Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG BERLIAN


RSUD Dr. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

Oleh:
SITI KHUMAIROH, S. Kep
NPM. 19149011100074

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN
BANJARMASIN, 2019
LAPORAN PENDAHULUAN
STROKE NON HEMORAGIK

A. Definisi
Stroke non hemoragik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan
aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. Stroke non hemoragik
terbagi menjadi 3 jenis yaitu :
1. Stroke trombolik : proses terbentuknya trombus thrombus yang membuat
penggumpalan
2. Stroke embolik : tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah
3. Hipoperfusion sistemik : berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh
karena adanya gangguan denyut jantung.

B. Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan stroke
1. Faktor yang tidak dapat dirubah (non reversible)
- Jenis kelamin : pria lebih sering ditemukan menderita stroke
dibandingkan wanita
- Usia : makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke
2. Faktor yang dapat diubah (reversible)
- Hipertensi
- Penyakit jantung
- Kolesterol tinggi
- Obesitas
- Diabetes millitus
- Stres emosional
3. Kebiasaan hidup
Merokok, minum alkohol, obat-obatan terlarang, dan aktivitas yang kurang
sehat (kurang olahraga dan makanan berkolesterol

C. Patofisiologi
Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus, emboli,
perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (Hypoksia
karena gangguan paru dan jantung). Arterosklerosis sering/cenderung sebagai
faktor penting trhadap otak. Thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik atau
darah dapat beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau
terjadi turbulensi. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus
menyebabkan oedema dan nekrosis diikuti thrombosis dan hypertensi pembuluh
darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan menyebabkan kematian
dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebrovaskuler. Jika sirkulasi serebral
terhambat, dapat berkembang cerebral. Perubahan disebabkan oleh anoksia
serebral dapat revensibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversible
dapat anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebtal dapat terjadi oleh karena
gangguan yang bervariasi, salah satunya cardiac arrest.

D. Pathway

Penyakit yang mendasari stroke (hiperkolestrol,


merokok, stres, obesits dll

Aterosklerosis (elastisitas Kepekatan darah


Pembentukan thrombus
pembuluh darah menurun) meningkat

Obstruksi thrombus di
otak

Penurunan

Obstruksi thrombus di
otak
Hipoksia cerebri

Infrak jaringan otak

Kerusakan pusat gerak motorik Kelemahan pada nervus Perubahan


di lobus frontalis V,VII,IX,X persepsi sensori
hemiparesis/hemiplagia

Kemampuan perubahan otot


Kerusakan Mobilitas mengunyah/menelan
mobilitas fisik menurun

Gangguan Keseimbangan
Tirah baring
menelan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Kerusakan integritas Defisit


kulit perawatan diri
E. Manifestas klinis
1. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan
2. Bicara cedal atau pelo
3. Kesadaran menurun
4. Gangguan fungsi otak
5. Mulut mencong atau tidak simetris
6. Nyeri kepala hebat
7. Vertigo
8. Proses kencing terganggu
9. Gangguan bicara atau bahasa
10. Gangguan penglihatan

F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik :
1. Angiografi serebri : untuk menentukan penyebab dari stroke secara spesifik
seperti perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari
perdarahan seperti aneurisma.
2. CT-Scan : Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya
infark
3. EEG : Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
4. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik
5. USG doppler : untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah
sistem karotis)
6. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal.
Pemeriksaan laboratorium :
1. Lumbal fungsi : menunjukan adanya tekanan normal, tekanan meningkat dan
cairan yang mengandung darah menunjukan adanya  perdarahan.
2. Pemeriksaan darah rutin
3. Pemeriksaan kimia darah: pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. (Gula
darah dapat mencapai 250 mg dalam serum dan kemudian berangsur-angsur
turun kembali.)
4. Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.
G. Penatalaksanaan
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan
melakukan tindakan sebagai berikut:
1. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu
pernafasan.
2. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untuk
usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
3. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan
gerak pasif.
5. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK, Dengan meninggikan kepala
15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan.

Pengobatan Konservatif
1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan,
tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
3. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi
pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
4. Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/ memberatnya
trombosis atau emboli di tempat lain di sistem kardiovaskuler.

Pengobatan pembedahan yaitu bertujuan utama adalah memperbaiki aliran darah


serebral :
1. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan
membuka arteri karotis di leher.
2. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya
paling dirasakan oleh pasien TIA.
3. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut
4. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma
H. Komplikasi
Komplikasi stroke :
1. Komplikasi Dini (0-48 jam pertama)
a. Edema serebri: defisit neurologis cenderung memberat, dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan akhirnya
menimbulkan kematian.
b. Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal.
2. Komplikasi Jangka pendek (1-14 hari pertama)
a. Pneumonia: Akibat immobilisasi lama
b. Infark miokard
c. Emboli paru: Cenderung terjadi 7 -14 hari pasca stroke, seringkali pada saat
penderita mulai mobilisasi.
d. Stroke rekuren: Dapat terjadi pada setiap saat.
3. Komplikasi Jangka panjang
Stroke rekuren, infark miokard, gangguan vaskular lain: penyakit vaskular
perifer.

I. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan mobilitas fisik b.d hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan
koorinasi, spastisitas dan cedera otak
Definisi : keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh satu atau lebih
ekstremitas secara mandiri atau terarah.
Batasan karakteristik Faktor yang berhubungan
1. Ketidakstabilan postur 1. Intoleransi aktivitas
2. Keterbatasan rentang pergerakan 2. Perubahan metabolisme seluler
sendi 3. Ansietas
3. Kesulitan membolak-balikkan posisi 4. Gangguan kognitif
4. Melakukan aktivitas lain sebagai 5. Gangguan mukuloskeletal
pengganti pergerakan 6. Gangguan neromuskular
(mengendalikan perilaku) 7. Penurunan kekuatan otot
5. Perubahan cara berjalan 8. Kurang pengetahuan tentang
6. Keterbatasan melakukan motorik aktivitafisik
halus dan kasar 9. Penurunan ketahanan tubuh
7. Tremor akibat pergerakan 10. Penurunan massa otot
8. Pergerakan lambat 11. Penurunan kendali otot
9. Pergerakan tidak terkoordinasi 12. Konstraktur
10.Gerakan bergetar 13. Fisik tidak bugar
14. Keterbatasan kardiovaskuler
2. Kerusakan integritas kulit b.d hemiparesis/hemiplegia, penurunan mobilitas
Definisi : perubahan/ gangguan epidermis dan dermis
Batasan karakteristik Faktor yang berhubungan
1. Kerusakan lapisan kulit (dermis) 1. Lembab
2. Gangguan permukaan kulit 2. Imobilitas fisik
(epidermis) 3. Perubahan turgor kulit
3. Invasi struktur tubuh 4. Gangguan metabolik
5. Penurunan sirkulasi
6. Kondisi ketidakseimbangan nutrisi
7. Perubahan status cairan
8. Perubahan pigmentasi
9. Penurunan imunoligis
10. Usia yang ekstrim

3. Defisit perawatan diri b.d gejala sisa stroke


Definisi : hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas berpakaian dan berhias diri
Batasan karakteristik Faktor yang berhubungan
1. Ketidakmampuan mengancing 1. Gangguan kognitif
pakaian 2. Penurunan motivasi
2. Ketidakmampuan mendapatkan 3. Ketidaknyamanan
pakaian 4. Gangguan neuromuscular
3. Ketidakmampuan mengenakan 5. Gangguan persepsi
atribut pakaian 6. Kendala lingkungan
4. Ketidakmampuan mengenakan 7. Keletihan dan kelemahan
sepatu 8. Gangguan musculoskeletal
5. Hambatan memilih pakaian 9. Nyeri
6. Hambatan mempertahkan 10. Ansietas berat
penampilan yang memuaskan
7. Hambatan mengambil pakaian

4. Gangguan menelan b.d penurunan fungi nervus vagus atau hilangnya refluks
muntah
Definisi : abnormal fungsi mekanisme menelan yang dikaitkan dengan defisit
struktur fungsi oral, faring atau esofagus
Batasan karakteristik Faktor yang berhubungan
1. Gangguan fase esofagus 1. Abnormalitas laring
2. Nyeri ulu hati 2. Masalah perilaku makan
3. Refluks nasal 3. Penyakit jantung kongenital
4. Abnormalitas pada fase faring 4. Gangguan neuromuskular (mis
(menelan) penurunan atau hilangnya refleks
5. Tersedak sebelum menelan muntah, gangguan persepsi dll)
6. Muntah sebelum menelan 5. Penyakit refluks gastrointestinal
7. Batuk sebelum menelan 6. Gangguan pernafasan
8. Kesulitan menelan 7. Anomali saluran nafas atas
9. Hematemesis 8. Akalasia
10.Ketidakadekuatan elevasi faring 9. Gangguan saraf kranial

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan


untuk mencerna makanan, penurunan fungsi nervus hipoglosus
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan karakteristik Faktor yang berhubungan
1. Kram abdomen 1. Faktor biologis
2. Nyeri abdomen 2. Ketidakmampuan untuk
3. Diare mengabsorbsi nutrien
4. Bising usus hiperaktif 3. Ketidakmampuan untuk mencerna
5. Penurunan berat badan makanan
6. Kurang makan atau kurang minat 4. Ketidakmampuan untuk menelan
makan mkanan
7. Membran mukosa pucat 5. Faktor psikologis
8. Sariawan rongga mulut
9. Kelemahan otot mengunyah
10. Kelemahan otot menelan

J. Rencana Asuhan Keperawatan


No Diagnosa NOC NIC
1. Kerusakan mobilitas Setelah dilakukan tindakan 1. Memonitor vital sign
fisik b.d hemiparesis, keperawatan sebelum dan sesudah
kehilangan selama...keterbatausan pada latihan
keseimbangan dan pergerakan fisik teratasi 2. Konsultasikan dengan
koorinasi, spastisitas dan Kriteria Hasil : terapi fisik tentang
cedera otak 1. Klien meningkat dalam rencana ambulasi sesuai
aktivitas fisik dengan kebutuhan
2. Mengerti tujuan dari 3. Kaji kemampuan klien
peningkatan mobilitas dalam mobilisasi
3. Memverbalisasikan 4. Bantu klien berjalan
perasaan dalam menggunakan tongkat
meningkatkan kekuatan 5. Ajarkan klien untuk
dan kemampuan ambulasi
berpindah
4. Memperagakan
penggunaan alat bantu
untuk mobilisasi

2. Kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan 1.Anjurkan klien


kulit b.d keperawatan menggunakan pakaian

hemiparesis/hemiplegi selama.....kerusakan yang longgar


integritas kulit teratasi 2.Ubah posisi klien setiap 2
a, penurunan mobilitas
Kriteria Hasil : jam
1. Integritas kulit yang baik 3.Oleskan lotion atau
bisa dipertahankan minyak pada area yang
2. Tidak ada luka pada kulit tertekan
3. Perfusi jaringan baik 4.Jaga kebersihan kulit agar
tetap bersih
4. Mampu melindungi kulit
dan mempertahankan
kelembapan kulit

3. Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan 1. Pertimbangkan


b.d gejala sisa stroke keperawatan selama.....klien budaya pasien ketika
dapat melakukan perawatan mempromosikan
diri secara mandiri
aktivitas perawatan
Kriteria hasil
diri
1. Perawatan diri
2. Pertimbangkan usia
ostomo: tindakan
pasien ketika
pribadi
mempromosikan
mempertaankan
aktivitas perawatan
ostomiuntuk eleminasi
diri
2. Perawatan diri ;
3. Menentukan jumlah
aktivitas kehidupan
dan jenis bantuan
sehari-hari (ADL)
yang di butuhkan
mampu untuk
4. Tempat handuk,
melakukan aktivitas
sabun, deodorant, alat
perawatan fisik dan
pencukur,dan
pribadi secara
aksesoris lainnya
mandiri/dengan alat
dibutukan di kamar
bantu
mandi
3. Perawatan diri mandi:
5. Menyediakan artikel
mampu untuk
pribadi yang
membersihkan tubuh
diingin(misalnya
sendiri secara mandiri
deodorant,sikat gigi,
dengan alat/alat bantu
sabun mandi,
4. Perawatan diri sampho,lotion, dan
hygiene : mampu produk aromaterapi)
untuk
mempertaankaan
kebersihan dan
penampilan yang rapi
secara mandiri
dengan/tanpa alat
bantu
4. Gangguan menelan b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Memantau tingkat
penurunan fungi nervus keperawatan selama..... kesadaran, reflek muntah,
vagus atau hilangnya gangguan menelan dan kemampuan menelan
refluks muntah teratasi 2. Memonitor paru untuk

Kriteria hasil : mempertahankan jalan


napas
1. Dapat mempeprtahankan
3. Memberikan obat denga
makan dalam mulut
dihancurkan terlebih
2. Kemampuan menelan
dahulu
adekuat
4. Anjurkan memakan
3. Mampu mengontrol mual
makanan yang dapat
muntah
dibentuk bolus
4. Kemampuan untuk
mengosongkan rongga
mulut
5. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan catatan
nutrisi kurang dari keperawatan selama..... intake dan output yang
kebutuhan tubuh b.d asupan nutrisi tercukupi akurat
ketidakmampuan untuk Kriteria hasil :
2. Monitor status nutrisi
mencerna makanan, 1. Adanya peningkatan
3. Monitor vital sign
penurunan fungsi nervus
BB sesuai dengan 4. Kaji lokasi dan luas
hipoglosus
tujuan edema
2. BB ideal sesuai 5. Monitor penambahan
dengan TB BB
3. Mampu 6. Monitor BB, BP, HR,
mengidentifikasi RR
kebutuhan nutrisi 7. Monitor kemungkinan
4. Tidak ada tanda-tanda ketidakseimbangan
malnutrisi cairan
5. Tidak terjadi
penurunan berat badan

DAFTAR PUSTAKA

Huda, A. & Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan


Penerapan Nanda, NIC,NOC dalam Berbagai Kasus. Edisi Revisi Jilid 2..
Jakarta : Mediaction.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Muskuloskeletal. Jakarat : EGC

Banjarmasin, 18 November 2019

Preseptor Klinik Ners Muda

(Andi Jaya, S.Kep.,Ns ) (Siti Khumairoh, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai