pemahaman konsep yang lebih baik. Hal ini terlihat dari
perolehan data posttest yang secara signifikan meningkat.
Berdasarkan perhitungan angket, dari keempat prinsip pemilihan media,
secara keseluruhan mendapatkan kategori yang tinggi. Baik pada prinsip pertama,
kedua, ketiga maupun keempat. Berikut penjabaran respon siswa mengenai angket
yang disebar:
Prinsip pertama yaitu, menentukan media dengan tepat atau media dipilih
sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan. Dengan kata lain,
pemilihan media yang tepat akan akan mempengaruhi sampai atau tidaknya
informasi dari pendidik kepada peserta didik. Berdasarkan hasil perhitungan yang
didapat, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa media film
animasi yang disuguhkan merupakan media belajar yang tepat, sesuai dengan
bahan dan tujuan pembelajaran sehingga dapat membantu memahami konsep
yang diajarkan.
Prinsip yang kedua yaitu, menetapkan dan mempertimbangkan subjek
dengan tepat, penggunaan media diperhitungkan sesuai dengan tingkat
kematangan/ kemampuan peserta didik. Berdasarkan hasil perhitungan yang
didapat, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa media film
animasi yang disuguhkan membuat proses belajar mengajar menjadi lebih
menarik dan menyenangkan dengan alur cerita yang dapat dipahami dengan baik.
Hal itu berarti media film animasi yang disuguhkan sesuai dengan tingkat
kematangan berpikir peserta didik.

15
Danton H. O’Day, The Value of Animations in Biology Teaching: A Study of Long-
Term Memory Retention. CBE—Life Sciences Education. Vol. 6, 217–223, Fall 2007. h. 217-223.
67

Prinsip yang ketiga, yaitu menyajikan media dengan tepat, teknik dan metode
penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan,
metode, waktu, dan sarana; Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat,
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa media film animasi
yang disuguhkan merupakan media yang teknik penyajiannya mudah digunakan,
tepat guna dan sesuai bahan dan sarana belajar yang ada.
Prinsip yang ke empat, yaitu menempatkan atau memperlihatkan media pada
waktu, tempat dan situasi yang tepat; Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat,
menunjukkan sebagian besar siswa menyatakan bahwa media film animasi yang
disuguhkan diperlihatkan pada waktu, tempat dan situasi yang tepat sehingga
menambah motivasi belajar. Berdasarkan perhitungan yang didapat, maka hasil
angket menunjukkan kategori tinggi sehingga berkolerasi positif dengan hasil
posttest pada kelompok eksperimen.
Film animasi sebagai media pembelajaran memiliki banyak kelebihan.
Disamping film animasi mampu merekam suatu proses, lebih mengkonkretkan
konsep yang abstrak, dapat diputar ulang jika dibutuhkan, film animasi juga
memiliki nilai hiburan tersendiri bagi peserta didik. Sehingga siswa merasa
tertarik dan materi yang disampaikan dapat terekam dan dipahami dengan baik
oleh siswa. Maka, berdasarkan olah data dan pembahasan yang didapat,
disimpulkan bahwa penggunaan media film animasi berpengaruh terhadap
pemahaman konsep siswa pada konsep sistem mekanisme pertahanan tubuh.
68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh media film animasi terhadap pemahaman konsep siswa
pada konsep sistem pertahanan tubuh. Hal ini ditunjukkan oleh uji statistik
menggunakan uji-t yakni thitung (2,57) > ttabel (2,00), pada taraf signifikan
yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Pengaruh perlakuan juga dapat
dilihat dari rata-rata nilai pottest antar kelompok yakni, kelompok
eksperimen sebesar 71,35 dan kelompok kontrol sebesar 66,00. Selain itu,
pengaruh dari perlakuan juga ditunjukkan oleh rata-rata N-Gain untuk
kelompok eksperimen 0,47 dan kelompok kontrol 0,38.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka dapat diberikan
saran sebagai berikut:
1. Penggunaan media film animasi dapat dijadikan alternatif media
pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah, karena dapat
memberikan hasil belajar yang baik, memberikan variasi
pembelajaran, juga bernilai hiburan tersendiri bagi siswa.
2. Diharapkan adanya pengembangan lebih lanjut mengenai kualitas
media film animasi, baik menyangkut rancangan tampilan film
animasi itu sendiri maupun kualitas materi yang dibutuhkan siswa
didalamnya.

68
69

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta, 2010.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.
Barak, Miri., Ashkar, Tamar., dan Dori, Yehudit J. “Teaching Science via
Animated Movies: Its Effect on Students' Learning Outcomes and
Motivation”,
http://www.sciencedirect.com/science/journal/03601315/56/3, 25
Februari 2013.
Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Erlangga,
2011.
Daryanto. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera,
2012.
Devita, Selvina Reza., Riyadi., Yulianti. “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Concept Mapping terhadap Pemahaman Konsep
Perubahan Lingkungan Fisik”,
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/download/2804/19
22, 17 September 2013.
Dimyati., dan Mudiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Djamarah, Syaiful Bahri., dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Refika Aditama, 2007.
Hamalik, Oemar. Perencanaan Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi
Aksara, 2005.
Handayani, Muslih Aris. “Studi Peran Film dalam Dunia Pendidikan”, INSANIA,
Vol. 11, 2006,
http://ejournal.stainpurwokerto.ac.id/index.php/insania/article/download/
144/141.

Harjanto. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.


Haryoko, Sapto. “Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif
Optimalisasi Model Pembelajaran”. Jurnal Edukasi@Elektro, Vol. 5,
2009, http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/download/972/781.
70

Imamah, N. “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif


Berbasis Kontruktivisme Dipadukan dengan Video Animasi Materi
Sistem Kehidupan Tumbuhan”, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol.
1, 2012,
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2010/2124.

Indriana, Dina. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran: Mengenal, Merancang,


dan Mempraktikkannya Jogjakarta: Diva Press, 2011.
Kustandi, Cecep., dan Sutjipto, Bambang. Media Pembelajaran: Manual dan
Digital, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013.
Mohapatra, Animesh K,. dan Mohapatra, Reena. “Effect of Animations in
Constructing and Reconstructing Students’ Knowledge of Cell Division
(Mitosis)”, http://episteme4.hbcse.tifr.res.in/proceedings/strand-iii-
curriculum-and-pedagogical studies-in-stme/mohapatra-mohapatra, 25
Februari 2013.
Morin, Edgar. Tujuh Materi Penting Bagi Dunia Pendidikan. Yogyakarta: 2009.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran:Suatu Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung
Persada Press, 2008.
Munir. Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta,
2012.
O’Day, “Danton H. Animated Cell Biology: A Quick and Easy Method for
Making Effective, High Quality Teaching Animations”, Vol. 5, 2006,
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1618697.
. “The Value of Animations in Biology Teaching: A Study of Long-Term
Memory Retention”, Vol. 6, 2007,
http://www.lifescied.org/content/6/3/217.full.pdf+html, 25 Februari
2013.
Prawidilaga, Dewi Salma. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2008.
Rahmattullah, Muhammad. “Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film
Animasi terhadap Hasil Belajar”,
http://ejournal.unesa.ac.id/article/4272/19/article.pdf, 17 September
2013.
Rotbain, Yosi., Marbach-Ad, Gili., dan Stavy, Ruth. “Using a Computer
Animation to Teach High School Molecular Biology”. J Sci Educ
Technol, Vol. 17, 2008, http://link.springer.com/article/10.1007/s10956-
007-9080-4?no-access=true.
71

Sadiman, Arief S., Rahardjo, R., Haryono. Anung., dan Rahardjito. Media
Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta:
Rajawali, 2010.
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta,
2010.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana,
Cet. 4, 2008.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta, Cet. 5, 2010.
Slavin, Robert. E. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks,
2008.

Sofyan, Ahmad., Feronika, Tonih., dan Milama, Burhanudin. Evaluasi


Pembelajaran IPA. Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006.
Su, King-Dow. “An Integrated Science Course Designed with Information
Technologies to Enhance University Student’s Learning Performance”,
ScienceDirect, Vol. 51, 2008,
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0360131508000171.

Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, Cet. 6, 2005.


Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010.
Sudjana, Nana., dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2011.

Sukmaniar, Fahma., Ngadino., dan Karsono. “Peningkatan Keterampilan Menulis


Narasi dengan Menggunakan Media Pembelajaran Animasi,
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2010/2124, 17
September 2013.
Syafrudin, Chabib., dan Pujiyono, Wahyu. “Pembuatan Film Animasi Pendek
“Dahyatnya Sedekah” Berbasis Multimedia Menggunakan Teknik 2D
Hybrid Animation dengan Pemanfaatan Graphic”, Jurnal Sarjana Teknik
Informatika, Vol.1, 2013,
http://journal.uad.ac.id/index.php/JSTIF/article/view/1783.
Uno, Hamzah B., dan Lamatenggo, Nina. Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
65

Lampiran 1

KISI-KISI INSTRUMEN
Jenjang Sekolah : XI IPA
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
Alokasi Waktu : 90 menit
Jumlah Soal 56
Bentuk Soal : Tes Objektif Pilihan ganda
Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu. Kelainan dan atau penyakit
yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar : 5.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit
penyakit

Aspek Kognitif Jumlah Jumlah soal


Sub- Indikator Indikator Jumlah soal yang
konsep pertemuan 1 pertemuan 2 Soal valid digunakan

C1 C2 C3 C4 C5 C6

Menyebutkan 4
dan menjelaskan
Sistem pembuluh limfa - 4 (1*, 2*, 3*,
1*, 6 2*, 4 5 7 3*, 8* 9 9 8*)
limfatik dan organ-organ
limfoid

Sistem Menjelaskan 4
- 12, 14 10*, 16 15* 17* 13* 11 8 4
pertaha fungsi sistem (10*, 15*,
66

Aspek Kognitif Jumlah Jumlah soal


Sub- Indikator Indikator Jumlah soal yang
konsep pertemuan 1 pertemuan 2 Soal valid digunakan

C1 C2 C3 C4 C5 C6

nan pertahanan tubuh 17*, 13*)


tubuh
Menyebutkan 20*, 11
Komponen dan 19*, 25,
24, 27, (20*, 31*,
respon imun 32*, 22*, 18
- 30, 23*, 21*, 14 38*, 10*, 32*,
nonspesifik dan 33*, 26,3 *, 26*
31*, 36 29 28 33*, 23*, 22*,
spesifik 37*, 39, 4 35
38*, 21*, 18*, 26*)
42*, 43*
40, 41
Menjelaskan 4
macam-macam
pertahanan (47*, 45*,
- 44, 48 4 49*, 48*)
tubuh 47* 46 45* 49* 7
50 *
(kekebalan
aktif dan pasif)
Menyebutkan 2
kelainan pada
- sistem 2 (53*, 51*)
53* 55 56 51* 52 54 6
pertahanan
tubuh

Jumlah 56 28 25

Keterangan : Tanda bintang (*) adalah soal valid


67

Jenjang Sekolah : XI IPA


Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
Alokasi Waktu : 90 menit
Jumlah Soal 56
Bentuk Soal : Tes Objektif Pilihan ganda
Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu. Kelainan dan atau penyakit
yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar : 5.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit
penyakit

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
Sistem limfatik Pembuluh limfa 1. Ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan C C1 1 1
Organ limfoid tubuh dinamakan …
a. Vaksinasi
b. Embriologi
c. Immunologi
d. Virology
e. Zoologi
2. Sel darah putih memegang peranan penting dalam A C2 2 2
sistem pertahanan tubuh. Karena ....
a. Beberapa sel darah putih berperan dalam proses
fagositosis
b. Sel darah putih mengandung HB untuk mengikat
68

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
oksigen
c. Sel darah putih berperan dalam proses pembekuan
darah pada luka
d. Sel darah putih mengandung pigmen empedu
e. Sel darah putih dapat mengembalikan sisa
metabolisme ke ginjal untuk disekresikan
3. Pernyataan yang tidak benar tentang fungsi sistem E C5 3 3
limfatik adalah ....
a. Mengalirkan cairan nterstitial
b. Menghasilkan imunitas
c. Mentransfer lemak hasil penyerapan makanan ke
darah
d. Memfasilitasi reaksi imun
e. Mendistribusikan hormon-hormon untuk mengatur
fungsi sel-sel tubuh
4. Tonsil merupakan salah satu organ pertahanan tubuh A C2 4 -
yang berfungsi ....
a. Melawan infeksi pada saluran pernafasan bagian
atas
b. Sebagai tempat pembuatan limfosit
c. Memproduksi hormon yang berfungsi dalam
pematangan sel limfosit T
d. Menghasilkan cairan limfa yang mengalir dalam
pembuluh limfatik
e. Mengandung sel-sel limfosit dan makrofag
69

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
5. Manakah dibawah ini yang bukan termasuk organ D C3 5 -
limfoid?
1) Tonsil 5) hati
2) Limpa 6) ginjal
3) Timus 7) nodus limfa
4) Sumsum tulang merah

a. 1 dan 2 d. 5 dan 6
b. 3 dan 4 e. 6 dan 7
c. 4 dan 5
6. Timus ditunjukkan oleh bagian nomor .... E C1 6 -

1
2
3

5
4

a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3
70

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
7. Seorang siswa menemukan organ limfoid dengan ciri- A C4 7 -
ciri berikut:
1) Memiliki dua lobus yang pada tiap lobusnya
terdiri atas korteks dan medulla
2) Terletak dibagian atas tulang dada
3) Bertugas memproduksi hormon yang berungsi
dalam pematangan sel limfosit T
Organ yang dimaksud adalah ....
a. Timus
b. Tonsil
c. Limpa
d. Nodus limfa
e. Sumsum tulang
8. Dibawah ini, merupakan ciri-ciri organ: E C5 8 4
1) Tempat ppembentukkan limfosit
2) Terdapat didalam tulang pipih
3) Terdapat pada epifise tulang pipa pada orang
dewasa
Organ yang dimaksud adalah ....
a. Hati
b. Tonsil
c. Limpa
d. Paru-paru
e. Sumsum tulang
71

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
9. Dibawah ini merupakan pernyataan mengenai E C6 9 -
limpa. Kecuali ....
a. Berbentuk oval
b. Panjangnya sekitar 12cm
c. Terletak diantara perut dan diafragma
d. Mengandung dua bagian, yang disebut pulpa
putih dan pulpa merah
e. Terdiri dari korteks dan medulla

Sistem Fungsi sistem 10. Sistem pertahanan tubuh yakni … D C2 10 5


pertahanan pertahanan a. Keberhasilan tubuh memproduksi sel kekebalan
tubuh tubuh b. Kemampuan memakan antigen yang masuk
c. Berhasil menjalani persaingan dalam kehidupan
d. Kemampuan mempertahankan tubuh dari
penyakit
e. Keberhasilan menghasilkan limfosit dewasa
11. Hasil pengamatan siswa mengemukakan bahwa A C6 11 -
tubuh kita memliki sistem pertahanan terhadap
patogen yang masuk kedalam tubuh. Pernyataan
dibawah ini yang termasuk sistem fungsi sitem
pertahanan yakni ....
a. Menghancurkan sel kanker dan sel abnormal
b. Menyaring zat-zat kimia yang masuk kedalam
tubuh
c. Mempertahankan keseimbangan cairan tubuh
72

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
d. Membunuh jaringan tubuh yang sehat
e. Menghancurkan patogen yang ada di udara
12. Alergen Zat asing seperti virus, protein asing, C C1 12 -
mikroorganisme dan bakteri yang masuk kedalam
tubuh disebut …
a. Antibodi
b. Imunitas
c. Antigen
d. Leukosit
e. Vaksin
13. Perhatikan komponen dibawah ini! D C5 13 6
1) Makrofag 4) Alergen
2) Limfosit 5) Antigen
3) Sel pengenal antigen
Komponen yang tidak termasuk ke dalam sistem
imun adalah ....
a. 1 dan 4 c. 3 dan 4 e. 1 dan 5
b. 2 dan 5 d. 4 dan 5
14. Antibodi yang dapat menawarkan racun disebut .... B C1 14 -
a. Presipitin
b. Antitoksin
c. Lisin
d. Toksoid
e. Vaksin
15. Dalam suatu praktikum di lab, ada seorang siswa D C3 15 7
73

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
teluka karena teriris silet. Apa yang sebaiknya
segera ia lakukan?
a. Menutup luka dengan plester luka
b. Membalut luka dengan perban
c. Menghentikan darah dengan menekan
daerah sekitar luka
d. Membersihkan luka dengan alkohol
e. Menghisap aliran darah yang keluar
16. Tubuh kita tidak mudah terkena patogen yang B C2 16 -
masuk bersama makanan karena ....
a. Adanya tonsil di pangkal mulut
b. Lambung menghasilkan HCL dan enzim
pencerna protein
c. Air ludah mengandung ptialin
d. Patogen hancur melalui pencernaan mekanis
e. Patogen dalam makanan akan diserang oleh
limfosit
17. Apabila kita terkena luka, seringkali luka tersebut A C4 17 8
membengkak atau menjadi radang. Sebenarnya, hal
apa yang menyebabkan terjadi demikian ....
a. Terjadinya peningkatan aliran darah
b. Hilangnya kemampuan pertahanan dalam
tubuh
c. Terjadinya infeksi berlebihan
d. Terhambatnya pertumbuhan dan
74

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
perkembangan patogen
e. Didalam tubuh terjadi kompetisi antara
bakteri tidak berbahaya dengan virus yang
masuk
Komponen dan 18. Pernyataan yang tidak benar mengenai sistem E C6 18 9
respon imun pertahanan tubuh lapisan pertama yakni …
nonspesifik dan a. Mukosa berperan untuk menyekresi lendir yang
spesifik kental dan lengket untuk memerangkap patogen
b. Mukosa berperan menghalangi patogen pada
saluran pencernaan, pernafasan dan genitouriner
c. Kelenjar minyak dan keringat pada kulit
menyekresikan zat yang asam
d. Lambung menghasilkan larutan HCL yang
dapat membunuh mikroba
e. Jenis sel darah putih tertentu mampu menelan
patogen yang masuk dalam tubuh
19. Kelenjar ludah dan kelenjar air mata turut berperan A C2 19 10
dalam sistem pertahanan tubuh karena ....
a. Menyekresi cairan yang mengandung enzim
lisozim yang dapat mencerna bakteri
b. Menyekresi lendir yang kental dan lengket
untuk memerangkap mikroba
c. Menghasilkan larutan HCL yang dapat
membunuh mikroba
d. Menghasilkan larutan garam yang dapat
75

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
membunuh mikroba
e. Tersusun dari epitelium yang berlapis keratin
20. Berikut ini merupakan pertahanan secara kimiawi E C1 20 11
oleh tubuh, kecuali ....
a. Kelenjar minyak
b. Keringat
c. Air ludah
d. Air mata
e. Antibodi
21. Kulit dapat berperan sebagai sistem pertahanan E C5 21 12
tubuh karena alasan berikut, kecuali ....
a. Kulit tersusun atas lapisan epitelium berlapis
keratin sehingga sulit ditembus oleh mikroba
b. Hasil sekresi kulit bersifat asam sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri
c. Keratin pada kulit tahan terhadap racun dan
enzim bakteri
d. Kulit menyekresi minyak yang dapat
menghambat bakteri
e. Kulit memiliki kelenjar penghasil antibodi yang
dapat melawan mikroba
22. Inflamasi/ peradangan merupakan respon imun non B C4 22 13
spesifik yang disebabkan ....
a. Arteri prakapiler menyempit, venula
pascakapiler berdilatasi
76

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
b. Arteri prakapiler berdilatasi, venula
pascakapiler menyempit
c. Arteri prakapiler menyempit, venula
pascakapiler menyempiti
d. Arteri prakapiler berdilatasi, venula
pascakapiler berdilatasi
e. Pembuluh darah mengembang
23. Berikut ini adalah beberapa respon pertahanan: C C3 23 14
1) Inflamasi
2) Antibodi
3) Antibiotik
4) Fagositosis
Respon imun yang bersifat non spesifik adalah ....
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
e. 3 dan 4
24. Zat yang menyebabkan alergi disebut .... C C1 24 -
a. Antigen
b. Antibodi
c. Alergen
d. Protein
e. Toksin
25. Sel natural killer memiliki sifat-sifat berikut ini, E C2 25 -
77

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
kecuali ....
a. Termasuk sel darah putih
b. Diaktifkan oleh interferon
c. Termasuk sistem imunitas bawaan
d. Mampu membunuh sel-sel kanker
e. Mampu memfagosit mikroba patogen
26. Seorang siswa mengamati suatu “komponen” E C4 26 15
didalam lab. Komponen tersebut merupakan hasil
tumbuh dari monosit. Ia berumur panjang dan
mampu menjulurkan kaki-kaki semu yang dapat
ditempelkan pada polisakarida mikroba dan
memakannya. Komponen yang diamati oleh siswa
adalah ....
a. Interferon
b. Sel natural killer
c. Leukosit
d. Neutrofil
e. Makrofag
27. Perpanjangan makrofag yang dapat menangkap E C1 27 -
bakteri pada proses fagositosis disebut ....
a. Interferon
b. Fagosit
c. Limfosit
d. Glikoprotein
e. Pseudopodia
78

