OLEH :
2. SUMIYATI (012201016)
FAKULTAS KESEHATAN
2020/2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Appendiksitis.
Laparatomi Appendiksitis.
Appendiksitis.
Appendiksitis.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
(Brunner&Suddarth, 2014).
Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam
pasti, namun usus buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang
usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit yang luar biasa
5
yang paling sering terjadi, walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap
Burney).
yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau
(Jitowiyono, 2010).
(Drs.H.Syaifuddin ,AMK;2011)
1. Mulut
Anatomi gigi
Fisiologi gigi
3. Lidah
Anatomi lidah
Fisiologi lidah
4. Faring
Anatomi faring
Fisiologi faring
5. Esofagus
Anatomi esophagus
dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah
Fisiologi esophagus
Anatomi lambung
Fisiologi lambung
lambung
Gambar2.1UsusHalus(sumber: Yenicahyaningrum.wordpress.)
Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan
8. Usus Besar
1,5 -1,7 meter dan penampangan 5-5 cm. Lanjutan usus halus yang
feses.
penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini
rongga abdomen).
11. Rektum atau anus
Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di
lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari
kira 10 cm (4 inci), lebar 0,3 - 0,7 cm dan isi 0,1 cc melekat pada
Fisiologi Apendiks
terhadap infeksi.
sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali
( Sjamsuhidayat, 2005.
2.1.3 Klasifikasi
1. Apendisitis akut
ketitik mcBurney. Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas
2. Apendisitis kronis
adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel
inflamasi kronik. Insiden apendisitis kronik. Insiden apendisitis
2.1.4 Etiologi
fekalit (material garam kalsium, debris fekal ) atau parasit (Katz, 2009
dalam hidup mereka: pria lebih sering dipengaruhi wanita, dan remaja
lebih sering dari pada dewasa. Diantara beberapa faktor diatas, maka
1. Sumbatan lumen
keras.
3. Hyperplasia jaringan limfoid
tanda nyeri antara lain : Rovsing’s sign, Psoas sign dan Jump sign.
a. Apendiksitis
1) Nyeri samar-samar
3) Anoreksia.
5) Diare
6) Konstipasi
b. Apendiksitis perforasi
memberat.
4) Konstipasi BAB
penting.
9) Respirasi retraktif.
peritoneal).
atau tersumbat, kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases),
(Katz ,2009 ).
Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan
1. Laboratorium
Jumlah leukosit diatas 10.000 ditemukan pada lebih dari 90% anak
appendicitis.
2. Pemeriksaan Urinalisis
4. CT-Scan
mengeci.
2.1.7 Penatalaksaan
1. Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
1. Indetitas klien
perkerjaan.
2. Alasan masuk
Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit
yang sedikit atau tidak sama sekali, kadang –kadang mengalami diare
3. Riwayat kesehatan
Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op
d. Pemeriksaan Fisik
merasakan nyeri.
e. Kepala
f. Leher
Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada
g. Thorak
1994).
h. Abdomen
periapedikular.
MAKANAN
Menu Biasanya klien suka makana yang Biasanya klien diberikan diet
pedas dan kurang serat. nasi lunak atau bubur
sumsum
Biasanya porsi makan klien tidak porsi 3x sehari
Porsi
teratur
Makanan kesukaan Biasanya klien suka makanan pedas Tidak ada
seperti bakso,mie ayam
Pantangan
Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan
MINUMAN
Jumlah Biasanya klien sedikit minum air Biasanya klien diharuskan
putih banya minum air putih
Pantangan
Tidak ada pantangan Tidak ada
26
ELIMINASI
BAB
Frekuensi Biasanya klien tidak pernah Bab 1x/hari
dalam seminggu atau sering diare
Kecoklatan Kuning
Warna
Bau
Pesing
Pesing
Konsistensi Cair
Cair
Tidak ada kesulitan
Kesulitan Tidak ada kesulitan
mempermudah tidur
PERSONAL HYGINE
1. Mandi 2x1/hari Hanya di lap
2-1x/hari 1 x selama di rawat
2. Cuci rambut
NANDA
Keamanan /Perlindungan,Kelas:1Infeksi,Halaman:405
29
2.2.3 INTERVENSI
NO DIAGNOSA NOC NIC
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens Setelah dilakukan tindakan 1. Pain Management
cidera fisik (mis, Abses, amputasi, keperawatan selama 3 x 24 jam Lakukan pengkajian nyeri
luka bakar, terpotong, mengangkat maka diharapkan nyeri secara komprehensif termasuk
berat, trauma, prosedur pembedahan, berkurang. lokasi, karakteristik, durasi
olah raga berlebihah. Domain : 12 Tujuan : frekuensi, kualitas dan faktor
Kenyamanan Pain Level, presipitasi.
Kelas : 1 kenyamanan fisik Pain control Observasi reaksi
Halaman: 469 NANDA Comfort level nonverbal dan
Batas Krakteristik KH : ketidaknyamanan.
1. Ekspresi wajah nyeri (mata Mampu mengontrol Gunakan teknik
kurang pencahayaan, tanpak nyeri (tahu penyebab komunikasi terapeutik untuk
kacau, gerakan mata berpencar nyeri, mampu mengetahui pengalaman nyeri
atau berada pada satu focus, menggunakan tehnik pasien
meringgis.) nonfarmakologi untuk Kaji kultur yang
2. Mengekspresikan perilaku(mis, mengurangi nyeri, mempengaruhi respon nyeri
gelisah, merengek, menagis, mencari bantuan) Evaluasi pengalaman nyeri
waspada) Melaporkan bahwa masa lampau
nyeri berkurang Evaluasi bersama pasien
dengan menggunakan dan tim kesehatan lain tentang
manajemen nyeri. ketidakefektifan kontrol nyeri
Mampu mengenali masa Iampau
nyeri (skala, intensitas, Bantu pasien dan keluarga
frekuensi dan tanda untuk mencari dan
30
nyeri) menemukan dukungan
Menyatakan rasa Kontrol lingkungan yang
nyaman setelah nyeri dapat mempengaruhi nyeri
berkurang seperti suhu ruangan,
pencahayan dan kebisingan.
Kurangi faktor presipitasi
nyeri.
Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi,nonfarmakologi
dan inter personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
Berikan anaIgetik untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
Monitor penerimaan
pasien tentang manajemen nyeri
2. Analgesic
Administration
Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum pemberian
obat
Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis, dan
frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi dari
analgesik ketika pemberian lebih
dari satu
Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian, dan
dosis optimal
Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan gejala
Pelambatan pemulihan pasca- bedah Setelah dilakukan tindakan 1. Perawatan area syatan
berhubungan hambatan mobilitas keperawatan selama 1x 24 jam Control infeksi
(1998,2006,2013 ;LOE 2.1) : Pemberian obat
Domain : 11 Keamanan Tujuan : 2. Manajemen nutrisi
/perlindungan Pemuliahan Terapi nutrisi
Kelas : 2 Cedera fisik pembedahan : 3. Manajemen nyeri
Halaman :429 Penyembuhan Bantuan perawatan diri
Batasan Karakteristik KH : Monitor tanda-tanda vital
1. Hambatan mobilitas Mencapai kembali Perawatan tirah baring
2. ketidaknyamanan tingkat energi para Bantuan perawatan diri
3. Tidak mampu melakukan pembedahan yang Perawatan luka :Drainase
aktivitas ditandai dengan klien tertutup.
tanpak mampu
beristirahat.
Menujukan pemulihan
insisi pembedahan
Ketidak seimbangan nutrisi : kurang Setelah dilakukan tindakan Nutrition Monitoring
dari kebutuhan tubuh berhubungan keperawatan selam 3 x 24 jam: BB pasien dalam batas
dengan ketidak mampuan mencerna Tujuan : normal
makanan. (1975,2000) Monutrional status : Monitor adanya penurunan
Domain :2 Nutrisi Food and fluid Intake berat badan
Kelas : 1 Makan KH : Monitor tipe dan jumlah
Halaman : 177 1. Mampu mengontrol nyeri aktivitas yang biasa
pada klien dilakukan
2. Melaporkan bahwa nyeri Monitor interaksi anak atau
berkurang orangtua selama makan
3. Mengatakan rasa nyaman Monitor lingkungan selama
setelah nyeri berkurang makan
Jadwalkan pengobatan dan
perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht
Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan intake
nutrisi
Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
Gangguan pola tidur berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Manjemen lingkungan
denganImobilisasi.(1980,1998,2006,L keperawatan selama 3 x 24 jam 2. pemberian obat
OE 2.1) : 3. Terapi relaksasi
Domain : 4 Aktivitas /Istirahat Tujuan : Tarik nafas dalam
Kelas : 1 Tidur /istirahat Anxiety reduction 4. Memandikan klien
Halaman : 229 Comfort level 5. memijat klien
Batasan karakteristik Rest :Extent and patten 6. menajemen nutrisi
1. Ketidak puasan tidur Sleep :Extentan patten 7. manajemen nyeri
2. sering terjaga tanpa jelas
penyebab KH :
3. Menyatakan tidak mersa Jumlah jam tidur dalam
cukup istirahat. batas normal 6-8 jam
/hari
Pola tidur ,kualitas
dalam batas normal .
Mampu
mengidentifikasi hal-
hal yang meningkan
tidur.
Risiko Infesksi Setelah dilakukan tindakan 1. Kontrol infeksi
(1986,2010,2013;LOE 2.1) keperawatan selama 3 x 24 jam Kontol\infeksi: intraoperasi
Domain:11 Keamanan : 2. Perlinndungan infeksi
/Perlindungan Tujuan : perawatan luka
Kelas : 1 Infeksi Keparahan infeksi monitor tanda –tanda vital
Halaman : 405 KH : perawatan luka :tidak sembuh
Kontrol Risiko :Proses irigasi
infeksi manajemen pengobatan
pemulihan pembedahan perawatan luka tekan
:penyembuhan
pemulihan pembedahan
:segera setelah operasi.
