Anda di halaman 1dari 80

MANAJEMEN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM

MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH DI MTs FUTUHIYYAH 02


MRANGGEN DEMAK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Jurusan Kependidikan Islam

Oleh:

LAILATUS SA’IDAH
NIM: 083311034

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini


Nama : Lailatus Sa’idah
NIM 083311034
Juiusan/Program Studi : Kependidikan Islam

Menyatalran bahwa skripsi ini secara keseluruhan adaiah Basil penelitian/kaiya


saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk dari sumbemya.

Semarang, 28 Mei 2012


S°7a 7 g menyatakan,
KEM ENTERfAN AGAMA R.I. INSTITLT AGAMA ISLAM NEGERI WALISON GO
FA KULTAS TARBIYAH
Dr. Hamka (Kampus II) Nga yan Scm Temp. 024 -360 1295 Fax. y6 I ñ3 87

PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan:
Judul : Manajemen Pembelajaran Aqidah Akhfaq dalom
Menibentuk Akh laqul Karimah di MTs Futubiyyah 02
Mranggen Demah
Nama : Lailatus Sa’idah
NIM 083311034
Fakultas : Tarbiyah
Program Studi : Kependidikan Islam

Set ah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN WalisuHgo dan dapat ditcrimo scbngoi salah satu syarat memperoleh gelar

sajana dalam llmu Kependidikan Islam.


Semarang, 25 Juni 2012

DEWAN PENGUJ I
Ketua idang, Sekre

042 198303 1 005

Peji I Pe guji II,.


rs. Sugengtiyanto, M.Ag NIP. 1969 200302 1 001
D
Dr. rurreii, M.Ag
NIP. 1 0816 200501 1 003
Pemb' bing I,
Pbiiribing II,

Dr. F rurrozi, M.Ag Dr. Musthofa, M. Ag


NIP. 1 97 08} 6 200501 1 NIP. 197104031996031002
003
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
A .Latar Belakang Masalah........................................................................1
B .Rumusan Masalah.................................................................................5
C .Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................................6

BAB II MANAJEMEN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM MEMBENTUK


KEPRIBADIAN TERPUJI
A Kajian Pustaka......................................................................................7
B Manajemen Pembelajaran....................................................................8
1. Pengertian Manajemen Pembelajaran...........................................8
2. Pembelajaran Aqidah Akhlaq.....................................................10
3. Perencanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq................................13
4. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq................................19
5. Evaluasi Pembelajaran Aqidah Akhlaq......................................27
C Kepribadian Terpuji
1. Pengertian Kepribadian Terpuji..................................................33
2. Teori-Teori Kepribadian.............................................................36
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian.......................43

BAB III METODE PENELITIAN


A Jenis Penelitian...................................................................................45
B Tempat dan Waktu Penelitian............................................................45
C Sumber Data.......................................................................................45
D Teknik Pengumpulan Data.................................................................46
E Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data................................................47
F Teknik Analisis Data..........................................................................48

BAB IV ANALISIS DATA TENTANG MANAJEMEN PEMBELAJARAN AQIDAH


AKHLAQ DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN TERPUJI di MTs
FUTUHIYYAH 02 MRANGGEN DEMAK
A Profil MTs Futuhiyyah 02 Mranggen Demak
1. Sejarah berdirinya MTs Futuhiyyah 02 Mranggen.....................51
2. Letak Geografis MTs Futuhiyyah 02 Mranggen.........................52
3. Keadaan Guru dan Siswa di MTs Futuhiyyah 02.......................52
4. Sarana dan Prasarana di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen............54
B Implementasi Manajemen Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam
Membentuk Kepribadian Terpuji
1. Perencanaan Manajemen Pembelajaran Aqidah Akhlaq............54
2. Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran Aqidah Akhlaq.............56
3. Penilaian Manajemen Pembelajaran Aqidah Akhlaq.................61

BAB V PENUTUP
A Kesimpulan........................................................................................64
B Saran...................................................................................................65
C Penutup...............................................................................................65
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sebab
pendidikan merupakan sarana pembentuk kepribadian. Pendidikan merupakan salah satu pengajaran
yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang
tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan Negara.1
Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Agar tujuan pendidikan nasional tersebut dapat terwujud, maka dibutuhkan
manajemen pendidikan yang baik.
Manajemen pendidikan adalah seluruh proses kegiatan bersama dalam bidang pendidikan
dengan mendayagunakan semua sumber daya yang ada yang dikelola untuk mencapai tujuan
pendidikan. Hasil yang diharapkan dari manajemen pendidikan adalah produktivitas lembaga
pendidikan. Produktivitas lembaga pendidikan dapat dilihat dari efektivitas dan efisiensi. Efektivitas
adalah kesepadanan antara masukan yang merata dan keluaran yang banyak dan bermutu tinggi,
sedangkan efisiensi adalah merujuk pada motivasi belajar yang tinggi, semangat belajar, dan
kepercayaan.
Salah satu fungsi penting dari manajemen pendidikan adalah berkaitan dengan proses
pembelajaran yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan, mulai dari persiapan sampai dengan
evaluasi. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang melakukan kegiatan/proses pembelajaran
perlu mengelola kegiatan tersebut dengan baik karena proses belajar mengajar merupakan kegiatan
utama untuk menghasilkan keluaran (output) yang diharapkan.
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar

1
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Pasal 1 Ayat 1,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2003). hlm. 1
proses merupakan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses meliputi perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien.2
Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta didik,
serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata
pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan
pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, sertamemberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.3
Dengan demikian nampak bahwa guru sebagai tenaga pendidik merupakan faktor penting
dalam manajemen pendidikan, sebab inti dari proses pendidikan di sekolah pada dasarnya adalah
guru, karena keterlibatannya yang langsung pada kegiatan pembelajaran di kelas. Tantangan
pendidikan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan tangguh semakin berat. Pendidikan
tidak cukup hanya berhenti pada memberikan pengetahuan yang paling mutakhir, namun juga harus
mampu membentuk dan membangun sistem keyakinan dan kepribadian kuat setiap siswa sehingga
mampu mengembangkan potensi diri dan menemukan tujuan hidupnya.4
Pendidikan di sekolah tidak lagi cukup hanya dengan mengajar siswa membaca, menulis,
berhitung, kemudian lulus ujian, dan nantinya mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah
merupakan tempat yang strategis untuk membentuk akhlaq yang terpuji siswa dalam segala ucapan,
sikap, perilaku yang mencerminkan kepribadian siswa melalui pembelajaran Aqidah Akhlaq di
kelas.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang sengaja dirancang dalam rangka
membantu dan mempermudah proses belajar dengan harapan dapat membangun kreativitas siswa.
Aqidah Akhlaq adalah salah satu mata pelajaran yang ada di MTs Futuhiyyah 02 yang merupakan
peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah
Ibtidaiyah/Sekolah Dasar. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari tentang rukun

2
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011). hlm.4
3
Ara Hidayat, dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola
Sekolah dan Madrasah, (Yogyakarta: Pustaka EDUCA, 2010) hlm. 216
4
M Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa, (Surakarta, Yuma Pressindo,
2010), hlm. 22
iman mulai dari iman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-Rasul-Nya, hari
akhir, sampai iman kepada Qadla dan Qadar yang dibuktikan dengan dalil-dalil naqli dan aqli, serta
pemahaman dan penghayatan terhadap al-Asma’ al-Husna dengan menunjukkan ciri-ciri/tanda-
tanda perilaku seseorang dalam realitas kehidupan individu dan sosial serta pengamalan akhlak
terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran Aqidah Akhlaq tidak hanya mengantarkan siswa untuk menguasai
pengetahuan aqidah dan akhlaq tapi yang terpenting adalah yang menekankan keutuhan dan
keterpaduan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga siswa dapat mengamalkan aqidah dan
akhlaq dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa serta
pencegahan dari akhlaq tercela.5
Secara substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan
motivasi kepada siswa untuk mempelajari dan mempraktikkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan
untuk melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Al-
Akhlak al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan oleh siswa dalam
kehidupan individu, bermasyarakat dan berbangsa, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak
negatif dari era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia.
Dewasa ini dengan terjadinya perkembangan global disegala bidang kehidupan selain
mengindikasikan kemajuan umat manusia, juga mengindikasikan kemunduran akhlak manusia. Era
informasi yang berkembang pesat pada saat ini dengan segala dampak positif dan negatifnya telah
mendorong adanya pergeseran nilai di kalangan remaja. Kemajuan kebudayaan melalui
pengembangan IPTEK oleh manusia yang tidak seimbang dengan kemajuan moral akhlak, telah
memunculkan gejala baru berupa krisis akhlak terutama terjadi dikalangan remaja
Laporan Komisi Nasional Perlindungan Anak alias Komnas Anak dari survei yang
dilakukannya tahun 2007 di dua belas kota besar di Indonesia tentang perilaku seksual remaja
sungguh sangat mengerikan. Hasilnya seperti yang diberitakan SCTV adalah dari lebih 4.500
remaja yang disurvei, 97 persen di antaranya mengaku pernah menonton film porno. Sebanyak 93,7
persen remaja sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas mengaku pernah berciuman
serta happy petting alias bercumbu berat dan oral seks. Yang lebih menyeramkan lagi 62,7 persen
remaja SMP mengaku sudah tidak perawan lagi. Bahkan, 21,2 persen remaja SMA mengaku pernah
melakukan aborsi.6

5
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Surabaya: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 310
6
Moeflich Hasbullah, “Hancurnya Moral-Akhlak Remaja Indonesia” dalam http://moeflich. wordpress.com,
di akses 27 Januari 2012
Bukti lain tentang kemerosotan akhlak remaja dapat dilihat dari hasil temuan Tim Kelompok
Kerja Penyalahgunaan Narkotika Depdiknas Tahun 2004 yang mengemukakan bahwa dari 4 juta
pecandu narkotika terdapat 20% pecandu narkotika yang berstatus anak sekolah usia 14-20 tahun.
Menurut Badan Narkotika Nasional hingga saat ini pecandu narkotika bukan hanya terjadi di kota-
kota besar akan tetapi sudah meluas sampai ke pelosok-pelosok daerah.
Fenomena-fenomena yang tampak seperti yang dikemukakan diatas merupakan krisis moral
yang dialami para remaja dewasa ini. Oleh karena itu pendidikan dalam semua aspek kehidupan
harus dilakukan dalam rangka membentuk akhlaq yang mulia sesuai dengan kaidah-kaidah Islam.
Pendidikan akhlaq dalam kehidupan manusia sangat diperlukan karena akhlaq akan membawa pada
kepribadian seseorang, baik sebagai individu, masyarakat, dan bangsa. Pembinaan akhlaq terhadap
para remaja amat penting dilakukan, mengingat secara psikologis masa remaja adalah masa yang
penuh emosi, ditandai dengan kondisi jiwa yang labil, tidak menentu dan susah mengendalikan diri
sehingga mudah terpengaruh perilaku-perilaku negatif.7
Dengan begitu dibutuhkan tenaga edukatif yang berkualitas dan berpengalaman
dibidangnya. Di dalam UU No 14 tahun 2005; Permendiknas No 16 tahun 2007 dijelaskan bahwa
sebagai sebuah profesi, guru dituntut memiliki empat (4) kompetensi yaitu kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional. Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian
adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi
teladan peserta didik. Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan
penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Sedangkan yang dimaksud dengan
kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan
efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. 8Jadi
adalah suatu hal yang ideal apabila keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja seorang
guru.
Terkait dengan kemampuan mengelola pembelajaran (kompetensi pedagogik) inilah guru
berkepentingan untuk melakukan manajemen pembelajaran. Dengan melakukan manajemen
pembelajaran pada dasarnya guru melakukan proses pengelolaan atau pengaturan kegiatan
pembelajaran untuk para siswa. Untuk memiliki kemampuan mengelola pembelajaran dengan baik,
tentu saja guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 perlu memahami unsur-unsur penting yang
berkaitan dengan manajemen pembelajaran. Kegiatan mengelola pembelajaran mulai dari

7
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm. 217
8
M. Asrori Ardiansyah,” Makalah Pendidikan: Manajemen Pembelajaran Olah Raga” dalamhttp://kabar-
pendidikan.blogspot.com. html. di akses 26 Oktober 2012
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan atau pengendalian dan penilaian perlu dilakukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan yaitu dapat memberikan kemampuan dan
keterampilan kepada siswa di MTs Futuhiyyah 02 untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
penghayatan, pengalaman akhlaq islami dan nilai-nilai keteladanan dalam kehidupan sehari-hari
sebagai pengamalan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti paparkan di atas, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk Akhlaqul Karimah di
MTs Futuhiyyah 02 Mranggen Demak?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk Akhlaqul Karimah di
MTs Futuhiyyah 02 Mranggen Demak?
3. Bagaimana penilaian pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk Akhlaqul Karimah di
MTs Futuhiyyah 02 Mranggen Demak?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk
Akhlaqul Karimah di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen Demak.
2. Untuk mengetahuibagaimana pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk
Akhlaqul Karimah di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen Demak.
3. Untuk mengetahui bagaimana penilaian pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk
Akhlaqul Karimah di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen Demak.
Adapun manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis: Dapat menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman peneliti mengenai
pengelolaan pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi.
2. Manfaat praktis : Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru
khususnya guru Aqidah Akhlaq dalam meningkatkan keterampilan mengelola pembelajaran
dengan baik, sehingga prosesnya dapat berjalan dengan efektif, efisien sekaligus menyenangkan
bagi siswa yang mengikutinya.
BAB II
MANAJEMEN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ
DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan penelitian untuk mempertajam metodologi, memperkuat kajian
teoritis dan memperoleh informasi mengenai penelitian sejenis yang telah diteliti oleh peneliti lain.
Penulis menggali informasi dari tulisan ilmiah lain yang berkaitan dengan pembahasan proposal ini
untuk dijadikan sumber acuan dalam penelitian ini.
1. Skripsi yang berjudul “Manajemen Pembelajaran Kurikulum Muatan Lokal PAI dan
Implikasinya Terhadap Peningkatan Keberagaman Peserta Didik SMA Islam Hidayatullah
Semarang” yang disusun oleh Abdul Basit Amin (3102205). Skripsi ini membahas bagaimana
pengelolaan pembelajaran kurikulum muatan lokal PAI (meliputi mata pelajaran: Aqidah
Akhlaq, Al-Qur’an Hadits, dan Baca Tulis Al-Qur’an/Tahfidz) mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai evaluasi di SMA Hidayatullah Semarang. Dalam skripsi ini masih terlalu
global pembahasannya, tidak khusus membahas mata pelajaran Aqidah Akhlaq tapi juga mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits, dan Baca Tulis Al-Qur’an/Tahfidz.
2. Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Active Learning Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq pada MTs
Negeri Gombong Kabupaten Kebumen” yang disusun oleh Siti Anisah (073111417). Skripsi ini
membahas tentang konsep dasar active learning, strategi menciptakan pembelajaran aktif pada
mata pelajaran Aqidah Akhlaq. Pada skripsi ini pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq
menggunakan pendekatan CTL (Contextual teaching and learning) untuk menciptakan
pembelajaran yang aktif. Dengan pendekatan CTL, belajar akan lebih bermakna karena siswa
belajar di lingkungan yang alamiah sehingga siswa dapat mengalami sendiri apa yang akan
dipelajarinya bukan sebatas mengetahui.
3. Skripsi yang berjudul “Manajemen Pembelajaran PAI di SMP N 28 Semarang” yang disusun
oleh Mutmainah (3103143). Skripsi ini membahas tentang pengelolaan pembelajaran PAI mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi di SMP N 28 Semarang.
Dari ketiga skripsi tersebut penulis belum menemukan suatu pembahasan tentang
manajemen pembelajaran yang dilakukan oleh guru Aqidah Akhlaq dari perencanaan, pelaksanaan,
sampai evaluasi untuk membentuk akhlaq yang mulia pada siswa. Oleh karena itu penulis mencoba
untuk membahas permasalahan tersebut dengan melakukan penelitian di MTs Futuhiyyah 02
Mranggen Demak.
E. Manajemen Pembelajaran
1. Pengertian Manajemen Pembelajaran
Manajemen pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan pembelajaran.
Manajemen berasal dari kata “to manage” yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan,
mengendalikan, menangani, mengelola, menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan,
memimpin.9 Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. James Stoner Ricky mendefinisikan manajemen
sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya
anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran tujuan
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. 10 Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara
terintegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik
bidang studi serta berbagai strategi pembelajaran, baik penyampaian, pengelolaan, maupun
pengorganisasian pembelajaran.11 Menurut Undang-Undang No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Menurut Gagne, dalam pembelajaran peran guru lebih ditekankan kepada
bagaimana merancang dan mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk
digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.12 Pengertian ini mengisyaratkan
bahwa pembelajaran merupakan proses yang sengaja direncanakan dan dirancang sedemikian rupa
dalam rangka memberikan bantuan bagi terjadinya proses belajar.
Dengan demikian pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu peristiwa atau situasi yang
sengaja dirancang dalam rangka membantu dan mempermudah proses belajar dengan harapan dapat
membangun kreativitas siswa. Pembelajaran bukan hanya terbatas pada kegiatan yang dilakukan

