Anda di halaman 1dari 15

TELAAH KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI ( KBK )

DOSEN PENGAMPU : Dra. SORTA SIMANJUNTAK, M.S.


MATA KULIAH : TELAAH KURIKULUM
KELAS : I EKSTENSI 2019

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 5

❖ AJIJAH (1193311084)
❖ SITI NURHALIZAH (1193311105)
❖ WULAN TAHNIA SARI (1193311108)
❖ ROBI GUSNANDA (1193311104)
❖ NOVIA ALVIANI NUR (1193311169)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan Makalah “Telaah Kurikulum Berbasis Kompetensi
( Kbk ) ” ini dengan baik dan lancar sehingga dapat dikumpul dengan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan, akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak masalah itu bisa teratasi. Maka dalam kesempatan ini
penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Sorta Simanjuntak, M.S, selaku Dosen mata kuliah Telaah Kurikulum yang
memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
2. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun hingga
terselesaikannya makalah ini dengan tepat waktu.

Penulis juga sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan pembaca mengenai Telaah Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK )

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak sekali kekurangan-
kekurangan, baik pada cara penulisan maupun materi yang tertulis di dalamnya, mengingat akan
kemampuan yang penulis miliki masih sangat kurang dan masih perlu banyak latihan dan juga
bimbingan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.

Medan, 21 Maret 2021

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………...4
A. Latar Belakang…………………………………………………………....................................4
B. Rumusan Masalah………………….…………………………………………………………..5
C. Tujuan penulisan…………………………………………………….........................................5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………6

A. Pengertian Kompetensi………………………………………………………………………..6
B. Kurikulum Berbasis Kompetensi ……………………………………………………………...6
C. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)………………………………………8
D. Prinsip – prinsip Pengmbangan KBK………………………………………………………..10
E. Prinsip Pelaksanaan……………………………….………………………….............………11
F. Implikasi KBK terhadap Pengembangan Aspek Pembelajaran……………………..………..12

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………..14


Kesimpulan…………………………………………………………………………………..…...14

A. Saran………………………………………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akibat adanya perkembangan dan perubahan global dalam berbagai aspek kehidupan
yang datang begitu cepat, telah menjadi tantangan nasional dan menuntut perhatian segera dan
serius. Hal ini sangat beralasan karena fenomena dalam era global khususnya yang berkaitan
dengan dunia kerja selalu ditandai oleh ketidakpastian, semakin cepat dan sering berubah, dan
menuntut fleksibilitas yang lebih besar. Perubahan ini secara mendasar tidak saja menuntut
angkatan kerja yang mempunyai kemampuan bekerja dalam bidangnya (hard competencies)
namun juga sangat penting untuk menguasai kemampuan menghadapi perubahan serta
memanfaatkan perubahan itu sendiri (soft competence). Oleh karena itu menjadi tantangan
pendidikan kejuruan untuk mampu mengintegrasikan kedua macam komponen kompetensi
tersebut secara terpadu dalam menyiapkan peserta didik untuk memiliki kemampuan bekerja dan
berkembang di masa depan.
Salah satu upaya untuk mengantisipasi perubahan dan perkembangan global tersebut
adalah dengan mengembangkan kurikulum pendidikan khususnya pada pendidikan kejuruan yang
mampu memberikan keterampilan dan keahlian untuk dapat bertahan hidup dan berkompetisi
dalam perubahan, pertentangan, ketidakmenentuan, ketidakpastian, dan kesulitan dalam
kehidupan. Salah satu langkah strategis untuk mengantisipasi permasalahan tersebut adalah
dengan diterapkannya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Lebih lanjut menurut Djemari Mardapi (2003), ada dua pertimbangan perlunya
menerapkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK), pertama persaingan yang terjadi di era
global terletak pada kemampuan SDM hasil lembaga pendidikan, dan kedua standar kompetensi
yang jelas akan memudahkan lembaga pendidikan dalam mengembangkan sistem penilaiannya.
Berdasarkan dua pertimbangan tersebut, sesungguhnya penerapan KBK bukan semata-mata
sebagai upaya perbaikan terhadap kurikulum sebelumnya, akan tetapi lebih disebabkan oleh
situasi dan kebutuhan masyarakat yang menuntut tersedianya SDM yang unggul dan kompeten.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan Kompetensi ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi ?
3. Apa saja Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi ?
4
4. Apa saja Prinsip – prinsip Pengmbangan KBK ?
5. Apa saja Prinsip Pelaksanaan ?
6. Bagaimana Implikasi KBK terhadap Pengembangan Aspek Pembelajaran ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Kompetensi.
2. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
3. Untuk mengetahui berbagai Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi.
4. Untuk mengetahui berbagai Prinsip – prinsip Pengmbangan KBK.
5. Untuk mengetahui Apa saja Prinsip Pelaksanaan.
6. Untuk mengetahui Bagaimana Implikasi KBK terhadap Pengembangan Aspek Pembelajaran.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi
Finch dan Crunkilton (1999:220), mendefinisikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap
suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.
Pernyataan tersebut dapat ditulis sebagai: “…competencies for vocational and technical
education are those tasks, skills, attitudes, values, and appreciations that are deemed critical to
successful employment”. Menurut definisi ini kompetensi memiliki agregat pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dapat mendukung keberhasilan dalam melakukan pekerjaan, dan
untuk mencapai kompetensi lulusan diperlukan kurikulum.

Robert A. Roe (2001), menyatakan bahwa kompetensi adalah: Competence is defined as the
ability to adequately perform a task, duty or role. Competence integrates knowledge, skills,
personal values and attitudes. Competence builds on knowledge and skills and is acquired
through work experience and learning by doing. Dari definisi tersebut kompetensi dapat
digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu peran atau tugas, kemampuan
mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan
kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada pengalaman
dan pembelajaran yang dilakukan.

Menurut Garcia-Barbero (1998:167), menyebutkan bahwa kompetensi adalah kombinasi


dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
profesional. Sedangkan Dobson (2003:8) memberikan defenisi kompetensi, yaitu: A competency
is defined in terms of what a person is required to do (performance), under what conditions it is to
be done (conditions) and how well it is to be done (standards). Pengertian dari pernyataan di atas
menyatakan bahwa kompetensi didefinisikan bahwa seseorang diharuskan untuk melakukan
suatu pekerjaan (kinerja), dimana hal tersebut harus dilakukan sesuai dengan kondisi yang telah
ditentukan dan apa yang dikerjakan tersebut memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan (standar).

Berdasarkan SK Mendiknas nomor 045/U/2002, menyatakan bahwa kompetensi adalah


seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.

B. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi


6
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum
yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan
standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Dengan demikian penerapan kurikulum
dapat menumbuhkan tanggung jawab, dan partisipasi peserta didik untuk belajar menilai dan
mempengaruhi kebijakan umum, serta memberanikan diri berperan dalam berbagai kegiatan di
sekolah maupun masyarakat (Mulyasa, 2002 : 39).

KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap,


dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan
keberhasilan dengan penuh tanggung jawab. KBK memfokuskan pemerolehan kompetensi-
kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu kurikulum ini mencakup sejumlah
kompetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa. Sehingga
pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu
kriteria keberhasilan.

Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menuntut guru yang berkualitas dan profesional
untuk melakukan kerjasama dalam rangkaian meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam
hubungannya dengan pembelajaran memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar. Kay
(1977) dalam Mulyasa, mengemukakan bahwa “pendidikan berbasis kompetensi selalu dilandasi
oleh rasionalitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran “mengapa” dan “bagaimana” jadi
perbuatan tersebut dilakukan” (Mulyasa, 2002 : 23).

Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa kurikulum berbasis kompetensi berorientasi
pada kreativitas individu untuk melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran dan efek (dampak)
yang diharapkan yang muncul dari peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang
bermakna, dan keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya. Rumusan
kompeten dalam kurikulum berbasis kompetensi ini merupakan pernyataan apa yang diharapkan
dapat diketahui, disikapi, atau dilakukan siswa dalam setiap tingkatan kelas dan Madrasah,
sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untuk
menjadi kompeten. KBK merupakan suatu konsep kurikulum yang menekankan pada
pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas oleh peserta didik berupa
penguasaan terhadap seperangkat pengetahuan, kemampuan, sikap dan minat peserta didik agar
dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran dengan penuh tanggung jawab.
7
Hall (1986) dalam Mulyasa menyatakan bahwa “setiap peserta didik dapat mencapai tujuan
pembelajaran secara optimal, jika diberikan waktu yang cukup” (Mulyasa, 2002 : 41). Pendapat
tersebut menunjukkan bahwa perhatian harus dicurahkan kepada waktu yang diperlukan untuk
kegiatan belajar. Perbedaan antara peserta didik yang pandai dengan yang kurang (bodoh) hanya
terletak pada masalah waktu, peserta didik yang bodoh memerlukan waktu yang cukup lama
untuk mempelajari sesuatu atau memecahkan suatu masalah, sementara yang pandai bisa cepat
melakukannya. Kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk berkreasi dan berimajinasi jika
diberikan kesempatan dan peran aktif guru terhadap siswa yang secara tidak langsung akan
memberikan dampak terhadap penguasaan apa yang telah diajarkan guru.

Kurikulum berbasis kompetensi menuntut guru yang berkualitas dan profesional untuk
melakukan kerjasama dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Meskipun demikian,
konsep ini tentu saja tidak dapat digunakan sebagai resep untuk memecahkan semua masalah
pendidikan, namun dapat memberi sumbangan yang cukup signifikan, terhadap perbaikan
pendidikan (Mulyasa, 2002 : 40).

C. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi


Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) memiliki sejumlah kompetensi yang harus dikuasai
oleh peserta didik, penilaian dilakukan berdasarkan standar khusus oleh peserta didik, sebagai
hasil demonstrasi kompetensi yang ditunjukkan oleh peserta didik, pembelajaran lebih
menekankan pada kegiatan individual personal untuk menguasai kompetensi yang
dipersyaratkan.
Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasikal.
b. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagamaan.
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lain yang memenuhi unsur
edukatif.
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.

8
Selanjutnya Mulyasa menjelaskan bahwa sedikitnya dapat diidentifikasi enam karakteristik
kurikulum berbasis kompetensi, yaitu:
1. Sistem belajar dengan modul.
Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun
secara sistematis, oprasional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan
pedoman penggunaannya untuk para guru. Modul ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran disekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai
tujuan secara optimal.
Modul pada umumnya terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut:
a. Lembar kegiatan peserta didik
b. Lembar kerja
c. Kunci lembar kerja
d. Lembar soal
e. Lembar jawaban
f. Kunci jawaban
Pembelajaran dengan sistim modul ini mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya:
a) Berfokus pada kemampuan individual peserta didik
b) Adanya kontreol terhadap hasil belajar melalui peggunaan standar kompetensi dalam
setiap modul yang harus dicapai oleh setiap peserta didik.
c) Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara pencapaiannya,
sehingga peserta didik dapat mengetahui keterkaitan antara pembelajaran dan hasil yang
akan diperolehnya.
2. Menggunakan keseluruhan sumber belajar
Dalam KBK seorang guru tidak lagi menjadi aktor utama dalam proses pembelajaran, karena
pembelajaran dapat dilakukan dengan mendayagunakan aneka ragam sumber belajar. Sumber
belajar dapat mencakup manusia, bahan atau pesan pembelajaran, lingkungan, alat dan peralatan,
serta aktivitas.
3. Pengalaman lapangan
Pengalaman lapangan untuk lebih mengakrabkan hubungan antara guru dan peserta didik lebih
ditekankan dalam KBK ini. Keterlibatan guru dalam pembelajaran disekolah memudahkan
mereka untuk mengikuti perkembangan yang terjadi selama peserta didik mengikuti
pembelajaran.

9
4. Strategi belajar individual personal
Belajar individual adalah belajar berdasarkan tempo belajar peserta didik, sedangkan belajar
personal adalah interaksi edukatif berdasarkan keunikan peserta didik; bakat, minat, dan
kemampuan (personalisasi).
5. Kemudahan belajar
Kombinasi antara pembelajaran individual personal dengan pengalaman lapangan, dan
pembelajaran secara tim akan memberikan kemudahan belajar dalam kurikulum berbasis
kompetensi.
6. Belajar tuntas
Belajar tuntas merupakan strategi pembelajaran yang dapat dilaksanakan di dalam kelas,
dengan asumsi bahwa dimana kondisi yang tepat semua peserta akan mampu belajar dengan baik
dan memperoleh hasil belajara secara maksimal tergadap seluruh bahan yang dipelajari.
Pembelajaran dalam hal ini harus dilaksanakan secara sistematis dan terorganisir agar semua
peserta didik dapat memperoleh hasil secara maksimal.

D. Prinsip – prinsip Pengembangan KBK.


Sesuai dengan prinsip diversifikasi dan desentralisasi pendidikan maka pengembangan
kurikulum ini digunakan prinsip dasar “kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam
pelaksanaan” prinsip kesatuan dalam kebijakan yaitu dalam mencapai tujuan pendidikan perlu
ditetapkan standar kompetensi yang harus dicapai secara nasional, pada setiap jenjang
pendidikan. Sedangkan prinsip keberagaman dalam pelaksanaan yaitu dalam menyelenggarakan
pendidikan yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran penilaian dan
pengelolaannya mengakomodasikan perbedaan yang berkaitan dengan kesiapan dan potensi
akademik, minat lingkungan, budaya, dan sumber daya sekolah sesuai dengan karakteristik
satuan pendidikan masing-masing. “Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang
kompleks, dan melibatkan berbagai faktor yang saling terkait” (Mulyasa, 2002 : 61).

Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi menfokuskan pada kompetensi tertentu


berupa pedoman pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang didemonstrasikan peserta didik
sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya. Penerapan kurikulum berbasis
kompetensi memungkinkan para guru menilai hasil belajar yang mencerminkan penguasaan dan
pemahaman terhadap apa yang dipelajarinya.

10
Secara rinci pengembangan KBK mempertimbangkan hal-hal berikut :

• Keimanan, nilai-nilai dan budi pekerti luhur yang perlu digali, dipahami dan diamalkan siswa.

Penguatan integritas nasional yang dicapai melalui pendidikan

• Keseimbangan berbagai bentuk pengalaman belajar siswa yang meliputi etika, logika, estetika
dan kinestetika
• Penyediaan tempat yang memberdayakan semua siswa untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap sangat diutamakan seluruh siswa dari berbagai kelompok
• Kemampuan berfikir dan belajar dengan mengakses, memilih, dan menilai pengetahuan untuk
mengatasi situasi yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian merupakan kompetensi
penting dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
• Berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan komperehensif (Sujatmiko,
2003 : 7).

Sedangkan prinsip dasar kegiatan belajar mengajar yang dikembangkan dalam KBK adalah
mengembangkan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif, bersikap dan bertanggung jawab pada
kebiasaan dan perilaku sehari-hari melalui pembelajaran secara aktif yaitu :

1. Berpusat pada siswa


2. Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi
3. Memiliki semangat mandiri kerjasama dan berkompetensi perlu dilatih untuk terbiasa bekerja
mandiri, kerjasama dan berkompetensi
4. Menciptakan kondisi yang menyenangkan
5. Mengembangkan kemampuan dan pengalaman belajar
6. Karakteristik mata pelajaran (Depdiknas,2003:10)
E. Prinsip Pelaksanaan
a. Kesamaan Memeperoleh Kesempatan

Prinsip ini memgandung pengertian, bahwa melalui KBK penyediaan tempat yang
memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan berkeadilan untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap angat diutamakan. Seluruh peserta didik dari berbagai
kelompok seperti kelompok yang memerlukan bantuan khusus, berbakat, dan unggul berhak
menerima pendidikan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya.

b. Berpusat pada Anak

11
Upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, da menilai diri sendiri
diutamakan agar peserta didik mampu membangun kemauan, pemahaman, dan pengetahuannya.
Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik perlu terus-menerus diupayakan.
Penilaian berkelanjutan dan komprehensif menjadi sangat penting dalam rangka pencapaian
usaha tersebut. Penyajiannya disesuaikan dengan tahap-tajap perkembangan peserta didik melalui
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

c. Pendekatan Menyeluruh dan Kemitraan

Semua pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan mulai dari Taman Kanak-
Kanak, kelas I sampai dengan kelas XII. Pendekatan yang digunakan dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan mengintegrasikan
berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitaraan dan
tanggung jawab bersama dari peserta didik, guru sekolah dan madarasah, orang tua, perguruan
tinggi, dunia usaha dan industri, dan masyarakat.

d. Kesatuan dalam Kebijakan dan Keberagaman dalam Pelaksanaan

Standar kompetensi disusun pusat dan cara pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan
dan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah dan madrasah. Standar kompetensi dapat
dijadikan acuan penyusunan kurikulum berdiversifikasikan berdasarkan pada satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik, serta taraf internasional

F. Implikasi KBK terhadap Pengembangan Aspek Pembelajaran


1. Pengembangan rancangan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam KBK diarahkan untuk menggali dan mengembangkan potensi
yang dimiliki anak didik. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus beroreantasi pada siswa
sebagai subjek bukan sebagai objek pembelajaran. Untuk itu ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam merancang kegiatan pembelajaran sebagai berikut: Pertama, rancangan
kegiatan pembelajaran hendaknya memberikan peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah,
menemukan sendiri pengetahuan. Kegiatan pembelajaran hendaknya dirancang agar siswa dapat
mengembangkan kita anak didiketerampilan dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Kedua,
Rancangan pembelajaran harus disesuaikan dengan ragam sumber belajar dan sarana
pembelajaran yang tersedia. Ketiga, Pembelajaran harus dirancang dengan mengordinasikan
berbagai pendekatan belajar. Keempat, Pembelajaran harus dapat memberikan pelayanan
terhadap kebutuhan individual siswa seperti bakat, minat, kemampuan, latar belakang sosial
ekonomi. Seorang guru akan merancang pembelajaran sesuai dengan karakteristik, keinginan dan
motivasi peserta didik.
12
2. Pengembangan proses pembelajaran KBK
Sebagai sebuah kurikulum yang menekankan kepada pencapaian kompetensi memiliki
implikasi terhadap proses pembelajaran yang mesti dilakukan guru dan siswa. Konteks
pembelajaran yang diinginkan KBK, guru bertindak dan berusaha menyediakan waktu dan
tempat agar siswa belajar. Belajar itu sendiri bukan menumpuk ilmu pengetahuan akan tetapi
merupakan proses perubahan perilaku mellalui pengalaman belajar. Melalui pengalaman belajar
132 itulah diharapkan terjadinya pengembangan berbagai aspek yang terdapat dalam individu
massing-masing pembelajar. Implikasi ini sangat penting sebab akan mempengaruhi berbagai
tindakan guru dalam pengelolaan pembelajaran, baik dalam pengembangan strategi pembelajaran
maupun dalam menggunakan berbagai sumber belajar. Dengan demikian proses pembelajaran
tidak diarahkan semata-mata agar siswa mampu menguasai sejumlah materi pembelajaran akan
tetapi pembelajaran lebih diarahkan kepada penguasaan kompetensi tertentu sesuai dengan
kurikulum.
3. Pengembangan evaluasi.
Evaluasi merupakan suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu
yang dipertimbangkan seperti orang, benda, kegiatan, keadaan kesatuan tertentu. Karakteristik
evaluasi meliputi, pertama evaluasi merupakan suatu proses atau tindakan, kedua proses tersebut
dlakukan untuk memberi makna atau nilai. Evaluasi suatu proses, evaluasi terdiri dari: pertama
pengumpulan data dan informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa, kedua pembuatan
keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan informasi yang telah diperoleh dari berbagai
materi pembelajaran yang sesuai.
Karena itu, standar kompetensi dan dasar kompetensi mesti dijadikan pedoman penilaian.
Kriteria keberhasilan belajar siswa meliputi : aspek kognitif, afektif dan aspek psikomotor. Aspek
kognitif berhungan dengan kemampuan kecerdasan dan intektual siswa, aspek afektif
berhubungan dengan penilaian terhadap sikap dan minat siswa terhadap mata pelajaran dan
proses pembelajaran.
Siswa mampu menguasa iAspek psikomotor terdiri dari beberapa kompetensi yang harus
dicapai baik tingkat penguasaan gerak awal, tingkatan gerak rutin maupun kemampuan gerak
secara menyeluruh. Sebagai bentuk kurikulum yang menghendaki ketercapaian kompetensi,
aspek alat dan bentuk penilaian harus dilakukan seimbang baik tes maupun non tes sesuai dengan
fungsi evaluasi sebagai fungsi formatif maupun sumatif. Kedua fungsi evaluasi ini sangat penting
artinya sebagai jawaban penerapan diberlakukannya KBK.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat penulis rangkumkan dari makalah ini, diantaranya adalah
sebagai berikut:

1. Kurikulum merupakan seperangkat pelajaran yang harus diberikan kepada siswa dengan
metode tertentu dan pengalaman belajar yang relavan dengan tujuan pembelajaran
dibawah tanggung jawab sekolah.
2. Kompetensi merupakan gabungan dari berbagai pengetahuan dan keterampilan serta
aspek-aspek nilai dan tingkah laku yang dituangkan dan dipraktekkan dalam kebiasaan
berfikir dan berbuat.
3. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum
yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas
dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik,
berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu
4. Adapun komponen utama KBK adalah:
- Kurikulum Hasil Belajar (KHB)
- Penilaian Berbasis Kelas (PBK)
- Kegiatan Belajar Mengajar
- Pengelolaan Kurikulum Berbasis sekolah
5. Pengembangan KBK mencakup pengembangan program tahunan, program semester,
program modul (pokok bahasan), program mingguan dan harian, program pengayaan dan
remedial, serta program bimbingan dan konseling.
B. Saran

Demikianlah penjabaran dari makalah ini dan kami sadari masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Agar makalah ini menjadi lebih bermanfaat kami meyarankan agar teman-teman
dalam forum diskusi untuk dapat berpartisipasi aktif sehingga kelemahan dan kekuarangan yang
dimaksud dapat diperbaiki Bersama,dan dapat dimengerti oleh pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA
Masykur, R. (2019). Teori Dan Telaah Pengembangan Kurikulum. Bandar Lampung: AURA CV. Anugrah
Utama Raharja .

15

Anda mungkin juga menyukai