Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini meneliti tentang efektivitas ekstrak etanol bunga

kenikir (Tagetes erecta L.) sebagai repelen terhadap daya tolak nyamuk Culex

quinquefasciatus. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian

eksperimental sederhana dengan rancangan (post-test only control group

design). Dalam penelitian ini terdapat 7 kelompok, terdiri dari kelompok

perlakuan yang berjumlah 5 (pelarut 2%, 4%, 8%, 16%, dan 32%) dan 2

kelompok kontrol yaitu Kontrol Positif (DEET 13%) dan Kontrol Negatif

(losion tanpa bahan aktif). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

Parasitologi dan Farmakologi FKIK UMY dan dilakukan dalam kurun waktu

1 bulan pada Juli 2020.

B. Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian di Laboratorium Parasitologi dan

Farmakologi FKIK UMY dan dilakukan dalam kurun waktu 1 bulan pada Juli

2020, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1

Rata-rata Daya Tolak Nyamuk Culex quinquefasciatus Berdasarkan Perlakuan

34
Perlakuan Daya Tolak (%) Std. Deviation
pelarut 2% 80,00 6,29
pelarut 4% 82,44 6,00
pelarut 8% 85,11 4,51
pelarut 16% 97,78 2,82
pelarut 32% 99,11 1,71
Kontrol Positif 100,00 0,00
Kontrol Negatif 76,67 9,13

120.00

97.78 99.11 100.00


100.00
82.44 85.11
80.00 76.67
80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
pelarut pelarut pelarut pelarut pelarut Kontrol Kontrol
2% 4% 8% 16% 32% Positif Negatif

Gambar 4.1

Rata-rata Daya Tolak Nyamuk Culex quinquefasciatus Berdasarkan Perlakuan

Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa Kontrol Positif

(DEET 13%) menghasilkan rata-rata Daya Tolak Nyamuk Culex

quinquefasciatus paling tinggi yaitu sebesar 100%. Berikutnya yang

menghasilkan rata-rata Daya Tolak Nyamuk Culex quinquefasciatus tertinggi

kedua yaitu kelompok perlakuan konsentrasi ekstrak etanol bunga kenikir

marigold (Tagetes erecta L.) dengan konsentrasi 32% sebesar 99,1% dengan

35
standard deviasi 1,71%. Untuk perlakuan dengan Kontrol Negatif (losion

tanpa bahan aktif) menghasilkan rata-rata Daya Tolak Nyamuk Culex

quinquefasciatus paling rendah yaitu sebesar 76,67% dengan standard deviasi

sebesar 9,13%.

Tabel 4.2

Rata-rata Daya Tolak Nyamuk Culex quinquefasciatus Berdasarkan Waktu

Waktu Daya Tolak (%) Std. Deviation


O0 92,95 6,31
O1 91,81 7,74
O2 90,29 8,82
O3 88,38 10,03
O4 86,29 12,04
O5 82,67 13,93

94.00 92.95
91.81
92.00
90.29
90.00
88.38
88.00
86.29
86.00
84.00 82.67
82.00
80.00
78.00
76.00
O0 O1 O2 O3 O4 O5

Gambar 4.2

Rata-rata Daya Tolak Nyamuk Culex quinquefasciatus Berdasarkan Waktu

36
Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa Waktu 10

menit jam ke-0 menghasilkan rata-rata Daya Tolak Nyamuk Culex

quinquefasciatus paling tinggi yaitu sebesar 92,95% dengan standard deviasi

sebesar 6,31%. Untuk perlakuan dengan Waktu 5 menit jam ke-5

menghasilkan rata-rata Daya Tolak Nyamuk Culex quinquefasciatus paling

rendah yaitu sebesar 82,67% dengan standard deviasi sebesar 13,93%.

C. Analisis Data

Hasil penelitian yang diperoleh kemudian di analisis secara statistik

dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah data

penelitian tersebut berdistribusi normal atau tidak. Kemudian di lanjutkan

dengan uji levene’s test untuk mengetahui homogenitas data tersebut. Apabila

data hasil penelitian berdistribusi normal dan homogen maka di lanjutkan

dengan menggunakan uji ANOVA. Apabila terdapat perbedaan yang

signifikan, maka dilanjutkan dengan uji LSD (least significant difference)

dengan derajat signifikan α = 0,05 yang bertujuan untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan mean diantara kelompok perlakuan. Apabila di peroleh

data distribusi tidak normal atau tidak homogen, maka analisis data di

lanjutkan dengan menggunakan uji nonparametik, yaitu uji Kruskal Wallis.

1. Uji Normalitas Data dan Homogenitas Antar Kelompok

a. Uji Normalitas

Uji asumsi normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual

yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksi apakah

37
residual berdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat melalui statistik uji

Kolmogorov Smirnov . Data dinyatakan berdistribusi normal apabila nilai

probability lebih dari alpha (5% atau 0,05). Berikut ini adalah hasil

pengujian asumsi normalitas melalui statistik uji Kolmogorov Smirnov:

Tabel 4.3.

Hasil Pengujian Normalitas

Statistik uji Probability


0,191 0,000

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pengujian normalitas

menghasilkan probabilitas lebih kecil dari alpha (5% atau 0,05), Sehingga

data dari Daya Tolak Nyamuk Culex quinquefasciatus dinyatakan tidak

berdistribusi normal. Sehingga asumsi normalitas tidak terpenuhi.

b. Uji Homogenitas

Asumsi homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada

parameter memiliki ragam yang homogen (konstan) atau tidak. Pengujian

asumsi homogenitas dapat dilihat melalui Levene’s test. Kriteria

pengujian menyatakan apabila probabilitas Levene’s test lebih besar dari

alpha = 5% atau 0,05 Maka dinyatakan asumsi homogenitas terpenuhi.

Berikut ini adalah hasil pengujian asumsi homogenitas :

Tabel 4.4.

Hasil Pengujian Homogenitas

Levene’s Test Probability

38
1,673 0,024

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pengujian

kehomogenan data Daya Tolak Nyamuk Culex quinquefasciatus

menghasilkan statistik Levene dengan probabilitas < alpha (5% atau

0,05), sehingga data Daya Tolak Nyamuk Culex quinquefasciatus

dinyatakan tidak memiliki ragam yang homogen. Sehingga asumsi

homogenitas tidak terpenuhi.

Dikarenakan asumsi normalitas dan homogenitas tidak terpenuhi maka

analisis menggunakan Anova tidak dapat dilakukan, sebagai alternatif

pengujian menggunakan analisis Kruskal Walis.

2. Uji Beda Kruskal Wallis

Pengujian efektivitas ekstrak etanol bunga kenikir (Tagetes erecta L.)

sebagai repelen terhadap nyamuk Culex quinquefasciatus dilakukan

menggunakan Kruskal Wallis dengan hipotesis berikut ini:

H0 : Tidak ada perbedaan perlakuan pemberian ekstrak etanol bunga

kenikir (Tagetes erecta L.) sebagai repelen terhadap daya tolak nyamuk

Culex quinquefasciatus

H1 : Minimal ada satu pasang perlakuan pemberian ekstrak etanol bunga

kenikir (Tagetes erecta L.) yang berbeda signifikan terhadap daya tolak

nyamuk Culex quinquefasciatus

39
Kriteria pengujian menyebutkan apabila nilai signifikansi ≤ level of

significance (alpha=5% atau 0,05) maka H0 ditolak, sehingga dapat

dinyatakan bahwa minimal ada satu pasang perlakuan yang berbeda signifikan

terhadap daya tolak nyamuk Culex quinquefasciatus.

Hasil pengujian efektivitas ekstrak etanol bunga kenikir (Tagetes erecta L.)

sebagai repelen terhadap daya tolak nyamuk Culex quinquefasciatus dapat

dilihat melalui tabel berikut :

Tabel 4.5.

Hasil pengujian Kruskal Walis pada Kelompok Perlakuan

Asymptotic Sig. (2-


Kruskal-Wallis H Degree of Fredom
sided test)
101,812 6 0,000

Tabel 4.5 menginformasikan bahwa pengujian perbandingan

pemebrian ekstrak etanol bunga kenikir (Tagetes erecta L.) sebagai repelen

terhadap daya tolak nyamuk Culex quinquefasciatus menghasilkan statistik uji

sebesar 101,812 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Hal ini dapat

diketahui bahwa nilai signifikansi yang dihasilkan < alpha (5% atau 0,05),

sehingga H0 ditolak. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa Minimal ada

satu pasang perlakuan pemberian ekstrak etanol bunga kenikir (Tagetes erecta

L.) sebagai repelen yang berbeda signifikan terhadap daya tolak nyamuk

Culex quinquefasciatus.

40
Tabel 4.6.

Hasil pengujian Kruskal Walis pada Kelompok Waktu

Asymptotic Sig. (2-


Kruskal-Wallis H Degree of Fredom
sided test)
11,639 5 0,040

Tabel 4.6 menginformasikan bahwa pengujian perbandingan waktu

terhadap daya tolak nyamuk Culex quinquefasciatus menghasilkan statistik uji

sebesar 11,639 dengan nilai signifikansi sebesar 0.040. Hal ini dapat diketahui

bahwa nilai signifikansi yang dihasilkan < alpha (5% atau 0,05), sehingga H0

ditolak. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa Minimal ada satu pasang

waktu yang berbeda signifikan terhadap daya tolak nyamuk Culex

quinquefasciatus.

3. Analisis Post Hoc Test

Selanjutnya untuk mengetahui lebih rinci mengenai pasangan kelompok

sampel yang saling berbeda secara signifikan dan pasangan kelompok sampel

yang tidak berbeda, dilakukan pengujian menggunakan uji pairwise

comparison dengan kriteria apabila satu pasang perlakuan menghasilkan

probabilitas ≤ level of significance (alpha = 5% atau 0,05) maka dapat

dinyatakan terdapat perbedaan antar perlakuan tersebut terhadap daya tolak

nyamuk Culex quinquefasciatus. Hasil analisis dapat diketahui melalui tabel

berikut ini

41
Tabel 4.7

Uji Post Hoc dengan Pairwise Comparison pada Kelompok Perlakuan

Perlakuan Perlakuan Test


Sig. Keterangan
(i) (j) Statistics
Pelarut 2% 0,501 0,617 Tidak Ada Perbedaan
Pelarut 4% 1,151 0,250 Tidak Ada Perbedaan
Pelarut 8% 1,933 0,053 Tidak Ada Perbedaan
Kontrol (-)
Pelarut 16% 5,679 0,000 Ada Perbedaan
Pelarut 32% 6,222 0,000 Ada Perbedaan
Kontrol (+) 6,708 0,000 Ada Perbedaan
Pelarut 4% -0,650 0,515 Tidak Ada Perbedaan
Pelarut 8% -1,432 0,152 Tidak Ada Perbedaan
Pelarut 2% Pelarut 16% -5,178 0,000 Ada Perbedaan
Pelarut 32% -5,721 0,000 Ada Perbedaan
Kontrol (+) -6,208 0,000 Ada Perbedaan
Pelarut 8% -0,782 0,435 Tidak Ada Perbedaan
Pelarut 16% -4,528 0,000 Ada Perbedaan
Pelarut 4%
Pelarut 32% -5,070 0,000 Ada Perbedaan
Kontrol (+) -5,557 0,000 Ada Perbedaan
Pelarut 16% -3,746 0,000 Ada Perbedaan
Pelarut 8% Pelarut 32% -4,289 0,000 Ada Perbedaan
Kontrol (+) -4,776 0,000 Ada Perbedaan
Pelarut 32% -0,543 0,587 Tidak Ada Perbedaan
Pelarut 16%
Kontrol (+) -1,030 0,303 Tidak Ada Perbedaan
Pelarut 32% Kontrol (+) -0,487 0,626 Tidak Ada Perbedaan

42
120.00
97.78 99.11 100.00
100.00
82.44 85.11
80.00 76.67
80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
% % % % % f tif
2 4 8 16 32 siti ga
ut ut ut ut ut P o e
le ar le ar le ar r r l lN
p p p pe
la
pe
la
ntro tro
n
Ko Ko

Gambar 4.3

Notasi Hasil Pairwise Comparison pada Kelompok Perlakuan

Berdasarkan tabel dan grafik menginformasikan bahwa Kelompok

perlakuan pemberian konsentrasi ekstrak etanol bunga kenikir marigold

(Tagetes erecta L.) dengan konsentrasi 32% menghasilkan rata-rata Daya Tolak

Nyamuk Culex quinquefasciatus paling tinggi tertinggi dari perlakuan

konsentrasi yang lain dan berbeda signifikan dengan Kontrol Negatif (losion

tanpa bahan aktif), pemberian konsentrasi ekstrak etanol bunga kenikir

marigold (Tagetes erecta L.) dengan konsentrasi 2%, 4%, dan 8%. Namun tidak

berbeda signifikan dengan pemberian konsentrasi ekstrak etanol bunga kenikir

marigold (Tagetes erecta L.) dengan konsentrasi 16% dan Kontrol Positif

(DEET 13%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang

mampu menghasilkan daya tolak Nyamuk Culex quinquefasciatus paling

43
efektif dari semua perlakuan pada penelitian ini adalah Kelompok perlakuan

menggunakan konsentrasi ekstrak etanol bunga kenikir marigold (Tagetes

erecta L.) sebesar 32%.

Perlakuan Perlakuan Test


Sig. Keterangan
(i) (j) Statistics
O4 0,769 0,442 Tidak Ada Perbedaan
O3 1,237 0,216 Tidak Ada Perbedaan
O5 O2 1,882 0,060 Tidak Ada Perbedaan
O1 2,457 0,014 Ada Perbedaan
O0 2,883 0,004 Ada Perbedaan
O3 0,468 0,640 Tidak Ada Perbedaan
O2 1,113 0,266 Tidak Ada Perbedaan
O4
O1 1,688 0,092 Tidak Ada Perbedaan
O0 2,114 0,034 Ada Perbedaan
O2 0,646 0,519 Tidak Ada Perbedaan
O3 O1 1,220 0,223 Tidak Ada Perbedaan
O0 1,646 0,100 Tidak Ada Perbedaan
O1 0,574 0,566 Tidak Ada Perbedaan
O2
O0 1,001 0,317 Tidak Ada Perbedaan
O1 O0 0,427 0,670 Tidak Ada Perbedaan

