Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia

Volume 2. Edisi 2. Desember 2012. ISSN: 2088-6802


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki

Artikel Penelitian

Progam Latihan Body Building dapat Meningkatkan Massa Otot


Mahasiswa IKORA FIK UNY

Ahmad Nasrulloh*

Diterima: Oktober 2012. Disetujui: November 2012. Dipublikasikan: Desember 2012


© Universitas Negeri Semarang 2012

Abstrak Tujuan penelitian untuk mengetahui besarnya in the experimental group. Results of the analysis showed
pengaruh program latihan body building terhadap that {t | t <- 2.160 or t> 2.160} with a significance level of
peningkatan massa otot (dada, lengan, paha, dan betis) p = 0.000 <0.05. So it can be demonstrated that significant
pada mahasiswa IKORA FIK UNY angkatan 2009. research hypothesis: (1) body building training program
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu can increase muscle mass chest with t test results {t = - 5.486
dengan desain the one group pretest-posttest design dengan or 5.486}, (2) body building training program can increase
populasi mahasiswa IKORA angkatan 2009, dengan teknik muscle mass arm with the t test {t = - 7.431 or 7.431}, (3)
total sampling pada mata kuliah konsentrasi Latihan Beban body building exercise program can increase thigh muscle
II. Instrumen yang digunakan adalah menggunakan alat mass with the t test {t = - 2.403 or 2.403}, and (4) body
ukur berupa pita meteran dengan ukuran sentimeter. building training program can increase muscle mass calf
Teknik analisis data menggunakan uji normalitas untuk with the results of t test {t = - 2.834 or 2.834}.
mengetahui apakah data mempunyai sebaran yang
berdistribusi normal. Uji homogenitas variant untuk Keywords: body building exercise program; muscle mass
menguji kesamaan variansi data kelompok eksperimen.
Uji t untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
variabel antara pretest dan posttest pada kelompok PENDAHULUAN
eksperimen. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa
{t | t < - 2,160 atau t > 2,160} dengan taraf signifikansi p
Bentuk tubuh yang ideal dan atletis
= 0,000 < 0,05. Jadi dapat dibuktikan hipotesis penelitian merupakan suatu hal yang sangat didambakan
secara signifikan yaitu: (1) Program latihan body building oleh setiap orang dalam kehidupan. Berbagai
dapat meningkatkan massa otot dada dengan hasil t test cara dan upaya dilakukan untuk mendapatkan
{t = - 5,486 atau 5,486}, (2) Program latihan body building
dapat meningkatkan massa otot lengan dengan hasil t test
bentuk tubuh yang ideal. Salah satu cara yang
{t = - 7,431 atau 7,431}, (3) Program latihan body building sering dilakukan adalah dengan melakukan
dapat meningkatkan massa otot paha dengan hasil t test {t aktifitas fisik atau berolahraga. Olahraga yang
= - 2,403 atau 2,403}, dan (4) Program latihan body building sering dilakukan adalah dengan melakukan
dapat meningkatkan massa otot betis dengan hasil t test {t
= - 2,834 atau 2,834}.
latihan beban yang terukur, teratur dan
terprogram di pusat-pusat kebugaran (fitness
Kata Kunci: program latihan body building; massa otot center).
Tempat yang paling sering disenangi
Abstract This study aims to determine how much
untuk berolahraga adalah suatu tempat
influence the body building exercise program to increase kebugaran (fitness center). Fitness center ini
muscle mass (chest, arms, thighs, and calves) FIK IKORA banyak digemari karena memiliki berbagai alat
UNY students class of 2009. This study uses a quasi- dan fasilitas yang sudah dirancang sedemikian
experimental design with the one-group pretest-posttest
design. The study population was IKORA student class of
rupa sehingga dapat digunakan sebagai alat
2009. The sample in this study involves the entire student untuk melatih fisik yang tepat. Selain fasilitas
Prodi IKORA FIK UNY class of 2009 who took the course yang lengkap, fitness center juga sangat mudah
in the concentration of Weight Training II. The instrument ditemukan karena saat ini banyak pusat
used is to use a tape measure to measure centimeter meter.
Analysis using normality test to determine whether the
kebugaran terutama di Daerah Istimewa
distribution of data has a normal distribution. Variant test Yogyakarta yang banyak beroperasi sebagai
to test the homogeneity of variance of the data similarity pusat layanan publik untuk mendapatkan
experimental group. T-test to determine whether there are kebugaran jasmani.
differences in the variables between pretest and posttest
Untuk dapat bersaing dengan berbagai
fitness center yang ada di DIY hendaknya
* Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas
memiliki fasilitas yang memadahi sesuai
Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta
dengan kebutuhan latihan juga harus mampu
90 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2012) 2: 89-93