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
28. Berikut ini merupakan ciri respon imun nonspesifik: A C5 28 -
1) Timbul warna kemerahan
2) Timbul panas
3) Terjadi pembengkakan
4) Timbul rasa sakit
Ciri-ciri respon imun yang dimaksud adalah ....
a. Terjadinya inflamasi
b. Mulai bekerjanya Natural Killer
c. Mulai aktifnya protein antimikroba
d. Mulai aktifnya limfosit dan antibodi
e. Terjadinya kegagalan respon pertahanan
29. Monosit, neutrofil, eosinofil, basofil dan limfosit A C3 29 -
merupakan sel darah putih yang berfungsi sebagai
pertahanan tubuh terhadap patogen. Manakah
diantara kelima komponen tersebut yang
berkemampuan khusus untuk memfagositosis?
a. Monosit dan neutrofil
b. Eusinofil dan basofil
c. Makrofag dan eosinofil
d. Eosinofil dan limfosit
e. Limfosit dan monosit
30. Jika tubuh terserang penyakit maka tubuh akan E C1 30 -
melawannya dengan membentuk . . . .
a. Antigen
b. Interferon
79

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
c. Limfosit
d. Monosit
e. Antibodi
31. Limfosit dapat mengalami pematangan menjadi .... A C1 31 16
a. Sel B dan sel T
b. Eosinofil dan neutrofil
c. Monosit dan makrofag
d. Sel-sel fagosit
e. Antibodi dan antitoksin
32. Limfosit berperan dalam kekebalan tubuh dengan A C2 32 17
cara .....
a. Menghasilkan antibodi yang sesuai dengan
antigen yang dilawannya
b. Memakan kuman penyakit atau benda-benda
asing yang ada di dalam tubuh
c. Menghasilkan zat asam yang dapat
menyebabkan terjadinya lisis sel bakteri atau
virus
d. Menghancurkan kuman dan benda asing dengan
menggunakan sekret dari lisosom
e. Menghasilkan enzim yang akan menguraikan
kuman dan benda asing yang ada di dalam
tubuh
33. Apabila tubuh terinfeksi virus cacar kemudian A C2 33 18
sembuh, untuk jangka waktu tertentu orang tersebut
80

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
akan mengalami kekebalan terhadap penyakit cacar
air. Kekebalan ini disebabkan karena didalam tubuh
sudah terbentuk ....
a. Sel limfosit T memori
b. Sel limfosit T pembantu
c. Sel limfosit T pembunuh
d. Sel limfosit T supresor
e. Antibodi
34. Ketika seseorang terkena suatu virus, tubuh tidak A C4 34 -
selalu mengalami sakit yang meluas (parah) dan
berlangsung lama. Hal itu disebabkan karena ....
a. Bagian tubuh maupun sel yang terkena virus
mengeluarkan interferon
b. Terbentuk kompleks antibodi-antigen di dalam
tubuh
c. Tubuh mempertahankan keseimbangan cairan
tubuh
d. Virus yang masuk kedalam tubuh merupakan
virus yang lemah
e. Lambung menghasilkan HCL dan enzim
pencerna protein
81

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
35. Diketahui ciri-ciri respon imun nonspesifik dan C C6 35 -
spesifik:
1) Respon timbul terhadap jaringan tubuh yang
rusak (terluka) dan bukan terhadap penyebab
kerusakan itu sendiri
2) Memastikan pertahanan tubuh tidak berbalik
melawan jaringan tubuh sendiri
3) Timbul dari dua sistem yang saling
bekerjasama (imunitas diperantarai antibodi
& diperantarai sel)
4) Respon berupa inflamasi dan fagositosis
Perbandingan ciri-ciri respon nonspesifik dengan spesifik
adalah?
a. 1,2 dengan 3, 4 d. 2,3 dengan 1,4
b. 1, 3 dengan 2, 4 e. 3,4 dengan 1,2
c. 1, 4 dengan 2, 3
36. Pernyataan yang tidak benar mengenai aksi A C5 36 -
antibodi terhadap antigen adalah ....
a. Mengingat antigen yang spesifik dan akan
merespon dengan cepat bila terkena infeksi
yang kedua
b. Menyebabkan antigen saling melekat
(aglutinasi)
c. Menstimulus fagositosis oleh neutrofil
d. Berperan sebagai antitoksin dan
82

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
menyebabkan pengendapan toksin bakteri
e. Menetralisasi antigen yang masuk
37. Suatu sel diketahui berperan dalam respon imun E C1 37 -
spesifik yang diperantarai sel dan berfungsi
menurunkan serta menghentikan respon imun yang
teraktivasi. Sel yang dimaksud adalah ....
a. Sel B Plasma
b. Sel B pembelah
c. Sel T Pembantu
d. Sel T Penmbunuh
e. Sel T Supresor
38. Berikut yang bukan merupakan tipe-tipe B C1 38 19
immunoglobulin pada manusia adalah ....
a. IgA
b. IgX
c. IgG
d. IgD
e. IgE
39. Dalam reaksi alergi, ig E .... C C2 39 -
a. Melekat pada sel patogen dan menandainya
untuk kemudian dilumpuhkan
b. Membuat lubang pada membran sel patogen
c. Berikatan pada permukaan mastosit, dan
menginduksinya untuk menghasilkan histamin
d. Memicu limfosit untuk menghasilkan antibodi
83

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
e. Memicu sekresi antibodi ke dalam saluran
pencernaan dan saluran pernafasan
40. Jenis antibodi yang memegang peranan penting A C1 40 -
pada pertahanan tubuh terhadap masuknya
mikroorganisme melalui permukaan yang dilapisi
selaput lendir, seperti hidung, mata, paru-paru dan
usus merupakan antibodi jenis ....
a. IgM
b. IgA
c. IgD
d. IgE
e. IgG
41. Antibodi pertama yang disekresikan sebagai respon A C1 41 -
kekebalan tubuh....
a. IgM
b. IgA
c. IgD
d. IgE
e. IgG
42. Sel T penolong berfungsi untuk.... C C2 42 -
a. Membunuh sel yang terinfeksi
b. Mengurangi produksi antibodi
c. Mengontol komponen imun spesifik lain
d. Mengingat informasi antigen yang pernah
masuk ke dalam tubuh
84

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
e. Reseptor antigen
43. Interferon berfungsi untuk .... -
a. Menghsilkan imunoglobin D C2 43
b. Menghasilkan antibodi
c. Menghasilkan antigen
d. Mencegah replikasi virus
e. Mencegah infeksi bakteri
Macam-macam 44. Di dalam ASI pertama terdapat antibodi yang C C4 44 -
pertahanan berguna untuk kekebalan bayi, ASI tesebut
tubuh (aktif dan merupakan contoh dari . . . .
pasif) a. Kekebalan aktif alami
b. Kekebalan aktif buatan
c. Kekebalan pasif alami
d. Kekebalan pasif buatan
e. Vaksinasi
45. Berikut pernyataan yang benar mengenai vaksin E C3 45 20
adalah ....
a. Merupakan antibodi yang siap diinjeksikan
kedalam tubuh D -
b. Sama seperti antibodi monoklonal
c. Memiliki waktu perlindungan aktif yang
singkat
d. Dapat memberantas semua penyakit yang
diakibatkan virus
e. Merupakan modifikasi bakteri/ virus yang
85

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
dilemahkan dan dapat merangsang kekebalan D 21
tubuh

D 22

46. Pemberian vaksin polio menyebabkan seorang anak C2 46


....
a. Sembuh dari penyakit polio
b. Memperoleh zat antivirus polio B
c. Menularkan penyakit polio
d. Membentuk antibodi pencegah polio
e. Terkena penyakit polio 23
47. Pemberian serum pada tubuh dapat menimbulkan C1 47
kekebalan ....
a. Aktif alami
b. Aktif buatan
c. Pasif alami
d. Pasif buatan
e. Adaptif C
86

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
48. Seorang anak disuntikkan vaksin tetanus sehingga A C6 48 -
tubuhnya mengembangkan sistem kekebalan dengan
cara memproduksi antibodi khusus untuk melawan
tetanus. Dari peristiwa tersebut dapat disimpulkan
bahwa tubuh anak tersebut mengalami proses ....
a. Kekebalan aktif alami
b. Kekebalan aktif buatan
c. Kekebalan pasif alami
d. Kekebalan pasif buatan
e. Netralisasi
49. Beberapa penyakit: C C5 49 22

1) Tipus 4) Bronkitis
2) Campak 5) Gondongan
3) Malaria 6) Cacar Air
Penyakit yang dapat menimbulkan kekebalan aktif alami
ialah ....
a. 1, 3, 5
b. 2, 4, 6
c. 2, 5, 6
d. 1, 2, 3
e. 3, 5, 6
50. Ketika seseorang mengalami cacar dan sembuh, A C4 50 23
orang tersebut dalam jangka waktu tertentu akan
mengalami kebal terhadap cacar. Hal tersebut
87

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
merupakan bagian dari pertahanan tubuh ....
a. Kekebalan aktif alami
b. Kekebalan aktif buatan
c. Kekebalan pasif alami
d. Kekebalan pasif buatan
e. Imunitas

Kelainan pada 51. HIV sangat berbahaya dan dapat menyebabkan D C4 51 24


sistem kematian karena ....
pertahanan a. Dapat merusak jaringan tubuh
tubuh b. Menyerang sel limfosit
c. Dapat ditularkan melalui kontak cairan
tubuh
d. Menurunkan kekebalan tubuh sehingga
memudahkan infeksi penyakit yang lain
e. Merusak antibodi

52. Perhatikanlah data penyakit berikut! C C5 52 -


1) Alergi 4) Kanker
2) Lupus 5) SCID
3) AIDS 6) Anemia
Yang bukan merupakan penyakit imunitas adalah ....
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 4 dan 6
88

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
d. 1 dan 4
e. 4 dan 5

53. Suatu sindrom yang menyebabkan penurunan sistem C C1 53 25


kekebalan tubuh adalah ....
a. Demam rematik
b. Kencing manis
c. AIDS
d. SCID
e. Alergi

54. Dalam suatu pengamatan ditemukan bahwa terdapat B C6 54 -


suatu kondisi yang mana molekul normal didalam
tubuh dianggap sebagai antigen asing oleh antibodi.
Dapat disimpulkan bahwa kondisi tersebut
menunjukkan terjadinya ....
a. Alergi
b. Autoimunitas
c. Defisiensi imun
d. Penolakan transplantasi
e. Serangan patogen asing dalam tubuh

55. Antigen yang menyebabkan influenza adalah .... C C2 55 -


a. Bakteri
b. Mikroba
89

No No
Jawa Tingkat Butir
Sub konsep Indikator Soal Butir
ban Kognitif Baru
Asli
c. Virus
d. Substansi asing
e. Protein asing

56. Terdapat beberapa penyakit imun diantaranya alergi, D C3 56 -


artritis reumatoid dan AIDS. AIDS merupakan salah
satu yang dapat menyebabkan kematian. Manakah
pernyataan dibawah ini yang berkenaan dengan
AIDS sebagai salah satu penyebab kematian ....
a. AIDS menyebabkan kerusakan pada jaringan
darah
b. AIDS menyerang sistem pernafasan
c. AIDS menyebabkan kanker paru-paru
d. AIDS menurunkan kinerja sistem pertahanan
tubuh
e. AIDS membuat kerja otot jantung terganggu

Sumber:

 Aryulina, Diah. Dkk., Esis Biologi 2, SMA dan MA untuk kelas XI, (Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2007)
 Cambell Reece, Mitchell., Biologi. (Jakarta: Erlangga, 2004).
 Saktiyono, Seribu Pena BIOLOGI untuk SMA/ MA Kelas XI. (Jakarta: Erlangga, 2008).
90

INSTRUMEN SOAL
MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA

NAMA:
KELAS:
Pilihlah Satu Jawaban yang Paling Benar dengan Memberi Tanda Silang (x)
pada Huruf a, b, c, d, atau e!

1. Ilmu yang mempelajari sistem d. Memfasilitasi reaksi


imun atau kekebalan tubuh imun
dinamakan … e. Mendistribusikan
a. Vaksinasi hormon-hormon untuk
b. Embriologi mengatur fungsi sel-sel
c. Immunologi tubuh
d. Virology
a. Zoologi a. Melawan infeksi
2. Sel darah putih memegang pada saluran pernafasan
peranan penting dalam sistem bagian atas
pertahanan tubuh. Karena .... b. Sebagai tempat
a. Beberapa sel darah putih pembuatan limfosit
berperan dalam proses c. Memproduksi
fagositosis hormon yang berfungsi
b. Sel darah putih mengandung dalam pematangan sel
HB untuk mengikat oksigen limfosit T
c. Sel darah putih berperan d. Menghasilkan
dalam proses pembekuan cairan limfa yang
darah pada luka mengalir dalam pembuluh
d. Sel darah putih mengandung limfatik
pigmen empedu e. Mengandung sel-
e. Sel darah putih dapat sel limfosit dan makrofag
mengembalikan sisa
metabolisme ke ginjal untuk 5. Manakah dibawah
disekresikan ini yang bukan termasuk organ
limfoid?
3. Pernyataan yang tidak benar 1) Tonsil 5) hati
tentang fungsi sistem limfatik 2) Limpa
adalah .... 6) ginjal
a. Mengalirkan cairan 3) Timus
nterstitial 7) nodus limfa
b. Menghasilkan imunitas 4) Sumsum
tulang merah
c. Mentransfer lemak hasil
penyerapan makanan ke
darah
4.
merupakan salah satu
organ pertahanan
tubuh yang berfungsi
....
91

a. 1 dan 2 d. 2) Terdapat didalam tulang


5 dan 6 pipih
b. 3 dan 4 e. 3) Terdapat pada epifise
6 dan 7 tulang pipa pada orang
c. 4 dan 5 dewasa
Organ yang dimaksud adalah ....
6. Timus ditunjukkan oleh bagian a. Hati
nomor .... b. Tonsil
a. 1 d. 4 c. Limpa
b. 2e. 5 d. Paru-paru
c. 3 e. Sumsum tulang

9. Dibawah ini merupakan


1 pernyataan mengenai limpa.
2
3 Kecuali ....
a. Berbentuk oval
5 b. Panjangnya sekitar 12cm
4 c. Terletak diantara perut
dan diafragma
d. Mengandung dua bagian,
yang disebut pulpa putih
7. Seorang siswa menemukan dan pulpa merah
organ limfoid dengan ciri-ciri e. Terdiri dari korteks dan
berikut: medulla
1) Memiliki dua lobus yang
pada tiap lobusnya 10. Sistem pertahanan tubuh
terdiri atas korteks dan yakni …
medulla a. Keberhasilan tubuh
2) Terletak dibagian atas memproduksi sel
tulang dada kekebalan
3) Bertugas memproduksi b. Kemampuan memakan
hormon yang berungsi antigen yang masuk
dalam pematangan sel c. Berhasil menjalani
limfosit T persaingan dalam
kehidupan
Organ yang dimaksud adalah .... d. Kemampuan
a. Timus mempertahankan tubuh
b. Tonsil dari penyakit
c. Limpa e. Keberhasilan
d. Nodus limfa menghasilkan limfosit
e. Sumsum tulang dewasa

8. Dibawah ini, merupakan ciri-ciri 11. Hasil pengamatan siswa


organ: mengemukakan bahwa tubuh
1) Tempat ppembentukkan kita memliki sistem
limfosit pertahanan terhadap patogen
92

yang masuk kedalam tubuh. e. Vaksin


Pernyataan dibawah ini yang
termasuk sistem fungsi sitem 15. Dalam suatu praktikum di
pertahanan yakni .... lab, ada seorang siswa teluka
a. Menghancurkan sel karena teriris silet. Apa yang
kanker dan sel abnormal sebaiknya segera ia lakukan?
b. Menyaring zat-zat kimia a. Menutup luka dengan
yang masuk kedalam plester luka
tubuh b. Membalut luka dengan
c. Mempertahankan perban
keseimbangan cairan c. Menghentikan darah
tubuh dengan menekan daerah
d. Membunuh jaringan sekitar luka
tubuh yang sehat d. Membersihkan luka
e. Menghancurkan patogen dengan alkohol
yang ada di udara e. Menghisap aliran darah
yang keluar
12. Alergen Zat asing seperti
virus, protein asing, 16. Tubuh kita tidak mudah
mikroorganisme dan bakteri terkena patogen yang masuk
yang masuk kedalam tubuh bersama makanan karena ....
disebut … a. Adanya tonsil di pangkal
a. Antibodi mulut
b. Imunitas b. Lambung menghasilkan
c. Antigen HCL dan enzim
d. Leukosit pencerna protein
e. Vaksin c. Air ludah mengandung
ptialin
13. Perhatikan komponen d. Patogen hancur melalui
dibawah ini! pencernaan mekanis
1) Makrofag 4) Alergen e. Patogen dalam makanan
2) Limfosit 5) Antigen akan diserang oleh
3) Sel pengenal antigen.... limfosit
Komponen yang tidak
termasuk ke dalam sistem 17. Apabila kita terkena luka,
imun adalah .... seringkali luka tersebut
a. 1 dan 4 d. 4 dan 5 membengkak atau menjadi
b. 2 dan 5 e. 1 dan 5 radang. Sebenarnya, hal apa
c. 3 dan 4 yang menyebabkan terjadi
demikian ....
14. Antibodi yang dapat a. Terjadinya peningkatan
menawarkan racun disebut ....
aliran darah
a. Presipitin
b. Hilangnya kemampuan
b. Antitoksin
pertahanan dalam tubuh
c. Lisin
c. Terjadinya infeksi
d. Toksoid
berlebihan
93

d. Terhambatnya d. Menghasilkan larutan


pertumbuhan dan garam yang dapat
perkembangan patogen membunuh mikroba
e. Didalam tubuh terjadi e. Tersusun dari epitelium
kompetisi antara bakteri yang berlapis keratin
tidak berbahaya dengan 20. Berikut ini merupakan
virus yang masuk pertahanan secara kimiawi
18. Pernyataan yang tidak benar oleh tubuh, kecuali ....
mengenai sistem pertahanan a. Kelenjar minyak
tubuh lapisan pertama yakni b. Keringat

c. Air ludah
a. Mukosa berperan untuk
d. Air mata
menyekresi lendir yang
e. Antibodi
kental dan lengket untuk
memerangkap patogen
21. Kulit dapat berperan sebagai
b. Mukosa berperan
sistem pertahanan tubuh
menghalangi patogen
karena alasan berikut,
pada saluran pencernaan,
kecuali
pernafasan dan
....
genitouriner
a. Kulit tersusun atas
c. Kelenjar minyak dan
lapisan epitelium
keringat pada kulit
berlapis keratin sehingga
menyekresikan zat yang
sulit ditembus oleh
asam
mikroba
d. Menghasilkan larutan
b. Hasil sekresi kulit
HCL yang dapat
bersifat asam sehingga
membunuh mikroba
menghambat
e. Jenis sel darah putih
pertumbuhan bakteri
tertentu mampu meelan
c. Keratin pada kulit tahan
patogen yang masuk
terhadap racun dan
dalam tubuh
enzim bakteri
d. Kulit menyekresi minyak
19. Kelenjar ludah dan kelenjar
yang dapat menghambat
air mata turut berperan dalam
bakteri
sistem pertahanan tubuh
karena .... e. Kulit memiliki kelenjar
a. Menyekresi cairan yang penghasil antibodi yang
mengandung enzim dapat melawan mikroba
lisozim yang dapat
mencerna bakteri 22. Inflamasi/ peradangan
merupakan respon imun non
b. Menyekresi lendir yang
spesifik yang disebabkan ....
kental dan lengket untuk
a. Arteri prakapiler
memerangkap mikroba
menyempit, venula
c. Menghasilkan larutan
pascakapiler berdilatasi
HCL yang dapat
b. Arteri prakapiler
membunuh mikroba
berdilatasi, venula
pascakapiler menyempit
94

c. Arteri prakapiler merupakan hasil tumbuh dari


menyempit, venula monosit. Ia berumur panjang
pascakapiler menyempiti dan mampu menjulurkan
d. Arteri prakapiler kaki-kaki semu yang dapat
berdilatasi, venula ditempelkan pada
pascakapiler berdilatasi polisakarida mikroba dan
e. Pembuluh darah memakannya. Komponen
mengembang yang diamati oleh siswa
adalah ....
23. Berikut ini adalah beberapa a. Interferon
respon pertahanan: b. Sel natural killer
1) Inflamasi c. Leukosit
2) Antibodi d. Neutrophil
3) Antibiotik e. Makrofag
4) Fagositosis
Respon imun yang bersifat
27. Perpanjangan makrofag yang
non spesifik adalah ....
dapat menangkap bakteri
a. 1 dan 2 pada proses fagositosis
b. 1 dan 3 disebut ....
c. 1 dan 4 a. Interferon
d. 2 dan 3 b. Fagosit
e. 3 dan 4 c. Limfosit
d. Glikoprotein
24. Zat yang menyebabkan alergi e. Pseudopodia
disebut ....
a. Antigen 28. Berikut ini merupakan ciri
b. Antibodi respon imun nonspesifik:
c. Alergen 1) Timbul warna
d. Protein kemerahan
e. Toksin 2) Timbul panas
3) Terjadi
25. Sel natural killer memiliki pembengkakan
sifat-sifat berikut ini, kecuali 4) Timbul rasa sakit
.... Ciri-ciri respon imun yang
a. Termasuk sel darah putih dimaksud adalah ....
b. Diaktifkan oleh a. Terjadinya inflamasi
interferon b. Terjadinya proses
c. Termasuk sistem fagositosis
imunitas bawaan c. Mulai bekerjanya Natural
d. Mampu membunuh sel- Killer
sel kanker d. Mulai aktifnya protein
e. Mampu memfagosit antimikroba
mikroba patogen e. Mulai aktifnya limfosit
26. Seorang siswa mengamati dan antibodi
suatu “komponen” didalam
lab. Komponen tersebut
95

29. Monosit, neutrofil, eosinofil, terjadinya lisis sel bakteri


basofil dan limfosit atau virus
merupakan sel darah putih d. Menghancurkan kuman
yang berfungsi sebagai dan benda asing dengan
pertahanan tubuh terhadap menggunakan sekret dari
patogen. Manakah diantara lisosom
kelima komponen tersebut e. Menghasilkan enzim
yang berkemampuan khusus
yang akan menguraikan
untuk memfagositosis?
kuman dan benda asing
a. Monosit dan neutrofil yang ada di dalam tubuh
b. Eusinofil dan basofil
c. Makrofag dan eosinofil 33. Apabila tubuh terinfeksi virus
d. Eosinofil dan limfosit cacar kemudian sembuh,
e. Limfosit dan monosit untuk jangka waktu tertentu
orang tersebut akan
30. Jika tubuh terserang penyakit mengalami kekebalan
maka tubuh akan terhadap penyakit cacar air.
melawannya dengan Kekebalan ini disebabkan
membentuk . . . . karena didalam tubuh sudah
a. Antigen terbentuk ....
b. Interferon a. Sel limfosit T memori
c. Limfosit b. Sel limfosit T pembantu
d. Monosit c. Sel limfosit T pembunuh
e. Antibodi d. Sel limfosit T supresor
e. Antibodi
31. Limfosit dapat mengalami
pematangan menjadi .... 34. Ketika seseorang terkena
a. Sel B dan sel T suatu virus, tubuh tidak selalu
b. Eosinofil dan neutrofil mengalami sakit yang meluas
c. Monosit dan makrofag (parah) dan berlangsung
d. Sel-sel fagosit lama. Hal itu disebabkan
e. Antibodi dan antitoksin karena ....
a. Bagian tubuh maupun
32. Limfosit berperan dalam sel yang terkena virus
kekebalan tubuh dengan cara mengeluarkan interferon
..... b. Terbentuk kompleks
a. Menghasilkan antibodi antibodi-antigen di
yang sesuai dengan dalam tubuh
antigen yang dilawannya c. Tubuh mempertahankan
b. Memakan kuman keseimbangan cairan
penyakit atau benda- tubuh
benda asing yang ada di d. Virus yang masuk
dalam tubuh kedalam tubuh
c. Menghasilkan zat asam merupakan virus yang
yang dapat menyebabkan lemah
96

e. Lambung menghasilkan c. Menstimulus


HCL dan enzim fagositosis oleh
pencerna protein neutrofil
35. Diketahui ciri-ciri respon d. Berperan sebagai
imun nonspesifik dan antitoksin dan
spesifik: menyebabkan
1) Respon timbul pengendapan toksin
terhadap jaringan bakteri
tubuh yang rusak e. Menetralisasi antigen
(terluka) dan bukan
yang masuk
terhadap penyebab
kerusakan itu sendiri
37. Suatu sel diketahui berperan
2) Memastikan
dalam respon imun spesifik
pertahanan tubuh
yang diperantarai sel dan
tidak berbalik
berfungsi menurunkan serta
melawan jaringan
menghentikan respon imun
tubuh sendiri
yang teraktivasi. Sel yang
3) Timbul dari dua
dimaksud adalah ....
sistem yang saling
a. Sel B Plasma
bekerjasama (imunitas
b. Sel B pembelah
diperantarai antibodi
& diperantarai sel) c. Sel T Pembantu
4) Respon berupa d. Sel T Penmbunuh
inflamasi dan e. Sel T Supresor
fagositosis
Perbandingan ciri-ciri respon 38. Berikut yang bukan
nonspesifik dengan spesifik merupakan tipe-tipe
adalah? immunoglobulin pada
a. 1,2 dengan 3, 4 d. 2,3 manusia adalah ....
dengan 1,4 a. IgA
b. 1, 3 dengan 2, 4 e. 3,4 b. IgX
dengan 1,2 c. IgG
c. 1, 4 dengan 2, 3 d. IgD
e. IgE
36. Pernyataan yang tidak benar
mengenai aksi antibodi 39. Dalam reaksi alergi, ig E ....
terhadap antigen adalah .... a. Melekat pada sel
a. Mengingat antigen patogen dan
yang spesifik dan menandainya untuk
akan merespon kemudian
dengan cepat bila dilumpuhkan
terkena infeksi yang b. Membuat lubang pada
kedua membran sel patogen
b. Menyebabkan antigen c. Berikatan pada
saling melekat permukaan mastosit,
(aglutinasi) dan menginduksinya
97

untuk menghasilkan e. Reseptor antigen


histamin
d. Memicu limfosit 43. Interferon berfungsi untuk ....
untuk menghasilkan a. Menghsilkan
antibodi imunoglobin
e. Memicu sekresi b. Menghasilkan
antibodi ke dalam antibodi
saluran pencernaan c. Menghasilkan antigen
dan saluran
d. Mencegah replikasi
pernafasan
virus
e. Mencegah infeksi
40. Jenis antibodi yang
memegang peranan penting bakteri
pada pertahanan tubuh
terhadap masuknya 44. Di dalam ASI pertama
mikroorganisme melalui terdapat antibodi yang
permukaan yang dilapisi berguna untuk kekebalan
selaput lendir, seperti hidung, bayi, ASI tesebut merupakan
mata, paru-paru dan usus contoh dari . . . .
merupakan antibodi jenis .... a. Kekebalan aktif alami
a. IgM b. Kekebalan aktif buatan
b. IgA c. Kekebalan pasif alami
c. IgD d. Kekebalan pasif buatan
d. IgE e. Vaksinasi
e. IgG
45. Berikut pernyataan yang
41. Antibodi pertama yang benar mengenai vaksin
disekresikan sebagai respon adalah ....
kekebalan tubuh.... a. Merupakan antibodi
a. IgM yang siap diinjeksikan
b. IgA kedalam tubuh
c. IgD b. Sama seperti antibodi
d. IgE monoklonal
c. Memiliki waktu
e. IgG
perlindungan aktif yang
singkat
42. Sel T penolong berfungsi
untuk.... d. Dapat memberantas
a. Membunuh sel yang semua penyakit yang
terinfeksi diakibatkan virus
e. Merupakan modifikasi
b. Mengurangi produksi
bakteri/ virus yang
antibodi
dilemahkan dan dapat
c. Mengontol kmponen
merangsang kekebalan
imun spesifik lain
tubuh
d. Mengingat informasi
antigen yang pernah
masuk ke dalam tubuh
98

46. Pemberian vaksin polio a. 1, 3, 5


menyebabkan seorang anak b. 2, 4, 6
.... c. 2, 5, 6
a. Sembuh dari penyakit d. 1, 2, 3
polio e. 3, 5, 6
b. Memperoleh zat
antivirus polio 50. Ketika seseorang mengalami
c. Menularkan penyakit cacar dan sembuh, orang
polio tersebut dalam jangka waktu
d. Membentuk antibodi tertentu akan mengalami
pencegah polio kebal terhadap cacar. Hal
e. Terkena penyakit polio tersebut merupakan bagian
dari pertahanan tubuh ....
47. Pemberian serum pada tubuh a. Kekebalan aktif alami
dapat menimbulkan b. Kekebalan aktif buatan
kekebalan .... c. Kekebalan pasif alami
a. Aktif alami d. Kekebalan pasif buatan
b. Aktif buatan e. Imunitas
c. Pasif alami
d. Pasif buatan 51. HIV sangat berbahaya dan
e. Adaptif dapat menyebabkan kematian
karena ....
a. Dapat merusak jaringan
48. Seorang anak disuntikkan tubuh
vaksin tetanus sehingga b. Menyerang sel limfosit
tubuhnya mengembangkan c. Dapat ditularkan melalui
sistem kekebalan dengan cara kontak cairan tubuh
memproduksi antibodi d. Menurunkan kekebalan
khusus untuk melawan tubuh sehingga
tetanus. Dari peristiwa memudahkan infeksi
tersebut dapat disimpulkan penyakit yang lain
bahwa tubuh anak tersebut e. Merusak antibodi
mengalami proses ....
a. Kekebalan aktif alami 52. Perhatikanlah data penyakit
b. Kekebalan aktif buatan berikut!
c. Kekebalan pasif alami 1) Alergi 4) Kanker
d. Kekebalan pasif buatan 2) Lupus 5) SCID
e. Netralisasi 3) AIDS 6) Anemia
Yang bukan merupakan
49. Beberapa penyakit: penyakit imunitas adalah ....
1) Tipus 4) Bronkitis a. 1 dan 3
2) Campak 5) Gondongan b. 2 dan 4
3) Malaria 6) Cacar Air c. 4 dan 6
Penyakit yang dapat d. 1 dan 4
menimbulkan kekebalan aktif e. 4 dan 5
alami ialah ....
99

53. Suatu sindrom yang a. AIDS menyebabkan


menyebabkan penurunan kerusakan pada
sistem kekebalan tubuh jaringan darah
adalah .... b. AIDS menyerang
a. Demam rematik sistem pernafasan
b. Kencing manis c. AIDS menyebabkan
c. AIDS kanker paru-paru
d. SCID d. AIDS menurunkan
e. Alergi kinerja sistem
pertahanan tubuh
54. Dalam suatu pengamatan e. AIDS membuat kerja
ditemukan bahwa terdapat otot jantung terganggu
suatu kondisi yang mana
molekul normal didalam
tubuh dianggap sebagai
antigen asing oleh antibodi.
Dapat disimpulkan bahwa
kondisi tersebut
menunjukkan terjadinya ....
a. Alergi
b. Autoimunitas
c. Defisiensi imun
d. Penolakan
transplantas
i
e. Serangan patogen
asing dalam tubuh

55. Antigen yang menyebabkan


influenza adalah ....
a. Bakteri
b. Mikroba
c. Virus
d. Substansi asing
e. Protein asing

56. Terdapat beberapa penyakit


imun diantaranya alergi,
artritis reumatoid dan AIDS.
AIDS merupakan salah satu
yang dapat menyebabkan
kematian. Manakah
pernyataan dibawah ini yang
berkenaan dengan AIDS
sebagai salah satu penyebab
kematian ....
100

Lampiran 2

Rekapitulasi Analisis Butir Soal


Jumlah subjek:
30
Butir soal: 56
Reabilitas soal: 0,67 (Tinggi)

Tingkat
Butir Butir Daya Beda Validitas
Kesukaran Keterangan
Baru Asli Indeks Kategori Indeks Kategori Indeks Kategori
1 1 0,25 Kurang 0,93 Mudah 0,48 Valid Digunakan
2 2 0,25 Kurang 0,83 Mudah 0,36 Valid Digunakan
3 3 0,38 Baik 0,80 Mudah 0,42 Valid Digunakan
4 8 0,13 Kurang 0,77 Mudah 0,30 Valid Digunakan
5 10 0,50 Baik 0,67 Sedang 0,48 Valid Digunakan
6 13 0,25 Kurang 0,77 Mudah 0,29 Valid Digunakan
7 15 0,25 Kurang 0,27 Sedang 0,28 Valid Digunakan
8 17 0,38 Baik 0,20 Sukar 0,50 Valid Digunakan
9 18 0,38 Baik 0,23 Sukar 0,39 Valid Digunakan
10 19 0,38 Baik 0,80 Mudah 0,34 Valid Digunakan
11 20 0,38 Baik 0,63 Sedang 0,27 Valid Digunakan
12 21 0,38 Baik 0,40 Sedang 0,36 Valid Digunakan
13 22 0,13 Kurang 0,33 Sedang 0,30 Valid Digunakan
14 23 0,50 Baik 0,77 Mudah 0,35 Valid Digunakan
15 26 0,13 Kurang 0,13 Sukar 0,46 Valid Digunakan
16 31 0,38 Baik 0,77 Mudah 0,30 Valid Digunakan
17 32 0,38 Baik 0,30 Sedang 0,33 Valid Digunakan
18 33 0,13 Kurang 0,90 Mudah 0,30 Valid Digunakan
- 37 0,63 Baik 0,50 Sedang 0,54 Valid Tidak
Digunakan
19 38 0,38 Baik 0,73 Sedang 0,29 Valid Digunakan
- 42 0,38 Baik 0,70 Sedang 0,25 Valid Tidak
Digunakan
- 43 0,00 Kurang 0,23 Sukar 0,35 Valid Tidak
Digunakan
20 45 0,00 Kurang 0,23 Sukar 0,29 Valid Digunakan
21 47 0,25 Kurang 0,17 Sukar 0,40 Valid Digunakan
22 48 0,50 Baik 0,80 Mudah 0,38 Valid Digunakan
23 49 0,13 Kurang 0,93 Mudah 0,28 Valid Digunakan
24 51 0,13 Kurang 0,50 Sedang 0,28 Valid Digunakan
25 53 0,38 Baik 0,70 Sedang 0,27 Valid Digunakan
101

INSTRUMEN SOAL

SOAL PRETEST-POSTEST
Sistem Pertahanan Tubuh Manusia

Nama :
Kelas XI
Mata Pelajaran : Biologi
Alokasi Waktu : 90 menit

1. Ilmu yang mempelajari sistem d. Memfasilitasi reaksi imun


imun atau kekebalan tubuh e. Mendistribusikan hormon-
dinamakan … hormon untuk mengatur
a. Vaksinasi fungsi sel-sel tubuh
b. Embriologi
c. Immunologi 4. Dibawah ini, merupakan ciri-ciri
d. Virology organ:
e. Zoologi 1) Tempat pembentukkan
limfosit
2. Sel darah putih memegang 2) Terdapat didalam tulang
peranan penting dalam sistem pipih
pertahanan tubuh. Karena .... 3) Terdapat pada epifise
a. Beberapa sel darah putih tulang pipa pada orang
berperan dalam proses dewasa
fagositosis Organ yang dimaksud adalah ....
b. Sel darah putih mengandung a. Hati
HB untuk mengikat oksigen b. Tonsil
c. Sel darah putih berperan c. Limpa
dalam proses pembekuan d. Paru-paru
darah pada luka e. Sumsum tulang
d. Sel darah putih mengandung
pigmen empedu 5. Sistem pertahanan tubuh yakni
e. Sel darah putih dapat …
mengembalikan sisa a. Keberhasilan tubuh
metabolisme ke ginjal untuk memproduksi sel kekebalan
disekresikan b. Kemampuan memakan
antigen yang masuk
3. Pernyataan yang tidak benar c. Berhasil menjalani
tentang fungsi sistem limfatik persaingan dalam kehidupan
adalah .... d. Kemampuan
a. Mengalirkan cairan nterstitial mempertahankan tubuh dari
b. Menghasilkan imunitas penyakit
c. Mentransfer lemak hasil e. Keberhasilan menghasilkan
penyerapan makanan ke limfosit dewasa
darah
102

6. Perhatikan komponen dibawah 9. Pernyataan yang tidak benar


ini! mengenai sistem pertahanan
1) Makrofag 4) Alergen tubuh lapisan pertama yakni
2) Limfosit 5) Antigen …
3) Sel pengenal antigen a. Mukosa berperan untuk
Komponen yang tidak menyekresi lendir yang
termasuk ke dalam sistem kental dan lengket untuk
imun adalah .... memerangkap patogen
a. 1 dan 4 c. 3 dan 4 b. Mukosa berperan
b. 2 dan 5 d. 4 dan 5 menghalangi patogen
e. 1 dan 5 pada saluran pencernaan,
pernafasan dan
7. Dalam suatu praktikum di lab, genitouriner
ada seorang siswa teluka karena c. Kelenjar minyak dan
teriris silet. Apa yang sebaiknya keringat pada kulit
segera ia lakukan? menyekresikan zat yang
a. Menutup luka dengan plester asam
luka d. Menghasilkan larutan
b. Membalut luka dengan HCL yang dapat
perban membunuh mikroba
c. Menghentikan darah dengan e. Jenis sel darah putih
menekan daerah sekitar luka tertentu mampu meelan
d. Membersihkan luka dengan patogen yang masuk
alkohol dalam tubuh
e. Menghisap aliran darah yang
keluar 10. Kelenjar ludah dan kelenjar
air mata turut berperan dalam
8. Apabila kita terkena luka, sistem pertahanan tubuh
seringkali luka tersebut karena ....
membengkak atau menjadi a. Menyekresi cairan yang
radang. Sebenarnya, hal apa mengandung enzim
yang menyebabkan terjadi lisozim yang dapat
demikian .... mencerna bakteri
a. Terjadinya peningkatan aliran b. Menyekresi lendir yang
darah kental dan lengket untuk
b. Hilangnya kemampuan memerangkap mikroba
pertahanan dalam tubuh c. Menghasilkan larutan
c. Terjadinya infeksi berlebihan HCL yang dapat
d. Terhambatnya pertumbuhan membunuh mikroba
patogen d. Menghasilkan larutan
e. Didalam tubuh terjadi garam yang dapat
kompetisi antara bakteri membunuh mikroba
tidak berbahaya dengan e. Tersusun dari epitelium
virus yang masuk yang berlapis keratin
103

11. Berikut ini merupakan pascakapiler


pertahanan secara kimiawi menyempit
oleh tubuh, kecuali .... d. Arteri prakapiler
a. Kelenjar minyak berdilatasi, venula
b. Keringat pascakapiler
c. Air ludah berdilatasi
d. Air mata e. Pembuluh darah
e. Antibodi mengembang
12. Kulit dapat berperan sebagai 14. Berikut ini adalah beberapa
sistem pertahanan tubuh respon pertahanan:
karena alasan berikut, 1) Inflamasi
kecuali 2) Antibodi
.... 3) Antibiotik
a. Kulit tersusun atas 4) Fagositosis
lapisan epitelium Respon imun yang bersifat
berlapis keratin sehingga non spesifik adalah ....
sulit ditembus oleh a. 1 dan 2
mikroba b. 1 dan 3
b. Hasil sekresi kulit c. 1 dan 4
bersifat asam sehingga d. 2 dan 3
menghambat e. 3 dan 4
pertumbuhan bakteri
c. Keratin pada kulit tahan 15. Seorang siswa mengamati
terhadap racun dan suatu “komponen” didalam
enzim bakteri lab. Komponen tersebut
d. Kulit menyekresi minyak merupakan hasil tumbuh dari
yang dapat menghambat monosit. Ia berumur panjang
bakteri dan mampu menjulurkan
e. Kulit memiliki kelenjar kaki-kaki semu yang dapat
penghasil antibodi yang ditempelkan pada
dapat melawan mikroba polisakarida mikroba dan
memakannya. Komponen
13. Inflamasi/ peradangan yang diamati oleh siswa
merupakan respon imun non adalah ....
spesifik yang disebabkan .... a. Interferon
a. Arteri prakapiler b. Sel natural killer
menyempit, venula c. Leukosit
pascakapiler d. Neutrofil
berdilatasi e. Makrofag
b. Arteri prakapiler
berdilatasi, venula 16. Limfosit dapat mengalami
pascakapiler pematangan menjadi ....
menyempit a. Sel B dan sel T
c. Arteri prakapiler b. Eosinofil dan neutrofil
menyempit, venula c. Monosit dan makrofag
104

d. Sel-sel fagosit c. IgG


e. Antibodi dan antitoksin d. IgD
e. IgM
17. Limfosit berperan dalam
kekebalan tubuh dengan cara 20. Berikut pernyataan yang
..... benar mengenai vaksin
a. Menghasilkan antibodi adalah ....
yang sesuai dengan a. Merupakan antibodi
antigen yang dilawannya yang siap diinjeksikan
b. Menelan kuman penyakit kedalam tubuh
atau benda-benda asing b. Sama seperti antibodi
yang ada di dalam tubuh monoklonal
c. Menghasilkan zat asam c. Memiliki waktu
yang dapat menyebabkan perlindungan aktif yang
terjadinya lisis sel bakteri singkat
atau virus d. Dapat memberantas
d. Menghancurkan kuman semua penyakit yang
dan benda asing dengan diakibatkan virus
menggunakan sekret dari e. Merupakan modifikasi
lisosom bakteri/ virus yang
e. Menghasilkan enzim dilemahkan dan dapat
yang akan menguraikan merangsang kekebalan
kuman dan benda asing tubuh
yang ada di dalam tubuh 21. Pemberian serum pada tubuh
dapat menimbulkan
18. Apabila tubuh terinfeksi virus kekebalan ....
cacar kemudian sembuh, a. Aktif alami
untuk jangka waktu tertentu b. Aktif buatan
orang tersebut akan c. Pasif alami
mengalami kekebalan d. Pasif buatan
terhadap penyakit cacar air. e. Adaptif
Kekebalan ini disebabkan
karena didalam tubuh sudah 22. Seorang anak disuntikkan
terbentuk .... vaksin tetanus sehingga
a. Sel limfosit T memori tubuhnya mengembangkan
b. Sel limfosit T pembantu sistem kekebalan dengan cara
c. Sel limfosit T pembunuh memproduksi antibodi khusus
d. Sel limfosit T supresor untuk melawan tetanus. Dari
e. Antibodi peristiwa tersebut dapat
disimpulkan bahwa tubuh
19. Berikut yang bukan anak tersebut mengalami
merupakan tipe-tipe proses ....
immunoglobulin pada a. Kekebalan aktif alami
manusia adalah .... b. Kekebalan aktif buatan
a. IgA c. Kekebalan pasif alami
b. IgX d. Kekebalan pasif buatan
105

e. Netralisasi b. Menyerang sel


limfosit
23. Beberapa penyakit: c. Dapat ditularkan
1) Tipus 4) Bronkitis melalui kontak cairan
2) Campak 5) Gondongan tubuh
3) Malaria 6) Cacar Air d. Menurunkan
Penyakit yang dapat kekebalan tubuh
menimbulkan kekebalan aktif sehingga
alami ialah .... memudahkan infeksi
a. 1, 3, 5 penyakit yang lain
b. 2, 4, 6 e. Merusak antibodi
c. 2, 5, 6
d. 1, 2, 3 25. Suatu sindrom yang
e. 3, 5, 6 menyebabkan penurunan
sistem kekebalan tubuh
24. HIV sangat berbahaya dan adalah ....
dapat menyebabkan kematian a. Demam rematik
karena .... b. Kencing manis
a. Dapat merusak c. AIDS
jaringan tubuh d. SCID
e. Alergi
106

