Wrap Up sk2 GIT
Wrap Up sk2 GIT
Wrap Up Skenario 2
Mual dan Buang Air Kecil Seperti Air Teh
Kelompok B-12
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI 2014
JL. LETJEN. SUPRAPTO, CEMPAKA PUTIH, JAKARTA 10510
TELP. 62.21.4244574 FAX. 62.21.4244574
DAFTAR ISI
Daftar Isi……………………………………………………………………………………… 1
Skenario………………………………………………………………………………………. 2
Kata Sulit……………………………………………………………………………………... 3
Pertanyaan……………………………………………………………………………………. 4
Jawaban………………………………………………………………………………………. 5
Hipotesis……………………………………………………………………………………… 6
Sasaran Belajar……………………………………………………………………………….. 7
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………. 29
SKENARIO 2
Anak perempuan 8 tahun, dibawa ibunya ke Puskesmas Cempaka Putih karena mual
15 hari yang lalu. Buang air kecil berwarna seperti air the, buang air besar normal. Ibunya
menyampaikan beberapa anak dikelas juga menderita penyakit yang sama.
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan; tampak sakit berat, komposmentris, suhu 37,9°
C, dan vital sign lain dalam batas normal. Pemeriksaan dan daerah redup hepar meningkat
abdomen di dapatkan nyeri tekan di hipokondrium kanan, hepar teraba 2 cm di bawah arkus
costae, tepi tajam, permukaa rata, konsistesi kenyal.
Dokter mencurigai anak ini menderita hepatitis yang perlu rawat inap, maka dokter
merujuk pasien untuk perawatan. Orang tua dijelaskan prinsip penatalaksanaan dan cara
pencegahan agar keluarganya tidak tertular.
Setelah pasien dirawat, dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil; anemia,
lekopeni, SGOT dan SGPT meningkatkan 10 kali normal, bilirubin meningkat dan bilirubin
urin positif. Seromarker Hepatitis belum ada hasil.
KATA SULIT
Hepar merupakan organ yang berada pada abdomen yang berfungsi untuk
metabolisme dan dapat terjadi kerusakan jika terkena infeksi virus hepatitis A melalui fecal-
oral.penyakit ini sebagian besar menyerang anak-anak, ditandai dengan sclera mata sub-
ikterik dan urine berwarna seperti air teh karena peningkatan bilirubin, anemia, leukopenia,
hepatomegaly. Pada pemeriksaan didapatkan peningkatan SGOT dan SGPT. Penyakit ini
dapat sembuh sendiri namun tetap memerlukan terapi suportif dan pencegahan dengan
vaksinasi untuk menghindari komplikasi.
SASARAN BELAJAR
Merupakan suatu organ terbesar yang terletak pada intraperitoneum, pada region
hypocondrium dextra hingga epigastrium yang berbentuk sebagai suatu pyramida tiga sisi
dengan dasar menunjuk kek kanan dan puncak menunjuk ke kiri. Proyeksi hepar antara iga 4-
9. Hepar bertekstur lunak, lentur dan memiliki berat 1400 gr atau ± 1,5 kg pada orang
dewasa.Seluruh hepar dikelilingi oleh kapsula fibrosa, tetapi hanya sebagian ditutupi oleh
peritoneum.
Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalis dekstra, dan
hemidiafragma dekstra memisahkan hepar dari pleura, pulmo, perikardium, dan cor. Hepar
terbentang ke sebelah kiri untuk mencapai hemidiafragma sinistra. Permukaan atas hepar
yang cembung melengkung di bawah kubah diafragma. Facies visceralis, atau
posteroinferior, membentuk cetakan visera yang letaknya berdekatan sehingga bentuknya
menjadi tidak beraturan. Permukaan ini berhubungan dengan pars abdominalis esofagus,
gaster, duodenum, fleksura coli dekstra, ren dekstra dan glandula suprarenalis dekstra, serta
vesica biliaris.
