Anda di halaman 1dari 6

Tegar

dan Evi | Perempuan Berusia 65 Tahun dengan Carpal Tunnel Syndrome

Perempuan Berusia 65 Tahun dengan Carpal Tunnel Syndrome



Tegar Dwi Prakoso N, Evi Kurniawaty
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan suatu sindrom yang timbul akibat tertekannya nervus medianus dalam carpal
tunnel (terowongan karpal) di pergelangan tangan. Pada umumnya CTS terjadi secara kronis karena faktor mekanik dan
faktor vaskuler. Faktor mekanik yaitu berupa gerakan berulang, sedangkan faktor vaskuler berupa tekanan yang kuat, lama,
dan berulang-ulang. Pada kasus ini, kami melaporkan perempuan berusia 65 tahun datang dengan keluhan ibu jari, jari
telunjuk, dan jari tengah tangan kanan terasa kebas sejak satu bulan yang lalu. Rasa kebas bersifat hilang timbul, dan
dirasakan terutama pada malam hari, dan berkurang bila digerak-gerakkan. Kebas hanya dirasakan pada jari tangan kanan
saja. Pasien juga sering mengeluh jarinya terasa kesetrum dan menjalar hingga ke lengan. Akhir-akhir ini pasien tidak dapat
menggenggam atau memegang benda. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis, nadi 80 x/menit
o
ireguler, laju pernapasan 20 x/menit, dan suhu 37 C. Pada status generalis dalam batas normal, pada status lokalis
didapatkan gerakan abnormal pada ekstremitas superior +/-, ekstremitas inferior +/-, atrofi otot tenar +/-, tonus otot
thenar melemah +/-, phallen test +/-, tinnel test +/-. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 12,9 g/dl, leukosit
8.720/uL. Pasien dalam kasus ini didiagnosis CTS. Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah meloksikam 7,5 mg 1x1,
mekobalamin 500 mcg 3x1, asetil sefuroksim 2x250 mg, dan pasien juga direncakan melakukan latihan
pelemasan/relaksasi ±5 hari setelah onset keluhan.

Kata kunci: carpal tunnel, carpal tunnel syndrome, nervus medianus

A Women Aged 65 Years with Carpal Tunnel Syndrome

Abstract
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) is a syndrome resulting from suppression of median nerve in carpal tunnel in the wrist. In
general, chronic CTS occurs because of mechanical and vascular factors. Mechanical factors in the form of repetitive
motion, whereas vascular factors such as a strong pressure, long and repetitive. In this case, we report a 65 year old
female presents with the thumb, forefinger, and middle finger of his right hand were numb from one month ago. The
numbness is intermittent, and is felt especially at night, and decreases when moved about. Numbness is felt only on the
right hand only. Patients also frequently complain finger was electrocuted and spread to the arm. Lately the patient can
not grasp or hold objects . Physical examination found awareness of compost mentis, pulse 80 times/minute irregular,
respiratory rate 20 times/min, and 37 °C. On the status of generalists within normal limits, the localist status obtained
abnormal movements of the extremities +/- superior, inferior extremity +/-, +/- thenar muscle atrophy, muscle tone
weaken thenar +/-, phallen test +/-, tinnel test +/-. In the investigation of Hb obtained 12,9 g/dl, leukocytes 8720/uL. The
patient in this case was diagnosed carpal tunnel syndrome. Therapy was given to these patients is 7.5 mg meloxicam 1x1,
3x1 mecobalamin 500 mcg, acetyl cefuroxime 2x250 mg, and patients also planned relaxation exercise/relaxation ±5 days
after the onset of complaints.