memberikan pelayanan prima bagi pelanggan. (5) spesifikasi (kekhususan), (6) bervariasi, (7)
Salah satu contoh layanan yang harus dimiliki pemanasan dan pendinginan (warm-up dan
adalah program latihan yang tepat dan akurat. cooling down), (8) periodisasi, (9) berkebalikan
Program latihan yang dapat ditawarkan yaitu (reversible), (10) beban moderat (tidak berlebih),
antara lain latihan kebugaran, penurunan berat dan (11) latihan harus sistematik.
badan, penambahan berat badan, hipertrofi Program Studi Ilmu Keolahragaan (Prodi
otot (body building), body shaping, bisa juga IKORA) merupakan salah satu prodi yang ada
ditawarkan program latihan untuk terapi dan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
rehabilitasi pasca cedera. Negeri Yogyakarta. Prodi ini diharapkan
Program latihan yang dapat dengan mampu mencetak lulusan yang memiliki
mudah berhasil apabila pada saat melakukan kompetensi dalam bidang kebugaran jasmani,
latihan beban dilakukan sesuai dengan terapi dan rehabilisati, manajemen olahraga
dosis latihan. Latihan beban merupakan dan adaptif. Dalam upaya menciptakan lulusan
latihan yang dilakukan secara sistematis yang berkompeten diperlukan sarana dan
dengan menggunakan beban sebagai alat prasarana yang memadahi. Adapaun sarana
untuk menambah kekuatan fungsi otot penunjang dalam kegiatan belajar mengajar
guna memperbaiki kondisi fisik, mencegah bagi mahasiswa prodi IKORA yaitu antara
terjadinya cedera atau untuk tujuan kesehatan. lain: laboratorium kebugaran jasmani (fitnes
Latihan beban dapat dilakukan dengan center), klinik terapi, laboratorium anatomi dan
menggunakan beban dari berat badan sendiri fisiologi, histologi, manajemen kolam renang,
(beban dalam) atau menggunakan beban luar GOR, wisma olahraga, lapangan tenis, stadion
yaitu beban bebas (free weight) seperti dumbell, atletik, lapangan basket, hall bulitangkis, hall
barbell, atau mesin beban (gym machine). Bentuk senam, sport smart dan lain-lain.
latihan yang menggunakan beban dalam yang Tenaga ahli dan konsentrasi keilmuan
paling banyak digunakan seperti chin-up, yang spesifik juga menjadi bagian yang tidak
push-up, sit-up, ataupun back-up, sedangkan bisa ditinggalkan dalam upaya peningkatan
menggunakan beban luar sangatlah banyak kualitas lulusan prodi IKORA. Hal ini
dan bervariasi sesuai dengan tujuan latihan. didukung oleh beberapa tenaga pengajar
Latihan dengan beban dalam masih yang sudah lulus S-2 dengan kualifikasi basic
kurang efektif untuk meningkatkan keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan
pembentukan massa otot karena kurang linieritasnya. Sedangkan konsentrasi keilmuan
bervariasi. Akan tetapi apabila mengguakan yang harus dimiliki oleh para mahasiswa
beban luar, latihan akan lebih efektif untuk IKORA adalah tentang Ilmu Kebugaran
meningkatkan pembentukan massa otot Jasmani, Ilmu Terapi dan Rehabilitasi, Ilmu
dikarenakan variasinya sangat banyak dan Manajemen Olahraga dan Ilmu Adaptif.
beban mudah diatur sesuai dengan takaran Salah satu konsentrasi keilmuan yang
latihan. Perlu adanya program latihan diminati oleh sebagian mahasiswa prodi
yang tepat untuk dapat membantu proses IKORA adalah tentang kebugaran jasmani.
peningkatan pembentukan massa otot agar Kebugaran jasmani adalah kemampuan
tubuh dapat menjadi lebih ideal. tubuh seseorang untuk melakukan tugas dan
Bentuk tubuh yang ideal atau atletis pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan
akan dapat di peroleh bagi setiap orang kelelahan yang berarti, sehingga tubuh masih
apabila orang tersebut mau melakukan latihan memiliki simpanan tenaga untuk mengatasi
beban sesuai dengan program latihan yang beban kerja tambahan (Iskandar dkk., 1999 :
tepat. Salah satu program latihan yang dapat 4). Fokus konsentrasi ilmu tentang keburgaran
digunakan untuk membentuk massa otot agar jasmani yang harus dikuasai oleh mahasiswa
tubuh lebih ideal dan atletis adalah program adalah tentang teori dan metode latihan
latihan body building. Program latihan ini harus beban yang baik dan benar untuk dapat
disusun sesuai dengan dosis latihan yang tepat meningkatkan kebugaran jasmani.
agar tujuan yang diinginkan oleh seseorang Untuk dapat menjadi instruktur yang
dapat tercapai. Selain itu hendaknya juga professional harus menguasai program latihan
menerapkan prinsip-prinsip dasar latihan guna secara tepat dan akurat. Selain itu harus dapat
mencapai kinerja fisik yang maksimal bagi memberikan contoh yang tepat. Kebanyakan
seseorang. Adapun prinsip latihan tersebut saat ini mahasiswa IKORA yang mengambil
meliputi: (1) individual, (2) adaptasi, (3) beban konsentrasi kebugaran jasmani masih belum
berlebih (overload), (4) beban bersifat progresif, memiliki bentuk tubuh yang atletis layaknya
Ahmad Nasrulloh - Progam Latihan Body Building dapat Meningkatkan Massa Otot Mahasiswa IKORA FIK UNY 91

Tabel 1. Data Hasil Uji t

Hasil Analisis
Komponen Massa Otot Keterangan Status Sinifikansi
t Sig. (p)
Otot Dada 5.486 0.000 p>0.05 Signifikan
Otot Lengan 7.431 0.000 p>0.05 Signifikan
Otot Paha 2.403 0.030 p>0.05 Signifikan
Otot Betis 2.834 0.013 p>0.05 Signifikan

seorang instruktur. Oleh karena itu peneliti


akan memberikan perlakuan program latihan Program latihan body building merupakan
body building kepada mahasiswa supaya program latihan untuk membentuk dan
mengetahui sejauh mana kontribusi program meningkatkan massa otot yang dilakukan
latihan ini terhadap pembentukan massa otot dengan metode set system dan disusun menjadi
mahasiswa IKORA FIK UNY. 10 station atau pos, dengan pembebanan 75-85
% beban maksimal, repetisi 8 kali pengulangan,
METODE dilakukan sebanyak 4 set, di antara pos
Jenis penelitian yang digunakan dalam diberikan istirahat 30 detik. Program latihan
penelitian ini adalah eksperimen. Menurut body building ini diharapkan dapat memberikan
Zainuddin (1988: 56) penelitian eksperimental rangsangan terhadap peningkatan massa otot.
pada dasarnya adalah ingin menguji Peningkatan massa otot yang dimaksud adalah
hubungan antara suatu sebab (cause) dengan pembesaran atau penambahan massa otot
akibat (effect). Dikatakan bahwa penelitian pada bagian otot-otot besar yaitu pada bagian
ini merupakan penelitian eksperimen karena lengan, dada, paha, dan betis.
penelitian ini akan menguji hubungan sebab
dan akibat tentang pengaruh latihan circuit HASIL DAN PEMBAHASAN
weight training terhadap peningkatan kekuatan Uji t dilakukan untuk mengetahui
dan daya tahan otot. apakah terdapat perbedaan massa otot dada,
Desain penelitian dalam penelitian ini lengan, paha dan betis antara pretest dan
adalah menggunakan the one-group pretest- posttest pada kelompok eksperimen. Hasil
posttest design. Menurut Leedy (1980: 169) analisis dinyatakan terdapat perbedaan jika
the one-group pretest-posttest design is a type nilai signifikansi kurang dari 0,05 (P < 0,05).
of experiment where a single group has (1) a pre- Hasil uji t pada penelitian ini dapat dilihat
experimental evaluation, than (2) the influence of pada Tabel berikut ini.
the variable, and, finally (3) a post-experimental Hasil uji t antara pretest dan posttest pada
evaluation. Dari pendapat tersebut di atas kelompok eksperimen dapat diketahui bahwa:
dapat dikatakan bahwa the one-group pretest- (1) terdapat perbedaan yang signifikan antara
posttest design adalah sebuah bentuk penelitian pretest dan posttest otot dada dengan nilai
eksperimen di mana satu kelompok tersebut signifikansi p = 0,000 dan t = 5.486, (2) terdapat
menjadi sebuah evaluasi sebelum eksperimen, perbedaan yang signifikan antara pretest dan
kemudian memberikan pengaruh pada posttest otot lengan dengan nilai signifikansi p
variabel dan terakhir memberikan sebuah = 0,000 dan t = 7.341, (3) terdapat perbedaan
evaluasi sesudah eksperimen. Jadi dapat antara pretest dan posttest otot paha dengan
dikatakan bahwa hasil pretest merupakan nilai signifikansi p = 0,030 dan t = 2.403, dan (4)
kontrol dari penelitian ini. Desain penelitian terdapat perbedaan antara pretest dan posttest
ini dapat digambarkan sebagai berikut: otot betis dengan nilai signifikansi p = 0,013
dan t = 2.834.
O1 P O2 Hasil analisis penelitian menunjukkan
Keterangan: bahwa {t | t < - 2,160 atau t > 2,160} dengan
O1 : Pre test (tes awal) taraf signifikansi p = 0,000 < 0,05. Jadi dapat
P : Treatment (perlakuan) dibuktikan hipotesis penelitian secara
O2 : Post test (tes akhir), Zaenuddin (1988: signifikan yaitu: (1) Program latihan body
71). building dapat meningkatkan massa otot
92 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2012) 2: 89-93

dada dengan hasil t test {t = - 5,486 atau lengan sebesar 4,2500.


5,486}, (2) Program latihan body building dapat
meningkatkan massa otot lengan dengan hasil Massa Otot Paha
t test {t = - 7,431 atau 7,431}, (3) Program latihan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
body building dapat meningkatkan massa otot massa otot paha dari 16 mahasiswa IKORA FIK
paha dengan hasil t test {t = - 2,403 atau 2,403}, UNY mengalami peningkatan yang signifikan.
dan (4) Program latihan body building dapat Hal ini dapat dilihat dari taraf signifikansi yang
meningkatkan massa otot betis dengan hasil t kurang dari 0,05 yaitu 0,030. Berdasarkan hasil
test {t = - 2,834 atau 2,834}. penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa ada perbedaan antara rerata pretest dan
Massa Otot Dada posttest yaitu 48,2813 dan 49,7813. Sehingga
Penelitian yang telah dilakukan ini dapat dikatakan bahwa massa otot paha
menunjukkan bahwa massa otot dada dari 16 peserta tes mengalami peningkatan yang
mahasiswa IKORA FIK UNY yang mengambil ditunjukkan dengan perbedaan rerata yaitu
matakuliah latihan beban mengalami 48,2813 menjadi 49,7813. Peningkatan hasil
peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat pada penelitian ini dapat dilihat apabila
dilihat dari taraf signifikansi yang kurang dihitung selisih antara rerata pretest dan
dari 0,05 yaitu 0,000. Fakta empiris dari hasil posttest yaitu 49,7813 - 48,2813 = 1,5000. Jadi
penelitian menunjukkan rerata pada pretest dapat disimpulkan bahwa program latihan
massa otot dada yaitu 85,7500, sedangkan body building dapat meningkatkan massa otot
rerata posttest adalah 91,4375. paha sebesar 1,5000.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa ada perbedaan Massa Otot Betis
antara rerata pretest dan posttest, sehingga Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dapat dikatakan bahwa massa otot dada massa otot betis dari 16 mahasiswa IKORA
peserta tes mengalami peningkatan signifikan FIK UNY mengalami juga peningkatan yang
yang ditunjukkan dengan perbedaan rerata signifikan. Hal ini dapat dilihat dari taraf
yaitu 85,7500 menjadi 91,4375. Peningkatan signifikansi yang kurang dari 0,05 yaitu
hasil pada penelitian ini dapat dilihat apabila 0,013. Berdasarkan hasil penelitian yang
dihitung selisih antara rerata pretest dan telah dilakukan menunjukkan bahwa ada
posttest yaitu 91,4375 - 85,7500 = 5,6875. Jadi perbedaan antara rerata pretest dan posttest
dapat disimpulkan bahwa program latihan yaitu 34,5000 dan 38,0313. Sehingga dapat
body building dapat meningkatkan massa otot dikatakan bahwa massa otot betis peserta tes
dada sebesar 5,6875. mengalami peningkatan yang ditunjukkan
dengan perbedaan rerata yaitu 34,5000 menjadi
Massa Otot Lengan 38,0313. Peningkatan hasil pada penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ini dapat dilihat apabila dihitung selisih
massa otot lengan dari 16 mahasiswa IKORA antara rerata pretest dan posttest yaitu 38,0313
FIK UNY mengalami peningkatan yang – 34,5000 = 3,5313. Jadi dapat disimpulkan
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari taraf bahwa program latihan body building dapat
signifikansi yang kurang dari 0,05 yaitu meningkatkan massa otot betis sebesar 3,5313.
0,000. Sedangkan rerata massa otot lengan Peningkatan yang signifikan terhadap
menunjukkan hasil pretest yaitu 26,0625 dan massa otot dada, lengan, paha dan betis seperti
rerata posttest adalah 30,3125. Berdasarkan yang diperoleh dari hasil penelitian di atas
hasil penelitian yang telah dilakukan disebabkan karena adanya pengaruh terhadap
menunjukkan bahwa ada perbedaan antara program latihan body building yang diberikan.
rerata pretest dan posttest, sehingga dapat Program latihan ini diberikan dengan
dikatakan bahwa massa otot lengan peserta memberikan perlakuan kepada sejumlah
tes mengalami peningkatan signifikan yang mahasiswa. Perlakuan diberikan sebanyak
ditunjukkan dengan perbedaan rerata yaitu 24 kali pertemuan yang dilakukan 3 kali
26,0625 menjadi 30,3125. Peningkatan hasil pertemuan pada setiap minggu. Pada tahap
pada penelitian ini dapat dilihat apabila permulaan diberikan perlakuan berupa latihan
dihitung selisih antara rerata pretest dan dada, lengan, paha dan beris dengan 12 repetisi,
posttest yaitu 30,3125 - 26,0625 = 4,2500. Jadi 3 set dan beban 75 % dari beban maksimal.
dapat disimpulkan bahwa program latihan Setelah dilakukan tes pada pertengahan dapat
body building dapat meningkatkan massa otot dilihat bahwa peningkatannya belum begitu
Ahmad Nasrulloh - Progam Latihan Body Building dapat Meningkatkan Massa Otot Mahasiswa IKORA FIK UNY 93

tampak. Maka dari itu peneliti memberikan Djoko, Pekik Irianto. (2000). Panduan latihan kebugaran
tambahan treatment pada jumlah set dan (yang efektif dan aman). Yogyakarta: Lukman Offset.
-----------------------------. (2008). Peranan jogging dan circuit
pembebannanya. Adapun penambahan jumlah weight training pada profil lemak tubuh dan kebugaran
set yaitu menjadi 4 set dan penambahan beban aerobik penyandang overweight. Makalah, tidak di-
angkatan menjadi 85% dari beban maksimal. terbitkan, Universitas Negeri Surabaya. Surabaya
Setelah diberikan penambahan pada set Fox. E. L, Bowers. R. W, dan Foss. M. L. (1993). The physio-
logical basis for exercise and sport, fifth edition. Iowa:
dan pembebanan pada treatment diperoleh Brown & Benchmark Publishers. Jensen, P. (1987).
peningkatan yang signifikan pada hasil post Training Lactat Puls Rate. Finland: Publisher Polar
test. Electro.
Iskandar, dkk. (1999). Panduan Teknis Tes & Latihan Kese-
garan Jasmani. Pusat Pengkajian Pemngembangan
SIMPULAN IPTEK Olahraga Kantor Menpora.
Program latihan body building dapat Klinik Kebugaran FIK UNY (2006). Pelatihan Instruktur
memberikan pengaruh yang signifikan Fitness FIK UNY.
terhadap peningkatan massa otot dada, Leedy, P. D. (1980). Practical research. New York: Macmillan
Publishing Co. Inc.
lengan, paha, dan betis. Peningkatan massa Nossek, Josef. (1982). General Theory of Training. Lagos: Pan
otot tersebut disababkan karena adanya African Press, Ltd.
rangsangan dari luar berupa latihan dengan Sadoso Sumosardjuno. (1992). Pengetahuan praktis kesehat-
menggunakan beban luar yaitu gym machine. an dalam olahraga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Latihan ini dapat merangsang otot-otot Suharjana. (2007). Latihan Beban: Sebuah Metode Latihan
besar hingga dapat memperbesar massanya. Kekuatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Olahraga, ME-
Massa otot akan bertampah apabila latihan DIKORA, Vol. III, No.1, 80-101.
beban yang dilakukan benar-benar dilakukan Sukadiyanto. (2002). Teori dan metodologi melatih fisik petenis.
Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY.
dengan sungguh-sungguh, terukur, teratur Thomas R. Baechle, and Groves, B.R. (1996). Weight Train-
dan komtinue. Selain itu program latihan ing: Step to Succes. Alih Bahasa Latihan Beban
beban yang dilakukan juga harus benar-benar oleh: Razi Siregar, Jakarta: PT. Raja Grafindo
tepat sesuai dengan tujuan latihan. Pada saat Persada.
Zaenudin, M. 1988. Metodologi Penelitian. Surabaya: Uni-
menjalankan program latihan beban juga harus versitas Airlangga.
memperhatikan prinsip-prinsip dasar latihan
agar tujuan latihan dapat tercapai. Dosis
latihan yang tepat juga perlu diperhatikan
supaya tidak terjadi over training yang dapat
membahayakan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Bompa, T. O. (1994). Theory and methodology of training, The
Key to Athletic performance Third Edition, To-
ronto, Ontorio Canada: Kendall/Hunt Publishing
Company.

Anda mungkin juga menyukai