Hepar memiliki 2 lobus yang dipisahkan oleh ligamentum falciformis hepatis, yaitu :
1. Lobus dextra
Lobus hepatis dextra terbagi menjadi lobus quadratus dan caudatus oleh adanya
vesica biliaris, fissura ligamentum teres hepatis, vena cava inferior, dan fissura
ligamentum venosum
- Lobus quadratus
Lobus quadaratus di belakang atas dibatasi oleh porta hepatic, di kanan oleh vesica fellea
dan di kiri oleh fissure ligamenti teretis hepatis. Pada lobus quadratus dan lobus kanan
terdapat hubungan dengan pylorus dan pars superior duodeni, impression duodenalis. Di
sebelah kanan dari vesica fellea terdapat lekukan dalam, yaitu impressio colica untuk
hubungan dengan flexura coli dextra. Di belakangnya terdapat impression renalis untuk
hubungan dengan ren dexter. Di dekat impression renalis terdapar lekukan dangkal untuk
glandula suprarenalis, impressio suprarenalis.
- Lobus caudatus
Lobus kaudatus hepar dibatasi oleh porta hepatis di depan, fissure ligamenti venosi di kiri
dan vena cava inferior di kanan. Pada lobus kaudatus hepar terdapat tonjolan yang
memisahkan porta hepatis dengan vena cava inferior, disebut processus caudatus.
2. Lobus sinistra
Pada bagian posterior dari lobus kiri terdapat lekukan dangkal, impressio esophagea (NA)
untuk pars abdominalis esophagei. Di lobus kiri tedapat impression gastrica untuk
hubungan dengan fundus dan bagian atas corpus ventriculi. Di sebelah kiri dari fissura
ligamenti venosi terdapat sedikit tonjolan tuber omentale, tempat facies inferior
berhubungan dengan omentum minus.
Hepar dikelilingi oleh capsula fibrosa dan tersusun atas lobuli hepatis. Vena centralis
pada masing-masing lobulus bermuara ke vena hepatica. Diantara lobulus-lobulus terdapat
canalis hepatis yang berisi cabang-cabang arteria hepatica, vena portae hepatis dan cabang
ductus choleduchus (trias hepatis). Daerah arteria dan vena berjalan diantara sel-sel hepar
melalui sinusoid dan dialirkan ke vena centralis.
Ligamenti Hepatis
Pada hepar terdapat beberapa ligamentum yaitu :
1. Ligamentum falciformis. Menghubungkan hepar ke dinding anterior abdolmen dan
terletak di antara umbilicus dan diafragma.
2. Ligamentum teres hepatis (round ligament). Merupakan bagian bawah
ligamentum falciformis; merupakan sisa-sisa peninggalan vena umbilicalis yang telah
menetap.
3. Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenalis. Merupakan bagian
dari omentum minus yang terbentang dari kurvatura minor lambung dan
duodenum sebelah proksimal ke hepar. Di dalam ligamentum ini terdapat arterie
hepatica, vena porta dan ductus choledocus communis. Ligamen hepatoduodenale
turut membentuk tepi anterior dari Foramen Wislow.
4. Ligamentum Coronaria Anterior (dextra & sinistra) dan ligamentum coronaria
posterior (dextra & sinistra). Merupakan refleksi peritoneum terbentang dari
diafragma ke hepar.
5. Ligamentum triangularis (dextra & sinistra). Merupakan fusi dari ligamentum
coronaria anterior dan posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar.
Persyarafan hepar
Diurus oleh system simpatis dan parasimpatis. Saraf-saraf itu mencapai hepar melalui
flexus hepaticus, sebagian besar melalui flexus coeliaci, yang juga menerima cabang-cabang
dari nervus vagus kanan dan kiri serta dari nervus phrenicus kanan.
