Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN CRITICAL BOOK REPORT

“ BK PRIBADI SOSIAL”

OLEH

NAMA : TIARA PUTRI HARAHAP

NIM : 1183351015

KELAS : BK REGULER ‘D 2018

DOSEN PENGAMPUN : Dra. Pastiria Sembiring, M.Pd,Kons

MATA KULIAH : BK PRIBADI SOSIAL

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberi kesempatan sehingga
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan “Crittical Book Report” yang berjudul ” dasar dasar
bimbingan konseling”.Pembuatan makalah ini bertujuan sebagai tugas “BK PRIBADI SOSIAL”.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan dari berbagai
susunan kalimat maupun kata atau tata bahasanya.Oleh karena itu dalam kesempatan ini Penulis
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan.
Atas semua itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk
menyempurnakan makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat, Dan penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan

Medan, 23 september 2019

Tiara Putri Harahap

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang............................................................................................................1
B. Manfaat......................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

A. BAB 1 Latar Belakang...............................................................................................2


B. BAB 2 Wawasan Tentang Pemahaman Penanganan Dan Penyikapan Trehadap Kasus 3
....................................................................................................................................
C. BAB 3 Pengertian Bimbingan Dan Konseling..........................................................5
D. BAB 4 Landasan Bimbingan Dan KONSELING......................................................9
E. BAB 5 Fungsi Dan Prinsip Prinsip Bimbingan Dan Konseling ...............................11
F. BAB 6 Orientasi Dan Ruang lingkup Kerja Bimbingan Dan Konseling...................13
G. BAB 7 Jenis Layanan Dan kegiatan Bimbingan Dan Konseling .............................14
H. BAB 8 Bimbingan Dan Konseling Sebagai Profesi..................................................16

BAB III PEMBAHASAN

A. Kelebihan...................................................................................................................17
B. Kelemahan.................................................................................................................17

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................18
B. Saran..........................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................19
ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem
pendidikan khususnya di sekolah. Guru sebagai salah satu pendukung unsur pelaksana
pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksanaan layanan
bimbingan di sekolah, dituntut untuk memilih wawasan yang memadai terhadap konsep-
konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah.

Sebagai individu, siswa memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan.


Kenyataan yang dihadapi, tidak semua siswa menyadari potensi yang dimiliki untuk
kemudian memahami dan mengembangkannya. Menyadari hal ini siswa perlu bantuan
dan bimbingan orang lain agar dapat bertindak dengan tepat sesuai dengan potensi yang
ada pada dirinya.

Sebagai professional guru memegang peran penting dalam membantu siswa


mengembangkan seluruh aspek-aspek kepribadian dan lingkungannya.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu pengertian bimbingan dan konseling?
2. Bagaimana itu landasan dan bimbingan konseling?
3. Apa itu fungsi dan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling?
4. Bagaimana jenis layanan bimbingan dan konseling
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pengertian bimbingan dan konseling
2. Dapat lebih mengetahui landasan dan bimbingan konseling
3. Menambah wawasan tentang fungsi dan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
4. Dapat mengetahui jenis layanan bimbingan dan konseling
1

BAB II

ISI BUKU

Identitas Buku Utama

Judul : Dasar-dasar bimbingan konseling

Penulis : Prof. Dr.H.Prayitno,M.Sc.Ed. dan Drs. Erman Amti

Penerbit : Rineka Cipta

Tahun terbit : 2016

Kota terbit : Jakarta

Tebal buku : 379 halaman

ISBN : 978-979-518-830-8

Identitas Buku Pembanding

Judul : Dasar-dasar bimbingan konseling

Penulis : Abu Bakar M.Luddin

Penerbit : Citapustaka Media Perintis

Tahun terbit : 2009

Kota terbit : Bandung

Tebal buku : 164 halaman


Bab 1 Latar Belakang

a. Pembangunan dan perkembangan masyarakat

Sejak awal kemerdekaannya bangsa dan pemerintahan Indonesia bertekat untuk


menyelenggarakan perjuangan pembangan menuju bangsa yang cerdas, maju, adil dan
makmur, baik spiritual maupun material. Rencana pembangunan 5 tahun berjalan dari waktu
ke waktu.