44
94.00 92.95
91.81
92.00
90.29
90.00
88.38
88.00
86.29
86.00

84.00
82.67
82.00

80.00

78.00

76.00
O0 O1 O2 O3 O4 O5

Gambar 4.4

Notasi Hasil Pairwise Comparison pada Kelompok Waktu

Berdasarkan tabel dan grafik diatas menginformasikan bahwa

Kelompok Waktu 10 menit jam ke-0 menghasilkan rata-rata Daya Tolak

Nyamuk Culex quinquefasciatus paling tinggi dari perlakuan waktu yang lain

dan berbeda signifikan dengan Waktu 5 menit jam ke-5. Namun tidak berbeda

signifikan dengan Waktu 5 menit jam ke-1. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa jangka waktu repelen yang mampu menghasilkan daya

tolak Nyamuk Culex quinquefasciatus paling efektif dari semua waktu pada

penelitian ini adalah Waktu 10 menit jam ke-0.

4. Hasil Analisis Probit

Analisis Probit dalam penelitian ini diggunakan untuk mengetahui nilai RT50

dan RT90 serta RC50 dan RC90 efek daya tolak ekstrak etanol bunga kenikir

45
sebagai repelen terhadap nyamuk Culex quinquefasciatus. Berikut ini adalah

hasil dari analisis Probit :

1. Perhitungan RC50 dan RC90

Perhitungan RC50 dan RC90 dilakukan menggunakan metode analisis probit

dengan software SPSS 25. Melalui perangkat tersebut dapat ditentukan

hubungan linieirtas antara konsentrasi formula terhadap probit daya tolak

nyamuk Culex quinquefasciatus.

Tabel 4.9

Hasil RC50 dan RC90

RC Konsentrasi Lower Bound Upper Bound


50 9,753 7,309 11,767
55 10,492 8,051 12,545
60 11,301 8,868 13,409
65 12,202 9,779 14,395
70 13,229 10,810 15,556
75 14,435 12,000 16,980
80 15,908 13,406 18,821
85 17,815 15,138 21,383
90 20,543 17,447 25,383
91 21,262 18,027 26,498
92 22,072 18,668 27,782
93 22,998 19,387 29,284
94 24,079 20,207 31,081
95 25,373 21,169 33,291
96 26,983 22,336 36,125
97 29,103 23,831 39,987
98 32,181 25,934 45,841
99 37,706 29,552 57,009

46
Berdasarkan pengujian menggunakan software SPSS 25 diperoleh nilai

RC50 sebesar 9,753. Ini menunjukkan bahwa daya tolak ekstrak etanol

bunga kenikir sebagai repelen terhadap nyamuk Culex quinquefasciatus

50% dapat didapatkan dari konsentrasi 9,753% dengan selang interval

konsentrasi antara 7,309% hingga 11,767%. Sedangkan RC90 dihasilkan

sebesar 20,543. Artinya bahwa daya tolak ekstrak etanol bunga kenikir

sebagai repelen terhadap nyamuk Culex quinquefasciatus 50% dapat

didapatkan dari konsentrasi 20,543% dengan selang interval konsentrasi

antara 17,447% hingga 25,383%

2. Perhitungan RT50 dan RT90

Perhitungan RT50 dan RT90 dilakukan menggunakan metode analisis probit

dengan software SPSS 25. Melalui perangkat tersebut dapat ditentukan

hubungan linieirtas antara konsentrasi formula terhadap probit daya tolak

nyamuk Culex quinquefasciatus.

Tabel 4.10

Hasil RT50 dan RT90

RT Waktu
50 3,654
55 2,809
60 2,150
65 1,631

47
70 1,219
75 0,891
80 0,628
85 0,418
90 0,250
91 0,221
92 0,193
93 0,166
94 0,141
95 0,117
96 0,094
97 0,071
98 0,050
99 0,028

Berdasarkan pengujian menggunakan software SPSS 25 diperoleh nilai RT50

sebesar 3,654. Ini menunjukkan bahwa daya tolak ekstrak etanol bunga

kenikir sebagai repelen terhadap nyamuk Culex quinquefasciatus 50% dapat

didapatkan dari 5 menit waktu ke-3,654. Sedangkan RT90 dihasilkan sebesar

0,250. Artinya bahwa daya tolak ekstrak etanol bunga kenikir sebagai repelen

terhadap nyamuk Culex quinquefasciatus 50% dapat didapatkan dari waktu 5

menit waktu ke-0,250.

48

Anda mungkin juga menyukai