Keywords: carpal tunnel, carpal tunnel syndrome, the median nerve

Korespondensi: Tegar Dwi Prakoso N, S.Ked., alamat Jl. Agathis Blok TB 1 No. 11 BTN 3 Way Halim Permai Bandar
Lampung, provinsi Lampung, HP 0811725462, e-mail tegar_dpn10@yahoo.co.id


Pendahuluan tangan dan lengan ditandai gejala sensoris atau
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) motoris. Kelainan ini paling sering terjadi usia 30
merupakan suatu sindrom klinis yang timbul tahun keatas, khususnya perempuan.1
akibat tertekannya nervus medianus di Secara anatomi terowongan karpal terdapat
dalam carpal tunnel (terowongan karpal) di dibagian sentral dari pergelangan tangan tepat
pergelangan tangan. Nervus medianus dimana tulang dan ligamentum membentuk
merupakan nervus yang rentan terhadap terowongan sempit yang dilalui oleh beberapa
kompresi dan cedera di telapak dan tendon dan nervus medianus. Dasar struktur
pergelangan tangan, dimana nervus tersebut dibentuk oleh tulang-tulang karpal dan
tersebut dibatasi oleh tulang pergelangan sisi terowongan yang keras dan kaku, sedangkan
tangan (karpal) dan ligamentum karpal atapnya dibentuk oleh fleksor retinakulum
transversal. Carpal Tunnel Syndrome (transverse carpal ligament dan palmar carpal
merupakan kombinasi dari kelainan jari,


J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 144
Tegar dan Evi | Perempuan Berusia 65 Tahun dengan Carpal Tunnel Syndrome

ligament) yang kuat dan melengkung di atas Pada umumnya CTS terjadi secara kronis
tulang-tulang karpal.2 karena faktor mekanik dan faktor vaskuler. Faktor
Pada bagian dalam terowongan mekanik yaitu berupa gerakan berulang dengan
tersebut terdapat nervus medianus yang kontraksi yang kuat sehingga dapat menimbulkan
berfungsi menyalurkan saraf sensoris ke ibu pembekakan jaringan di sekeliling tendon bagian
jari, telunjuk dan jari manis serta dalam terowongan karpal, kemudian
mempersarafi otot tenar. Selain nervus menimbulkan tekanan pada nervus medianus.
medianus, pada bagian dalam terowongan Sedangkan faktor vaskuler berupa tekanan yang
tersebut terdapat tendon-tendon yang kuat, lama, dan berulang-ulang yang nanitnya
berfungsi untuk menggerakkan jari-jari. akan menyebabkan peningkatan tekanan
Proses inflamasi yang disebabkan oleh stres intravaskuler, sehingga aliran darah intravaskuler
berulang, cedera fisik, atau keadaan lain akan melambat dan merusak jaringan endotel,
pada pergelangan tangan, dapat sehingga akan menyebabkan nyeri lokal. Beberapa
menyebabkan jaringan di sekeliling nervus faktor diketahui menjadi risiko terhadap
medianus membengkak. Lapisan pelindung terjadinya CTS pada pekerja, seperti gerakan
tendon pada bagian dalam terowongan berulang dengan kekuatan, tekanan pada otot,
karpal dapat meradang dan membengkak. getaran, suhu, postur kerja yang tidak ergonomik