Dibandingkan dengan proses pembangunan yang dialkukan oleh bangsa-bangsa yang


sekarang dianggap sebagai bangsa (seperti Amerika Serikat dan bangsa-bangsa Eropa Barat),
pembangunan bangsa kita banyak mengalami kendala.

b. Manusia makhluk paling indah dan berderajat paling tinggi

Keindahan manusia berpangkal pada diri manusia itu sendiri. Manusia memang indah,
baik fisik, maupun dasar-dasar mental maupun kemampuannya. Demikianlah kiranya seluruh
piranti dan kelangkapan yang ada pada diri manusia.

Hakikat manusia sebagai makhluk paling indah dan paling tinggi derajatnya mendorong
manusia untuk terus maju dan berkembang tanpa henti dari jaman ke jaman. Menurut
sejarah, kemajuan dan perkembangan manusia itu ternyata tidak selalu mulus dan setiap saat
membawa kesenangan dan kebahagiaan.

c. Dimensi-dimensi kemanusiaan

Pertama, antara orang yang 1 dengan orang-orang lainnya terdapat berbagai perbedaan
yang kadang-kadang bahkan sangat besar. Persamaan diantara orang-orang itu memang
banyak, seperti sama-sama memerlukan makanan dan minuman serta udara segar, sama-sama
mengehndaki kesenangan dan kebahagiaan, sama-sama dapat menderita dan menghendaki
kesembuhan, sama-sama dapat mempelajari ingat dan lupa, sama-sama menginginkan untuk
dicintai dan mencintai, sama-sama dapat merespon perangsang yang datang dari dalam
maupun dari luar dirinya.
2

d. Manusia seutuhnya

Manusia seutuhnya itu adalah mereka yang mampu menciptakan dan memperoleh
kesenangan dan kebahagian bagi dirinya sendiri dan bagi lingkungannya berkad

pengembangan optimal segenap potensi yang ada pada dirinya (dimensi keindividualan),
seiring dengan pengembangan suasana kebersamaan dengan lingkungan sosialnya (dimensi
kesosialan), sesuai dengan aturan ketentuan yang berlaku (dimensi kesusilaa), dan segala
sesuatunya itu dikaitkan dengan pertanggung jawaban atas segenap aspek kehidupannya di
dunia terhadap kehidupan di akhirat kelak kemudian hari (dimensi keagamaan).

e. Perlunya bimbingan dan konseling

Uraian di atas tentang perubahan dan tantangan yang terjadi di masyarakat, hakikat
manusia dan manusia seutuhnya member gambaran mengenai tuntutan terhadap
perikehidupan manusia dan potensi yang ada pada dirinya. Manusia di tuntut untuk mampu
memperkembangkan dan menyesuaikan diri terhadap masyarakat, dan untuk itu memang
manusia telah diperlengkapi dengan berbagai potensi, baik potensi yang berkenaan dengan
keindahan dan ketinggian derajat kemanusiaannya itu yang memungkinkan nya untuk
memungkinnya untuk member tuntutan masyarakat tersebut.

Bab 2 Wawasan Tentang Pemahaman Penanganan Dan Penyikapan Terhadap Kasus

a. Tinjauan awal tentang kasus

Dalam bimbingan dan konseling pemakaian kata “kasus” tidak menjurus kepada
pengertian pengertian tentang soal soal ataupun perkara perkara yang berkaitan dengan
urusan kriminla atau perdata, urusan hokum ataupun polisi, atau pun urusan yang bersangkut
paud dengan pihak pihak yang berwajib.

b. Pemahaman terhadap kasus

Dalam menghadapi sesuatu kasus yang dialami oleh seseorang, ada tiga hal utama yang
perlu di selenggarakan, yaitu penyikapan, pemahaman, dan penanganan terhadap kasus
3

tersebut. Pemahaman yang lebih mendalam terhadap kasus di lakukan untuk mengetahui
lebih jauh berbagai seluk beluk kasus tersebut, tidak hanya sekedar mengerti
permasalahannya atas dasar deskripsi yang telah dikemukakan pada awal pengenalan kasus
semata mata.

c. Penanganan kasus

Penanganan kasus pada umunya dapat dilihat sebagai keseluruhan perhatian dan
tindakan seseorang terhadap kasus (yang dialami oleh seseorang) yang dihadapkan
kepadanya sejak awal sampai dengan diakhirinya perhatian dan tindakan tersebut. Dalam
pengertian itu penanganan kasus meliputi:

a. Pengenalan awal tentang kasus (dimulai sejak mula kasus itu dihadapkan)
b. Pengembangan ide-ide tentang rincian masalah yang terkandung di dalam kasus itu.
c. Penjelajahan lebih lanjut tentang segala seluk-beluk kasus tersebut, dan akhirnya.
d. Mengusahakan upaya-upaya kasus untuk mengatasi atau memcahkan sumber pokok
permasalahan itu.

