Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH PENYULUHAN PERTANIAN

MENYUSUN PAPER KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN

DISUSUN OLEH:

1. Dave Mikhail Aloysius H0720043


2. Dea Puspita H0720045
3. Erdhofin H0720058
4. Fara Cahyawati H0720063
5. Galih Henggar Jati H0720072
6. Gian Halu Waratmaja H0720076
7. Hanan Taqiyyah H0720079

DOSEN PENGAMPU:

Dra. Suminah, M.Si.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI KELAS B

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021
BAB I
PENDAHULUAN

Sektor pertanian memegang peran penting dalam perekonomian dan


kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah
penduduk Indonesia yang berarti terus meningkatnya kebutuhan pangan
yang harus dipenuhi oleh para pelaku dibidang pertanian. Tidak hanya di
Indonesia saja, menurut penelitian yang dilakukan oleh IFPRI (
International Food Policy Research Institute) seiring dengan berjalannya
waktu dan berubahnya iklim serta temperatur sektor pertanian mengalami
ancaman. Ancaman tersebut tentu akan mempengaruhi produksi dan hasil
dari sektor pertanian sendiri. Minimnya pengetahuan petani terhadap
teknologi ataupun pengolahan yang baik untuk menghadapi ancaman
tersebut menjadi perhatian bagi pemerintah.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan guna berusaha menangguangi
masalah ini. Kebijakan tersebut berupa Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan (SP3K). Tujuan dari kebijakan tersebut dalam
rangka untuk melakukan pembangunan pertanian, perikanan, dan
kehutanan yang berkelanjutan dimana hal ini dilakukan melalui sistem
penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. Pada sisi ini sistem
penyuluhan berkaitan dengan seluruh rangkaian pengembangan
kemampuan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap pelaku utama dan
pelaku usaha melalui pelaksanaan penyuluhan. Dalam pelaksanaan
kegiatan penyuluhan tersebut, terdapat beberapa poin yang perlu menjadi
perhatian penyuluh agar penyuluhan dapat berlangsung dengan maksimal
dan efektif. Salah satunya berupa cara berkomunikasi dengan sasaran
penyuluhan.
BAB II
ISI