Bentuk ligamen pada bagian atas dan lain-lain.7,8
terowongan karpal menebal dan Angka kejadian CTS di Amerika Serikat telah
membesar. Keadaan tersebut dapat diperkirakan sekitar 1-3 kasus per 1.000 orang
menimbulkan tekanan pada serabut- setiap tahunnya dengan prevalensi sekitar 50
serabut saraf medianus sehingga akan kasus dari 1.000 orang pada populasi umum.
memperlambat pengiriman impuls saraf National Health Interview Study (NIHS)
melalui terowongan karpal. Akibatnya memperkirakan bahwa prevalensi CTS yang
timbul manifestasi nyeri, kebas, rasa geli di dilaporkan sendiri diantara populasi dewasa
pergelangan tangan, tangan dan jari-jari adalah sebesar 1.55% (2,6 juta). CTS lebih sering
selain kelingking.3-5 mengenai wanita daripada pria dengan usia
Selain nervus medianus yang berkisar 25-64 tahun, prevalensi tertinggi pada
melewati terowongan karpal, terowongan wanita usia >55 tahun, biasanya antara 40-60
tersebut juga dilalui oleh beberapa tendon tahun. Prevalensi CTS dalam populasi umum telah
fleksor. Setiap kondisi yang mengakibatkan diperkirakan 5% untuk wanita dan 0,6% untuk
semakin padatnya terowongan ini dapat laki-laki CTS adalah jenis neuropati jebakan yang
menyebabkan terjadinya penekanan pada paling sering ditemui. Sindroma tersebut
nervus medianus sehingga timbulah CTS. unilateral pada 42% kasus (29% kanan, 13% kiri)
Pada sebagian kasus etiologinya tidak dan 58% bilateral.6,9
diketahui, terutama pada penderita lanjut Di Indonesia, urutan prevalensi CTS dalam
usia. Gerakan yang berulang-ulang pada masalah kerja belum diketahui karena sampai
pergelangan tangan dapat meningkatkan tahun 2001 masih sangat sedikit diagnosis
risiko terjadinya CTS.2 penyakit akibat kerja yang dilaporkan karena
Carpal Tunnel Syndrome adalah gejala berbagai hal, antara lain sulitnya diagnosis. Pada
neuropati kompresi dari N. medianus di penelitian pekerjaan dengan risiko tinggi pada
tingkat pergelangan tangan, ditandai pergelangan tangan dan tangan melaporkan
dengan bukti peningkatan tekanan dalam prevalensi CTS antara 5,6% sampai dengan 15%.
terowongan karpal dan penurunan fungsi Pada pekerja perusahaan ban di Indonesia
saraf di tingkat itu. Carpal Tunnel Syndrome melaporkan prevalensi CTS pada pekerja sebesar
dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, 12,7%. Diketahui bahwa terdapat hubungan
kondisi, dan peristiwa. Hal ini ditandai positif antara keluhan dan gejala CTS dengan
dengan adanya keluhan mati rasa, faktor kecepatan menggunakan alat dan faktor
kesemutan, nyeri tangan dan lengan, dan kekuatan melakukan gerakan pada tangan.4
disfungsi otot. Kelainan ini tidak dibatasi Pada studi ini dilaporkan sebuah kasus
oleh usia, jenis kelamin, etnis, atau pada seorang perempuan berusia 65 tahun
pekerjaan melainkan disebabkan karena dengan CTS.
penyakit sistemik, faktor mekanis dan
penyakit lokal.6 Kasus

