SIMBIOSIS
Ayo Mengamati
Ekosistem laut
Teks yang telah kamu baca di atas merupakan teks nonfiks tentang
simbiosis. Tahukah kamu, apakah karangan nonfiksi itu?
Karangan nonfiksi yaitu karangan yang dibuat berdasarkan fakta,
realita, atau hal-hal yang benar-benar dan terjadi dalam keidupan kita
sehari-hari. Tulisan nonfiktif biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan
ilmiah populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis, desertasi,
makalah, dan sebagainya.
Non fiksi adalah sebuah tulisan atau karangan yang dihasilkan
dalam bentuk cerita nyata. Atau, cerita kehidupan sehari-hari yang
dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain, Non Fiksi adalah
karya seni yang bersifat faktual. Hal-hal yang terkandung di dalamnya
adalah nyata, benar-benar ada dalam kehidupan kita.
Perbedaan antara fiksi dengan nonfiksi terletak pada masalah
faktual atau tidak, imajiner atau tidak. Perbedaan antara keduanya sama
sekali tidak ada hubungannya dengan gaya bahasa atau apapun selain
masalah fakta atau khayalan.
Karangan nonfiktif berusaha mencapai taraf objektifitas yang
tinggi, berusaha menarik, dan menggugah nalar (pikiran) pembaca.
Bahasa karangan nonfiktif bersifat denotative dan menunjukan pada
pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda..
Nonfiksi dibagi menjadi 2 :
1. Nonfiksi Murni : adalah buku yang berisi pengembangan berdasarkan
data – data yang otentik.
2. Nonfiksi Kreatif : berawal dari data yang otentik kemudian
pengembangannya berdasarkan imajinasi yang pada umumnya dalam
bentuk novel, puisi, prosa.
Langkah-langkah membuat karangan nonfiksi:
1. Menentukan Tema dan Judul
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan atau pokok
pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Tema memiliki cakupan
lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat.
Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan.
Judul lebih mengacu pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi
karangan yang akan ditulis.
Semakin banyak penulis membiasakan membaca buku maka akan
semakin banyak aktifitas penulis akan memperlancar memperoleh
tema. Beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah
dikembangkan diantaranya :
a. Jangan mengambil tema yang bahasanya terlalu luas
b. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
c. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah
kita peroleh.
2. Mengumpulkan Bahan
Bagaimana ide dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada
hal yang menjadi bahan ide tersebut menjadi muncul. Untuk
membiasakan, kumpulkan kliping-kliping masalah tertentu (biasanya
yang menarik perhaian penulis).
3. Menyeleksi Bahan
Perlu memilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema
pembahasan. Polanya melalui klarifikasi bahan yang telah
dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. Berikut merupakan
petunjuk-petunjuknya :
a. Catat hal penting semampunya
b. Jadikan membaca sebagai kebutuhan
c. Banyak diskusi dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah
4. Membuat Karangan
Perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita
dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangka
karangan menguraikan tiap topic atau masalah menjadi beberapa
bahasan yang lebih focus dan terukur. Kerangka karangan belum
tentu sama dengnan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka ini
merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan
tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna. Berikut ini adalah
fungsi dari kerangka karangan :
a. Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan
sistematis
b. Memudahkan penulis dalam menguraiokan setiap permasalahan
c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun tidak penting
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan adalah :
a. Mencatat gagasan
b. Mengatur urutan gagasan
c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subab
d. Membuat kerangka terperinci dan lengkap
Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan
logis. Soalnya jika terdapat ide yang bersilangan akan mempersulit
proses pengembangan karangan.
5. Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan
kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar memahami
maka akan mudah untuk mengangkat permasalahan dengan kreatif,
mengalir dan nyata. Pengembangan karangan juga jangan sampai
menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain, umtuk itu
pengembangan harus sistematis dan terarah.
SIMBIOSIS
IPA Metode:
3.5 Menganalisis 3.5.1 Membedakan Peserta didik
hubungan simbiosis mengikuti program
antarkomponen mutualisme, pengayaan dengan
ekosistem dan komensalisme, metode penugasan dan
jaring-jaring dan parasitisme. diskusi.
makanan di
lingkungan sekitar. Perencanaan:
Dilakukan di dalam jam
Bahasa Indonesia pelajaran efektif.
3.7 Menguraikan 3.7.1 Menentukan
konsep konsep yang jenis simbiosis Proses Pelaksanaan:
saling berkaitan berdasarkan Peserta didik secara
pada teks nonfiksi. teks nonfiksi berkelompok diminta
tentang untuk membuat peta
simbiosis. konsep berdasarkan
teks nonfiksi tentang
simbiosis.
Penilaian Autentik:
Dilakukan dengan
melihat proses, dan
hasil kinerja peserta
didik.
IPA Metode:
3.6 Menganalisis 3.5.1 Menganalisis
Peserta didik mengikuti
hubungan hubungan dua
program remidial dengan
antarkomponen makhluk hidup
metode penugasan dan
ekosistem dan ke dalam
diskusi.
jaring-jaring simbiosis
makanan di mutualisme, Perencanaan:
lingkungan komensalisme, Dilakukan di dalam jam
sekitar. atau pelajaran efektif.
parasitisme.
Proses Pelaksanaan:
Semua peserta didik
Bahasa Indonesia
yang mengikuti kegiatan
3.7 Menyajikan 4.7.1 Membuat
remidial diberikan
konsep-konsep teks nonfiksi
penjelasan ulang tentang
yang saling tentang salah
materi pembelajaran,
berkaitan pada satu
dan diberikan gambar-
teks nonfiksi ke simbiosis.
gambar makhluk hidup
dalam tulisan
yang saling berhubungan
dengan bahasa untuk dapat menganalisis
sendiri. hubungan dua makhluk
hidup ke dalam simbiosis
mutualisme,
komensalisme, atau
parasitisme. Kemudian
membuat teks nonfiksi
tentang gambar makhluk
hidup yang telah
diberikan dengan kata
kunci yang telah
diberikan oleh guru.
Penilaian Autentik:
Dilakukan dengan melihat
proses, dan hasil kinerja
peserta didik.