Kelas : H
TAHUN AJARAN
1442 H / 2021 M
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
dosen pengampu Arum Sekar Buana, M.Si yang telah membimbing kami dalam mata
kuliah Pendidikan Lingkungan
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Kelompok 4
ii
Daftar Isi
Kesimpulan……………………………………………………………......20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Ekosistem
2. Apa Saja Komponen-Komponen Dalam Ekosistem
3. Bagaimana Pola Makanan Dalam Ekosistem
4. Apa Saja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekosistem
5. Apa Saja Tipe-Tipe Ekosistem
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Ekosistem
2. Untuk Mengetahui Komponen-Komponen Dalam Ekosistem
3. Untuk Mengetahui Pola Makanan Dalam Ekosistem
4
4. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekosistem
5. Untuk Mengetahui Tipe-Tipe Ekosistem
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.Ekosistem bisa dikatakan
juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan
hidup yang saling memengaruhi.Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit
biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik
sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu
siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua
energi yang ada.1
1
Begon, M., J.L. Harper & C.R. Townsend.(1986). Ecology.Individuals, Populations and Communities.Blackwell
Sci. Pub. Oxford. Hal 46
6
berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut
dengan hukum toleransi.Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu,
namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu.Dengan
demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam
ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan
makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena
kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.2
1. Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang didalamnya terdapat hubungan antara struktur
dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan dalam definisi ekosistem tersebut adalah
berhubungan dengan keanekaragaman spesies. Ekosistem yang mempunyai struktur yang
kompleks, memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi.sedangkan istilah fungsi dalam
definisi ekosistem menurut A.G.Tansley berhubungan dengan siklus materi dan arus
energi melalui komponen-komponen ekosistem.
2. Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan
(biotik maupun abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan
saling tergantung satu dengan yang lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman
2
Begon, M., J.L. Harper & C.R. Townsend.(1986). Ecology.Individuals, Populations and Communities.Blackwell
Sci. Pub. Oxford. Hal 47
7
jenis dalam suatu komunitas dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan
interaksi kehidupan dalam alam (Dephut, 1997)
3. Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks didalamnya terdapat habitat,
tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh,
sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi
(Woodbury, 1954 dalam Setiadi, 1983 )
4. Ekosistem yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang didalamnya tercakup
organisme dan lingkungannya (biotik dan abiotik ) dan diantara keduanya saling
mempengaruhi (Odum, 1993)3
5. Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi (UU Lingkungan Hidup Tahun 1997)
6. Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang tebentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya (Soemarwoto, 1983)
3
Hamilton, L.S. and P.N. King.(1992). Daerah aliran sungai hutan tropika.Penerjemah: KrisnawatiSuryanata.
GadjahMada University Press.Yogyakarta.hal 34
8
Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur,
kematangan, dan kemampuan menahan air.
b. Air
Persediaan air dipermukaan tanah akan mempengaruhi kehidupan tumbuhan
dan hewan. Hal-hal penting pada air yang mempengaruhi kehidupan makhluk
hidup adalah suhu air, kadar mineral air, salinitas, arus air, penguapan, dan
kedalaman air.4
c. Udara
Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas yang berbentuk
atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen, karbondioksida, dan
nitrogen merupakan gas yang paling penting bagi kehidupan makhluk hidup.
d. Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan dibumi ini.
Salah satunya sebagai faktor utama yang diperlukan dalam proses fotosintesis.
e. Suhu atau temperature
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu yang optimal untuk kegiatan
metabolisme dan perkembangbiakannya.
2. Komponen biotik
Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang
hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu
ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa). Komponen biotik adalah
komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan,
hewan, dan manusia.Berdasarkan peranannya komponen biotik dalam ekosisteem
dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Produsen
Adalah makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan
sinar matahari melalui proses fotosintesis.
4
Hamilton, L.S. and P.N. King.(1992). Daerah aliran sungai hutan tropika.Penerjemah: KrisnawatiSuryanata.
GadjahMada University Press.Yogyakarta.hal 35
9
Contoh : semua tumbuhan hijau
2. Konsumen
Adalah makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri dan
menggunakan makanan yang dihasilkan oleh produsen baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Contoh : hewan dan manusia
3. Pengurai
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik
yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof)
karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap
sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang
dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan
jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang
5
Kormondy, E.J. (1969). Concepts of Ecology. Prentice-Hall Inc., New Jersey.hal 29
10
memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe dekomposisi ada
tiga, yaitu:
1. Aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
2. Anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima
elektron /oksidan
3. Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga
sebagai penerima elektron. komponen tersebut berada pada suatu tempat
dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur.
Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan
sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof,
plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan
yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan
oksigen yang terlarut dalam air. Pengurai disebut juga redusen adalah
jasad renik yang dapat menguraikan makhluk lain menjadi zat hara.Contoh
: bakteri dan jamur.
6
6
Odum, E.P. (1971). Fundamentals of Ecology.3rd. ed. W.B. Saunders Co. Philadelphia.hal 30
11
organisme autotrof dan pada umumnya adalah tumbuhan hijau. Contohnya
tumbuhan lumut, tumbuhan paku, tumbuhan biji. Tumbuhan dalam ekosistem
berkedudukan sebagai produsen/penghasil.7
2. Organisme Heterotrof
Heterotrof berasal dari kata heteros artinya lain dan thrope artinya
makanan. Jadi organisme heterotrof adalah organisme yang mendapat makanan
dari makhluk lain. Di dalam ekosistem berperan sebagai konsumen dan pengurai.
Rantai makanan(food chain) adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya
tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan. Rantai makanan sering juga
disebut sebagai proses makan dan dimakan oleh suatu seri makhluk hidup. Rantai
makanan merupakan bagian dari jaring-jaring makanan, di mana rantai makanan bergerak
secara linear dari produsen ke konsumen teratas.
Pada setiap tahap pemindahan energi, 80%–90% energi potensial kimia berubah
sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan umumnya terbatas 4-5
langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula
energi yang tersedia. Panjang rantai makanan ditentukan dari seberapa banyak titik yang
7
Bengen,D.G. 2001. Sinopsis ekosistem dan sumberdaya alam pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan,
Instititut Pertanian Bogor.hal 28
12
menghubungkan antar tingkatan trofik. Tingkat trofik adalah tingkat dalam rantai
makanan di mana suatu organisme memperoleh energi. Meskipun desain rantai makanan
dapat bervariasi dalam ekosistem, semua rantai makanan terdiri dari tingkat trofik dasar
yang sama.
Tingkat trofik pertama berisi organisme yang mampu menghasilkan zat makanan
sendiri yang sebagin besar merupakantumbuhan atau organisme autotrof. Organisme
dalam lapisan ini disebut produsen primer karena mereka mendapatkan energi mereka dari
sumber abiotik. Produsen yang paling utama mendapatkan energi secara langsung dari
matahari. Produsen primer penting bagi keseluruhan rantai makanan karena mereka adalah
sumber asli dari energi yang kemudian di manfaatkan oleh organisme lainnya.8
Tingkat trofik ketiga berisi organisme yang disebut konsumen sekunder. Seperti hal
nya konsumen primer, konsumen sekunder seringkali disebut sebagai karnivora karena
mereka memakan daging, dan dalam hal ini mereka memakan daging dari konsumen
primer dalam tingkat di bawah mereka. Konsumen sekunder termasuk organisme seperti
ular, burung pemakan serangga, dan katak.
8
Dwidjoseputro, D. 1990. Ekologi Manusia dengan Lingkungannya. Jakarta: Erlangga. Hal 16
13
Tingkat trofik keempat mengandung organisme yang disebut konsumen tersier.
Spesies yang merupakan konsumen tersier sering disebut sebagai predator puncak karena
mereka mengonsumsi organisme dalam tingkat konsumen di bawah mereka.Selain itu,
organisme ini disebut predator karena mereka biasanya tidak memiliki predator lain yang
memakannya. Konsumen tersier meliputi spesies seperti serigala, singa gunung, dan
harimau.
9
Tingkat Trofik terakhir adalah detritivor atau detritus, yang merupakan organisme
yang memakan produk limbah dari hewan lain atau bahan organik mati. Organisme di
tingkat ini sering dilupakan karena mereka kecil dan jarang terlihat. Meskipun diabaikan,
detritivor sangat penting karena mereka memecah bahan yang mereka konsumsi dan
mendaur ulang nutrisi kembali ke lingkungan di mana organisme lain dapat
menggunakannya.
Tanpa detritivor, lapisan vegetasi mati dan bangkai hewan akan menumpuk dan
memakan waktu yang sangat lama untuk terurai. Detritivor umum termasuk cacing tanah,
lipan, siput.
Dalam rantai makanan terdapat dua tipe dasar rantai makanan berdasarkan jenis mata
rantai pertamanya, yaitu :
1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain), yaitu rantai makanan yang diawali
dari tumbuhan pada trofik awalnya.
Misalnya: tumbuhan – herbivora – karnivora – omnivora – detrivor.
9
Soemarwoto, idjah. 1999. Biologi umum I. Jakarta : Gramedia.hal 38
14
Gambar 2.1 Rantai Makanan Rerumputan
10
Barus, T.A., 2004. Pengantar L.imnologi. Studi Tentang Ekosistern Air Daratan. Penerbit USU Press, Medan.hal
50
15
E. Tipe-Tipe Ekosistem
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan
ekosistem buatan.
1. Akuatik (air)
a. Ekosistem air tawar.
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok,
penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan
11
yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.
b. Ekosistem air laut.
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi
dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya
tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C.
c. Ekosistem estuari.
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari
sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawagaram.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa
garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai
cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
d. Ekosistem pantai.
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di
gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap
hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar
dan berdaun tebal.
11
Bengen,D.G. 2001. Sinopsis ekosistem dan sumberdaya alam pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan
Lautan, Instititut Pertanian Bogor.hal 29
16
e. Ekosistem sungai.
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai
dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan.Ekosistem
sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya,
dan lumba-lumba.
f. Ekosistem terumbu karang.
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi
ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan
organisme mikroskopis dan sisa organik lain. 12
2. Terestrial (darat)
Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah
hujan. Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan.Iklim sangat
penting untuk menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu
tempat tertentu. Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir,
kebakaran, atau aktivitas manusia.
a. Hutan hujan tropis.
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya
adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak,
jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak
geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon
tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi)
b. Sabana.
12
Barus, T.A., 2004. Pengantar L.imnologi. Studi Tentang Ekosistern Air Daratan. Penerbit USU Press, Medan.hal
47
17
Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60
inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung
musim.Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia
juga terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di sabana antara
lain serangga danmamalia seperti zebra, singa, dan hyena. 13
c. Padang rumput.
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari
daerah tropik ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang
lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air)
tinggi, dan drainase (aliran air) cepat.
d. Gurun.
Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang
rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25
cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan
semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil.
e. Hutan gugur.
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt
musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon
sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat.
f. Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah
tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga
merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan
sejenisnya.
13
Safril.Jerry.Ekologi dan konsep ekosistem jurnal.vol 3 no II.2001.hal 235
18
g. Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub
utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Contoh tumbuhan yang
dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu,
14
dan rumput alang-alang.
3. Ekosistem buatan
14
Safril.Jerry.Ekologi dan konsep ekosistem jurnal.vol 3 no II.2001.hal 236
19
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.Ekosistem bisa dikatakan juga suatu
tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi.Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan
interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju
kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan
anorganisme,
Ekosistem terdapat 2 jenis yaitu Komponen abiotik atau komponen tak hidup adalah
komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya
kehidupan, atau lingkungan tempat hidup, Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk
menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang
menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa). Komponen biotik adalah
komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan, dan
manusia, Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan
ekosistem buatan.
20
Daftar Pustaka
Begon, M., J.L. Harper & C.R. Townsend.(1986). Ecology.Individuals, Populations and
Communities.Blackwell Sci. Pub. Oxford.
Odum, E.P. (1971). Fundamentals of Ecology.3rd. ed. W.B. Saunders Co. Philadelphia.
Bengen,D.G. 2001. Sinopsis ekosistem dan sumberdaya alam pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya
Pesisir dan Lautan, Instititut Pertanian Bogor
Barus, T.A., 2004. Pengantar L.imnologi. Studi Tentang Ekosistern Air Daratan. Penerbit USU
Press, Medan
21