Anda di halaman 1dari 12

ASAL USUL MASUKNYA ISLAM DINUSANTARA

Agama islam pertama masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan, pendidikan, dll.
Tokoh penyebar islam adalah walisongo antara lain; Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Muria,
Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Gresik
(Maulana Malik Ibrahim) .

          Pada tahun 30 Hijriah atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya
Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk
memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan
waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan
Nusantara.Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan
pangkalan dagang di pantai barat Sumatera.Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia
dengan Islam.Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi
abad.Mereka membeli hasil bumi dari negeri ini sambil berdakwah.    
     Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-
besaran.Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali
menerima agama Islam.Bahkan di Aceh kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni
kerajaan Samudra Pasai.Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya
di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula
berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi yang ketika singgah di Aceh tahun
746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi’i. Adapun peninggalan
tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur.Berupa
komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama
Fathimah binti Maimun.Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman
Kerajaan Singasari.Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan
makam para pedagang Arab.          
Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi
Nusantara secara besar-besaran.Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk
Islam secara massal.Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara
secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki
kekuatan politik yang berarti.Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam
seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate.Para penguasa
kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para
pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh
surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti
Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan
bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan
Spanyol.Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan
merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar
menunjukkannya sebagai rahmatan lil’alamin.
Dengan  Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-
pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari
pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin
banyak.Yang sebagian besar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh
Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut.
Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai
daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama
di abad ke 17 dan 18 M. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh
perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum
kolonialis. Setiap kali para penjajah – terutama Belanda – menundukkan kerajaan Islam di
Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut
berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka.Maka terputuslah hubungan
ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-
ratus tahun.Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan
akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab
dengan pribumi.
Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan
nusantara, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai nusantara.Apalagi mereka
mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama seteru
mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali mereka
menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-
kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur
pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin
kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda
Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang
pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran
besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu
Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi
orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah
sempat berguru di Makkah.Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari serbuan Turki Utsmani.
Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum muslimin
Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya kalangan
pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab
Syafi’i.Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi
pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup
Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang.Terlepas dari hal ini, ulama-
ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan.Meskipun banyak
diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang
sering bangkit melawan penjajah.Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil
ditumpas dengan taktik yang licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang
gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam
di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Samudra Pasai, Banten, Sunda
Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon
(Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh
(Teuku Umar)

Teori Tentang Masuknya Islam ke Indonesia

Ada empat teori tentang islamisasi awal masuknya Islam di Indonesia, yaitu Islam bersumber dari Anak
Benua India (teori India), teori Arab, teori Persia, dan Teori China.

Teori India

Teori ini di kemukakan oleh Pijnappel, Snouck Hurgronje, Moquette, dan Fatimi. Dalam teori ini di
jelaskan bahwa islam pertama kali datang ke Indonesia berasal dari anak Benua India sekitar abad ke-13.
Pijnappel mengajukan buktiadanya persamaan mazhab Syaf'i anatara di Anak Benua dengtan di
Indonesia. Orang-orang mazhab Syafi'i bermigrasi dan menetap di Gujarat dan Malabar kemudian
membawa islam ke Nusantara. Jadi ia berpendapat bahwa islamisasi di Nusantara dilakukan oleh orang
Arab, tetapi bukan datang langsung dari Arab, melainkan dari India, terutama dari Gujarat dan Malabar.

Snouck Hurgronje berpendapat bahwa saat Islam mempunyai pengaruh yang kuat di kota-kota India
Selatan, banyak muslim Dhaka yang di sana. Mereka inilah yang pertama menyebarkan Islam ke
kepulauan Melayu, kemudian diikuti oleh orang-orang Arab. Ia berpendapat bahwa Islam Nusantara
berasal dari India, karena sudah lama terjalin hubungan perdagangan antara Indonesia dengan India dan
adanya inskripsi tetua tentang Islam yang terdapat di Sumatra mengindikasikan adanya hubungan
anatara Sumatra dan Gujarat.

Snouck Hurgronje menybutkan bahwa Sumatra Utara, yaitu mengenai Pasai dalam kisah perjalanan Ibn
Battuta, musafir Maroko yang singgah di daerah pada tahun 1345 M dalam perjalanannya dari Benggala
ke Tiongkok merupakan tempat yang penting bagi rekonstruksi perkembangan Islam di kepulauan itu.

