OLEH
PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang sudah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga saya bisa menyusun Tugas
Pengantar Seni Rupa ini dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu
“Pengantar seni rupa” juga termasuk mata kuliah yang penting di jurusan Desain
Komunikasi Visual.Untuk itu semuanya perlu dibahas pada makalah ini mengenai
yang saya buat ini bisa mempermudah dalam proses belajar dan dapat membuat
pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Saya menyadari kalau masih banyak
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat saya
harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada
Dosen pengampu mata kuliah Pengantar Seni Rupa. Kepada pihak yang sudah
menolong turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta
Batam , 12-11-2020
i
DAFTAR ISI
Kesimpulan ................................................................................................................... 7
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Mimesis berasal dari bahasa Yunani, yang artinya „Imitasi‟, „copy‟ , „representasi‟,
ditemukan di mana-mana di filsafat seni dan memiliki representasi bermacam-
macam. Sesuatu di bilang karya seni yang bagus apabila semakin mendekati realita.
Realita yang seperti apa? Realita yang bisa kita indrai atau kita lihat, kita rasakan
dan kita dengar.
1
mereka terhadap tragedi Yunani, mereka setuju bahwa tragedi Yunani adalah
permasalahan dari imitasi.
1.3RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja teori seni Mimesis, Instrumental,dan Formalitas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori seni Mimesis
Istilah mimesis berasal dari mimesis Yunani, yang berarti meniru. Mimesis
sebagai "sebuah kiasan, di mana kata-kata atau tindakan orang lain ditiru" dan
"imitasi yang disengaja dari perilaku satu kelompok orang oleh orang lain sebagai
faktor dalam perubahan sosial" . Mimikri didefinisikan sebagai "aksi, praktik, atau
seni meniru atau meniru dengan seksama ... cara, gerakan, ucapan, atau mode
tindakan dan orang, atau karakteristik dangkal dari sesuatu". Kedua istilah
umumnya digunakan untuk menunjukkan imitasi atau representasi alam, terutama
dalam estetika (terutama media sastra dan seni).
Dalam tradisi Barat pemikiran estetika, konsep imitasi dan mimesis telah
menjadi pusat upaya untuk berteori esensi ekspresi artistik, karakteristik yang
membedakan karya seni dari fenomena lain, dan berbagai cara di mana kita
mengalami dan menanggapi karya. seni.
3
Plato menggunakan “mimesis” sebagai bagian dari “representasi” atau
“imitasi”. Aristoteles melihat mimesis itu lebih dari sekedar imitasi terhadap realita.
Menurutnya konsep ini merujuk pada representasi dari tipe-tipe dan tindakan
manusia pada umumnya daripada imitasi dari alam.
Perbedaan karya seni dan karya non-seni bila dilihat berdasarkan teori
mimesis, maka akan terlihat dari pembuatan seni itu sendiri. Serupa dengan
pernyataan Plato mengenai penggunaan mimesis, hasil karya seni maupun non-seni
akan dilihat teori ini sebagai apa yang memungkinkan.
B. Teori Formalisme
Formalisme adalah doktrin atau praktik penekunan yang seksama terhadap bentuk
yang bercorak atau bentuk-bentuk eksternal lain. Corak-corak elemen
formal adalah garis, bentuk, warna dan sebagainya, yang dapat dikombinasikan
untuk memproduksi keseluruhan gaya dan efek.
Formalisme tumbuh dari estetika "seni untuk kepentingan seni" (Art for
Art‟s Sake) pada abad ke-19, aktivitas arstistik sebagai akhir dalam tubuhnya
sendiri. Para pengikut dari formalisme murni memandang karya seni dengan
bebasnya berdasarkan konteks, fungsi dan isinya. Mereka merespon terhadap
elemen formal dan efek estetikanya.
C. Teori Instrumental
Teori ini berpijak pada pemikiran bahwa seni mempunyai tujuan tertentu dan
bahwa fungsi dan aktivitas seni sangat menentukan dalam suatu karya seni.
Misalnya fungsi-fungsiedukatif, fungsi-fungsi propaganda, religius dan
sebagainya. Cabang lain dari teori ini adalahseni sebagai sarana penyampaian
perasaan, emosi dan sebagainya. Seni adalah sarana kitauntuk mengadakan kontak
dengan pribadi si seniman ataupun bagi seniman untuk berkomunikasi dengan
kita.
5
D. Teori Abad-20
Teori-teori yang lebih praktis dan menitik beratkan pada kritik dan apresiasi. Seni
adalah suatu tindakan kreatif, pertama-tama ia adalah suatu realita yang diciptakan
dan kedua ia harus bisa memberikan kesempatan dan kemampuan untuk
pnghayatan estetis.
2. Nilai subjektif
Nilai estetis bersifat sebjektif adalah nilai estetis yang memandang keindahan hanya
pada unsur-unsur fisik yang diserap oleh mata secara visual, namun ditentukan oleh
selera penikmatnya atau orang yang melihatnya.
Sebagai contoh saat melihat sebuah karya seni lukis atau seni patung abstrak,
seseorang itu akan dapat menemukan nilai estetis dari pernataan unsur rupa pada
karya itu. Sehingga tertarik pada apa yang ditampilkan dalam karya itu dan merasa
senang untuk terus melihatnya bahkan ingin memilikinya meskipun kalian tidak
tahu objek apa yang ditunjukkaan oleh karya itu.Namun,orang lain mungkin tidak
tertarik pada karya itu dan lebih tertarik pada karya lainnta. Perbedaan inilah yang
menunjukkan bahwa nilai estetis sebuah karya seni rupa dapat bersifat subjektif.
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mimesis merupakan salah satu wacana yang ditinggalkan Plato dan Aristoteles
sejak masa keemasan filsafat Yunani Kuno, hingga pada akhirnya Abrams
memasukkannya menjadi salah satu pendekatan utama untuk menganalisis seni
selain pendekatan ekspresif, pragmatik dan objektif. Mimesis merupakan ibu
dari pendekatan sosiologi seni yang darinya dilahirkan puluhan metode kritik
seni yang lain.
Instrumental Teori ini berpijak pada pemikiran bahwa seni mempunyai tujuan
tertentu dan bahwafungsi dan aktivitas seni sangat menentukan dalam suatu
karya seni. Misalnya fungsi-fungsiedukatif, fungsi-fungsi propaganda, religius
dan sebagainya. Cabang lain dari teori ini adalahseni sebagai sarana
penyampaian perasaan, emosi dan sebagainya. Seni adalah sarana kitauntuk
mengadakan kontak dengan pribadi si seniman ataupun bagi seniman
untuk berkomunikasi dengan kita.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/216694233/TEORI-TEORI-DALAM-KESENIAN
https://dkv.binus.ac.id/2013/05/15/theory-and-critique-platos-mimesis-theory/
https://ardra.biz/topik/pengertian-contoh-nilai-estetis-objektif-subjektif/
https://www.kompasiana.com/iiculyogya/54fff66ca33311026d50f8a0/mimesis-dan-
rasionalitas-dalam-perkembangan-seni
https://brainly.co.id/tugas/24206309