Anda di halaman 1dari 3

Penelaah laporan keuangan garuda persero per tanggal 31 dec 2018 – apply ke ojk tgl 1 dan 2

april 2019
Hasil penelahaan ojk 2 fakta
1. Perseroan mengakui pendapatan terkait kerja sama antara group garuda Indonesia
dengan PT. Mahata Aero Teknologi atau PT. Mahata atas biaya yang wajib
dibayarkan oleh mahata setelah penandatanganan perjanjian penyajian layanan
konektivitas dalam penerbangan yang kita kenal dengan in-flight connectivity serta in
flight entertainment. Sehingga dari pengakuan pendapatan tsb dengan nilai US$
239.000.000 berdampak pada laporan laba rugi perseroan dimana perseroan yang
selama ini sebenarnya mencatatkan kerugian sebesar US$ 213.000.000 di tahun 2017
berubah menjadi melaba sebesar US$ 5.000.000 ditahun 2018
2. Ditemukan fakta bahwa laporan tahunan PT. Garuda Indonesia Persero Tbk. Periode
tahun 2018 tidak ditanda tangani oleh dua orang komisaris perusahaan yaitu atas
nama Sdr. CHairul Tandjung dan Sdr. Dony Oskaria. Namun demikian tidak
ditandattanganinya laporan keuangan ini tidak dimuat dalam penjelasan laporan
tahunan, tidak dijelaskan dalam laporan keuangan, dan juga tidak dijelaskan
alasannya. Sehingga melanggar peraturan dari OJK.
Pemanggilan kepada fuad rizal selaku direktur keuangan dan menejemen risiko perseroan pd
tgl 18 juni 2019 dan kepada Sdr kasner sirumapea selaku kuntan public yang melakukan audit
atas laporan keuangan tahunan garuda periode 2018 pada tgl 19 juni 2019.
Mengenakan sanksi administrative sbb:
1. Untuk PT. Garuda Indonesia Persero Tbk. Perseroan dinyatakan bersalah melanggar
pasal 69 UU pasar modal junctis Peraturan Bapepam dan LK Nomor VIII.G.7 tentang
Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik, serta
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 tentang Penentuan Apakah Suatu
Perjanjian Mengandung Sewa, dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 30. Untuk itu, OJK memberikan keputusan bahwa perseroan diberikan perintah
tertulis untuk memperbaiki dan menyajikan Kembali laporan keuangan tahunan per
31 desember 2018 dan melakukan public expose. Perbaikan dan public expose wajib
dilakukan paling lambat 14 hari setelah ditetapan oleh OJK.
2. Perseroan juga dinyatakan melanggar peraturan OJK no 29 tahun 2016 terkait laporan
tahunan karena perseroan tidak menguak atau mengungkapkan penjelasan dari
komisaris a.n. sdr chairul tandjung dan sdr dony oskaria mengenai alasan yang
bersangkutan tidak menandatangani laporan tahunan yang dimaksud. Dan oleh karena
itu, ojk memutuskan perseroan dikenakan sanksi administrative berupa denda sebesar
Rp. 100.000.000
3. Memperhatikan bahwa PT garuda Indonesia telah melakukan salah saji material
sebagaimana diatur dalam peraturan G. VIII. 11 tentang tanggung jawab direksi atas
laporan keuangan maka ojk menyatakan bahwa direksi garuda bertanggung jawab atas
kesalahan penyajian laporan keuangan PT. Garuda. Dan oleh karena itu, ojk
mengenakan sanksi administrative berupa denda masing masing Rp. 100.000.000
kepada direksi PT. Garuda Indonesia Tbk.
4. Dewan direksi dan dewan komisaris PT. Garuda Indonesia yang turut menanda
tangani laporan tahunan, dinyatakan melanggar ketentuan pasal 16 juncto pasal 4
huruf I POJK No. 29 terkait laporan tahunan, secara tanggung renteng atau kolektif
dikenakan sanksi administrative berupa denda Rp. 100.000.000
5. Sdr kasner sirumapea selaku auditor laporan keuangan tahunan PT. Garuda Indonesia
Persero Tbk. Juga dikenakan sanksi administrative berupa pembekuan surat tanda
terdaftar (STTD) selama satu tahun.
6. Terhadap kantor akuntan public (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang &
Rekan yang merupakan member dari BDO International Ltd. Dinyatakan melanggar
POJK No. 13 tahun 2017 tentang penggunaan jasa akuntan public dan kantor akuntan
public dalam kegiatan jasa keuangan. dan untuk itu, KAP yang bersangkutan
diberikan perintah tertulis untuk melakukan perbaikan kebijakan dan prosedur
pengendalian mutu paling lambat 3 bulan setelah ditetapkan surat dari OJK.

1. Apa kesalahan yang dibuat oleh PT Garuda Indonesia

* Terdapat kejanggalan dalam laporan keuangan PT. Garuda Indonesia yang


dikarenakan pada laporan keuangan tahunan 2017 tertera kerugian sebesar US$
213.000.000 namun pada laporan keuangan tahunan 2018 mendapatkan keuntungan
sebesar US$ 5.000.000 yang mana ini sangat tidak masuk akal. Hal tersebut menurut
asumsi akuntan public terkait dan PT. GIA terjadi karena penandatanganan kerja sama
dengan PT. Mahata Aero Teknologi senilai US$ 239.000.000 yang mana nilai tsb masih
dalam bentuk pituang yang belum dibayarkan oleh PT. MAT. Dan juga menjadi tanda
tanya mengapa PT. GIA bisa menandatangani kontrak sebesar itu dengan perusahaan
yang saat itu baru berumur 1 tahun (PT. Mahata Aero Teknologi berdiri thn 2017).
Sehingga terindikasi melakukan manipulasi laporan keuangan tahunan dengan akuntan
public terkait. Dan ditemukan fakta lainnya bahwa laporan keuangan tahunan yang
dibuat dan dilaporkan kepada ojk tidak sesuai ketentuan Bapepam. Atas dasar ini, PT.
GIA dinyatakan bersalah dan melanggar pasal 69 UU pasar modal junctis Peraturan Bapepam
dan LK Nomor VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten
dan Perusahaan Publik, serta Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 tentang
Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Sewa, dan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 30.

* laporan tahunan PT. Garuda Indonesia Persero Tbk. Periode tahun 2018 tidak ditanda
tangani oleh dua orang komisaris perusahaan yaitu atas nama Sdr. CHairul Tandjung dan Sdr.
Dony Oskaria. Namun demikian tidak ditandattanganinya laporan keuangan ini tidak dimuat
dalam penjelasan laporan tahunan, tidak dijelaskan dalam laporan keuangan, dan juga tidak
dijelaskan alasannya. Sehingga melanggar peraturan dari OJK. sehingga Perseroan
dinyatakan melanggar peraturan OJK no 29 tahun 2016 terkait laporan tahunan karena
perseroan tidak menguak atau mengungkapkan penjelasan dari komisaris a.n. sdr Chairul
Tandjung dan sdr Dony Oskaria mengenai alasan yang bersangkutan tidak menandatangani
laporan tahunan yang dimaksud. Serta dewan direksi dan dewan komisaris PT. Garuda
Indonesia yang turut menanda tangani laporan tahunan, dinyatakan melanggar ketentuan
pasal 16 juncto pasal 4 huruf I POJK No. 29 terkait laporan tahunan.

2. Mengapa OJK memberikan sanksi kepada PT Garuda Indonesia

OJK dan badan terkait wajib turun tangan mengatasi masalah ini dan memberi efek jera
kepada pelaku karena hal hal seperti ini berefek kepada ‘kehidupan’ PT. GIA
kedepannya. Apalagi PT. GIA adalah salah satu perusahaan BUMN, go public, yang
mana sahamnya tersebar luas dimasyarakat. Jika hal hal buruk terjadi kepada PT. GIA
atau bahkan sampai bangkrut, itu akan memiliki efek yang sangat besar dengan
kepercayaan masyarakat luas dan para investor (local bahkan international) terhadap
pemerintah

Mengapa Kementerian Keuangan memberi sanksi terhadap auditor PT Garuda


Indonesia

Karena kepercayaan auditor dan KAP adalah salah satu factor yang sangat penting
dalam industry pasar modal, semua perusahaan yang go public/ masuk daftar BEI harus
melaporkan laporan keuangan tahunan secara rutin yang mana dibuat oleh auditor
internal (perusahaan itu sendiri) dan auditor eksternal (KAP). Jadi menurut saya
ganjaran dilakukan kepada auditor terkait bertujuan untuk memberi efek jera agar tidak
terulang kejadian serupa, karena hal seperti itu dapat merusak nama baik industry pasar
modal Indonesia dimata para investor, dan ini akan membuat Indonesia menjadi lebih
sulit maju bilamana sampai terjadi runtuhnya kepercayaan investor terhadap pasar
modal Indonesia. Apalagi Indonesia adalah negara berkembang yang mana
membutuhkan investasi dari luar agar menjadi negara maju.

terhadap industry pasar modal di Indonesia, apalagi Indonesia adalah negara


berkembang dan negara investasi, yang mana kepercayaan menjadi salah satu poin
utama yang sangat penting untuk negara investasi

Kesalahan pt garuda

Anda mungkin juga menyukai