DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
FAKULTAS PERTANIAN
SURAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Komunikasi
Secara umum, komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian
pesan dari sumber ke penerima (Berlo, 1960). Akan tetapi, proses
komunikasi tidak hanya terhenti setelah pesan disampaikan atau diterima.
Proses komunikasi akan berhenti jika penerima memberikan tanggapan
yang dapat dimengerti. Proses komunikasi menurut Schramm (1977)
adalah proses penggunaan pesan oleh dua orang atau lebih dimana semua
pihak saling berganti peran sebagai pengirim dan penerima, hingga
tercapainya pemahaman atas pesan oleh kedua pihak.
Dalam penyuluhan pertanian, proses komunikasi tidak hanya terhenti
jika penyuluh telah menyampaikan inovasi atau sasaran menerima inovasi.
Unsur penyuluh dan sasarannya merupakan unsur utama yang menentukan
keberhasilan komunikasi. Terdapat gangguan komunikasi yang disebabkan
oleh kekurangketerampilan penyuluh atau sasaran, kesenjangan
pengetahuan, sikap kurang menerima, dan perbedaan latar belakang sosial
budaya. Oleh karena itu, penyuluh dituntut untuk meningkatkan
keterampilan, menyampaikan informasi yang mudah diterima, bersikap
baik, memahami, dan mengikuti nilai sosial budaya sasaran. Unsur pesan
harus mengacu kebutuhan, disampaikan dengan bahasa yang mudah
dipahami, tidak memberatkan, dan dapat diterapkan. Guna pesan dapat
diterima dengan jelas, maka diperlukan unsur media yang disesuaikan
dengan selera masyarakat setempat.
B. Proses Perubahan dalam Komunikasi
Proses perubahan perilaku merupakan tujuan penyuluhan dan dapat
dilakukan dengan empat cara, yaitu:
1. Secara persuasive atau bujukan, dilakukan dengan cara menggugah
perasaan sasaran hingga mau mengikuti apa yang dikehendaki
komunikator.
2. Secara pervasion atau pengulangan, menyampaikan pesan yang sama
secara berulang-ulang hingga sasaran mengikuti kehendah
komunikator.
3. Secara compulsion atau pemaksaan tidak langsung, yaitu menciptakan
kondisi yang membuat sasaran harus mengikuti kehendak
komunikator.
4. Secara coersion atau teknik pemaksaan secara langsung, yaitu dengan
memberikan sanksi pada mereka yang melanggar atau tidak mengikuti
anjuran yang diberikan.
Dalam penyuluhan pertanian, penggunaan teknik pemaksaan harus
dihindari dan sejauh mungkin tetap menggunakan teknik bujukan atau
pengulangan agar tercipta suasana kondusif dan kegiatan berjalan efektif.
C. Mengefektifkan Komunikasi
Kendala umum yang menyebabkan kegagalan komunikasi adalah
komunikasi yang tidak efektif dan dapat disebabkan tujuan komunikasi
yang tidak jelas dan kebiasaan yang dilakukan komunikator. Kendala yang
kedua adalah salah pengertian yang disebabkan oleh perbedaan tujuan dari
penyuluh dan sasarannya serta perbedaan latar belakang, seperti
pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya antar penyuluh dan sasaran.
Berbagai kendala harus dapat diatasi dalam proses penyuluhan.
Sehubungan dengan itu, Cooley (1971) memberikan acuan untuk
mengefektifkan komunikasi, yaitu dengan memperhatikan kepentingan
yang sama, pesan yang disampaikan merupakan solusi dari permasalahan
yang sedang dihadapi sasaran, komunikator meyakini keunggulan pesan,
dan pesan yang disampaikan harus mengacu pada perbaikan.
Berdasarkan pernyataan Mardikanto (1983), setiap penyuluh harus
mampu menciptakan suasana yaitu berkurangnya ego defensif
(mempertahankan keakuan sebagai yang paling hebat), berkurangnya
value expresif (mempertahankan nilai yang dianutnya secara kaku),
berkurangnya sikap utilitarian (mencari kebersamaan dan tumbuh
berkembangnya keinginan menambah pengetahuan).
BAB III
KESIMPULAN