Penanganan kasus dalam pengertian yang khusus menghendaki strategi dan teknik-
teknik yang sifatnya khas sesuai dengan pokok permasalahan yang akan ditangani itu.
Setiap permasalahan pokok biasanya memerlukan strategi dan teknik tersendiri. Untuk itu
diperlukan keahlian konselor dalam menjelajahi masalah, penetapan masalah pokok yang
menjadi sumber permasalahan secara umum, pemilihan strategi dan teknik penanganan
atau pemecahan masalah pokok itu, serta penerapan atau pelaksanaan strategi dan teknik
yang dipilihnya itu.

d. Penyikapan terhadap kasus


Telah disebutkan di atas bahwa penyikapan terhadap kasus berlangsung sejak awal
tindakan konselor terhadap kasus tersebut. Dengan demikian dilibatkannya unsure-unsur
kognisi, afeksi, dan perlakuan yang mengacu pada hakikat keberadaan manusia sampai
dengan pemahaman dan penanganan kasus, agak lengkaplah dasar-dasar penyikapan
seseorang terhadap kasus yang dipercayakan kepadanya.
4

Bab 3 Pengertian Bimbingan dan Konseling

a. Pengertian bimbingan dan konseling


Pengertian bahwa pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia,
untuk manusia, dan oleh manusia. Dari manusia, artinya pelayanan itu diselenggarakan

berdasarkan hakaikat keberadaan manusia dengan segenap dimensi kemanusiannya.


Untuk manusia, dimaksudkan bahwa pelayanan tersebut diselenggarakan demi (tujuan-
seutuhnya, baik manusia sebagai individu maupun kelompok.
Seiring dengan penyelenggaraan pendidikan pada umumnya, dan dalam hubungan
kali dapat terjadi.
1. Pengertian bimbingan
Rumusan tentang bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya sejak awal
abad ke-20, yaitu sebagaimana telah disinggung di atas, sejak dimulainya
bimbingan yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908.
2. Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa Latin, yaitu “consilium”
yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau
“memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah konseling berasal
dari “sellan” yang berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”.
b. Istilah penyuluhan dan konseling

Masyarakat umum telah mengenal istilah bimbingan dan penyuluhan sebagai


terjemahan dari istilah asing “Guidance and Counseling”. Dengan demikian yang
dimaksud dengan “penyuluhan” di sini adalah sesuatu yang sama artinya dengan
konseling. Sejak tahun 1960-an istilah bimbingan dan penyuluhan seperti telah
memasyarakat, khusu di kalangan persekolahan.

Penggunaan istilah penyuluhan dalam arti “konseling” dan penyluhan dalam arti
“pembinaan masyarakat”. Seolah-olah berlomba dan saling mempertahankan keberadaan
masing-masing. Akibat yang lebih jauh adalah masyarakat akan menyamaratakan saja
pengertian penyuluhan untuk konseling dan penyuluhan untuk arti yang lain itu.
5

Sejak tahun 1980-an gerakan bimbingan mulai digalakkan dengan penggunaan istilah
konseling. Berdasarkan uraian singkat tersebut, demi kemantapan profesi yang
didambakan oleh semua, kiranya perlu dipakai satu istilah.

c. Perkembangan konsepsi dan konseling

Di Negara-negara yang bimbingan dan konselingnya telah maju, terutama Amerika


Serikat, perkembangan gerakan tentang bimbingan dan konseling yang memberikan
makna berbeda terus berlangsung. Pada periode ketiga, pelayanan untuk penyelesaian diri
mendapat perhatian utama.

Berdasarkan uraian di atas secara praktis tidak ada gunanya membedakan tugas atau
ruang lingkup kerja konseling di satu sisi dan bimbingan di sisi lain. Keduanya disatukan
saja dan digunakan satu istilah, yaitu konseling. Keseluruhan kerja konselor termasuk
segenap pendekatan, teknik, langkah-langkah, peralatan dan berbagai bahan dan sarana
lain yang digunakan untuk membantu klien, adalah pekerjaan konseling.

d. Tujuan bimbingan dan konseling

Sejalan dengan perkembangannya konsepsi bimbingan dan konseling, maka tujuan


bimbingan dan konseling pun mengalami perubahannya, dari yang sederhana sampai
yang lebih komprehensif

e. Kesalahfahaman dalam bimbingan konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan professional. Sesuai dengan makna
uraian tentang pemahaman, penanganan dan, penyikapan (yang meliputi unsure unsure
kognisi, afeksi, dan perlakuan) konselor terhadap kasus, pekerjaan professional itu harus di
laksanakan dengan mengikuti kaidah kaidah yang menjamin efisien dan efektif proses dan
lainnya.

1. Asas kerahasian
Segala sesuatu yang di bicarakan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada
6
orang lain, atau lebih lebih hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui
orang lain
2. Asas sukarela

Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari
pihak si terbimbing atau klien, maupun dari pihak konselor

3. Asas keterbukaan

Dalam pelaksanaan bimbingan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan, baik


keterbukaan dari konselor maupun keterbukaan dari klien.

4. Asas kekinian

Masalah individu yang ditanggulangi ialah masalah masalah yang sedang dirasakan
bukan masalah yang sudah lampau, dan juga bukan masalah yang mungkin akan dialami di
masa yang akan datang.

5. Asas kemandirian

Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan menjadikan si terbimbing dapat berdiri


sendiri, tidak tergantung pada orang lain atau tergantung pada konselor.

6. Asas kegiatan

Usaha bimbingan dan konseling tidak akan memberikan buah yang berarti bila klien tidak
melakukan sendiri kegiatan dalam mencapai tujuan bimbingan dan konseling.

7. Asas kedinamisan

Usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri
klien, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.

7
8. Asas keterpaduan

Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan sebagai aspek kepribadian


klien

9. Asas kenormatifan

Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma norma yang
berlaku, baik di tinjau dari norma agama, norma adat, norma hokum/Negara, norma ilmu,
maupun kebiasaan sehari hari.

10. Asas keahlian

Usaha bimbingan dan konseling perlu dilakukan asas keahlian secara teratur dan
sistematik dengan menggunakan prosedur, teknik dan alat (instrumentasi bimbingan dan
konseling)

11. Asas alih tangan

Dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling, asas ahli tangan jika konselor sudah
mengarahkan segenap kemampuannya untuk membantu individu, namun individu yang
bersangkutan belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka konselor dapat
mengirim individu tersebut kepada petugas atau badan yang lebih ahli.

f. Kesalahpahaman dalam bimbingan dan konseling

Uraikan terdahulu mengemukakan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling


merupakan barang impor yang pengembangannya di Indonesia masih tergolongkan baru.
Kesalapahaman yang sering dijumpai di lapangan antara lain adalah sebagai berikut.

1. Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau di pisahkan sama sekali dengan
pendidikan
2. Konselor di sekolah di anggap sebagai polisi sekolah
3. Bimbingan dan konseling dianggap semata mata sebagai proses pemberi nasihat
8
4. Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya mengagani masalah yang bersifat
incidental
5. Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien klien tertentu saja
6. Bimbingan dan konseling melayani “orang sakit” dan/atau “kurang normal”
7. Bimbingan dan konseling bekerja sendiri
8. Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain pasif
9. Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat di lakukan oleh siapa saja
10. Pelayanan bimbingan dan konseling berpusat pada keluhan pertama saja
11. Menyamakan pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan doktot atau psikiatert
12. Menganggap hasil pekerjaan bimbingan dan konseling harus segera dilihat
13. Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien
14. Memusatkan usaha bimbingan dan konseling hanya pada penggunaan instrumentasi
bimbingan dan konseling (misalnya tes, inventori, angket, dan alat pengungkap lainnya)
15. Bimbingan dan konseling di batasi pada hanya mengenai masalah masalah yang ringan
saja

Bab 4 Landasan Bimbingan dan Konseling

a. Landasan Filosofis

Kata filosofi atau filsafat berasal dari bahasa yunani, philos berarti cinta, dan shopos
berarti bijak sana.

1. Hakikat manusia
Pertanyaan filosofis yang setiap kali muncul ialah: apakah manusia itu? Menurut teori
evolusinya yang berdasrkan perkembangan biologis, Charles Darwin, seseorang ilmuan
bangsa inggris, memberikan pada pemikiran dan pembahasan manusia adalah hasil
evolusi binatang hyang lebih rendah
2. Tujuan dan tugas kehidupan
Alders (1954) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari kehidupan psikis adalah menjamin

9
terus berlangsungnya menjamin kehidupan kemanusiaan di atas bumi dan memungkinkan
terselesaikannya dengan aman manusia. Sedangkan jung (1958) melihat bahwa
kehidupan psikis manusia mencari keterpaduan, dan didalamnya terdapat dorongan
instinctual kea rah kebutuhan dan hidup sehat.
b. Landassan religious
1. Manusia sebagai makhluk tuhan

Keyakinan bahwa manusia adalah makhluk tuhan menekankan pada ketinggian drajat
dan keindahan makhluk manusia itu serta peranannya sebagai khalifah di muka bumi.

2. Sikap keberagamaan

Kehidupan beragama merupakan gejala yg universal. Pada bangsa dan kelompok


manusia dari zaman ke zaman senantiasa di jumpai praktek praktek kehidupan

keagamaan. Makna keagamaan itu sangat beranekaragam. (terentang dari faham faham
anisme,politisme sampai monotismen) dan banyak seginya di warnai oleh dan bahkan
ada yang terpadu menjadi satu dengan unsure unsure kebudayaan yang di kembangankan
oleh manusia itu sendiri

3. Pernanan agama
Studi tentang gejala keagamaan, khususnya sebagai psikologis, telah menjadi pusat
perhatian para ahli
c. Landasan psikologis

Psikologis merupakan kajian tentang tingkah laku.landasan psikologis dalam


bimbingan dan konseling beranrti memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu
yang menjadi sasaran layanan klien.

1. Motif dan motivasi


2. Pembawaan dan lingkungan
3. Perkembangan individu
4. Belajar,balikan dan penguatan
5. kepribadian
10
d. Landasan sosial budaya

Dalam bab I telah dikemukakan adanya dimensi dimensi kemanusiaan.salah satu dari
dimensi kemanusiaan itu adalah dimensi kesosialan sebagai makhluk sosial,manusia
tidak pernah dapat hidup seorang diri.

1. Individu sebagai produk lingkungan sosial budaya


2. Bimbingan dan konseling antar budaya
e. Landasan ilmiah dan teknologis

Penyelenggaraan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan provisional yang


memiliki dasar dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori teorinya,pelaksanaan
kegiatannya,maupun pengembangan pengembangan pelayanan itu secara berkelanjutan.

1. Keilmuan bimbingan dan konseling


2. Peran ilmu lain dan tekhnologi dalam bimbingan dan konseling
3. Pengembangan bimbingan dan konseling melalui penelitian
f. Landasan pedagogis

Setiap masyarakat,tanpa terkecuali,senantiasa menyelenggarakan pendidikan dengan


berbagai cara dan sarana untuk menjamin kelangsungan hidup mereka. Boleh dikatakan
bahwa pendidikan itu merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi
sebagai sarana reproduksi sosial.

1. Pendidikan sebagai upaya pengembangan individu, bimbingan merupakan bentuk


upaya pendidikan
2. Pendidikan sebagai inti proses bimbingan konseling
3. Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan bimbingan dan koseling

Bab 5 Fungsi dan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling

a. Fungsi bimbingan dan konseling

Masing masing pelayanan itu berguna dan memberikan manfaat untuk memperlancar

11
dan memberikan dampak positif sebesar besarnya terhadap kelangsungan perkembangan dan
kehidupan itu, khususnya dalam bidang tertentu yang menjadi focus pelayanan yang
dimaksud. Pelayanan kesehatan (yang diberikan oleh puskesmas) berguna dan memberikan
manfaat kepada yang berkepentingan untuk memperoleh informasi tentang kesehatan,
pemeriksaan, dan pengobatan agar kesehatan yang bersangkutan terpelihara.

Pelayanan hukum (yang di berikan oleh LBH/Lembanga Bantuan Hukum) berguna dan
memberikan manfaat agar warga masyarakat yang berkepentingan menjadi lebih sadar
hukum dan dapat mempergunakan kaidah kaidah hukum untuk berbagai urusan yang
menyangkut mereka. Fungsi pelayanan yang dimaksud, dengan demikian, fungsi suatu
pelayanan dapat di ketahui dengan melihat kegunaan, manfaat, ataupun keuntungan dan
dapat diberikan oleh pelayanan yang dimaksud.