2.2.4 Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam
2.2.5 Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana
dilakukan tindakan
37
A : analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan
Obstruksi pada
Apendisitis kronis /rekuren lumenapendekeal oleh apendikolit
Apendiksitis akut
Peningkatantekananintraluminal
Peritonitis
Pembengkakan dari iskemia
Ketidak seimbangan nutrisi kuarang dari kebutuhan
Distensi abdomen Pembedahan laparatomi
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Nama : Ny.R
Umur : 33 Tahun
Status : Nikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Penanggung Jawab
Nama : Tn.A
Pekerjaan : Wiraswasta
Umur : 41 Tahun
No.MR 499078
39
3.1.2 Alasan Masuk
Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul
mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga
mau bergerak.
abdomen
S (severity) : Klien tanpak meringis, skala nyeri 5, nyeri
karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan
bebas, klien haya tidur 2-3 jam di malam hari, klien merasakan
Genogram
Keterangan:
: Laki - Laki
: Perempuan
: Perempuan meninggal
: pasien
3.1.4 Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
TD :130/90 mmHg
Suhu :36,7·C
Pernafasan : 22x/menit
1. Kepala
Rambut
jahitan.
Mata
pendarahan.
pembengkakan.
Hidung
terpasang NGT.
2. Leher
atau jahitan .
Paru-paru
paru.
whezing(- ), rhonki(-).
Jantung
terdapat sianosis.
clavicularis sinistra.
terlihat bersih.
klien 9x/i.
5. Punggung
Punggung klien terlihat datar ,tidak ada bekas luka lecet atau
6. Ekstremitas
5555 5555
7. Genetalia
MAKANAN
BAK
Frekuensi 4-5 x/hari
5-6 x/hari
Warna Putih bening
Kuning pucat
Bau Pesing Pesing
Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah
1. Prilaku Verbal
pengkajian.
Cara Memberikan Informasi : Klien memberikan informasi
2. Emosi
3. Persepsi penyakit
4. Konsep Diri
5. Adaptasi
1. Pola komunikasi
perumahan.
1. Keyakinan
kepada allah
2. Ketaatan beribadah
HTC 32.7(%)
d. Keterolak 3 x 30 mg
a. Data Subjektif
lagi panas .
10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama
11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari
b. Data Objektif
nyeri
kondisi cuaca
55555555
10) Klien tanpak skala nyeri 6
11) TTV
TD :130/90 mmHg
N :120 x/i
RR :24 x/i
S :36,7 ˚C
12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena
enam.
seperti ditusu-tusuk
DO :
1.Klien tanpak meringis
nyeri
5 5
5 5
3 DS: Gangguan pola Halangan
1.Klienmengatakanlingkun
gan tidak nyaman ,karena tidur lingkungan
kodisi cuaca lagi panas .
2. Klien mengatakan belum
mandi sejak 5 hari yang
lalu,hanya dilap oleh
keluarganya.
3. Klien mengatakan sudah
7 hari gelisah untuk tidur
dari pertama dirawat sampai
sudah operasi.
DO :
1. Klien tanpak kurang
ceria karena kepanasan
disebabkan oleh kondisi
cuaca.
2. klien tanpak matanya
seperti mata panda karena
kurang tidur
sisi bedah.
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen Setelah dilakukan tindakan 1. Pain Management
cidera fisik (pembedahan). keperawatan selama 1x24 jam : Lakukan pengkajian nyeri
56
nyeri) farmakologi
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
2. Analgesic Administration
Tentukan lokasi,
dari satu
Tentukan pilihan analgesik
nyeri
secara teratur
pertama kali
Evaluasi efektivitas
diri
Perawatan luka
:Drainase tertutup.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Sleep Enhancement
2. sering terjaga tanpa jelas penyebab Jumlah jam tidur dalam apa kebiasaan sebelum tidur).
3. Menyatakan tidak mersa cukup batas normal 6-8 jam /hari Ciptakan lingkungan yang
tidur.
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga
infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen,
5.2 Saran
61
DAFTAR PUSTAKA
Yayanakhyar. Wordpress.com/2008/09/29/apendisitis.
215:337-348.
Brunner, Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : ECG.
Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung
http://yenicahyaningrum.wordpress.com/ipa-viii/sistem-pencernaan-pada
manusia/sistem-pencernaan/organ-sistem-pencernaan/&xid.
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan
Publishing.
RSUP Dr.M Djamil Padang (1 Januari 2015 s/d 31 Desember 2016). kasus
Silent W. Acute Appendicitis And Peritonitis, In: Kasper D1, Fauci As, Longo
D1.
Sjamsuhidajat, R. dan De Jong W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Medikal Bedah .
Syamsuhidayat, R., Jong, W.D. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta :
EGC.
T. Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru ; alih bahasa, Budi Anna Keliat. 2015,