Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Penelitian merupakan usaha untuk meningkatkan dan menumbuh kembangkan

potensi Sumber Daya Manusia melalui kegiatan belajar mengajar. Untuk meningkatkan

mutu pendidikan perlu adanya pola pikir yang digunakan sebagai landasan dalam

pelaksanaan kurikulum. Sebagaimana diketahui bahwa dalam Undang-Undang No. 25

tahun 2000 dinyatakan bahwa Pembangunan Nasional tahun 2000-2004 perlu

pengendalian mutu pendidikan dengan meningkatkan proses pembelajaran.

Pembelajaran merupakan suatu proses karena tidak hanya proses transfer

informasi guru kepada siswa, tetapi juga melibatkan berbagai tindakan dan kegiatan yang

harus dilakukan terutama jika menginginkan hasil belajarnya menjadi lebih baik. Salah

satu proses pembelajaran yang menekankan berbagai tindakan dan kegiatan adalah

dengan menggunakan metode pembelajaran tertentu. Metode pembelajaran pada

hakekatnya merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Proses pembelajaran memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan yaitu

untuk menambah ilmu pengetahuan, ketrampilan, serta penerapan konsep diri.

Keberhasilan proses pembelajaran tercermin dalam peningkatan hasil belajar. Dengan

Keterpaduan proses belajar siswa dengan proses mengajar guru sehingga terjadi interaksi

belajar mengajar (terjadinya proses pengajaran) tidak datang begitu dan tidak dapat

tumbuh tanpa pengaturan dan perencanaan yang seksama. Perencanaan dimaksudkan

merumuskan dan menetapkan interelasi sejumlah komponen dan variabel sehingga

memungkinkan terselenggaranya pengajaran yang efektif (Nana Sudjana, 2010:28-29).


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang

diajarkan di jenjang sekolah dasar.IPA merupakan mata pelajaran yang membahas dan

mempelajari tentang alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil

percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia (Usman Samatowa, 2016: 3).

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan tujuan pembelajaran IPA

adalah (1) memperoleh keyakinan terhadap kebenaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya, (2)

mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan

dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap

positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,

teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan keterampilan proses menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran

untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, (6)

meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah

satu ciptaan Tuhan.

Pembelajaran yang monoton akan menuntun lemahnya hasil belajar siswa. Siswa

akan cepat bosan dan jenuh dalam belajar. Pembelajaran sebaiknya dapat menciptakan

suasana gembira pada siswa. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh penggunaan strategi dan

metode pembelajaran yang tepat agar pembelajaran menjadi aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan. Terkait dalam proses pembelajaran IPA kelas VI D SDN 1 Banggle

terdapat kelemahan. Kelemahan yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu: (1)
Konsentrasi siswa kurang terfokus pada pembelajaran IPA, (2) Siswa kurang

memperhatikan penjelasan guru pada setiap pembelajaran, (3) Siswa hanya akan bekerja

bila mendapat perintah dari guru.

Saat ini banyak berkembang strategi pembelajaran yang dapat mencipatakan

suasana yang menyenangkan dan mendorong siswa untuk lebih aktif lagi dalam

pembelajaran. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, menarik dan

mencerdaskan dalam belajar. Siswa tidak hanya terpaku ditempat duduk mereka, tapi

berpindah-pindah, kolaborasi, dan berpikir keras. Banyak pakar pendidikan yang telah

mengembangkan strategi pembelajaran aktif, diantaranya strategi yang masuk dalam

strategi pembelajaran aktif yaitu strategi the power of two, Reading Guide, Info Search,

Index Card Match, Card Sort, Everyone is A Teacher Here dan lain-lain. Dari berbagai

macam strategi pembelajaran aktif tersebut, strategi card sort merupakan strategi yang

paling tepat digunakan dalam pembelajaran IPA materi penggolongan hewan berdasarkan

jenis makanannya dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi

penggolongan hewan sehingga indikator dalam pembelajaran yang diharapkan dapat

tercapai.

Dari beberapa uraian diatas, strategi card sort sangat cocok diterapkan dalam

pembelajaran IPA pokok bahasan penggolongan hewan berdasarkan cara

perkembangbiakannya di kelas VI. Penggunaan kartu kata yang harus diklasifikaikan

kelompoknya, membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan memahami pokok

bahasan penggolongan hewan berdasarkan cara perkembangbiakannya.