Secara mikroskopik terdiri dari Capsula Glisson dan lobulus hepar. Lobulus hepar
dibagi-bagi menjadi:
Lobulus klasik
Lobulus portal
Asinus hepar
Lobulus-lobulus itu terdiri dari Sel hepatosit dan sinusoid. Sinusoid memiliki sel
endotelial yang terdiri dari sel endotelial, sel kupffer, dan sel fat storing.
Lobulus hepar:
a. Lobulus klasik:
Berbentuk prisma dengan 6 sudut.
Dibentuk oleh sel hepar yang tersusun radier disertai sinusoid.
Pusat lobulus ini adalah v.Sentralis
Sudut lobulus ini adalah portal area (segitiga kiernann), yang pada
segitiga/trigonum kiernan ini ditemukan:
o Cabang a. hepatica
o Cabang v. porta
o Cabang duktus biliaris
o Kapiler lymphe
b. Lobulus portal:
Diusulkan oleh Mall cs (lobulus ini disebut juga lobulus Mall cs)
Berbentuk segitiga
Pusat lobulus ini adalah trigonum Kiernann
Sudut lobulus ini adalah v. sentralis
c. Asinus hepar:
Diusulkan oleh Rappaport cs (lobulus ini disebut juga lobulus rappaport cs)
Berbentuk rhomboid
Terbagi menjadi 3 area
Pusat lobulus ini adalah sepanjang portal area
Sudut lobulus ini adalah v. sentralis
Berbentuk kuboid
Tersusun radier
Inti sel bulat dan letaknya sentral
Sitoplasma:
o Mengandung eosinofil
o Mitokondria banyak
o Retikulum Endoplasma kasar dan banyak
o Apparatus Golgi bertumpuk-tumpuk
Batas sel hepatosit :
o Berbatasan dengan kanalikuli bilaris
o Berbatasan dengan ruang sinusoid
o Berbatasan antara sel hepatosit lainnya
Mikroskopi sinusoid:
Ruangan yang berbentuk irregular
Ukurannya lebih besar dari kapiler
Mempunyai dinding seluler yaitu kapiler yang diskontinu
Dinding sinusoid dibentuk oleh sel hepatosit dan sel endotelial
Ruang Disse (perivascular space) merupakan ruangan antara dinding sinusoid dengan
sel parenkim hati, yang fungsinya sebagai tempat aliran lymphe
Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi
tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah.
Fungsi hepar
1. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat
Pembentukan, perubahan dan pemecahan KH, lemak dan protein saling berkaitan 1
sama lain.Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi
glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun di dalam hati
kemudian hati akan memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses pemecahan glikogen
mjd glukosa disebut glikogenelisis.Karena proses-proses ini, hati merupakan sumber
utama glukosa dalam tubuh, selanjutnya hati mengubah glukosa melalui heksosa
monophosphat shunt dan terbentuklah pentosa. Pembentukan pentosa mempunyai
beberapa tujuan: Menghasilkan energi, biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan ATP,
dan membentuk/ biosintesis senyawa 3 karbon (3C)yaitu piruvic acid (asam piruvat
diperlukan dalam siklus krebs).
2. Fungsi hati sebagai metabolisme lemak
Hati tidak hanya membentuk/ mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan
katabolisis asam lemak Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen :
a. Senyawa 4 karbon – KETON BODIES
b. Senyawa 2 karbon – ACTIVE ACETATE (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol)
c. Pembentukan cholesterol
d. Pembentukan dan pemecahan fosfolipid
Metabolisme
1. Hati berperan serta dalam mempertahankan homeostatic gula darah.
2. Hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali menjadi
glukosa oleh kerja enzim jika diperlukan tubuh.
3. Hati mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak dan hasil
penguraian protein menghasilkan urea dari asam amino berlebih diubah menjadi
ureum dikeluarkan dari darah oleh ginjal dalam bentuk urin.
4. Hati mensintesis lemak dari karbohidrat dan protein.
5. Lemak yang disimpan dipecah-pecah untuk membentuk energy: proses ini disebut
desaturasi.