9
Ara Hidayat, dan Imam Machali,Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola
Sekolah dan Madrasah, (Yogyakarta: Pustaka EDUCA, 2010), hlm. 1
10
Ara Hidayat, dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola
Sekolah dan Madrasah, hlm. 3
11
Hamzah Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2009), hlm. V
12
Wina Sanjaya, Kajian Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: Pasca Sarjana Universitas Pendidikan
Indonesia, 2007) hlm. 274
guru, seperti halnya dengan konsep mengajar. Dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan
guru sebagai salah satu sumber belajar tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang
mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam pengertian ini secara
implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode
untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Berpijak dari konsep manajemen dan pembelajaran, maka manajemen pembelajaran dapat
diartikan sebagai pengaturan semua kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian kegiatan yang berkaitan dengan proses membelajarkan siswa dengan
mengikutsertakan berbagai faktor di dalamnya guna mencapai tujuan. Dalam mengelola
pembelajaran, guru melakukan kegiatan yang sistematis yang bersifat interaktif dan komunikatif
antara guru dengan siswa, sumber belajar dan lingkungan dengan menciptakan suatu kondisi yang
memungkinkan terjadinya tindakan belajar siswa untuk menguasai kompetensi yang telah
ditentukan.13
Sistematik artinya keteraturan dalam hal pembelajaran dengan urutan langkah mulai dari
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi. Interaktif artinya kegiatan pembelajaran
merupakan kegiatan yang bersifat multi arah antara guru, siswa, sumber belajar, dan lingkungan
yang saling mempengaruhi, tidak didominasi oleh salah satu komponen saja. Sedangkan
komunikatif yang dimaksud adalah sifat komunikasi antara siswa dengan guru, antarsiswa, dan
antar guru harus dapat saling memberi, menerima, dan memahami.14

2. Pembelajaran Aqidah Akhlaq


a. Pengertian Aqidah Akhlaq
Aqidah Akhlaq merupakan salah satu mata pelajaran pendidikan agama yang diajarkan di
Madrasah yang dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam Al-Qur’an dan
Hadits yang secara integrative menjadi sumber nilai dan landasan moral spiritual yang kokoh
dalam pengembangan keilmuan. Mata pelajaran Aqidah Akhlaq tidak hanya mengantarkan siswa
untuk menguasai pengetahuan aqidah dan akhlaq tapi yang terpenting adalah yang menekankan
keutuhan dan keterpaduan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga siswa dapat
mengamalkan aqidah dan akhlaq dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan siswa serta pencegahan dari akhlaq tercela.
b. Fungsi Pembelajaran Aqidah Akhlaq:

13
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011) hlm. 10
14
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, hlm. 11
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT yang telah
ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
2) Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman, dan
pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
3) Pencegahan, yaitu mencegah hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang
membahayakan dan menghambat perkembangan menuju manusia Indonesia seutuhnya.
4) Pengajaran, yaitu menyampaikan informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlaq.
c. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlaq:15
1) Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan, dan keyakinan akan hal-hal yang harus diimani
sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya sehari-hari.
2) Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan, dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan
akhlaq yang baik dan menjauhi akhlaq yang buruk, baik dalam hubungannya dengan Allah,
dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan alam lingkungannya.
3) Siswa memperoleh bekal tentang aqidah dan akhlaq untuk melanjutkan pelajaran ke jenjang
pendidikan menengah.
d. Ruang Lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlaq
Secara garis besar, materi pokok pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq adalah sebagai
berikut:
1) Hubungan vertikal antara manusia dengan Khaliqnya (Allah SWT) mencakup segi aqidah,
meliputi: iman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari
Kiamat, serta Qadla dan Qadar.
2) Hubungan horizontal antara manusia dengan manusia, meliputi: akhlaq dalam pergaulan
hidup sesama manusia, kewajiban membiasakan akhlaq yang baik terhadap diri sendiri dan
orang lain, serta menjauhi akhlaq yang buruk.
3) Hubungan manusia dengan lingkungan, meliputi: akhlaq manusia terhadap alam lingkungan,
baik lingkungan dalam arti luas maupun makhluk hidup selain manusia yaitu binatang dan
tumbuh-tumbuhan.

e. Karakteristik Pembelajaran Aqidah Akhlaq:


1) Pembentukan keyakinan atau keimanan yang benar dan kokoh pada diri siswa terhadap Allah,
Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,Rasul-rasul-Nya, Hari Kiamat, serta Qadla dan

15
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Surabaya: PUSTAKA PELAJAR, 2004)hlm. 310-311
Qadar, yang kemudian diwujudkan dalam bentuk sikap dan perbuatan dalam kehidupan nyata
sehari-hari.
2) Proses pembentukannya dilakukan melalui tiga tahapan sekaligus, yaitu:
a) Pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap aqidah yang benar (rukun iman), serta mana
akhlaq yang baik dan yang buruk terhadap diri sendiri, orang lain, dan alam lingkungan
yang bersifat pelestarian alam, hewan, dan tumbuh-tumbuhan sebagai kebutuhan hidup
manusia.
b) Penghayatan siswa terhadap aqidah yang benar (rukun iman), serta kemauan yang kuat dari
siswa untuk mewujudkan dalam sikap dan tingkah lakunya sehari-hari.
c) Kemauan yang kuat (motivasi iman) dari siswa untuk membiasakan diri dalam
mengamalkan akhlaq yang baik dan meninggalkan akhlaq yang buruk, baik dalam
hubungannya dengan Allah, dirinya sendiri, sesama manusia, maupun dengan lingkungan
sehingga menjadi manusia yang berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

3. Perencanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq


Menurut William H. Newman, perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. 16
Pada hakikatnya bila suatu kegiatan direncanakan terlebih dahulu maka tujuan dari kegiatan
tersebut akan lebih terarah dan lebih berhasil. Itulah sebabnya seorang guru harus memiliki
kemampuan dalam merencanakan pembelajaran. Proses belajar mengajar perlu direncanakan agar
pembelajaran berlangsung dengan baik dan mencapai hasil yang diharapkan. Setiap perencanaan
berkenaan dengan pemikiran tentang apa yang akan dilakukan. Perencanaan program belajar
mengajar memperkirakan mengenai tindakan yang akan dilakukan pada saat melaksanakan
pembelajaran.17
Perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq meliputi:
a. Program Tahunan
Program Tahunan adalah rencana kegiatan yang akan dilakukan, disampaikan kepada siswa
dan dikerjakan oleh guru dalam jangka waktu satu tahun (satu tahun ajaran) yang di dalamnya
harus memuat Identitas Pelajaran, Kompetensi Dasar, Materi Pokok dan Alokasi Waktu.
b. Program Semester

16
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung, PT Remaja
Rosdakarya, 2009). hlm. 15-16
17
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hlm.56
Program Semester adalah rencana kegiatan yang akan dilakukan, disampaikan kepada siswa
dan dikerjakan oleh guru dalam jangka waktu satu semester dan merupakan penjabaran dari
program tahunan yang telah dibuat sebelumnya. Di dalamnya harus memuat, antara lain:
Identitas Pelajaran, Kompetensi Dasar, Alokasi Waktu, Bulan dan Pekan pelaksanaan.
c. Silabus
Silabus dapat didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi
atau materi pelajaran. Pengertian silabus yang dikeluarkan oleh Depdiknas adalah “bentuk
pengembangan dan penjabaran kurikulum menjadi rencana pembelajaran atau susunan materi
pembelajaran yang teratur pada mata pelajaran tertentu pada kelas/semester tertentu”.18 Istilah
silabus juga digunakan untuk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai serta uraian materi yang perlu
dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara
mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG) dan Dinas
Pendidikan. Pengembangan silabus disusun dibawah supervisi dinas kabupaten/kota yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dinas provinsi yang bertanggung
jawab di bidang pendidikan untuk SMA dan SMK, dan departemen yang menangani urusan
pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, MAK.19
Secara umum proses pengembangan silabus terdiri atas enam langkah utama, yaitu:
penulisan identitas mata pelajaran, penetapan standar kompetensi, penentuan kompetensi dasar,
penentuan materi pokok dan uraiannya, penentuan strategi pembelajaran (tatap muka dan
pengalaman belajar), penentuan alokasi belajar, dan penentuan sumber bahan. Standar
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) sudah disiapkan secara nasional. Oleh karena itu
tugas guru adalah mengembangkan setiap kompetensi dasar tersebut, dengan jalan menentukan
materi pokok beserta uraiannya, strategi pembelajaran, alokasi waktu, dan sumber bahan.20
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

18
Nazarudin. Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Umum. (Yogyakarta: TERAS, 2007) hlm. 126
19
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 5
20
Nazarudin, Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Umum. hlm. 127
Dalam rangka mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah dituangkan di
dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan
pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk setiap kompetensi dasar. Oleh
karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkaitan dengan
aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu kompetensi dasar. Setiap guru
pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada hakikatnya merupakan perencanaan jangka
pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan hal-hal yang akan dilakukan dalam
pembelajaran.21 Oleh karena itu, RPP perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen-
komponen pembelajaran, meliputi kompetensi dasar yang berfungsi mengembangkan potensi
siswa, materi standar yang berfungsi memberi makna terhadap kompetensi dasar, indikator hasil
belajar yang berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi siswa, tujuan
pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber belajar,
dan penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun untuk setiap kompetensi dasar yang
dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di
satuan pendidikan.
Pedoman penyusunan RPP menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41
Tahun 2007:22
1) Identitas mata pelajaran.
Identitas mata pelajaran meliputi satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, aloksasi
waktu dan jumlah pertemuan.
2) Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang diharapkan dicapai
pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

21
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, hlm.203
22
Ismail SM, M. Ag, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL
Media Group, 2009), hlm.139
3) Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu sebagai rujukan pemyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
4) Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuhan penilaian mata
pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.23
5) Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6) Materi Ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7) Alokasi Waktu
Aloksi ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian kompetensi dasar dan beban
belajar.
8) Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang
telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi
peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai
pada setiap pelajaran.

9) Kegiatan Pembelajaran
a) Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang
ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

23
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, hlm. 6
b) Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar. kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik
melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c) Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran
yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi,
umpan balik, dan tindak lanjut.
10) Penilaian Hasil Belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator
pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
11) Sumber Belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta
materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.24
Perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq tidak hanya pada ranah kognitif, melainkan
harus berdampak positif terhadap sikap dan perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
diperlukan perencanaan metode-metode pembelajaran dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq
yang akan digunakan untuk membentuk akhlaqul karimah.

4. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq


Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Dalam tahap ini, guru harus aktif menciptakan dan menumbuhkan kegiatan belajar
sesuai dengan rencana yang telah disusun. Disamping pengetahuan teori belajar mengajar dan
pengetahuan tentang siswa, diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik belajar, misalnya
prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran, penggunaan metode mengajar, dan
keterampilan menilai hasil belajar siswa.25
Pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq meliputi tiga kegiatan, yaitu:
a. Kegiatan Pendahuluan

24
Ismail SM, M. Ag, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm.140
25
Hamdani. Strategi Belajar Mengajar, hlm. 57-58
Di dalam kegiatan pendahuluan, guru melakukan kegiatan membuka pelajaran. Menurut
Abimanyu, membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan kondisi
atau suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa terfokus pada hal-hal yang akan
dipelajari.26 Membuka pelajaran merupakan kegiatan awal yang dilakukan guru dalam kegiatan
belajar mengajar untuk mengkondisikan siswa agar perhatian dan motivasinya tumbuh sehingga
baik secara fisik maupun psikis memiliki kesiapan untuk melakukan kegiatan pembelajaran,
dengan begitu perhatian siswa akan terpusat pada apa yang dipelajarinya.
Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa yang dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan
adalah:
1) Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
2) Melakukan apersepsi, yaitu mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari.
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus dan
RPP.
Tujuan dari kegiatan membuka pelajaran ini antara lain:
1) Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi tugas-tugas pembelajaran yang
akan dikerjakan.
2) Siswa mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
3) Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin
diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari mata pelajaran.
4) Siswa mengetahui hubungan antara pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal baru
yang akan dipelajari.
5) Siswa dapat menghubungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau konsep-konsep
yang tercantum dalam suatu peristiwa.
6) Siswa dapat mengetahui keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran itu.27
b. Kegiatan Inti
Tugas guru yang utama adalah mengajar. Mengajar merupakan proses penyampaian
ilmu pengetahuan kepada siswa (transfer knowledge). Disini guru dituntut untuk mampu
menjelaskan materi pelajaran kepada siswa secara professional. Dalam pelaksanaannya, guru

26
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. hlm. 81
27
Supriyadi, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Cakrawala Ilmu, 2011). Cet:1. hlm. 124
dapat menggunakan metode pembelajaran, media pembelajaran dan sumber-sumber belajar
yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
1) Pengelolaan Kelas
Menurut Uzer Usman pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti
yang diharapkan. Belajar memerlukan konsentrasi, oleh karena itu guru perlu menciptakan
suasana kelas yang dapat menunjang kegiatan belajar yang efektif. Adapun tujuan pengelolaan
kelas adalah agar setiap siswa di kelas dapat bekerja dengan tertib, sehingga tujuan
pembelajaran tercapai secara efektif dan efisien.
Mengelola kelas meliputi dua kegiatan, yaitu:
a) Mengatur tata ruang kelas, misalnya mengatur meja dan tempat duduk, menempatkan
papan tulis dan sebagainya.
b) Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi, dalam arti guru harus mampu menangani
dan mengarahkan tingkah laku siswa agar tidak merusak suasana kelas.28 Seperti:
menunjukkan sikap tanggap, memberikan perhatian, memusatkan perhatian kelompok,
memberikan petunjuk yang jelas, menegur bila siswa melakukan tindakan menyimpang,
penghentian perilaku siswa yang memindahkan perhatian kelas, memberi penguatan,
memberikan hadiah bagi siswa yang tepat waktu dalam menyelesaikan tugas.
2) Penggunaan Metode Belajar
Metode belajar merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu peranan
metode belajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Dengan metode belajar
diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa, sehubungan dengan kegiatan mengajar
guru. Dengan kata lain, terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini, guru berperan
sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau
dibimbing. Guru diharapkan mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai
dengan materi yang disampaikan. Menurut Nana Sudjana dalam praktek mengajar, metode
yang baik digunakan adalah metode mengajar yang bervariasi atau kombinasi dari beberapa
metode mengajar.29 Memvariasikan penggunaan metode pembelajaran di dalam kelas
dimaksudkan untuk menjembatani kebutuhan siswa dan menghindari terjadinya kejenuhan
yang dialami siswa.

28
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta). hlm.49
29
Suryosubroto.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. hlm. 43
Pada pembelajaran Aqidah Akhlaq untuk meningkatkan keberhasilan dalam membentuk
akhlaqul karimah pada siswa maka penerapan pembelajaran dapat digunakan berbagai
pendekatan dengan memilih pendekatan yang terbaik dan saling mengaitkannya satu sama lain
agar menimbulkan hasil yang optimal. Pendekatan-pendekatan yang dimaksud antara lain
sebagai berikut:
a) Pendekatan Penanaman Nilai (Inculcation Approach)
Pendekatan ini mengusahakan agar siswa mengenal dan menerima nilai sebagai milik
mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan: mengenal
pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan menerapkan nilai sesuai dengan
keyakinan diri. Cara yang digunakan pada pendekatan ini antara lain: keteladanan, penguatan
positif dan negatif, simulasi, dan bermain peran.
b) Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif (Cognitive Moral Development Approach)
Pendekatan ini menekankan pada berbagai tingkatan dari pemikiran moral. Guru dapat
mengarahkan siswa dalam menerapkan proses pemikiran moral melalui diskusi masalah
moral sehingga siswa dapat membuat keputusan tentang pendapat moralnya. Mereka akan
menggambarkan tingkat yang lebih tinggi dalam pemikiran moral, yaitu takut hukuman,
melayani kehendak sendiri, menuruti peranan yang diharapkan, menuruti dan menaati
otoritas, berbuat untuk kebaikan yang banyak, dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip
etika yang universal. Cara yang dapat digunakan dalam penerapan pembelajaran dengan
pendekatan ini antara lain: melakukan diskusi kelompok dengan topik dilema moral, baik
yang factual maupun yang abstrak.
c) Pendekatan Analisis Nilai (Value Analysis Approach)
Pendekatan ini menekankan agar siswa dapat menggunakan kemampuan berfikir logis
dan ilmiah dalam menganalisis masalah sosial yang berhubungan dengan nilai tertentu, selain
itu siswa dalam menggunakan proses berfikir rasional dan analisis dapat menghubungkan dan
merumuskan konsep tentang nilai mereka sendiri. Cara yang dapat digunakan dalam
pendekatan ini antara lain: diskusi terarah yang menuntut argumentasi, penegasan bukti,
penegasan prinsip, analisis terhadap kasus, debat, dan penelitian.
d) Pendekatan Klarifikasi Nilai (Values Clarification Approach)
Pendekatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan pengembangan
kemampuan siswa untuk mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri dan nilai-nilai orang lain.
Selain itu, pendekatan ini juga membantu siswa untuk mampu mengkomunikasikan secara
jujur dan terbuka tentang nilai-nilai mereka sendiri kepada orang lain dan membantu siswa
dalam menggunakan kemampuan berfikir rasional dan emosional dalam menilai perasaan,
nilai, dan tingkah laku mereka sendiri, aktivitas yang mengembangkan sensitivitas, kegiatan
diluar kelas, dan diskusi kelompok.
e) Pendekatan Pembelajaran Berbuat (Action Learning Approach)
Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa, seperti pada
pendekatan analisis dan klarifikasi nilai. Selain itu, pendekatan ini dimaksudkan untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan sosial serta mendorong siswa
untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk yang senantiasa berinteraksi dalam kehidupan
bermasyarakat. Cara yang dapat digunakan dalam pendekatan ini selain cara-cara seperti pada
pendekatan analisis dan klarifikasi nilai, juga metode proyek/kegiatan di sekolah, hubungan
antar pribadi, praktik hidup bermasyarakat, dan berorganisasi.30
Agar pembelajaran Aqidah Akhlaq yang disampaikan oleh guru dapat diamalkan siswa
dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
a) Keteladanan atau Contoh
Maksud kegiatan pemberian contoh atau teladan disini adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru, kepala sekolah, dan staf administrasi di sekolah yang dapat dijadikan
model bagi siswa. dalam hal ini, guru berperan langsung sebagai contoh bagi siswa. Segala
sikap dan tingkah laku guru baik disekolah, dirumah, maupun di masyarakat hendaknya selalu
menunjukkan sikap dan tingkah laku yang baik.
b) Kegiatan Spontan
Maksud kegiatan spontan di sini adalah kegiatan yang dilaksanakan secara spontan pada
saat itu juga. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru mengetahui adanya sikap atau
perilaku siswa yang kurang baik. Secara spontan guru memberikan pengertian bahwa perilaku
siswa tersebut kurang baik kemudian memberi tahu bagaimana perilaku yang baik. Kegiatan
spontanitas tidak hanya berkaitan dengan perilaku siswa yang negatif, tetapi pada perilaku
yang positif juga perlu ditanggapi oleh guru. Hasil ini dilakukan sebagai pungutan bahwa
sikap atau perilaku tersebut sudah baik dan perlu dipertahankan sehingga dapat dijadikan
teladan bagi teman-teman.
c) Teguran
Guru perlu menegur siswa yang melakukan perilaku buruk dan mengingatkannya agar
mengamalkan nilai-nilai yang baik sehingga guru dapat membantu mengubah tingkah laku
siswa menjadi lebih baik.
d) Pengkondisian Lingkungan

