Oleh
Galih Henggar Jati
H0720072
Agroteknologi
Fakultas Pertanian
galihhenggarjati@student.uns.ac.id
1. Pengantar
Menurut Marliah et al. (2011), cabai adalah salah satu tanaman sayuran
penting di Indonesia, karena kebanyakan masyarakat Indonesia suka akan
makanan pedas. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan
berkembangnya industri makanan, komoditi ini semakin dicari oleh masyarakat.
Cabai memiliki aroma dan rasa yang enak sehingga dapat membangkitkan selera
makan. Cabai memiliki kandungan seperti vitamin sangat berguna untuk tubuh
kita. Cabai dapat juga digunakan sebagai obat-obatan, bahan campuran makanan,
dan peternakan.
Menurut Dalimunthe et al. (2017), umumnya cabai digunakan untuk
menambah cita rasa pedas masakan. Jenis cabai tertentu seperti cabai rawit
kebanyakan dimakan mentah sebagai lalapan jauh sebelum cabai masuk ke
Indonesia. Tanaman cabai akan tumbuh subur apabila unsur hara yang dibutuhkan
cukup tersedia dalam bentuk yang sesuai untuk diserap tanaman. Haryadi (2017),
menyebutkan bahwa cabai adalah jenis tanaman yang termasuk genus Capsicum,
yang pada umumnya memiliki rasa pedas. Cabai rawit berbeda dengan cabai jawa
(Piper retrofractum) yang termasuk dalam genus Piper, famili piperaceae. Cabai
mempunyai struktur batang yang keras, berkayu, bercabang banyak, dan tegak
kuat. Cabang tanaman cabai beruas-ruas dan di setiap ruasnya ditumbuhi daun dan
tunas.
Menurut Ariyanto dan Wisuda (2019), budidaya tanaman cabai dengan
polybag dapat menghasilkan panen yang cukup memuaskan jika dilakukan dengan
teknik budidaya yang baik. Semua jenis tanaman cabai dapat dibudidayakan
dengan menggunakan polybag dan tentunya juga sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti media tumbuh atau tanah. Dalam melakukan budidaya
tanaman cabai, kita harus memperhatikan jenis tanah yang tepat. Jenis tanah yang
baik untuk menanam cabai adalah tanah yang mengandung pasir, keadaan tanah
subur, gembur, bahan mengandung banyak organik (humus), serta sirkulasi udara
dan tata air dalam tanah yang baik. Struktur tanah memengaruhi tanah sebagai
media tumbuh tanaman. Struktur tanah juga memengaruhi penetrasi akar dan
efisiensi dalam pemanfaatan pupuk. Akar tanaman akan berkembang dengan baik
apabila didukung oleh air, hara, dan udara yang cukup dari media tumbuh (tanah).
Kita dapat melakukan budidaya tanaman cabai rawit sendiri dengan
menggunakan media polybag atau pun secara hidroponik. Polybag adalah plastik
yang digunakan sebagai tempat untuk menanam pengganti pot. Polybag juga
sering digunakan sebagai tempat untuk pembenihan berbagai tanaman
perkebunan. Menurut Pasir dan Hakim (2014), hampir semua jenis tanaman
hortikultura dan yang berumur pendek seperti cabai dapat ditanam di dalam
polybag. Sedangkan hidroponik adalah salah satu cara menanam tanaman
menggunakan media air sehingga kebutuhan air pada tanaman menjadi lebih
sedikit dan air yang digunakan menjadi lebih efisien.
Jenis cabai yang akan ditanam pada penelitian kali ini adalah cabai
rawit (Capsicum annuum). Dua bibit cabai rawit yang sudah berusia sekitar 30
hari dengan ukuran yang sama akan ditanam menggunakan 2 cara yang berbeda
dengan tujuan untuk membandingkan cara manakah yang lebih efektif dan efisien.
Cara pertama adalah bibit cabai rawit ditanam menggunakan polybag dan cara
kedua adalah bibit cabai rawit yang ditanam dengan hidroponik.
Yang dibahas dalam artikel ini adalah: (i) Apakah ada perbedaan dalam
morfologi tumbuhan cabai yang ditanam dengan polybag dengan yang ditanam
secara hidroponik?; (ii) Bagaimana perbandingan tinggi tumbuhan cabai yang
ditanam dengan polybag dengan yang ditanam secara hidroponik?; (iii)
Bagaimana perbandingan biaya penanaman cabai yang ditanam dengan polybag
dengan yang ditanam secara hidroponik?
2. Metode
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif tentang
pertumbuhan cabai rawit (Capsicum annuum). Bahan yang digunakan sebagai
bahan penelitian adalah 2 bibit cabai rawit yang berusia sekitar 30 hari dan
memiliki tinggi yang sama yaitu 18 cm.
Data dari penelitian ini meliputi perubahan morfologi tumbuhan,
perubahan tinggi tanaman cabai, dan biaya penanaman cabai yang ditanam di
polybag dengan yang ditanam secara hidroponik. Penelitian dilakukan di halaman
rumah kediaman Galih Henggar Jati yang berlokasi di Legok, Kabupaten
Tangerang, Banten yang bersuhu sekitar 28-32 derajat celcius. Penelitian akan
dilakukan selama 9 hari. Tanaman cabai rawit akan diamati dan diukur setiap 3
hari sekali. Metode pertama yang digunakan adalah menggunakan polybag atau
plastik untuk tempat menanam. Bibit cabai rawit yang berusia 30 hari dengan
tinggi 18 cm dipindah dari tempat semainya ke polybag yang diisi dengan media
tanam dan tanah yang mempunyai perbandingan 2:1. Metode kedua adalah bibit
cabai rawit yang berusia 30 hari dengan tinggi 18 cm dipindah dari tempat
semainya ke botol plastik yang telah diisi dengan media tanam dan arang yang
mempunyai perbandingan 2:1. Dibawah botol plastik tempat menanam cabai rawit
tersebut telah disiapkan wadah berisi air secukupnya dan sebagai penyambung
antara air dengan tanah telah dipasang sumbu dari kain flanel agar air bisa diserap
dan bisa memberi asupan yang cukup untuk tanaman cabai diatasnya.
Analisis data kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan cara
membandingkan data antara tanaman cabai rawit yang ditanam di polybag dengan
tanaman cabai rawit yang ditanam secara hidroponik. Data tersebut meliputi
perbandingan morfologi tumbuhan, perbandingan tinggi tumbuhan, dan
perbandingan biaya penanaman cabai rawit.
3. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan pengamatan dan pengukuran tanaman cabai rawit
(Capsicum annuum) yang dilakukan sebanyak 3 hari sekali selama 9 hari didapat
data sebagai berikut yang disajikan dalam bentuk tabel.
Tanaman Cabai Polybag
Daftar Pustaka
Dalimunthe, M., Panggabean, E., & Azwana. (2017). Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.) terhadap Pemberian Pupuk
Organik pada Berbagai Media Tanam. Agrotekma, 2(1), 16-28. Retrieved
from https://ojs.uma.ac.id/index.php/agrotekma/article/view/1101/1098
Haryadi, R., Darmiyana, Asih, E., Masitoh, E., Afriyanti, I., Anggriani, N., &
Wijayanti, F. (2017). Karakteristik Cabai Merah Yang Dipengaruhi
Cahaya Matahari. Jurnal Untirta, 3(1), 16-22. Retrieved from
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Gravity/article/view/2408/1870
Marliah, A., Nasution, M., & Armin. (2011). Pertumbuhan dan Hasil Beberapa
Varietas Cabai Merah pada Media Tumbuh yang Berbeda. Jurnal
Unsyiah, 6, 84-91. Retrieved from
http://jurnal.unsyiah.ac.id/floratek/article/viewFile/502/422
Pasir, S., & Hakim, M. (2014). Penyuluhan Penanaman Sayuran dengan Media
Polybag. Jurnal Ivovasi dan Kewirausahaan, 3(3), 159-163. Retrieved
from https://journal.uii.ac.id/ajie/article/download/7826/6838