LEMBAR OBSERVASI KELAS EKSPERIMEN

Aktivitas Guru Selama Pembelajaran

Wa}/uy gTe dia: i ^# S'

Pertemuan ke- : I
Petunjuk .
Berilah Tando C/‹ecDisf (9) pada Kolom Sesuai dengan Pengamatan yang Anda Lakukan,

Terlaksana
NO Tahapan Pembelajaran Kegiatan Gum
Ya Tidak
1 Kegiatan awal
Pembiikaan • Membuka pembelajaran
dengan memberi salam
• Mengecek kesiapan dan kehadiran
siswa
• Mengulas secara sekilas materi
sebelumnya
Motivasi Mengaitkan materi dengan contoh
sehari-hari
Apersepsi Merespon jawaban siswa dan
mengaitkan pada materi yang akan
dipelajari
Menyebutkan tujuan Menyebutkan kompetensi yang akan
pembelajaran dicapai
2 Kegiatan inti
Elaborasi Mengajukan pertanyaan pada siswa
Ekspiorasi • Membimblflg sisWd dalam
membentuk kelompok
• Memberikan pengarahan pada
siswa mengenai hal yang harus
dilakukan
dalam kelompoknya masing- masing
Terlaksana
NO Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru
Ya Tidak
• Menyajikan film animasi
• Memberikatl LKS dan membimbing
siswa untuk mendiskusikannya
• Meminta perwakilan siswa untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya
• Mcnanggapi hasil telaah siswa
dan memberikan informasi yang
sebenamya
Konfirmasi • Meluruskan kesalahan pemahaman
dan memberikan penguatan terhadap
materi
• Memberikan kesempatan pada
siswa untuk bertanya tentang hal
yang
bel'am dimengerti
3 Kegiatan akhir
Kesimpulan • Meminta siswa menyimpulkan
pembelajaran mengenai materi yang
bersangkutan
• Menguatkan kesimpulan siswa
• Meminta pengumpulan
lembar jawaban LKS
• Memberikan pcnghargaan kepada
kelompok dengan kinerja baik
• Memberi salam

Bogor, 2013
Observer
108

LEMBAR OBSERVASI KELAS EKSPERIMEN

Aktivitas Guru Selama Pembelajaran

Pelunjuk .
Berilah Tanda ChecMist (d) pada Kolom Sesuai dengon Pengatnalan yang Anda Lakukan.

Terlaksana
NO Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru
Ya Tidak
1 Kegiatan awal
Pembukaan • Membuka pembelajaran dengan
memberi salam
• Mengecek kesiapan dan kehadiran
siswa
• Mergulas secam sekilas
materi sebelumnya
Motivasi Mengaitkan materi dengan contoh
sehari-hari
Apersepsi Merespon jawaban siswa dan
mengaitkan pada materi yang akan
dipelajari
Menyebutkan tujuan Menyebutkan kompetensi yang akan
pembeiajaran dicapai
2 Kegiatan iriti
Elaborasi Mengajukan pertanyaan pada siswa
Eksplorasi • Membimbing siswa dalam
membentuk kelompok
• Memberikan pengarahan pada siswa
mengenai ha1 yang harus dilakukan
dalam kelompoknya masing- masing
109

Terlaksana
NO Tahapan Pembelajaran Kegiatan Gum
Ya Tidak
• Menyajikan film animasi
• Memberikan LKS dan membimbing
siswa untuk mendiskusikannya
• Meminta perwakilan siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusinya
• Menanggapi hasil telaah siswa dan
memberikan informasi yang
sebenamya
Konfirmasi • Meluruskan kesalahan pemahaman
oan memberikan penguatan terhadap
materi
» Memberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya tentang hal yang
belum dimengerti
3 Kegiatan akhir
Kesimpulan < MBlTliRta siswa menyimpulkan
pembelajaran mengenai materi
yang bersangkutan
• Menguatkan kesimpular siswa
• Meminta pengumpulan lembar
jawaban LKS
• Memberikan penghargaan kepada
kelompok dengan kineja baik
• Memberi salam

Bogor, 2013
Observer”
110

LEMBAR OBSERVASI KELAS KONTROL

Aktivitas Guru Selama Pembelajaran

Pertemuan ke- : I
Petunjuk .“
Berilah Tanâa Checklisf (k) pada Kolom Sesuai dengan Pengamatan yang Anda Lakukan.

Terlaksana
NO Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru
Ya Tidak
1 Kegiatan awal
Pembukaan • Membuka pembelajaian dengan
memberi salam
• Mengecek kesiapan dan kehadiran
siswa
• Mengulas secara sekilas materi
sebelumi ya
Motivasi Mengaitkan materi dengan contoh
sehari-hari
Apersepsi Merespon jawaban siswa dan
mengaitkan pada materi yang akan
dipelajari
Menyebutkan tujuan Menyebutkan kompetensi yang akan
peiribelajaran dicapai
2 Kegiatan inti
Elaborasi Mengajukan pertanyaan pada siswa
Eksplorasi • Membimbing siswa dalam
membentuk kelompok
• Memberikan pengarahan pada siswa
mengenai hal yang hams dilakukan
dalam kelompoknya masing- masing
111

Terlaksana
TO Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru
Ya Tidak
• Menjelaskan materi dari power point
yang ditampilkan
• Memberikan LKS dan membimbing
siswa untuk mendiskusikannya
• Meminta perwakilan siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusinya
• Menanggapi hasil telaah siswa dan
memberikan informasi yang
sebenamya
Konfirmasi • bleluruskan kesalahan pemahaman
dan memberikan penguatan terhadap
materi
• Memberikan kesempatan pada
siswa untuk bertanya tentang hal
yang belum dimengerti
3 Kegiatan akhir
Kesimpulan • Meminta siswa menyimpulkan
pembelajaran men.genai materi yang
bersangkutan
• Menguatkan kesimpulan siswa
• Meminta pengumpulan lembar
jawaban LKS
• Memberikan penghargaan kepada
!:elompok dengan kinerja baik
• Memberi salam

Bogor, $1 km 2013
Observer
Terlaksana
NO Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru
Ya Tidak
• Menjelaskan materi dari power
point
yang ditampilkan
• Memberikan LKS dan membimbing
siswa untuk mendiskusikannya
• Meminta perwakitan siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusinya
• Meaanggapi hasil telaah siswa
dan memberikan informasi
yang 5ebenarnya
Konfirmasi • Meluruskan kesalahan. pemahaman
dan memberikan penguatan terhadap
materi
• Memberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya tentang hal yang
belum dimengerti
3 Kegiatan akhir
Kesimpulan • Meminta siswa ienyirnpulkan
pembelajaran mengenai materi yang
bersangkutan
• Menguatkan kesimpulan siswa
• Meminta pengu.vpulan lembar
jawaban LKS
• Memberikan penghargaan kepada
kelompok dengan kinerja baik
• Memberi salam

Bogor, 6 0fl 2013


114

Lampiran 4
KISI-KISI INSRUMEN PENGARUH MEDIA FILM ANIMASI
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA

Menurut Sobry Sutikno ada empat prinsip yang mendasari pemilihan media
pembelajaran, yaitu:
1. Menentukan media dengan tepat. Media dipilih sesuai dengan tujuan dan
bahan pelajaran yang diajarkan;
2. Menetapkan dan mempertimbangkan subjek dengan tepat, penggunaan media
diperhitungkan sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan peserta didik;
3. Menyajikan media dengan tepat, tenik dan metode penggunaan media dalam
pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan
sarana;
4. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi
yang tepat.

Nomor
pernyataan
Dimensi Elemen Jumlah

Positif Negatif
1) Menentukan media a. Sesuai dengan
1, 9 5, 13 4
dengan tepat. Media tujuan dan bahan
dipilih sesuai pembelajaran
dengan tujuan dan b. Membantu
bahan pelajaran memahami konsep
yang diajarkan pembahasan
17, 25 21, 29 4

2) Menetapkan dan a. Sesuai dengan 2, 10 6, 14 4


115

Nomor
pernyataan
Dimensi Elemen Jumlah

Positif Negatif
mempertimbangkan ketertarikan
subjek dengan tepat, peserta didik
penggunaan media terhadap media
diperhitungkan yang bersangkutan
sesuai dengan b. Sesuai dengan 18, 26 22, 30 4
tingkat tingkat
kematangan/kemam kemampuan/
puan peserta didik pemahaman/
kematangan daya
pikir peserta didik
3) Menyajikan media a. Teknik dan metode 3, 11 7, 15 4
dengan tepat, teknik penyajian media
dan metode tepat digunakan
penggunaan media b. Penyajian media 4, 12 8, 16 4
dalam pengajaran sesuai dengan
harus disesuaikan bahan, sarana
dengan tujuan, belajar yang ada
bahan, metode,
waktu, dan sarana
4) Menempatkan atau a. Media yang 19 23 2
memperlihatkan disajikan,
media pada waktu, diperlihatkan pada
tempat dan situasi waktu, tempat dan
yang tepat situasi yang tepat
b. media yang 20, 27 24, 28 4
digunakan dapat
116

Nomor
pernyataan
Dimensi Elemen Jumlah

Positif Negatif
meningkatkan
motivasi belajar
Jumlah
30
ANGKET TENTANG PENGARUH MEDIA FILM ANIMASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA
. Petunjuk Pengisian

A Siswa
a. Identitas

i. Nama siswa :..................................................................


ii. Kelas/Nomor Absen:..................................................................
Anda menjawab sejujurnya dan sesuai dengan apa adanya.
n ini terdiri dari kolom pernyataan dan kolom jawaban. Silahkan anda memberi jawaban dengan cara memberi tanda cek (√

yang telah disediakan.


B. Pernyataan kuesioner

Jawaban
No Pernyataan
SS S TS ST

Isi dari media film animasi yang


1
digunakan, dapat tersampaikan sesuai
dengan tujuan pembelajaran

2 Saya senang belajar menggunakan media


film animasi

Media film animasi tepat guna karena


3
dapat diulang-ulang dan diberhentikan
sesuai dengan kebutuhan
117

Jawaban
No Pernyataan
SS S TS ST

4 Penggunaan media film animasi sesuai


dengan waktu yang disediakan sekolah

5 Isi dari film animasi yang digunakan tidak


sesuai dengnan tujuan pembelajaran

6 Saya tidak senang belajar dengan media


film animasi

Penggunaan media film animasi tidak


7
tepat guna karena pengaturannya yang
sulit digunakan

Penggunaan media film animasi terlalu


8
menuntut ketersediaan waktu belajar
disekolah

9 Isi dari film animasi, sesuai dengan bahan


belajar

10 Film animasi membuat proses belajar


menjadi lebih menarik

11 Penayangan media film terlihat tepat dan


simple

12 Penggunaan media film animasi sesuai


dengan ketersediaan sarana disekolah

Isi dari film animasi yang digunakan,


13
melenceng dari bahan belajar yang
seharusnya
118

Jawaban
No Pernyataan
SS S TS ST

14 Film animasi membuat proses belajar


menjadi cepat bosan

15
Cara penayangan film terlihat rumit

Penggunaan media film animasi terlalu


16
menuntut ketersediaan sarana belajar
disekolah

17 Film animasi membantu saya memahami


konsep yang diajarkan

18 Saya mengerti alur cerita film animasi


yang ditayangkan

19 Film animasi ditayangkan pada waktu dan


situasi yang tepat

20 Saya lebih termotivasi untuk melakukan


kegiatan pembelajaran

21 Film animasi tidak membantu saya


memahami konsep yang diajarkan

22 Saya tidak mengerti alur cerita film yang


ditayangkan

23 Film animasi ditayangkan pada waktu dan


situasi yang tidak tepat

24 Saya tidak ingin belajar dengan media film


animasi
119

Jawaban
No Pernyataan
SS S TS ST

25 Film animasi merupakan media belajar


yang tepat untuk materi sistem pertahanan

26 Film yang ditayangkan dapat saya pahami


dengan baik

27 Saya tidak memperhatikan pelaksanaan


pembelajaran

28 Media film animasi membuat saya lebih


memperhatikan pembelajaran

29 Film animasi tidak tepat jika digunakan


untuk materi sistem pertahanan

30 Saya tidak paham maksud dari film


animasi tersebut
120

Lampiran 5

PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI

DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN

1. Banyaknya data (n) = 32


2.
Data pretest siswa kelas eksperimen
32 32 32 36 36 36
36 36 36 40 40 40
40 40 40 44 44 44
44 44 48 48 48 48
48 48 52 52 52 52
52 52
Nilai terbesar = 64
Nilai terkecil = 32
Rentang data (R) = nilai terbesar- nilai terkecil

= 64-32
= 32
6. Jumlah interval kelas (k) = 1+ 3,3 log n
= 1+ 3,3 log 32
= 1+ 3,3 (1,505)
= 5,966
=6
R
7. Panjang interval kelas (i) =
k

32
= 6

= 5,333

= 5
121

8. Tabel distribusi frekuensi

Interval Batas nyata Frekuensi


F X Fx x2 fkb fka
kelas Bawah Atas relatif
32 – 36 9 34 306 1156 31,5 36,5 32 9 28,125
37 – 41 6 39 234 1521 36,5 41,5 23 15 18,75
42 – 46 5 44 220 1936 41,5 46,5 17 20 15,625
47 – 51 6 49 294 2401 46,5 51,5 12 26 18,75
52 – 56 5 54 270 2916 51,5 56,5 6 31 15,625
57 – 61 0 59 0 3481 56,5 61,5 1 31 0
62 – 66 1 64 64 4096 61,5 66,5 1 32 3,125
32 1388
Total
(n)  fx

Keterangan :
f:Frekuensi yang mengandung median x:Titik tengah
fx:Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah

x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah


fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median

9. Perhitungan nilai mean


Rumus mean metode panjang

 fx N
Mx =

Keterangan:
Mx : Mean
122

∑fx: Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing- masing interval dengan titik tengah
N: Number of cases

=  fx
Mx N

1388
=
32
= 43,375

10. Perhitungan nilai median

 ½N - fx 
Mdn=  b
i
 fi 

Keterangan:
Mdn:Median

 :Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median


N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
 ½N - fx 
Mdn =   b   i
 fi 

41,5   16 - 12   5
=
 5 

= 41,5 + 4
= 45,5

11. Perhitungan nilai modus

 f 
M0 =  a
 i
 f a f b
123

Keterangan: M0:
:
Modus
Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
:frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fa fb :frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i :Panjang interval kelas

 f 
M0=  a
 i
 f a f b

31,5  
5 7
= 
56
= 31,5 + 3,181
= 34,681

12. Standar deviasi

SD= 8,076

13. Varians (S2)


S2 = SD2
= 8,0762
= 65,235
124

PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI

DATA PRETEST KELAS KONTROL

1. Banyaknya data (n) = 30


2. Data pretest siswa kelas kontrol

44 68 40 48 40 32
40 56 32 40 40 36
44 52 44 60 56 32
44 48 28 32 52 40
40 52 40 40 36 40

Nilai terbesar = 68
Nilai terkecil = 28
Rentang data (R) = nilai terbesar- nilai terkecil
= 68-28

= 40
6. Jumlah interval kelas (k) = 1+ 3,3 log n
= 1+ 3,3 log 30
= 1+ 3,3 (1,477)
= 5,874

R
7. Panjang interval kelas (i) =
k

40
= 5,874

= 6,809

= 7
125

8. Tabel distribusi frekuensi

Interval Batas nyata Frekuens


F X Fx x2 fkb fka
kelas Bawah Atas i relatif
28 - 34 5 31 155 961 27,5 34,5 30 5 16,66
35 - 41 12 38 456 1444 34,5 41,5 25 17 40
42 - 48 6 45 270 2025 41,5 48,5 13 23 20
49 - 55 3 52 156 2704 48,5 55,5 7 26 10
56 - 62 3 59 177 3481 55,5 62,5 4 29 10
63 - 69 1 66 66 4356 62,5 69,5 1 30 3,33
30 1280
Total
(n)  fx

Keterangan : f:
x:Frekuensi yang mengandung median Titik tengah
fx:Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
Hasil dari pengkuadratan titik tengah
Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung

x2 :
fkb :
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median
9. Perhitungan nilai mean
Rumus mean metode panjang

 fx N
Mx =

Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
N : Number of cases
126

=  fx
Mx N

1280
=
30
= 42,66

10. Perhitungan nilai median

 ½N - fx 
Mdn=  b
i
 fi 

Keterangan:
Mdn:Median
:Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median N:Number of Cases
fxb:Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi:Frekuensi dari interval yang mengandung median

i : Panjang interval kelas


 ½N - fx 
Mdn =   b   i
 fi 

= 41,5
 15 - 7 
   7
 6 

= 41,5 + 9,33
= 50,833

11. Perhitungan nilai modus

 f 
M0 =  a
 i
 f a f b

Keterangan:
M0 : Modus
 : Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
127

fa fb :frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus


i :frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
:Panjang interval kelas

f 
M0 =   a
i
 f a f b

34 ,5  
5 7
= 
56
= 34,5 + 3,18
= 37, 68

12. Standar deviasi data kelompokkan


SD= 9,275

13. Varians (S2)


S2 = SD2
= 9,2752
= 86,025
128

Lampiran 6

PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI

DATA POSTTEST KELAS EKSPERIMEN

1. Banyaknya data (n) = 32


2. Data postest siswa kelas eksperimen

56 64 64 84 72 72
60 68 76 64 68 64
68 68 80 64 68 80
72 68 76 64 84 92
72 68 80 72 86 60
56 72

3. Nilai terbesar = 92
4. Nilai terkecil = 56
5. Rentang data (R) = nilai terbesar- nilai terkecil
= 92 – 56
= 36
6. Jumlah interval kelas (k) = 1+ 3,3 log n
= 1+ 3,3 log 32
= 1+ 3,3 (1,505)
= 5,966
=6
R
7. Panjang interval kelas (i) =
k

36
= 6

= 6
129

8. Tabel distribusi frekuensi

Interval Batas nyata Frekuensi


F X Fx x2 fkb fka
kelas Bawah Atas relatif
56-61 4 58,5 234 3422,25 55,5 61,5 32 4 12,5
62-67 6 64,5 387 4160,25 61,5 67,5 28 10 18,75
68-73 13 70,3 913,9 4942,09 67,5 73,5 22 23 40,625
74-79 2 76,5 153 5852,25 73,5 79,5 9 25 6,25
80-85 5 82,5 412,5 6806,25 79,5 85,5 7 30 15,625
86-91 1 88,5 88,5 7832,25 85,5 91,5 2 31 3,125
92-97 1 94,5 94,5 8930,25 91,5 97,5 1 32 3,125
Total 32 2283,4

Keterangan : f:
x:
Frekuensi yang mengandung median Titik tengah
fx:
Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
:Hasil dari pengkuadratan titik tengah

x2
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median
9. Perhitungan nilai mean
Rumus mean metode panjang

= fx N
Mx

Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
N : Number of cases
130

=  fx
Mx N

2283 , 4
=
32
= 71,35

10. Perhitungan nilai median

 ½N - fxb
Mdn=  i
 fi 

Keterangan:
Mdn:Median
:Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median N:Number of Cases
fxb:Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median fi:Frekuensi dari in
i:Panjang interval kelas

 ½N - fx 
Mdn =   b   i
 fi 

67,5   16 - 9   6
=
 13 

= 67,5+3,23
= 70,73

11. Perhitungan nilai modus

 f
M0 =  a
 i
 f a f b

Keterangan:
M0 : Modus
 : Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
131

fb :frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus


i :Panjang interval kelas

 f
M0=  a
 i
 f a f b

67 ,5  
6 6
= 
62
67,5 + 4,5
=
72
=

12. Standar deviasi


SD= 8,769

13. Varians (S2)


S2 = SD2
= 8,7692
= 76,895
132

PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI

DATA POSTTEST KELAS KONTROL

1. Banyaknya data (n) = 30


2. Data postest siswa kelas kontrol

52 76 72 64 76 52
76 68 60 72 52 56
72 64 64 68 80 72
68 68 64 68 56 64
72 68 52 60 68 64

Nilai terbesar = 80
Nilai terkecil = 52
Rentang data (R) = nilai terbesar- nilai terkecil
= 80 - 52

= 28
6. Jumlah interval kelas (k) = 1+ 3,3 log n
= 1+ 3,3 log 30
= 1+ 3,3 (1,477)
= 5,874
R
7. Panjang interval kelas (i) =
k

28
= 5,874

= 4,766

= 5
133

8. Tabel distribusi frekuensi

Interval Batas nyata Frekuensi


F X Fx x2 fkb fka
kelas Bawah Atas relatif
52 – 56 6 54 324 2916 51,5 56,5 30 6 20
57 – 61 2 59 118 3481 56,5 61,5 24 8 6,66
62 – 66 6 64 384 4096 61,5 66,5 22 14 20
67 – 71 7 69 483 4761 66,5 71,5 16 21 23,33
72 – 76 8 74 592 5476 71,5 76,5 9 29 26,66
77 – 81 1 79 79 6241 76,5 81,5 1 30 3,33
30 1980
Total
(n)  fx

Keterangan :
f:Frekuensi yang mengandung median x:Titik tengah
fx:Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah

x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah


fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median

9. Perhitungan nilai mean


Rumus mean metode panjang

= fx N
Mx

Keterangan:
Mx : Mean
134

∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
N: Number of cases

=  fx
Mx N

1980
=
30
= 66

10. Perhitungan nilai median

 ½N - fx 
Mdn=  b
i
 fi 

Keterangan:
Mdn:Median

 :Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median


N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
 ½N - fx 
Mdn =   b   i
 fi 

= 61,5
 15 - 16 
   5
 6 

= 61,5 - 0,833
= 60,677

11. Perhitungan nilai modus

 f 
M0 =  a
 i
 f a f b
135

Keterangan: M0:
:
Modus
Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
:frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fa fb :frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i :Panjang interval kelas

 f
M0 =   a
 i
 f a f b

56 ,5  
7 5
= 
71
56,5 + 4,375
=
60,875
=

12. Standar deviasi


SD= 7,593

13. Varians (S2)


S2 = SD2
= 7,5932
= 57,653
136

Lampiran 7
UJI NORMALITAS DATA PRETEST
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Data Pretest Kelas Eksperimen

xi-
No xi zi luas zi fzi szi I fzi-szi I
mean
1 32 -11,375 -1,41 0,4207 0,079 0,031 0,048
2 32 -11,375 -1,41 0,4207 0,079 0,063 0,017
3 32 -11,375 -1,41 0,4207 0,079 0,094 -0,014
4 36 -7,375 -0,91 0,3186 0,181 0,125 0,056
5 36 -7,375 -0,91 0,3186 0,181 0,156 0,025
6 36 -7,375 -0,91 0,3186 0,181 0,188 -0,006
7 36 -7,375 -0,91 0,3186 0,181 0,219 -0,037
8 36 -7,375 -0,91 0,3186 0,181 0,250 -0,069
9 36 -7,375 -0,91 0,3186 0,181 0,281 -0,100
10 40 -3,375 -0,42 0,1628 0,337 0,313 0,025
11 40 -3,375 -0,42 0,1628 0,337 0,344 -0,007
12 40 -3,375 -0,42 0,1628 0,337 0,375 -0,038
13 40 -3,375 -0,42 0,1628 0,337 0,406 -0,069
14 40 -3,375 -0,42 0,1628 0,337 0,438 -0,100
15 40 -3,375 -0,42 0,1628 0,337 0,469 -0,132
16 44 0,625 0,08 0,0319 0,532 0,500 0,032
17 44 0,625 0,08 0,0319 0,532 0,531 0,001
18 44 0,625 0,08 0,0319 0,532 0,563 -0,031
19 44 0,625 0,08 0,0319 0,532 0,594 -0,062
20 44 0,625 0,08 0,0319 0,532 0,625 -0,093
21 48 4,625 0,57 0,2157 0,716 0,656 0,059
22 48 4,625 0,57 0,2157 0,716 0,688 0,028
23 48 4,625 0,57 0,2157 0,716 0,719 -0,003
24 48 4,625 0,57 0,2157 0,716 0,750 -0,034
25 48 4,625 0,57 0,2157 0,716 0,781 -0,066
26 48 4,625 0,57 0,2157 0,716 0,813 -0,097
27 52 8,625 1,07 0,3577 0,858 0,844 0,014
28 52 8,625 1,07 0,3577 0,858 0,875 -0,017
29 52 8,625 1,07 0,3577 0,858 0,906 -0,049
30 52 8,625 1,07 0,3577 0,858 0,938 -0,080
31 56 12,625 1,56 0,4406 0,941 0,969 -0,028
32 64 20,625 2,55 0,4946 0,995 1,000 -0,005
137

1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar.


Lhitung= 0,059

2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.

Ltabel = 0 ,886 = 0 ,886 = 0,157


32 5 ,66

Lhitung < Ltabel (0,059 < 0,157), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kelas eksperimen berdistribusi normal.
138

Data Pretest Kelas Kontrol

xi-
No xi zi luas zi fzi szi I fzi-szi I
mean
1 28 -14,66 -1,58 0,4429 0,057 0,033 0,024
2 32 -10,66 -1,15 0,3749 0,125 0,067 0,058
3 32 -10,66 -1,15 0,3749 0,125 0,100 0,025
4 32 -10,66 -1,15 0,3749 0,125 0,133 -0,008
5 32 -10,66 -1,15 0,3749 0,125 0,167 -0,042
6 36 -6,66 -0,72 0,2642 0,236 0,200 0,036
7 36 -6,66 -0,72 0,2642 0,236 0,233 0,002
8 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,267 0,119
9 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,300 0,086
10 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,333 0,053
11 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,367 0,019
12 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,400 -0,014
13 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,433 -0,047
14 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,467 -0,081
15 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,500 -0,114
16 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,533 -0,147
17 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,567 -0,181
18 44 1,34 0,14 0,0557 0,556 0,600 -0,044
19 44 1,34 0,14 0,0557 0,556 0,633 -0,078
20 44 1,34 0,14 0,0557 0,556 0,667 -0,111
21 44 1,34 0,14 0,0557 0,556 0,700 -0,144
22 48 5,34 0,58 0,219 0,719 0,733 -0,014
23 48 5,34 0,58 0,219 0,719 0,767 -0,048
24 52 9,34 1,01 0,3438 0,844 0,800 0,044
25 52 9,34 1,01 0,3438 0,844 0,833 0,010
26 52 9,34 1,01 0,3438 0,844 0,867 -0,023
27 56 13,34 1,44 0,4251 0,925 0,900 0,025
28 56 13,34 1,44 0,4251 0,925 0,933 -0,008
29 60 17,34 1,87 0,4693 0,969 0,967 0,003
30 68 25,34 2,73 0,4968 0,997 1,000 -0,003
139

1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar.


Lhitung = 0,119

2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.


0 ,886
Ltabel = = 0 ,886 = 0,1617
30 5 , 477

Lhitung < Ltabel (0,119 < 0,1617), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kelas kontrol berdistribusi normal.
140

UJI NORMALITAS DATA POSTTEST


KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

Data Posttest Kelas Eksperimen


xi-
No xi zi luas zi fzi szi I fzi-szi I
mean
1 56 -15,35 -1,75 0,4599 0,040 0,031 0,009
2 56 -15,35 -1,75 0,4599 0,040 0,063 -0,022
3 60 -11,35 -1,29 0,4015 0,099 0,094 0,005
4 60 -11,35 -1,29 0,4015 0,099 0,125 -0,027
5 64 -7,35 -0,84 0,2996 0,200 0,156 0,044
6 64 -7,35 -0,84 0,2996 0,200 0,188 0,013
7 64 -7,35 -0,84 0,2996 0,200 0,219 -0,018
8 64 -7,35 -0,84 0,2996 0,200 0,250 -0,050
9 64 -7,35 -0,84 0,2996 0,200 0,281 -0,081
10 64 -7,35 -0,84 0,2996 0,200 0,313 -0,112
11 68 -3,35 -0,38 0,148 0,352 0,344 0,008
12 68 -3,35 -0,38 0,148 0,352 0,375 -0,023
13 68 -3,35 -0,38 0,148 0,352 0,406 -0,054
14 68 -3,35 -0,38 0,148 0,352 0,438 -0,086
15 68 -3,35 -0,38 0,148 0,352 0,469 -0,117
16 68 -3,35 -0,38 0,148 0,352 0,500 -0,148
17 68 -3,35 -0,38 0,148 0,352 0,531 -0,179
18 72 0,65 0,07 0,0279 0,528 0,563 -0,035
19 72 0,65 0,07 0,0279 0,528 0,594 -0,066
20 72 0,65 0,07 0,0279 0,528 0,625 -0,097
21 72 0,65 0,07 0,0279 0,528 0,656 -0,128
22 72 0,65 0,07 0,0279 0,528 0,688 -0,160
23 72 0,65 0,07 0,0279 0,528 0,719 -0,191
24 76 4,65 0,53 0,2019 0,702 0,750 -0,048
25 76 4,65 0,53 0,2019 0,702 0,781 -0,079
26 80 8,65 0,99 0,1628 0,663 0,813 -0,150
27 80 8,65 0,99 0,3389 0,839 0,844 -0,005
28 80 8,65 0,99 0,3389 0,839 0,875 -0,036
29 84 12,65 1,44 0,4251 0,925 0,906 0,019
30 84 12,65 1,44 0,4251 0,925 0,938 -0,012
31 86 14,65 1,67 0,4525 0,953 0,969 -0,016
32 92 20,65 2,35 0,4906 0,991 1,000 -0,009
141

1 . Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar.


Lhitung = 0,019

2 . Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.

Ltabel = 0 ,886 = 0 ,886 = 0,157


32 5 ,66

Lhitung < Ltabel (0,019 < 0,157), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kelas eksperimen berdistribusi normal.
142

Data Posttest Kelas Kontrol


xi-
No xi zi luas zi fzi szi I fzi-szi I
mean
1 52 -14 -1,84 0,4671 0,033 0,033 0,000
2 52 -14 -1,84 0,4671 0,033 0,067 -0,034
3 52 -14 -1,84 0,4671 0,033 0,100 -0,067
4 52 -14 -1,84 0,4671 0,033 0,133 -0,100
5 56 -10 -1,32 0,4066 0,093 0,167 -0,073
6 56 -10 -1,32 0,4066 0,093 0,200 -0,107
7 60 -6 -0,79 0,2852 0,215 0,233 -0,019
8 60 -6 -0,79 0,2852 0,215 0,267 -0,052
9 64 -2 -0,26 0,1026 0,397 0,300 0,097
10 64 -2 -0,26 0,1026 0,397 0,333 0,064
11 64 -2 -0,26 0,1026 0,397 0,367 0,031
12 64 -2 -0,26 0,1026 0,397 0,400 -0,003
13 64 -2 -0,26 0,1026 0,397 0,433 -0,036
14 64 -2 -0,26 0,1026 0,397 0,467 -0,069
15 68 2 0,26 0,1026 0,603 0,500 0,103
16 68 2 0,26 0,1026 0,603 0,533 0,069
17 68 2 0,26 0,1026 0,603 0,567 0,036
18 68 2 0,26 0,1026 0,603 0,600 0,003
19 68 2 0,26 0,1026 0,603 0,633 -0,031
20 68 2 0,26 0,1026 0,603 0,667 -0,064
21 68 2 0,26 0,1026 0,603 0,700 -0,097
22 72 6 0,79 0,2852 0,785 0,733 0,052
23 72 6 0,79 0,2852 0,785 0,767 0,019
24 72 6 0,79 0,2852 0,785 0,800 -0,015
25 72 6 0,79 0,2852 0,785 0,833 -0,048
26 72 6 0,79 0,2852 0,785 0,867 -0,081
27 76 10 1,32 0,4066 0,907 0,900 0,007
28 76 10 1,32 0,4066 0,907 0,933 -0,027
29 76 10 1,32 0,4066 0,907 0,967 -0,060
30 80 14 1,84 0,4671 0,967 1,000 -0,033
143

1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar.


Lhitung = 0,103

2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.


0 ,886
Ltabel = = 0 ,886 = 0,1617
30 5 , 477

Lhitung < Ltabel (0,103 < 0,1617), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kelas kontrol berdistribusi normal.
144

Lampiran 8

UJI HOMOGENITAS DATA PRETEST


KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


N 32 30

x 43,38 42,66
SD 8,08 9,28
Varians 65,22 86,03

2
S1 variansterbesar variansterkecil
1. F hitung = 2
=
= variansterbesar variansterkecil
S2

86,03
=
65,22

= 1,319
= 1,32

2. Menentukkan Ftabel dari db (derajat bebas).


db pembilang = n-1
= 32-1
= 31

db penyebut = n-1
= 30-1
= 29
Ftabel adalah 1,84

Fhitung < Ftabel (1,32 < 1,84), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua
kelas memiliki varians yang homogen.
145

UJI HOMOGENITAS DATA POSTTEST


KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


N 32 30

x 71,35 66

SD 8,77 7,56
Varians 76,89 57,65

2
S1 variansterbesar variansterkecil
3. F hitung = 2
=
= variansterbesar variansterkecil
S2

76,89
=
57,65
= 1,333
= 1,3

4. Menentukkan Ftabel dari db (derajat bebas).


db pembilang = n-1
= 32-1
= 31

db penyebut = n-1
= 30-1
= 29
Ftabel adalah 1,84

Fhitung < Ftabel (1,3 < 1,84), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kedua
kelas memiliki varians yang homogen.
146

Lampiran 9

UJI HIPOTESIS

Rumus uji t

X 1- X 2 ( n - 1)V (n- 1)V


12 2
t= , dimana dsg =n11  n 2 - 2
1 1
dsg 
n 1n 2

Keterangan:
X1 : Rata-rata data kelompok 1

X2 : Rata-rata data kelompok 2


dsg : Nilai standar deviasi gabungan kelompok 1 dan
2 n1 : Banyaknya data kelompok 1
n2 : Banyaknya data kelompok 2

Data Pretest
1. Menentukkan thitung

( n 1 - 1)V 1  (n 2 - 1)V 2
dsg = n 1 n 2- 2

(32 - 1)65,235  (30 - 1)86,023


= 32  30 - 2

(31)65,235  (29)86,023
= 60

2022 ,285  2494 ,667


= 60

4516 ,952
= 60

= 75 ,282

= 8,676
147

X 1- X 2
t =
11
dsg 
n 1n 2

43,375 - 42,66
=
11
8,68 
3230

0 ,715
= 8,680 ,03  0 ,03

0 ,715
= 8,680 ,06

=0 ,715
8,68 ( 0 ,253 )

0 ,715
= 2,2

= 0,325

2. Menentukkan ttabel
dk = n1 + n2 – 2
= 32 + 30 – 2
= 60
ttabel pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 2,00.

thitung < ttabel (0,325 < 2,00), sehingga Ho diterima. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa sebelum
menggunakan media film animasi dalam pembelajaran sistem pertahanan pada
kelas eksperimen.
148

Data Posttest
1. Menentukkan thitung

( n 1 - 1)V 1  (n 2 - 1)V 2
dsg = n 1 n 2- 2

(32 - 1)76,908  (30 - 1)57,667


= 32  30 - 2

(31)76,908  ( 29 )57,667
= 60

2384 ,148  1672 ,243


= 60

4056 ,391
= 60

= 67 ,6
= 8,22

X 1- X 2
t =
11
dsg 
n 1n 2

71,35 - 66
=
11
8,22 
3230

5 ,35
= 8,220 ,06

5,35
= 8,22 (0,253)

5,35
=
2 ,079

= 2,57
149

2.Menentukkan ttabel dk= n1 + n2 – 2


= 32 + 30 – 2
= 60
ttabel pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 2,00.

thitung>ttabel (2,57 > 2,00), sehingga Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ter
pembelajaran sistem pertahanan manusia terhadap pemahaman konsep siswa.
150

Lampiran 10
Tabel N-Gain Kelas Eksperimen

EKSPERIMEN
No Nama Pretest Posttest N-gain Kategori
1 A 44 56 0,21 rendah
2 B 40 64 0,40 sedang
3 C 32 64 0,47 sedang
4 D 48 84 0,69 sedang
5 E 40 72 0,53 sedang
6 F 40 72 0,53 sedang
7 G 56 60 0,09 rendah
8 H 52 68 0,33 sedang
9 I 40 76 0,60 sedang
10 J 48 64 0,31 sedang
11 K 32 68 0,53 sedang
12 L 36 64 0,44 sedang
13 M 44 68 0,43 sedang
14 N 44 68 0,43 sedang
15 O 36 80 0,69 sedang
16 P 48 64 0,31 sedang
17 Q 52 68 0,33 sedang
18 R 52 80 0,58 sedang
19 S 36 72 0,56 sedang
20 T 48 68 0,38 sedang
21 U 64 76 0,33 sedang
22 V 44 64 0,36 sedang
23 W 48 84 0,69 sedang
24 X 36 92 0,88 tinggi
25 Y 48 72 0,46 sedang
26 Z 52 68 0,33 sedang
27 AA 32 80 0,71 tinggi
28 BB 40 72 0,53 sedang
29 CC 40 86 0,77 tinggi
30 DD 36 60 0,38 sedang
31 EE 36 56 0,31 sedang
32 FF 44 72 0,50 sedang
0,47 sedang
151

Tabel N-Gain Kelas Kontrol

KONTROL
No Nama Pretest Posttest N-gain Kategori
1 A 44 52 0,14 rendah
2 B 68 76 0,25 rendah
3 C 40 72 0,53 sedang
4 D 48 68 0,38 sedang
5 E 40 72 0,53 sedang
6 F 32 76 0,65 sedang
7 G 40 68 0,47 sedang
8 H 56 64 0,18 rendah
9 I 32 68 0,53 sedang
10 J 40 68 0,47 sedang
11 K 40 72 0,53 sedang
12 L 36 60 0,38 sedang
13 M 44 64 0,36 sedang
14 N 52 64 0,25 rendah
15 O 44 52 0,14 rendah
16 P 60 64 0,10 rendah
17 Q 56 72 0,36 sedang
18 R 32 68 0,53 sedang
19 S 44 68 0,43 sedang
20 T 48 60 0,23 rendah
21 U 28 76 0,67 sedang
22 V 32 52 0,29 rendah
23 W 52 80 0,58 sedang
24 X 40 56 0,27 rendah
25 Y 40 68 0,47 sedang
26 Z 52 52 0,00 rendah
27 AA 40 56 0,27 rendah
28 BB 40 72 0,53 sedang
29 CC 36 64 0,44 sedang
30 DD 40 64 0,40 sedang
0,38 sedang
152

Lampiran 11

PERHITUNGAN DATA LEMBAR OBSERVASI

Kelompok eksperimen Kelompok Kontrol


Tahap
NO Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan
Pembelajaran
1 2 1 2
1 Kegiatan Awal 66,40% 100% 83,30% 100%
2 Kegiatan Inti 100% 100% 100% 100%
Kegiatan
3 100% 100% 100% 100%
Akhir
Rata-rata 88,8% 100% 94,43% 100%
153

Data Lembar Observasi Kelompok Eksperimen

N Tahapan Pertemuan 1 Pertemuan 2


Kegiatan Guru
O Pembelajaran Ya Tidak Ya Tidak

1 Kegiatan awal 4X100 = 64,4% 6X100 = 100%


6 6

Pembukaan  Membuka √ √
pembelajaran
dengan memberi

salam
 Mengecek kesiapan √
dan kehadiran siswa √
 Mengulas secara √
sekilas materi
sebelumnya
Motivasi Mengaitkan materi √ √
dengan contoh
sehari-hari

Apersepsi Merespon jawaban √ √


siswa dan
mengaitkan pada
materi yang akan
dipelajari

Menyebutkan Menyebutkan √ √
tujuan kompetensi yang
pembelajaran akan dicapai

2 Kegiatan inti 9X100 = 100% 9X100 = 100%


9 9
154

N Tahapan Pertemuan 1 Pertemuan 2


Kegiatan Guru
O Pembelajaran Ya Tidak Ya Tidak

Elaborasi Mengajukan pertanyaan √ √


pada siswa

Eksplorasi  Membimbing siswa √ √


dalam membentuk
kelompok
 Memberikan √ √
pengarahan pada
siswa mengenai hal
yang harus
dilakukan dalam
kelompoknya √
masing- masing √
 Menyajikan film √
animasi √
 Memberikan LKS
dan membimbing √
siswa untuk √
mendiskusikannya
 Meminta perwakilan √

siswa untuk
mempresentasikan √

hasil diskusinya
 Menanggapi hasil
telaah siswa dan
memberikan
informasi yang
155