30
Nurul Zuriah, Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan: Menggagas Platform
Pendidikan Budi Pekerti Secara Kontekstual dan Futuristik. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011). hlm.220-221
Suasana sekolah perlu dikondisikan sedemikian rupa, dengan penyediaan sarana fisik.
Contohnya, dengan penyediaan tempat sampah, jam dinding, slogan-slogan mengenai
kepribadian terpuji yang mudah dibaca oleh siswa, aturan tata tertib sekolah yang ditempelkan
pada tempat yang strategis sehingga setiap siswa mudah membacanya.
e) Kegiatan Rutin
Kegiatan rutinitas merupakan kegiatan yang dilakukan siswa secara terus-menerus dan
konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah berbaris ruang masuk kelas.31

3) Penggunaan Media dan Sumber Belajar


Media pembelajaran adalah alat atau wahana yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran untuk membantu penyampaian materi pembelajaran. Media merupakan segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan materi pembelajaran, merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran perlu adanya penggunaan media pembelajaran yang bervariasi.
Tanpa media yang bervariasi maka pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan
dengan efektif. Media pembelajaran harus dijadikan sebagai bagian integral dengan komponen
pembelajaran lainnya, dalam arti tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan
komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang bermakna.
Penggunaan media dalam pelaksanaan pembelajaran dapat divariasikan kedalam
penggunaan media visual, media audio, dan media audio-visual.32
a) Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra
penglihatan. Contohnya: gambar, peta, sketsa, poster, grafik, diagram.
b) Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya bisa
didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk
mempelajari bahan ajar. Contoh: tape recorder, radio.
c) Media audio-visual adalah kombinasi dari media audio dan media visual. Media yang bisa
dilihat dan didengar. Media audio-visual akan menjadikan penyajian bahan ajar kepada
siswa semakin lengkap dan optimal. Contoh: proyektor, slide, video/film, dan televisi.
Sedangkan sumber belajar adalah buku pedoman. Kemampuan menguasai sumber
belajar disamping mengerti dan memahami buku teks, seorang guru juga harus berusaha

31
Nurul Zuriah, Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan: Menggagas Platform
Pendidikan Budi Pekerti Secara Kontekstual dan Futuristik, hlm.223-224
32
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. hlm. 274
mencari dan membaca buku-buku atau sumber-sumber lain yang relevan guna meningkatkan
kemampuan pendalaman materi dan pengayaan dalam proses pembelajaran.
c. Kegiatan Penutup.
Kegiatan penutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh
tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat
keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa yang dilakukan guru dalam kegiatan penutup adalah:33
1) Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran.
2) Melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten
dan terprogram.
3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pelajaran remedial, program pengayaan,
pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok.
5) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

5. Penilaian Pembelajaran Aqidah Akhlaq


Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar. Selain melakukan perencanaan dan proses pembelajaran, guru juga
melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien.34 Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan
kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematis, dan terprogram dengan menggunakan tes
dan non tes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil
karya berupa tugas, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan
Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.35
Melaksanakan penilaian proses belajar mengajar merupakan bagian dari tugas guru yang
dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tujuan mengetahui tingkat

33
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. hlm. 92-93
34
Hamdani. Strategi Belajar Mengajar, hlm. 301
35
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, hlm. 13
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, dengan begitu guru dapat mengupayakan
tindak lanjut dari hasil belajar siswa.36
a. Fungsi Penilaian Pembelajaran
Fungsi Penilaian Pembelajaran adalah mengukur pembentukan kompetensi dan
menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila standar kompetensi belum tercapai.
b. Tujuan Penilaian Pembelajaran:
Menurut Chittenden tujuan penilaian ada empat, yaitu:37
1) Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar siswa sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2) Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan siswa dalam proses
pembelajaran dan kekurangan-kekurangan siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
3) Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan, kesalahan atau
kelemahan siswa dalam proses pembelajaran sehingga guru dapat dengan cepat mencari
alternative solusinya.
4) Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi yang
telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat digunakan guru untuk menyusun laporan
kemajuan belajar ke berbagai pihak yang berkepentingan.
c. Jenis-jenis penilaian:
Ada beberapa jenis penilaian dalam pembelajaran, antara lain:38
1) Kuis
Penilaian ini digunakan untuk menanyakan materi pelajaran yang lalu secara singkat,
bentuknya berupa isian singkat dan dilakukan sebelum pelajaran dimulai. Hal ini dilakukan
agar siswa mempunyai pemahaman yang cukup mengenai pelajaran yang telah diterima,
sekaligus juga untuk membantu menghubungkan antara pelajaran yang lalu dengan pelajaran
yang akan dipelajari (apersepsi).
2) Pertanyaan Lisan di kelas.
Penilaian ini digunakan untuk mengungkap penguasaan siswa tentang pemahaman
mengenai fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang berkaitan dengan mata pelajaran yang
dipelajari. Dengan ini diharapkan siswa mempunyai bangunan keilmuan dan landasan yang
kokoh untuk mempelajari materi berikutnya.
3) Ulangan Harian

36
Hamdani. Strategi Belajar Mengajar, hlm. 59
37
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, hlm.15
38
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam ,Mulia, 2008). hlm, 367
Penilaian ini dilakukan secara periodik pada akhir pengembangan kompetensi untuk
mengungkap penguasaan kognitif siswa dan untuk menilai keberhasilan penggunaan berbagai
perangkat pendukung pembelajaran.
4) Tugas Individu
Penilaian ini dilakukan secara periodik untuk diselesaikan oleh setiap siswa, dapat
berupa tugas di kelas dan tugas di rumah. Tugas individu dipakai untuk mengungkapkan
kemampuan teoritik dan praktis penguasaan hasil penilaian dalam menggunakan media,
metode, strategi, dan prosedur tertentu.
5) Tugas Kelompok
Penilaian ini digunakan untuk menilai kemampuan kerja kelompok dalam upaya
pemecahan masalah, sekaligus untuk membangun sikap kebersamaan pada diri siswa. Tugas
kelompok ini akan lebih baik jika diarahkan pada penyelesaian mengenai hal-hal yang bersifat
empirik dan kasuistik.
6) Ulangan Semester
Penilaian ini digunakan untuk menilai penguasaan kompetensi pada akhir program
semester. Kompetensi yang diujikan berdasarkan kisi-kisi yang mencerminkan kompetensi
dasar, hasil belajar dan indikator pencapaian hasil belajar.
7) Ulangan Kenaikan
Penilaian ini digunakan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam menguasai materi
pada suatu bidang tertentu dalam satu tahun ajaran. Pemilihan kompetensi ujian harus
mengacu pada kompetensi dasar, berkelanjutan, memiliki nilai aplikatif atau dibutuhkan
untuk belajar pada bidang lain yang relevan.
8) Responsi atau Ujian Praktek
Penilaian ini dipakai untuk mengetahui penguasaan akhir, baik dari aspek kognitif,
afektif, psikomotoriknya.
Dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq, penilaian yang dilakukan perlu memberikan cukup
perhatian terhadap aspek kognitif (berkenaan dengan kemampuan dan kecakapan-kecakapan
intelektual berfikir), afektif (berkenaan dengan sikap, kemampuan dan penguasaan segi-segi
emosional), dan psikomotorik (berkenaan dengan ketrampilan, penguasaan terhadap gerakan-
gerakan fisik) secara seimbang.39

39
Nazarudin, Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Umum.hlm. 191
1) Penilaian aspek kognitif dilakukan setelah siswa mempelajari satu kompetensi dasar yang
harus dicapai pada setiap akhir dari semester dan jenjang satuan pendidikan. Aspek kognitif
terdiri dari enam tingkatan, yaitu:40
a) Pengetahuan, mampu mengingat informasi yang telah diterima sebelumnya.
b) Pemahaman, mampu untuk menjelaskan pengetahuan dan informasi yang telah diketahui
dengan kata-kata sendiri.
c) Penerapan, mampu menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke
dalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam
kehidupan sehari-hari.
d) Analisis, mampu mengidentifikasi, memisahkan, dan membedakan komponen-komponen
atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesis atau kesimpulan, dan
memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi.
e) Sintesis, mampu dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai unsur pengetahuan yang ada
sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
f) Evaluasi, mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan atau ide.
Penguasaan kognitif diukur dengan menggunakan tes lisan di kelas atau berupa tes
tulis. Tes lisan bentuknya berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai materi pembelajaran yang
telah disampaikan. Tes tertulis bentuknya dapat berupa isian singkat, menjodohkan, pilihan
ganda, uraian objektif, hubungan sebab akibat, hubungan konteks, klasifikasi, atau kombinasi.
Ranah kognitif juga dapat diukur menggunakan portofolio. Portofolio adalah sejenis kliping
atau album yang berisi koleksi pekerjaan siswa yang menunjukkan segala usaha siswa,
kemajuan, dan pencapaian hasil belajar. Penilaian portofolio pada dasarnya adalah menilai
karya-karya siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu. Semua tugas yang
dikerjakan siswa dikumpulkan, dan diakhir satu unit program pembelajaran diberikan
penilaian.

Rumus penilaian: NR = 2RUH+NMS+2NS


5
Keterangan:41
NR = Nilai Raport

40
Hamdani. Strategi Belajar Mengajar, hlm. 151-152
41
Pedoman penilaian pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
RUH = Rata-rata Ulangan Harian
NMS = Nilai Mid Semester
NS = Nilai Semester
2) Penilaian aspek afektif dilakukan selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, baik
didalam maupun diluar kelas yang berorientasi pada perilaku siswa sehari-hari sebagai
pengamalan nilai-nilai agama. Aspek afektif terdiri dari lima tingkatan, yaitu:
a) Menerima, proses pembentukan sikap dan perilaku dengan cara membangkitkan kesadaran
tentang adanya stimulus tertentu yang mengandung estetika.
b) Tanggapan, segala perubahan yang timbul pada siswa setelah mendapat rangsangan.
c) Menilai, menerima kenyataan setelah siswa sadar bahwa kenyataan tersebut mempunyai
nilai dengan cara menyatakan dalam bentuk sikap/perilaku positif atau negatif.
d) Organisasi, menyusun hubungan antar nilai tersebut kemudian memilih nilai-nilai yang
terbaik untuk diterapkan.
e) Karakterisasi, sikap atau perbuatan yang secara konsisten dilakukan oleh seseorang selaras
dengan nilai-nilai yang dapat diterimanya sehingga sikap dan perbuatan seolah-olah telah
menjadi ciri pelakunya.
Penilaian afektif bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a) Observasi Perilaku
Observasi adalah suatu penilaian yang dilakukan dengan mengamati kejadian
perbuatan yang berkaitan dengan perilaku seseorang. Observasi perilaku disekolah dapat
dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian yang
berkaitan peserta didik selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian:42
Contoh isi Buku Catatan Harian:
Tabel 1
NO Hari/Tanggal Nama Siswa Kejadian Tanda Tanda
(Positif/Negatif) Tangan Tangan
Siswa Guru
1 Selasa, 21 Siti Maesaroh Menyirami tanaman
Februari 2012 yang ada di depan
kelas VIII

42
Pedoman Sitem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah, (Direktorat Pendidikan
Madrasah Kementrian Agama Republik Indonesia, 2010) hlm. 21
Kolom kejadian diisi dengan kejadian positif maupun negative. Catatan dalam lembaran
buku tersebut, selain bermanfaat untuk merekam dan menilai perilaku siswa juga sangat
bermanfaat untuk menilai sikap siswa serta dapat menjadi bahan dalam penilaian
perkembangan siswa secara keseluruhan.
Ada 7 aspek perilaku yang dinilai untuk membentuk akhlaqul karimah:
Tabel 2
NO ASPEK INDIKATOR
1 Kedisiplinan  Datang tepat waktu
 Mematuhi tata tertib
2 Kebersihan  Menjaga kebersihan dan kerapian pribadi (rambut,
kuku, gigi, badan, dan pakaian)
 Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan
(membersihkan dan merapikan ruang belajar,
membuang sampah pada tempatnya)
3 Tanggung jawab  Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan
 Berani menanggung resiko
4 Sopan santun  Bersikap hormat kepada warga sekolah
 Bertindak sopan dalam perkataan, perbuatan, dan cara
berpakaian
5 Hubungan sosial  Menjalin hubungan baik dengan warga sekolah
 Menolong teman yang mengalami kesusahan
6 Kejujuran  Tidak berkata bohong
 Tidak menyontek dalam ulangan/ujian
7 Pelaksanaan ibadah  Melaksanakan sholat/ibadah lainnya
 Melakukan puasa pada bulan Ramadhan
Tiap perilaku terdiri dua indikator, tiap indikator memiliki criteria sebagai berikut:
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = sedang
4 = baik
5 = amat baik
Nilai merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator perilaku dengan kategori
sebagai berikut:
Nilai 57-70 berarti amat baik
Nilai 43-56 berarti baik
Nilai 29-42 berarti sedang
Nilai 15-28 berarti kurang
Nilai 1-14 berarti sangat kurang
b) Wawancara (Bertanya Langsung)
Guru juga dapat menilai perilaku siswa dengan menanyakan secara langsung atau
mewawancarai tentang sikap siswa berkaitan dengan sesuau hal. Berdasarkan jawaban dan
reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap siswa terhadap hal
tersebut.43
c) Laporan Pribadi
Siswa diminta membuat ulasan yang berisi tentang pandangan atau tanggapannya
tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Dari ulasan yang
dibuat oleh siswa dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.44
3) Penilaian aspek psikomotorik adalah aspek yang berorientasi pada keterampilan motorik
yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara
saraf dan otot. Penilaian aspek psikomotorik dilakukan selama berlangsungnya proses
kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada keterampilan motorik dalam menjalankan
ajaran agama. Tes untuk mengukur aspek psikomotorik adalah tes yang dilakukan untuk
mengukur penampilan/perbuatan atau kinerja yang telah dikuasai siswa. Berikut adalah
contoh-contoh tes penampilan atau kinerja:
a) Tes tertulis, walaupun bentuk aktivitasnya seperti tes tertulis namun yang menjadi
sasarannya adalah kemampuan siswa dalam menampilkan karya. Misalnya: gambar orang
sholat.
b) Tes identifikasi, tes yang ditujukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
mengidentifikasi sesuatu, misalnya menemukan sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran
agama di sekolah seperti tulisan jorok di sekolah dan sampah yang berserakan.
c) Tes simulasi, dilakukan jika tidak ada alat yang sesungguhnya yang dapat dipakai untuk
memperagakan penampilan siswa sehingga dapat simulasi tetap dapat dimulai apakah
mereka sudah menguasai keterampilan atau belum. Misalnya: cara memandikan mayat.
d) Tes petik kerja (work sample), dilakukan dengan media yang sesungguhnya dan
tujuannya untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai atau terampil menggunakan
media tersebut. Misalnya: menggunakan globe untuk menunjukkan letak Ka’bah di Saudi
Arabia menggunakan papan tempel untuk mengurutkan nama-nama malaikat beserta
tugasnya.
Teknik penilaian unjuk kerja:45

43
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, hlm, 396
44
Pedoman Sitem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah, hlm. 23
45
Pedoman Sitem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah, hlm. 18
 Daftar cek
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak
baik). Dengan menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai bila criteria penguasaan
kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, siswa tidak
memperoleh nilai.
 Skala Penilaian
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai
memberi nilai tengah terhadap penguasaankompetensi tertentu karena pemberian nilai
secara kontinu dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari
tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = kurang kompeten, 2 = cukup
kompeten, 3 = kompeten, 4 = sangat kompeten.

F. Akhlaqul Karimah
1. Pengertian Akhlaq Karimah
Akhlaq secara etimologi merupakan bentuk jama’ dari kata “khuluq” yang berarti tabiat,
budi pekerti, kebiasaan. Sedangkan menurut terminologi, akhlaq adalah sikap, mental, dan watak
yang terjabarkan dalam bentuk berfikir, berbicara, bertingkah laku dan sebagainya sebagai ekspresi
dari jiwa.
Nabi Muhammad SAW diutus di dunia untuk menyempurnakan atau memperbaiki akhlaq
umatnya. Sabda beliau:

‫اِم ُت م َكا ِرم ْاَل‬


َ َ
“Aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik”.46
ِ ‫م‬7‫نَاُبعِْث ُلَت َم‬
‫ْخاَل ق‬

Menurut Al-Ghazali, akhlaq mulia atau terpuji adalah “Menghilangkan semua adat
kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam serta menjauhkan diri dari
perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, melakukannya dan
mencintainya”.47 Akhlakul-karimah akhlaq akhlak mulia (al-mahmudah) berarti sifat-sifat atau
tingkah laku yang sesuai dengan norma-norma ajaran Islam. Akhlak mulia dapat ditiru dari
keteladanan sosok pribadi Rasulullah SAW. Beliau memenuhi kewajiban dan menunaikan amanah,
menyuruh manusia kepada Tauhid yang lurus, pemimpin rakyat tanpa pilih kasih, dan beragam sifat

46
Ash-Shiddieqy, Muhammad Hasbyi. Mutiara Hadits 6 Kedudukan Naibi SAW Sebagai Rasul
Tarakhir. (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2003) hlm. 514
Yadi Purwanto, Psikologi Kepribadian Integrasi Nafsiyah dan Aqliyah Perspektif Psikologi Islami,
47

(Bandung: PT Refika Aditama, 2007) hlm. 9


mulia lainnya. Dengan berbagai sifat dan perbuatannya, didalam berbagai bidang dan keadaan
beliau menjadi panutan contoh dan suri tauladan bagi manusia.
Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari
disebut akhlakul karimah atau akhlakul mahmudah. Acuhannya adalah Al-Qur’an dan Hadist serta
berlaku universal.
2. Aspek-aspek yang mempengaruhi Pembentukan Akhlaq
Ada beberapa aspek yang mempengaruhi pembentukan Akhlaq:48
a. Insting (Naluri)
Insting merupakan seperangkat tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para psikolog
menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya
tingkah laku.
Segenap naluri insting manusia merupakan paket intern dengan kehidupan manusia yang
secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajari lebih dahulu. Dengan potensi naluri tersebut
manusia dapat menghasilkan aneka corak perilaku yang sesuai dengan corak instingnya.
b. Adat atau Kebiasaan
Adat atau kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Perbuatan yang telah
menjadi adat kebiasaan tidak cukup hanya diulang-ulang saja tetapi harus disertai kesukaan dan
kecenderungan hati terhadapnya.
c. Wirotsah (Keturunan)
Secar istilah Wirotsah adalah berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada
cabang (anak keturunan). Wirotsah juga dapat dikatakan sebagai factor pembawaan dari dalam
yang berbentuk kecenderungan, bakat, akal dan lain-lain. Sifat-sifat asasi anak merupakan
pantulan dari sifat-sifat asasi orang tuanya. Terkadang anak mewarisi sebagian besar dari salah
satu sifat orang tuanya. Meskipun keturunan tidak berperan mutlak tetapi keturunan tersebut
bisa menjadikan seseorang untuk beraktual mazmumah maupun mahmudiah.
d. Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pembentukan akhlak seseorang, baik itu
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Jika lingkungan tempat tinggal bersikap baik
maka anak pun akan cendrung bersikap baik. Sebaliknya jika lingkungannya buruk maka anak
akan cenderung bersikap buruk.49

48
Ahmad Mustafa, Akhlak Tasawuf. (Bandung : Pustaka Setia, 1997). hlm. 56

49
Sjarkawi, Pembentukkan Kepribadian Anak, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm 20
Ajaran Islam sudah memberi petunjuk yang lengkap kepada orang tua dalam membina
akhlak anak. Jadi apabila orng tua ingin anaknya berakhlak mulia, maka sedari dini hendaklah
anak-anaknya ditanami dengan nilai-nilai Islam. Sebagai orng tua yang berpengaruh terhadap
pembentukan dan kepribadian anak, seharusnyalah orang tua memperhatikan pada pergaulan
anak dilingkungan sekolah maupun di masyarakat. Karena lingkungan sangat berpengaruh pada
proses pembentukan akhlak seseorang. Melalui kerja sama yang baik antara orang tua, guru
disekolah dan tokoh-tokoh masyarakat, maka aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang
diajarkan akan terbentuk pada diri anak.
e. Al-Qiyam
Al-Qiyam adalah nilai-nilai Islam yang telah dipelajari selama seseorang hidup. Aspek ini
sangat mempengaruhi terbentuknya akhlak mulia dalam diri seseorang. Pedoman akhlak mulia
atau akhlak Islami adalah Al-Quran dan Hadits. Melalui pemahaman tentang nilai-nilai ke
Islaman yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits, seseorang bisa mengamalkan nilai-nilai
tersebut. Sehingga tanpa disadari nilai-nilai tersebut menyatu dalam kepribadiannya dan
terbentuklah akhlak mulia.

3. Macam-Macam Akhlaqul Karimah


Indikator akhlak mulia adalah sebagai berikut :50
 Shiddiq (benar atau jujur)
 Al-manah (menyampaikan atau terbuka)
 Tabligh (menyampaikan atau terbuka)
 Fathana (cerdas dan cakap)
 Istiqamah (teguh pendirian)
 Ikhlas berbuat atau beramal
 Syukur (menerima baik)
 Sabar (teguh)
 Iffah (perwira)
 Tawadhu’, adalah sikap sabar yang tertanam dalam jiwa untuk dapat mengendalikan hawa
nafsu.
 Syaja’ (berani)

50
Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Akhlak. (Bandung: Raja Grafindo Persada, 2004).
hlm.99
 Hikmah (bijaksana)
 Tasamuh (toleransi)
 Lapang dada
 Adil
 Qana’ah
 Intiqad atau mawas diri
 Al-Afwu atau pemaaf
 Anisatun atau bermuka manis
 Khusyu’ atau tenang dala beribadah
 Wara’, adalah sikap batin yang tertanam dalam jiwa yang selalu menjaga dan waspada dari
segala bentuk perbuatan yang mungkin mendatangkan dosa, baik itu dosa kecil atau dosa besar.
 Belas kasihan
 Beriman kepada Allah
 Ta’awun atau tolong menolong
 Tadarru atau merendah
 Shalihah (shaleh)
 Sakhaa’ (pemurah)
 Nadhief (bersih)
 Ihsan
 Malu (haya)
 Uswatun hasanah (teladan yang baik)
 Hifdu Al-Lisan (menjaga ibadah)
 Hub al-wathan (cinta tanah air)
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan
suatu proses penelitian ilmiah yang lebih dimaksudkan untuk memahami masalah-masalah manusia
dalam konteks sosial dengan menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan,
melaporkan pandangan terperinci dari para sumber informasi, serta dilakukan dalam setting yang
alamiah tanpa adanya intervensi apapun dari peneliti.51
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditunjukkan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada baik fenomena alamiah
maupun rekayasa manusia.52 Penelitian ini mendeskripsikan manajemen pembelajaran Aqidah
Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 dalam membentuk akhlaqul karimah berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari sumber data yang didapatkan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan selama empat puluh hari mulai 17 Januari 2012 sampai dengan 25
Februari 2012 di MTs Futuhiyyah 02.Madrasah TsanawiyahFutuhiyyah 02 beralamat di Jalan
Suburan Tengah Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah. Lebihjelasnya
letak Kampus MTs Futuhiyyah 02 Mranggen adalah:
Disebelah barat berbatasan dengan desa Bandungrejo
Disebelah selatan berbatasan dengan desa Kangkung
Disebelah timur berbatasan dengan desa Kembangarum
Disebelah utara berbatasan dengan desa Brumbung.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.53 Sumber data dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan
alat pengukuran/pengambilan data langsung pada subjek sebagai informasi yang dicari.54 Yang

51
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika,
2011), hlm.8
52
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet. 26,hlm. 17
53
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta; Rineka Cipta, 2006), hlm.129
54
Saefudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005), hlm.91
menjadi sumber data primer terkait dengan manajemen pembelajaran Aqidah Akhlaq adalah
kepala sekolah, guru Aqidah Akhlaq, dan siswa kelas VIII A MTs Futuhiyyah 02.
2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti
dari subjek penelitian. Data sekunder pada penelitian ini adalah dokumen tentang profil sekolah
dan dokumen yang berkaitan dengan pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02.

D. Teknik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data yang tepat dapat memungkinkan diperolehnya data yang obyektif.
Di bawah ini peneliti akan menguraikan beberapa teknik penelitian yang digunakan sebagai cara
yang ditempuh untuk mengumpulkan data, yaitu:
1. Metode Wawancara (Interview)
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan tersebut.55 Metode ini digunakan untuk menggali data tentang manajemen
pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02. Pihak yang peneliti wawancarai antara lain:
a. Kepala MTs Futuhiyyah 02:
 Wawancara pada tanggal 18 Januari 2012 di Ruang Kepala madrasah mengenai profil MTs
Futuhiyyah 02 meliputi sejarah madrasah, kondisi dan letak geografis, visi dan misi madrasah,
jumlah siswa, jumlah guru dan karyawan, sarana dan prasarana di MTs Futuhiyyah 02.
 Wawancara pada tanggal 23 Januari 2012 di Ruang Kepala Madrasah mengenai perencanaan
pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02.
 Wawancara pada tanggal 25 Januari 2012 di Ruang Kepala Madrasah mengenai pelaksanaan
dan penilaian pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02.
b. Guru Aqidah Akhlaq:
 Wawancara pada tanggal 17 Januari 2012 di Ruang Guru mengenai perencanaan
pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02.
 Wawancara pada tanggal 24 Januari 2012 di Ruang Guru mengenai pembuatan program
tahunan. Program semester, silabus, dan RPP.
 Wawancara pada tanggal 31 Januari 2012 di Ruang Guru mengenai langkah-langkah kegiatan
pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02.
 Wawancara pada tanggal 1 Februari 2012 di Ruang Guru mengenai metode pembelajaran
Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02.

55
HarisHerdiansyah,Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, hlm.118
 Wawancara pada tanggal 7 Februari 2012 di Ruang Guru mengenai media dan sumber
pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02.
 Wawancara pada tanggal 14 Februari 2012 di Ruang Guru mengenai penilaian pembelajaran
Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02
c. Beberapa siswa kelas VIII A:
 Wawancara pada tanggal 24 Januari 2012 di ruang kelas VIII A mengenai pembelajaran
Aqidah Akhlaq yang selama ini didapat dari guru Aqidah Akhlaq dan persiapan apa saja yang
dilakukan guru sebelum mengajar.
 Wawancara pada tanggal 8 Februari 2012 di ruang kelas VIII A mengenai pelaksanaan
meliputi metode, media, sumber belajar, dan pengelolaan kelas, dan mengenai penilaian
pembelajaran Aqidah Akhlaq dikelas.

2. Metode Pengamatan (Observasi)


Observasi adalah pengamatan atau pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
nampak pada objek penelitian.56 Di dalam metode ini, penulis mengamati pelaksanaan
pembelajaran Aqidah Akhlaq pada kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen. Metode ini
sebagai data pendukung dari data yang diperoleh dari hasil wawancara, sehingga dapat diketahui
kebenarannya antara hasil wawancara dengan kenyataan yang ada.
 Peneliti melakukan observasi pada tanggal 24 Januari 2012 di ruang kelas VIII A mengenai
langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru Aqidah Akhlaq dari
kegiatan awal, inti, sampai penutup.
 Peneliti melakukan observasi pada tanggal 25 Januari 2012 di ruang kelas VIII A mengenai
metode dan media pembelajaran Aqidah Akhlaq
 Peneliti melakukan observasi pada tanggal 31 Januari 2012 di ruang kelas VIII A mengenai
pengelolaan kelas yang dilakukan oleh Guru Aqidah Akhlaq.
 Peneliti melakukan observasi pada tanggal 8 Februari 2012 di ruang kelas VIII A mengenai
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru Aqidah Akhlaq dan perilaku siswa di
dalam kelas.

56
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: TERAS, 2009), Cet:1, hlm. 58
 Peneliti melakukan observasi pada tanggal 14 Februari 2012 di ruang kelas VIII A mengenai
mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru Aqidah Akhlaq
dari kegiatan awal, inti, sampai penutup dan perilaku siswa di dalam kelas.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang
sudah tersedia. Dokumen yang digunakan dapat berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, arsip, dan sebagainya. 57
Peneliti menggunakan metode ini untuk mencari data yang berkaitan profil sekolah meliputi:
sejarah, visi misi dan tujuan, struktur organisasi, daftar guru dan karyawan, keadaan siswa tahun
2011-2012, sarana dan prasarana dan yang berkaitan dengan manajemen pembelajaran Aqidah
Akhlaq meliputi: RPP, silabus, program tahunan, program semesteran, jurnal harian, dan buku
modul Aqidah Akhlaq. Data yang diperoleh dari dokumentasi ini digunakan sebagai pelengkap dari
data yang telah diperoleh dari wawancara dan observasi.
 Peneliti meminta dokumen pada bapak Tholibin tanggal 18 Januari 2012 di ruang Tata Usaha
mengenai profil sekolah meliputi sejarah madrasah, kondisi dan letak geografis, visi dan misi
madrasah, jumlah siswa, jumlah guru dan karyawan, sarana dan prasarana di MTs Futuhiyyah
02.
 Peneliti meminta dokumen pada bu Syafa’atun tanggal 31 Januari 2012 di ruang guru
mengenai perangkat pembelajaran meliputi RPP, silabus, program tahunan, program
semesteran, jurnal harian, dan buku modul Aqidah Akhlaq.
4. Metode Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang disusun, terstruktur, terencana dan dipakai untuk
mencari data dari responden.58 Peneliti menggunakan metode angket untuk mengumpulkan data
tentang kepribadian siswa dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang dijawab dan ditulis
oleh siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen. Peneliti membagikan angket pada
tanggal 22 Februari 2012 kepada siswa kelas VIII A yang berjumlah 38 anak yang terdiri dari 20
soal yang berisi tentang perilaku siswa sehari-hari meliputi aspek kedisiplinan, kebersihan,
kesehatan, tanggung jawab, sopan santun, percaya diri, kompetitif, hubungan sosial, kejujuran, dan
pelaksanaan ibadah.
Satu pertanyaan terdiri dari empat pilihan, yaitu a, b, c, dan d. Untuk a poinnya 4, b poinnya
3, c poinnya 2, dan d poinnya 1. Jika poin a dan b lebih mendominasi, berarti akhlaq siswa rata-rata

57
SuharsimiArikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 158
58
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, hlm. 64
memang baik. Data tersebut akan digunakan sebagai pendukung dari data tentang pelaksanaan
pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk akhlaqul karimah siswa.
E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk memeriksa keabsahan data yang didapat dari metode pengumpulan data, maka
peneliti menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi adalah kegiatan pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu.59 Triangulasi data pada penelitian ini menggunakan lebih dari satu
metode pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dokumentasi dan angket.
Wawancara menjadi metode pengumpulan data yang utama karena sebagian besar data
diperoleh melalui wawancara. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru Aqidah
Akhlaq dan beberapa siswa kelas VIII A. Hasil wawancara tersebut kemudian peneliti telaah lagi
dengan hasil pengamatan yang peneliti lakukan selama masa penelitian untuk mengetahui
bagaimana manajemen pembelajaran Aqidah Akhlaq yang ada di MTs Futuhiyyah 02.
Data yang telah diperoleh dari wawancara dan observasi dilengkapi dengan dokumen-
dokumen yang ada agar diperoleh data yang valid.Angket digunakan untuk mengetahui perilaku
siswa sehari-hari. Sehingga dapat diketahui bagaimana akhlaq siswa kelas VIII A di MTs
Futuhiyyah 02 meliputi aspek kedisiplinan, kebersihan, kesehatan, tanggung jawab, sopan santun,
percaya diri, kompetitif, hubungan sosial, kejujuran, dan pelaksanaan ibadah.

F. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh peneliti dengan mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi susunan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang terpenting, dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang akan diceritakan kepada orang lain.60 Analisis data yang digunakan ialah metode deskriptif
analitik yaitu mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan
angka.61 Data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi kemudian dideskripsikan
dan di analisis sedemikian rupa secara sistematis, cermat, dan akurat sehingga dapat memberikan
kejelasan mengenai manajemen pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02. Analisis data
menurut Miles dan Huberman terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu:62
1. Data reduction (Reduksi data)

59
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, hlm. 7
60
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm.248
61
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, hlm. 107
62
HarisHerdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, hlm. 164
Reduksi data berarti memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, kemudian dicari tema dan polanya. Data mengenai manajemen pembelajaran Aqidah
Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 yang diperoleh dari wawancara, observasi,dokumentasi dan
angket masih bersifat komplek sehingga perlu dipilih data-data yang penting dan membuang
data-data yang tidak perlu.
Data yang diperoleh dari wawancara ada tiga tahap, yaitu:
a. Tahap perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq meliputi kalender akademik, jadmwal
pelajaran, pembuatan program tahunan, program semesteran, pengembangan silabus dan
RPP.
b. Tahap pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq meliputi langkah-langkah pembelajaran,
metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, pengelolaan kelas, sarana dan
prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.
c. Tahap evaluasi pembelajaran Aqidah Akhlaq meliputi cara mengevaluasi yang dilakukan oleh
guru dan tugas yang diberikan kepada siswa.
Data yang diperoleh dari observasi adalah pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq
meliputi:
a. Kegiatan awal yaitu cara guru membuka pelajaran.
b. Kegiatan inti yaitu metode yang digunakan, media yang digunakan, sumber belajar, dan
pengelolaan kelas yang dilakukan guru agar siswa mendengarkan materi yang disampaikan.
c. Kegiatan penutup yaitu cara guru menutup pelajaran.
Data yang diperoleh dari dokumentasi adalah:
a. Berkaitan dengan profil sekolah meliputi: sejarah, visi misi sekolah, struktur organisasi, daftar
guru dan karyawan, keadaan siswa tahun 2011-2012, sarana dan prasarana.
b. Berkaitan dengan perangkat pembelajaran Aqidah Akhlaq meliputi: RPP, silabus, program
tahunan, program semesteran, daftar nilai dan buku modul Aqidah Akhlaq.
Data yang diperoleh dari angket adalah: akhlaq terpuji siswa kelas VIII A meliputi aspek
kedisiplinan, kebersihan, kesehatan, tanggung jawab, sopan santun, percaya diri, kompetitif,
hubungan sosial, kejujuran, dan pelaksanaan ibadah.
2. Data display (Penyajian data)
Penyajian data adalah suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang
memudahkan untuk membuat kesimpulan atau tindakan yang diusulkan.63 Data yang diperoleh
dari wawancara, observasi, dan dokumentasi disajikan dalam bentuk teks naratif. Data hasil dari

63
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), cet. 1, hlm. 167.
wawancara yang telah direduksi kemudian disajikan antara lain: pembuatan program tahunan,
program semester, pengembangan silabus dan RPP, metode pembelajaran, media pembelajaran,
sumber belajar, pengelolaan kelas, cara mengevaluasi pembelajaran Aqidah Akhlaq.
Data hasil dari observasi yang telah direduksi kemudian disajikan antara lain: cara guru
membuka pelajaran, metode yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq, media yang
digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq, sumber belajar, pengelolaan kelas yang
dilakukan guru agar siswa mendengarkan materi yang disampaikan, dan cara menutup pelajaran.
Data hasil dari dokumentasi yang telah direduksi kemudian disajikan antara lain:
program tahunan, program semester, silabus, RPP, dan daftar nilai.

3. Verification (Kesimpulan)
Tahap terakhir dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan atau verifikasi. Verifikasi
data dimaksudkan untuk penentuan data akhir dari keseluruhan proses tahapan analisis, sehingga
keseluruhan permasalahan mengenai manajemen pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs
Futuhiyyah 02 dapat terjawab dengan jelas.
Data hasil dari wawancara dapat disimpulkan mengenai pengembangan silabus dan RPP,
metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, pengelolaan kelas, cara
mengevaluasi pembelajaran Aqidah Akhlaq. Data hasil dari observasi dapat
disimpulkanmengenai cara guru membuka pelajaran, metode yang digunakan dalam
pembelajaran Aqidah Akhlaq, media yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq,
sumber belajar, pengelolaan kelas yang dilakukan guru agar siswa mendengarkan materi yang
disampaikan, dan cara menutup pelajaran. Data hasil dari dokumentasi dapat disimpulkan
mengenai letak geografis madrasah, visi misi madrasah, pelaksanaan kurikulum pembelajaran,
RPP, dan silabus. Data hasil dari angket dapat disimpulkan mengenai akhlaq siswa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian
Manajemen pembelajaran merupakan pengaturan semua kegiatan pembelajaran yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan yang berkaitan dengan proses
membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.Setelah dilakukan penelitian dapat
diketahui bahwa manajemen pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk Akhlaqul
Karimah di MTs Futuhiyyah 02 adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Membentuk Akhlaqul Karimah
Perencanaan pembelajaran merupakan persiapan yang akan dilakukan oleh guru sebelum
melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas.Guru di MTs Futuhiyyah 02 menyusun
langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Perencanaan pembelajaran ini disesuaikan dengan kurikulum yang dianut oleh
Madrasah Tsanawiyah Futuhiyyah 02, yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).64
Perencanaan pembelajaran di MTs Futuhiyyah 02 diwujudkan dalam program
pembelajaran untuk tiap mata pelajaran yang disusun oleh setiap guru mapel masing-masing.
Pihak madrasah hanya memberikan rambu-rambu penyusunan program pembelajaran berupa
jam pelajaran untuk tiap mapel per minggu, format program tahunan, format pengembangan
program semester, SK & KD, format penyusunan silabus dan RPP. Dalam konteks ini, tiap
guru diharuskan mampu menjabarkan seluruh SK & KD ke dalam program pembelajaran dan
dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran yang disusun pihak madrasah.
Penyusunan perencanaan pembelajaran di MTs Futuhiyyah 02 untuk mata pelajaran
Aqidah Akhlaq dilakukan oleh guru Aqidah Akhlaq yang kemudian disahkan oleh Kepala
Madrasah. Perencanaan tersebut mencakup penyusunan program tahunan, program semester,
silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).65
Perencanaan pembelajaran yang pertama adalah pembuatan program tahunan. Program
tahunan berisi tentang identitas pelajaran, kompetensi dasar, dan alokasi waktu dalam jangka
waktu satu tahun ajaran.Program tahunan untuk mata pelajaran Aqidah Akhlaq kelas VIII
untuk semester 1 standar kompetensi meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah SWT

64
Wawancara dengan H. Kholid S.H.,M.H (kepala MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 23 Januari 2012 di
kantor MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
65
Wawancara dengan Syafa’atun S. Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 17 Januari
2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
terdiri dari 6 alokasi waktu, standar kompetensi menerapkan akhlaq terpuji kepada diri sendiri
terdiri dari 12 alokasi waktu, dan standar kompetensi menghindari akhlaq tercela kepada diri
sendiri terdiri dari 12 alokasi waktu.66
Sedangkan untuk semester dua standar kompetensi meningkatkan keimanan kepada
Rasul Allah terdiri dari 6 alokasi waktu, standar kompetensi memahami mu’jizat dan kejadian
luar biasa lainnya (karamah, maunah, dan irhash) terdiri dari 8 alokasi waktu, standar
kompetensi menerapkan akhlaq terpuji kepada sesama terdiri dari 12 alokasi waktu, standar
kompetensi menghindari akhlaq tercela kepada sesama terdiri dari 12 alokasi waktu. Jadi dalam
tahun ajaran 2011/2012 terdiri 68 alokasi waktu.
Contoh format Program Tahunan adalah sebagai berikut:67
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak
Satuan Pendidikan : Madrasah TsanawiyahFutuhiyyah
2 Tahun Pelajaran : 2011/2012
Kelas/Semester : VIII ½

Tabel. 3
A
Kete
Standar Kompetensi lokasi
mt o rangan
waktu

Akidah
Meningkatkan keimanan 6
kepada kitab-kitab Allah SWT

Akhlak
1
. Menerapkan akhlak terpuji
2
kepada diri sendiri

Menghindari akhlak tercela 1


kepada diri sendiri 2
JUMLAH 3

66
Wawancara dengan Syafa’atun S. Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 17 Januari
2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
67
Dokumentasi perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Fituhiyyah 02 Mranggen
0
Akidah
Meningkatkan keimanan kepada 6
Rasul Allah
Memahami mukjizat dan
kejadian luar biasa lainnya 8
(karamah,
ma’unah, dan irhash)
Akhlak
1
Menerapkan akhlak terpuji
2
kepada sesama
Menghindari akhlak tercela 1
kepada sesama 2
3
JUMLAH 8

Program pembelajaran yang kedua adalah pembuatan program semester. Program


semester berisikan garis-garis besar mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan guru
Aqidah Akhlaq dalam jangka waktu satu semester, meliputi: identitas pelajaran, standar
kompetensi, kompetensi dasar, alokasi waktu, bulan dan pekan pelaksanaan.68
Untuk semester pertama standar kompetensi: Menerapkan akhlaq terpuji pada diri
sendiri, kompetensi dasar menjelaskan pengertian dan pentingnya tawakkal, ikhtiyar, sabar,
syukur, dan qana’ah terdiri dari 4 alokasi waktu pada bulan September pekan ke 2, dan 3.
Kompetensi dasar mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perilaku tawakkal, ikhtiyar,
sabar, syukur, dan qana’ah terdiri dari 2 alokasi waktu pada bulan Oktober pekan ke 1.
Kompetensi dasar menunjukkan nilai-nilai positif dari tawakkal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan
qana’ah dalam fenomena kehidupan terdiri dari 2 alokasi waktu pada bulan Oktober pekan ke
2. Menampilkan perilaku tawakkal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qana’ah terdiri dari 2 alokasi
waktu pada bulan Oktober pekan ke 3.69
Contoh format program semester adalah sebagai berikut:70
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak
Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Futuhiyyah
02 Tahun Pelajaran : 2011/2012
Kelas :Delapan(VIII)
Semester : 1 ( Satu )
Tabel. 4
Standar BULAN

68
Wawancara dengan Syafa’atun S. Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 24 Januari 2012
di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
69
Wawancara dengan Syafa’atun S. Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 24 Januari 2012
di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
70
Dokumentasi perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Fituhiyyah 02 Mranggen
Kompetensi/ lok
Kompet asi
ensi
Dasar akt
u
Akhlak
2. Menerapkan
akhlak terpuji
kepada diri
sendiri
2.1. Menjelaskan
pengertian
dan
pentingnya
tawakkal,
ikhtiyaar,
shabar,
syukuur dan
qana’ah
2.2. Mengidentifik
asi bentuk
dan contoh-
contoh
perilaku
tawakkal,
ikhtiyaar,
shabar,
syukuur dan
qana’ah
2.3. Menunjukkan
nilai-nilai
positif dari
tawakkal,
ikhtiyaar,
shabar,
syukuur dan
qana’ah
dalam
fenomena
kehidupan
2.4. Menampilkan
perilaku
tawakkal,
ikhtiyaar,
shabar,
syukuur dan
qana’ah
Program pembelajaran yang ketiga adalah silabus. Dalam merencanakan pembelajaran,
guru Aqidah Akhlaq menyusun silabus yang disesuaikan dengan silabus yang dikeluarkan oleh
Departemen Agama yang dikembangkan dengan keadaan dan kebutuhan madrasah dan
kemudian diperinci dengan RPP untuk setiap pertemuan.71
Silabus yang disusun oleh guru Aqidah Akhlaq mencakup: identitas pelajaran, standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, teknik
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Contoh format silabus sebagaimana terlampir.72
Program perencanaan yang keempat adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).RPP merupakan persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum mengajar untuk satu kali
pertemuan. RPP berfungsi sebagai acuan guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
RPPyang dibuat guru Aqidah Akhlaq meliputi: identitas mata pelajaran, standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran,
langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber pembelajaran, dan penilaian.
Langkah-langkah penyusunan RPP oleh guru Aqidah Akhlaq di Madrasah
TsanawiyahFutuhiyyah 02:73
1. Mencantumkan Identitas Pelajaran: nama sekolah yaitu MTs Futuhiyyah 02, mata pelajaran
Aqidah Akhlaq, kelas VIII/semester 1, dan alokasi waktu 40 menit untuk satu kali pertemuan.
2. Mencantumkan Standar Kompetensi,
3. Mencantumkan Kompetensi Dasar
4. Mencantumkan Indikator Pencapaian Kompetensi
5. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang
ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
6. Mencantumkan materi pembelajaran.
Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada di dalam
silabus.

71
Wawancara dengan H. Kholid S.H.,M.H (kepala MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 23 Januari 2012 di
kantor MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
72
Dokumentasi perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02
73
Wawancara dengan Syafa’atunS.Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 23 Januari
2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
7. Mencantumkan metode pembelajaran.
Guru menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang disampaikan.
8. Mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Langkah-langkahkegiatanpembelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah
Futuhiyyah 02 meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
9. Mencantumkan sumber belajar.
Sumber belajar mencakup sumberrujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan
bahan. Sumber pembelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah TsanawiyahFutuhiyyah 02 adalah
buku paket Aqidah Akhlaq kelas VIII penerbit Toha Putra Semarang.
10. Mencantumkan penilaian.
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai
untuk mengumpulkan data. Jenis penilaian dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah
TsanawiyahFutuhiyyah 02 terdiri dari tes tulis, bentuk penilaiannya berupa uraian dan
penugasan.
Contoh format RPP sebagaimana terkampir.74
Dalam perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk akhlaqul karimah
pada siswa di MTs Futuhiyyah 02, Kepala madrasah melakukan pengembangan dan pelatihan
guru-guru khususnya guru Aqidah Akhlaq melalui kegiatan yang diadakan oleh berbagai pihak
seperti MGMP agar guru lebih kreatif untuk mengelola pembelajaran sehingga siswa akan lebih
senang mengikuti pembelajaran Aqidah Akhlaq. Pembelajaran yang menyenangkan akan
menjadikan siswa lebih semangat untuk mengikuti, guru akan lebih mudah untuk
menyampaikan materi. Agar materi yang disampaikan dapat diterapkan siswa dalam kehidupan
sehari-hari, guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah merencanakan metode-metode yang akan
digunakan yaitu ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan, keteladanan, dan pembiasaan.
Selain itu kepala madrasah juga selalu menghimbau kepada para guru dan karyawan untuk
selalu berkata sopan dan berperilaku mulia baik terhadap siswa, sesama guru, maupun dengan
pimpinan. Agar apa yang dilakukan guru dan karyawan tersebut dapat ditiru oleh siswa
sehingga dapat membudaya menjadi kebiasaan dalam kehidupan siswa sehari-hari. 75 Guru
sebagai suri teladan bagi siswanya berusaha memberi contoh perilaku yang baik dengan

74
Dokumentasi perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Fituhiyyah 02Mranggen
75
Wawancara dengan H. Kholid S.H.,M.H (kepala MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 25 Januari 2012 di
kantor MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
membiasakan datang ke sekolah sebelum jam 07.00 dan mengikuti upacara setiap hari senin
atau hari-hari peringatan nasional, guru selalu tampil bersih dan rapi ketika mengajar, guru juga
menyuruh siswa membuang sampah pada tempatnya, guru berbicara sopan siswanya, guru
menjaga hubungan baik dengan sesama (saling menghargai pendapat), guru berbicara jujur,
guru melaksanakan solat duha ketika istirahat.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Membentuk Akhlaqul Karimah
Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya pembelajaran dikelas
yang merupakan inti dari proses pendidikan di sekolah yakni proses interaksi guru dengan
siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran pada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam rangka implementasi KTSP, para guru dituntut kreatif dalam
pembelajaran. Para guru di MTs Futuhiyyah 02 diberi kebebasan untuk mengembangkan proses
pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan kondisi siswa. Karena kreativitas masing-masing
guru berbeda dimungkinkan hasil pembelajaran pun berbeda, akan tetapi melalui MGMP
masing-masing guru tidak dilarang untuk menyamakan kreativitasnya.
Pelaksanaaan pembelajaran Aqidah Akhlaq kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02
dilaksanakan dua kali dalam seminggu, yaitu hari Selasa jam ketiga yaitu mulai pukul 08.20
sampai 09.00dan hari Rabu jam pertama yaitu mulai pukul 07.00 sampai 07.40 dengan alokasi
waktu 40menit untuk satu kali pertemuan. 76 Dalam melaksanakan pembelajaran, guru
menyajikan materi secara sistematis sesuai dengan silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq terdiri dari
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan awal
Dalam mengawali proses pembelajaran, guru memerintahkan siswa berdo’a dan
membaca asmaulhusna secara bersama-sama. Guru mempersiapkan siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran yang akan dilaksanakan dilanjutkan dengan memberi motivasi pada siswa.
Kemudian guru mengadakan apersepsi tentang materi yang telah disampaikan pada waktu yang
terdahulu. Dalam apersepsi tiap guru berbeda-beda dalam mempersiapkan siswa terhadap
pembelajaran yang akan dilaksanakan.Pada guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 dalam
apersepsi mencoba mengingatkan siswa tentang materi yang telah diajarkan dan dilanjutkan
dengan pengenalan materi yang akan dipelajari dan menghubungkan kegunaan materi dengan
kehidupan nyata siswa. Kemudian guru memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka pada siswa

