Anda di halaman 1dari 13

KURANG ENERGI PROTEIN

Latar belakang

Menurut Supariasa et al (2002) Kurang Energi Protein (KEP)


adalah seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan atau
gangguan penyakit tertentu.

Di Indonesia KEP merupakan salah satu masalah gizi


utama di Indonesia. KEP disebabkan karena defisiensi zat gizi
makro. Meskipun sekarang ini terjadi pergeseran masalah gizi dari
defisiensi makro nutrien kepada defisiensi mikro nutrien, namun
beberapa daerah di Indonesia prevalensi KEP masih tinggi
(>30%) sehingga memerlukan penanganan intensif dalam upaya
penurunan prevalensi KEP (Supariasa, 2002).

Rumusan masalah

1. Apa itu Kurang Energi Protein (KEP)?

2. Apa saja tipe-tipe Kurang Energi Protein (KEP)?

3. Apa saja tanda klinis Kurang Energi Protein (KEP)?

4. Apa saja gejala yang timbul pada orang dengan gizi buruk atau
Kurang Energi Protein (KEP)?

5. Apa penyebab Kurang Energi Protein (KEP)?

6. Apa saja faktor resiko yang terjadi pada Kurang Energi Protein
(KEP)?

7. Apa saja faktor resiko Kurang Energi Protein (KEP)?

8. Apa saja komplikasi Kurang Energi Protein (KEP)?


9. Bagaimana cara mengobati malnutrisi?

10. Bagaimana cara pencegahannya?

A. Pengertian

Salah satu tanda terjadi masalah gizi buruk adalah terjadinya


Kurang Energi Protein. Menurut Supariasa et al (2002) Kurang Energi
Protein (KEP) adalah seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan
atau gangguan penyakit tertentu. Anak disebut KEP apabila berat
badannya kurang dari 80% indeks berat badan menurut umur (BB/U) baku
WHO-NCHS. KEP merupakan defisiensi gizi (energi dan protein) yang
paling berat dan meluas terutama pada anak balita.

B. Tipe-tipe

Beberapa tipe KEP antara lain adalah sebagai berikut :

1. Kwashiorkor

Merupakan gizi buruk karena kekurangan protein atau kurangnya


asupan makanan yang mengandung protein hewani. Biasanya lebih se-
ring terjadi pada golongan masyarakat ekonomi ke bawah.

2. Marasmus

Merupakan gizi buruk karena kekurangan karbohidrat.


3. Marasmus-Kwashiorkor

Merupakan gizi buruk karena kekurangan protein dan karbohidrat.

Tanda dan gejala klinis

Kwashiorkor:

1. Perubahan warna dan tekstur rambut seperti rambut jagung, mudah di-
cabut atau rontok

2. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah
warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement
dermatosis)

3. Atrofi/mengecilnya otot

4. Wajah membulat dan sembab

5. Perut buncit, pembengkakan pada kedua punggung kaki, tangan dan


dapat sampai seluruh tubuh

6. Gangguan perubahan mental. Pada umumnya penderita sering rewel dan


banyak menangis. Pada stadium lanjut anak tampak apatis atau kesadaran
yang menurun

7. Pertumbuhan terganggu

Marasmus:

1. Penampilan wajah seperti orang tua (old man face)

2. Tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol

3. Perubahan mental, cengeng


4. Kulit kering, keriput, lemak dibawah kulit sangat sedikit sampai tidak
ada sehingga terlihat seperti memakai celana kendor (baggy pants)

5. Otot mengecil sehingga kontur tulang terlihat jelas (tulang iga gambang
“piano sign”)

6. Sering disertai penyakit infeksi (diare, umumnya kronis berulang, TBC)

7. Pertumbuhan terganggu

Marasmus-kwashirkor: Terdapat tanda dan gejala klinis marasmus dan


kwashiorkor secara bersamaan.

Penentuan status gizi anak dapat diukur dengan rumus = BB sekarang/BB


ideal (dihitung melalui grafik CDC) x 100%.

Obesitas             : > 120%

Overweight        : 110-120%

Normal               : 90-110%

Underweight      : 70-90%

Gizi buruk          : <70%

Diagnosis gizi buruk dapat dinilai berdasarkan pemeriksaan fisik;


anak terlihat sangat kurus, pembengkakan pada kedua punggung kaki,
tangan atau dapat hingga seluruh tubuh (edema nutrisional), berat badan
(BB)/tinggi badan (TB) atau panjang badan (PB) < -3 standar deviasi (SD)
(dinilai melalui tabel antropometri standar WHO), dan lingkar lengan atas
(LLA) < 11,5 cm (untuk anak usia 6-59 bulan).

Mortalitas atau kejadian kematian dapat terjadi pada penderita gizi


buruk, khususnya pada gizi buruk berat. Beberapa penelitian menunjukkan
risiko kematian pada anak gizi buruk berat cukup besar, adalah sekitar
55%. Kematian ini seringkali terjadi karena hipotermia, hipoglikemia,
diare dan dehidrasi berat serta penyakit infeksi. Infeksi berat sering terjadi
karena pada anak gizi buruk sering mengalami gangguan mekanisme
pertahanan tubuh sehingga mudah terinfeksi atau bila terkena infeksi
berisiko terjadi komplikasi yang lebih berat hingga mengancam nyawa.
(analisa daily).

C. Tanda klinis

Pada Rambut terdapat tanda-tanda Kurang bercahaya (lack of


clustee): rambut kusam dan kering;    Rambut tipis dan jarang (thinness
and aparseness);Rambut kurang kuat/ mudah putus
(straightness);Kekurangan pigmen rambut (dispigmentation): berkilat
terang, terang pada ujung, mengalami perubahan warna : coklat gelap/
terang, coklat merah/ pirang dan kelabu;Tanda bendera (flag sign)
dikarakteristikkan dengan pita selang-seling dari terang/ gelapnya warna
sepanjang rambut dan mencerminkan episode selang-seling. (indonesian
public health).

1. Sementara tanda-tanda pada Wajah diantaranya terjadi penurunan


pigmentasi (defuse depigmentation) yang tersebar berlebih apabila
disertai anemia;
2. Wajah seperti bulan (moon face), wajah menonjol ke luar, lipatan naso
labial;Pengeringan selaput mata (conjunction xerosis);Bintik bilot
(Bilot’s sport);Pengeringan kornea (cornea xerosis).
3. Tanda-tanda pada mata, antara lain pada Selaput mata
pucat;Keratomalasia, keadaan permukaan halus/ lembut dari
keseluruhan bagian tebal atau keseluruhan kornea;    Angular
palpebritis.Sedangkan pada bibir terjadi Angular stomatitis;Jaringan
parut angular; Cheilosis.
4. Tanda-tanda padda lidah, Edema dari lidah; Lidah mentah atau scarlet;
Lidah magenta;Atrofi papila (papilla atrophic).
5. Tanda-tanda pada gigi: Mottled enamel;Karies gigi; Pengikisan
(attrition);Hipolasia enamel (enamel hypoplasia);Erosi email (enamel
erosion).
6. Tanda-tanda pada gusi : Spongy bleeding gums, yaitu bunga karang
keunguan atau merah yang membengkak pada papila gigi bagian
dalam dan atau tepi gusi.
7. Tanda pada Kulit, antara lain : Xerosis, yaitu keadaan kulit yang
mengalami kekeringan tanpa mengandung air;Follicular
hyperkeratosis;Petechiae. Bintik haemorhagic kecil pada kulit atau
membran berlendir yang sulit dilihat pada orang kulit gelap; Pellagrous
rash atau dermatosis (spermatitis). Lesi kulit pelagra yang khas adalah
area simetris, terdemarkasi (batas) jelas, berpigmen berlebihan dengan
atau tanpa pengelupasan kulit (exfoliasi);Flaky-paint rash atau
dermatosis;Scrotal and vulval dermatosis; Lesi dari kulit skrotum atau
vulva, sering terasa sangat gatal. Infeksi sekunder bisa saja terjadi.
8. Sedangkan tanda-tanda pada kuku, diantaranya : Koilonychia, yaitu
keadaan kuku bagian bilateral cacat berbentuk sendok pada kuku orang
dewasa atau karena sugestif anemia (kurang zat besi). Kuku yang
sedikit berbentuk sendok dapat ditemukan secara umum hanya pada
kuku jempol dan pada masyarakat yang sering berkaki telanjang.

D. Gejala

1. Berat badan di bawah normal dengan indeks massa tubuh


(IMT) kurang dari 18,5 kg/m2
2. Lelah dan lemas yang terus-menerus
3. Mudah kedinginan
4. Nafsu makan berkurang
5. Perubahan sikap dan emosi, misalnya menjadi apatis (tidak peduli
dengan lingkungan), sering gelisah, mudah marah, sulit berkonsentrasi
atau terus-menerus sedih
6. Kulit kering dan lebih pucat
7. Sering sakit dan luka lebih lama sembuh
8. Rambut rontok hingga botak
9. Mati rasa atau kesemutan
10. Diare kronis (diare yang berkepanjangan)
11. Kehilangan lemak dan massa otot
12. Pipi cekung dan mata cekung
13. Perut bengkak

(aladokter)

E. Penyebab Malnutrisi Energi Protein

Malnutrisi energi protein terjadi karena kurangnya asupan protein dan


makronutrien lain yang merupakan sumber energi atau kalori, yaitu
karbohidrat dan lemak.
Berdasarkan jenis nutrisi yang kurang, malnutrisi energi protein dapat dibagi
menjadi:

1. Kwashiorkor, yaitu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh kekurangan


asupan protein dalam jangka waktu yang lama.
2. Marasmus, yaitu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh kekurangan
asupan protein dan kalori.
3. Marasmus-kwashiorkor, yaitu bentuk malnutrisi energi protein berat yang
merupakan kombinasi keduanya.

Penyebab utama malnutrisi adalah:

1. Masalah kesehatan, seperti demensia atau masalah gigi yang


mengakibatkan penurunan nafsu makan, gangguan pencernaan, kesulitan
menelan, penyakit kronis, penggunaan obat-obatan, berkurangnya fungsi
indra pengecap
2. Obat-obatan. Beberapa jenis obat memiliki efek samping seperti
menurunkan nafsu makan, yang dapat meningkatkan risiko terkena
malnutrisi
3. Menu makan terbatas, seperti kurangnya akses untuk mendapatkan
makanan,  adanya pembatasan pada menu makanan, yang mengakibatkan
kekurangan asupan garam, lemak, protein, atau gula
4. Penghasilan terbatas, yang menyebabkan seseorang kesulitan untuk
mendapatkan makanan memadai
5. Gangguan kesehatan mental, seperti depresi atau penyakit mental lainnya,
yang dapat meningkatkan risiko terkena malnutrisi
6. Konsumsi alkohol yang berlebihan, dan dapat mengganggu pencernaan
serta penyerapan nutrisi

(aladokter)

F. Faktor risiko

Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami


malnutrisi energi protein adalah:

a. Faktor sosial

Faktor sosial merupakan penyebab malnutrisi energi protein yang


paling umum di negara-negara berkembang. Faktor ini meliputi:

1. Kekurangan bahan pangan, misalnya karena tinggal di lingkungan


yang terisolasi.
2. Memiliki keterbatasan fisik atau mental yang membuat sulit untuk
menyiapkan makanan.
3. Memiliki ketergantungan pada orang lain untuk mendapatkan
makanan.
4. Memiliki pengetahuan yang kurang tentang gizi dan cara
mengolah makanan yang baik.
5. Menyalahgunakan NAPZA dan kecanduan alkohol.

b. Penyakit tertentu

Malnutrisi energi protein juga bisa terjadi karena seseorang


menderita suatu penyakit, antara lain:

1. Infeksi di saluran pencernaan yang menyebabkan diare.


2. Infeksi cacing tambang yang menyerap nutrisi dari dan darah dari
usus
3. Penyakit yang mengganggu kemampuan saluran cerna untuk
mencerna atau menyerap makanan, seperti radang usus dan
penyakit celiac.
4. Penyakit yang membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lemah,
seperti HIV/AIDS dan kanker.
5. Gangguan mental, seperti depresi, skizofrenia.
6. Gangguan makan, seperti anorexia nervosa dan bulimia.
7. Demensia, karena dapat membuat penderita lupa untuk makan.
8. Penyakit yang meningkatkan metabolisme dan kebutuhan energi,
seperti demam, kecelakaan, luka bakar berat, atau hipertiroidisme.
9. Mengalami malabsorpsi atau sindrom malabsorpsi.

G. Komplikasi Malnutrisi Energi Protein

Ada beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat malnutrisi


energi protein (kwashiorkor dan marasmus), yaitu:

1. Hipotermia (penurunan suhu tubuh)


2. Anemia dan hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
3. Ensefalopati (kerusakan jaringan otak)
4. Gangguan fungsi organ, seperti gagal ginjal dan penyakit jantung
5. Gagal tumbuh atau stunting pada anak
6. Gangguan belajar
7. Koma

Selain itu, penderita malnutrisi juga rentan mengalami beragam


penyakit, seperti beri-beri, dermatitis seboroik, demensia, atau gangguan
pada tulang, misalnya osteomalacia. (aladokter)

H. Cara mengobati malnutrisi

Dokter biasanya merekomendasikan langkah-langkah ini untuk


mengatasi malnutrisi.

1. Mengubah menu makan, yaitu dengan membuat daftar menu makan


khusus untuk memastikan penderita mendapatkan nutrisi yang cukup,
dengan mengonsumsi makanan sehat.
2. Penderita yang mengalami masalah menelan atau terkena penyakit
kronis. dapat memperoleh asupan nutrisi melalui: 
a. Tabung nasogastric, yaitu tabung yang melewati hidung dan
masuk ke lambung
b. Tabung yang ditempatkan langsung ke perut atau usus, melalui
kulit perut
c. Nutrisi parenteral, yaitu nutrisi yang dimasukkan langsung ke
dalam darah melalui tabung vena atau infus 
3. Memberikan perhatian ekstra untuk membantu pemenuhan nutrisi dan
akses makanan

Selain itu, diperlukan kerja sama antara pemerintah, organisasi


independen, individu dan masyarakat, untuk mengurangi angka
malnutrisi. Sebab, malnutrisi merupakan permasalahan yang sebagian
besar dipengaruhi oleh lingkungan luar. Penelitian menunjukkan
bahwa beberapa cara paling efektif untuk mengurangi penyakit
malnutrisi adalah dengan menyediakan suplemen makanan yang
mengandung zat besi, seng, dan yodium, dan memberikan pendidikan
gizi. (ala dokter).
I. Pencegahan

Cara paling efektif untuk mencegah malnutrisi adalah


mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, yaitu antara lain dengan:

1. Memperbanyak konsumsi buah dan sayur


2. Mengonsumsi roti, nasi, kentang, pasta, atau makanan bertepung
lainnya
3. Mengonsumsi susu atau makanan olahan susu
4. Mengonsumsi daging, ikan, telur, kacang-kacangan, dan sumber
protein non-susu lainnya.

(sehatq)

KESIMPULAN

Kurang Energi Protein (KEP) adalah seseorang yang kurang gizi yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-
hari dan atau gangguan penyakit tertentu.

Beberapa tipe KEP antara lain Kwashiorkor, merupakan gizi buruk


ka¬rena keku¬rangan protein atau kurangnya asupan makanan yang mengandung
protein hewani. Marasmus merupakan gizi buruk ka¬rena keku¬ra¬ngan
karbohidrat. Marasmus-Kwashior¬kor, merupakan gizi buruk ka¬rena
keku¬rangan protein dan karbohidrat.

Tanda klinisnya yaitu pada Rambut terdapat tanda-tanda Kurang


bercahaya (lack of clustee): rambut kusam dan kering;    Rambut tipis dan jarang
(thinness and aparseness);Rambut kurang kuat/ mudah putus
(straightness);Kekurangan pigmen rambut (dispigmentation): berkilat terang,
terang pada ujung, mengalami perubahan warna : coklat gelap/ terang, coklat
merah/ pirang dan kelabu;Tanda bendera (flag sign) dikarakteristikkan dengan
pita selang-seling dari terang/ gelapnya warna sepanjang rambut dan
mencerminkan episode selang-seling.

Gejalanya berupa Berat badan di bawah normal dengan indeks massa


tubuh (IMT) kurang dari 18,5 kg/m2, lelah dan lemas yang terus-menerus, mudah
kedinginan, nafsu makan berkurang, perubahan sikap dan emosi, misalnya
menjadi apatis (tidak peduli dengan lingkungan), sering gelisah, mudah marah,
sulit berkonsentrasi atau terus-menerus sedih, sering sakit dan luka lebih lama
sembuh, rambut rontok hingga botak, mati rasa atau kesemutan, diare kronis
(diare yang berkepanjangan), kehilangan lemak dan massa otot, pipi cekung dan
mata cekung dan perut bengkak.

Malnutrisi energi protein terjadi karena kurangnya asupan protein dan


makronutrien lain yang merupakan sumber energi atau kalori, yaitu karbohidrat
dan lemak. Ada dua faktor resikonya yaitu faktor resiko sosial dan faktor resiko
penyakit tertentu.

Ada beberapa komplikasi yaitu hipotermia (penurunan suhu tubuh),


anemia dan hipoglikemia (penurunan kadar gula darah), ensefalopati (kerusakan
jaringan otak), gangguan fungsi organ, seperti gagal ginjal dan penyakit jantung,
gagal tumbuh atau stunting pada anak, gangguan belajar dan koma.

Cara mengobatinya yaitu dengan mengubah menu makan, yaitu dengan


membuat daftar menu makan khusus untuk memastikan penderita mendapatkan
nutrisi yang cukup, dengan mengonsumsi makanan sehat. Penderita yang
mengalami masalah menelan atau terkena penyakit kronis dan memberikan
perhatian ekstra untuk membantu pemenuhan nutrisi dan akses makanan. Cara
paling efektif untuk mencegah malnutrisi adalah mengonsumsi makanan yang
sehat dan seimbang.
SUMBER :

1. http://www.indonesian-publichealth.com/kurang-energi-protein-kep-2/
2. http://www.indonesian-publichealth.com/tanda-klinis-gizi-buruk/
3. https://www.alodokter.com/malnutrisi-energi-protein
4. https://www.sehatq.com/penyakit/malnutrisi-energi-protein
5. https://analisadaily.com/berita/arsip/2018/1/15/486187/3-tipe-gizi-
buruk/

Anda mungkin juga menyukai