Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ULFIANDI RIZKI

NPM :718621108

KELAS :VB (KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN)

“RESUME 05”

KOMUNIKASI YANG TERAPEUTIK UNTUK MENANGANI PASIEN ANAK

            Komunikasi merupakan sarana efektif yang sehari-hari kita gunakan untuk bertukar
pikiran, berpendapat, serta mempengaruhi cara pikir orang lain, tak terkecuali dalam dunia
kesehatan. Tenaga kesehatan, misalnya perawat, dokter, maupun tenaga medis lainnya
memerlukan komunikasi yang baik agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
memadai bagi kliennya. Tenaga medis yang mempunyai waktu berinteraksi paling lama
dengan klien adalah perawat. Kehadiran perawat untuk pasien selain untuk memberikan
pelayanan kesehatan juga memberi kenyamanan bagi pasien. Oleh karena itu, kehadiran
perawat dan interaksinya bisa dikatakan menjadi sebuah ‘obat’ bagi pasien tersebut.

            Komunikasi untuk menunjang peran perawat dan pasien dalam konteks kesehatan
dikenal dengan ‘komunikasi terapeutik’. ‘Komunikasi terapeutik’ adalah komunikasi secara
sadar yang dilakukan oleh perawat dan bertujuan untuk kesembuhan pasien. Pada hakikatnya
komunikasi terapeutik bertujuan mempercepat kesembuhan pasien. Perawat harus sadar
bahwa pasien butuh pertolongan untuk mengurangi bahkan menghilangkan keluhan yang
dirasakan.

Salah satu pasien yang dihadapi perawat di rumah sakit adalah anak. Anak ialah
pribadi yang unik. Untuk itu diperlukan pendekatan khusus oleh perawat pada pasien anak
untuk memberi pengertian dan mengubah perilakunya yang cenderung manja dan rewel.
Ketika dirawat di rumah sakit terkadang anak merasakan stress karena adanya perubahan
status kesehatan, prosedur perawatan yang harus dijalani, perubahan lingkungan, serta
keterbatasan mekanisme koping.

Umumnya ketika anak sedang sakit orang tua sering mengalami kepanikan. Dalam hal
ini perawat harus meyakinkan dan memberi pengarahan pada orang tua pasien anak. Perawat
mendorong orang tua pasien untuk bercerita dan membuat suasana menjadi terasa nyaman
terlebih dulu. Selanjutnya pembicaraan baru masuk pada pertanyaan inti secara perlahan.
 Hal yang biasanya terjadi pada pertemuan awal antara perawat dengan pasien anak
adalah perawat melakukan pengkajian awal. Seringkali perawat melakukan komunikasi pada
orang tua pasien anak karena anak belum bisa diajak berkomunikasi dengan baik. Namun,
ketika anak dapat diajak berkomunikasi dengan baik, perawat dapat melakukan pengkajian
dan langkah-langkah selanjutnya pada anak.

Dalam berinteraksi pada anak perawat diharapkan untuk selalu bersikap terapeutik.
Saat bertemu dengan anak maupun ketika akan melakukan intervensi keperawatan, perawat
sebaiknya menyapa pasien anak dengan nama/panggilan yang disukainya. Perawat juga harus
selalu menjelaskan hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan setelah tindakan pengobatan
dengan bahasa yang dimengerti anak. Dalam interaksinya perawat harus bisa menjadi kawan
bagi anak dengan menunjukkan raut muka bersahaja, sikap hangat, mengerti kebutuhan serta
perasaan anak. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak cemas dan takut, sehingga cepat tercapai
kesembuhan.

Komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat dalam memberikan asuhan


keperawatan pada anak berbeda dengan orang dewasa. Diperlukan cara yang berbeda dalam
menerapkan komunikasi terapeutik pada pasien anak. Cara-cara tersebut di antaranya adalah:

1.      Perawat berbicara dengan nada suara yang rendah dan lambat agar anak dapat mengerti
hal yang dikatakan perawat.

2.      Perawat sebaiknya membuat jadwal yang tidak monoton antara terapi medis dengan hal
yang disukai anak (misal: bermain).

3.      Perawat diharapkan untuk memperhatikan posisi badan ketika berinteraksi dengan pasien
anak agar anak merasa nyaman.

4.      Dalam melakukan kontak mata sebaiknya perawat dapat mengaturnya. Ketika mendapat
respon kurang baik maka perawat harus mengurangi kontak mata, dan saat anak sudah bisa
mengontrol perilakunya perawat kembali melakukan kontak mata pada anak.

5.      Ketika berkomunikasi dengan anak diperlukan untuk melakukan sentuhan agar anak
merasa nyaman dan dekat dengan perawat, namun perlu diingat bahwa perawat harus
meminta izin terlebih dulu.
Saat berkomunikasi terapeutik dengan anak, secara verbal perawat dapat
menggunakan teknik bercerita dengan bahasa anak supaya ia tertarik untuk mendengarkan
dan perasaan tertekannya dapat terkurangi. Dengan teknik bercerita perawat dapat
mengetahui perasaan anak. Selain menggunakan teknik bercerita, perawat dapat
menggunakan cara bermain game tiga permintaan. Game ini sangat disukai oleh anak, oleh
karenanya dengan game tersebut perawat dapat mengarahkan anak untuk masuk dalam
percakapan.

Komunikasi terapeutik pada anak tak hanya dilakukan secara verbal, namun juga
dilakukan komunikasi terapeutik secara non verbal. Untuk berkomunikasi secara non verbal
perawat dapat menggunakan teknik menulis. Dengan cara menuis perawat bisa melakukan
pendekatan pada anak. Tak hanya itu, perawat pun bisa menggunakan teknik menggambar.
Menggambar merupakan salah satu cara yang dilakukan anak untuk mengekspresikan
perasaannya dan mengungkapkan tentang dirinya dengan bebas. Selain itu ada teknik lain,
yaitu dengan bermain. Teknik bermain saya rasa merupakan cara terefektif bagi perawat
untuk berinteraksi dengan pasien anak karena dunia anak adalah bermain.

Perawat perlu untuk menjalin hubungan terapeutik yang baik pada anak. Hubungan
terapeutik yang baik antara perawat dan pasien anak dapat memperlancar pemberian terapi
medis. Selain itu, perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan pada anak agar ia dapat
mengerti cara meningkatkan kesehatannya. Dalam komunikasi terapeutik pada anak
diperlukan cara dan teknik tertentu agar tujuan dari komunikasi itu tercapai, yaitu
kesembuhan pasien anak.

Anda mungkin juga menyukai