B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan strategi card sort

pada pembelajaran IPA pokok bahasan penggolongan hewan berdasarkan cara

perkembangbiakannya?

C. TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA

Sub pokok bahasan penggolongan hewan berdasarkan cara perkembangbiakannya

melalui strategi card sort bagi siswa kelas 6 SDN Banggle 1 Kecamatan Ngadiluwih

Kabupaten Kediri.

D. MANFAAT

Manfaat yang diperoleh pada penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

Memberikan informasi bagaimana cara mengatasi permasalahan yang ada dalam

proses belajar mengajar IPA, terutama dalam hal bagaimana meningkatkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran IPA pokok bahasan penggolongan hewan

berdasarkan jenis makanannya.

2. Secara Praktis

a. Manfaat bagi guru

Menemukan kreasi pembelajaran yang baru sebagai upaya meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

b. Manfaat bagi siswa


Dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi sub pokok bahasan

penggolongan hewan berdasarkan perkembangbiakannya yang telah disampaikan

guru melalui strategi card sort pada mata pelajaran IPA.

c. Manfaat bagi sekolah

Sebagai peningkatan profesionalisme guru di SDN Banggle 1.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. STRATEGI CARD SORT

1. Pengertian Strategi Card Sort

Strategi belajar aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua

potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat mencapai prestasi

belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.

Selain agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

Yang dapat membuahkan prestasi belajar yang berkelanjutan hanyalah

kegiatan belajar aktif. Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak

tugas. Mereka harus menggunakan otak untuk mengkaji gagasan, memecahkan

masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari, salah satu caranya adalah dengan

menggunakan strategi card sort.

Card Sort bisa disebut kartu sortir yaitu pemilahan kartu. Metode ini

merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep,

karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang obyek atau mereview informasi. Gerakan

fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamiskan kelas yang

jenuh dan bosan.(Hamzah B, Uno, 2007:51)

Strategi belajar memilah dan memilih kartu (card sort) adalah strategi dan

metode belajar dengan cara memilah dan memilih kartu (card sort) dengan tujuan

dari strategi ini adalah untuk mengungkapkan daya ingat (recoll) terhadap materi

pelajaran yang telah dipelajari siswa. Kemudian Hartono menyatakan kartu sortir

(card sort) adalah “suatu kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk
mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulangi

informasi.” (Hartono, 2008:94)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan strategi card sort:

1. Kartu-kartu tersebut tidak diberi nomor urut.

2. Kartu-kartu tersebut dibuat dalam ukuran yang sama

3. Tidak memberi tanda “kode” apapun pada kartu-kartu tesebut

4. Kartu-kartu tesebut terdiri dari beberapa bahasan dan dibuat dalam jumlah yang

banyak atau sesuai dengan jumlah siswa

5. Materi yang ditulis dalam kartu tersebut sudah diajarkan kepada siswa

2. Langkah-langkah Strategi Card Sort

Prosedur pelaksanaan strategi belajar aktif tipe card sort adalah:

a. Berilah masing-masing peserta didik kartu yang berisi informasi atau contoh

yang cocok dengan satu atau lebih kategori.

b. Mintalah peserta didik untuk berusaha mencari temannya di ruang kelas dan

menemukan orang yang memiliki kartu dengan kategori yang sama (anda bisa

mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau peserta didik yang

mencarinya).

c. Biarkan peserta didik dengan kartu kategorinya sama menyajikan sendiri kepada

yang lain.

d. Selagi masing-masing kategori dipresentasikan, buatlah beberapa poin mengajar

yang dianggap penting.

3. Kelebihan dan Kekurangan Strategi

a. Kelebihan Strategi Card Sort


 Guru mudah menguasai kelas

 Mudah dilaksanakan

 Mudah mengorganisir kelas

 Dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya banyak

 Guru mudah menerangkan dengan baik, siswa lebih mudah mengerti tentang

materi yang diajarkan.

 Siswa lebih antusias dalam pembelajaran

 Sosialisasi antara siswa lebih terbangun yakni antara siswa dengan siswa

lebih akrab.

b. Kekurangan Strategi Card Sort

 Adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian murid, terutama

apabila terjadi jawaban-jawaban yang menarik perhatiannya, padahal bukan

sasaran (tujuan) yang diinginkan dalam arti terjadi penyimpangan dari

pokok persoalan semula.

 Siswa perlu perhatian lebih sehingga tidak keseluruhan siswa dapat

diperhatikan dengan baik

 Banyak menyita waktu terutama menyiapkan model pembelajaran aktif tipe

pemilahan kartu

B. HASIL BELAJAR

1. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana

(2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan

tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga

menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan

tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil

belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak

proses belajar.

Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam


jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

 Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari


dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta,
peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.
 Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal
yang dipelajari.
 Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.
 Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian
sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya
mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.
 Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya
kemampuan menyusun suatu program.
 Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal
berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan

untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan


siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam

penelitian ini adalah hasil belajar kognitif IPS yang mencakup tiga tingkatan yaitu

pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3). Instrumen yang digunakan

untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif adalah tes.

C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam yang yang sering disebut juga dengan istilah Sains,

disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam

kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Ahmad

Susanto (2013:167) menyatakan bahwa Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam

memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta

menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan

suatu kesimpulan. Mata pelajaran IPA merupakan suatu studi yang banyak

berhubungan dengan manusia dan masyarakat, yang memerlukan imajinasi,

perasaan, pengamatan, dan juga analisis (DepartemenAgama. 2002:11).

Pengertian lain, IPA atau disebut Ilmu Alamiah merupakan ilmu pengetahuan

yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk muka bumi ini,

sehingga terbentuk konsep dan prinsip (Maslikah dan Susapti, 2009:04). Menurut

Kusnin (2007:4) menjelaskan bahwa IPA adalah suatu ilmu yang teratur/sitematis

yang dapat diuji kebenarannya. Oleh sebab itu, pengajaran IPA merupakan salah satu

hal pokok yang menanamkan nilai-nilai dasar ilmu pengetahuan kepada peserta

didik.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan

Alam adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara

yang khas atau khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyusunan teori,

penyimpulan, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait

antara cara yang satu dengan yang lain.

2. Materi Perkembangbiakan Hewan

Perkembangbiakan hewan adalah cara hewan untuk melestarikan jenisnya atau

keturunannya agar tidak punah. Cara perkembangbiakan hewan ada beberapa

macam, yaitu bertelur (ovipar), beranak (viviipar), bertelur-beranak (ovovivipar), dan

bertunas (Haryanto, 2012:27).

 Bertelur

Cara perkembangbiakan hewan dengan bertelur disebut ovipar. Ovipar berasal

dari kata ovum, yang berarti telur. Jenis hewan yang berkembangbiak dengan

bertelur adalah burung, ikan, serangga, dan hewan amfibi. Burung merpati,

elang, ayam, bebek merupakan golongan burung, hewan-hewan ini mnegerami

telurnya.

a) Ciri-ciri hewan yang berkembangbiak dengan bertelur Secara umum

hewan yang berkembangbiak dengan bertelur memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

 Tidak memiliki daun telinga

 Tidak memiliki kelenjar susu

 Badannya berbulu
Ciri badan berbulu hanya terdapat pada hewan golongan burung seperti

ayam, bebek, burung merpati dan lain-lain.

b) Proses perkembangbiakan hewan bertelur

Telur (ovum) dihasilkan oleh hewan betina. Alat kelamin betina yang

menghasilkan telur disebut ovarium. Telur-telur itu lalu dibuahi oleh

sperma dari hewan jantan. Alat kelamin jantan yang menghasilkan sperma

disebut testis. Sperma membuahi telur (ovum) pada saat terjadi

perkawinan. Telur yang telah dibuahi akan tumbuh menjadi embrio, yaitu

calon bayi. Di dalam tubuh betina, embrio akan dilindungi oleh cangkang

atau kulit telur. Setelah telur sudah sempurna, telur akan dikeluarkan dari

tubuh betina, seperti yang terjadi pada ayam, telur yang telah dikeluarkan

dierami selama hari sampai ayam menetas. Jika telur-telur itu tidak

dibuahi, maka telur tidak dapat menghasilkan calon bayi. Ada dua cara

pembuahan terhadap telur hewan, yaitu pembuahan dalam (internal) dan

pembuahan luar (eksternal). Pembuahan dalam terjadi di dalam tubuh

betina, misal pada golongan burung dan serangga. Sedangkan pembuahan

luar terjdi di luar tubuh hewan betina, misal pada katak dan ikan mas,

katak jantan membuahi telur saat telur dikeluarkan dari tubuh katak betina,

seluruh proses pembuahan luar ini terjadi di air.