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 145
Tegar dan Evi | Perempuan Berusia 65 Tahun dengan Carpal Tunnel Syndrome

Seorang perempuan berusia 65 tahun lanjut, pasien mengaku tidak pernah mengalami
datang ke Poliklinik Rumah Sakit Ahmad demam ataupun jatuh dan tidur yang bertumpu
Yani Metro dengan keluhan ibu jari, jari pada tangan, namun pasien sudah cukup lama
telunjuk, dan jari tengah tangan kanan menjadi penjual sapi yang mengharuskan dirinya
terasa kebas sejak satu bulan yang lalu. untuk menarik sapi keluar masuk kandang setiap
Rasa kebas bersifat hilang timbul, dan harinya. Saat dilakukan pemeriksaan pada
dirasakan terutama pada malam hari, dan daerah ekstremitas superior, terlihat adanya
berkurang bila digerak-gerakkan. Kebas pergerakan yang abnormal pada ekstremitas
hanya dirasakan pada jari tangan kanan superior dan inferior dekstra. Pada ekstremitas
saja. Pasien juga sering mengeluh jarinya superior dekstra terdapat atrofi otot tenar, tonus
terasa seperti kesetrum dan menjalar otot thenar yang melemah, serta phallen test
hingga ke lengan. Akhir-akhir ini pasien dan tinnel test yang positif.
tidak dapat menggenggam atau memegang Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik
benda. Riwayat demam sebelumnya diatas, pasien didiagnosa mengalami CTS. Hal ini
disangkal, riwayat jatuh bertumpu pada diperkuat dengan adanya riwayat pergerakan
tangan disangkal. Riwayat tidur bertumpu oleh tangan kanan secara terus-menerus saat
dengan tangan disangkal. Riwayat menarik sapi yang menjadi pekerjaannya sehari-
kelemahan anggota gerak lainnya juga hari. Pekerjaan pasien yang melakukan gerakan
disangkal. Pasien bekerja sebagai penjual berulang dengan posisi yang menetap pada jangka
sapi yang sehari-hari bekerja menarik sapi waktu yang lama ini dapat mempengaruhi saraf
keluar masuk kandang. serta aliran darah ke tangan dan pergelangan
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tangan. Hal ini dikarenakan adanya stres berulang,
kesadaran komposmentis, nadi 80 x/menit cedera fisik atau keadaan lain pada pergelangan
ireguler, laju pernapasan 20 x/menit, dan tangan yang menyebabkan terjadinya proses
suhu 37oC. Pada status generalis dalam inflamasi sehingga jaringan di sekeliling nervus
batas normal, pada status lokalis medianus membengkak. Nervus medianus
didapatkan gerakan abnormal pada terletak di dalam carpal tunnel atau terowongan
ekstremitas superior +/-, ekstremitas karpal yang sempit dan dibatasi oleh tulang-tulang
inferior +/-, atrofi otot tenar +/-, tonus carpal serta ligamen carpi transversum yang kaku,
otot tenar melemah +/-, phallen test +/-, tepatnya di bawah fleksor retinakulum. Apabila
tinnel test +/-. Pada pemeriksaan terdapat peningkatan tekanan dalam carpal
penunjang didapatkan Hb 12,9 g/dl, tunnel, nervus medianus dapat terdesak dan
leukosit 8.720/uL. menimbulkan gejala CTS.2
Pasien dalam kasus ini didiagnosis Carpal Tunnel Syndrome disebabkan oleh
CTS. Terapi yang diberikan pada pasien ini penyempitan bekas patah tulang radius distal
adalah meloksikam 7,5 mg 1x1, yang mengakibatkan kompresi nervus medianus di
mekobalamin 500 mcg 3x1, asetil bawah retinakulum volar. Kebanyakan sindrom ini
sefuroksim 2x250 mg. Pada pasien juga bersifat idiopatik. Penderita sindrom ini akan
direncakan melakukan latihan mengeluh kelemahan atau kekakuan tangan,
pelemasan/relaksasi ±5 hari setelah onset terutama melakukan pekerjaan menggunakan
keluhan. Prognosis pasien ini adalah dubia jari.10,11
ad bonam. Terdapat beberapa etiologi dari CTS,
walaupun sebagian besar bersifat idiopatik. Kasus
Pembahasan idiopatik dianggap sebagai suatu tenosinovitis
Pasien datang dengan keluhan kebas ligamen karpal transversal. Sedikit bukti
pada ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah ditemukan adanya inflamasi sedangkan temuan
tangan kanan sejak satu bulan yang lalu, yang lebih sering adalah edema, sklerosis
terkadang juga terasa seperti kesetrum vaskular, dan fibrosis yang paling sesuai dengan
yang menjalar hingga ke lengan. Keluhan stress berulang pada jaringan ikat. Sejumlah
kebas tersebut bersifat hilang timbul, dan kondisi seperti gangguan anatomi, penyakit
dirasakan terutama pada malam hari, dan inflamasi, dan gangguan metabolik dapat
berkurang bila digerak-gerakkan. Kebas menyebabkan atau memperberat gejala.12
hanya dirasakan pada jari tangan kanan Penyebab utama CTS adalah kompresi
saja. Ketika dimintai keterangan lebih nervus medianus di dalam terowongan karpal.

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 146
Tegar dan Evi | Perempuan Berusia 65 Tahun dengan Carpal Tunnel Syndrome

Kompresi ini berhubungan dengan berkaitan dengan parestesi pada tangan. Nyeri
peningkatan tekanan di dalam kanalis dapat terlokalisir pada pergelangan tangan, atau
karpal. Setiap kanal memiliki kapasitas yang dapat menjalar ke lengan bawah, lengan, atau
tetap oleh sebab itu, tiap kondisi yang yang lebih jarang ke bahu. Gejala-gejala dapat
memprovokasi suatu perluasan di dalam diprovokasi dengan postur fleksi atau ekstensi
kanal akan secara langsung meningkatkan pergelangan tangan. Paling umum dijumpai, hal
tekanan internal dan akibatnya menekan ini terjadi saat melakukan aktivitas sehari-hari,
nervus medianus. Adanya anomali isi dalam seperti mengemudi atau memegang telepon,
kanal dan posisi dari struktur internalnya buku atau koran.10
akan menurunkan rongga kanalis yang Keluhan sensorik dapat berupa hipestesi
tersedia. Kandungan yang anomali ini hingga anestesi. Pasien dapat mengalami
mencakup edema, inflamasi, perdarahan, peningkatan intensitas rasa kebas, tingling, dan
deposit substan patologis, dan/atau kondisi disestesia pada malam hari, dan dapat terbangun
seperti amyloidosis. Terdapat peningkatan dari tidur. Fenomena ini dikenal dengan
tekanan intrakanalis dalam kanalis yang brachialgia paresthetica nocturna. Saat tidur,
lebih kecil akibat kondisi kongenital atau fleksi, atau ekstensi pergelangan tangan yang
berbagai perkembangan abnormal. Kondisi persisten menyebabkan peningkatan tekanan
pre-existing, seperti polineuropati atau pada terowongan karpal, iskemia saraf, dan
kompresi nervus sama yang lebih proksimal akibatnya parestesi. Pasien sering terbangun dari
akan meningkatkan kemungkinan tidur dan perlu menggoyangkan tangannya untuk
kerusakan nervus medianus akibat menghilangkan rasa nyeri. 10,16,17
kompresi. Penyebab sistemik CTS yang Pemeriksaan harus dilakukan pemeriksaan
sering dijumpai adalah diabetes melitus menyeluruh pada penderita dengan perhatian
(DM), rheumatoid arthritis, dan khusus pada fungsi, motorik, sensorik, dan
hipotiroidisme.13 otonom tangan. Beberapa pemeriksaan dan tes
Faktor predisposisi timbulnya CTS provokasi yang dapat membantu menegakkan
terdiri dari okupasi dan non okupasi faktor diagnosa CTS adalah:18
yang berhubungan dengan kejadian CTS a. Phalen's test: Penderita diminta melakukan
pada pekerja industri. Faktor risiko okupasi fleksi tangan secara maksimal. Bila dalam waktu
yaitu bekerja dengan cepat, gerakan 60 detik timbul gejala seperti CTS, tes ini
berulang, pekerjaan yang banyak menyokong diagnosa. Beberapa penulis
menggunakan pergelangan tangan, dan berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk
getaran. Faktor yang bukan okupasi yaitu menegakkan diagnosa CTS.
jenis kelamin, umur, indeks massa tubuh,
merokok, status kehamilan.14
Carpal tunnel syndrome dapat
muncul dengan berbagai gejala dan tanda.
Wanita lebih sering terkena dibanding pria.
Walaupun biasanya bilateral, tangan yang
dominan biasanya lebih berat terkena,
terutama pada kasus-kasus idiopatik.10
Gejala CTS bervariasi sesuai dengan
keparahan penyakit. Pada tahap awal,
pasien biasanya mengeluhkan gejala akibat
Gambar 1. Phalen's test
keterlibatan komponen sensorik dari nervus

medianus. Gejala yang paling sering adalah
b. Torniquet test: Pada pemeriksaan ini dilakukan
nyeri yang disertai kebas dan kesemutan
pemasangan torniquet dengan menggunakan
pada daerah distribusi nervus medianus
tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di
distal dari pergelangan tangan. Daerah
atas tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul
yang terlibat biasanya adalah ibu jari, jari
gejala seperti CTS, tes ini menyokong diagnosa.
telunjuk dan jari tengah, dan sisi radial dari
c. Tinel's sign: Tes ini mendukung diagnosa bila
jari manis.10,15,16
timbul parestesia atau nyeri pada daerah
Pasien sering mengeluhkan nyeri
distribusi nervus medianus jika dilakukan perkusi
pada pergelangan tangan dan lengan yang