1. Fungsi pemahaman
2. Fungsi pencegahan
3. Fungsi pengentasan
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
b. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
1. Prinsip prinsip berkenaan dengan sasaran penyaluran

Secara pelayanan bimbingan dan konseling adalah adalah individu individu baik
secara perorangan maupun kelompok

2. Prinsip prinsip berkenaan dengan masalah individu

Berbagai factor yang mempegaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah


selalu positif

3. Prinsip prinsip berkenaan dengan program pelayanan

Kegiatan layanan bimbingan dan konseling baik yang diselenggarakan


secara”insdental”, maupun terprogram

12
4. Prinsip prinsip berkenaan dengan pelaksanaan layanan

Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling (baik yang bersifat “idensial”


maupun terprogram) dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan

5. Prinsip prinsip bimbingan dan konselingdi sekolah

Dalam lapangan operasional dan konseling, sekolah merupakan lembanga yang wajar
dan sosok nya sangat jelas.

Bab 6 Orientasi dan ruang lingkup kerja bimbingan dan konseling

a. Orientasi bimbingan dan konseling

Orientasi yang dimaksud di sini ialah”pusat perhatian” atau “titik berat pandangan”.
Misalnya, seseorang yang berorientasi ekonomi dalam pergaulan, maka ia akan

menitikberatkan pandangan atau memusatkan perhatiannya pada perhitungan untung rugi


yang dapat ditimbulkan oleh pergaulan yang ia adakan dengan orang lain, sedangkan
orang yang berorientasi agama akan melihat pergaulan itu sebagai lapangan tempat
dilangsungkannya ibadah menurut ajaran agama.

1. Orientasi perorangan
2. Orientasi perkembangan
3. Orientasi permasalahan
b. Ruang lingkup layanan bimbingan dan konseling
1. Pelayanan bimbingan konseling di sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk
menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat
2. Pelayanan bimbingan dan konseling di luar sekolah
a. Bimbingan dan konseling keluarga

Keluarga merupakan satuan persekutuan hidup yang paling mendasar vdan


merupakan pangkal kehidupan bermasyarakat.

13
b. Bimbingan dan konseling dalam lingkungan yang lebih luas

Permasalahan yang dialami oleh warga masyarakat tidak hanya terjadi di


lingkungan sekolah dan keluarga sampaikan kepada, melaikan juga di luar keduanya

Bab 7 Jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling

a. Layanan orientasi

Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan


siswa baru atau seseorang terhadap lingkungan yang baru di masukinya

1. Layanan orientasi disekolah


Bagi siswa, ketidak kenalan atau ketidaktahuaanya terhadap lingkungan terhadap
lingkungan lembanga pendidikan (sekolah) yang di sekolah baru dimasukanya itu
dapat memperlambat kelangsungan proses belanjannya kelak.
2. Metode layanan ortentasi di sekolah

Keluasan dan keadalaman masing masing pokok materi di atas yang disampaikannya
kepada siswa disampaikan dengan jenjang sekolah dan tingkat perkembangan anak

3. Layanan orientasi diluar sekolah

Demikian juga individu individu yang memasukinya lingkungan baru di luar (seperti
pegawai baru, anggota baru sesuatu orientasi, bekas narapidana yang kembali ke
masyarakatan setelah sekian lama menjalani ,masa hukumanya,dan tidak tekecuali
penganti baru) memerlukan orientasi tentang lingkungan barunya itu.

b. Layanan informasi

Secara umum, bersama dengan layanan orientasi bermaksud memberikan pemahaman


kepada individu individu yang berkepentingan tentang berbagi hal yang diperkenalkan untuk
menentukan arah sesuatu tujuan rencana yang diketahui.

14
c. Layanan penempatan dan penyaluran

Individu sering mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan, sehingga tidak


sehingga tidak sedikit individu yang bakat, kemampuan minat, dan hobinyan tidak
tersalurkan.