 Beranak

Cara perkembangbiakan hewan dengan beranak disebut vivipar, contoh hewan

yang berkembangbiak dengan beranak antara lain kucing, anjing, sapi, kijang,
harimau dan lain-lain. Hewan-hewan tersebut hidup di darat. Ada juga hewan air

yang berkembangbiak dengan beranak, misal lumba-lumba , pesut , dan paus.

a. Ciri-ciri hewan yang berkembangbiak dengan cara beranak Secara umum

hewan yang berkembangbiak dengan beranak memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

 Memiliki daun telinga

 Memiliki kelenjar susu

b. Proses perkembangbiakan hewan dengan beranak

Hewan yang berkembangbiak dengan beranak juga menghasilkan

telur, namun telur tersebut tidak dikeluarkan dari tubuh hewan betina.

Telur tersebut juga tidak dibungkus oleh cangkang (kulit telur yang keras).

Selanjutnya telur tersebut dibuahi oleh sperma hewan jantan di dalam

rahim (uterus) saat terjadi perkawinan. Rahim terdapat di dalam tubuh

betina, sedangkan sperma dihasilkan di dalam tubuh hewan jantan.

Telur yang telah dibuahi akan tumbuh menjadi calon bayi dan

mengalami pertumbuhan selama berada di dalam rahim. Selama itu hewan

betina mengalami masa mengandung. Lamanya masa meengandung setiap

jenis hewan berbeda-beda. Setelah pertumbuhan calon bayi di dalam rahim

sempurna, maka bayi hewan itu dilahirkan dan diberi makan dengan cara

disusui. Hewan yang menyusui anaknya disebut mamalia (mammae =

kelenjar susu). Mamalia yang hidup di darat disebut mamalia darat seperti

sapi, kambing, kucing, harimau dan lain-lain, sedangkan mamalia yang


hidup di air disebut mamalia air seperti lumba-lumba, singa laut, pesut dan

ikan paus.

 Bertelur-Beranak

Perkembangbiakan hewan dengan bertelur-beranak disebut ovovivipar.

Jenis hewan yang berkembangbiak dengan bertelur-beranak adalah golongan

reptil yaitu beberapa jenis ular dan beberapa jenis kadal. Perkembangbiakan

hewan dengan bertelur -beranak merupakan perpaduan cara bertelur dan

beranak. Seperti hewan yang bertelur, hewan betina yang ovovivipar juga

mengeluarkan telur dari tubuhnya. Akan tetapi telur yang dikeluarkan itu telah

tumbuh menjadi calon bayi, calon bayi tumbuh hampir sempurna. Jadi, saat telur

dikeluarkan dari tubuh hewan betina, saat itu juga bayi dilahirkan.

 Bertunas/ membelah diri

Bertunas atau membelah diri merupakan cara perkembangbiakan hewan

tanpa melalui proses perkawinan. Hewan yang berkembangbiak dengan

bertunas, misal hydra dan anemon laut. Proses perkembangbiakan ini cukup

sederhana, sebuah tunas kecil tumbuh dibagian tubuh hydra dewasa. Tunas

tersebut tumbuh menjadi hewan baru yang melekat pada induknya dan telah

mulai menangkap makanannya sendiri. Selanjutnya tunas akan lepas dari

induknya dan menjadi hewan dewasa yang bebas.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. SUBJEK PENELITIAN

Adapun subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VII dengan jumlah siswa 30

orang, terdiri dari 22 orang perempuan dan 8 orang lakilaki yang memiliki karakter yang

berbeda. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah penerapan strategi card sort dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi perkembangbiakan

hewan.

Anda mungkin juga menyukai