6. Kelebihan asam amino dipecah dan diubah menjadi urea.
7. Pembentukan urea: asam amino berasal dari proses pencernaan makanan protein yang
kita makan, diabsorpsi oleh fili usus halus dan dibawa oleh vena porta ke hati. Asam
amino yang diperlukan untuk menhasilkan pengguaan dan pemecahan jaringan yang
baik serta memproduksi pertumbuhan dimungkinkan untuk melewati hati menuju
aliran darah. Asam amino yang lain digunakan untuk membentuk protein darah.
Kelebihan protein atau protein kelas-kedua yang tidak cocok untuk pembentukan
jaringan dipecah dalam hati untuk membentuk :
(a). Bahan bakar tubuh yang terdiri dari karbon, hydrogen, dan oksigen.
(b). Urea, senyawa yang bernitrogen yang terkandung pada semua protein, yang tidak
dapat dibakar, dan selanjutnya tidak dipakai, kecuali diperlukan untuk
pembentukan jaringan. Urea ini adalah substansi yang dapat larut yang dibawa
aliran darah dari hati ke ginjal untuk diekskresi di ndalam tubuh.
8. obat-obatan dan racun di detoksifikasi
9. Vitamin A disintesis dari karoten
10. Pertahanan suhu tubuh. Hati membantu mempertahankan suhu tubuh sebab luasnya
organ itu dan banyaknya kegiatan metabolik yang berlangsung, mengakibatkan darah
yang mengalir melalui organ itu naik suhunya.
11. Plasma protein disintesis
12. Sel-sel jaringan yang dipakai dipecah untuk membentuk asam urat dan urea
13. Kelebihan karbohidrat diubah menjadi lemak untuk disimpan sebagai lemak
14. Protrombin dan fibrinogen disintesis dari asam amino
15. Antibody dan antitoksin diproduksi
Metabolism Bilirubin
1. Sekitar 85% bilirubin terbentuk dari pemecahan eritrosit tua dalam sistem monosit-
makrofag
2. Masa hidup rata-rata eritrosit 120 hari dan setiap hari dan setiap dihancurkan sekitar
50 ml darah dan menghasilkan 250-350 mg bilirubin
3. Pada katabolisme hemoglobin(terutama terjadi di limpa),globin mua-mula dipisahkan
dari heme,setelah itu heme diubah menjadi biliverdin
4. Biliverdin diubah menjadi bilirubin tak terkonyugasi.bilirubin tak terkonyugasi larut
dalam lemak,tidak larut dalam air dan tidak dapat dieksresi dalam empedu atau urin
5. Bilirubin tak terkonyugasi berikatan dengan albumin dalam suatu kompleks larut
air,kemudian diangkut oleh darah ke sel-sel hati
6. Metabolisme bilirubin dalam hati berlangsung dalam 3 tahap :
Kandung Empedu
Semua sel hepar secara kontinu membentuk sejumlah kecil sekresi yang dinamai
empedu. Ini disekresikan ke dalam kanalikus bilifer yang kecil, yang terletak diantara sel-sel
hepar di dalam lempengan dan kemudian empedu mengalir ke perifer menuju septa
interlubuler di tempat mana kanalikulus mengeluarkan isinya ke duktus biliaris terminanglis
kemudian, progressive terus ke duktus yang lebih besar dan akhirnya mencapai duktus
hepatica dan duktus koledokus, dari mana empedu dikosongkan langsung kearah duodenum
atau dibagi kearah kantung empedu
Fungsi kandung empedu
Pada orang normal, empedu mengalir ke dalam kandung empedu apabila sfingter
Oddi menutup.Dalam kandung empedu, empedu menjadi lebih pekat akibat absorbsi air.