Bukti :

 Batu nisan Sultan Samudera Pasai yaitu Malik As-Saleh tahun 1297
memiliki corak khas Islam Gujarat,  
 Catatan Marcopolo,  
 Warna tasawuf pada aliran Islam yang berkembang di Indonesia.

 Teori Arab 

Teori ini antara lain dikemukakan oleh Sir Thomas Arnold, Crawfurd, Niemann, dan de Hollander. Arnold
berpendapat bahwa selain dari Coromandel dan Malabar Islam Nusantara juga berasal dari Arab. Bukti
yang ia ajukan ialah adanya kesamaan mazhab antara di Coromandel dan Malabar dengan mazhab
mayoritas umat islam di nusantaram yaitu mazhab syafi'i mazhab ini dibawa oleh para pedagang
Coromandel dan Malabar ke Nusantara. Mereka mempunyai peranan penting dalam perdagangan
antara India dan Nusantara. Di sampimg melakukan kegiatan perdagangan, mereka juga menyebarkan
agama islam   

Megnenai pendapatnya tentang asal Islam Nusantara dari Arab, Arnold berpendapat bahwa para
pedagang Arab membawa Islam kepada saat mereka menguasai perdagang Barat-Timur[2] sejak awal
abad ke-7 M dan ke-8 M. dapat di duga bahwa mereka juga  menyebarkan agama Islam ke Nusantara.
Arnold juga mengatakan bahwa sebuah sumber Cina menyebutkan bahwa menjelang perempat ketiga
abad ke-7 M  ada seorang Arab yang menjadi pemimpin pemukiman Arab muslim di pesisir barat
Sumatra. Mereka ini juga melalukan kawin campur dengan penduduk setempat, sehingga muncullah
komunitas muslim.

Crawfurd mengatakan bahwa Islam dikenalkan langsung dari Arab, meskipun demikian dia juga
menegaskan bahwa hubungan bangsa Melayu-Indonesia dengan kaum muslim dari pesisir Timur India
juga merupakan faktor penting. Niemann tidak menyebut tentang waktu masuknya Islam ke Nusantara,
Sedangkan de Hollander mengatakan kemungkinan pada abad ke-13 M sudah ada orang arab di Jawa.
Niemann dan de Hollander mengatakan bahwa Islam datang dari Hadramaut, karena adanya persamaan
antara mazhab yang dianut oleh muslim Hadramaut dengan muslim Nusantara, yaitu mazhab syafi'i.    
Bukti :

 Abad ke 7 Masehi, di wilayah Pantai Timur Sumatera terdapat


perkampungan Islam khas Bani Ummayyah.  
 Madzhab yang populer kala itu di Samudera Pasai (khusus) adalah
madzhab Syafii yang populer di Arab dan Mesir.  
 Penggunaan gelar Al Malik kepada raja-raja kerajaan Samudera
Pasai yang lazim ditemukan pada budaya Islam di Mesir.

Teori Persia 

Teori ini di kemukakan oleh P.A. Hoesein Djajadiningrat. Dalam teori ini dinyatakan bahwa Islam masuk
ke Nusantara pada abad ke-13 M di Sumatra, yang berpusat di Samudra pasai. Dia mendasarkan
argumennya pada persamaan budaya yang berkembang di kalangan masyarakat Islam Indonesia dengan
budatya yang ada di Persia.

Bukti-bukti persamaan budaya itu antara lain.

Adanya peringatan 10 Muharram atau asyura yang merupakan tradisi yang berkembang dalam
masyarakat Syiah Untuk memperingati hari kematian Husain di Kerbela. Tradisi ini diperingati dengan
membuat bubur syura. Bulan Muharram di Mingkabau disebut dengan bulan Hasan-Husain, sedangkan
di Sumatra Tengah sebelah barat di sebut dengan bulan tabut. Mereka mengarak keranda yang di
atasnamakan keranda Husain yang di sebut dengan "Keranda Tabut" untuk dilempar ke sungai.

Adanya persamaan antara ajaran al-Hallaj, tokoh sufi Iran dengan ajaran Syeikh Siti Jenar.

Persamaan dalam sistem mengeja huruf Arab bagi pengajian al-Qur-an tingkat awal.