A. Pengertian Komunikasi
Secara umum, komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian
pesan dari sumber ke penerima (Berlo, 1960). Akan tetapi, proses
komunikasi tidak hanya terhenti setelah pesan disampaikan atau diterima.
Proses komunikasi akan berhenti jika penerima memberikan tanggapan
yang dapat dimengerti. Proses komunikasi menurut Schramm (1977)
adalah proses penggunaan pesan oleh dua orang atau lebih dimana semua
pihak saling berganti peran sebagai pengirim dan penerima, hingga
tercapainya pemahaman atas pesan oleh kedua pihak.
Dalam penyuluhan pertanian, proses komunikasi tidak hanya terhenti
jika penyuluh telah menyampaikan inovasi atau sasaran menerima inovasi.
Unsur penyuluh dan sasarannya merupakan unsur utama yang menentukan
keberhasilan komunikasi. Terdapat gangguan komunikasi yang disebabkan
oleh kekurangketerampilan penyuluh atau sasaran, kesenjangan
pengetahuan, sikap kurang menerima, dan perbedaan latar belakang sosial
budaya. Oleh karena itu, penyuluh dituntut untuk meningkatkan
keterampilan, menyampaikan informasi yang mudah diterima, bersikap
baik, memahami, dan mengikuti nilai sosial budaya sasaran. Unsur pesan
harus mengacu kebutuhan, disampaikan dengan bahasa yang mudah
dipahami, tidak memberatkan, dan dapat diterapkan. Guna pesan dapat
diterima dengan jelas, maka diperlukan unsur media yang disesuaikan
dengan selera masyarakat setempat.
B. Proses Perubahan dalam Komunikasi
Proses perubahan perilaku merupakan tujuan penyuluhan dan dapat
dilakukan dengan empat cara, yaitu:
1. Secara persuasive atau bujukan, dilakukan dengan cara menggugah
perasaan sasaran hingga mau mengikuti apa yang dikehendaki
komunikator.
2. Secara pervasion atau pengulangan, menyampaikan pesan yang sama
secara berulang-ulang hingga sasaran mengikuti kehendah
komunikator.
3. Secara compulsion atau pemaksaan tidak langsung, yaitu menciptakan
kondisi yang membuat sasaran harus mengikuti kehendak
komunikator.
4. Secara coersion atau teknik pemaksaan secara langsung, yaitu dengan
memberikan sanksi pada mereka yang melanggar atau tidak mengikuti
anjuran yang diberikan.
Dalam penyuluhan pertanian, penggunaan teknik pemaksaan harus
dihindari dan sejauh mungkin tetap menggunakan teknik bujukan atau
pengulangan agar tercipta suasana kondusif dan kegiatan berjalan efektif.
C. Mengefektifkan Komunikasi
Kendala umum yang menyebabkan kegagalan komunikasi adalah
komunikasi yang tidak efektif dan dapat disebabkan tujuan komunikasi
yang tidak jelas dan kebiasaan yang dilakukan komunikator. Kendala yang
kedua adalah salah pengertian yang disebabkan oleh perbedaan tujuan dari
penyuluh dan sasarannya serta perbedaan latar belakang, seperti
pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya antar penyuluh dan sasaran.
Berbagai kendala harus dapat diatasi dalam proses penyuluhan.
Sehubungan dengan itu, Cooley (1971) memberikan acuan untuk
mengefektifkan komunikasi, yaitu dengan memperhatikan kepentingan
yang sama, pesan yang disampaikan merupakan solusi dari permasalahan
yang sedang dihadapi sasaran, komunikator meyakini keunggulan pesan,
dan pesan yang disampaikan harus mengacu pada perbaikan.
Berdasarkan pernyataan Mardikanto (1983), setiap penyuluh harus
mampu menciptakan suasana yaitu berkurangnya ego defensif
(mempertahankan keakuan sebagai yang paling hebat), berkurangnya
value expresif (mempertahankan nilai yang dianutnya secara kaku),
berkurangnya sikap utilitarian (mencari kebersamaan dan tumbuh
berkembangnya keinginan menambah pengetahuan).
BAB III
KESIMPULAN

Dalam suatu proses penyuluhan diperlukan komunikasi yang baik


antara penyuluh dan sasarannya. Penyuluh perlu meningkatkan
keterampilan dalam penyampaian informasi agar mudah diterima, bersikap
baik, memahami, dan mengikuti nilai sosial budaya sasaran. Unsur pesan
yang disampaikan mengacu kepada kebutuhan, disampaikan dengan
bahasa yang mudah dipahami, tidak memberatkan, dan dapat diterapkan
oleh sasaran penyuluhan.
Dalam proses perubahan komunikasi terdapat empat poin yang perlu
diperhatikan. Yang pertama adalah persuasi dan bujukan yang dilakukan
dengan cara mengunggah perasaan sasaran agar mengikuti kehendak
komunikator, kedua merupakan pengulangan atau penyampaian pesan
yang sama berulang kali. Ketiga adalah pemaksaan tidak langsung berupa
penciptaan kondisi yang membuat sasaran harus mengikuti kehendak
komunikator, dan terknik kemaksaan secara tidak langusng atau pemberian
sanksi.
Kendala umum yang sering terjadi adalah adanya gagal komunikasi
antara penyuluh dan sasarannya yang terjadi akibat tujuan komunikasi
yang tidak jelas dan kebiasaan yang dilakukan komunikator, salah
pengertian yang disebabkan oleh perbedaan tujuan dari penyuluh dan
sasarannya serta perbedaan latar belakang, seperti pendidikan, ekonomi,
dan sosial budaya antar penyuluh dan sasaran. Penanganannya dapat
dilakukan dengan memperhatikan kepentingan yang sama, pesan yang
disampaikan merupakan solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi
sasaran, berkurangnya ego defensif, berkurangnya value expresif, dan
berkurangnya sikap utilitarian.

Anda mungkin juga menyukai