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 147
Tegar dan Evi | Perempuan Berusia 65 Tahun dengan Carpal Tunnel Syndrome

pada terowongan karpal dengan posisi Dari pemeriksaan provokasi diatas phalen
tangan sedikit dorsofleksi. test dan tinel test adalah test yang patognomonis
untuk CTS.4
Adapun terapi langsung terhadap CTS yaitu
Terapi konservatif dan terapi operatif. Terapi
konservatif antara lain mengistirahatkan
pergelangan tangan, obat anti inflamasi non
steroid, pemasangan bidai pada posisi netral
pergelangan tangan dimana bidai dapat dipasang
terus-menerus atau hanya pada malam hari
selama 2-3 minggu, injeksi steroid deksametason
Gambar 2. Tinel's sign 1-4 mg atau hidrokortison 10-25 mg atau
metilprednisolon 20 mg atau 40 mg diinjeksikan
d. Flick's sign: Penderita diminta mengibas- ke dalam terowongan karpal dengan
ibaskan tangan atau menggerak-gerakkan menggunakan jarum no. 23 atau 25 pada lokasi 1
jari-jarinya. Bila keluhan berkurang atau cm ke arah proksimal lipat pergelangan tangan di
menghilang akan menyokong diagnosa CTS. sebelah medial tendon musculus palmaris longus.
Harus diingat bahwa tanda ini juga dapat Bila belum berhasil, suntikan dapat diulangi
dijumpai pada penyakit Raynaud. setelah 2 minggu atau lebih. Tindakan operasi
e. Thenar wasting: Pada inspeksi dan dapat dipertimbangkan bila hasil terapi belum
palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otot- memuaskan setelah diberi 3 kali suntikan.
otot tenar. Selanjutnya, kontrol cairan, misalnya dengan
f. Menilai kekuatan dan ketrampilan serta pemberian diuretika. Pemberian vitamin B6
kekuatan otot secara manual maupun (piridoksin). Diberikan piridoksin 100-300 mg/hari
dengan alat dynamometer. selama 3 bulan. Terakhir dengan fisioterapi,
g. Wrist extension test: Penderita diminta ditujukan pada perbaikan vaskularisasi
melakukan ekstensi tangan secara pergelangan tangan. 2,19

maksimal, sebaiknya dilakukan serentak Tindakan operasi pada CTS disebut


pada kedua tangan sehingga dapat neurolisis nervus medianus pada pergelangan
dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul tangan. Operasi hanya dilakukan pada kasus yang
gejala-gejala seperti CTS, maka tes ini tidak mengalami perbaikan dengan terapi
menyokong diagnosa CTS. konservatif atau bila terjadi gangguan sensorik
h. Pressure test: Nervus medianus ditekan yang berat atau adanya atrofi otot-otot tenar.
di terowongan karpal dengan menggunakan Pada CTS bilateral biasanya operasi pertama
ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 dilakukan pada tangan yang paling nyeri walaupun
detik timbul gejala seperti CTS, tes ini dapat sekaligus dilakukan operasi bilateral.
menyokong diagnosa. Penulis lain menyatakan bahwa tindakan operasi
i. Luthy's sign (bottle's sign): Penderita mutlak dilakukan hila terapi konservatif gagal atau
diminta melingkarkan ibu jari dan jari bila ada atrofi otot-otot tenar, sedangkan indikasi
telunjuknya pada botol atau gelas. Bila kulit relatif tindakan operasi adalah hilangnya
tangan penderita tidak dapat menyentuh sensibilitas yang persisten.19,20
dindingnya dengan rapat, tes dinyatakan Biasanya tindakan operasi CTS dilakukan
positif dan mendukung diagnosis. secara terbuka dengan anestesi lokal, tetapi
j. Pemeriksaan sensibilitas: Bila penderita sekarang telah dikembangkan teknik operasi
tidak dapat membedakan dua titik (two- secara endoskopik. Operasi endoskopik
point discrimination) pada jarak lebih dari 6 memungkinkan mobilisasi penderita secara dini
mm di daerah nervus medianus, tes dengan jaringan parut yang minimal, tetapi karena
dianggap positif dan menyokong diagnosis. terbatasnya lapangan operasi tindakan ini lebih
k. Pemeriksaan fungsi otonom: Pada sering menimbulkan komplikasi operasi seperti
penderita diperhatikan apakah ada cedera pada saraf. Beberapa penyebab CTS
perbedaan keringat, kulit yang kering atau seperti adanya massa atau anomali maupun
licin yang terbatas pada daerah inervasi tenosinovitis pada terowongan karpal lebih baik
nervus medianus. Bila ada akan mendukung dioperasi secara terbuka.2
diagnosis CTS.