Bahasa Iran                                               Bahasa Arab

Jabar -- Zabar                                             Fathah

Jer -- Ze-er                                                 Kasrah

P'es -- Py'es                                               Dhammah

Disamping itu, mengenai huruf huruf sin yang tidak bergigi berasal dari persia, sedangkan sin bergigi
berasal dari arab.
 Adanya persamaan batu nisan yang ada di makam malik al-shahih (1297 M) di Pasai dengan makam
malik Ibrahim (1419 M) di gresik yang dipesan dari Gujarat merupakan daerah yang mendapat pengaruh
dari persia yang menganut faham syi'ah dan dari sinilah syiah dibawa ke indonesia

Teori Cina

Teori ini menyatakan bahwa Islam datang ke Nusantara bahwa dari timur Tengah/Arab maupun
Gujarat/India, tetapi dari Cina. Pada abad ke-9 M banyak orang muslim china di kanton dan wilayah
China Sekatan lain yang mengungsi ke Jawa, sebagian ke Kedah dan Sumatra. Hal ini terjadi karena pada
masa Huan Chou terjadi penumpasan terhadap penduduk Kanton dan wilayah China Selatan lainnya
yang mayoritas penduduknya beragama islam. Mereka berusaha mengadakan revolusi politik terhadap
keraton China pada ke 9 M. Pada abad-abad berikutnya peranan orang China semakin tampak dengan
adanya bukti-bukti artefak, yakni adanya unsur-unsur China dalam arsitektur masjid-masjid Jawa kuno,
seperti tampak pada atap masjid Banaten, mustaka, yang berbentuk bola dunia yang menyerupai setupa
dengan dikelilingi tempat ular hampir selalu ada di masjid-masjid kuno di Jawa sebelum arsitektur timur
tengah memasuki wilayah ini, motif hiasan di masjid sedang Duwur Paciran Lamongan dan lain-lain. Di
samping adanya pengungsi China ke Jawa pada abad ke 9 M, pada abad ke 8-11 M sudah ada
pemukimkan Arab muslim di China dan di Campa.

China mempunyainperanan yang besar dalam perkembangan Islam di Indonesia. Di samping bukti-bukti
di atas, arsitektur masjid Demak dan juga berdasarkan beberapa catatan  sejarah beberapa sultan dan
sunan yang berperan dalan penyiaran agama islam di Indonesia adalah keturunan China, misalnmya
Raden Patah yang mempunyai nama China Jin Bun, sunan Ampel dan lain-lain. 

TEORI MARITIM

Berawal dari N.A. Baloch sejarahwan asal Pakistan, berpendapat masuknya Islam ke
Nusantara akibat umat Islam memiliki navigator ulung dalam penguasaan maritim /
kelautan dan pasar. Yang kemudian melalui aktivitas ini penyebaran Islam berlangsung
di sepanjang jaln laut niaga di pantai pantai persinggahan pada abad ke-1 H atau abad
ke-7 M.

Dijelaskan pula rentang waktunya, terjadi pada abad ke-1 H atau 7M, yang proses
penyebaran dan perkembangan dakwah ajaran Islam ini berlangsung selama lima abad
dari 1H hingga 5H atau 7M hingga 12M.

N.A. Baloch juga menjelaskan mulai abad ke-6 H / 13M terjadi pengembangan Dakwah
Islam hingga ke pedalaman oleh masyarakat pribumi. Selain itu Aceh pada abad ke-9M
yang diikuti di wilayah lainnya di Nusantara.

2.4 Cara Masuknya Islam ke Indonesia


Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam
berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif  berkat kegigihan
para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-Baqarah ayat
256yaitu

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(Al-Baqarah:
256).

Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain :
1.Perdagangan
             Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang
dengan orang Arab.Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan
kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke
Nusantara (Indonesia).Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan
rohani yaitu dengan menyiarkan Islam.Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama
Islam.
2.Kultural
            Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan,
sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga
dengan pengembangan kesenian wayang.Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang
yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan
gamelannya.Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia
khususnya jawa sampai sekarang.Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-
anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
3.Pendidikan
            Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan Islam di Indonesia.Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh
pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut.Datuk Ribandang yang mengislamkan
kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri.Santri-santri
Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate,
hingga ke Nusa Tenggara.Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam
memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
4.Kekuasaan Politik
            Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para
Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi
pelindung perkembangan Islam.Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-
Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di
Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong
menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara.Keadaan ini menjadi cikal bakal
tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
2.5 Perkembangan Masuknya Islam di Beberapa Wilayah Indonesia

             Perkembangan Islam di Nusantara berlangsung di beberapa tempat, yaitu Sumatera,


Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Irian Jaya, dan Nusa Tenggara.

a.Perkembangan Islam di Sumatera.


             Pada pertengahan abad ke-13, di Sumatera telah berdiri kerajaan Islam Samudera Pasai
yang merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia, kerajaan ini terletak di pesisir timur laut
aceh yang sekarang merupakan wilayah Kabupaten Lhouksumawe. Samudera Pasai adalah
sebuah kerajaan maritim, samudera pasai telah mengadakan hubungan dengan Sultan Delhi di
India pada pelayaran kerajaan Samudra Pasai merupakan pusat studi agama Islam dan tempat
berkumpulnya para ulama dari berbagai negara Islam.
b.Perkembangan Islam di Jawa
              Perkembangan di Jawa tidak bisa dipisahkan dari peranan wali, jumlah wali yang
terkenal sampai sekarang adalah sembilan, yang dalam bahasa dikenal dengan sebutan WALI
SONGO. Para wali yang termasuk dalam wali songo adalah sebagai berikut :
a.       Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Maulana malik ibrahim juga dikenal dengan panggilan Maulana Maghribi atau syekh
Magribi, karena berasal dari wilayah Maghribi, Afrika Utara.Kedatangannya dianggap sebagai
permulaan masuknya Islam di Jawa.Maulana Malik Ibrahim menerapkan metode dakwah yang
tepat untuk menarik simpati masyarakat terhadap Islam.
b.      Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Pada awal penyiaran Islam di pulau Jawa, Sunan Ampel menginginkan masyarakat
menganut keyakinan Islam yang murni.Ia tidak setuju dengan kebiasaan masyarakat Jawa,
seperti kenduri, selamatan dan sesaji. Hal itu terlihat dari persetujuannya ketika Sunan Kalijaga,
dalam ocehannya menarik umat Hindhu dan Budha mengusulkan agar adat istiadat Jawa itulah
yang diberi warna Islam
c.       Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Dalam menyebarkan agama Islam, ia selalu menyesuaikan diri dengan kebudayaan
masyarakat yang sangat menggemari wayang serta musik gamelan. Sunan Bonang memusatkan
kegiatan dakwahnya di Tuban. Dalam aktifitasnnya ia mengganti nama dewa dengan nama-nama
malaikat.

d.      Sunan Giri (Raden Paku atau ‘Ainul Yaqin)


Sunan Giri memulai aktifitas dakwahnya didaerah Giri dan sekitarnya dengan mendirikan
pesantren yang santrinya kebanyakan berasal dari golongan masyarakat ekonomi lemah.Sunan
Giri terkenal sebagai pendidik yang berjiwa demokratis.
e.       Sunan Drajat (Raden Kasim)
Sunan Drajat juga tidak ketinggalan untuk menciptakan tembang jawa yang sampai saat
ini masih digemari masyarakat, yaitu tembang pangkur. Hal yang paling menonjol dalam dakwah
sunan drajat ialah perhatiannya yang serius pada masalah-masalah sosial, ia selalu menekan
bahwa memberi pertolongan kepada masyarakat umum.
f.       Sunan Kalijaga (Raden Said)
Ketika para wali memutuskan untuk menggunakan pendekatan kultural termasuk
pemanfaatan wayang dan gamelan sebagai media dakwah, orang yang paling berjasa dalam hal
ini adalah Sunan Kalijaga.Sunan Kalijaga mengarang aneka cerita wayang bernafaskan Islam
terutama mengenai etika.
g.      Sunan Kudus (Ja’far Shadiq)
Sunan Kudus mengajarkan agama Islam didaerah Kudus dan sekitarnya, ia mempunyai
keahlian khusus dalam ilmu fiqih, urul fiqih, tauhid, hadits, tafsir dan logika. Oleh karena itu ia
mendapat julukan waliyyul ‘ilmi. Sunan Kudus juga melaksanakan dakwah dengan pendekatan
kultural.
h.      Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria memusatkan kegiatan dakwahnya di Gunung Muria yang terletak 18 km
sebelah utara kota Kudus. Cara yang ditempuhnya dalam menyiarkan agama islam adalah
dengan mengadakan kursus-kursus bagi kaum pedagang, para nelayan, dan rakyat biasa.
i.        Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Sunan gunung Jati lahir di Mekkah pada tahun 1448.ia mengembangkan ajaran islam di
cirebon, majalengka, kuningan, kawali, sunda kelapa dan banten sebagai dasar bagi
perkembanganislam di Banten.
c. Perkembangan Islam di Sulawesi
             Masuknya islam di Sulawesi tidak terlepas dari peranan Sunan Giri di Gresik. Hal itu
karena Sunan Giri menyelenggarakan pesantren yang banyak didatangi oleh santri dari luar
Jawa, seperti ternate dan hiu.Pada abad ke-16 di sulsel telah berdiri kerajaan hindhu gowa dan
tallo. Penduduknya banyak yang memeluk agama islam karena hubungannya dengan kesultanan
Ternate.
d. Perkembangan Islam di Kalimantan
              Pada abad ke-16, islam mulai memasuki kerajaan Sukadana. Dibagian selatan
Kalimantan berdiri kerajaan islam banjar pada sekitar tahun 1526. Panngeran Suriansyah
merupakan tokoh yang amat penting dalam sejarah islam di Kalimantan. Dalam usaha
mengembangkan islam/ Syekh muhamad arsyad al-Banjari mendirikan pondok pesantren untuk
menampung santri yang datang dari berbagai pelosok Kalimantan. Pada masa berikutnya muncul
seorang pahlawan Kalimatan yang sangat berjasa dalam mengembangkan islam. Ia adalah Sultan
Amirudin Khalifatul Mukminin atau yang lebih dikenal nama pangeran Antasari.
e. Perkembangan Islam di Maluku dan Irian
             Jaya Penyebaran islam di Maluku tidak lepas dari jasa para santri Sunan Drajat yang
berasal dari Ternate dan Hitu. Di Maluku ada 4 kerajaan bersaudara yang berasal dari keturunan
yang sama yaitu Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo. Raja Tidore masuk islam dan mengganti
nama menjadi Sultan Jamalludin.
          Demikian juga raja Jailolo, ia masuk isalm dan mengganti nama menjadi Sultan
Hassanudin. Peran kesultanan Ternate dalam penyebaran islam baru dimulai pada masa Sultan
Zaenal Abidin. Ia juga berhasil mengambangkan islam ke Maluku dan Irian Jaya bahkan sampai
ke Filipina.

2.3 Sumber-sumber berita masuknya agama dan kebudayaan islam di Indonesia


         Sumber-sumber luar negeri
Berita Arab : para pedagang arab telah datang ke Indonesia sejak masa kerajaan sriwijaya (abad
ke 7 M) yang menguasai jalur pelayaran perdagangan di wilayah Indonesia bagian barat
termasuk selat malaka pada masa itu.
Berita Eropa : berita ini datangnya dari Marco polo. Ketika suatu saat dia ditugaskan untuk
mengantarkan puterinya yang di persembahkan kepada kaisar romawi.
Berita India: berita ini menyebutkan bahwa para pedagang india dari Gujarat mempunyai
peranan penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan islam di indonesia.
Berita China: berita ini berhasil di ketahui melalui catatan dari ma-huan, seorang penulis yang
mengikuti perjalanan laksamana cheng-ho. Ia menyatakan melalui tulisannya bahwa sejak
kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar islam yang bertempat tinggal di pantai
utara pulau jawa.
         Sumber dalam negri
1.      Penemuan sebuah batu di leran (dekat Gresik).batu bersurat itu memuat keterangan tentang
meninggalnya seorang perempuan bernama Fatimah binti Makmur
2.      Makam sultan Malikul Shaleh di Sumatra Utara yang meninggal pada bulan ramadha tahun
676 H atau tahun 1297 M.
3.      Makam Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 M.
https://www.kompasiana.com/sheonsa/5c76259b12ae9423c775e255/sejarah-masuknya-islam-ke-
nusantara?page=all, https://www.academia.edu/17782810/makalah_masuknya_islam_di_nusantara,
http://deerham.com/teori-masuknya-islam-ke-nusantara/

Anda mungkin juga menyukai