Anda di halaman 1dari 5

HIPERTENSI ESENSIAL

No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/ /2018

No. Revisi : 00
SO
P TanggalTerbit : 5 Januari 2018

Halaman : 1/5
UPTD
PUSKESMAS Heri Suherman SKM.M.Si
PALABUHANRAT NIP.196602271988031001
U
1. Pengertian Hipertensi esensial merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyababnya.
Hipertensi menjadi masalah karena meningkatnya prevalensi, masih banyak
pasien yang belum mendapat pengobatan, maupun yang telah mendapat
terapi tetapi target tekanan darah belum tercapai serta adanya penyakit
penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mendiagnosa dan
melakukan terapi pada kasus hipertensi esensial
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Palabuhanratu Nomor 103 Tahun 2017 tentang
Layanan Klinis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur a. Anamnesis:
1. Keluhan utama (bervariasi dari tidak bergejala sampai dengan bergejala):
- Palpitasi
- Sakit atau nyeri kepala
- Gelisah
- Jantung berdebar-debar
- Pusing
- Leher kaku
- Penglihatan kabur
- Rasa sakit di dada
- Keluhan tidak spesifik: tidak nyaman kepala, mudah lelah, impotensi
2. Faktor risiko:
o Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:
- Umur
- Jenis kelamin
- Riwayat hipertensi dan penyakit kardiovaskular dalam keluarga.
o Faktor risiko yang dapat dimodifikasi:
- Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebihan)
- Konsumsi alkohol berlebihan
- Aktivitas fisik kurang
- Kebiasaan merokok
- Obesitas
- Dislipidemia
- Diabetus Melitus
- Psikososial dan stres

b. Pemeriksaan Fisik:
- Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan-berat bila terjadi
komplikasi hipertensi ke organ lain
- Tekanan darah meningkat sesuai kriteria JNC VII
- Pada pasien dengan hipertensi, wajib diperiksa status neurologis dan
pemeriksaan fisik jantung (tekanan vena jugular, batas jantung, dan
ronki)
Klasifikasi (JNC VII) TD Sistolik TD Diastolik

Normal < 120 mmHg < 80 mmHg c. Pemeriksaan Penunjang:

Pre-hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg 1


Hipertensi stage 1 140-159 mmHg 80-99 mmHg

Hipertensi stage 2 > 160 mmHg > 100 mmHg


1. Laboratorium: urinanalisis (proteinuria), tes gula darah, profil lipid,
ureum, kreatinin
2. X-ray thoraks
3. EKG
4. Funduskopi

d. Diagnosis Banding:
- White collar hypertension
- Nyeri akibat tekanan intraserebral
- Ensefalitis

e. Komplikasi:
- Hipertrofi ventrikel kiri
- Proteinurea dan gangguan fungsi ginjal
- Aterosklerosis pembuluh darah
- Retinopati
- Stroke atau TIA
- Gangguan jantung (infark miokard, angina pektoris, gagal jantung)

f. Penatalaksanaan Komprehensif:
1. Perubahan Gaya Hidup

Modifikasi Rekomendasi Rerata


penurunan TDS
Penurunan Jaga berat badan ideal (BMI: 5-20 mmHg/ 10
berat badan 18,5 - 24,9 kg/m2) kg

Dietary Diet kaya buah, sayuran, 8-14 mmHg


Approaches to produk rendah lemak dengan
Stop jumlah lemak total dan lemak
Hypertension jenuh yang rendah
(DASH)

Pembatasan Kurangi hingga <100 mmol 2-8 mmHg


asupan per hari (2.0 g natrium atau
natrium 6.5 g natrium klorida atau 1
sendok teh garam perhari)

Aktivitas fisik Aktivitas fisik aerobik yang 4-9 mmHg


aerobic teratur (seperti jalan cepat) 30
menit sehari, hampir setiap
hari dalam seminggu

Stop alkohol 2-4 mmHg

2. Farmakoterapi
o Hipertensi tanpa compelling indication
- Hipertensi stage 1: berikan diuretik (HCT 12.5-50 mg/hari), atau
pemberian penghambat ACE (captopril 3x12,5- 50 mg/hari), atau
nifedipin long acting (30-60 mg/hari) atau kombinasi
- Hipertensi stage 2:bila target terapi tidak tercapai setelah observasi
selama 2 minggu, dapat diberikan kombinasi 2 obat: golongan
diuretik, tiazid dan penghambat ACE atau penyekat reseptor beta
atau penghambat kalsium
- Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya kontraindikasi
dari masing-masing antihipertensi diatas. Sebaiknya pilih obat
hipertensi yang diminum 1 kali sehari atau maksimum 2 kali
sehari
- Bila target tidak tercapai maka dilakukan optimalisasi dosis atau
ditambahkan obat lain sampai target tekanan darah tercapai

2
o Kondisi khusus lain
i. Lanjut Usia
- Diuretik (tiazid) mulai dosis rendah 12,5 mg/hari
- Obat hipertensi lain mempertimbangkan penyakit penyerta
ii. Kehamilan
- Golongan metildopa, penyekat reseptor β, antagonis kalsium,
vasodilator
- Penghambat ACE dan antagonis reseptor AII tidak boleh
digunakan selama kehamilan

g.

Konseling dan Edukasi:


- Edukasi tentang cara minum obat di rumah, perbedaan antara obat-
obatan yang harus diminum untuk jangka panjang (misalnya untuk
mengontrol tekanan darah) dan pemakaian jangka pendek untuk
menghilangkan gejala (misalnya untuk mengatasi mengi), cara kerja
tiap obat, dosis yang digunakan untuk tiap obat dan berapa kali
minum sehari
- Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka
panjang. Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan

3
untuk mengoptimalkan hasil pengobatan
- Penjelasan mengenai pentingnya menjaga kecukupan pasokan obat-
obatan dan minum obat teratur seperti yang disarankan meskipun
tidak ada gejala
- Individu dan keluarga perlu diinformasikan juga agar melakukan
pengukuran kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin secara
teratur.
- Pemeriksaan komplikasi hipertensi dilakukan setiap 6 bulan atau
minimal 1 tahun sekali
h. Kriteria Rujukan:
- Hipertensi dengan komplikasi
- Resistensi hipertensi
- Hipertensi emergensi (tekanan darah sistol >180 mmHg)
6. Diagram Alir
Sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, pusing, leher kaku,
penglihatan kabur, rasa sakit di dada + peningkatan
tekanan darah tanpa penyebab yang diketahui

Hipertensi esensial

Identifikasi faktor resiko

Atasi faktor resiko

Tatalaksana
komprehensif

Modifikasi gaya hidup: Medikamentosa:


- Penurunan berat badan - Hipertensi stage 1: diuretik /
- Dietary Approach to Stop penghambat ACE / long acting
Hypertension (DASH) nifedipin / kombinasi
- Pembatasan asupan natrium - Hipertensi stage 2: kombinasi 2
- Aktivitas fisik (aerobik) obat  diuretik + tiazid +
- Stop alkohol penghambat ACE / penyekat
reseptor beta / penghambat
kalsium

Konseling
dan edukasi

7. Unit Terkait - Rawat Jalan (poli umum, apotik)

8. Dokumen Rekam Medis


Terkait

4
9. Rekaman NO Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Historis Diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai