Oleh :
Rahma Nur Zakia Herman
K1A1 14058
Pembimbing :
dr. Fitriani Asrul, Sp.An
A. Latar Belakang
Tanggung jawab dasar seorang ahli anestesi adalah untuk memastikan
pertukaran gas yang cukup untuk pasien. Kegagalan mempertahankan
oksigenasi selama lebih dari beberapa menit dapat menyebabkan cedera
anoksik yang dahsyat. Perbaikan selanjutnya dalam teknik manajemen jalan
nafas dan standar pemantauan mengurangi jumlah klaim yang berhubungan
dengan intubasi, tetapi kesulitan dengan manajemen jalan nafas selama
keadaan darurat tetap menjadi penyebab utama dari masalah perioperatif yang
serius. Diperkirakan bahwa ketidakmampuan mengelola jalan nafas yang sulit
menyebabkan sebanyak 30% kematian yang secara langsung disebabkan oleh
anestesi.1
Ada tiga cara umum untuk mempertahankan patensi jalan napas dan
pertukaran gas. Pertama, ventilasi masker mengalirkan gas yang terinspirasi
melalui masker yang disegel ke wajah pasien, sedangkan jalan napas alami
dari wajah ke pita suara dipatenkan dengan atau tanpa manuver dorong rahang
eksternal atau alat saluran napas bagian atas internal. Kedua, gas inspirasi
dapat disalurkan melalui supraglottic airway (SGA), seperti laryngeal mask
airway (LMA). Ketiga, dengan intubasi trakea, gas inspirasi dikirim melalui
tabung yang melintasi pita suara memberikan kontinuitas dari sirkuit
pernapasan ke trakea.1
Tujuan dari manajemen jalan nafas adalah untuk memfasilitasi
pertukaran gas (yaitu pengiriman oksigen, dan pembuangan karbondioksida
dari paru-paru) dan untuk melindungi paru-paru dari aspirasi benda asing.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Respirasi
Sistem Pernapasan pada manusia terdiri atas 2 yaitu :3
1. Saluran Nafas Bagian Atas
a. Nasal
Nasal adalah saluran pernafasan yang pertama. Ketika proses
pernafasan berlangsung, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung
akan menjalani tiga proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan,
dan pelembaban.3
Gambar 1. Hidung4
b. Faring
Merupakan pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak
sampai persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang
rawan krikoid. 5
1) Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsildan Tuba Eustachius).
Nasofaring terletak tepat di belakang cavum nasi , di bawah
basis crania dan di depan vertebrae cervicalis I dan II. Nasofaring
membuka bagian depan ke dalam cavum nasi dan ke bawah ke
dalam orofaring. Tuba eusthacius membuka ke dalam didnding
lateralnya pada setiap sisi. Pharyngeal tonsil (tonsil nasofaring)
adalah bantalan jaringan limfe pada dinding posteriosuperior
nasofaring. 5
2) Orofaring
Merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat
pangkal lidah). Orofaring adalah gabungan sistem respirasi dan
pencernaan , makanan masuk dari mulut dan udara masuk dari
nasofaring dan paru.3
3) Laringofaring
Laringofaring merupakan bagian dari faring yang terletak
tepat di belakang laring, dan dengan ujung atas esofagus.
Gambar 2. Laring4
c. Laring
Saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara. Pada
bagian pangkal ditutup oleh sebuah empang tenggorok yang disebut
epiglottis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berfungsi ketika
menelan makanan dengan menutup laring. Terletak pada garis tengah
bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan
beberapa otot kecil, dan didepan laringofaring dan bagian atas
esopagus.3
2. Saluran Nafas Bagian Bawah
a. Trakea
Merupakan tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm
dengan lebar 2,5 cm. Trakea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah
pada bagian depan leher dan dibelakang manubrium sterni, berakhir
setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni) atau
sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat
ini bercabang mcnjadi dua bronkus (bronchi).3,5
b. Bronkus
Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal
daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan
mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut
bronckus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing
dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelum di
belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas dan bawah.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi
bronchus lobaris dan kernudian menjadi lobus segmentalis. 3,5
Percabangan ini berjalan terus menjadi bronkus yang ukurannya
semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu
saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong
udara).3,5
c. Alveolus
Alveolus adalah kelompok-kelompok kantung mirip anggur
yang berdinding tipis dan dapat mengembang di ujung cabang saluran
napas penghantar. Dinding aleveolus terdiri dari satu lapisan sel
alveolus tipe 1. Ruang interstisium antara sebuah alveolus dan
anyaman kapiler disekitarnya membentuk sawar yang sangat tipis,
dengan ketebalan hanya 0,5 nm yang memisahkan udara di alveolus
dari darah di kapiler paru. Tipisnya sawar ini mempermudah
pertukaran gas. 3,5
B. Fisiologi Respirasi
5. Laringoskop indirek
Perangkat ini mencapai tampilan laring baik melalui optik (refleksi
dengan menggunakan prisma, cermin atau fibreoptik) atau pencitraan
elektronik (video). Dari kedua teknik tersebut, yang terakhir jauh lebih
umum dalam praktik klinis.
1. Hagberg, C.A., Artime, C.A., Aziz, M.F. Hagberg and Benumof’s Airway
Management, 4th Edition. Elsevier. Philadelphia. 2018
2. Laurie, A., Macdonald, J. Equipment for airway management. Elsevier Ltd.
2018
3. Djayalangkara, H., dkk. Buku Ajar Anatomi Biomedik I Edisi 2. Bagian
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Makassar. 2012.
4. Netter, F.H. 2013. Atlas Anatomi Manusia Jilid 5. Sagung seto. Jakarta.
5. Ejalmi, G., Saeed, S. An Introduction to Airway Assessment and Management
(Concise Airway Anatomy and Pathophysiology). Annals of International
Medical and Dental Research, 2016; 3(1): 1-7
6. Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Penerbit
EGC. Jakarta.
7. Machin, J.A. Airway Management. Journal of Perioperative Practice, 2013;21
(9): 309-312
8. Singh, D. Basic Airway Management. CMI, 2015;13(2): 74-79
9. Ball, D.R., Equipment for airway management. Elsevier Ltd. 2015
10. Rodriguez, J.A.O., Ladd, M., Brandis, D. Abdominal Thrust Maneuver.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK531467/
11. Kenna, P., dkk. Cricothyrotomy. StatPearls - NCBI Bookshelf.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537350/
12. Higgs, A., dkk. Guidelines for the management of tracheal intubation in
critically ill adults. British Journal of Anaesthesia, 2018; 120 (2): 323-352
13. Frerk, C., dkk. Difficult Airway Society 2015 guidelines for management of
unanticipated difficult intubation in adults. British Journal of Anaesthesia, 115
(6): 827–48 (2015)
14. Vivian, A., Zundert, A.A.J.V. Nasotracheal intubation and epistaxis . The
Association of Anaesthetists of Great Britain and Ireland. 2016
15. Folino, T.B., Mckean, G., Parks, L.J. Nasotracheal Intubation. NCBI
Bookshelf. A service of the National Library of Medicine, National Institutes
of Health. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov