Bab 3 Pembahasan
Bab 3 Pembahasan
METODOLOGI PENELITIAN
bekas dengan kadar 4%, 6% dan 8% terhitung dari berat aspal dengan
pedoman dari Bina Marga Bidang Jalan dan Jembatan Tahun 2010 Revisi
III.
pertama yaitu persiapan alat dan bahan untuk menyiapkan bahan dan
pengujian aspal, agregat (kasar, halus dan filler), dan pengujian terhadap
penetrasi, titik nyala, titik bakar, titik lembek, kehilangan berat, kelarutan,
11
12
penyerapan air.
komposisinya yaitu 18 sampel benda uji. Dan yang terakhir tahap kelima
yaitu pembuatan benda uji dan pengujian Marshall. Dimana dari pengujian
bermotor.
13
dan timbangan).
Alat uji yang digunakan adalah seperangkat alat untuk metode Marshall,
meliputi:
pemadatan.
Jurusan Teknik Sipil ISTN. Objek penelitian ini adalah benda uji Aspal
berbentuk cylinder 10cm x 7,5cm ( uji kuat tekan) Faktor kadar Aspal
5.5%, 6%, 6,5% dan ban dalam bekas sebagai bahan aditif dengan
digunakan.
15
untuk membuat benda uji serta ban dalam bekas sepeda motor yang
berat minyak)
dengan :
Kadar aspal yang diperoleh dibulatkan mendekat angka 0,5 % yang terdekat.
Misal dari perhitungan didapat 6,3 %, maka dibulatkan menjadi 6,5 %, atau bila
mencari kadar aspal tengah atau ideal. Kadar aspal yang diperoleh dari rumus
yang akan digunakan dalam penelitian adalah satu kadar aspal kurang dari
nilai kadar aspal tengah, dan satu kadar aspal yang lebih besar dari nilai kadar
aspal tengah. Sehingga apabila kadar aspal tengah adalah a%, maka benda uji
dengan kadar-kadar aspal yang diperoleh. Pada penilitian ini pembuatan benda
uji dengan variasi kadar aspal dan penambaan zat aditif ban dalam bekas yang
(Gambar 3.1) tetapi semua kadar yang diperoleh dari formula campuran
rancangan (Pb). Hal ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui nilai
campuran mana yang paling baik serta membuktikan apakah benda uji dengan
kadar aspal optimum lebih baik daripada sampel dengan kadar aspal yang lain,
pengujian marshall.
1. Benda uji dengan 3 variasi kadar aspal dengan kadar ban dalam
bekas 0%
18
2. Benda uji dengan kadar aspal terbaik, dengan kadar ban dalam
marshall, untuk mengetahui kinerja aspal , yang tujuannya untuk mencari nilai
stabilitas tertinggi antara beton aspal dengan kadar aspal optimum yang
aspal optimum yang telah di modifikasi dengan bahan aditif ban dalam bekas.
19
Mulai
Pemeriksaan bahan Aspal Normal Pemeriksaan bahan Agregat Pemeriksaan bahan Aspal Dengan Kadar
Meliputi : Meliputi : Aspal Optimum + Ban Dalam Bekas 4%,
1. Penetrasi bahan-bahan 1. Analisa dengan grafik 6%, dan 8% Meliputi :
bitumen distribusi butiran 1. Penetrasi bahan-bahan
2. Titik lembek aspal dan ter 2. Berat jenis dan bitumen
3. Titik nyala dan titik bakar penyerapan agregat 2. Titik lembek aspal dan ter
dengan Cleveland ovencup kasar 3. Titik nyala dan titik bakar
4. Dektilitas bahan bahan 3. Berat jenis dan dengan Cleveland ovencup
bitumen 4. Dektilitas bahan bahan
penyerapan agregat
5. Kelarutan bitumen dalam bitumen
halus
carbon tetra chlorida 5. Kelarutan bitumen dalam
6. Berat jenis bitumen keras carbon tetra chloride
dan ter 6. Berat jenis bitumen keras dan
7. Penurunan berat minyak ter
dan aspal 7. Penurunan berat minyak dan
aspal
TIDAK Memenuhi YA
spesifikasi Analisa campuran agregat
Pengujian Marshall Test Hasil dan analisa Kesimpulan dan saran SELESAI
Untuk setiap proses dan variasi dalam pengujian campuran aspal digunakan
Jumlah seluruh benda uji yang dibutuhkan tertera pada Tabel 3.1:
Keterangan :
yaitu 6% , dari Pb, Pb- 0,5 dan Pb + 0,5 gunanya untuk mencari nilai kadar optimum
kinerja aspal yang nantinya akan di campurkan dengan ban dalam bekas sebagai
aditif. Semua benda uji hanya akan diuji dengan 1 macam pengujian, yaitu
Marshall Test yang akan menghasilkan data-data mengenai kinerja campuran aspal
untuk tiap kadar aspal dengan kadar ban dalam bekas yang berbeda, yaitu 4%, 6%,
dan 8%. Data kinerja campuran aspal ini kemudian akan dibandingkan satu sama
lain untuk mengetahui pengaruh ban dalam bekas yang ada di dalam campuran aspal
tersebut.
21
halus, agregat sedang dan agregat kasar, pengujian terhadap material aspal, serta
antara lain:
Pengujian standar material aspal pada penelitian ini terdiri dari 7 (tujuh)
jenis uji. Ketujuh jenis uji dilakukan pada setiap bahan aspal yang digunakan
sebagai pengikat, yaitu aspal miyak penetrasi 60/70 dan uji bahan tersebut
adalah :
Tempratur : 25º
Waktu : 5 Detik
setiap tipe aspal sebelum kehilangan minyak dapat kita lihat pada Tabel 3.2
sebagai berikut :
Sebelum kehilangan
37 50 40 50 47 44.8
berat
23
(SNI 06-2456-1991).
kehilangan berat, untuk kadar aspal dengan campuran ban dalam bekas
rata-rata penetrasi sebesar 60.4 mm penurunan per 5 detik, sehingga apa bila
kedua sampel tersebut di rata ratakan maka di dapatlah nilai penetrasi sebesar
penurunan per 5 detik, sedangkan pada sampel dua menunjukan hasil rata-
24
rata penetrasi sebesar 50.2 mm penurunan / 5 detik, sehingga apa bila kedua
sampel tersebut di rata ratakan maka di dapatlah nilai penetrasi sebesar 49.9
penurunan per 5 detik, sedangkan pada sampel dua menunjukan hasil rata-
rata penetrasi sebesar 44.8 mm penurunan per 5 detik, sehingga apa bila
kedua sampel tersebut di rata ratakan maka di dapatlah nilai penetrasi sebesar
penurunan per 5 detik, sedangkan pada sampel dua menunjukan hasil rata-
rata penetrasi sebesar 44.8 mm penurunan per 5 detik, sehingga apa bila
kedua sampel tersebut di rata ratakan maka di dapatlah nilai penetrasi sebesar
aspal dengan semakin bertambahnya kadar ban dalam bekas pada aspal maka
nilai penetrasi semakin turun yang berarti aspal lebih keras dari sebelumnya.
nilai penetrasi dari setiap tipe aspal setelah kehilangan minyak dapat kita
Sesudah kehilangan
43 40 44 40 45 42.4
berat
Sesudah kehilangan
40 45 41 39 38 40.6
berat
Sampel 2 Jumlah Penetrasi / 5 detik Rata-rata
1 2 3 4 5 (mm)
Sesudah kehilangan
37 35 35 41 40 37.6
berat
Aspal dengan penambahan ban dalam bekas 8%
Sampel 1 Jumlah Penetrasi / 5 detik Rata-rata
1 2 3 4 5 (mm)
Sesudah kehilangan
38 40 35 36 35 36.8
berat
Sampel 2 Jumlah Penetrasi / 5 detik Rata-rata
1 2 3 4 5 (mm)
Sesudah kehilangan
31 35 40 32 33 34.2
berat
berat, pada sampel satu menunjukan hasil rata-rata penetrasi sebesar 62.2
rata penetrasi sebesar 62.4 mm penurunan per 5 detik, sehingga apa bila
kedua sampel tersebut di rata ratakan maka di dapatlah nilai penetrasi sebesar
penetrasi sebesar 42.4 mm penurunan per 5 detik, sehingga apa bila kedua
sampel tersebut di rata ratakan maka di dapatlah nilai penetrasi sebesar 42.2
penurunan per 5 detik, sedangkan pada sampel dua menunjukan hasil rata-
rata penetrasi sebesar 37.6 mm penurunan per 5 detik, sehingga apa bila
kedua sampel tersebut di rata ratakan maka di dapatlah nilai penetrasi sebesar
penurunan per 5 detik, sedangkan pada sampel dua menunjukan hasil rata-
rata penetrasi sebesar 34.2 mm penurunan per 5 detik, sehingga apa bila
kedua sampel tersebut di rata ratakan maka di dapatlah nilai penetrasi sebesar
aspal dengan semakin bertambahnya kadar ban dalam bekas pada aspal dan
semakin di panaskan maka nilai penetrasi semakin turun yang berarti aspal