1. Penempatan dan penyaluran siswa di sekolah


2. Penempatan dan penyaluran lulusan
d. Layanan bimbingan belajar
1. Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar
2. Upaya membantu siswa yang mengalami masalah belajar
a. Pengajaran perbaikan
b. Kegiatan pengayaan
c. Peningkatan motivasi belajar
d. Pengembanganj sikap dan kebiasan belajar yang baik
e. Layanan konseling perorangan
e. Layanan konseling perorangan
1. Layanan konseling diselenggarakan secara “resmi”
2. Pengentasan masalah melalui konseling
3. Tahap tahap keefektifan pengentasan masalah melalui konseling
4. Pendekatan dan teori konseling
5. Konseling di lingkungan kerja yang berbeda
f. Layanan bimbingan dan konseling kelompok

Apabila konseling perorangan menunjukkan layanan kepada individu atau klien orang
perorangan, maka bimbingan dan konseling kelompok mengarahkan layanan kepada
sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu me,mberikan
manfaat atau jasa kepada sejumlah orang.

g. Kegiatan penunjang

Agaknya memang benar apabila dikatanya bahwa alat dan kelengkapan yang paling

15
handal dimiliki oleh konseloh untuk menjanlani tugas tugas penyelenggaran ialah mulut
dan berbagai keterampilan berkomunikasi, baik verbal maupun non verbal.

1. Instrumentasi bimbingan dan konseling


2. Penyelenggaran himpunan data
3. Kegitan khusus

Bab 8 Bimbingan dan Konseling sebagai profesi

a. Pengertian dan cirri-ciri profesi

Istilah “propesi”memang selalu menyangkut pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan


dapat disebut prosesi.

1. Beberapa istilah tentang profesi


2. Cirri cirri profesi
b. Pengembangan profesi bimbingan dan konseling
1. Standardisasi untuk kerja professional konselor
2. Standardisasi penyiapan konselor
c. Perkembangan gerakan bimbingan di Indonesia

Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan sistem pendidikan di Indonesia


semakin dirasakan pada kebutuhan akan adanya pelayanan khusus bimbingan dan
konseling, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

16
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan buku
Buku Utama :
1. Covernya sangat menarik perhatian pembaca untuk mengkritiknya mulai dari
warnanya yang sangat kontras.
2. Buku mempunyai ISBN yang tertera dengan jelas.
3. Buku juga mempunyai tahun terbaru.
4. Isi buku juga dipaparkan dengan baik dan jelas serta perincian ari sub bab nya juga
sangat dijelaskan dengan baik.
5. Tebal buku pun cukup baik.

Buku Pembanding :

1. Cover juga cukup menarik.


2. Buku juga memiliki tahun yang terbaru.
3. Isi buku juga sangat lengkap.
4. Tebal buku juga sesuai dengan isinya.
B. Kelemahan buku
Buku Utama :
1. Alangkah baiknya ditambah dengan contoh agar dapat menambah materi lebih jelas
lagi.
2. Pembahasan cukup baik tetapi terlalu berbelit-belit di dalam penggunaan bahasa.

Buku Pembanding :

1. Halaman buku terlalu sedikit


2. Tidak disertai dengan contoh yang sesuai dengan materi
3. Tidak menggunakan ISBN

17
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan pelayanan dari, untuk, dan oleh
manusia memiliki pengertian-pengertian yang khas. Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh seseorang ahli individu dengan menggunakan berbagai
prosedur, cara dan bahan agar individu tersebut mampu mandiri dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya. Sedangkan konseling merupakan proses pemberian
bantuan yang didasarkan pada prosedur wawancara konseling oleh seorang ahli
(konselor) kepada individu (clien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi.
Sesuai dengan tuntutan keilmuwan dan prosedur pelaksanaannya bimbingan dan
konseling diselenggarakan menurut berbagai asas yaitu asas kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, ahli
tangan, dan Tut Wuri Handayani. Asas-asas ini perlu terlaksana dengan baik demi
kelancaran penyelenggaraan serta tercapainya tujuan bimbingan dan konseling yang
dihadapinya.

B. Saran

Suatu kemampuan dapat berkembang secara optimal apabila mendapat bimbingan


konseling yang terarah.

18
DAFTAR PUSTAKA

Patterson, C.H. (1966). Theories of Counseling and Psychotherapy. New York: Harper 7 & Row,
Publishers.

Hasnah Habib, A. (1992). Kebudayaan dan Kemananan dan Kebudidayaan, 2,56-67

Van Hoose, W.H. (1967). Guidance for Total Development, ERIC, 1969,ED: 031762.

19

Anda mungkin juga menyukai