Anda di halaman 1dari 3

Diagnosis Keperawatan dan Terapi Psikofarmaka pada Kasus

Pemicu 4
Puti Quratuain Islam Armyando, 1906400596, FG 4, Kelas B

Diagnosis keperawatan adalah langkah yang dilakukan setelah masalah atau


potensi penyakit utama telah diidentifikasi (Lois White, 2010). Penegakan
diagnosis keperawatan adalah suatu hal yang esensial untuk kebutuhan asuhan
keperawatan. Pada kasus pemicu 4, mengenai klien dengan diagnosa medis
skizofrenia paranoid, dapat diambil tiga diagnosis keperawatan, yaitu waham,
isolasi sosial, dan defisit perawatan diri. Selain itu, untuk menerapkan asuhan
keperawatan yang holistik pada klien skizofrenia, dibutuhkan terapi psikofarmaka.
Maka dari itu pada LTM ini Saya akan membahas mengenai ketiga diagnosis
keperawatan serta terapi psikofarmaka pada klien skizofrenia paranoid.

I. Waham
Waham adalah keyakinan salah yang didasarkan oleh kesimpulan yang
salah tentang realita eksternal dan dipertahankan dengan kuat (Keliat, et
al., 2019). Hal ini dapat dilihat dalam kasus bahwa klien mengatakan
dirinya sedang dicari-cari oleh seorang pemuda yang kaya raya untuk
segera dijadikan ratu di rumahnya. Selain itu, klien juga mengatakan hal
tersebut secara konsisten dan berulang-ulang.

Salah satu penyebab terjadinya waham adalah kekecewaan dan kecemasan


yang tinggi, putus asa, serta menutup diri, atau dapat dikatakan rentan akan
stresor. Pada kasus tertera bahwa klien telah bercerai sebanyak 3 kali,
kejadian ini tentunya pasti memberikan efek distres yang besar bagi klien.
Kendall, et al., mengatakan bahwa stres adalah salah satu penyebab
patologis pada struktur otak pasien skizofrenia. Pun apabila dilihat dari
faktor imunovirologi, senyawa sitokin yang diaktivasi oleh stres berperan
dalam membuat sinyal untuk otak memproduksi perubahan sikap dan
neurokimia. Dimana pelepasan sitokin akan mempengaruhi produksi
berlebih dopamin (dopamin berhubungan dengan halusinasi dan delusi).
Banyaknya dopamin juga dapat menyebabkan ADHD, yang membuat
perubahan pada otak, yaitu salah satunya mengganggu aktivitas otak di
bagian lobus frontal.

Tanda gejala waham yang dialami klien, meliputi inkoheren (jalan pikir
atau pembicaraan yang sulit untuk dimengerti atau diikuti), mengatakan
yang tidak sesuai dengan kenyataan, dan berperilaku seperti isi wahamnya.
Selain itu, klien juga mengalami diagnosis medis skizofrenia paranoid
yang merupakan salah satu kondisi klinis terkait waham.

II. Isolasi Sosial


Isolasi sosial adalah kesendirian yang dialami oleh individu dan dianggap
timbul karena orang lain serta sebagai suatu keadaan negatif atau
mengancam (NANDA-I, 2018). Hal ini dapat dilihat pada klien yang
mengurung dirinya di kamar sejak sebulan yang lalu. Jika dilihat dari
kasus penyebab terjadinya isolasi sosial pada klien adalah perceraian
dengan suaminya. Hal ini mungkin membuat klien tidak mampu
berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain.

Menurut Keliat, et al., penyebab dari isolasi sosial meliputi, pengalaman


ditolak,

III. Defisit Perawatan Diri


IV. Terapi Psikofarmaka

bahwa klien mengurung diri di kamarnya sejak sebulan yang lalu


- Waham p.152
- Isolasi sosial p.189
- Defisit perawatan diri p.209
terapi psikofarmaka: merujuk pada diagnosa medis → hubungkan dgn diagnosis
keperawatan
Pemicu 4: Seorang wanita, 35 tahun, baru pertama kali dirawat di rumah sakit
jiwa karena sejak sebulan yang lalu mengurung diri di kamar, menolak makan
dan minum, serta tidak merawat dan membersihkan dirinya. Hal ini terjadi
sejak bercerai dengan suami ketiganya tiga bulan yang lalu. Berdasarkan hasil
wawancara dengan klien, didapatkan data bahwa klien mengatakan dirinya
sedang dicari-cari oleh seorang pemuda yang kaya raya untuk segera dijadikan
ratu di rumahnya. Klien mengatakan hal tersebut secara konsisten dan
berulang-ulang. Diagnosa medis : Skizofrenia paranoid

파이팅! 할 수 있어!! [You can do it]... 포기하지마 [Don't give up]…


자랑스러워 [I'm proud of you] ...잘했어 [You nailed it]

Anda mungkin juga menyukai