Anda di halaman 1dari 2

Majunya sebuah bangsa pada suatu peradaban bergantung pada bagaimana bangsa itu

membangun pendidikannya. Tidak terkecuali dengan bangsa Indonesia. Pendidikan merupakan


pondasi, penopang dasar generasi bangsa untuk memulai menitih ke mana arah dan tujuan yang
harus dicapai. Dalam Arti lain, pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat
mengembangkan bakat, potensi, dan keterampilan dimiliki dalam menjalani kehidupan, oleh karena
itu sudah seharusnya pendidikan didesain guna memberikan pemahaman serta meningkatkan
prestasi belajar peserta didik (Daryanto, 2013: 1). Dalam mendukung terwujudnya tujuan-tujuan
dari pendidikan banyak hal yang dapat ditingkatkan kualitasnya dengan adanya pendidikan, baik itu
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sebagaimana dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Pendidikan Nasional, “Pendidikan merupakan usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Berdasarkan UU tersebut kualitas pendidikan meningkat
apabila ada suasana belajar dan proses pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik.
Proses pembelajaran yang aktif pada kalimat tersebut mengartikan bahwa antara peserta
didik dengan pendidik memiliki peranan yang seimbang dalam menjalankan kegiatan belajar
mengajar. Terciptanya Interaksi yang aktif dan efektif antara peserta didik dan pendidik
sangat mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Maka dari itu, untuk mendukung agar
interaksi aktif dan efisien tercapai, maka pada proses pembelajaran perlu dihadirkan
pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yg disarankan berdasar Kurikulum
2013 adalah Pendekatan Saintifik. Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik.
Metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang
dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data (Sani, 2014: 50- 51). Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2014 nomor 103 tentang pembelajaran pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah, Pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses
keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) merupakan pengorganisasian pengalaman belajar.
Dari pengalaman yang diperoleh peserta didik tersebut diharapkan selain bisa menguasai konsep
peserta didik juga bisa mengamalkan apa yang telah peserta didik pelajari ke kehidupan sehari-hari.
Bentuk pengamalan tersebut akan terbantu dengan efektif apabila didukung dengan penggunaaan
media pembelajaran yang efektif, menarik, dan sesuai kenyataan.
Media pembelajaran merupakan perantara atau sarana komunikasi untuk mengantarkan
pesan guna membantu pemahaman peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran . 1
Dengan menggunakan media, peserta didik terlibat langsung dalam penggunaan media
sehingga peserta didik menjadi lebih aktif. Dari berbagai penelitian yang dilakukan terhadap
penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, didapatkan kesimpulan
bahwa proses dan hasil belajar para peserta didik menunjukkan perbedaan yang berarti antara
pembelajaran yang menggunakan media dengan pembelajaran tanpa media.2 Penggunaan
media pembelajaran yang efisisen dapat mempertinggi proses belajar siswa. Hal tersebut
disebabkan karena Pertama, media pembelajaran membuat pembelajaran mejadi lebih
menarik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Kedua, materi pembelajaran
akan lebih jelas maknanya sehingga lebih mudah dipahami siswa dan memungkinkan siswa
menguasai tujuan pembelajaran lebih baik. Ketiga, media belajar berfungsi untuk
mengkongkretkan hal-hal yang abstrak serta menyederhanakan hal-hal yang kompleks
sehingga taraf berfikir siswa lebih cepat menerima pembelajaran.3
Pada sub materi pencemaran lingkungan beberapa aktivitas belajar yang dilihat oleh peneliti
yaitu: membaca, mengamati, mencatat, bertanya, diskusi dan menanggapi. Hal ini berdasarkan
klasifikasi, keperluan dan kegiatan yang akan dilakukan dalam RPP pada sub materi pencemaran
lingkungan di kelas X SMA. Pencemaran lingkungan (polusi) adalah masuknya atau dimasukannya
makhluk hidup, zat, energi , dan komponen lain ke dalam lingkungan. Populasi juga dapat diartikan
sebagai berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu. Hal itu menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya (Pratiwidkk, 2013: 316)

1
Anwas, O. M, Lingkungan sebagai Media Pembelajaran dan Pengaruhnya terhadap Kompetensi Penyuluh
Pertanian, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 17(3), 2011, hlm. 283–290.
2
Suherman, Y, Pengembangn Media Pembelajaran Bagi ABK, Makalah Disampaikan pada Diklat Profesi Guru
PLB Wilayah X Jawa Barat Bumi Makmur, Lembang Bandung 2008, 2009, hlm. 64–80.
3
Arsyad, A, Media pembelajaran (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada,2002), hlm. 7.

Anda mungkin juga menyukai