Anda di halaman 1dari 5

RESUME BAB VIII “LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN”

A. PENDIDIKAN ZAMAN HINDU/BUDHA


Pendidikan formal (Kerajaan) pada zaman Hindu di Kerajaan Tarumanegara dan Kutai
sudah berkembang. Materi pelajaran berpusat pada ajaran agama, membaca, dan menulis (huruf
Pallawa dan bahasa Sangsekerta). Para pendidik adalah para pandita (orang yang pandai
memahami ajaran agama). Peserta didiknya adalah keturunan para Brahmana dan kasta Ksatria.
Lembaga pendidikan dikenal dengan nama Pesantren yang berkembang sampai pengaruh Budha.
Peserta didik pada pengaruh Budha adalah orang Indonesia, Jepang, dan Tiongkok. Guru yang
terkenal adalah Dharmapala
a. Tujuan pendidikan. Manusa mencapai moksa untuk agama Hindu dan nirwana untuk
agama Budha.
b. Sifat pendidikan. Informal, berpusat pada religi, penghormatan yang tinggi pada guru,
aristokratis (Pendidikan hanya diikuti oleh segolongan masyarakat saja).
c. Jenis pendidikan. Pendidikan intelektual (menguasai kitab suci), pendidikan kesatriaan
(mendidik untuk memiliki kemampuan mengatur negara), dan pendidikan keterampilan
d. Lembaga pendidikan. Pecatrikan/padepokan, pura, pertapaan, dan keluarga
e. Ilmu pengetahuan dan karya seni. Perguruan tinggi,empu-empu dan pujangga, seni
bangunan dan seni pahat
B. PENDIDIKAN ZAMAN ISLAM
Pendidikan Islam di Indonesia berlangsung sejak agama Islam masuk ke Indonesia melalui
perdagangan
a. Dasar dan tujuan pendidikan. Dasarnya ialah ajaran Islam dan tujuannya untuk
meningkatkan pengabdian manusia kepada Allah
b. Lembaga pendidikan. Langgar dan pondok pesantren
c. Metode pendidikan. Metode sorongan (membaca Al-quran), metode halaqah (oleh Kyai)
d. Ciri-ciri pendidikan. Religius, tidak memperoleh bayaran, demokratis.
C. PENDIDIKAN ZAMAN PENDUDUKAN ASING
1. Kedatangan orang Portugis. Dalam misi mencari rempah, mereka diikuti misionaris Roma
Katolik. Setelah masyarakat dibaptis, diberikan pendidikan agar agama yang baru dipeluk
terus berkembang. Orang yang menjadi peletak dasar Katholicisme di Indonesia adalah
Fransiscus Xaverius. Sekolah seminari didirikan pada tahun 1536 oleh Antonio Galvano
2. Zaman VOC. Tujuan komersial VOC adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya bagi
kepentingan Belanda dan pemegang saham. Tujuan pendidikan adalah mengembangkan
ajaran agama Kristen Protestan dan mendapatkan tenaga pembantu yang murah dan dapat
dikerjakan oleh VOC. Jenis-jenis sekolah: pendidikan dasar, sekolah latin, seminarium
Theologica, dan akademi pelayaran.
3. Pemerintahan Hindia Belanda.
a. Pengaruh Aufklarung terhadap Pendidikan:
- Manusia bebas memilih dan memberikan segala sesuatu sesuai dengan hati nuraninya
- Gereja dipisahkan dari negara dan tidak lagi mengatur pendidikan
- Menjadi pelopor dari sistem pendidikan baru, yaitu sekolah-sekolah negeri
- Sekolah bebas dari agama, sehingga sekolah tidak boleh mengajarkan pelajaran agama
b. Ciri Persekolahan
- Sekolah bersifat dualistis, yaitu golongan Eropa, Golongan orang asing di luar Eropa,
dan Golongan Bumi Putera
- Sekolah bersifat sekuler, yaitu bebas dari pelajaran agama apapun
- Sekolah lebih cenderung kepada budaya Barat daripada kebudayaan Indonesia
- Sekolah kurang memperhatikan pelajaran keterampilan khusus cenderung
intelektualistis dan verbalistis
- Sekolah pemerintah kurang memperhatikan pendidikan kaum wanita
c. Jenis-jenis Sekolah
- Sekolah untuk orang Eropa: sekolah dasar, sekolah lanjutan
- Sekolah untuk Bumi Putera: sekolah rakyat (golongan terhormat dan golongan rakyat
biasa), sekolah raja, sekolah lanjutan
- Sekolah Kejuruan: sekolah pertukangan, sekolah gadis, dan sekolah pendidikan guru
4. Pendidikan Hindia Belanda sejak 1900. Munculnya politik etis (edukasi, irigasi, dan imigrasi).
Diharapkan bahasa Belanda dijadikan bahasa pengantar setiap jenis sekolah dan pemberian
pendidikan rendah sesuai kebutuhan. Jenis-jenis sekolah:
a. Pendidikan Rendah. Sekolah rendah berbahasa pengantar Belanda (sekolah rendah Eropa
dan sekolah bumi putera kelas 1), sekolah rendah bahasa pengantar daerah (sekolah bumi
putera kelas 2, sekolah desa, dan sekolah lanjutan), dan sekolah peralihan
b. Pendidikan Lanjutan/menengah. MULO (setaraf SMP, 3-4 tahun), AMS (3 tahun), HBS
(5 tahun)
c. Pendidikan Kejuruan. Sekolah pertukangan (Ambachts Leergang dan Ambachtsschool)
dan sekolah teknik, sekolah dagang, pendidikan pertanian, dan pendidikan keguruan.
d. Pendidikan Tinggi. Pendidikan tinggi kedokteran, hukum, dan teknik
5. Pendidikan Swasta oleh Bumi Putera
a. Muhammadiyah (ajaran Islam di sekolah-sekolah)
b. Taman Siswa (Dasar: kodrat alam, kemerdekaan, kebangsaan, kebudayaan, kemanusiaan,
tujuan agar percaya pada kekuatan sendiri)
c. INS (Indonesia Nederlandsche School). Tujuan untuk mengarahkan pada kemerdekaan,
menanamkan rasa nasionalis. Jenis: ruang redah, ruang antara 1 tahun, ruang dewasa 4
tahun, dan ruang masyarakat 1 tahun.
6. Masa Pendudukan Jepang. Landasan idiil pendidikan adalah Hakko Ichiu, yaitu bangsa
Indonesia dan bangsa Jepang bekerja sama untuk kemakmuran Asia Raya. Tujuan pendidikan
untuk membantu Jepang melawan Inggris dan Amerika Serikat. Sistem persekolahan: sekolah
rakyat (6 tahun), SMP (3 tahun), sekolah menengah tinggi 3 tahun. Banyak hal
menguntungkan yang didapatkan, yaitu bahasa Indonesia berkembang luas, terdapat seni bela
diri dan perang, dilatih dan dididik untuk memegang jabatan dibawah pengawasan Jepang, dll.
D. PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA TAHUN 1945-1950
Tujuan pendidikan adalah warga negara sejati yang menyumbangkan tenaga dan pikiran
untuk negara dan Pancasila sebagai dasar pendidikan. Sistem persekolahan tahun 1945-1950
terdiri atas pendidikan rendah (sekolah rakyat), pendidikan menengah (Umum: SMP dan SMT,
kejuruan: sekolah teknik pertama, kursus kerajinan negeri dan sekolah teknik menengah,
sekolah teknik, keguruan: sekolah guru B, sekolah guru C dan kursus guru, sekolah guru A),
pendidikan tinggi (perguruan tinggi, universitas, sekolah tinggi, dan akademi)
Tujuan terbentuknya bagian pendidikan masyarakat adalah mendesak pemerintah agar
memberi perhatian lebih pada pendidikan masyarakat dan kemudian diterima. Pendidikan tinggi
terdiri atas pendidikan tinggi republik (sekolah tinggi Teknik didirikan oleh Kementrian
Pendidikan, sekolah tinggi kedokteran hewan oleh Kementrian Kemakmuran Bogor) dan
pendidikan tinggi di daerah pendudukan Belanda (Ika Daigaku, Nood Universiteit, dll).
Kurikulum SR 1947 terdiri atas 16 mata pelajaran dan kurikulum SMP mencakup 9 kelompok
mata pelajaran. Kurikulum SMA tidak jauh berbeda dengan kurikulum AMS, SMA terdiri dari
SMA bagian A, yaitu jurusan sastra dan SMA bagian B jurusan ilmu pasti dan alam
E. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN 1950-1959 (DEMOKRASI
LIBERAL)
Tujuan pendidikan dan pengajaran adalah membentuk manusia susila yang cakap dan warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah
air. Pendidikan dan pengajaran berdasarkan azas Pancasila Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan dan kebudayaan kebangsaan Indonesia dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar di sekolah.
