MANUSIA
Dosen pemimbing :
Dr. Ahmad Muhammad Diponegoro
DISUSUN OLEH
Imel Destri Ramadhona( 2000001071)
Kelas 1B BK
Puji syukur kehadirat allah swt. Karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah yang bejudul landasan filosofi bimbingan konseling
tepat waktu.
Makalah landasan filosofis bimbingan konseling disusun guna memenuhi ugas
dosen mata kuliah di universitas ahmad dahlan. Selain itu, kami juga berharap agar
makalah ini dapat menmabah wawasan bai pembaca tentang landasan filosofis
bimbingan konseling.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sistem Hormon
Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti
menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian
dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar
endokrin. Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh
tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula
kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus.
Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organic yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin.
Hormon mengatur aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan
perkembangan. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi,
pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa
detik, hari, minggu, bulan, dan bahkan beberapa tahun. Walaupun jumlah yang
diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah penting. Ini
dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan
lain sebagainya.
3.2 Jenis-Jenis Kelenjar Hormon dan Hormon yang Dihasilkan
1. Kelenjar Hipotalamus
Kelenjar hipotalamus terletak di bawah otak besar dan berperan dalam koordinasi
sistem saraf dan sistem endokrin dalam tubuh. Pada kelenjar hipotalamus terdapat
sel-sel khusus yang menghasilkan hormone pelepas/pembebas dan hormone
penghambat. Hormon pelepas bekerja menggiatkan kelenjar hipofisis untuk
menghasilkan hormone, sedangkan hormone penghambat bekerja dengan cara
menghambat kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormone. Contoh hormon
pelepas antara lain TRH (thyroid releasing hormone) dan GnRH (gonadotrofin
releasing hormone). TRH akan memacu pengeluaran TSH dikelenjar Tiroid,
sedangkan GnRH memacu kelenjar hipofisis anterior mengeluarkan FSH (fiollicle
stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone).
2. Kelenjar Hipofisis
mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut
tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang bersusun
pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar ini menghasilkan hormon yang
5. Kelenjar Timus
rongga dada bagian atas. Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah
dewasa. Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau
glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh menembus membrane sel. Di dalam
otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk cadangan. Di sel hati,
secara berlawanan
terhadap insulin.
Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia)
merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel – sel targetnya
untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah
dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka
Kelenjar anak ginjal merupakan dua struktur kecil yang terletak di atas ginjal dan
dan banyak mengandung darah. Baik secara anatomi maupun secara fungsional,
kelenjar ini terdiiri atas dua bagian yang berbeda. Bagian luar disebut korteks
adrenal dan bagian dalam disebut medulla adrenal. Berbentuk seperti bola atau topi
8. Kelenjar kelamin
a. Ovarium
Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur,
folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH. Estrogen berfungsi menimbulkan dan
dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah dibuahi. b. Testis
pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya
suara. Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh
FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF (Gonadotropin
1. Penyakit Addison
terjadi misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sebab autoimun.
a. Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+ dan
penderita mudah menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress kecil
2. Sindrom Cushing
dari glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat disebabkan oleh
Gejalanya berupa :
3. Sindrom Adrenogenital
sekunder pria pada seorang wanita yang disebut virilisme yang timbulnya janggut
dan distribusi rambut seperti pria, otot – otot tubuh seperti pria, perubahan suara,
payudara mengecil, klitoris membesar seperti penis dan kadang – kadang
kebotakan.
Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya tanda –
tanda kelamin sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa gejala – gejala diatas
tertutup oleh tanda – tanda kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh
testosterone. Tetapi bila timbul sekresi berlebihan dari estrogen dan progesterone
timbul tanda – tanda kelamin sekunder wanita antara lain yaitu ginaekomastia
4. Peokromositoma
c. Jantung berdebar
menimbulkan pembenjolan pada leher bagian depan. Penyebab struma antara lain
peradangan, tumor ataupun defisiensi yodium. Pada defisiensi yodium, struma
terjadi karena kadar T4 dan T3 menurun, kadar TASH meningkat, hal ini
5. Diabetes Mellitus
hormon yang mengakibatkan sel – sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa
dari darah. Penyakit ini timbul ketikda dala darah tidak terdapat cukup insulin
dalam darah. Pada kedua hal tersebut, sel – sel tubuh tidak mendapat cukup
cadangan lemak dan protein tubuh. Sementara itu, system pencernaan tetap dapat
meyerap glukosa dari makanan sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi
sangat tinggi dan akhirnya diekskresi bersama urin. Penderita DM dapat meninggal
karena penyakit yang dideritanya atau karena komplikasi yang ditimbulkan oleh
penyakit ini, misalnya penyakit ginjal, gangguan jantung dan gangguan saraf. DM
terdapat dua macam tipe yaitu DM Tipe I (insuline dependent) yaitu diabetes yang
timbul akibat dari kerusakan sel – sel beta pancreas karena infeksi virus atau
kerusakan gen. Gen adalah materi genetic yang membawa sifat – sifat yang
penyuntikan.
DM tipe II timbul karena sel – sel tubuh tidak mampu bereaksi terhadap
indulin walaupun sel – sel beta pancreas memproduksi cukup insulin. Penyakit ini
bersifat mneurun dan merupakan akibat kerusakan gen yang mengkode reseptor
insulin pada sel. Biasanya DM tipe II berasosiasi dengan kegemukan dan baru
timbul setelah penderita berusia 40 tauhn. Penyakit ini dapat dikontrol dengan
pengaturan konsumsi gula dan mengurangi berat badan. Selain itu dianjurkan untuk
merasa lemas, tidak bertenaga, ingin makan yang manis, sering buang air kecil, dan
mudah sekali merasa haus. Kombinasi dari gejala – gejala di atas serta memiliki
toleransi glukosa. Pada tes toleransi glukosa diharuskan minum larutan gula
kemudian kadar glukosanya diukur pada tiap interval waktu. Diabetes bukan satu –
satunya penyakit yang ditimbulkan oleh insulin. Bebrapa orang memiliki sel – sel
beta pancreas yang terlalu aktif sehingga mensekresi terlalu banyak insulin ketika
mengkonsumsi gula.
Kondisi ini disebut hipoglisemia, biasanya terjadi 2 – 4 jam setelah makan, yang
ditandai dengan rasa lapar, lemas, berkeringat, dan gelisah. Pada beberapa kasus,
otak tidak mendapat cukup glukosa sehingga penderita dapat menjadi pingsan,
6. Hipotiroidea
Keadaan dimana terjadi kekurangan hormone tiroid. Bila terjadi pada masa
bayi dan anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek
karena pertumbuhan tulang dan otot tersumbat, disertai kemunduran mental karena
Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut buncit, leher pendek, dan lidah yang
besar. Kretinisme dapat diobati dengna pemberian hormone tiroid asalkan tidak
Gejala – gejala berupa kulit tebal, muka bengkak, rambut kasar, mudah gemuk,
lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah, lamban secara fisik atau mental.
Hipotiroid dapat terjadi bila terdapat defisiensi yodium pada makanan. Hal ini
7. Hipertiroidea
gejalanya berupa berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar,
terhadap reseptor TSH pada sel –sel tiroid, mengaktifkan reseptor – reseptor. Ini,
Penyakit Graves juga disertai dengan goiter (struma, pembengkakan kelenjar tiroid,
dan penonjolan bola mata (eksoptalmus) yang disebabkan oleh reaksi radang
terhadap imun kompleks pada otot bola mata eksternal dan jaringan sekitar bola
mata.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
1. Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti
menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu
bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon
dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang
disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati
saluran khusus.
kelenjar kelamin.
DAFTAR PUSTAKA