Anda di halaman 1dari 6

Materi musyawarah UKT online 2021

Vaksin COVID-19 Diragukan, YLKI: Komunikasi


Pemerintah Berantakan

 Pemerintah dinilai tak serius tangani pandemik sejak awal

Ketua YLKI Tulus Abadi dalam acara Media Group News Summit
2021(IDN Times/Dini Suciatiningrum)

27 Januari 2021
Jakarta, IDN Times - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi memaparkan, sampai saat
ini masih banyak masyarakat yang tidak percaya keamanan vaksin,
bahkan adanya COVID-19.
Tulus menilai, tingginya ketidakpercayaan masyarakat karena sejak
awal pandemik, komunikasi pemerintah sudah berantakan. Artinya,
kata dia, banyak pernyataan antar pejabat yang berbeda, serta
kurangnya keseriusan pemerintah menangani wabah sejak muncul
kasus COVID-19 di tanah air.
"Komunikasi publik berantakan, dan pemerintah terjebak antara
kepentingan ekonomi dan sektor kesehatan, saat itu Pak Presiden
Jokowi cenderung kepada sektor ekonomi, bukan sektor kesehatan.

Hal ini membuat kita kehilangan tiga bulan  GOLDEN


MOMENT, sehingga ekonomi tidak tercapai, pandemik
semakin eskalasi," ujar Tulus dalam Media Grup News Summit
2021, yang dipantau daring, Rabu (27/1/2021).
 

1. Hoak tentang vaksin dan COVID-19 juga berseliweran

Ilustrasi Hoax (IDN Times/Sukma Shakti)

2
Selain itu, lanjut Tulus, hantaman hoax kesehatan tentang vaksin
dan COVID-19 banyak beredar di media sosial. Walhasil, hal itu
memengaruhi opini publik.
"Hoaks-hoaks ini sampai sekarang masih berseliweran, sehingga
mempengaruhi kepercayaan masyarakat," .
 

2. Masyarakat masih ragu keamanan vaksin

Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 saat simulasi

3
pelayanan vaksinasi di Puskesmas Kemaraya, Kendari, Sulawesi
Tenggara, Jumat (18/12/2020). Simulasi tersebut dilaksanakan
agar petugas kesehatan mengetahui proses penyuntikan vaksinasi
COVID-19 yang direncanakan pada Maret 2021. ANTARA
FOTO/Jojon
Tulus juga menyampaikan, masyarakat pun saat ini masih bingung
terkait keamanan vaksinasi, sebab tingkat efikasi dan merek
vaksin berbeda-beda.
"Saya ingin tanyakan kepada Prof Amin soebandrio terkait vaksin,
masyarakat juga masih bingung, kenapa has uji klinis 65,3 persen
sedangkan negara lain bisa 90 persen, ini masyarakat belum paham
keandalan plus minus vaksin itu sendiri seperti apa sehingga
masyarakat yakin vaksin aman," kata dia menanyakan pada Ketua
LBM Eijkman Amin Soebandrio yang hadir dalam acara tersebut.

4
3. Pemerintah tempatkan ekonomi di atas kesehatan

Ilustrasi petugas uji swab. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)


Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengaku, saat awal pandemik
pemerintah menempatkan ekonomi di atas kesehatan. Selain itu
juga mereka dinilai meremehkan COVID-19.
Kesenjangan masyarakat yang belum memahami informasi tentang
COVID-19 yang tepat juga memperburuk keadaan.
"Satu sisi saya melihat pemerintah banyak melakukan hal. Saya
rasa yang gagap itu bukan cuma Indonesia, tapi seluruh dunia.

5
Pandemik ini peristiwa yang berulang tetapi respons berbeda,"
tutup dia.
 
 Lalu bagaimana pendapat kalian calon penerus bangsa,,jika
kalian berada diposisi pemerintah yang jujur untuk
menyelesaikan sebuah masalah tersebut agar berjalan dengan
tertib
 Dan bagaimana jika kalian diposisi rakyat yang merasa
meragukan vaksin tersebut
 Bagaimana pendapat kalian mengenai artikel tersebut? (pro
atau kontra, berikan alasannya)

Anda mungkin juga menyukai