Sistem persekolahan terdiri dari sekolah rakyat (sekolah rakyat negeri dan sekolah rakyat
partikulir), SM/MS (SMP negeri dan SMP/MS partikulir), VHO (SMA istimewa) atau AMS
(SMA setingkat) atau HBS (SMA/B) atau MHS (SEM), OUUO/NS/KS, S.Ptk (biasa ditambah
pelajaran ilmu pasti) atau S.T (persesuaian bahasa dan rencana pelajaran) atau MTS, SD I (3
tahun) atau SD II atau SD III (menjadi SEM), SKG atau SPNS atau GOSVO
Penyelenggaraan pendidikan terdiri dari
1. Persiapan Kewajiban Belajar. Kursus pengajar untuk kursus pengantar ke kewajiban
belajar dengan lama belajar 4 tahun. Lalu, kursus ini dijadikan SGB.
2. PP No.65 tahun 1951 (tugas dan kewajiban Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan terhadap urusannya dengan sekolah)
3. Pendidikan Agama (pendidikan agama diberikan di sekolah-sekolah sesuai tingkatan dan
kepercayaan masing-masing)
4. Pendidikan Masyarakat (untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja gru,
maka didirikan beberapa jenis kursus atau pusat latihan)
5. Partisipasi pendidikan swasta (sekolah Kristen dan Katolik mulai berkembang pesat dan
Muhammadiyah mengajarkan ilmu umum. Selain itu sekolah swasta tidak berorientasi
pada agama atau kebangsaan, melainkan menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah
F. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN INDONESIA MERDEKA TAHUN 1959-1965
(DEMOKRASI TERPIMPIN)
Tujuan pendidikan nasional Indonesia adalah manusia susila yang cakap dan warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Dasarnya adalah Pancasila dan kebudayaan kebangsaan Indonesia. Sistem persekolahan, yaitu
pendidikan nasional, pendidikan nasional Indonesia, dan sistem pendidikan (TK, SD, SMP,
SMA, dan Universitas). Penyelenggaraan pendidikan dalam bentuk sapta usaha tama, panca
wardhana, panitia pembantu pemeliharaan sekolah dan perkumpulan orang tua murid dan guru-
guru (POMG), pendiidan masyarakat, perguruan tinggi, dan kurikulum dari SD sampai sekolah
keguruan).
G. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA MERDEKA: ZAMAN
PERKEMBANGAN ORDE BARU
1. Perkembangan Pendidikan Nasional Indonesia tahun 1966-1969 (zaman awal orde baru atau
transisi). Dasar pendidikan adalah falsafah negara Pancasila dan tujuan pendidikan adalah
membentuk manusia Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan seperti yang dikehendaki oleh
Pembukaan dan isi Undang-Undang Dasar 1945. Sistem persekolahan mengikuti struktur
lama dan terdapat penyempurnaan kurikulum dari SD sampai sekolah kejuruan
2. Perkembangan Pendidikan Nasional Indonesia pada masa pembangunan jangka panjang I
(tahun 1969/1970-1993/1994). Kesimpulan: dasar pendidikan adalah Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 yang bertujuan meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa,
kualitas manusia Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa (menciptakan manusia ideal).
Sistem pendidikan terdiri dari pendidikan dasar (SD dan SLTP/SMP), pendidikan menengah
(SMU dan SMK), pendidikan tinggi (program pendidikan akademik dan program pendidikan
profesional). Penyelenggaraan program pembangunan pendidikan yang terdiri dari perluasan
dan pemerataan kesempatan pendidikan (menyediakan sarana dan prasarana, yaitu sekolah,
universitas, dll), peningkatan mutu pendidikan (pengadaan alat pendidikan, buku pelajaran,
peningkatan mutu tenaga pengajar, dan perubahan kurikulum)

Sherlin Illene
1804381

Anda mungkin juga menyukai