Pendidikan formal (Kerajaan) pada zaman Hindu di Kerajaan Tarumanegara dan Kutai sudah berkembang. Materi pelajaran berpusat pada ajaran agama, membaca, dan menulis (huruf Pallawa dan bahasa Sangsekerta). Para pendidik adalah para pandita (orang yang pandai memahami ajaran agama). Peserta didiknya adalah keturunan para Brahmana dan kasta Ksatria. Lembaga pendidikan dikenal dengan nama Pesantren yang berkembang sampai pengaruh Budha. Peserta didik pada pengaruh Budha adalah orang Indonesia, Jepang, dan Tiongkok. Guru yang terkenal adalah Dharmapala a. Tujuan pendidikan. Manusa mencapai moksa untuk agama Hindu dan nirwana untuk agama Budha. b. Sifat pendidikan. Informal, berpusat pada religi, penghormatan yang tinggi pada guru, aristokratis (Pendidikan hanya diikuti oleh segolongan masyarakat saja). c. Jenis pendidikan. Pendidikan intelektual (menguasai kitab suci), pendidikan kesatriaan (mendidik untuk memiliki kemampuan mengatur negara), dan pendidikan keterampilan d. Lembaga pendidikan. Pecatrikan/padepokan, pura, pertapaan, dan keluarga e. Ilmu pengetahuan dan karya seni. Perguruan tinggi,empu-empu dan pujangga, seni bangunan dan seni pahat B. PENDIDIKAN ZAMAN ISLAM Pendidikan Islam di Indonesia berlangsung sejak agama Islam masuk ke Indonesia melalui perdagangan a. Dasar dan tujuan pendidikan. Dasarnya ialah ajaran Islam dan tujuannya untuk meningkatkan pengabdian manusia kepada Allah b. Lembaga pendidikan. Langgar dan pondok pesantren c. Metode pendidikan. Metode sorongan (membaca Al-quran), metode halaqah (oleh Kyai) d. Ciri-ciri pendidikan. Religius, tidak memperoleh bayaran, demokratis. C. PENDIDIKAN ZAMAN PENDUDUKAN ASING 1. Kedatangan orang Portugis. Dalam misi mencari rempah, mereka diikuti misionaris Roma Katolik. Setelah masyarakat dibaptis, diberikan pendidikan agar agama yang baru dipeluk terus berkembang. Orang yang menjadi peletak dasar Katholicisme di Indonesia adalah Fransiscus Xaverius. Sekolah seminari didirikan pada tahun 1536 oleh Antonio Galvano 2. Zaman VOC. Tujuan komersial VOC adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya bagi kepentingan Belanda dan pemegang saham. Tujuan pendidikan adalah mengembangkan ajaran agama Kristen Protestan dan mendapatkan tenaga pembantu yang murah dan dapat dikerjakan oleh VOC. Jenis-jenis sekolah: pendidikan dasar, sekolah latin, seminarium Theologica, dan akademi pelayaran. 3. Pemerintahan Hindia Belanda. a. Pengaruh Aufklarung terhadap Pendidikan: - Manusia bebas memilih dan memberikan segala sesuatu sesuai dengan hati nuraninya - Gereja dipisahkan dari negara dan tidak lagi mengatur pendidikan - Menjadi pelopor dari sistem pendidikan baru, yaitu sekolah-sekolah negeri - Sekolah bebas dari agama, sehingga sekolah tidak boleh mengajarkan pelajaran agama b. Ciri Persekolahan - Sekolah bersifat dualistis, yaitu golongan Eropa, Golongan orang asing di luar Eropa, dan Golongan Bumi Putera - Sekolah bersifat sekuler, yaitu bebas dari pelajaran agama apapun - Sekolah lebih cenderung kepada budaya Barat daripada kebudayaan Indonesia - Sekolah kurang memperhatikan pelajaran keterampilan khusus cenderung intelektualistis dan verbalistis - Sekolah pemerintah kurang memperhatikan pendidikan kaum wanita c. Jenis-jenis Sekolah - Sekolah untuk orang Eropa: sekolah dasar, sekolah lanjutan - Sekolah untuk Bumi Putera: sekolah rakyat (golongan terhormat dan golongan rakyat biasa), sekolah raja, sekolah lanjutan - Sekolah Kejuruan: sekolah pertukangan, sekolah gadis, dan sekolah pendidikan guru 4. Pendidikan Hindia Belanda sejak 1900. Munculnya politik etis (edukasi, irigasi, dan imigrasi). Diharapkan bahasa Belanda dijadikan bahasa pengantar setiap jenis sekolah dan pemberian pendidikan rendah sesuai kebutuhan. Jenis-jenis sekolah: a. Pendidikan Rendah. Sekolah rendah berbahasa pengantar Belanda (sekolah rendah Eropa dan sekolah bumi putera kelas 1), sekolah rendah bahasa pengantar daerah (sekolah bumi putera kelas 2, sekolah desa, dan sekolah lanjutan), dan sekolah peralihan b. Pendidikan Lanjutan/menengah. MULO (setaraf SMP, 3-4 tahun), AMS (3 tahun), HBS (5 tahun) c. Pendidikan Kejuruan. Sekolah pertukangan (Ambachts Leergang dan Ambachtsschool) dan sekolah teknik, sekolah dagang, pendidikan pertanian, dan pendidikan keguruan. d. Pendidikan Tinggi. Pendidikan tinggi kedokteran, hukum, dan teknik 5. Pendidikan Swasta oleh Bumi Putera a. Muhammadiyah (ajaran Islam di sekolah-sekolah) b. Taman Siswa (Dasar: kodrat alam, kemerdekaan, kebangsaan, kebudayaan, kemanusiaan, tujuan agar percaya pada kekuatan sendiri) c. INS (Indonesia Nederlandsche School). Tujuan untuk mengarahkan pada kemerdekaan, menanamkan rasa nasionalis. Jenis: ruang redah, ruang antara 1 tahun, ruang dewasa 4 tahun, dan ruang masyarakat 1 tahun. 6. Masa Pendudukan Jepang. Landasan idiil pendidikan adalah Hakko Ichiu, yaitu bangsa Indonesia dan bangsa Jepang bekerja sama untuk kemakmuran Asia Raya. Tujuan pendidikan untuk membantu Jepang melawan Inggris dan Amerika Serikat. Sistem persekolahan: sekolah rakyat (6 tahun), SMP (3 tahun), sekolah menengah tinggi 3 tahun. Banyak hal menguntungkan yang didapatkan, yaitu bahasa Indonesia berkembang luas, terdapat seni bela diri dan perang, dilatih dan dididik untuk memegang jabatan dibawah pengawasan Jepang, dll. D. PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA TAHUN 1945-1950 Tujuan pendidikan adalah warga negara sejati yang menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk negara dan Pancasila sebagai dasar pendidikan. Sistem persekolahan tahun 1945-1950 terdiri atas pendidikan rendah (sekolah rakyat), pendidikan menengah (Umum: SMP dan SMT, kejuruan: sekolah teknik pertama, kursus kerajinan negeri dan sekolah teknik menengah, sekolah teknik, keguruan: sekolah guru B, sekolah guru C dan kursus guru, sekolah guru A), pendidikan tinggi (perguruan tinggi, universitas, sekolah tinggi, dan akademi) Tujuan terbentuknya bagian pendidikan masyarakat adalah mendesak pemerintah agar memberi perhatian lebih pada pendidikan masyarakat dan kemudian diterima. Pendidikan tinggi terdiri atas pendidikan tinggi republik (sekolah tinggi Teknik didirikan oleh Kementrian Pendidikan, sekolah tinggi kedokteran hewan oleh Kementrian Kemakmuran Bogor) dan pendidikan tinggi di daerah pendudukan Belanda (Ika Daigaku, Nood Universiteit, dll). Kurikulum SR 1947 terdiri atas 16 mata pelajaran dan kurikulum SMP mencakup 9 kelompok mata pelajaran. Kurikulum SMA tidak jauh berbeda dengan kurikulum AMS, SMA terdiri dari SMA bagian A, yaitu jurusan sastra dan SMA bagian B jurusan ilmu pasti dan alam E. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN 1950-1959 (DEMOKRASI LIBERAL) Tujuan pendidikan dan pengajaran adalah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Pendidikan dan pengajaran berdasarkan azas Pancasila Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan dan kebudayaan kebangsaan Indonesia dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di sekolah. Sistem persekolahan terdiri dari sekolah rakyat (sekolah rakyat negeri dan sekolah rakyat partikulir), SM/MS (SMP negeri dan SMP/MS partikulir), VHO (SMA istimewa) atau AMS (SMA setingkat) atau HBS (SMA/B) atau MHS (SEM), OUUO/NS/KS, S.Ptk (biasa ditambah pelajaran ilmu pasti) atau S.T (persesuaian bahasa dan rencana pelajaran) atau MTS, SD I (3 tahun) atau SD II atau SD III (menjadi SEM), SKG atau SPNS atau GOSVO Penyelenggaraan pendidikan terdiri dari 1. Persiapan Kewajiban Belajar. Kursus pengajar untuk kursus pengantar ke kewajiban belajar dengan lama belajar 4 tahun. Lalu, kursus ini dijadikan SGB. 2. PP No.65 tahun 1951 (tugas dan kewajiban Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan terhadap urusannya dengan sekolah) 3. Pendidikan Agama (pendidikan agama diberikan di sekolah-sekolah sesuai tingkatan dan kepercayaan masing-masing) 4. Pendidikan Masyarakat (untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja gru, maka didirikan beberapa jenis kursus atau pusat latihan) 5. Partisipasi pendidikan swasta (sekolah Kristen dan Katolik mulai berkembang pesat dan Muhammadiyah mengajarkan ilmu umum. Selain itu sekolah swasta tidak berorientasi pada agama atau kebangsaan, melainkan menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah F. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN INDONESIA MERDEKA TAHUN 1959-1965 (DEMOKRASI TERPIMPIN) Tujuan pendidikan nasional Indonesia adalah manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Dasarnya adalah Pancasila dan kebudayaan kebangsaan Indonesia. Sistem persekolahan, yaitu pendidikan nasional, pendidikan nasional Indonesia, dan sistem pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan Universitas). Penyelenggaraan pendidikan dalam bentuk sapta usaha tama, panca wardhana, panitia pembantu pemeliharaan sekolah dan perkumpulan orang tua murid dan guru- guru (POMG), pendiidan masyarakat, perguruan tinggi, dan kurikulum dari SD sampai sekolah keguruan). G. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA MERDEKA: ZAMAN PERKEMBANGAN ORDE BARU 1. Perkembangan Pendidikan Nasional Indonesia tahun 1966-1969 (zaman awal orde baru atau transisi). Dasar pendidikan adalah falsafah negara Pancasila dan tujuan pendidikan adalah membentuk manusia Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan seperti yang dikehendaki oleh Pembukaan dan isi Undang-Undang Dasar 1945. Sistem persekolahan mengikuti struktur lama dan terdapat penyempurnaan kurikulum dari SD sampai sekolah kejuruan 2. Perkembangan Pendidikan Nasional Indonesia pada masa pembangunan jangka panjang I (tahun 1969/1970-1993/1994). Kesimpulan: dasar pendidikan adalah Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 yang bertujuan meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, kualitas manusia Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa (menciptakan manusia ideal). Sistem pendidikan terdiri dari pendidikan dasar (SD dan SLTP/SMP), pendidikan menengah (SMU dan SMK), pendidikan tinggi (program pendidikan akademik dan program pendidikan profesional). Penyelenggaraan program pembangunan pendidikan yang terdiri dari perluasan dan pemerataan kesempatan pendidikan (menyediakan sarana dan prasarana, yaitu sekolah, universitas, dll), peningkatan mutu pendidikan (pengadaan alat pendidikan, buku pelajaran, peningkatan mutu tenaga pengajar, dan perubahan kurikulum)