Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH HORMON

MANUSIA

Dosen pemimbing :
Dr. Ahmad Muhammad Diponegoro
DISUSUN OLEH
Imel Destri Ramadhona( 2000001071)
Kelas 1B BK

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN


YOGYAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN PRODI BIMBINGAN
DAN KONSELING
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat allah swt. Karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah yang bejudul landasan filosofi bimbingan konseling
tepat waktu.
Makalah landasan filosofis bimbingan konseling disusun guna memenuhi ugas
dosen mata kuliah di universitas ahmad dahlan. Selain itu, kami juga berharap agar
makalah ini dapat menmabah wawasan bai pembaca tentang landasan filosofis
bimbingan konseling.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi


untuk memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya
hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik.
Hormon berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu atau menggiatkan
atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak
(sedikit), tetapi jika kekurangan atau berlebihan akan mengakibatkan hal yang
tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.
Hormonologi : yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk hormon.
Pada makhluk hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar yang
tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat diketahui
secara cepat perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak
seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat perubahannya.
Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui
pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
Untuk dapat melakukan kegiaan dan dapat memberikan reaksi terhadap
perubahanperubahan eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi yang
tepat di antara kegiatan organ- organ tubuh. Dalam hal ini siste endokrin
merupakan suatu sistem yang dapat menjaga berlangsungnnya integrasi kegiatan
organ tubuh. Hormon yang diahasilakan oleh sistem endokrin ini memegang
peranan yang sangat penting.
1.2. Identifikasi Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem hormon?

2. Jelaskan jenis-jenis kelenjar hormon dan hormon yang dihasilkan!

3. Jelaskan penyakit yang ditimbulkan akibat kelaianan hormon!

1.3. Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui sistem hormon
2. Mengetahui jenis-jenis kelenjar hormon dan hormon yang
dihasilkan 3. Mengetahui penyakit akibat kelainan hormon

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Sistem saraf dan hormon memiliki peranan sebagai pengendali, pengaturan


dan koordinasi aktivitas sel, jaringan, dan alat-alat tubuh. Tanpa pengendalian,
pengaturan, dan koordinasi, fungsi sel dan alat tubuh akan kacau balau (Wulangi,
1993).
Hormon adalah bahan organik aktif yang berfungsi untuk mengontrol
aktifitas bagianbagian tubuh (mendorong atau menghambat). Bahan ini
diangkutoleh darah ke seluruh tubuh dan alat sasaran dan bulkan lewat salauran
khusus.Karena itu kelenjar yang menghasilkannya disebut kelenjar buntu atau
kelenjar endokrin. Kelenjar buntu banyak dilewati pembuluh darah dan pembuluh
kapiler bercabang banyak di atara sel parenkim kelenjar (Jatmika, 1986).
Hormon dihasilkan oleh suatu kelenjar buntu atau kelenjar endokrin.Kelenjar
buntu banyak dilewati pembuluh darah dan pembuluh kapiler bercabang banyak di
atara sel parenkim kelenjar (Jatmika, 1986).
Pengaruh hormon dapatterjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan,
dan kadangkadang beberapatahun (Wulangi, 1993).
Pengendalian, pengaturan, dan koordinasi aktivitas sel, jaringan, dan alat-alat
tubuh dilakuan oleh sistem saraf dan hormon. Tanpa pengendalian, pengaturan, dan
koordinasi, fungsi sel dan alat tubuh akan kacau balau. Hormon mengatur aktivitas
seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Pengaruh
hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan kadang-
kadang beberapa tahun. Banyak kaitan yang terjadi antara sistem saraf dan hormon.
Kelenjar yang menghasilkan hormon disebut kelenjar endokrin. Disebut juga
kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkantidak dialirkan melalui suatu saluran
tetapi langsuk masuk ke pembuluh darah (Wulangi, 1993).
Tidak sedikit hormon yang bertindak sebagai messanger pertama
yangmerupakan seri dari messanger yang berurutan sehingga mengarah kepada
adanyarespons spesifik di sel target. Dalam perjalanannya di dalam darah dan
cairaninterstitial, hormon ini akhirnya bertemu dengan reseptor yang khas untuk
hormon tersebut Reseptor ini terdapat di permukaan atau di dalam sel target.
Interaksi antara hormon dengan reseptor akan menimbulkan seri langkah
yangmempengaruhi satu atau lebih aspek fisiologi atau metabolisme dari suatu sel
(Jatmika, 1986).
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar
ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Sistem endokrin melibatkan kelenjar
endokrin dan hormon (Haqiqi, 2008)

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sistem Hormon
Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti
menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian
dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar
endokrin. Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh
tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula
kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus.
Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organic yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin.
Hormon mengatur aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan
perkembangan. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi,
pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa
detik, hari, minggu, bulan, dan bahkan beberapa tahun. Walaupun jumlah yang
diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah penting. Ini
dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan
lain sebagainya.
3.2 Jenis-Jenis Kelenjar Hormon dan Hormon yang Dihasilkan
1. Kelenjar Hipotalamus
Kelenjar hipotalamus terletak di bawah otak besar dan berperan dalam koordinasi
sistem saraf dan sistem endokrin dalam tubuh. Pada kelenjar hipotalamus terdapat
sel-sel khusus yang menghasilkan hormone pelepas/pembebas dan hormone
penghambat. Hormon pelepas bekerja menggiatkan kelenjar hipofisis untuk
menghasilkan hormone, sedangkan hormone penghambat bekerja dengan cara
menghambat kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormone. Contoh hormon
pelepas antara lain TRH (thyroid releasing hormone) dan GnRH (gonadotrofin
releasing hormone). TRH akan memacu pengeluaran TSH dikelenjar Tiroid,
sedangkan GnRH memacu kelenjar hipofisis anterior mengeluarkan FSH (fiollicle
stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone).

2. Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis Kelenjar Hipofisis ini terletak pada lekukan tulang

selatursika di bagian tulang baji dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang

mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut

master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Kelenjar anterior hipofisis


Kelenjar anterior hipofisis merupakan penghasil hormone yang paling beragam
dan memengaruhi bermacam-macam organ. Hormone yang dihasilkan yaitu
terdapat pada table dibawah ini:
No. Hormon Fungsi
1 Hormon Somatrotof Pertumbuhan sel dan anabolisme
protein
2 Hormon Tiroid (TSH) Mengontrol sekresi hormone oleh
kelenjar tiroid
3 Hormon Mengontrol sekresi beberapa hormone
Adrenokortikotropik oleh korteks adrenal
(ACTH)
4 Follicle Stimu Pada wanita : merangsang
perkembangan folikel pada ovarium dan
sekresi estrogen
lating Hormon (FSH)
Pada testis : menstimulasi testis untuk
mengstimulasi sperma
5 Luteinizing hormone (LH) Pada Wanita : bersama dengan estrogen
menstimulasi ovulasi dan pembentukan
progesterone oleh korpus luteum
Pada pria : menstimulasi sel – sel
interstitial pada testis untuk berkembang
dan
menghasilkan testoteron
6 Prolaktin Membantu kelahiran dan memelihara
sekresi susu oleh kelenjar susu

b. kelenjar posterior hipofisis


Hormon yang dihasilkan yaitu:
No. Hormon Fungsi

1 Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot polos pada


rahim wanita selama proses melahirkan

2 Hormon ADH Menurunkan volume urine dan


meningkatkan tekanan darah dengan cara
menyempitkan pembuluh darah

c. Kelenjar intermediet hipofisis


Hormon yang dihasilkan yaitu:
No. Hormon Fungsi

1 Melanocyte Mempengaruhi warna kulit individu


stimulating hormon
(MSH)

3. Kelenjar gondok (kelenjar tiroid)

Kelenjar gondok merupakan Kelenjar yang terdapat di leher bagian depan di


sebelah bawah jakun dan terdiri dari dua buah lobus. Kelenjar tiroid menghasilkan
dua macam hormon yaitu tiroksin (T4) dan Triiodontironin (T3). Hormon ini
dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam amino (tiroksin) yang mengandung
yodium. Yodium secara aktif di akumulasi oleh kelenjar tiroid dari darah. Oleh
sebab itu kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka waktu yang lama
mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok hingga 15 kali. Hormone yang
dihasilkan yaitu:
No. Hormon Fungsi

1 Tiroksin Mengatur metabolisme, pertumbuhan,

perkembangan, dan kegiatan system saraf

2. Triiodontironin Mengatur metabolisme, pertumbuhan,

perkembangan dan kegiatan sistem saraf

3. Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam darah


dengan cara mempercepat absorpsi kalsium
oleh tulang.

4. Kelenjar Anak Gondok


Kelenjar Paratiroid (kelenjar anak gondok) terletak disetiap sisi kelenjar

tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang bersusun

berpasangan yang menghasilkan hormon pada tiroksin. Masing-masing melekat

pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar ini menghasilkan hormon yang

berfungsi “ mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh “.

Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:

a. mengatur metabilisme fosfor

b. mengatur kadar kalsium darah

5. Kelenjar Timus

Kelenjar ini merupakan kelenjar yang mmenghasilkan hormone timosin

yang berfungsi untuk merangsang limfosi. Terletak di sepanjang rongga trachea di

rongga dada bagian atas. Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah
dewasa. Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau

hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.

6. Kelenjar Langerhans (kelenjar Pangkreas)

Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas,

sehingga dikenal dengan pulau – pulau Langerhans. Kelenjar pankreas

menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin mempermudah gerakan

glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh menembus membrane sel. Di dalam

otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk cadangan. Di sel hati,

insulin mempercepat proses pembentukan glikogen (glikogenesis) dan

pembentukan lemak (lipogenesis). Kadar glukosa yang tinggi dalam darah

merupakan rangsangan untuk mensekresikan insulin. Sebaliknya glukogen bekerja

secara berlawanan

terhadap insulin.
Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia)

merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel – sel targetnya

untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah

dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka

pancreas akan merespons dengan cara mensekresikan glukagon, yang

mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.

7. Kelenjar anak ginjal

Kelenjar anak ginjal merupakan dua struktur kecil yang terletak di atas ginjal dan

dan banyak mengandung darah. Baik secara anatomi maupun secara fungsional,
kelenjar ini terdiiri atas dua bagian yang berbeda. Bagian luar disebut korteks

adrenal dan bagian dalam disebut medulla adrenal. Berbentuk seperti bola atau topi

terletak di atas ginjal.

Hormon dari kelenjar anak ginjal dan fungsinya :


No. Hormon Fungsi
1 Bagian korteks adrenal Mengontol metabolisme ion
Mineralokortikoid anorganik

Glukokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa


2 Bagian Medula Kedua hormon tersebut bekerja
Adrenal sama dalam hal berikut:
Adrenalin (epinefrin) dilatasi bronkiolus
dan noradrenalin vasokonstriksi pada arteri
vasodilatasi pembuluh darah otak
dan otot mengubah glikogen
menjadi glukosa
dalam hati
gerak peristaltik bersama insulin
mengatur kadar gula darah

8. Kelenjar kelamin

a. Ovarium
Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur,

hormone estrogen dan hormone progesterone. Sekresi estrogen dihasilkan oleh

folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH. Estrogen berfungsi menimbulkan dan

mempertahankan tanda – tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya

perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus. Progesteron dihasilkan


oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH. Progesteron berfungsi mempersiapkan

dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah dibuahi. b. Testis

Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi merangsang

pematangan sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda kelamin

pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya

suara. Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh

hipofisis bagian anterior.

Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu hormone

FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF (Gonadotropin

Releasing Factor) yang berasal dari hipotalamus.

3.3 Macam macam penyakit akibat Kelainan Pada Sistem Hormon

1. Penyakit Addison

Terjadi karena sekresi yang berkurang dariglukokortikoid. Hal ini dapat

terjadi misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sebab autoimun.

Gejala – gejalanya berupa :

a. Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+ dan

volume air dari cairan tubuh.


b. Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga

penderita mudah menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress kecil

saja misalnya flu atau kelaparan.

c. Lesu mental dan fisik.

2. Sindrom Cushing

Kumpulan gejala – gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan

dari glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat disebabkan oleh

pemerian obat – obatan kortikosteroid yang berlebihan.

Gejalanya berupa :

a. Otot – otot mengecil dan menjadi lemah karena

katabolisme protein. b. Osteoporosis

c. Luka yang sulit sembuh

d. Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan)

3. Sindrom Adrenogenital

Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang biasanya

akibat kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal.

Akibatnya kadar ACTH meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk

mensekresi androgen yang menyebabkan timbulnya tanda – tanda kelainan

sekunder pria pada seorang wanita yang disebut virilisme yang timbulnya janggut

dan distribusi rambut seperti pria, otot – otot tubuh seperti pria, perubahan suara,
payudara mengecil, klitoris membesar seperti penis dan kadang – kadang

kebotakan.

Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya tanda –

tanda kelamin sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa gejala – gejala diatas

tertutup oleh tanda – tanda kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh

testosterone. Tetapi bila timbul sekresi berlebihan dari estrogen dan progesterone

timbul tanda – tanda kelamin sekunder wanita antara lain yaitu ginaekomastia

(payudara membesar seperti pada wanita).

4. Peokromositoma

Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan

noradrenalin dengan akibat sebagai berikut :

a. Basa metabolisme meningkat

b. Glukosa darah meningkat

c. Jantung berdebar

d. Tekanan darah meninggi

e. Berkurangnya fungsi saluran pencernaan

f. Keringat pada telapak tangan

Kesemuanya menyebabkan berat badan menurun dan tubuh lemah.

Pengobatanya melalu operasi. Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang

menimbulkan pembenjolan pada leher bagian depan. Penyebab struma antara lain
peradangan, tumor ataupun defisiensi yodium. Pada defisiensi yodium, struma

terjadi karena kadar T4 dan T3 menurun, kadar TASH meningkat, hal ini

menrangsang sel – sela folikel untuk hipertropi dan hyperplasia.

5. Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh kalainan

hormon yang mengakibatkan sel – sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa

dari darah. Penyakit ini timbul ketikda dala darah tidak terdapat cukup insulin

dalam darah. Pada kedua hal tersebut, sel – sel tubuh tidak mendapat cukup

glukosa daridarah sehingga kekurangan energi dan akhirnya terjadi pembakaran

cadangan lemak dan protein tubuh. Sementara itu, system pencernaan tetap dapat

meyerap glukosa dari makanan sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi

sangat tinggi dan akhirnya diekskresi bersama urin. Penderita DM dapat meninggal

karena penyakit yang dideritanya atau karena komplikasi yang ditimbulkan oleh

penyakit ini, misalnya penyakit ginjal, gangguan jantung dan gangguan saraf. DM

terdapat dua macam tipe yaitu DM Tipe I (insuline dependent) yaitu diabetes yang

timbul akibat dari kerusakan sel – sel beta pancreas karena infeksi virus atau

kerusakan gen. Gen adalah materi genetic yang membawa sifat – sifat yang

diturunkan. Diabetes tipe I biasanya timbul sebelum penderita berusia 15 tahun.

Penderita membutuhkan suplemen insulin yang diberikan dengan cara

penyuntikan.
DM tipe II timbul karena sel – sel tubuh tidak mampu bereaksi terhadap

indulin walaupun sel – sel beta pancreas memproduksi cukup insulin. Penyakit ini

bersifat mneurun dan merupakan akibat kerusakan gen yang mengkode reseptor

insulin pada sel. Biasanya DM tipe II berasosiasi dengan kegemukan dan baru

timbul setelah penderita berusia 40 tauhn. Penyakit ini dapat dikontrol dengan

pengaturan konsumsi gula dan mengurangi berat badan. Selain itu dianjurkan untuk

mengurangi konsumsi lemak dan garam.

Bagaimana cara mendeteksi diabetes, gejala awal diabetes ialah penderita

merasa lemas, tidak bertenaga, ingin makan yang manis, sering buang air kecil, dan

mudah sekali merasa haus. Kombinasi dari gejala – gejala di atas serta memiliki

kerabat yang juga menderita diabetes mengharuskan seseorang melakukan tes

toleransi glukosa. Pada tes toleransi glukosa diharuskan minum larutan gula

kemudian kadar glukosanya diukur pada tiap interval waktu. Diabetes bukan satu –

satunya penyakit yang ditimbulkan oleh insulin. Bebrapa orang memiliki sel – sel

beta pancreas yang terlalu aktif sehingga mensekresi terlalu banyak insulin ketika

mengkonsumsi gula.

Sebagai akibatnya kadar glukosa dalam darah turun dibawah normal.

Kondisi ini disebut hipoglisemia, biasanya terjadi 2 – 4 jam setelah makan, yang

ditandai dengan rasa lapar, lemas, berkeringat, dan gelisah. Pada beberapa kasus,

otak tidak mendapat cukup glukosa sehingga penderita dapat menjadi pingsan,

koma, bahkan meninggal. Hipoglisemia tidak lazim ditemukan dan kebanyakan


dapat dikontrol dengan meningkatkan frekuensi makan yan glebih serind dan

dalam jumlah kecil.

6. Hipotiroidea

Keadaan dimana terjadi kekurangan hormone tiroid. Bila terjadi pada masa

bayi dan anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek

karena pertumbuhan tulang dan otot tersumbat, disertai kemunduran mental karena

sel – sel otak kurang berkembang.

Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut buncit, leher pendek, dan lidah yang

besar. Kretinisme dapat diobati dengna pemberian hormone tiroid asalkan tidak

terlambat. Bila terjadi pada orang dewasa, hipotiroidea menimbulkan miksedema.

Gejala – gejala berupa kulit tebal, muka bengkak, rambut kasar, mudah gemuk,

lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah, lamban secara fisik atau mental.

Hipotiroid dapat terjadi bila terdapat defisiensi yodium pada makanan. Hal ini

dapat dihindarkan dengan mengkonsumsi garam beryodium.

7. Hipertiroidea

Keadaan dimana hormon tiroid disekresikan melebihi kadar normal. Gejala –

gejalanya berupa berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar,

jantung berdebar dan BMR maneingkatmelebihi 20 sampai 100.


Hipertiroidea paling sering terdapat pada penyakit Graves, suatu penyakit

auto imun dimana terbentuk antibody (thyroid stimulating antibody, TSA6)

terhadap reseptor TSH pada sel –sel tiroid, mengaktifkan reseptor – reseptor. Ini,

maka kadar T4 dan T3 darah meninkat.

Penyakit Graves juga disertai dengan goiter (struma, pembengkakan kelenjar tiroid,

dan penonjolan bola mata (eksoptalmus) yang disebabkan oleh reaksi radang

terhadap imun kompleks pada otot bola mata eksternal dan jaringan sekitar bola

mata.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan

1. Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti
menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu
bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon
dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang
disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati
saluran khusus.

2. Kelenjar hipotalamus, kelenjar hipofisis, kelenjar gondok (tiroid), kelenjar

anak gondok, kelenjar timus, kelenjar pangkreas, kelenjar anak ginjal,

kelenjar kelamin.

3. Penyakit addinson, sindrom cushing, sindrom adrenogenital,


peokromositoma,

diabetes mellitus, hipotiroidea, hipertiroidea.


4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini aku harapkan para pembaca dapat mengetahui
lebih banyak lagi tentang Asam Nukleat guna menambah wawasan untuk
pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 7 April 2009. Sistem Hormon Manusia. Dunia BiologiAsyik.


http://yusniabio.blogspot.com/2009/03/sistem-hormon-manusia.html (Diakses 01
Mei 2015)
Anonim . Macam macam penyakit akibat Kelainan Pada Sistem Hormon.
Smart clik.
http://www.g-excess.com/3976/macam-macam-penyakit-akibat-kelainan-pada-
sistem-hormon
(Diakses 01 Mei 2015)
Poedjiadi, Anna. 2005.Dasar-dasar Biokimia.UI press.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai