Anda di halaman 1dari 8

َ َّ‫ت لِي ُْخ ِر َج الن‬

َ‫اس بِهَا ِمن‬ ٍ ‫ت بَيِّنَا‬ ٍ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ أَ ْن َز َل َعلَى َع ْب ِد ِه آيَا‬
‫ت إِلَى النُّوْ ِر‬ ِ ‫الظلُ َما‬ُّ
ُ‫د أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬2ُ َ‫أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوأَ ْشه‬
‫صحْ بِ ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬ َ ‫اَللَّهُ َّم‬
َ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن إِالَّ َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬
َّ ‫ اتَّقُوا هللاَ َح‬، ُ‫أَيـُّهَا النَّاس‬
‫أَ َّما بَ ْع ُد‬
Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah,
Kini kita telah memasuki bulan Sya’ban. Bulan
yang terletak di antara Rajab dan Ramadhan ini
seringkali dilalaikan oleh banyak orang
sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam:

َ‫ضان‬ ٍ ‫ك َش ْه ٌر يَ ْغفُ ُل النَّاسُ َع ْنهُ بَ ْينَ َر َج‬


َ ‫ب َو َر َم‬ َ ِ‫َذل‬
“(Sya’ban) ini adalah bulan yang dilalaikan
oleh kebanyakan manusia, yaitu (terletak)
antara bulan Rajab dan Ramadhan” (HR. An-
Nasa’I; hasan)

Kelalaian manusia atas bulan Sya’ban bisa


diketahui dari keterkejutan mereka ketika
Ramadhan telah tiba. “Lho, kok sudah

1
Ramadhan”, “Tiba-tiba sudah Ramadhan ya”
dan komentar-komentar sejenisnya
menggambarkan betapa Sya’ban telah
dilalaikan.

Ada pula yang sebenarnya tahu bahwa Sya’ban


telah tiba. Ramadhan telah menjelang. Tetapi
mereka justru meningkatkan kemaksiatan.
“Semampang belum Ramadhan,” alasannya.

Jamaah Shalat Jum’at yang dirahmati Allah,


Banyak orang yang melalaikan bulan Sya’ban.
Padahal bulan ini adalah bulan yang istimewa.
Di bulan Sya’ban inilah amal manusia diangkat
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda


dalam kelanjutan hadits di atas:

َ‫َوهُ َو َش ْه ٌر تُرْ فَ ُع فِي ِه اأْل َ ْع َما ُل إِلَى َربِّ ْال َعالَ ِمين‬
“Di bulan inilah amal perbuatan manusia
diangkat kepada Rabb semesta alam” (HR. An-
Nasa’i; hasan)

2
Inilah keutama’an pertama bulan Sya’ban. Bulan
diangkatnya amal manusia kepada Allah Azza
wa Jalla.

Keutamaan kedua dari bulan Sya’ban ada pada


pertengahannya, yakni Nisfu Sya’ban.
Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda
tentang keutamaan nishfu Sya’ban :

َّ‫يع خَ ْلقِ ِه إِال‬ ِ ْ‫إِ َّن هَّللا َ لَيَطَّلِ ُع فِي لَ ْيلَ ِة النِّص‬
ِ ‫ فَيَ ْغفِ ُر لِ َج ِم‬، َ‫ف ِم ْن َش ْعبَان‬
‫اح ٍن‬ ِ ‫ك أَوْ ُم َش‬ ٍ ‫لِ ُم ْش ِر‬
“Sesungguhnya Allah memeriksa pada setiap
malam nishfu Sya’ban. Lalu Dia mengampuni
seluruh makhluk-Nya, kecuali yang berbuat
syirik atau yang bertengkar dengan
saudaranya” (HR. Ibnu Majah; shahih)

Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah,


Lalu amal apa yang dicontohkan Rasulullah di
bulan Sya’ban? Di antara amal yang pertama,
yang dicontohkan oleh Rasulullah di bulan
Sya’ban adalah memperbanyak puasa sunnah.

2ِ ‫م َش ْهرًا ِم ْن ال ُّشه‬2ُ ‫ك تَصُو‬


‫ُور َما تَصُو ُم ِم ْن‬ َ ‫ُول هَّللا ِ لَ ْم أَ َر‬
َ ‫ت يَا َرس‬ ُ ‫قُ ْل‬
‫ضانَ َوهُ َو‬ ٍ ‫ك َش ْه ٌر يَ ْغفُ ُل النَّاسُ َع ْنهُ بَ ْينَ َر َج‬
َ ‫ب َو َر َم‬ َ ِ‫َش ْعبَانَ قَا َل َذل‬

3
‫َش ْه ٌر تُرْ فَ ُع فِي ِه اأْل َ ْع َما ُل إِلَى َربِّ ْال َعالَ ِمينَ فَأ ُ ِحبُّ أَ ْن يُرْ فَ َع َع َملِي‬
َ ‫َوأَنَا‬
‫صائِ ٌم‬
Aku (Usamah bin Zaid) berkata kepada
Rasulullah, “Wahai Rasulullah, saya tidak
melihat engkau berpuasa di satu bulan melebihi
puasamu di bulan Sya’ban.” Rasulullah
menjawab, “Ini adalah bulan yang dilalaikan
oleh kebanyakan manusia, yaitu antara bulan
Rajab dan Ramadhan. Di bulan inilah amal
perbuatan manusia diangkat kepada Rabb
semesta alam. Karena itu aku ingin saat amalku
diangkat kepada Allah, aku sedang
berpuasa.” (HR. An-Nasa’I; hasan)

Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha


juga meriwayatkan kebiasaan hadits yang
menunjukkan amal di bulan Sya’ban ini.

‫م َش ْهرًا أَ ْكثَ َر ِم ْن‬2ُ ‫لَ ْم يَ ُك ِن النَّبِ ُّى – صلى هللا عليه وسلم – يَصُو‬
ُ‫ فَإِنَّهُ َكانَ يَصُو ُم َش ْعبَانَ ُكلَّه‬، َ‫َش ْعبَان‬
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak
pernah berpuasa sunnah di satu bulan yang
lebih banyak daripada bulan Sya’ban. Sungguh,
beliau berpuasa penuh pada bulan
Sya’ban. (HR. Al Bukhari)
4
Ketika menjelaskan hadits ini dalam Fathul Bari,
Ibnu Hajar Al Asqalani menerangkan bahwa
kalimat “berpuasa sebulan penuh” adalah
ungkapan majaz. Dalam ungkapan bahasa Arab,
seseorang boleh mengatakan “berpuasa sebulan
penuh” padahal yang dimaksud adalah
“berpuasa pada sebagian besar hari di bulan itu”.

Dari keterangan tersebut, kita menjadi tahu


bahwa berpuasa sunnah di bulan Sya’ban
menjadi begitu istimewa karena pada bulan ini
amal diangkat, bulan ini dilalaikan oleh banyak
manusia, dan sekaligus puasa Sya’ban
merupakan persiapan puasa Ramadhan.

Ulama yang lain menjelaskan bahwa


memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban
itu maksudnya adalah puasa-puasa sunnah.
Yakni puasa Senin Kamis, puasa ayyamul bidh,
puasa Dawud dan puasa yang disunnahkan
lainnya.

Adapun mengkhususkan berpuasa pada satu atau


dua hari terakhir Sya’ban hukumnya makruh.
Kecuali puasa yang memang wajib akibat
nadzar, qadha’ atau kafarat. Atau puasa sunnah

5
yang biasa dilakukan baik Senin Kamis maupun
puasa Dawud.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam


bersabda:

َ‫ إِالَّ أَ ْن يَ ُكون‬، ‫م يَوْ ٍم أَوْ يَوْ َمي ِْن‬2ِ ْ‫صو‬َ ِ‫ضانَ ب‬ َ ‫الَ يَتَقَ َّد َم َّن أَ َح ُد ُك ْم َر َم‬
ُ َ‫صوْ َمهُ فَ ْلي‬
‫ص ْم‬ َ ‫َر ُج ٌل َكانَ يَصُو ُم‬
“Janganlah kalian mendahului Ramadhan
dengan berpuasa sehari atau dua hari
sebelumnya. Kecuali seseorang yang (memang
seharusnya/biasanya) melakukan puasanya
pada hari itu. Maka hendaklah ia
berpuasa” (HR. Al Bukhari)

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,


Amal kedua pada bulan Sya’ban ialah melunasi
hutang-hutang puasa, khususnya bagi muslimah
yang masih belum selesai mengqadha’ puasa
Ramadhan.

Aisyah mengatakan:

6
ِ ‫ فَ َما أَ ْست َِطي ُع أَ ْن أَ ْق‬، َ‫ضان‬
َّ‫ض َى إِال‬ َ ‫صوْ ُم ِم ْن َر َم‬
َّ ‫ى ال‬َّ َ‫َكانَ يَ ُكونُ َعل‬
‫ قَا َل يَحْ يَى ال ُّش ْغ ُل ِمنَ النَّبِ ِّى أَوْ بِالنَّبِ ِّى صلى هللا عليه‬. َ‫فِى َش ْعبَان‬
‫وسلم‬
Aku punya hutang puasa Ramadan, aku tak
dapat mengqadhanya kecuali di bulan Sya’ban,
karena sibuk melayani Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam. (HR. Al Bukhari)

Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah,


Amal ketiga pada bulan Sya’ban ialah
memperbanyak ibadah dan amal shalih secara
umum. Baik menggiatkan shalat rawatib, shalat
malam, tilawah Al-Qur’an, sedekah, amal sosial
dan lain-lain. Karena bulan Sya’ban merupakan
bulan diangkatnya amal, maka alangkah baiknya
ketika amal kita benar-benar bagus pada bulan
ini.

7
8

Anda mungkin juga menyukai