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 148
Tegar dan Evi | Perempuan Berusia 65 Tahun dengan Carpal Tunnel Syndrome


Simpulan 8. Eka M. Diagnosis dan terapi syndrome
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) terowongan karpal [internet]. Jakarta:
merupakan suatu sindrom yang timbul Neurology Multiply; 2013 [diakses tanggal 21
akibat tertekannya nervus medianus di Januari 2017]. Tersedia dari :
dalam carpal tunnel (terowongan karpal) di http://neurology.multiply.com/.
pergelangan tangan. Penyebab utama CTS 9. Gorsché R. Carpal tunnel syndrome. Canadian
adalah kompresi nervus medianus di dalam J CME. 2011; 1(1):101-17.
terowongan karpal. Test yang 10. Preston DC. Compressive and entrapment
patognomonis untuk CTS yaitu phalen test neuropathies of the upper extremity. Dalam:
dan tinel test. Ada dua jenis Katirji B, Kaminski HJ, Preston DC, Ruff RL,
penatalaksanaan CTS yaitu terapi Shapiro BE, editors. Neuromuscular disorders
konserfatif dan terapi operatif. Pencegahan in clinical practice. Boston: Butterworth
CTS dilakukan dengan menghindari faktor- Heineman; 2014. hlm. 744-50.
faktor predisposisi. 11. De Jong RN. The neurologic examination.
Edisi ke-5. Philadelphia: JB Lippincott; 2012.
Daftar Pustaka 12. Viera. Management of carpal tunnel
1. Jagga V, Lehri A. Occupation and its syndrome. Boston: American Academy of
association with carpal tunnel Family Physicians; 2014.
syndrome A Review. JESP. 2011; 13. Luchetti. Ethiopathogenesis. Dalam: Luchetti
7(2):68-78. R, Amadio P. Carpal tunnel syndrome.
2. Rambe AS. Sindroma terowongan Springer: Berlin; 2007.
karpal (Carpal Tunnel Syndrome). 14. Maghsoudipour M, Moghimi S, Deghaan F,
Medan: Bagian Neurologi FK USU; and Rahimpanah A. X Association of
2014. occupational and non-occupational risk factor
3. Davis LE, Molly KK, Jessica LS. Carpal with the prevalence of work related carpal
tunnel syndrome in fundamentals of tunnel syndrome. JOR. 2008; 18(1):152-6.
neurologic disease. New York: Demos 15. Pecina MM, Nemanic JK, Markiewitz AD.
Medical Publishing; 2015. Tunnel syndromes. Peripheral nerve
4. Tana, Lusyanawati. Carpal Tunnel compression syndromes. New York: CRC
Syndrome pada pekerja garmen di Press; 2008.
Jakarta. Puslitbang Pemberantasan 16. Aroori S, Spence RAJ. Carpal tunnel
Penyakit. 2016; 32(2):73-82. syndrome. Ulster Med J. 2008; 77(1):6-17.
5. Mujianto. Cara capat mengatasi 10 17. Durrant DH, True JM. Myelopathy,
besar kasus musculoskeletal dalam radiculopathy and peripheral entrapment
praktik klinik fisioterapi. Jakarta: TIM; syndromes. New York: CRC Press; 2008.
2013. 18. Katz JN, Simmons BP. Carpal tunnel
6. American Academy of Orthopaedic syndrome. N Engl J Med. 2002; 346(23):1807-
Surgeons. Clinical practice guideline on 12.
the diagnosis of carpal tunnel 19. Franklin GM, Javaher SP, Kearney RN. Medical
syndrome. Rosemont: American treatment guidelines work-related carpal
Academy of Orthopaedic Surgeons; tunnel syndrome diagnosis and treatment
2008. guideline. Washington: Washington State
7. Kurniawan, Bina. Faktor risiko kejadian Department of Labor and Industries; 2009.
carpal tunnel syndrome (CTS) pada 20. Fisher B, Gorsche R, Leake P. Diagnosis,
wanita pemetik melati di Desa causation and treatment of carpal tunnel
Karangcengis, Purbalingga. J Promosi syndrome: an evidence-based assessment.
Kes Indon. 2008; 3(1):2-8. New York: CRC Press; 2008.


J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 149

Anda mungkin juga menyukai