N Tahapan Pertemuan 1 Pertemuan 2


Kegiatan Guru
O Pembelajaran Ya Tidak Ya Tidak

sebenarnya
Konfirmasi  Meluruskan √ √
kesalahan
pemahaman dan
memberikan
penguatan terhadap
materi
 Memberikan √ √
kesempatan pada
siswa untuk
bertanya tentang hal
yang belum
dimengerti
3 Kegiatan akhir 5X100 = 100% 5X100 = 100%
5 5

Kesimpulan  Meminta siswa √ √


menyimpulkan
pembelajaran
mengenai materi
yang √
bersangkutan
 Menguatkan √ √
kesimpulan siswa
 Meminta
pengumpulan √
lembar jawaban
LKS √
156

N Tahapan Pertemuan 1 Pertemuan 2


Kegiatan Guru
O Pembelajaran Ya Tidak Ya Tidak

 Memberikan
penghargaan √
kepada kelompok
dengan kinerja √
baik
 Memberi salam

Data Lembar Observasi Kelompok Kontrol

N Tahapan Pertemuan 1 Pertemuan 2


Kegiatan Guru
O Pembelajaran Ya Tidak Ya Tidak

1 Kegiatan awal 5X100 = 83,3% 6X100 = 100%


6 6

Pembukaan  Membuka √ √
pembelajaran
dengan memberi
salam √ √
 Mengecek
kesiapan dan √
kehadiran siswa
 Mengulas secara √
sekilas materi
sebelumnya
Motivasi Mengaitkan materi √ √
dengan contoh sehari-
hari
157

N Tahapan Pertemuan 1 Pertemuan 2


Kegiatan Guru
O Pembelajaran Ya Tidak Ya Tidak

Apersepsi Merespon jawaban √ √


siswa dan mengaitkan
pada materi yang akan
dipelajari

Menyebutkan Menyebutkan √ √
tujuan kompetensi yang akan
pembelajaran dicapai

2 Kegiatan inti 9X100 = 100% 9X100 = 100%


9 9

Elaborasi Mengajukan √ √
pertanyaan pada siswa
Eksplorasi  Membimbing √ √
siswa dalam
membentuk
kelompok √ √
 Memberikan
pengarahan pada
siswa mengenai
hal yang harus
dilakukan dalam √ √
kelompoknya
masing- masing √ √
 Menjelaskan
materi dari power
point yang √ √
ditampilkan
158

N Tahapan Pertemuan 1 Pertemuan 2


Kegiatan Guru
O Pembelajaran Ya Tidak Ya Tidak

 Memberikan LKS
dan membimbing √ √
siswa untuk
mendiskusikannya
 Meminta
perwakilan siswa
untuk
mempresentasikan
hasil diskusinya
 Menanggapi hasil
telaah siswa dan
memberikan
informasi yang
sebenarnya

Konfirmasi  Meluruskan √ √
kesalahan
pemahaman dan
memberikan
penguatan terhadap √ √
materi
 Memberikan
kesempatan pada
siswa untuk
bertanya tentang
hal yang belum
dimengerti

3 Kegiatan akhir 5X100 = 100% 5X100 = 100%


159

N Tahapan Pertemuan 1 Pertemuan 2


Kegiatan Guru
O Pembelajaran Ya Tidak Ya Tidak

5 5

Kesimpulan  Meminta siswa √ √


menyimpulkan
pembelajaran
mengenai materi √ √
yang bersangkutan
 Menguatkan √ √
kesimpulan siswa
 Meminta
pengumpulan √ √
lembar jawaban
LKS
 Memberikan √ √
penghargaan
kepada kelompok
dengan kinerja
baik
 Memberi salam
160

LAMPIRAN 12

SMAN 2 CIBINONG
BUTIR SOAL
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 TS S S TS TS TS TS SS S S S SS TS TS TS SS S S S S TS TS S TS S S TS S TS TS
2 ts s s ts ts ts ts ss s s s ss ts ts ts ss s s s s ts ts s ts s s ts s ts ts
3 S S S TS TS TS TS S S S S S TS TS TS S TS S S S TS TS TS TS S S TS S TS TS
4 s s s ts ts ts ts s s s s s ts ts ts s ts s s s ts ts ts ts s s ts s ts ts
5 S TS STS TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S S TS S
6 s s s s ts ts ts ts s s ss ss ts ts ts ts s s ss ss ts ts sts sts ss s ss ss ts ts
7 S SS S SS TS S TS TS S S S SS TS SS TS STS S S S SS TS TS TS STSSTS S STS SS TS TS
8 s s s s sts sts sts sts s ss s ss sts ts sts ts s s s ss ts ts ts ts ss ss ss s ts sts
9 S S S TS TS TS S S S S S S S S S S S S S S S TS TS TS S S S S TS TS
10 s s s s s s s s s s s s ts ts ts ts s s s s ts ts ts ts s s s ss ts ts
11 S S S TS TS TS TS S S S S S TS TS TS S TS S S S TS TS TS TS S S TS S TS TS
12 s s s ts ts ts ts s s s s s ts ts ts s ts s s s ts ts ts ts s s ts s ts ts
13 S S TS S TS TS TS TS S S S S TS STS TS STS S S S S TS TS TS TS S S TS SS TS TS
14 s s s ts ts ts ts s s s s s ts ts ts s ts s s s ts ts ts ts s s ts s ts ts
15 S S S TS TS TS TS S S S S S TS TS TS S TS S S S TS TS TS TS S S TS S TS TS
16 s s s ts ts ts ts s s s s s ts ts ts s ts s s s ts ts ts ts s s ts s ts ts
17 SS S TS STS TS S SS TS TS TS S S TS S TS TS SS S S S TS TS S TS S S STS S TS STS
18 sts ts ts ss sts sts sts ss s s s s ts ts ts ss s s s s sts ts ts ts s s ts s sts ts
19 STS TS TS SS STSSTSSTS SS S S S S TS TS TS SS S S S S STS TS TS TS S S TS S STS TS
20 sts ts ts ss sts sts sts ss s s s s ts ts ts ss s s s s sts ts ts ts s s ts s sts ts
161

BUTIR SOAL
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
21 SS S TS STS TS S TS STS S SS S S TS STS TS S S S S S S S S S TS TS TS S TS STS
22 s s s s ts ts ts ts s s s s ts sts ts ts s s s s s ts ts ts s s ts s ts ts
23 S S S S S TS TS TS S SS SS SS TS STS TS TS S S S SS S TS TS SS S TS SS SS TS TS
24 ss s ss s sts sts sts ts s ss ss s ts sts ts sts ss s s ss ts sts ts sts ss s sts ss sts ts
25 S S S S TS STS TS TS S S S S TS STS TS TS S S S S S TS TS TS S S TS S TS TS
26 s ss ss ss ss sts ts ts ss ss ss ss ts ss ts ss s s ss ss s ts ts ts s s sts ss ts ts
27 S S S S S S TS TS TS S TS TS TS S S S S S S SS S S TS TS S S STS S S TS
28 s s s s ts sts sts sts s s ss ss sts sts ts sts ss ss ss ss ts ts ts sts ss ts ss s ts sts
29 SS S S S STS TS TS TS S S SS S TS STS TS STS SS SS S S TS TS TS TS SS SS STS S TS TS
30 s s s s ts ts sts ts s ss ss s ts sts ts sts s s s s ts sts ts sts s ss ts s ts s
31 SS S SS S STSSTS TS STS S SS S S TS STSSTS TS SS SS S SS TS TS STS TS SS S TS SS TS STS
32 s s s s ts ts ts ts s s s s ts ts ts ts s s s s ts ts ts ts s s ts ts s s
162

Pilihan jawaban F Persentase


sangat setuju 5 16,666667
setuju 22 73,333333
tidak setuju 2 6,6666667
sangat tidak setuju 3 10
Jumlah 32
Butir 1 106,66667 Butir 2
Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 2 6,6666667
setuju 26 86,666667
tidak setuju 4 13,333333
sangat tidak setuju 0 0
32 106,66667

Butir 3 Butir 4
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 3 10 sangat setuju 5 16,666667
setuju 22 73,333333 setuju 14 46,666667
tidak setuju 6 20 tidak setuju 11 36,666667
sangat tidak setuju 1 3,3333333 sangat tidak setuju 2 6,6666667
32 106,66667 32 106,66667

Butir 5 Butir 6
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 1 3,3333333 sangat setuju 0 0
setuju 4 13,333333 setuju 5 16,666667
tidak setuju 20 66,666667 tidak setuju 18 60
sangat tidak setuju 7 23,333333 sangat tidak setuju 9 30
32 106,66667 Jumlah 32 106,66667

Butir 7 Butir 8
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 1 3,3333333 sangat setuju 5 16,666667
setuju 3 10 setuju 9 30
tidak setuju 21 70 tidak setuju 14 46,666667
sangat tidak setuju 7 23,333333 sangat tidak setuju 4 13,333333
32 106,66667 32 106,66667

Butir 9 Butir 10
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 1 3,3333333 sangat setuju 7 23,333333
setuju 29 96,666667 setuju 23 76,666667
tidak setuju 2 6,6666667 tidak setuju 2 6,6666667
sangat tidak setuju 0 0 sangat tidak setuju 0 0
32 106,66667 32 106,66667
163

Pilihan jawaban F Persentase


sangat setuju 7 23,333333
setuju 24 80
tidak setuju 1 3,3333333
sangat tidak setuju 0 0
Jumlah 32 11 106,66667
Butir Butir 12
Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 8 26,666667
Setuju 22 73,333333
tidak setuju 2 6,6666667
sangat tidak setuju 0 0
32 106,66667

Butir 13 Butir 14
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 0 0 sangat setuju 2 6,6666667
setuju 2 6,6666667 Setuju 3 10
tidak setuju 28 93,333333 tidak setuju 17 56,666667
sangat tidak setuju 2 6,6666667 sangat tidak setuju 10 33,333333
32 106,66667 32 106,66667

Butir 15 Butir 16
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 0 0 sangat setuju 6 20
setuju 3 10 setuju 12 40
tidak setuju 27 90 tidak setuju 8 26,666667
sangat tidak setuju 2 6,6666667 sangat tidak setuju 6 20
32 106,66667 Jumlah 32 106,66667

Butir 17 Butir 18
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 5 16,666667 sangat setuju 3 10
setuju 20 66,666667 setuju 28 93,333333
tidak setuju 7 23,333333 tidak setuju 1 3,3333333
sangat tidak setuju 0 0 sangat tidak setuju 0 0
32 106,66667 32 106,66667

Butir 19 Butir 20
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 3 10 sangat setuju 7 23,333333
setuju 29 96,666667 setuju 25 83,333333
tidak setuju 0 0 tidak setuju 0 0
sangat tidak setuju 0 0 sangat tidak setuju 0 0
32 106,66667 32 106,66667
164

Pilihan jawaban F Persentase


sangat setuju 0 0
setuju 8 26,666667
tidak setuju 21 70
sangat tidak setuju 3 10
Jumlah 32 21 106,66667
Butir Butir 22
Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 0 0
setuju 2 6,6666667
tidak setuju 28 93,333333
sangat tidak setuju 2 6,6666667
32 106,66667

Butir 23 Butir 24
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 0 0 sangat setuju 1 3,3333333
setuju 6 20 setuju 1 3,3333333
tidak setuju 24 80 tidak setuju 25 83,333333
sangat tidak setuju 2 6,6666667 sangat tidak setuju 5 16,666667
32 106,66667 32 106,66667

Butir 25 Butir 26
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 6 20 sangat setuju 3 10
setuju 24 80 setuju 25 83,333333
tidak setuju 1 3,3333333 tidak setuju 4 13,333333
sangat tidak setuju 1 3,3333333 sangat tidak setuju 0 0
32 106,66667 Jumlah 32 106,66667

Butir 27 Butir 28
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 3 10 sangat setuju 7 23,333333
setuju 3 10 setuju 25 83,333333
tidak setuju 20 66,666667 tidak setuju 0 0
sangat tidak setuju 6 20 sangat tidak setuju 0 0
32 106,66667 32 106,66667

Butir 29 Butir 30
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 0 0 sangat setuju 0 0
setuju 1 3,3333333 setuju 2 6,6666667
tidak setuju 24 80 tidak setuju 26 86,666667
sangat tidak setuju 7 23,333333 sangat tidak setuju 4 13,333333
32 106,66667 32 106,66667
165

LAMPIRAN 13

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN)
Nama Sekolah : SMA N 2 CIBINONG
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pelajaran : Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
Kelas / Semester : XI / II
Pertemuan Ke- : 1&2
Alokasi waktu : 2 x 45 (2 kali pertemuan)
Media : Film Animasi (Youtube)

I. Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu. Kelainan dan atau penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
II. Kompetensi Dasar : 5.8. menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit
III. Indikator
Indikator pertemuan pertama:
Menyebutkan dan menjelaskan pembuluh limfa dan organ-organ limfoid
Menjelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh
Menyebutkan komponen dan respon imun nonspesifik dan spesifik
Indikator pertemuan kedua:
Menjelaskan macam-macam pertahanan tubuh (kekebalan aktif dan pasif)
Menyebutkan kelainan yang dapat terjadi pada sistem pertahanan tubuh
166

IV. Tujuan pembelajaran


Setelah melakukan pembelajaran peserta didik mampu:
Menjelaskan fungsi dan mekanisme sistem pertahanan tubuh
Menjelaskan fungsi dari masing-masing komponen sistem pertahanan
Membedakan macam respon pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan penyakit
V. Materi pembelajaran
SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA
Sistem pertahanan tubuh tersusun dari sel dan jaringan yang membentuk suatu imunitas/ kekebalan tubuh terhadap infeksi atau
penyakit. Sel dan jaringan tersebut terdiri atas pembuluh limfatik, jaringan dan organ limfatik (sumsum tulang merah, kelenjar timus,
nodus limfe, limpa, nodulus limfatikus). Sistem ini memiliki beberapa fungsi, diantaranya penangkal “benda” asing yang masuk ke
dalam tubuh, untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah tua, dan sebagai
pendeteksi adanya abnormal, termutasi, atau ganas serta menghancurkannya.
Sistem pertahanan tubuh terdiri atas tiga lapisan pertahanan yakni 1) kulit dan membran mukosa; 2) sel fagosit dan protein
antimikroba; 3) sistem kekebalan limfosit dan antibodi.
Gambaran umum 3 lapis pertahanan tubuh:
Mekanisme pertahanan nonspesifik Mekanisme pertahanan spesifik
Garis pertahanan pertama (eksternal) Garis pertahanan kedua (internal) Garis pertahanan ketiga
 K  Sel darah putih fagositik  Antibodi (diperantarai
ulit  Protein antimikroba antibodi)
 Membran mukosa  Respon peradangan/ inflamasi  Limfosit (diperantarai sel)
 Sekresi dari kulit dan
167

Mekanisme pertahanan nonspesifik Mekanisme pertahanan spesifik


Garis pertahanan pertama (eksternal) Garis pertahanan kedua (internal) Garis pertahanan ketiga
membran mukosa
Ada dua macam pertahanan tubuh terhadap antigen yang masuk, yaitu kekebalan aktif dan pasif. Kekebalan aktif adalah kekebalan
tubuh yang dihasilkan karena limfosit teraktivasi oleh antigen yang terdapat dipermukaan patogen yang masuk kedalam tubuh. Sedangkan
kekebalan pasif adalah kekebalan yang timbul ketika seseorang menjadi kebal sementara terhadap suatu antigen karena menerima antibodi
dari orang lain.
Gambaran umum macam pertahanan tubuh:

alami

kekebalan aktif
> jangka waktu kebal
lebih panjang buatan
ex: vaksinasi
macam pertahanan tubuh

alami
ex: ASI
kekebalan pasif
> menerima dr luar
> sementara buatan
ex: serum
168

Kesalahan mekanisme sistem pertahanan akan mengakibatkan tubuh terkena penyakit infeksi. Immunodefisiensi (penurunan
kemampuan imun) contohnya pada AIDS dan autoimunitas (tubuh membuat antibodi yang menyerang sel tubuh normal) contohnya pada
penyakit lupus.

VI. Pendekatan : Konstruktivisme


Metode : Diskusi kelompok dan tanya jawab

VII. Skenario
Pembelajaran
Pertemuan pertama
Waktu
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter
(menit)
Awal (10 Pembukaan  Memberi salam Menjawab salam Perhatian, menyimak orang 1’ – 5’
menit)  Mengecek kesiapan Mengkondisikan diri yang sedang berbicara
siswa untuk memulai
 Mengulas secara pembelajaran
sekilas materi
sebelumnya
Motivasi Mengaitkan materi Menyimak dan Perhatian dan menghargai 5’ – 10’
dengan contoh sehari-hari menjawab peranyaan
(mengapa kita dapat yang diajukan guru
terserang penyakit? Hal
169

Waktu
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter
(menit)
apa saja yang bisa terjadi
ketika kita sakit? Apakah
kamu pernah menyadari
bahwa naiknya suhu
tubuh adalah merupakan
mekanisme pertahanan
tubuh?)
Apersepsi Merespon jawaban siswa Menyimak pemaparan Perhatian
dan mengaitkan pada guru
materi yang akan
dipelajari.
Memberikan Menyebutkan kompetensi Mendengarkan
tujuan yang akan dicapai. penjelasan guru
Pembelajara
n
Inti Elaborasi  Mengajukan Merespon pertanyaan Perhatian, melalui 10’ – 25’
(70 pertanyaan pada guru dengan berusaha mendengarkan, menghormati,
menit) siswa, yaitu: menjawab dari buku memperhatikan dan menyimak
Apa yang dimaksud sumber yang ada guru yang sedang berbicara
170

Waktu
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter
(menit)
dengan sistem
pertahanan tubuh?

Eksplorasi  Membimbing siswa  Mengkondisikan  25’ – 35’


dalam pembentukkan diri untuk duduk
kelompok. tiap kelompok

 Memberikan  Menyimak  Disiplin dalam mengikuti


pengarahan pada pengarahan dari pengarahan dari guru.
siswa mengenai hal guru
yang harus dilakukan
dalam kelompoknya
masing- masing.

 Menjelaskan dengan  Memperhatikan film  Perhatian  35’ – 50’


menyajikan film yang disajikan
animasi yang berisi
materi fungsi sistem
171

Waktu
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter
(menit)
pertahanan tubuh dan
mekanisme sistem
pertahanan tubuh
(imun nonspesifik dan
spesifik)
 Membagikan lembar  Mendiskusikan  Bekerjasama  50’– 75’
LKS untuk lembar LKS  Menghargai pendapat orang
didiskusikan lain
 Meminta perwakilan  Mempresentasikan
siswa untuk hasil diskusi
mempresentasikan
hasil diskusinya
 Menanggapi hasil  Mencermati
telaah siswa dan tanggapan guru dan
memberikan menyimak
informasi yang informasi yang
sebenarnya. diberikan guru.
Konfirmasi  Meluruskan Mencermati dan Perhatian dan keberanian  75’ – 80’
kesalahan pemahaman berusaha memahami dalam mengemukakan pendapat
172

Waktu
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter
(menit)
dan memberikan penjelasan guru. dan mengajukan pertanyaan.
penguatan terhadap
materi sistem
pertahanan tubuh.
 Memberikan
kesempatan pada
siswa untuk bertanya
tentang hal yang
belum dimengerti
Akhir Kesimpulan  Meminta siswa  Menyimpulkan  Perhatian 80’ – 90’
(10 menyimpulkan dan memperhatikan
menit) pembelajaran
mengenai materi yang
bersangkutan (fungsi
dan mekanisme
pertahanan tubuh)
 Menguatkan
kesimpulan siswa
 Meminta  Mengumpulkan  Tanggung jawab terhadap
173

Waktu
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter
(menit)
pengumpulan lembar LKS yang telah penyelesaian tugas yang
jawaban LKS dievaluasi bersama telah diberikan

 Memberikan  Perhatian terhadap apresiasi


penghargaan kepada diri dalam mengikuti proses
kelompok dengan pebelajaran.
kinerja baik
 Memberi salam
Memberikan tugas baca Menyimak guru.
tentang pembahasan
selanjutnya.

Pertemuan kedua

Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)

Awal Pembukaan Memberi salam Menjawab salam Perhatian, menyimak orang 1’ – 5’


(10 Mengecek kesiapan Mengkondisikan diri yang sedang berbicara
menit) siswa untuk memulai
pembelajaran
174

Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)

Motivasi Mengaitkan materi Menyimak dan Perhatian dan menghargai 5’ – 10’


dengan contoh sehari- menjawab peranyaan
hari (bersin adalah salah yang diajukan guru
satu respon pertahanan
tubuh, mengapa
demikian? Bagaimana
pertahanan tubuh kita
sapat bekerja?)
Apersepsi Merespon jawaban siswa Menyimak pemaparan Mendengarkan
dan mengaitkan pada guru
materi yang akan
dipelajari

Memberikan Menyebutkan tujuan Menyimak guru


tujuan pembelajaran hari ini.
Pembelajaran
Inti Elaborasi  Mengajukan  Merespon Perhatian, melalui 10’ – 25’
(70 pertanyaan pada pertanyaan guru mendengarkan, menghormati,
menit) siswa, yaitu: dengan berusaha memperhatikan dan menyimak
Sebutkan struktur menjawab dari buku guru yang sedang berbicara
175

Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)

kekebalan tubuh sumber yang ada

Eksplorasi  Membimbing siswa  Mengkondisikan diri  Disiplin dalam mengikuti  25’ – 35’
dalam pembentukkan untuk duduk tiap pengarahan dari guru.
kelompok. kelompok
 Memberikan  Memperhatikan  Perhatian
pengarahan pada pengarahan dari guru
siswa mengenai hal
yang harus dilakukan
dalam kelompoknya
masing- masing.
 Menjelaskan dengan  Memperhatikan film  35’ – 50’
menyajikan film yang disajikan
animasi yang berisi
materi materi sistem
pertahanan manusia
mengenai macam
kekebalan tubuh dan
kelainan yang dapat
terjadi pada sistem
176

Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)

pertahanan tubuh
 Menyiapkan ppt  Duduk tiap  Ketelitian, kerjasama  50’ – 75’
course review horray kelompok dengan kelompok dan
 Bersiap menjawab tanggung jawab, keaktifan
pertanyaan- diri terlibat dalam
pertanyaan yang menjawab pertanyaa-
disediakan pertanyaan yang disediakan.
Konfirmasi  Membahas satu Menyimak guru Perhatian 75’ – 85’
persatu pertanyaan
yang disiapkan
 Memberikan
kesempatan pada
siswa untuk bertanya
tentang hal yang
belum dimengerti
Akhir Kesimpulan  Meminta siswa  Menyimak Mendengar 85’ -90’
(10 menyimpulkan kesimpulan yang
menit) pembelajaran dijelaskan temannya
mengenai macam
sistem kekebalan dan
177

Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)

kelainannya
 Menguatkan
kesimpulan yang
dibuat siswa
Memberikan tugas baca Menyimak guru
tentang pembahasan
selanjutnya

VIII. Penilaian
1. Penilaian pertemua pertama
a. Penilaian kelompok

No Tes LKS Kriteria Skor

Sebutkan organ-organ limfoid dan berikan penjelasannya!


1 Jelas, tepat dan lengkap 20
Buatlah tabel fungsi dan komponen dari pertahanan tubuh
2 Jelas dan lengkap 25
nonspesifik!
Jelaskan pertahanan tubuh lapisan ketiga dan berikan contoh kasus
3 Jelas dan lengkap 20
dalam kehidupan sehari-hari yang kamu temui!
Temukanlah 14 istilah pada sistem pertahanan di bawah ini, dan
4 Tepat 35
178

No Tes LKS Kriteria Skor


jelaskan 3 diantaranya! (Kanan ke kiri, Atas ke bawah)

I N F E K S I Q I S N Y A K U
R B A M A A N T I G E N K I T
E N G I N M F W L I S I N B U
S I O L K O L I S I S A L I P
E S S K A R A S K R I P S I U
P Y I Y N F M A K R O F A G L
T R T A X O A L U C K U W I C
O X N N C L S S I P P O H S R
R A D A N G I M U N I T A S A
A F I K E I U O I M P I A A N
H I S T A M I N W I L D N L G
P S E U D O P O D I A R M O T
R I P M U K U S U C C E S T A
N C R A E G O I D O I T N C U
L I M F O S I T I M U S F I A

Total Skor 100


179

2. Penilaian pertemuan kedua


a. Penilaian kelompok

No Tes course review horrey Kriteria skor No Tes course review horrey Kriteria Skor

1 Tepat 4 14 Tepat 4
1 14
Sel T memori diproduksi untuk ....

Sistem pertahanan tubuh yakni



‘mengingat’ informasi antigen yang
telah (pernah) masuk ke dalam
tubuh
Kemampuan mempertahankan
tubuh dari penyakit

2 Tepat 4 15 Tepat 4
2 15

Protein jenis X berperan dalam Limfosit B berbentuk dan


respon alergi… dimatangkan di ....

Ig G
Sumsum tulang
180

No Tes course review horrey Kriteria skor No Tes course review horrey Kriteria Skor

3 Tepat 4 16 Tepat 4
3 16

Ilmu yang mempelajari sistem Sebutkan dua contoh yang


imun atau kekebalan tubuh berfungsi sebagai imunitas
dinamakan … nonspesifik !

kulit, air mata, air liur


immunologi

4 Tepat 4 17 Tepat 4
4 17

Sel penghasil antibodi ialah … Sel fagosit berfungsi untuk ...

limfosit
Menghancurkan benda asing
yang masuk dengan cara
menelannya

25 ..................................... Tepat 4 Total skor 100


181

b. Penilaian individu
 Jenis instrumen
 Butir soal : 25 soal

IX. Sumber Belajar


1. Diah . ulina dkk, £liologi 2 SNA dan MA untuk kelas XI, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2007
2. Saktiyono, SerfbuPena Biologi SP MA kelas XI Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2007

Mengetahui,

Bogor,3/... Si......2012

Pamong
182

Lampiran 14
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (KELAS KONTROL)
Nama Sekolah : SMA N 2 CIBINONG
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pelajaran : Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
Kelas / Semester : XI / II
Pertemuan Ke- : 1&2
Alokasi waktu : 2 x 45 (2 kali pertemuan)
Media : PowerPoint
IX. Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu. Kelainan dan atau penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
X. Kompetensi Dasar : 5.8. menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit
XI. Indikator
Indikator pertemuan pertama:
Menyebutkan dan menjelaskan pembuluh limfa dan organ-organ limfoid
Menjelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh
Menyebutkan komponen dan respon imun nonspesifik dan spesifik
Indikator pertemuan kedua:
Menjelaskan macam-macam pertahanan tubuh (kekebalan aktif dan pasif)
Menyebutkan kelainan yang dapat terjadi pada sistem pertahanan tubuh
XII. Tujuan pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran peserta didik mampu:
Menjelaskan fungsi dan mekanisme sistem pertahanan tubuh
183

Menjelaskan fungsi dari masing-masing komponen sistem pertahanan


Membedakan macam respon pertahanan tubuh terhadap benda asing
Mengetahui kelainan yang dapat terjadi pada sistem pertahanan tubuh

XIII. Materi pembelajaran


SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA

Sistem pertahanan tubuh tersusun dari sel dan jaringan yang membentuk suatu imunitas/ kekebalan tubuh terhadap infeksi atau penyakit.
Sel dan jaringan tersebut terdiri atas pembuluh limfatik, jaringan dan organ limfatik (sumsum tulang merah, kelenjar timus, nodus limfe,
limpa, nodulus limfatikus). Sistem ini memiliki beberapa fungsi, diantaranya penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam tubuh, untuk
keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah tua, dan sebagai pendeteksi adanya abnormal,
termutasi, atau ganas serta menghancurkannya.
Sistem pertahanan tubuh terdiri atas tiga lapisan pertahanan yakni 1) kulit dan membran mukosa; 2) sel fagosit dan protein antimikroba; 3)
sistem kekebalan limfosit dan antibodi.
Gambaran umum 3 lapis pertahanan tubuh:
Mekanisme pertahanan nonspesifik Mekanisme pertahanan spesifik
Garis pertahanan pertama (eksternal) Garis pertahanan kedua (internal) Garis pertahanan ketiga
 K  Sel darah putih fagositik  Antibodi (diperantarai
ulit  Protein antimikroba antibodi)
 Membran mukosa  Respon peradangan/ inflamasi  Limfosit (diperantarai sel)
 Sekresi dari kulit dan
184

membran mukosa

Ada dua macam pertahanan tubuh terhadap antigen yang masuk, yaitu kekebalan aktif dan pasif. Kekebalan aktif adalah kekebalan tubuh yang
dihasilkan karena limfosit teraktivasi oleh antigen yang terdapat dipermukaan patogen yang masuk kedalam tubuh. Sedangkan kekebalan pasif
adalah kekebalan yang timbul ketika seseorang menjadi kebal sementara terhadap suatu antigen karena menerima antibodi dari orang lain.
Gambaran umum macam pertahanan tubuh:

alami

kekebalan aktif
> jangka waktu kebal
lebih panjang buatan
ex: vaksinasi
macam pertahanan tubuh

alami
ex: ASI
kekebalan pasif
> menerima dr luar
> sementara buatan
ex: serum

Kesalahan mekanisme sistem pertahanan akan mengakibatkan tubuh terkena penyakit infeksi. Immunodefisiensi (penurunan kemampuan imun)
contohnya pada AIDS dan autoimunitas (tubuh membuat antibodi yang menyerang sel tubuh normal) contohnya pada penyakit lupus.
185

XIV. Pendekatan : Konstruktivisme


Metode : Diskusi kelompok dan tanya jawab

XV. Skenario
Pembelajaran Pertemuan
pertama

Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)


Tahapan Kegiatan
Awal Pembukaan  Memberi salam Menjawab salam Perhatian, menyimak 1’- 5’
(10  Mengecek kesiapan siswa Mengkondisikan diri untuk orang yang sedang
menit)  Mengulas secara sekilas memulai pembelajaran berbicara
materi sebelumnya
Motivasi Mengaitkan materi dengan Menyimak dan menjawab Perhatian dan 5’- 10’
contoh sehari-hari (mengapa peranyaan yang diajukan menghargai
kita dapat terserang penyakit? guru
Hal apa saja yang bisa terjadi
ketika kita sakit? Apakah
kamu pernah menyadari
bahwa naiknya suhu tubuh
adalah merupakan
mekanisme pertahanan
tubuh?)
186

Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)


Tahapan Kegiatan
Apersepsi Merespon jawaban siswa dan Menyimak pemaparan guru
mengaitkan pada materi yang
akan dipelajari.
Memberikan Menyebutkan kompetensi Mendengarkan penjelasan
tujuan yang akan dicapai. guru
Pembelajaran
Inti Elaborasi  Mengajukan pertanyaan Merespon pertanyaan guru Perhatian, melalui 10’ – 25’
(70 pada siswa, yaitu: dengan berusaha menjawab mendengarkan,
menit) Apa yang dimaksud dengan dari buku sumber yang ada menghormati,
sistem pertahanan tubuh? memperhatikan dan
menyimak guru yang
sedang berbicara

Eksplorasi  Membimbing siswa dalam  Mengkondisikan diri  Disiplin dalam  25’ – 35’
pembentukkan kelompok. untuk duduk tiap mengikuti pengarahan
kelompok dari guru.
 Memberikan pengarahan  Memperhatikan
pada siswa mengenai hal pengarahan dari guru
yang harus dilakukan
dalam kelompoknya
187

Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)


Tahapan Kegiatan
 Menjelaskan materi  Menyimak penjelasan  Perhatian  35’- 50’
dengan power point yang dari guru
ditampilkan, mengenai
fungsi sistem pertahanan
tubuh dan mekanisme
sistem pertahanan tubuh
(imun nonspesifik dan
spesifik)
 Memberikan LKS dan  Menerima lembar  Kerjasama dengan  50’- 75’
membimbing siswa untuk LKSdan kelompok dan
mendiskusikannya mendiskusikannya tanggung jawab,
keaktifan diri terlibat
dalam mendiskusikan
dan mengerjakan
LKS.

 Meminta perwakilan  Mempresentasikan hasil  Perhatian


siswa untuk diskusi
mempresentasikan hasil
diskusinya
188

Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)


Tahapan Kegiatan
 Menanggapi hasil telaaah  Mencermati tanggapan
siswa guru dan menyimak
informasi yang diberikan
guru.
Konfirmasi  Meluruskan kesalahan Mencermati dan berusaha Perhatian dan 75’- 80’
pemahaman dan memahami penjelasan guru. keberanian dalam
memberikan penguatan mengemukakan pendapat
terhadap materi sistem dan mengajukan
pertahanan tubuh. pertanyaan.
 Memberikan kesempatan
pada siswa untuk bertanya
tentang hal yang belum
dimengerti
Akhir Kesimpulan  Meminta siswa  Memperhatikan 80’ – 90’
(10 menyimpulkan kesimpulan akhir
menit) pembelajaran mengenai
fungsi dan mekanisme
sistem pertahnan tubuh
 Mengatkan kesimpulan
189

Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)


Tahapan Kegiatan
siswa  Mengumpulkan LKS  Tanggung jawab
 Meminta pengumpulan yang telah dievaluasi terhadap penyelesaian
lembar jawaban LKS bersama tugas yang telah
diberikan
 Memberikan penghargaan  Perhatian terhadap
kepada kelompok dengan apresiasi diri yang
kinerja baik totalitas dalam
 Memberi salam mengikuti proses
pebelajaran.
Memberikan tugas baca Menyimak guru.
tentang pembahasan
selanjutnya.

Pertemuan kedua

Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)

Awal Pembukaan Memberi salam Menjawab salam Perhatian, menyimak 1’- 5’


(10 Mengecek kesiapan siswa Mengkondisikan diri untuk orang yang sedang
menit) memulai pembelajaran berbicara
190

Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)

Motivasi Mengaitkan materi dengan Menyimak dan menjawab Perhatian dan 5’ – 10’
contoh sehari-hari (bersin peranyaan yang diajukan menghargai
adalah salah satu respon guru
pertahanan tubuh, mengapa
demikian? Bagaimana
pertahanan tubuh kita sapat
bekerja?)
Apersepsi Merespon jawaban siswa dan Menyimak pemaparan guru
mengaitkan pada materi yang
akan dipelajari

Memberikan Menyebutkan tujuan Menyimak guru


tujuan pembelajaran hari ini.
Pembelajaran
Inti Elaborasi  Mengajukan pertanyaan Merespon pertanyaan guru Perhatian, melalui 10’ – 25’
(60 pada siswa, yaitu: dengan berusaha menjawab mendengarkan,
menit) Apa yang dimaksud dengan dari buku sumber yang ada menghormati,
sistem pertahanan tubuh? memperhatikan dan
menyimak guru yang
sedang berbicara
191

Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)

Eksplorasi  Membimbing siswa dan  Mengkondisikan diri  Disiplin dalam  25’ – 50’
pengarahan siswa dalam untuk duduk tiap mengikuti pengarahan
pembentukkan kelompok kelompok dari guru
 Menjelaskan materi  Memperhatikan  Perhatian
dengan power point yang pengarahan dari guru
ditampilkan, mengenai Menyimak penjelasan
macam kekebalan tubuh dari guru
dan kelainan yang dapat
terjadi pada sistem
pertahanan tubuh
 Melakukan evaluasi  Menjawab pertanyaan  Kerjasama dengan 50’ – 75’
dengan course yang tertera kelompok, tanggung
review horrey  Mencermati tanggapan jawab, keaktifan diri
guru dan menyimak terlibat dalam
informasi yang diberikan mendiskusikan
guru. jawaban
 Menghargai orang
lain
192

Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)

Konfirmasi  Meluruskan kesalahan Menyimak guru Perhatian 75’- 85’


pemahaman dan
memberikan penguatan
terhadap materi macam
kekebalan tubuh dan
kelainan yang dapat
terjadi pada sistem
pertahanan tubuh
 Memberikan kesempatan
pada siswa untuk bertanya
tentang hal yang belum
dimengerti
Akhir Kesimpulan  Meminta siswa Menyimak kesimpulan yang Mendengarkan 85’ – 90’
(10 menyimpulkan macam dikemukakan
menit) kekabalan tubuh dan
kelainannya
 Memberikan penguatan
atas kesimpulan yang
dikemukakan siswa
193

Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)

Memberikan tugas baca Menyimak guru


tentang pembahasan
selanjutnya

XVI. Penilaian
3. Penilaian pertemua pertama
b. Penilaian kelompok

No Tes LKS Kriteria Skor

Sebutkan organ-organ limfoid dan berikan penjelasannya!


1 Jelas, tepat dan lengkap 20
Buatlah tabel fungsi dan komponen dari pertahanan tubuh
2 Jelas dan lengkap 25
nonspesifik!
Jelaskan pertahanan tubuh lapisan ketiga dan berikan contoh kasus
3 Jelas dan lengkap 20
dalam kehidupan sehari-hari yang kamu temui!
Temukanlah 14 istilah pada sistem pertahanan di bawah ini, dan
4 Tepat 35
jelaskan 3 diantaranya! (Kanan ke kiri, Atas ke bawah)
I N F E K S I Q I S N Y A K U
R B A M A A N T I G E N K I T
E N G I N M F W L I S I N B U
S I O L K O L I S I S A L I P
E S S K A R A S K R I P S I U
194

No Tes LKS Kriteria Skor


P Y I Y N F M A K R O F A G L
T R T A X O A L U C K U W I C
O X N N C L S S I P P O H S R
R A D A N G I M U N I T A S A
A F I K E I U O I M P I A A N
H I S T A M I N W I L D N L G
P S E U D O P O D I A R M O T
R I P M U K U S U C C E S T A
N C R A E G O I D O I T N C U
L I M F O S I T I M U S F I A

Total Skor 100


195

4. Penilaian pertemuan kedua


c. Penilaian kelompok

No Tes course review horrey Kriteria skor No Tes course review horrey Kriteria Skor

1 Tepat 4 14 Tepat 4
1 14
Ilmu yang mempelajari sistem imun atau
kekebalan tubuh dinamakan …
Sistem pertahanan tubuh yakni

Immunologi
Kemampuan mempertahankan
tubuh dari penyakit

2 Tepat 4 15 Tepat 4
2
Limfosit B berbentuk dan
Protein jenis X berperan dalam dimatangkan di ....
respon alergi…

Sumsum tulang
Ig G
196

No Tes course review horrey Kriteria skor No Tes course review horrey Kriteria Skor

3 Tepat 4 16 Tepat 4
16
Ilmu yang mempelajari Sebutkan dua contoh yang
sistem imun atau berfungsi sebagai imunitas
kekebalan tubuh
nonspesifik !
dinamakan …

kulit, air mata, air liur


immunologi

4 Tepat 4 17 Tepat 4
4 17

Sel penghasil antibodi ialah … Sel fagosit berfungsi untuk ...

limfosit
Menghancurkan benda asing
yang masuk dengan cara
menelannya

25 ..................................... Tepat 4 Total skor 100


197

d. Penilaian individu
 Jenis instrumen

lX. Sumber Belajar


l. Diah Aryulina dkk, Biologi 2 SMA dan MA untuk kelas XI, Jakarta: PT. Getora Aksara Pretama, 2007
2. Saktiyono, SeribuPena Biologi SP MA kelas XI,Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2007

Mengetahui,

Bogor,5..'... .. . „.. 2012

Pamong
198

Lampiran 15
LEMBAR KERJA SISWA

Sistem Pertahanan Tubuh Manusia Pertemuan ke 1

Nama Kelompok :

 ..............  ..............
 ..............  ..............
 ..............  ..............

Tujuan Pembelajaran :
Menjelaskan fungsi dan mekanisme sistem pertahanan tubuh

Menjelaskan fungsi dari masing-masing komponen sistem pertahanan

Membedakan macam respon imun tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit
Materi:

SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA

Sistem pertahanan tubuh tersusun dari sel dan jaringan yang


membentuk suatu imunitas/ kekebalan tubuh terhadap infeksi atau
penyakit. Sel dan jaringan tersebut terdiri atas pembuluh limfatik,
jaringan dan organ limfatik (sumsum tulang merah, kelenjar timus,
nodus limfe, limpa, nodulus limfatikus). Sistem ini memiliki beberapa
fungsi, diantaranya penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam
tubuh, untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga
keseimbangan komponen tubuh yang telah tua, dan sebagai pendeteksi
adanya abnormal, termutasi, atau ganas serta menghancurkannya.
Sistem pertahanan tubuh terdiri atas tiga lapisan pertahanan
yakni 1) kulit dan membran mukosa; 2) sel fagosit dan protein
antimikroba; 3) sistem kekebalan limfosit dan antibodi.

Selamat Mengerjakan
Gambaran umum 3 lapis pertahanan tubuh:
Mekanisme pertahanan nonspesifik Mekanisme
pertahanan spesifik
Garis pertahanan pertama Garis pertahanan Garis pertahanan
(eksternal) kedua (internal) ketiga
 Kulit  Sel darah putih  Antibodi
 Me fagositik (diperantar
mbran mukosa  Protein ai antibodi)
 Sekresi antimikroba  Limfosit
dari kulit dan  Respon (diperantarai sel)
membran mukosa peradangan/
inflamasi

p antigen yang masuk, yaitu kekebalan aktif dan pasif. Kekebalan aktif adalah kekebalan tubuh yang dihasilkan karena limfos
angkan kekebalan pasif adalah

kekebalan yang timbul ketika seseorang menjadi kebal sementara terhadap


suatu antigen karena menerima antibodi dari orang lain.
Gambaran umum macam pertahanan tubuh:
alami

kekebalan aktif
> jangka waktu kebal lebih panjang
buatan
ex: vaksinasi
macam pertahanan tubuh

alami
ex: ASI
kekebalan pasif
> menerima dr luar
> sementara buatan
ex: serum

Kesalahan mekanisme sistem pertahanan akan mengakibatkan tubuh terkena penyakit infeksi. Im
Soal:
I.Sebutkan organ-organ limfoid dan berikan penjelasannya!
........................................................................................................................

........................................................................................................................
II. Buatlah tabel fungsi dan komponen dari pertahanan tubuh nonspesifik!
........................................................................................................................
........................................................................................................................
III. Jelaskan pertahanan tubuh lapisan ketiga dan berikan contoh kasus dalam
kehidupan sehari-hari yang kamu temui!
........................................................................................................................
........................................................................................................................
IV. Temukanlah 14 istilah pada sistem pertahanan di bawah ini, dan jelaskan 3
diantaranya! (Kanan ke kiri, Atas ke bawah)
........................................................................................................................
........................................................................................................................
I N F E K S I Q I S N Y A K U
R B A M A A N T I G E N K I T
E N G I N M F W L I S I N B U
S I O L K O L I S I S A L I P
E S S K A R A S K R I P S I U
P Y I Y N F M A K R O F A G L
T R T A X O A L U C K U W I C
O X N N C L S S I P P O H S R
R A D A N G I M U N I T A S A
A F I K E I U O I M P I A A N
H I S T A M I N W I L D N L G
P S E U D O P O D I A R M O T
R I P M U K U S U C C E S T A
N C R A E G O I D O I T N C U
L I M F O S I T I M U S F I A
202

Lampiran 16
EVALUASI

Konsep: Sistem Pertahanan Tubuh Manusia


Pertemuan: ke 2
Media: Course Review Horrey

Slide 1 Slide 2

EVALUASI SISTEM PERTAHANAN TUBUH


Pertemuan ke-2 1 14 13 21 20
22 2 12 6 11
3 25 4 7 10

23 5 16 18 19
24 15 17 8 9

Slide 3 Slide 4

Protein jenis Igberperan


Sistem pertahanan tubuh yakni
dalam respon alergi

Ig G
Kemampuan mempertahankan
tubuh dari penyakit

Slide
Slide
5
6

Ilmu yang mempelajari Sel penghasil antibodi ialah …


sistem imun atau kekebalan
tubuh dinamakan … limfosit

immunologi
203

Slide 7 Slide 8

Zat asing seperti virus, Sebutkan tiga tipe


protein asing, immunoglobin (Ig) pada
mikroorganisme dan manusia ...
bakteri disebut …
Ig M, Ig A, Ig D, Ig E, Ig G
Antigen

Slide 9 Slide 10

Di dalam ASI pertama terdapat Orgnisme yang


antibodi yang berguna untuk
menyebabkan
kekebalan bayi. ASI tersebut
dinamakan .... penyakit disebut
organisme.....

Kolostrum
Patogen

Slide 11 Slide 12

Perpanjangan makrofag yang


dapat menangkap bakteri Secara garis besar,
pada proses fagositosis sistem pertahanan
disebut ..... tubuh dibedakan atas
....
Pseudopodia
Pertahanan tubuh non
spesifik dan spesifik
204

Slide 13 Slide 14

Iimunoglobulin atau antibodi, berfungsi untuk ....


Antibodi pertama yang disekresikan sebagai respons kekebalan tubuh....

Mengenali dan mengikat sel asing dan melumpuhkannya


Ig M

Slide 15 Slide 16

Suatu sindrom yang menyebabkan penurunan Sel T memori diproduksi untuk ....
sistem kekebalan tubuh adalah ....

AIDS
‘mengingat’ informasi antigen yang telah (pernah) masuk ke dalam tubuh

Slide 17 Slide 18

Limfosit B berbentuk dan Sebutkan dua contoh yang


dimatangkan di .... berfungsi sebagai imunitas
nonspesifik !

Sumsum tulang kulit, air mata, air liur


205

Slide 19 Slide 20

Sel fagosit berfungsi untuk ... Sebutkan 3 cara antibodi menghancurka patogen!

Menghancurkan benda asing yang masuk dengan cara menelannya


Netralisasi, penggumpalan, pengendapan dan pengaktifan sistem

Slide 21 Slide 22

Kekebalan aktif adalah .... Contoh kekebalan tubuh pasif....


Kolostrum asi untuk bayi
Kekebalan tubuh yang diperoleh setelah pulih
dari suatu penyakit

Slide 23 Slide 24

Respon kekebalan tubuh dapat AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus ....
dilakukan atas dua cara, yaitu adalah
....

Human Immunodeficiency Virus (HIV)


Imunitas humoral dan imunitas seluler
206

Slide 25 Slide 26

Alergi merupakan sensitivitas yang berlebihan terhadap suatu hal. NamaZat yang
lain menyebabkan
alergi adalah .... a

Anaphylaxis

Alergen

Slide 27

Suatu keadaan sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi untuk menyerang sel tubuh yang lain, adalah .

Autoimun
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA No, DokumenFITT-FR-AKD-066 01 APRIL 2013
Tgi. Te/oii No.01Revisi:
FITK FORM (FR)

SURAT PERNYATAAN IZIN OBSERVASI


Nomor : Uh.01RFI./KM.01 .3/!91! / 2013
Jakarta, 30 Juli 2013
Hal : Observssi

Kepala PUSTLKKOM Keaidikhud


di
Tempat

is.saI‹”mii 1/wifi i‹'r «'h.


Dengcn hormat kami sampaikan bahwa:
Nama : Ana Gustinawati
NIM 108016100031
Jurusan.°Prodi : Pendidikan IPA/
Biologi
Sei1iester : XI (Scbelas}

adalah hchar mahasis‹•'i pada Fckdltas Ilmu Tarbiy‘ah dan Keguruan h!lM ”Siurif
1. 1 iduj ul\illuh .I.lb.I i t.' hi. cl iubungnn dengan paid} clcsai‹i skri g5i d I*h4i1 j uJul ”f*cnpy
ruh 1 I c‹li:‹ l””iIm t N ini:isi tcrll:td4 t› I*rm.mli:Inn:tn Konsct› .ñi:;t› .i.“ '”• in, i:i>i›‹› u Icr>chu;
n›cmrrlukan r›hsei • asi perih2l \'aIidasi media. UTcl\ kanje itu. kami nicmclJon k0scdiaan
Ba{?ak/lbu untuk menerima mahasiswi tersebut dan memberikan baniuan.

Demikianlah, atas perhatisx dan bantuan BapaMbu kami ucapkan tcrin a

kasih. fl Tal i»u ‘a/' izin i '/-. ‹'ñ

a.n. Dekan
Kat›ig.Tata Usaha

9rs. Ja faart.
NJP: 19580417. 199203. 1. 001

Tcnibusnii:
f3ekaii Eakutias ltniii Tarbi) ah dan kenuruan
LEMBAR PENGESAHAN
UJI KELAYAKAN FILM ANIMASI

FILM ANIMASI MEKANISME PERTAHANAN TUBUH


(FILM ANIMASI YOUTtlBE YANG DIMODIFIKASI
SOFTWARE
WINDOWS MOVIE MAKER VERSI 2.6)

Oleh
Ana Gustinawati
NIM: 108016100039

Ciputat, 2013
Mengesahkan:

Kepala Sub Bidang Aplikasi &Pengendalian


Bidang PTP Berbasis Multi Media dan Web
Pustekkom Kemdikbud

Drs. Suharto Lasmo no,


.NI.Pd NIP. 19650913 1991
03 1 005
PEMERINTAH KABLPATEN BOGOR
DINAS PENDIDIKAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS 1 KECAMATAN
SMA NEGERI 2 CIBINONG
Jln. Karadenan No. S Cibinong, Bogor 16913 TelpfFax. (0251) 8654347
w'eb: www.sman2cibinonz sch id emailsman2cibin0r1e@zman2cibinong.sch id
NPSN 20200691

SURAT KETERANP›AN
NO : 421 / 515 - Dikmen / 2013

Kepala Sekolah Menengah Ata5 Negeri 2 Cibinong Kabupaten Bogor, menerangkan


bahwa mahasiswa dengan identitas yang tercantum dibawah ini

Nama : Ana Gustinawati


NPM 108016100039
Semester : X ( Sepuluh )
Programn Saudi : Pendidikan Biologi

Perguruan Tinggi : Kementerian Agama UIN Jakarta FITK

Telah melakukan penelitian di S./1A Ncgeri 2 Cibinong Kabupaten Boeor tahun


pelajaran 2012 / 2013 dengan judul skripsi “ Pengaruh media Fihn Aniina.si terhadap
Pemahaman Konsep Siswa “

Demikian, surat keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Dikeluarkan di : Cibinong
--Rada tanggal 15 Juni 2013
UJI REFERENSI

Nama : Ana Gustinawati

108016100039

Jurusan: Pendidikan IPA Prodi Biologi

Judul Skripsi: Pengaruh Media Film Animasi terhadap Pemahaman Konsep Siswa

Paraf pembimbing
No Referensi
I II
BAB I
1 Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo,
Telmologi Komunikasi dari Informasi
Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 201
I), Cet. 2, h. 50.
2 Ibid., h 92

3 Syaiful Sagala, Konsep tlatt Makna


Pembelajaran. untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar,
(Bandung. Alfabeta, 2010), Cet. 8, h. 3.
4 A. Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 1, h 1.
5 Made Wena, Strategi Pembelajarmi Inovatif
Konlemporer. Suaf« Tinjauan Konseptual
Opera.$f tf2Dl, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
Cet 7, h.67.
6 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran. Suatu
Pendekatan BarH, (Ciputat Craung Pcrsada
Press, 2008), Cet. 1, h 116.
7 Muslih Aris Handayani, Studi Peran Film
dalam Dunia Pcndidikan, INSANIA, Vol, 11,
2006, h 17a›-186,
(http://ejouma1.stainpurwokerto.ac.id/index.p
hp/insania/article/download/144/141).
8 Muhammad Rahmattullah, Pengaruh
femnnfnnfmi media PembelaJui ‹tit Film
Animasi terhcidap Ha.vil Belajar, 2012, h
178-186,
(http://ejourna1.unesa ac id/articlc/4272/19/art
icte.pdf}.
Paraf pembiinbing
No Referensi
I II
BAB
l A. Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 14, h. 7.
2 Dimyati dan Mudiono, Belajar dan
Pembelajaran, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2012),
Cet 4, h. 13
3 Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung:
PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2012),
Cet. 2, h. 14.
4 Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendfdikan.‘
Pengertian, Pengembangan,
dan Pemanfaatannya,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Cet. 4, h. 8
5 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno,
Strategi Belajar Mengajar: Melalui
Penaiiaman Konsep tlmum dan Konsep
Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2011),
Cet 5, h 65
Yudhi Munadi, Media I’emhelajaran Suatit
Pendekatan ham, (Ciputat Gaung Persada
Press, 2008), Cet. 1, h. 6.
Arsyad, op. cit., h. 3,
Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media
Peiigajaraii.’ Mengenai, Merancang, dan
Mempraktikkannya, (Jogjakarta: Diva Press,
2011), h.14.
9 Wina Sanjaya, Perencanaan dari Desain
Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,
2008), Cet. 4, h. 206.
10 Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo,
Telaiologi Komuuikasi dan Informasi
Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 201
l),
Cet. 2, h 121
1l Sadiman, dkk., op. cit., h 7.
12 lndriana, ‹›y. c//., h. 53
13 Arsyad, oj›. oil., h. 19.
14 Indrianq r›y. ci/., h 49
15 Sadiman, dkk., op. cil., h. 17.
Paraf pembimbing
Referensi

16 Daryanto, op. rrf., h 5


17 Indriana, op. cit., h 54.
18 Ibid., h 55.
19 Arsyad, op. cit., h. 29.
20 Fathurrohman dan Sutikno, op. cit., h. 68

21 Ibid., h. 68.
22 Sanjaya, op. cil., h 212
Uno dan Lamatenggo, op. cit., h. 123
24 Sanjaya, op. cit., h. 213.
25 Munadi, op. cix., h. 50.
26 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajai
an @"
Bet dasarkmi I*eIidekalmi Si.Elem, (Jakarta
PT. Bumi Aksara, 2005), Cet. 5, h. 202.
27 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain,
Straiegi Belajar MengaJar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Cet. 4, h. 126.
28 Indriana, of›. cif., h.28.

29 Arsyad, cy. ci/., h. 67.


30 Sanjaya, op. cit., h. 224.
31 Indriana, op. cil., h. 91
32 Chabib Syafrudin & Wahyu Pujiyono,
Pembuatan Film Animasi Pendek
“Dahsyatnya Sedekah” Berbasis Multimedia
Menggunakan Tcknik 2D Hybrid Animation
dengan Pemanfaatan Graphic, Jurnal
Sarjmm FcRi4 lifoi ntatika, Vol. 1, 2013,
387-398. (hnp //journa(.uad ac.
id/index.php/JSTIF/artic le/view/1 783)
33 Siunadi, o/›. gif., h 124
34 Daryanto, o/i. ci/., h 83
Paraf petnbittibing
NO Referensi
I n
Munadi, op. cit., h. 116.

57 Arsyad, o/›. c//., h. 49

38 Ibid., h. 50.

39 Munir, Mulfimedia. Konsep dan Aplikasi


dalam Pendidikan, (Bandung Alfabeta,
2012), h. 317.
40 N. Imamah, Peningkatan Hasil Belajar IPA
Melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis
Kontruktivisme Dipadukan dengan Video
Animasi Materi Sistem Kehidupan
Tumbuhan, Jurnal Pendidikan IPA
Indone.via, Vol 1, 2012, h.
32-36,
(http://journal.unncs.ac.id/nju/index.phpfjpii/a
41 rticle/view/2010/2124).
Munir, oy. cii., h 18.
42 Muhammad Rahmattullah, Pengaruh
Pemanfaataii Media Pembelajaran Film
Animasi terhadap Hasil Belajar, 2013, h.
178-186,
(http://ejournal unesa ac.id/article/4272/19/art
icle df)
43 Fahma Sukmaniar, Ngadino, dan Karsono,
Peningkatan Keterampilan Meriuli.s Narasi
dengan Menggunakan Media Pembelajaran
Animasi, 2013,
(http‘/fjoumal unnes ac id/nju/index.
php/jpii/a rticle/view/2010/2124).
44 Made Wena, S’lraley Pembelajaran lriovalif
Kontemporer: .Suahf Tinjaiimi Kotiseptual
Opc•rasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
Cut. 7, h.67.
45 Harjanto, Pereiicanaan FeiigaJarati,(Jakarta:
Rineka Cipta, 2008), h 60.
46 Ahmad S , Tonih 1' , dan Burhanudin M.,
k.“valiia.si Pembelajaran IPA Oerhasis
Komy›ctcii.ti,(Jakarta. UIN Jakarta Press,
2006), h. 1.5.
Paraf pembimbing
No Referensi

47 Dewi Sa[ma Prawidilaga, Prinsip Desain


Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet.
2, h. 95.
48 Edgar Morin, Tujuh Materi Penting bagi
Dunia Pendidikm, (Yogyakarta: Kansius,
2009), Cet. 5, h. 104
49 Sofyan, Feronika, dan Milama, op. cit., h.14.

50 Syaiful Sagala, Konsey dan Makna


Pembelajaran. untuk Membanfu
MemecahLan Problemahka Belajar dan
Mengajar, Bandung’ Alfabeta, 2010),
Cet 8, h. 157.
5 l Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar, (Bandung: PT Reaiaja
Rosda Karya, 2010), Cet. 5, h. 24.
52 Sagala, op. cit., h. 71.

s› Prawidilaga, op. cit., h, 85

54 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar


dan Pembelajarait, (Jakarta: Erlangga,
2011), k 63.
55 Robert. E Slavin, Psikologi Pendidikan:
teori dan Praktik, (Jakarta. PT. Indeks,
2008), h. 298.
56 Dahar, op. cit., h. 62.

57 Sagala, op. cit., h. 21

58 Slameto, BelaJur dan Faktor-Eaktor ymig


Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Cct. 5, h 140.
59 Sagala, op. ei/., h 72

60 Dahar, op. cif.,h. 70.

61 Sanjaya, oy. cit., h. 144.

62 Selvina Rev Deviia, Riyadi, Yulianti,


Pengariih Model Pemlielajaraii Kooperahf
Tine N.our rri/ Manniiw terhadan
I°rmnhmnrm
Paraf pezubirabiog
No Referensi

(http://jurna1.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsol
o/article/download/2804/1922 ).
Animesh K. Mohapatra dan Reena
Mohapatra, Effect of Animations
in Coitstructing and
Reconstructing Students Knowledge of Cell
Division itosis), 2013, h.
358-362,
( h t t p : / / e p i s t e m e 4 . h b c s e . t i f r . r e s in/proceedings
/strand-iii-curriculum-and-pedagogical
studies-in-stme/mohapatra-mohapatra).
b4 Danton H. O’Day, Animated Cell Biology: A
Quick and Easy Mef6od/or taking Effective,
High Quality Teaching Animations, Vol. 5,
2006, h. 255-263,
(http://www ncbi.n1m.nih.gov/pmc/articles/P
MC1618697).
65 King-Dow Su, An Integrated Science Course
Designed with Inrormation Technologies to
Enhance University Student’s LearninS
Performance, ScienceDirect, Vol 51, 2008,
h
1365-1374,
(http://www.sciencedirect.com/science/article
/pii/S0360l3l508000l71).
66 Danton H. O’Day, 77ie Value ofAnimations in
Biology Teaching. A Study of Long-Term
Memory Refention, Vol 6, 2007, h. 217-223,
(http.//www.lifescied.org/content/6/3/217.full
pdf+html).
67 Yosi Rotbain, Gili Marbach-Ad dan Ruth
Stavy, Using a Computer Animation to
Teach High School Molecular Biology. 7
Sci zc Techriol, Vol 17, 2008,
h 49-58, (http.//link
springer com/article/10 1007/sl09 56-007-
9080-4?no-accessmrue).
68 Sapto Haryoko, Efektivitas Pemanfaatan
Media Audio-Visual Sebagai Alternatif
Optimalisasi Model PembelajaranJurrial
Eduka.six lektro, Vol 5, 2009, h. l-10,
(http://journal.uny, ac.id/index php/jee/anicle/
download/972/781)
69 Muhammad Rahmattullah, Pengariih
Pemanfaalmi Media Pembvlafaran
Film
Paraf pembimbing
Referensi
I @
Animasi terhadap Hasil Befq/nr, 2013, h.
178-186,
(http://ejournal.unesa.ac.id/article/4272/19/art
ic1e.pdf).
70 Miri Barak, Tamar Ashkar, Yehudit J. Dori,
I’caching Science via Animated Movies. Its
I ffect on Students’ Learning Outcomes and
Motivation, 20\3, h. I-6,
(http://www.sciencedirect.com/science/jouma
1/03601315/56/3).

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian:


Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta Rineka
Cipta, 2010), Cet. 14, h. 123
2 Ibid., h. 173.

3 /6id., h. 174.

4 Nanas Sudjana, Penilaian ’Hasil Pro.seqs


T RemaJa
R sd '2010), :-:r,:’8i
5 Ahmad S , Tonih F , dan Burhanudin M.,
Evaluasi Pembelajaran IPA Rerbasis
Kompeteitsi, (Jakarta’ UIN Jakarta Press,
2006), h. 34.
6 Arikunto, Ayr. cut., h. 211

7 Satan., Feronika., dan Milama, op. cif., h.

8 Sofyan., Feronika., dan Milama, op. cit.,


113.
9 So an., Feronika., dan Milama, op. cii.,
l
10 Ibid., h. 104.

11 Sudjana, Metoda Nfnfisfiko, (Bandung‘


Tarsito, 2005), h. 466.
12 Sofyan., Feronika , dan Milama, nd. cif., h.
36.
BAB IV
1 Lampiran 5, h. 94
Paraf pembimbing
No Referensi
I II
2 Lampiran 6, h. 102.

Lampiran 10, h. 124.


c‘
4 Lampiran 7, h 110.
5 Lampiran 8, h. 118
6 Lampiran 9, h. 120.
7 Lampiran 11, h. 126.
8 Lampiran 12, h. 134.
9 Animesh K Mohapatra dan Reena
Mohapatra, Effect of Animanons in
C'.onstructing and Reconstructing Students '
Knowledge of Cell Division itosis), 2013,
h. 358-362,
(http://episteme4.hbcse.tifr
res.in/proceedings
/strand-iii -curriculum-and-pedagogical
studies- in-stme/mohapatra-mohapatr a)
10 Yosi Rotbain, Gili Marbach-Ad dan Ruth
Stavy, Using a Computer Animation to
Teach High School Molecular Biology. J
Sci Educ Technol, Vol. 17, 2008, h. 49-58,
(http://link.springer.com/article/10.1007/sl09
56-007-9080-4?no-accessmrue).
11 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran. Suatu
Pendekatan baru, (Ciputat: Gaung Persada
Press, 2008), Cet. I, h. 116.
12 Muhammad Rahmattullah,
Pengaruh Pemanfaatan
Media Pembelajaran
Film
Animasi terhadap Hasil Belajar, 2013, h.
178-186,
(http://ejournal.unesa.ac id/article/4272/19/art
' ic1e.pdf),
Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung:
PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2012),
Cet. 2, h. 157.
14 Robert. F. Slavirt, Psikologi Pendidikan.
teori den Prnknk, (Jakarta: PT. Indeks,
2008), h 231.
PaFaf pembimbing
No Referensi

15 Danton H. O’Day, The Value oJAnimations in


Biology Teaching. A Study of Long-Term
Memory Retention, Vol 6, 2007, h. 217-223,
(http://www.lifescied.org/content/6/3/217.fuJl.
pdf+html).

Jakarta, Januari 2014

Yang mengesahkan:

Penn imbing I Pembimbing

Bai I-tana Su anti, M.Sc N&. 19700209 00003 2 001 Eny S. Rosyidatun, S. Si, M. A.
N&. 19750924 200604 2 001

Anda mungkin juga menyukai