76
Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhkaq di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen pada tanggal 24
Januari 2012 dikelas VIII A
tentang materi yang akan dibahas.77 Kadang apersepsi dilakukan dengan membahas PR yang
telah diberikan oleh guru. Kegiatan ini berlangsung 5-10 menit. Tujuan kegiatan ini sebagai
pemanasan dan untuk mengingatkan kembali pelajaran yang telah lalu dan menggali lagi
pengetahuan yang telah dimiliki siswa sehingga guru dapat mengetahui harus memulai
pembelajaran dari mana.
b. Kegiatan Inti
Dalam mengelola kelasnya, guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 mengatur tempat
duduk dengan format berjajar atau berbaris.78 Ini bukan karena guru Aqidah Akhlaq mengatur
seperti itu tapi karena memang dari pihak sekolah menata meja dan bangku belajar dengan
format yang sama karena sempitnya ruangan kelas. Dalam mengelola meja dan bangku tidak
bisa bervariasi, misalnya apabila guru ingin mengubah format meja dan bangku yang
membentuk huruf U, ini sulit dilakukan karena terbatas oleh waktu. Waktu untuk mengajar akan
habis hanya untuk menata meja dan bangku. Selain itu kelas tersebut tidak hanya digunakan
untuk pembelajaran Aqidah Akhlaq tapi juga untuk kegiatan belajar mengajar mata pelajaran
yang lain.
Untuk menciptakan suasana yang kondusif saat pelajaran berlangsung, guru Aqidah
Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 selalu memantau siswa-siswanya. Bila ada siswa yang mengantuk
langsung ditegur, kemudian disuruh keluar untuk cuci muka. Bila ada siswa yang mengobrol
sendiri satu atau dua kali ketika diterangkan, hanya ditegur tapi bila sudah sampai tiga kali tegur,
siswa disuruh maju ke depan kelas untuk menerangkan, menggantikan guru mengajar.79
Metode yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02
adalah kombinasi antara metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. 80 Pemilihan metode ini
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.Metode pembelajaran sangat
membantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa sehingga proses belajar mengajar
dapat berjalan dengan efektif, dan tercipta suasana belajar yang hidup dan menyenangkan.
Adapun metode yang digunakan guru Aqidah Akhlaq di Madrasah TsanawiyahFutuhiyah 02
adalah:
1) Metode ceramah

77
Wawancara dengan Syafa’atun S. Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 31 Januari
2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
78
Observasi pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq pada tanggal 24 Januari 2012 diruang kelas VIII A.
79
Observasi pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq pada tanggal 31 Januari 2012 diruang kelas VIII A.
80
Wawancara dengan Syafa’atunS.Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 1 Februari
2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
Metode ceramah digunakan oleh guru Aqidah Akhlaq dalam menerangkan materi
pelajaran yang disampaikan dengan jalan menerangkan dan menuturkan secara lisan,siswa
mendengarkan keterangan yang disampaikan oleh guru dan mencatat keterangan guru yang
dianggap penting. Metode ceramah diterapkan oleh guru Aqidah Akhlaq untuk semua materi
pembelajaran karena guru perlu menyampaikan materi dengan menjelaskan menggunakan
lisan supaya siswa mengerti dan faham materi yang diberikan. Berdasarkan observasi
dikelas, guru menggunakan metode ceramah pada materi keimanan kepada Rasul Allah,
memahami mu’jizat dan kejadian luar biasa lainnya (karamah, ma’unah, irhash) mulai dari
awal kegiatan, inti pembelajaran, sampai menjelang pelajaran habis.Sedangkan pada akhir
penyampaian materi pelajaran guru dapat memberikan dan mengambil kesimpulan. 81
Dengan metode ceramah menjadikan siswa paham dengan materi yang telah disampaikan
oleh guru, sehingga siswa akan mengingat dan selanjutnya akan diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari terutama yang berkaitan dengan perilaku terpuji.
2) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab ini digunakan oleh guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02
setelah metode ceramah. Setelah guru menyampaikan materi pelajaran, guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Metode tanya jawab dapat membangkitkan pemikiran
siswa, baik untuk bertanya maupun untuk menjawab pertanyaan sehingga proses belajar
mengajar lebih dialogis, tercipta suasana belajar yang menyenangkan, tidak kaku dan
membosankan. Metode ini digunakan agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran
sehingga proses pembelajaran tidak bersifat satu arah, melainkan ada feedback (umpan
balik) dengan siswa. Berdasarkan observasi dikelas, pada materi meningkatkan keimanan
kepada Rasul Allah metode tanya jawab ini digunakan sebelum pelajaran berakhir. 82 Siswa
diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang telah disampaikan menjadikan siswa
yang belum tahu menjadi tahu. Setelah tahu, siswa akan dapat membedakan mana yang baik
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan mana yang harus dihindari.

3) Metode Penugasan
Metode penugasan adalah guru memberikan tugas tertentu kepada siswa agar siswa
melakukan kegiatan belajar. Guru Aqidah Akhlaq memberikan tugas untuk mencari tahu
tentang mu’jizat yang dimiliki oleh para nabi, ditulis dikertas folio, dan dikumpulkan satu

82
Observasi pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq pada tanggal 25 Januari 2012 diruang kelas VIII A.
minggu kemudian.83 Dengan adanya tugas ini, siswa menjadi rajin belajar dan lebih aktif
untuk mencari tahu. Setelah tugas dikumpulkan, guru Aqidah Akhlaq memberi penjelasan
bahwa para nabi itu memiliki mu’jizatnya masing-masing. Dengan adanya mu’jizat,
menandakan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang menjadikan siswa akan semakin
meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.
4) Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan salah satu cara yang digunakan guru Aqidah Akhlaq di
MTs Futuhiyyah 02 mengupayakan pemecahan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau
lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.
Untuk mendapatkan hal yang disepakati, tentunya masing-masing kelompok menghilangkan
subjektifitas dan emosionalitas yang akan mengurangi bobot fikir dan pertimbangan akal
yang semestinya. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, satu kelompok terdiri dari 8
anak (1 sebagai ketua dan yang 7 menjadi anggota kelompok). Guru memberi tugas untuk
berdiskusi mencari 3 contoh perilaku terpuji beserta alasannya. Masing-masing ketua
kelompok membacakan hasil diskusi. Guru memberi penjelasan mengenai hasil diskusi
semua kelompok, membenarkan bila ada yang kurang benar, dan memberi penghargaan bagi
kelompok diskusi yang paling benar dan paling bagus.84 Dengan metode tersebut menjadikan
semua siswa didalam kelas aktif untuk mengemukakan pendapatnya dan semakin
termotivasi untuk menjadi yang lebih baik diantara kelompok diskusi yang lain.
5) Metode Keteladanan
Metode keteladanan adalah menjadikan semua guru, petugas sekolah, dan kepala
sekolah yang ada di MTs Futuhiyyah 02 sebagai figur yang baik untuk ditiru. Dengan
keteladanan yang baik dari seorang guru akan mampu membangkitkan motivasi dari anak
didiknya untuk meniru apa yang telah dilihat dari gurunya baik dari segi bicara maupun
sikap. Guru memberikan teladan pada para siswa mengenai akhlaq yang baik dalam
hubungan dengan Allah SWT, dengan alam semesta dan dengan lingkungan sosial. Upaya
guru dalam memberikan keteladanan tercermin dari sikap, perkataan, dan perbuatan seorang
guru.
Dalammenciptakan suasana yang kondusif bagi terlaksananya pembelajaran Aqidah
Akhlaq dalam membentuk kepribadian terpuji, maka seluruh unsur sekolah harus memberi
teladan yang baik. Guru, kepala sekolah, maupun tenaga administrasi sekolah sebagai suri

84
Wawancara dengan Syafa’atunS.Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 1 Februari
2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
teladan bagi siswa disekolah harus berperan aktif mengembangkan nilai-nilai budi pekerti
dan harus saling bekerjasama dalam membimbing siswa agar dapat konsisten mengamalkan
perilaku-perilaku terpuji.Guru masuk ruang kelas mengucapkan salam dan mendahulukan
kaki kanan, berkata sopan kepada anak didik, kepada sesama guru, maupun kepada
pimpinan atau orang yang lebih tinggi ilmunya.85 Tingkah laku yang dimunculkan oleh guru
sebagai model itu mencerminkan suatu sikap dan sikap itulah yang akhirnya ditiru oleh
siswa.
6) Metode Pembiasaan
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membiasakan sikap dan perilaku yang
sesuai dengan ajaran Islam dan budaya bangsa dalam kehidupan sehari-hari. Pembiasaan ini
sangat penting karena dengan pembiasaan yang menjadikan suatu aktivitas akan menjadi
milik anak dikemudian hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk suatu sosok manusia
yang berkepribadian yang baik pula. Sebaliknya, pembiasaan yang buruk akan membentuk
sosok manusia yang berkepribadian yang buruk pula. Menanamkan kebiasaan yang baik
memang tidak mudah dan memakan waktu yang lama. Sesuatu yang sudah menjadi
kebiasaan sukar untuk mengubahnya maka dari itu sejak dini siswa di MTs Futuhiyyah 02
diajari untuk menanamkan pembiasaan-pembiasaaan yang baik. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya. Berdoa
sebelum dan sesudah kegiatan, mengucapkan salam apabila bertemu dengan orang lain,
membersihkan kelas, membuang sampah pada tempatnya, serta belajar secara rutin dan
rajin.86
Media yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 adalah
media visual, media yang hanya dapat dilihat, seperti: white board, spidol, potongan-potongan
kertas, dan gambar-gambar. Untuk media audio-visual seperti LCD atau proyektor sebenarnya
sudah ada diruang multimedia, hanya saja belum pernah digunakan dalam pembelajaran Aqidah
Akhlaq.87
Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq adalah buku
Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlaq kelas VIII oleh Drs. H Masan AF. MP d. Penggunaan

85
Observasi pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq pada tanggal 25 Januari 2012 diruang kelas VIII A.
86
Wawancara dengan Syafa’atun S. Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 1 Februari
2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
87
Wawancara dengan Syafa’atun S. Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 7 Febuari
2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai sumber pembelajaran hanya untuk pelajaran-pelajaran
umum, sedangkan untuk pelajaran agama khususnya Aqidah Akhlaq belum menggunakan.88
c. Kegiatan Akhir
Kegiatan penutup dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlaq pada intinya adalah
mengevaluasi proses pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Ada dua macam kegiatan yang
dilakukan oleh guru Aqidah Akhlaq di Mts Futuhiyyah 02 yaitu memerintahkan siswa untuk
mencatat kesimpulan materi yang diajarkan dan memberikan pertanyaan-pertanyaan atau tugas
tertentu untuk mengetahui sejauh mana daya serap siswa yang baru saja diajarkan.
3. Penilaian Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Membentuk Akhlaqul Karimah
Penilaian yang dilakukan guru Aqidah Akhlaq dalam membentuk akhlaqul karimah di
MTs Futuhiyyah 02 meliputi tiga aspek, yaitu:89
a. Kognitif, berkenaan dengan kemampuan dan kecakapan-kecakapan intelektual berfikir. Kognitif
merupakan keberhasilan belajar yang di ukur oleh taraf penguasaan intelektual. Keberhasilan ini
biasanya dilihat dengan bertambahnya pengetahuan siswa.
Bentuk penilaiannya yang pertama tes harian, dilakukan secara periodik pada akhir
pengembangan kompetensi untuk mengungkapkan penguasaan kognitif siswa. Ulangan harian
biasanya dilaksanakan setelah pembelajaran satu SK atau KD selesai sesuai dengan program
semester yang ditetapkan guru. Bentuk penilaian yang kedua adalah tes tengah semester (TTS),
digunakan untuk menilai penguasaan kompetensi pada pertengahan program semester.
Bentuk penilaian yang ketiga adalah tes akhir semester (TAS), digunakan untuk menilai
penguasaan kompetensi pada akhir program semester. Bentuk penilaian yang terakhir adalah tes
kenaikan kelas, digunakan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam menguasai materi pada
mata pelajaran Aqidah Akhlaq satu tahun ajaran.
Rumus : NR=2RUH+NMS+2NS
5
Keterangan:90
NR = Nilai Raport
RUH = Rata-rata Ulangan Harian
NMS = Nilai Mid Semester
NS = Nilai Semester

88
Wawancara dengan H. Kholid S.H.,M.H (kepala MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 7 Februari 2012 di
kantor MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
89
Wawancara dengan Syafa’atun S. Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 14 Februari
2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
90
Dokumentasi penilaian pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
Tabel. 5
Daftar Nilai Pelajaran Aqidah Akhlak Semester 1
Kelas VIII A
NUH NR=2RUH+NM
NAMA S+2NS
O MS S
UH 5
Afifatul. 78
U 0 0 0 0 0
AiniMar 90
’atul 0 9 4,5 0 0
Atinanur 79
ul. A 0 7 8,5 5 0
Dwi 87
Mawaryani 0 1 0,5 5 5
Dwi 91
Refiana 5 2 8,5 5 5
Dzikria 82
Sari. P 0 3 6,5 0 5
EstiRoc 83
hana 0 3 6,5 5 5
Fikriatul 83
Ulya 5 1 3 5 5
FinaMal 91
ikhatul 5 1 3 5 5
Fiqhiatu 91
0 l. M 0 7 8,5 5 0
FitriaNu 87
1 raini 0 9 9,5 5 0
Henna 89
2 Fauzia 5 5 0 5 0
Intan 85
3 Munirotul 5 2 8,5 5 0
Iswatin 82
4 Hasanah 0 9 9,5 0 0
Izzatun 89
5 Nafisah 0 0 0 5 5
Khoirun 90
6 nisa’ 0 1 0,5 0 0
Khoridat 91
7 un. N 0 9 9,5 9 0
Lailatus 89
8 Syarifah 0 9 9,5 5 5
Luklu’il 89
9 Maknun 5 9 2 5 5
Mala 89
0 Qingkin 0 9 9,5 5 5
Mufarik 90
1 hatul. U 0 6 8 9 5
NeliMuf 86
2 ida 0 7 8,5 0 5
Novi 87
3 Faikhah. N 0 8 4 5 0
Nur 78
4 Khasanah 0 0 5 0 0
Nur 80
5 Maulidah 0 0 5 0 0
Nurul 86
6 Hikmah 0 9 9,5 0 5
Nurul 90
7 Istiqomah 0 5 7,5 8 5
OchaDe 86
8 a. S 0 4 7 9 5
Rina 84
9 Bela. D 5 4 9,5 0 0
Rizalatu 84
0 n Nisa 0 5 7,5 0 5
Rizki 85
1 Choirul 0 5 7,5 5 0
SabilaRi 85
2 zqi 0 5 7,5 7 5
SalwaFa 85
3 khriya 0 5 7,5 5 0
ShoffiL 85
4 utfiana 0 5 7,5 5 0
ShofiaU 89
5 ly. N 0 9 9,5 5 5
SurtiKh 89
6 ayatul 0 9 9,5 5 5
Syarifiy 87
7 atul. U 0 7 8,5 5 5
Vina 83
8 Auliya 0 3 6,5 5 0
Vina 91
9 Purwanti 5 0 2,5 5 5
Zuyyina 87
0 tin. N 0 7 8,5 5 5

b. Afektif, berkenaan dengan sikap, kemampuan dan penguasaan segi-segi emosional. Afektif
merupakan keberhasilan belajar yang diukur dalam taraf sikap dan nilai. Dalam penilaian afektif,
menurut guru pengampu mapel Aqidah Akhlaq dapat dimulai dengan presensi (kehadiran siswa)
dimana guru harus memilikinya sebagai laporan tiap bulan. Kemudian keaktifan siswa didalam
kelas yang mana pada setiap kali pertemuan seorang siswa langsung dapat terdeteksi
kemampuannya dalam hal penguasaan materi, serta dapat meneladaninya.
Kriteria yang dinilai diantaranya adalah kehadiran, dapat dilihat dari presensi yang
dilakukan guru Aqidah Akhlaq setiap kali mengajar. Kerajinan, dapat dilihat dari keseharian
siswa di kelas.Kedisiplinan, dapat dilihat dari keseharian siswa di kelas. Partisipasi dalam
belajar, dapat dilihat ketika pembelajaran berlangsung.91

91
Observasi pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq pada tanggal 21 Februari 2012 diruang kelas VIII A.
Selain itu guru juga melakukan tes lisan, ketika seluruh materi pelajaran telah selesai, guru
Aqidah Akhlaq mengamati siswa satu per satu dalam melaksanakan atau menjalankan akhlaq
yang terpuji kepada sesama siswa dan guru kemudian diambil nilainya. Hal tersebut sangat baik
untuk dilakukan karena ada tujuan yang ingin didapatkan yaitu untuk membangkitkan budi
pekerti atau akhlaq yang baik pada diri siswa.
Menurut hasil angket yang peneliti lakukan pada siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02
akhlaq siswa masuk dalam kategori terpuji karena dari 20 soal mengenai
kedisiplinan,kebersihan, kesehatan, tanggungjawab, sopan santun, percaya diri, kompetitif,
hubungan sosial, kejujuran, dan pelaksanaan ibadah yang peneliti berikan kepada 38 siswa,
cenderung memilih option a (selalu) dan b (sering).Jawaban A sebanyak 340, jawaban B
sebanyak 252, jawaban C sebanyak 166, dab jawaban D hanya 2.
Grafik Hasil Angket Kepribadian Siswa Kelas VIII A

44.74%
Se
lalu
33.16%
Se
ring
21.84%

Ja
rang

0.26%

A B C D

Kedisiplinan siswa di kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 bagus, dengan indikator datang
ke sekolah tepat waktu dan mematuhi tata tertib sekolah. Kebersihan siswa kelas VIII A di MTs
Futuhiyyah 02 bagus, dengan indikator menjaga kebersihan pribadi mulai dari rambut, kuku,
gigi, badan, dan pakaian serta membuang sampah pada tempatnya. Untuk kesehatan siswa kelas
VIII A di MTs Futuhiyyah 02 bagus, dengan indikator melakukan olahraga setiap pagi dan
makan tepat pada waktunya, tanggung jawab siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 bagus,
dengan indikator mengumpulkan tugas pada waktunya dan berani menanggung resiko dari apa
yang diperbuatnya.92

92
Angket tentang kepribadian siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
Sopan santun siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 bagus, dengan indikator bersikap
hormat kepada guru dan karyawan disekolah dan bertindak sopan dalam perkataan, perbuatan,
dan cara berpakaian. Percaya diri siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 bagus, dengan
indikator berani bertanya dan berpendapat ketika berdiskusi dan lebih mengutamakan usaha
sendiri dari pada menggantungkan bantuan orang lain. Kompetitif siswa kelas VIII A di MTs
Futuhiyyah 02 bagus, dengan indikator setiap malam belajar dan berani bersaing dengan teman-
temannya untuk meraih prestasi.
Hubungan sosial siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 bagus, dengan indikator
menjalin hubungan baik dengan sesama teman, guru, dan karyawan di madrasah serta menolong
teman yang sedang mengalami kesusahan. Kejujuran siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02
bagus, dengan indikator berkata jujur dan tidak menyontek ketika ulangan/ujian. Pelaksanaan
ibadah siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 bagus, dengan indikator salat 5 waktu dengan
berjamaah dan puasa dibulan Ramadhan.93
c. Psikomotorik merupakan keberhasilan belajar dalam bentuk skill atau keterampilan. Ini bisa
dilihat dengan adanya siswa yang mampu mempraktekkan hasil belajarnya dalam bentuk yang
tampak,guru Aqidah Akhlaq memberikan tugas praktek untuk memperagakan perilaku terpuji
dan perilaku tercela. Untuk menilai kemampuan keterampilan siswa, guru Aqidah Akhlaq di
MTs Futuhiyyah 02 menggunakan daftar cek. Penilai hanya mempunyai dua pilihan yaitu baik
dan tidak baik. Siswa mendapat nilai baik bila kriteria penguasaaan tertentu dapat diamati oleh
penilai yaitu mampu memperagakan perilaku terpuji dan perilaku tercela.

B Pembahasan
1. Perencanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Membentuk Akhlaqul Karimah
Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan
dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Untuk
membuat perencanaan pembelajaran yang baik dan dapat menyelenggarakan proses
pembelajaran yang ideal, guru harus mengetahui mengetahui unsur-unsur perencanaan
pembelajaran yang baik, antara lain mengidentifikasi kebutuhan siswa, tujuan yang hendak
dicapai, metode yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan kriteria evaluasi.94
Kerangka perencanaan dan implementasi pembelajaran melibatkan unsur-unsur yang
sangat penting bagi guru dalam mempersiapkan pelaksanaan rencana pembelajaran. Kerangka

94
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung, PT
Remaja Rosdakarya, 2009). hlm. 92
tersebut terdiri dari enam aktivitas.95 Aktivitas yang pertama mendiagnosa kebutuhan peserta
didik, berarti guru Aqidah Akhlaq harus menaruh perhatian khusus terhadap siswa didalam
kelas, antara lain yang berhubungan dengan minat para individu, kebutuhan dan kemampuan
mereka. Disamping itu guru Aqidah Akhlaq juga harus menentukan bahan pelajaran yang
dipilih dan diajarkan kepada siswa. Usaha-usaha tersebut akan membantu guru untuk
melangkah kepada aktivitas berikutnya.
Aktivitas yang kedua adalah memilih isi dan menentukan sasaran. Sasaran pembelajaran
kita melukiskan apa yang sebenarnya diharapkan dari siswa, agar siswa mampu melakukan
sesuatu sesuai dengan urutan pembelajaran. Dengan demikian para guru Aqidah Akhlaq dapat
mengetahui bahwa siswa tersebut telah mempelajari sesuatu di kelas. Dalam hal ini, guru perlu
mempertimbangkan adanya perbedaan individu yang terdapat dalam tersebut selama mengajar.
Aktivitas yang ketiga adalah mengidentifikasi teknik-teknik pembelajaran. Aktivitas ini
dilakukan karena guru telah mengetahui sasaran-sasaran tertentu yang dapat dipergunakan
sebagai basis untuk mengambil suatu keputusan. Guru Aqidah Akhlaq dapat memilih secara
bebas teknik pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan materi yang akan diajarkan. Hal ini
dapat membantu siswa untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditentukan semula.
Aktivitas keempat adalah merumuskan unit-unit dan merencanakan pelajaran. Dalam
aktivitas ini yang paling penting adalah mengorganisasi keputusan-keputusan yang telah
diambil yaitu mengenai siswa secara individu, sasaran-sasaran, dan teknik-teknik pembelajaran
yang dibukukan pada dokumen resmi, sehingga dapat dipergunakan untuk melanjutkan
pembelajaran selanjutnya.
Aktivitas kelima adalah memberikan motivasi dan implementasi program. Pada aktivitas
ini, guru Aqidah Akhlaq mempersiapkan perencanaan pembelajaran secara khusus
berhubungan dengan teknik memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik dari
pelajaran yang diberikan hari itu ke pelajaran pada hari-hari berikutnya. Aktivitas yang terakhir
atau keenam adalah perencanaan yang dipusatkan pada pengukuran dan evaluasi. Aktivitas ini
merupakan pengembangan perencanaan untuk mengadakan tes.
Perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah Futuhiyyah 02 sudah
baik, perencanaan tersebut terdiri dari perencanaan jangka panjang meliputi kalender akademik
yang dibuat oleh kepala sekolah, program tahunan dan program semester yang dibuat oleh
masing-masing guru mata pelajaran dan perencanaan jangka pendek meliputi silabus dan RPP

95
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung, PT
Remaja Rosdakarya, 2009). hlm. 93
yang dibuat oleh guru mata pelajaran untuk satu kali pertemuan. 96 Penyusunan perencanaan
pembelajaran seperti program tahunan dan program semester, silabus dan RPP di MTs
Futuhiyyah 02 untuk mata pelajaran Aqidah Akhlaq dilakukan oleh guru Aqidah Akhlaq yang
kemudian disahkan oleh Kepala Madrasah.
Program tahunan merupakan rencana kegiatan yang berisi tentang identitas pelajaran,
kompetensi dasar, dan alokasi waktu dalam jangka waktu satu tahun ajaran. Program semester
berisikan garis-garis besar mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan guru Aqidah
Akhlaq dalam jangka waktu satu semester, meliputi: identitas pelajaran, standar kompetensi,
kompetensi dasar, alokasi waktu, bulan dan pekan pelaksanaan. Guru Aqidah Akhlaq
menyusun silabus meliputi identitas pelajaran (yang terdiri dari nama madrasah, mata
pelajaran, kelas/semester), standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, teknik penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. RPP
dibuatoleh guru Aqidah Akhlaq dengan menyesuaikan silabusyang telah disusun sebelumnya.
RPP yang dibuat oleh guru Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah Futuhiyyah 02 meliputi:
identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, indikator
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan
pembelajaran, sumber dan alat pembelajaran, dan penilaian.
Dengan begitu dapat diketahui bahwa perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq di
Madrasah Tsanawiyah Futuhiyyah 02 sesuai dengan pendapat Gagne dan Briggs. Gagne dan
Briggs berpendapat rencana pembelajaran yang baik hendaknya mengandung tiga komponen
yang disebut anchor point, yaitu: 1) Tujuan pengajaran, 2) Materi pelajaran/bahan ajar,
pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran, dan kegiatan pembelajaran, 3) Evaluasi
keberhasilan.97
Perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam rangka membentuk kepribadian terpuji
tercermin dalam visi Madrasah Tsanawiyah Futuhiyyah 02 yaitu: Meningkatnya sumberdaya
manusia yang islami dan berbudi menuju terwujudnya generasi yang berwawasan luas, mampu
berkompetisi dan berakhlaq karimah. Perencanaan dalammembentuk kepribadian terpuji siswa
di Madrasah Tsanawiyah Futuhiyyah 02 masih kurang. Guru Aqidah Akhlaq tidak membuat
perencanaan secara khusus mengenai perilaku-perilaku apa saja yang harus dimiliki siswa.
Guru Aqidah Akhlaq lebih condong ke materi atau aspek kognitifnya dari pada aspek afektif
dan psikomotoriknya. Tapi dalam pelaksanaan pembelajaran, guru Aqidah Akhlaq selalu

96
Dokumentasi Perencanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02
97
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,hlm. 96
menghimbau siswa untuk menerapkan apa yang telah disampaikan dalam kehidupan sehari-
hari dan berperilaku terpuji.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Membentuk Akhlaqul Karimah
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari perencanaan yang telah dibuat.
Pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq Madrasah Tsanawiyah Futuhiyyah 02 terdiri dari
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.Dalam kegiatan awal, guru mengawali
proses pembelajaran dengan memerintahkan siswa berdo’a dan membaca asmaulhusna secara
bersama-sama. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan siswa tentang
materi yang telah diajarkan dan dilanjutkan dengan pengenalan materi yang akan dipelajari.
Dalam kegiatan inti, guru mengelola kelasnya kurang bervariasi. Guru Aqidah Akhlaq
di MTs Futuhiyyah 02 mengatur tempat duduk dengan format berjajar atau berbaris.
Seharusnya format tempat duduk siswa diubah agar siswa tidak jenuh dan bosan dalam
mengikuti pembelajaran. Dalam mengatur suasana belajar sudah baik, guru Aqidah Akhlaq
selalu memantau siswa ketika proses belajar sedang berlangsung. Bila ada siswa yang tidak
memperhatikan atau bicara sendiri dengan teman sebangkunya, guru Aqidah Akhlaq langsung
menegur.98 Hal itu dilakukan agar menjadi peringatan bagi siswa tersebut untuk tidak
mengulangi lagi dan peringatan bagi siswa yang lain untuk tidak meniru.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02
sudah bervariasi. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab,
penugasan dan diskusi. Namun dalam pelaksanaan pembelajaran,metode yang sering
digunakan adalah metode ceramah. Seharusnya untuk metode-metode yang lain seperti tanya
jawab, penugasan, dan diskusi dikombinasikan dan lebih sering diterapkan dalam pembelajaran
Aqidah Akhlaq agar siswa tidak merasa bosan untuk mengikuti pembelajaran. 99 Metode diskusi
kurang maksimal untuk diterapkan dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq karena terbatasnya
waktu pembelajaran.
Selain metode-metode diatas, guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 dalam
membentuk kepribadian terpuji pada siswa menggunakan beberapa metode yaitu keteladanan
dan pembiasaan. Sebagai suri tauladan, guru Aqidah Akhlaq selalu berbicara dan berperilaku
sopan kepada siswa, sesama guru, maupun kepala madrasah. Keteladanan dapat dilakukan
setiap saat dan setiap waktu. Keteladanan lebih mengutamakan aspek perilaku dalam bentuk
tindakan nyata daripada sekedar berbicara tanpa aksi, jadi antara ucapan dengan perbuatan itu

99
Wawancara dengan SoffiLutfiana (siswa kelas VIII A MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 8 Februari 2012 di
ruang kelas.
harus sama.Untuk itu guru Aqidah Akhlaq selalu memberikan teladan yang baik dalam
tindakan nyata, bukan hanya dalam bentuk nasehat agar siswa dapat mencontoh dan
menerapkan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Akhlaq mulia juga akan terbentuk melalui pembiasaan yang baik. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya. Berdoa sebelum
dan sesudah kegiatan, mengucapkan salam apabila bertemu dengan orang lain, membersihkan
kelas, membuang sampah pada tempatnya, serta belajar secara rutin dan rajin. Dengan
pembiasaan yang dilakukan sehari-hari akan menetap didalam diri siswa untuk memiliki akhlaq
yang mulia.
Media pembelajaran yang digunakan oleh guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02
kurang bervariasi. Media yang digunakan hanya white board, spidol, gambar-gambar, dan
potongan-potongan kertas. Semakin banyak dan semakin canggih media yang digunakan akan
semakin memudahkan guru dalam menyampaikan materi. Jadi diperlukan media yang lain
seperti LCD/proyektor untuk menunjang pembelajaran Aqidah Akhlaq di di MTs Futuhiyyah
02 agar proses belajar mengajar lebih menyenangkan.
Sumber belajar yang digunakan oleh guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 kurang
bervariasi. Sumber yang digunakan hanya buku paket pendidikan Agama Islam Aqidah
Akhlaq. Sumber belajar tidak hanya dalam bentuk buku paket tapi juga bisa didapat dari
internet, LKS, dan dari buku-buku lain. Seharusnya guru Aqidah Akhlaq lebih kreatif untuk
mencari sumber belajar agar menambah pengetahuan.Semakin banyak sumber belajar yang
digunakan, guru akan semakin menguasai materi.
Dalam kegiatan akhir, guru mengevaluasi proses pembelajaran yang baru saja
dilaksanakan. Guru Aqidah Akhlaq memerintahkan siswa untuk mencatat kesimpulan materi
yang diajarkan dan memberikan pertanyaan-pertanyaan atau tugas tertentu untuk mengetahui
sejauh mana daya serap siswa yang baru saja diajarkan.

3. Penilaian Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Membentuk Akhlaqul Karimah


Penilaian merupakan proses untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan prestasi,
dan kinerja siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. 100 Penilaian dalam
KTSP, penilaian yang berbasis kompetensi yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang
dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik dalam proses

100
Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah, hal. 3
pembelajaran tertentu yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap. 101Penilaian dilakukan
selama proses pembelajaran dan akhir pembelajaran. Fokus penilaian adalah keberhasilan belajar
siswa dalam mencapai standar kompetensi lulusan.
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Aqidah-Akhlaq:
1. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan terhadap rukun iman melalui pembuktian dengan
dalil naqli dan aqli, serta pemahaman dan penghayatan terhadap al-Asma’ al-Husna dengan
menunjukkan ciri-ciri/tanda-tanda perilaku seseorang dalam fenomena kehidupan dan
pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari
2. Membiasakan akhlak terpuji seperti ikhlas, taat, khauf, taubat, tawakkal, ikhtiyar, sabar, syukur,
qana’ah, tawadlu’, husnudzon, tasamuh, ta’awun, berilmu, kreatif, produktif dan pergaulan
remaja, serta menghindari akhlak tercela seperti riya, nifaq, ananiah, putus asa, ghadlab, tamak,
takabbur, hasad, dendam, ghibah, fitnah dan namimah
Dalam aspek kognitif yang berkenaan dengan pengetahuan, guru melakukan penilaian
berupa tes harian, tes tengah semester, tes akhir semester, dan tes kenaikan kelas. 102 Dalam aspek
afektif yang berkenaan dengan sikap, guru melakukan penilaian terhadap kehadiran, kerajinan,
kedisiplinan, dan partisipasi siswa dalam belajar. Guru Aqidah Akhlaq juga mengamati siswa
satu per satu dalam melaksanakan atau menjalankan perilaku terpuji baik kepada sesama siswa,
guru, maupun karyawan yang ada dimadrasah kemudian diambil nilainya. Afektif berhubungan
dengan nilai (value) yang sulit diukur, oleh karena menyangkut kesadaran seseorang yang
tumbuh dari dalam.
Dalam batas tertentu memang afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral, akan tetapi
penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan membutuhkan
ketelitian dan observasi yang terus menerus. Hal ini tidak mudah untuk dilakukan, apalagi
menilai perubahan sikap sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru disekolah.
Kita tidak bisa menyimpulkan bahwa sikap anak itu baik sebagai akibat dari proses pembelajaran
yang dilakukan guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga dan
lingkungan sekitar.
Dalam proses pembelajaran disekolah, baik disadari maupun tidak, guru dapat
menanamkan sikap tertentu kepada siswa melalui proses pembiasaan. Misalnya siswa yang
setiap kali menerima perlakuan yang tidak mengenakkan dari guru sehingga menyinggung
perasaan siswa, maka lama kelamaan akan timbul rasa benci dari anak tersebut dan perlahan-

102
Wawancara dengan Syafa’atun S. Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 14 Februari
2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
lahan siswa akan mengalihkan rasa bencinya bukan hanya kepada guru tersebut tapi juga kepada
mata pelajaran yang diasuhnya.
Dalam aspek psikomotorik yang berkenaan dengan ketrampilan, guru Aqidah Akhlaq
melakukan penilaian dengan memberikan tugas praktek memperagakan perilaku terpuji dan
perilaku tercela. Dalam mempraktekkan perilaku terpuji dan perilaku tercela menjadikan siswa
tahu perilaku-perilaku mana yang harus diterapkan dalam sehari-hari dan perilaku mana yang
harus dihindari. Guru menjelaskan manfaat berperilaku terpuji baik kepada diri sendiri, sesama
manusia, maupun lingkungan sekitar yaitu dekat dengan Allah SWT, disayang semua orang, dan
punya banyak teman.
Dengan demikian penilaian yang dilakukan oleh guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah
02 sudah bagus sesuai dengan anjuran penilaian dalam KTSP karena penilaian pembelajaran
Aqidah Akhlaq meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
BAB V
PENUTU
P

A Kesimpulan
1. Perencanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Membentuk Akhlaqul Karimah
Perencanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 mencakup program
tahunan, program semester, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam
perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk akhlakul karimah pada siswa di
MTs Futuhiyyah 02,Kepala madrasah melakukan pengembangan dan pelatihan guru-guru
khususnya guru Aqidah Akhlaq melalui kegiatan yang diadakan oleh berbagai pihak seperti
MGMP agar guru lebih kreatif untuk mengelola pembelajaran sehingga siswa akan lebih senang
mengikuti pembelajaran Aqidah Akhlaq. Pembelajaran yang menyenangkan akan menjadikan
siswa lebih semangat untuk mengikuti, guru akan lebih mudah untuk menyampaikan materi.
Agar materi yang disampaikan dapat diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari, guru
Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah merencanakan metode-metode yang akan digunakan yaitu
ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan, keteladanan, dan pembiasaan. Selain itu kepala
madrasah juga selalu menghimbau kepada para guru dan karyawan untuk selalu berkata sopan
dan berperilaku mulia baik terhadap siswa, sesama guru, maupun dengan pimpinan. Agar apa
yang dilakukan guru dan karyawan tersebut dapat ditiru oleh siswa sehingga dapat membudaya
menjadi kebiasaan dalam kehidupan siswa sehari-hari.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Membentuk Akhlaqul Karimah
Dalam pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab, penugasan, dan
diskusi. Dengan metode ceramah menjadikan siswa paham dengan materi yang telah
disampaikan oleh guru, sehingga siswa akan mengingat dan selanjutnya akan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari terutama yang berkaitan dengan perilaku terpuji. Dengan metode tanya
jawab, siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang telah disampaikan
menjadikan siswa yang belum tahu menjadi tahu. Setelah tahu, siswa akan dapat membedakan
mana yang baik untuk diterapkan dan mana yang harus dihindari.
Dengan adanya metode penugasan, siswa menjadi rajin belajar dan lebih aktif untuk
mencari tahu tentang materi Aqidah Akhlaq. Dengan metode tersebut menjadikan semua siswa
didalam kelas aktif untuk mengemukakan pendapatnya dan semakin termotivasi untuk menjadi
yang lebih baik diantara kelompok diskusi yang lain. Selain itu dalam membentuk kepribadian
terpuji, guru juga memberi keteladanan dan pembiasaan yang baik kepada siswa. Dengan
keteladanan yang baik dari seorang guru akan mampu membangkitkan motivasi dari anak
didiknya untuk meniru apa yang telah dilihat dari gurunya baik dari segi bicara maupun sikap.
Guru memberikan teladan pada para siswa mengenai akhlaq yang baik dalam hubungan dengan
Allah SWT, dengan alam semesta dan dengan lingkungan sosial. Upaya guru dalam
memberikan keteladanan tercermin dari sikap, perkataan, dan perbuatan seorang guru.
Keteladanan dari guru itu harus dibiasakan untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembiasaan sangat penting dilakukan karena dengan pembiasaan menjadikan suatu aktivitas
akan menjadi milik siswa dikemudian hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk suatu sosok
manusia yang berkepribadian yang baik pula.
3. Penilaian Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Membentuk Akhlaqul Karimah
Penilaian yang dilakukan guru Aqidah Akhlaq dalam membentuk kepribadian terpuji di
MTs Futuhiyyah 02 meliputi tiga aspek, yaitu:
a. Kognitif, berkenaan dengan kemampuan dan kecakapan-kecakapan intelektual berfikir.
Bentuk penilaiannya ulangan harian yang biasanya dilaksanakan setelah pembelajaran satu
SK atau KD selesai sesuai dengan program semester yang ditetapkan guru, tes tengah
semester (TTS) digunakan untuk menilai penguasaan kompetensi pada pertengahan
program semester, tes akhir semester (TAS), digunakan untuk menilai penguasaan
kompetensi pada akhir program semester dan tes kenaikan kelas, digunakan untuk
mengetahui ketuntasan siswa dalam menguasai materi pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq
satu tahun ajaran.
b. Afektif, berkenaan dengan sikap, guru melakukan penilaian terhadap kehadiran, kerajinan,
kedisiplinan, danpartisipasi siswa dalam belajar. Guru Aqidah Akhlaq juga mengamati
siswa satu per satu dalam melaksanakan atau menjalankan perilaku terpuji baik kepada
sesama siswa,guru, maupun karyawan yang ada dimadrasah kemudian diambil
nilainya.Kriteria yang dinilai adalah kehadiran, kerajinan, kedisiplinan, dan partisipasi
dalam belajar.
c. Psikomotorik, berkenaan dengan keberhasilan belajar dalam bentuk skill atau
keterampilan. Dilihat dengan adanya siswa yang mampu mempraktekkan hasil belajarnya
dalam bentuk yang tampak.

B Saran
1. Untuk perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk akhlaqul karimah,
sebaiknya guru membuat perencanaan khusus mengenai perilaku apa saja yang harus dimiliki
siswa setelah dilakukannya pembelajaran.
2. Untuk pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk akhlaqul karimah,
metode dan media yang digunakan sebaiknya lebih bervariasi lagi sehingga sehingga siswa
lebih semangat untuk mengikuti pembelajaran dan tidak bosan.
3. Untuk penilaian pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk akhlaqul karimah,
sebaiknya guru juga lebih mengutamakan penilaian dari aspek afektif/sikap siswa bukan
kognitifnya saja.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993. Cet.1

Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, Jakarta; Rineka Cipta, 2006.

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009

Anwar, Saefudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005

Direktorat Pendidiken Madrasah, Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Madrasah
Tsawaniyah, 2010

Freist, Gregory, Teori Kepribadian, Jakarta: Salemba Humanika, 2009

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2011.

Hartati, Netty, Islam dan Psikologi, Jakarta: PT RAJA GRAFINDO PERSADA, 2005.

Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Salemba
Humanika, 2011.

Hidayat, Ara dan Machali Imam , Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam
Mengelola Sekolah dan Madrasah, Yogyakarta: Pustaka EDUCA, 2010

Hidayatullah M Furqon, Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa, Surakarta, Yuma


Pressindo, 2010

Ismail SM, M. Ag, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: RaSAIL
Media Group, 2009

Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung,


PT Remaja Rosdakarya, 2009

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Cet.
26

Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Surabaya: PUSTAKA PELAJAR, 2004.

Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung: Alfabeta, 2008

Mustafa, Ahmad. Akhlak Tasawuf. Bandung : Pustaka Setia, 1997

Arifin Muzayyin,. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010.

Nata, Abuddin, Manajemen Pendidikan, Jakarta: PRENADA MEDIA, 2003.

Nazarudin, Mgs, Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi


Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Yogyakarta: TERAS, 2007.
Nurul Zuriah, Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan: Menggagas
Platform Pendidikan Budi Pekerti Secara Kontekstual dan Futuristik, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2011.

Pedoman Sitem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah, Direktorat
Pendidikan Madrasah Kementrian Agama Republik Indonesia, 2010

Purwanto Yadi, Psikologi Kepribadian Integrasi Nafsiyah dan ‘Aqliyah Perspektif Psikologi Islami,
Bandung: PT RefikaAditama, 2007.

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: KALAM ,MULIA, 2008.

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada, 2011.

Sanjaya, Wina. Kajian Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Pasca Sarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, 2007

Sjarkawi, Pembentukkan Kepribadian Anak, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.

Supriyadi, Strategi Belajar Mengajar, Yogyakarta: Cakrawala Ilmu, 2011.

Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Tanzeh, Ahmad, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: TERAS, 2009. Cet:1

Teungku Muhammad Hasbyi Ash-Shiddieqy,. Mutiara Hadits 6 Kedudukan Naibi SAW Sebagai
Rasul Tarakhir. Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2003

Uno, Hamzah B, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan
Efektif, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Pasal 1 Ayat 1,
Jakarta: Sinar Grafika, 2003.

Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Akhlak. Bandung: Raja Grafindo Persada,
2004

Moeflich Hasbullah, “Hancurnya Moral-Akhlak Remaja Indonesia” dalam


http://moeflich.wordpress.com, di akses 27 Januari 2012.

M. AsroriArdiansyah,” Makalah Pendidikan: Manajemen Pembelajaran Olah Raga” dalam


http://kabar-pendidikan.blogspot.com. html. di akses 26 Oktober 2012.

Data Rental, “Teori Kepribadian serta Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian” dalam


http://datarental.blogspot.com.html. diakses 27 Januari 2012
SILABUS

Madrasah : MTs Futuhiyyah 2


Mata Pelajaran : Akidah-Akhlak
Kelas / Semester : VIII / II
Standar Kompetensi : Akidah
4. Meningkatkan keimanan kepada Rasul-rasul Allah

Kompetensi Materi Teknik Sumber


Kegiatan Indikator lokasi
NO Dasar Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran Belajar
Waktu
2 3 8
1 4
Menjelaskan Iman kepada Membaca dan Menjelask Tes tulis
.1 pengertian Rasul-rasul Allah menelaah an
dan SWT. berbagai pengertia
pentingnya literatur untuk n dan Buku Teks
beriman dapat pentingny
2 x 40’ Nara
kepada menjelaskan a beriman
Rasul-rasul pengertian kepada Sumber

Allah SWT. beriman kepada Rasul-


kitab-kitab Allah rasul
SWT dengan Allah SWT
Kompetensi Materi Teknik Sumber
Kegiatan Indikator lokasi
NO Dasar Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran Belajar
Waktu
2 3 8
1 4
benar. Menunj Tes tulis
ukkan
dalil
naqli
tentang
berima
n
kepada
Rasul-
rasul
Allah
SWT

Menunjuk Tes tulis


kan
nama-
nama
Rasul
yang
wajib
diketahui
dan
diimani.
Kompetensi Materi Teknik Sumber
Kegiatan Indikator lokasi
NO Dasar Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran Belajar
Waktu
2 3 8
1 4
Menunjukka Bukti/dalil Membaca dan Menyebu Penugasa
.2 n bukti/dalil kebenaran adanya menelaah tkan n
kebenaran Rasul-rasul Allah berbagai bukti/dalil
adanya SWT. literatur untuk adanya
Rasul-rasul menemukan kebenara
Allah SWT. bukti/dalil n adanya
kebenaran Rasul-
adanya Rasul- rasul
rasul Allah SWT. Allah SWT
melalui
berbagai
literatur

Menyebu Penugasa
tkan n
bukti/dalil
adanya
kebenara
n adanya
Rasul-
rasul
Allah SWT
melalui
dalil naqli.
Kompetensi Materi Teknik Sumber
Kegiatan Indikator lokasi
NO Dasar Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran Belajar
Waktu
2 3 8
1 4
Menguraika Sifat-sifat Rasul- Membaca dan Menjelask Tes lisan
.3 n sifat-sifat rasul Allah SWT menelaah an sifat-
Rasul-rasul berbagai sifat
Allah SWT literatur untuk wajib,
menjelaskan mustahil
.
sifat-sifat Rasul- dan jaiz
rasul Allah SWT bagi
yang terdiri dari Rasul-
sifat wajib, rasul
mustahil dan jaiz Allah
SWT.

Menjelask Tes lisan


Buku Teks
an
pengertia 2 x 40’ Nara
n Sumber
UlulAzmi.

Menunjuk Tes lisan


kan
nama-
nama
Rasul
UlulAzmi.

Menjelask Tes lisan


an sifat-
sifat Rasul
UlulAzmi.
Kompetensi Materi Teknik Sumber
Kegiatan Indikator lokasi
NO Dasar Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran Belajar
Waktu
2 3 8
1 4
Menampilka Menunjukkan Menunjuk Self
.4 n perilaku sikap yang kan assesme
yang mencerminkan contoh nt
mencermin beriman kepada sifat
k an rasul-rasul Allah siddiq
beriman dan mencintai dalam
kepada Nabi Muhammad kehidupa
rasul-rasul SAW dalam n
Allah dan kehidupan
Menunjuk Self
mencintai
kan assesme
Nabi
contoh nt
Muhammad
sifat
SAW dalam
amanah
kehidupan
dalam
kehidupa
n

Menunjuk Self
kan assesme
contoh nt
sifat
tabligh
dalam
kehidupa
n
Kompetensi Materi Teknik Sumber
Kegiatan Indikator lokasi
NO Dasar Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran Belajar
Waktu
2 3 8
1 4
Menunjuk Self
kan assesme
contoh nt
sifat
fathonah
dalam
kehidupa
n
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

MTs : FUTUHIYYAH 2

Mata Pelajaran : AQIDAH AKHLAK

Kelas/Semester : VIII/2

Alokasi Waktu : 2x40 Menit (1 Kali Pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI
4. Meningkatkan keimanan kepada Rasul-rasul Allah.

B. KOMPETENSI DASAR
4.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya beriman kepada Rasul-rasul Allah

SWT.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Menjelaskan pengertian dan pentingnya beriman kepada Rasul-rasul Allah
SWT
 Menunjukkan dalil naqli tentang beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT
 Menunjukkan nama-nama Rasul yang wajib diketahui dan diimani

D. MATERI PEMBELAJARAN
 Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT.

E. METODE PEMBELAJARAN
 Ceramah : Metode ini digunakan untuk memulai kegiatan pembelajaran
terutama untuk kegiatan awal.
 Kerja kelompok: kegiatan ini digunakan untuk mengumpulkan informasi
tentang iman kepada Rasul-rasul Allah.
 Diskusi : Metode ini digunakan untuk mendialogkan tema yang berkenaan
dengan materi kegiatan pembelajaran
 Pameran dan Shopping : pajangan hasil diskusi/kerja kelompok dan saling

mengomentari pajangan

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Aspek
Life
Skill
Kegiatan Waktu
Yang
Dikemb
angkan

 Pendahuluan : 10 Pemah
Apersepsi dan Motivasi :
aman

 Menanyakan kepada siswa tentang iman kepada Rasul- Konsep


rasul Allah.
 Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
manfaatnya dalam kehidupan
 Kegiatan inti
 Siswa beradu cepat memasangkan kalimat acak
tentang pengertian, dasar, dan tujuan iman kepada 50
Rasul-rasul Allah. (eksplorasi)
 Siswa membaca berbagai sumber tentang iman kepada
Rasul-rasul Allah. (Eksplorasi)
 Siswa saling menilai hasil pemasangan berdasarkan
apa yang telah dibaca tentang iman kepada Rasul-rasul
Allah. (Elaborasi)
5
 Siswa bertanya jawab dengan guru tentang hal-hal
yang masih belum jelas (elaborasi)
 Guru memberikan penguatan tentang kesimpulan iman
kepada Rasul-rasul Allah. (Konfirmasi)
 Kegiatan penutup.
 Guru melaksanakan penilaian lisan
 Memberikan tugas pengayaan 10

5
G. SUMBER PEMBELAJARAN
 Buku paket Aqidah Akhlaq kls VIII, Penerbit Toha Putra, Semarang

H. ASSESSMENT/ PENILAIAN
Indikator Jen Be Contoh Instrumen
Pencapaian is ntuk
Penilaian Penilaian

 menjelaskan pengertian Tes tulis Penugasan  Jelaskan pengertian dan


dan pentingnya beriman pentingnya beriman kepada
kepada Rasul-rasul Allah Rasul-rasul Allah SWT!
SWT  Sebutkan dalil naqli
 menunjukkan dalil naqli tentang beriman kepada
tentang beriman Rasul-rasul Allah SWT!
kepada Rasul-rasul Allah  Sebutkan nama-nama Rasul
SWT Tes Lisan Penugasan yang wajib diketahui dan
 menunjukkan nama-nama diimani!
Rasul yang wajib
diketahui dan diimani
Tes Lisan Penugasan

Mengetahui Mranggen ,4 januari 2012

Kepala Madrasah Guru Bidang Studi Akidah AKhlaQ

H. KholidS.H.,M.H Syafa’atunS.Ag
Lampiran 16
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Lailatus Sa’idah
2. Tempat & Tgl. Lahir : Demak, 25 Juni 1990
3. NIM 083311034
4. Alamat Rumah : Jl. Jatikusuman 2 RT: 01 RW: 04 Mranggen
Demak
HP 085727657655
E-mail : ayla.cute@ymail.com

B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD N Mranggen 2
b. MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
c. SMA Futuhiyyah Mranggen
d. IAIN Walisongo Semarang

2. Pendidikan Non-Formal
– Kursus Komputer di Al- Battani Mranggen

Semarang, 28 Mei 2012

Lailatus Sa’idah
NIM: 083311034

Anda mungkin juga menyukai