Derajat pemekatan ini diperlihatkan konsentrasi zat padat, 97% empedu hati terdiri dari air,
sedangkan empedu di kandung empedu rata-rata mengandung air sebesar 89%. Apabila
duktus koledokus dan duktus sistikus dijepit, tekanan intrabiliaris meningkat sampai sekitar
320 mm empedu dalam 30 menit, dan sekresi empedu terhenti. Namun apabila duktus
koledokus dijepit dan dutus sistikus dibuka, air akan diserap dalam kandung empedu dan
tekanan intrabiliaris meningkat hanya sampai 100 mm dalam beberapa jam.
Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Virus ini
terutama menyebar ketika terinfeksi (dan yang tidak divaksinasi) orang ingests makanan atau
air yang terkontaminasi dengan tinja orang yang terinfeksi. Penyakit ini berhubungan erat
dengan kurangnya air bersih, sanitasi yang tidak memadai dan kebersihan pribadi yang buruk.
Infeksi HAV biasanya sembuh dengan sendirinya selama beberapa minggu, tapi kadang-
kadang kambuh terjadi.
3.2 Etiologi Hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui feses yang berasal dari sisa
metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui anus. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya
tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang
penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
a. Virus hepatitis A terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung berukuran 27nm
b. Ditularkan melalui jalur fecal-oral (feses, saliva) sanitasi yang jelek , kontak antara
manusia, penyebarannya malalui air dan makanan
c. Masa inkubasinya 15-45 hari dengan rata-rata 25 hari
d. Infeksi ini mudah terjadi di dalam lingkungan dengan higeine dan sanitasi yang buruk
dengan penduduk yang sangat padat
Hepatitis A Infeksi HAV terjadi seluruh dunia tetapi paling sering di Negara yang
sedang berkembang, dimana angka prevalensinya mendekati 100% pada anak pada umur
5tahun. Di Amerika Serikat sekitar 30% populasi dewasa mempunyai bukti infeksi
HAVsebelumnya. Frekuensi infeksi serupa pada usia decade pertama, kedua , dan ketiga.
Di negara berkembang, dan di wilayah dengan standar higiene yang buruk, kejadian
infeksi virus ini adalah tinggi dan penyakit biasanya pada anak usia dini. Infeksi hepatitis A
tidak menyebabkan tanda dan gejala klinis pada lebih dari 90% anak yang terinfeksi. Di
Eropa, Amerika Serikat dan negara-negara industri lainnya, di sisi lain, infeksi terutama oleh
orang dewasa muda yang rentan, kebanyakan dari mereka terinfeksi dengan virus selama
perjalanan ke negara-negara dengan kejadian penyakit yang tinggi. di Indonesia penyakit
Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar antara 39,8% - 68,3% dan ini menunjukan
angka yang tinggi disusul penyakit Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B.
Karakteristik epidemiologi infeksi terbagi atas :
a. Variasi musim dan geografi
Didaerah dengan 4 musim, infeksi VHA terjadi secara epidemic musiman yang
puncaknya biasanya terjadi pada akhir musim semi dan awal musim dingin. Di daerah tropis,
puncak insiden yang pernah dilaporkan cenderung untuk terjadi selama musim hujan dan pola
epidemic siklik berulang setiap 5-10 tahun sekali.
b. Usia insiden
Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi VHA tetapi di banyak
Negara EropaUtara dan Amerika Utara ternyata sebagian kasus terjadi pada orang dewasa.
Disini, higienitas lingkungan juga sangat berpengarus terhadap terpaparnya seseorang dengan
VHA, sehingga lebih dari 75 % anak dari berbagai Negara di benua Asia, Afrika, India,
beberapa Negara mediterania dan Afrika Selatan menunjukan sudah memiliki antibody anti-
HAV pada usia 5tahun.
c. Kelompok resiko tinggi
Kelompok resiko tinggi disini mengarah kepada pekerja kesehatan, pedagang
makanan, pekerja sanitasi, penyalahgunaan obat, kelompok homoseksual, mereka yang
bepergian ke tempa tdengan endemisitas rendah ke tinggi, tempat penitipan bayi, institusi
kejiwaan dan beberapa rumah tahanan
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu. di mana pasien tetap asimtomatik
meskipun terjadi replikasi aktif virus.
b. Fase prodromal .
Keluhan biasanya tidak spesifik, berlangsung 2-7 hari, namun selanjutnya disertai
gejala yang klasik seperti : Urine berwarna gelap,Lelah / Lemas, Hilang nafsu makan, Nyeri
dan rasa tidak enak di perut, Tinja berwarna pucat, Mual dan muntah, Demam kadang
menggigil, Sakit kepala, Nyeri sendi, Pegal otot, Diare,Rasa tidak enak di tenggorokan.
c. Fase Ikterik.
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat seperti air
teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan dan warna kuningnya
meningkat, menetap serta menurun secara berlahan-lahan berlangsung sekitar 10 – 14 hari. di
mana penyakit kuning berkembang di tingkat bilirubin total melebihi 20- 40 mg/l. Pasien
sering minta bantuan medis pada tahap penyakit mereka. Fase icteric biasanya dimulai dalam
waktu 10 hari gejalaawal. Demam biasanya membaik setelah beberapa hari pertama
penyakitkuning. Viremia berakhir tak lama setelah mengembangkan hepatitis,meskipun tinja
tetap menular selama 1 - 2 minggu.
Tingkat kematian rendah(0,2% dari kasus icteric) dan penyakit akhirnya sembuh
sendiri. Kadang-kadang, nekrosis hati meluas terjadi selama 6 pertama - 8 minggu pada
masasakit. Dalam hal ini, demam tinggi, ditandai nyeri perut, muntah, penyakitkuning dan
pengembangan ensefalopati hati terkait dengan koma dan kejang,ini adalah tanda-tanda
hepatitis fulminan, menyebabkan kematian pada tahun70 - 90% dari pasien. Dalam kasus-
kasus kematian sangat tinggi berhubungandengan bertambahnya usia, dan kelangsungan
hidup ini jarang terjadi lebihdari 50 tahun.
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita merasa
segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan secara klinis dan biokimia
berlangsung 6 bulan.
C. Pemeriksaan laboratorium
a. Tes fungsi hati (SGOT, SGPT, GGT, alkali fosfatase)
b. Tes serologi.
1. IgM anti HAV dapat dideteksi selama fase akut dan 3-6 bulan setelahnya.
2. Anti HAV yang positif tanpa IgM anti HAV mengindikasikan infeksi lampau
Hepatitis C Mual & Muntah, Nyeri Semua Darah dan plasma 2 Minggu s/d 6
sendi, Kulit kuning, golongan yang syringe. bulan. (6-9
Anoreksia, Sakit perut. umur minggu)
1. Istirahat
Bed rest pada fase akut, untuk kembali bekerja perlu waktu berangsur-angsur.
2. Diet
Makanan disesuaikan dengan selera penderita
Diberikan sedikit-sedikit
Dihindari makanan yang mengandung alkohol atau hepatotoksik
3. Medikamentosa (simtomatik)
Analgetik – antipiretik, bila demam, sakit kepala atau pusing
Bila muntah berkepanjangan, pasein dapat diberi antiemetik seperti metoklopramid, tetapi
bila demikan perlu baehati-hati terhadap efek efek samping yang timbuk karena dapat
mengacaukan gejal klinis pernurukan. Dalam keadaan klinis terdapat mual dan muntah
pasien diberikan diet rendah lemak
Vitamin, untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan.
Viamin K diberikan bila terdapat perpanjangan masa protrombin
Pasien dirawat bila ada dehidrasi berat dengan kesulitan masukan peroral, kadar SGOT-
SGPT >10x normal, perubahan perilaku atau penurunan kesadaran akibat
ensefalopatihepatitis fulminan, dan prolong, atau relapsing hepatitis. Tidak ada terapi
medikamentosa khusus karena pasien dapat sembuh sendiri (self-limiting disease).
Pemeriksaan kadar SGOT-SGPT terkonjugasi diulang pada minggu kedua untuk melihat
proses penyembuhan dan minggu ketiga untuk kemungkinan prolong atau relapsing hepatitis.
Pembatasan aktivitas fisik terutama yang bersifat kompetitif selama SGOT-SGPT tiga kali
batas atas normal.
Sirosis adalah komplikasi hepatitis yang paling sering terjadi. Seseorang yang sehat
atau dalam keadaan normal, apabila terdapat sel hati yang rusak maka sel-sel tersebut akan di
gantikan dengan sel-sel yang baru. Sedangkan pada sirosis apabila terjadi kerusakan sel hati
maka akan di ganti oleh jaringan parut (sikatrik). Apabila semakin parah kerusakan maka
jaringan parut yang terbentuk semakin besar dan mengakibatkan berkurangnya jumlah sel
hati yang rusak. Dampak dari pengurangan jumlah sel hati yang rusak yaitu penurunan
sejumlah fungsi hati sehingga mengakibatkan fungsi tubuh terganggu secara keseluruhan.
Banyak hal yang menyebabkan komplikasi hepatitis. Sebenarnya haptitis tidak cukup
berbahaya jika mendapatkan penanganan secara tepat dan cepat. Hepatitis merupakan
penyakit yang awal mulanya timbul mengganggu fungsi organ hati dan hepatitis merupakan
penyakit yang dapat menyerang semua orang tanpa pandang bulu. Berikut penyebab
komplikasi hepatitis yaitu :
1. Komplikasi hepatitis akibat mengkonsumsi zat kimia atau obat-obatan.
Komplikasi hepatitis akibat mengkonsumsi zat kimia atau obat-obatan akan
menimbulkan reaksi secara bertahap dan dapat terdeteksi setelah pemakaian obat selama
2-6 minggu. Karena di dalam obat terkandung zat kimia yang dapat menyebabkan
terjadinya masalah kesehatan yang cukup serius dan mengakibatkan reaksi kimia
sehingga dapat menjadi infeksi virus hepatitis. Namun reaksi kimia dan gejala-gejala
yang terjadi dapat menghilang apabila berhenti mengkonsumsi obat. Namun ada juga
yang mengakibatkan kerusakan fungsi organ hati yang terlanjur parah dan cukup serius.
Zat kimia atau obat-obatan juga dapat membuat sistem imun naif/bodoh sehingga tidak
dapat bekerja sesuai fungsinya.
Hepatitis A hanya memiliki (jangka pendek) bentuk akut yang dapat berlangsung dari
beberapa minggu untuk sampai 6 bulan. Ia tidak memiliki bentuk kronis. Kebanyakan orang
yang menderita hepatitis A sembuh sepenuhnya. Setelah orang sembuh, mereka kebal
terhadap virus hepatitis A. Dalam kasus yang sangat jarang, hepatitis A dapat menyebabkan
gagal hati (kegagalan hati fulminan) tapi ini biasanya terjadi pada orang yang sudah memiliki
penyakit hati kronis lainnya, seperti hepatitis B atau C.
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, W. A. Newman. 2006. Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 29. Jakarta: EGC
Guyton, AC. & Hall, JE. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: EGC
Idrus, Alwi dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat
Penerbitan IPD FKUI
Leeson, C. Roland. 1996. Buku Ajar Histologi, Edisi V. Jakarta: EGC
Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Volume 2 Edisi
6. Jakarta: EGC
Putz, Reinhard & Reinhard Pabst. 2006. Atlas Anatomi Manusia Sobotta, Jilid 2 Edisi 22.
Jakarta: EGC
Robbins, Stanley L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins, Volume 2 Edisi 7. Jakarta: EGC
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC